• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kalau ditinjau asal bahasa perkataan shalat digunakan untuk beberapa arti sebagai berikut:

a. Shalat digunakan untuk arti do’a

Firman Allah SWT, Surat at-taubat ayat 103 :

U y j f-*

Artinya : Ambillah zakat dan sebagian harta mereka dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo ’alah untuk mereka. Sesungguhnya do ’a kamu itu menjadi ketentraman jiw a bagi mereka. Dan Allah mendengar lagi maha mengetahui.'XQ.S:At-Taubat: 103)15

15 R.H. A Soenarjo, A l-Q ur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, CV Toha Putra, Semarang, 1989, hal. 297-298

b. Digunakan untuk rahmat dan mohon ampunan Firman Allah surat al-Ahzab : 43 :

Artinya : “Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikatNYA (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya yang terang .Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang -orang yang beriman (Q.S.A1 Ahzab: 43)16

Menurut Dr. Zakiyah Darajat shalat adalah “salah satu macam bentuk ibadah yang diwujudkan dengan melakukan perbuatan tertentu yang disertai dengan ucapan-ucapan tertentu dan dengan sarat tertentu

Menurut Drs. Masjfiik Zuhdi shalat adalah “suatu ibadah yang mengandung beberapa ucapan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam “ 18 19

Sedangkan menurut pengertian yang lain disebutkan :

16 Ibid., hal. 674

17 Zakiyah Darajat, Ilmu Fiqih /, Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Ajaran Islam, Jakarta, 1982, hal. 79

18 Masjfiik Zuhdi, Study Islam, Rajawali Pers, Jakarta, 1998, hal. 13

19 T.M Hasby Ash-Shiddieqy, Pedoman Shalat, Bulan Bintang, 1992, hal. 62. pula “ 17

Yang kurang lebih artinya adalah sebagai berikut :”Beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam yang denganNya kita beribadah pada Allah dan menurut sarat yang telah ditentukan”.

Dari beberapa pengertian di atas secara lahiriah shalat adalah ibadah tertentu yang telah kita kenal selama ini, yang dituntut kesucian melaksanakannya yang mengandung ucapan-ucapan dan perbuatan- perbuatan yang khusus dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.

2. Dalil-dalil Tentang Perintah Salat Firman Allah surat al Baqarah : 43

o y aJl) j \j

Artinya : “Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah besrta oarang-orangyang ruku ” (Q.S. Al Baqarah : 43)20

Firman Allah surat Al Ankabut ayat 45.

Artinya : “....Dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar.” (Q.S.A1 Ankabut :45)21

20 Soenarjo, op.cit., hal, 16. 21 Ibid., hal. 635.

( t n

Firman Allah Al Baqarah :238. N

. jJl ^ 1p^1a

3L>-.(YTA

Artinya : ' Peliharalah segala salatmu, dan peliharalah salat wusth. Berdirilah untuk Allah dalam saltu dengan khusyu m.(Q.S.Al Baqarah :238)22

Firman Allah surat An Nisa’ : 103.

cJlS" jl bli...

( \ * r : * L - J l)

Artinya : “...Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah salat itu sebagaimana biasa. Sesungguhnya salat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-oarang yang beriman. ”(Q.S. An Nisa’)23

Dengan banyaknya dalil-dalil tentang perintah salat hal ini menunjukkan betapa pentingnya ibadah salat itu. Dan dalil-dalil tersebut diatas juga mengandung bahwa hukum ke laksanakan salat adalah wajib ain orang-orang yang beriman.

3. Macam-macam Salat

Dilihat dari segi hukum melaksanakan, pada garis besarnya salat dibagi menjadi dua, yaitu salat fardlu dan salat sunnah. Selanjutnya salat fardlu dibagi menjadi dua, yaitu salat fardlu ‘ain dan fardlu kifayah.

22 Ibid., hal, 58. 23 lb id , hal, 138.

Demikian salat sunnah dibagi menjadi dua yaitu salat sunnah muakkadah dan ghoiru muakkadah.

a. Salat fardlu atau disebut juga dengan salat wajib, yaitu “salat yang harus dikerjakan dan tidak boleh ditinggalkan”. Artinya jika dikerjakan mendapat pahala dan jika ditinggalkan mendapat dosa.

1) Salat Fardlu ‘ain yaitu “salat wajib yang dikerjakan oleh setiap orang muslim yang telah baligh atau dewasa dan berakal (sehat pikirannya) yaitu, Subuh, Dzuhur, Asar, Magrib dan Isya’. Salat ini wajib dikerjakan setiap hari dan malam dan malam pada waktu yang ditentukan oleh agama.24

Termasuk dalam pengertian salat wajib ‘ain ini adlah salat jum’ah seperti yang terdapat dalam firman Allah

surat Al Jumu’ah : 9.

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari jum ’at maka bersegeralah kamu mengingat kepada Allah dan tinggalkan jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu

mengetahui ”(Q.S. Al Jumu’ah :9)25

.(H :

24 Masfjuk, op.cit., hal. 15.

2) Salat fardlu Kifayah yaitu “salat yang diwajibkan kepada sekelompok kaum muslimin yang apanila telah ada, salah satu atau sebagian dari mereka yang mengerjakan maka berarti telah lepaslah kewajiban tersebut dari mereka semua.” Jika tidak seorang pun dari mereka yang mengerjakannya maka berdosalah mereka semuanya. Dalam hal ini para ulama sepakat bahwa salat jenazah hukumnya fardlu kifayah.26

b. Salat Sunnah

Salat Sunnah yaitu “Salat yang dianjurkan untuk dikerjakan44, artinya diberi pahala bagi yang mengerjakan dan tidak berdosa bagi yang meninggalkan.

1) Salat sunnah muakkadah, yaitu ’’salat sunnat yang sel;alu dikerjakan atau jarang sekali dikerjakan oleh rasulullah”. Seperti salat witir hari raya dan lain-lain.

2) Salat sunnat ghoiru muakkadah, yaitu “salat sunnat yang tidak selalu dikerjakan oleh rasulullah”,seperti salat dhuha.27

4. Waktu-waktu Salat Wajib

Allah SWT berfirman dalam surat Hud: 114

. ( U t : iy> ) .J J l j M '

Artinya : “Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi

dan petang) dan pada bagian permulaan daripada

malam....".(Q.S. Hud: 114)28 26 Zakiah Darajat, op.cit., hal. 85.

27 Sulaiman Rosyid ,Fiqih Islam, At-Tohiriyah, Jakarta, tth. 87 28 R.H.A. Soenarjo, op.cit., hal. 344

Menurut Muhammad jawad mughniyah yang dimaksud tepi siang yang pertama adalah waktu salat subuh, tepi siang yang kedua adalah waktu salat dhuhur dan asar dan bagian dari permulaan malam adalah salat maghrib dan isya’.29

Dalam ayat lain Allah SWT berfirman :

cr

• 0 ^ : - ^ s

Artinya : Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu-waktu-waktu di siang hari supaya kamu merasa senang”. (Q.S Thaha: 130)30

Dilain tempat Allah juga berfirman dalam surat Al Isra’ ayat 78 :

j l ^ j lj i j ^ j JjJ

Y o * I\ jl ^

Artinya : “Dirikanlah salat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula salat) subuh. Sesungguhnya salat subuh itu disaksikan oleh malaikat. ” (Q.S.A1 Isra’ :78)31

Ayat ini menerangkan waktu salat yang lima, tergelincirnya matahari adalah untuk waktu salat D zuhur dan Asar gelap malam untuk waktu Magrib dan Isya.

29 Muhamad Jawad Mughniyah, Fiqih J a ’fa r i, Lentera, Jakarta, 1995. hal. 17. 30 R.H. A. Soenarjo, op.cit., hal. 492.

Adalah sudah jelas bahwa ayat-ayat diatas masih bersifat mujmal atau global, sebab belum membatasi waktu salat dengan jelas dan terperinci sehingga tidak lagi kesamaran padanya. Oleh karena itu kita

U Jis> j l 5 " j c J l j

Artinya : “Dari Abdullah bin Amir r.a bahwasanya Nabi SAW bersabda waktu Dzuhur itub tatkala condong matahari (kesebelah barat) sampai bayang-bayang orang sama dengan tingginya sebelum datang waktu Asar selama belum kuning matahari dan waktu Magrib sebelum hilang awan merah (sebelum terbenamnya matahari) dan waktu Isya hingga tengah malam dan waktu Subuh dari terbitnya fajar hingga sebelum terbitnya matahari. (H.R. Muslim )32

Fatkhul Qarib Al Mujib disebutkan sebagai berikut:

oj>-Ij J ljj 0*°*^ ^

J j j J l Jj u j U ? b l

32 Muhammad Syarief Sukandy, Terjemah Bulughul Maram Fiqih Berdadsarkan Hadist, harus kembali kepada sunnah Nabi serta ijtihad para Ulama dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadist Rasulallah.

Sabda Rasulallah SAW.

J j J ' j J i l l j b ^

w\->-l JjwULC.J

f

j ' _^->

5

j '

J' <jj JJJ

c

J

j

J' jLis»-'^ ^ ojy>-'j _/^-V'

j j

L

i

J'

(3^iJl ^prtiJl Jj 'j .(3 ^ >*^'

.33t{j ^ s J' J' j_Jr' (jjjLL^-'yi Jl

j

L

j

^-V' j

o j

^>-'

j

Artinya : “Salat yang diwajibkan itu ada lima yang pertama, salat Dzuhur. Adapun waktu salat Dzuhur dimulai dari tergelincirnya matahari sedangkan waktu ahirnya adalah jika bayang-bayang suatu benda sama dengan panjang bendanya. Yang kedua salat Asar waktu mulainya adalah jika panjang bayang-bayang suatu benda lebih sedikt dengan panjang bendanya, sedangkan waktu ahirnya menurut waktu ikhtiyar (waktu yang terpilih) hingga bayang-bayang suatu benda panjangnya dua kali dengan panjang bendanya sedang ahir menurut waktu Jawaz (batas waktu yang masih diperbolehkan) hingga hampir tenggelamnya matahari. Ketiga salat Magrib adapun waktunya hanya satu yaitu dimulai tenggelamnya matahari. Dan kira-kira digunakan untuk adzan, berwudlu, untuk menutup aurat dan untuk salat lima rakaat (tiga rakaat salat Magrib dan dua rakaat salat sunnah). Yang keempat salat isya adpun mulainya adalah hilangnya mega merah dan ahirnya menurut waktu ikhtiyar hingga sepertiga malam, adapun menurut waktu jaw az hingga keluarnya fajar yang kedua (fajar Shodiq). Yang kelima salat Subuh awalo waktunya dari terbitnya fajar yang kedua dan ahirnya menurut waktu ikhtiyar adalah sampai remang-remang, sedangkan menurut waktu jawaz sampai terbinya matahari ”

Menurut Prof. Hasby Ash Shiddiqy dalam pedoman buku salat disebutkan bahwa waktu salat fardlu adalah sebagi berikut:

33 Syeh Muhammad bin Qasim Al Ghazi, Sarah Fatkhul Qarib A l M ujib, Thoha Putra, Semarang, tth, hal, 11-12.

“Pertama, waktu dzuhur adalah dari tergelincirnya matahari dari pertengahan langit dan ahirnya adalah ketika bayangan sesuatu sama dengan panjang dirinya sendiri.

Kedua, waktu Asar adalah ketika bayangan sesuatu telah sepanjang ~-r badannya, yakni mulai dari berahi waktu Dzuhur dan ahirnya hingga

waktu matahari masih bersih bersih belum kuning.

Ketiga, waktu salat Magrib adalah dari sempurna terbenamnya matahari dan ahirnya hilang Syafaq merah (cahaya merah dikaki langit disebelah barat).

Keempat, waktu Isya adalah dari hilangnya syafaq merah dan ahirnya hingga separugh malam.

Kelima, waktu Subuh adalah terbit fajar Shodiq (garis putih yang yang melintang dari selatan keutara dikaki langit sebelah timur) dan ahirnya hingga sempurna terbitnya matahari.”34

Sedangkan dalam terjemahan Khulasah Kifayatul Akhyar disebutkan sebagai berikut:

“Salat Dzuhur empat rakaat waktunya sejak matahari condong kearah barat sampai bayangnya sama panjang dengan bendanya. Salat Asar empat rakaat dan waktunya sejak bayangan lebih panjang dari bendanya sampai bayangan dua kali lebih panjang dari bendanya, sekitar hampir terbenamnya matahari. Salat Magrib tiga rakaat dan waktunya sejak terbenamnya matahari sampai mega kuning hilang. Salat Isya empat rakaat dan waktunya sejak hilangnya mega kuning sampai fajar Shodiq (hampir terbit). Salat Subuh dua rakaat dan waktunya mulai terbitnya fajar Shodiq sampai terbitnya matahari”.35

34 Hasby ash Shiddiqy, op.cit., hal. 120-123.

j5 Moh Rifa’I, dkk, Terjemhan Khulasah Kifayatul Akhyar, CV. Thoha Putra, Semarang, 1978, hal. 54-55.

Dari dalil-dalil dan beberapa pendapat ulama diatas dapat penulis simpulkan waktu-waktu salat wajib sebagai berikut:

a. Waktu Dzuhur : Dimulai semnjak dari matahari twergelincir titik kulminasinya, yaitu apabila bayang-bayang seseoarang atau suatu benda yang berdiri tegak lurus sudah mulia condong ketimur, sampai dengan manakala suatu bayang-bayang sama dengan tinggi bendanya yang berdiri tegak lurus.

b. Waktu Asar : Dimulai dari sejak tinggi bayang-bayang suatu benda lebih sedikit dengan tinggi bendany, sampai dengan bayangan dua kali tinggi badannya (sampai menguningnya matahari / hampir tenggelam). c. Waktu Magrib : Dari semenjak terbenamnya matahari sampai dengan

saat hilangnya mega merah.

d. Waktu Isya : Mulai semenjak hilangnya mega merah sampai terbitnya fajar saodiq.

e. Waktu Subuh : Dimulai dari terbitnya fajar Shodiq hingga sempurna terbitnya matahari.

Mengenai waktu yang baik dalam melaksanakan salat adalah mensegerakan atau diawal waktu aeperti sabda Rasulallah SAW :

Artinya : “Dari R afibin Khadij r.a bersabda Rasulallah SAW salat Subuhlah diwaktu Subuh benar karena dengan salat Subuh Utama Bagi kamu"?6

5. Kedudukan dan Hikmah Salat a. Kedudukan Salat

Kedudukan salat dalam sistem ajaran Islam sangat penting sekali karena salat merupakan sarana ibadah langsung dalam rangka berkomunikasi dengan Allah SWT sebagai sang pencipta.

Seperti telah diterapkan diatas memang secara lahiriyah salat hanyalah gerakan-gerakan tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diahiri dengan salam, akantetapi secara secara hakikinya menurut Drs. Sidi Gazalba salat merupakan “berhadap hati (jiwa) kepada Allah, sebagai dzat yang mendatangkan rasa takut kepada-Nya, serta numbuhkan didalam jiwa rasa kebesaran-Nya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya”.36 37

Salat tidak hanya menyembah tuhan, tetapi juga berhubungan dengan Dia, mengingatnya, berserah diri, mengadu, memohan kepadanya, mensucikan hati, dan memperkokoh serta meningkatkan rohani.

Allah telah menegaskan bahwa salat merupakan kerangka dasar dari iman seseorang. Seperti dalam surat Al Baqarah 1 -4.

36Moh. Syarief Sukandy, op.cit., hal, 63.

d y *Jj j j JJI ( jJ j* aJ j J J b . jll

Iy A j i . 0y ^ i j d^LiJl j

S O ^ d U ' JjjlL c.

( i - ' : Artinya : “A lief Laam Miem, itulah Al Q ur’an yang tidak ada

keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan salat dan menafkahkan sebagian rizqi yang kami anugrahkan kepada mereka. Dammereka beriman kepada kitab (Al Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya kehidupan ahiraf \ 38

Menurut Prof. Dr. T,M. Hasbi Ash Shiddieqy, bahwa mengerjakan salat adalah hasil dorongan dari iman kepada Allah yang bersemi di dalam jiwa, hal ini bisa dilihat dari susunan ayat diatas.

Allah meletakkan perkatraan “dan dirikanlah salat” sesudah beriman kepada yang gaib dan meletakkan perkataan44 dan menafkahkan sebagian rizqi” sesudah mendirikan salat ini memberikan pengertian bahwa iman yang teguh bersemi didalam lubuk jiwa menarik kepada salat. Salat yang ditegakkan dengan sempurna dengan khusyu’ dapat menjadi spirit (rohnya) membawa kepada rela mengorbankan sebagian harta untuk kepentingan pergaulan hidup bersam.39

38 R.H.A. Soenarjo, op.cit., hal. 08.

Oleh karena itu tidak salah jika salat merupakan pondasi dari agama, sebab barang siapa yangmelaksanakan salat dengan baik, khusyu’ dan benar dapat membawa tegaknya agama dan sebaliknya orang yang tidak melaksanakan salat sama dengan meruntuhkan agama.

Kedudukan yang lain dari salat, bahwa ibadah-ibadah lainnya diterima nabi melalui wahyu sedangkan salat langsung diterimakan Allah kepada nabi langsung dalam peristiwa Isra’ Mi’raj.

Dari salat inilah berpangkal amal-amal lain sebagai muslim, tidak tegak amal-amal lain kalau salat tidak didirika terlebih dahulu. Kalau amal-amal lain ujud juga tanpa salat maka amal-amal tersebut hanya ada secara lahir saja tanpa mengandung makna atau isi, tanpa penghayatan, dilakukan hanya sebagai kebiasaan tanpa memahami maksud dan tujuannya, hilanglah makna zakat, puasa, haji dan ibadah yang lainnya.

Sabda Nabi SAW :

j l

Artinya : “Permulaan 'amalan yang diperiksa dari 'amalan seseorang hamba pada hari qiamat, ialah: shalatnya. Diperhatikan benar-benar shalatnya. Maka jika betul urusan shalatnya,

mendapat kemenanganlah dia. Jika tidak betul urusan

shalatnya, rugi dan sia-sialah usahanya".*0 40

baiknya seseorang, b. Hikmah Salat

Disamping mempunyai kedudukan yang sangat penting, ibadah salat juga mempunyai hikah yang besar dalam perikehidupan manusia, jika memang salat benar-benar ditegakkan dengan baik secara

lahiriyah dan hakikinya.

o*>L/2Jl j l p j\ j y » t L*

Artinya ; “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al kitab (Al Qur’an) dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah perbuatan keji danmungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaanya dari ibadat-ibadat lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”.41

Ada dua jenis orang yang menjauhkan dirinya dari kejahatan, yang pertama karena pertimbangan akalnya maka orang ini dianggap baik oleh masyarakat ia memperoleh balasan duniawinya karena menahan diri dari kejahatan maka dunia membalasnya dengan menmcegahnya dari kejahatan pula. Jenis kedua orang yang menhan diri dari kejahatan karena dicegah oleh salatnya.

41 R.H.A Soenarjo, S.H, op.cit., hal. 635.

Didikan dari penghayatan salat mencegah seseorang dari kejahatan dan perbuatan keji karena ia tidak berbuat jahat maka di dunia ini ia tidak ditimpa kejahatan. Di dunia kedua jenis orang tersebut kedudukannya adalah sama tetapi di Ahirat jenis jenis yang kedua yang hanya mendapat keselamatan.42

Hikmah yang lain ibadah salat dapat memberikan ketentraman dan ketabahan hati sehingga seseorang tidak mudah kecewa, gelisah mentalnya jika menghadapi musibah, dantidak mudah lupa dartan bila sedang mendapat kebahagiaan atau kenikmatan, sebagaimana firman Allah dalam surat Al Ma’arij : 19-23.

^ l p Lp^A

(Yr~ n :

Artinya : “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi

kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapatkan kenikmatan ia amat kikir. Kecuali

orang-orang yang mengerjakan salatnya”.** ^ )

y

C. Hubungan antara Intensitas Menonton Televisi Terhadap Kedisiplinan Menjalankan Salat

Menurut dr. A. Alatas Fahmi televisi mempunyai pengaruh buruk sebagai berikut : “Media televisi bersifat sangat terbuka dan sulit untuk dikontrol dampak negatifnya, karena kekuatan media ini mampu menyita

42 Sidi Gazalba, op.cit., hal. 90. 4j R.H.A.Soenarjo, op.cit., hal, 974.

waktu dan perhatian khalayaknya untuk meninggalkan aktivitasnya yang lain pada waktu bersamaam”.44

Dengan kata lain televisi mampu mebuatpemirsanya terlena sehingga mengganggu aktivitas yang lain, sebab seseorang yang sudah asik menonton televisi apalhi jika acaranya yang paling disukainya maka penonton enggan beranjak dari tempat menonton jika acaranya belum selesai. Hal ini jika pada waktu bersamaan pemirsa sedang ada kegiatan lain maka jelas akan terganggu, termasuk dalam hal ini adalah kewajiban salat bagi oarang Islam.

Acara dalam televisi sudah ditentuka jam tayangnya, demikian juga ibadah salat juga sudah ditentukan waktunya sebagaimana firman Allah dalam surat An Nisa’ ayat 103 :

( ^ * Y* ! J.U C)\

Artinya : “....Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”.(Q.S. An Nisa’).45

Jika pada saat menonton televisi kebetulan acaranya sangat disukai bersamaan dengan waktu-waktu salat maka sudah barang tentu akan sangat mengganggu dalam pelaksanaan ibadah salat walaupun tingkat pengaruh tersebut tidak sama bagi setiap pemirsa akan tetapi secara umum dapat disimpulkan bahwa pada saat menonton televisi kebetulan bersamaan dengan datangnya waktu salat akan dapat mengganggu pelaksanaan ibadah salat tersebut.

44 A. Alatas Fahmi, op.cit., hal, 32. 45 Al-Qur'an dan Terjemahnya, op.cit.,

Dengan demikian seseorang yang waktunya banyak digunakan untuk menonton televisi akan semakin terganggu pelasanaan ibadah salatnya, apalagi terhadap salat-salat yang waktunya pendek semisal salat Magrib dan Salat Subuh. Dalam salat Subuh mungkin tidak mengganggu senara langsung tetapi tidak secara langsung, sebab padamalam harinya waktu yang digunakan menonton membuat bangunnya kesiangan sehingga salat Subuhnya terganggu.

Memeng tingkat gangguan tersebut tudak sama kepada setiap orang, akan tetapi ada faktor lain yang menjadikan tingkat pengaruh berbeda misalnya lingkungan keluarga terutama orang tuanya dan pendidikan agamanya.

Dari uraian diatas mengenai tingkat pengaruh menonton televisi terhadap pelaksanaan ibadah salat dapat penulis uraikan sebagai berikut:

1. Menonton televisi dapat mengurangi kekhusyu’an dalam salat.

Seseorang yang sedang asyik menonton acara televisi, tiba- tibaharus melaksanakan kewajiban salat, maka salatnya bisa tidak khusyu’, sebab pikiranya masih melayang dan membayangkan bagaimana kelanjutan dari acara televisi yang belum selesai, bahkan salatnya menjadi tidak konsentrasi serta tidak tenang sebab tergesa-gesa untuk segera menonton acara televisi tersebut.

2. Menonton televisi dapat menyebabkan menunda-nunda melaksanakan kewajiban salat.

Acara televisi dapat membuat pemirsanya asyik dan terlena sehingga sayang jika belum selesai ditinggalkan untuk beraktivitas lain

termasuk salat, oleh karena itu biasanya kalau sedang menonton televisi dan datang waktu salat pemirsa cenderung meneruskan menonton dari pada melaksanakan kewajiban salat, karena menurutnya waktu salat masih lama dan boleh dikerjakan pada ahir waktu salat.

3. Menonton televisi dapat menyebabkan seringnya meninggalkan salat. Seseorang yang sudah terbiasa menunda waktu salat lama-lama akan berani meninggalkan salat karena saking asyiknya menonton televisi. Sayang jika pada waktu ditengah jalan harus berhenti menonton sedang acaranya sedang seru-serunya sehingga lupa bahwa salatsudah habis.

Demikian besarnya pengaruh negatif dari menonton televisi terhadap pelaksanaan ibadah salat, oleh karena televisi merupakan media yang sudah tidak bisa dihindari maka orang tua merupakan faktor yang sangat penting untuk mengontrol anak-anaknya didalam menonton televisi, seperti dibatasi waktunya, didampingi waktu menonton serta diarahkan pada acara-acara yang bermanfaat. Sebab jika anak dibiarkan menonton televisi tanpa kontrol tidak hanya ibadah salatnya yang terganggu tetapi aktivitas yang lainnya juga bisa terganggu misalnya aktivias belajar, membantu orang tua, mengaji dan lain sebagainya. Sehingga menyebabkan anak menjadi malas bahakan mungkin juga terpengaruh budaya-budaya yang tidak sepantasnya.

A. Kodisi Umum SMP Muhammadiyah Salatiga

Dokumen terkait