• Tidak ada hasil yang ditemukan

JU R U S A N T A R B IY A H PR O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISLA M SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISLA M N E G E R I (ST A IN ) SA L A T IG A 2 6

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "JU R U S A N T A R B IY A H PR O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISLA M SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISLA M N E G E R I (ST A IN ) SA L A T IG A 2 6"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH JNTENSTTAS M ENONTON TE LE V IS I TERHADAP LEDISIPLiNAN DAL/iM MENJALANKAN IBADAH SALAT

S S W A KELAS H SM P MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN 2 0 0 5 /2 0 0 6

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guua Memperoleh Gelar Sarjana Strata I

Dalam Ilmu Tarbiyah

Disusun Oleh :

A . 1 B N U S A B 1 L A G U S F A T A H NIM : 111 02 039

JU R U S A N T A R B IY A H

PR O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISLA M SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISLA M N E G E R I (ST A IN )

(2)

Website : w w w .s la in w lm iu a .u c .ij L i-m u il: udministrasi@ stainsalatiga.ac.id

Saudara A. Ibnu Sabil Agus Fatah

Kepada

Y Ih. Ketua STAIN Salatiga

di Salatiga

Assalamu'ahiikum, wr, wb

Selelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya,

maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara:

Nama : A. Ibnu Sabil Agus Fatah

NIM : 111 02 039

Progdi : Tarbiyah / PAI

Judul : Pengaruh Intensitas Menonton Televisi Terhadap

Kedisiplinan dajam Menjalankan Ibadah Salat Siswa

Kelas II SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun 2005/2006

(3)

Website : www.stainsalatiga.ac-id E -m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

P E N G E S A H A N

Skripsi Saudara : A. IB NU SABIL AGUS FATAH dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 02 039 yang beijudul : "PENGARUH INTENSITAS

MENONTON TELEVISI TERHADAP KEDISIPLINAN DALAM

MENJALANKAN IBADAH SALAT SISWA KELAS H SMP

MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN 2005 / 2006", Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi

Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : Rabu, 12 Juli 2006 yang bertepatan dengan tanggal 16 Jumadil Akhir 1427 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana dalam Ilmu Tarbiyah.

12 Juli 2006 M Salatiga,

---16 Jumadil Akhir 1427 H

(4)

Perjuangan selalu disertai dengan pengorbanan

.dan yang pasti

“no more drama in my life

”...

(5)

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

• Bapakku (H. Muchtar) dan Ibukku (Hj.

Hamdanah) di rumah, semoga Allah

mengampuni dosa-dosa mereka dan meridhoi

amal/usaha baiknya.

• Buat kakakku Khamdan S. Ag, Ali Nur Huda

S. Pdi, Fatmawati S.Ag, Nur Ismah S.Ag,

Mu’tasim Billah S.S, serta semua adikku Ana

Mathofani, Wahyan Merdekawan,

Mazidatunnur Sukarti, Serta Arsyadani dan Siti

Ayu Nur Mila. Semoga kesuksesan di Dunia

dan di Akhirat selalu menyertai langkah-

langkah kita dan selalu mendapatkan

pertolongan Allah SWT.

• Buat Istri tersayang Evy Fitrianingrum yang

selalu memberi semangat dalam hidupku

semoga selalu sabar dalam menghadapi

problematika keluarga.

• Buat buah hatiku Assfa Zakiatul Wardah yang

telah hadir dalam memberi kebahagiaan dalam

hidupku.

• Seluruh kawan-kawan yang telah membantu

proses penulisan sekripsi ini.

(6)

Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, segala puji bagi

Allah Tuhan seru semesta alam, salawat serta salam penulis smpaikan kepada Nabi

Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya dan pengikutunya yang

beriman.

Atas rahmat Allah dan rasa syukur kepada Allah atas segala nikmatnya sehingga

penulis dapat menyelesaikan sekripsi yang berjudul ‘‘Pengaruh Intensitas Menonton

Televisi Terhadap Kedisiplinan Dalam Menjalankan Ibadah Salat Siswa Kelas II

SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun 2005/2006”.

Berkenaan dengan selesainya sekripsi ini, penulis mengucapkan banyak terima

kasih yang tulus kepada pihak yang terlibat dalam proses penulisan sekripsi ini.

1. Drs. Imam Sutomo M Ag Selaku Ketua STAIN Salatiga.

2. Drs. Sumamo yang telah banyak memberikan ruang dan waktu sebagai wacana

diskusi informasi dan evaluasi selama masa pendampingan penulisan sekripsi

ini.

3. Kepada keluarga Bapak H. Muchtar yang telah memberikan dorongan moral dan

matreal.

4. Kepada Istri Tercinta yang memberikan dorongan secar tulus dan ikhlas.

5. Kepada segenap sahabat siapapun mereka.

Salatiga, 07 Juni 2006

A. Ibnu Sabil Agus Fatah

(7)

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii ?

HALAMAN MOTTO... iv?

HALAMAN PERSEMBAHAN... v 4 KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Penegasan Istilah... 3

C. Permasalahan ... 4

D. Tujuan Penelitian Skripsi... 5

E. Hipotesis... 5

F. Metode Penelitian... 6

G. Sistematika Penulisan Skripsi... 12

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Media Telefisi... 14

B. Tinjauah Tentang Salat... 23

C. Hubungan Antara Intensitas Menonton Televisi Terhadap Kedisiplinan Menjalankan Salat... 38

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Kondisi Umum SMP Muhammadiyah Salatiga... 42

B. Data Khusus Pengaruh Intensitas Menonton Televisi Terhadap Kedisiplinan Siswa dalam Menjalankan Ibadah Salat di SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun Pelajaran 2005-2006... 49

(8)

B. Analisis Pengelolaan D ata... 72

C. Analisis Uji Hipotesis... 75

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... 78

B. Saran-Saran... 79

C. Penutup... 81

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

TABEL I

JUMLAH SISWA SMP MUHAMMADIYAH

SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2005-2006

KEADAA GURU SMP MUHAMMADIYAH

SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2005-2006

KEADAAN KARYAAN SMP MUHAMMADIYAH

SALATIGA TAHUN 2005-2006

KEADAAN BANGUNAN SMP MUHAMMADIYAH

SALATIGA TAHUN 2005-2006

PERLENGKAPAN ADMINISTRASI

FREKUENSI JAWABAN ANGKET PENGARUH

INTENSITAS MENONTON TELEVISI

FREKUENSI JAWABAN ANGKET KEDISIPLINAN

SISWA DALAM MENJALANKAN IBADAH SALAT

PENELITIAN HASIL ANGKET INTENSITAS

MENONTON TELEVISI SISWA KELAS II SMP

MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN

PELAJARAN 2005-2006

NOMINASI INTENSITAS MENONTON TELEVISI

PENELITIAN HASIL ANGKET INTENSITAS

MENONTON TELEVISI SISWA KELAS II SMP

MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN

PELAJARAN 2005-2006

FREKWENSI INTENSITAS MENONTON TELEVISI

SISWA

PENELITIAN HASIL ANGKET KEDISIPLINAN

DALAM MENJALANKAN IBADAH SALAT DI SMP

MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN

(10)

TABEL XIV PENELITIAN HASIL ANGKET KEDISIPLINAN 68

DALAM MENJALANKAN IBADAH SALAT DI SMP

MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN

PELAJARAN 2005-2006

TABEL XV FREKWENSI KEDISIPLINAN SISWA DALAM 70

MENJALANKAN IBADAH SALAT

TABEL XVI DISTRIBUSI FREKUENSI KOEFISIEN KORELASI 73

ANTARA VARIABEL X DAN VARIABEL Y

(11)

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan televisi di Indonesia semakin semarak, bukan saja

jumlah stasiun penyiaranya semakin banyak, tetapi juga acara siaranya

semakin menarik sehingga khalayak penonton memungkinkan acara siaran

yang dipancarkan dari berbagai stasiun baik dari dalam maupun luar negeri.

Televisi sebagai media yang dapat dimanfaatkan untuk

mengkomunikasikan informasi dengan menggunakan bayangan gambar dan

suara demikian halnya dengan video dan film mempunyai peran yang sangat

besar dalam membentuk pola dan pendapat umum.

Media televisi mempunyai karakteristik tersendiri dibandingkan

dengan media-media yang lain. Seseorang yang melihat pada layar televisi

akan merasakan sesuatu yang baru sebab media tersebut memberikan pada

khalayak apa yang disebut dengan “ Simulated Experience Maksudnya

bahwa penonton televisi selalu mendapatkan bermacam-macam pengalaman

yang baru.

Meski lahirnya media komunikasi yang memanfaatkan perkembangan

teknologi media informasi itu demi kemaslahatan umat seperti pandangan

Everet M Rogers yang dikutip oleh Alatas Fahmi menegaskan :

'Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara Televisi, Duta Wacana University Pers, Yogyakarta, 1994, hal. 7.

(12)

“Bahwa penggunaan media informasi yang baik adalah untuk menimbulkan perubahan dengan menerapkannya dalam dalam pembangunan berskala besar, hal tersebut berkaitan dengan tugas media informasi yaitu untuk memperluas pendidikan publik yang berkaitan langsung dengan upaya menumbuhkan inofasi baru masyarakat dalam menjalankan perikehidupannya diberbagai sektor dan aspek kehidupan.”2

Meski demikian harus disadari pula bahwa media informasi tidak

selalu membawa kebaikan bagi peradaban manusia. Penggunaan teknologi

komunikasi telah menimbulkan kesaling - pengaruhan antar masyarakat di

dunia, yang didorong oleh tumbuhnya gaya hidup masyarakat modem dalam

segala sisi perikehidupannya. Gaya hidup ini cenderung mengusai seluruh

aspek kehidupan masyarakat dalam satu tangan.

Tanpa kendali kultur dan spiritual, kita boleh kuatir perkembangan

teknologi media informasi akan menyebabkan umat manusia cenderung

hanyut dalam interaksi yang bermuara pada konflik kepentingan diberbagai

lapangan kehidupan.

Pengaruh media informasi yang dalam hal ini telah membentuk pola

kehidupan generasi baru yang semakin westernisasi. Sebab kecenderungan

acara-acara yang ditampilkan dalam stasiun televisi berlomba hanya untuk

menarik pemirsanya umumnya berasal dari Barat tanpa mengindahkan unsur

pendidikan yang digali dari kultur budaya sendiri.

Dalam suatu penelitian bahwa acara untuk 7 stasiun televisi dalam satu

minggunya menyediakan 89 tayangan anak dengan 84 judul yang ditayangkan

antara pukul 14.30 WIB s/d 18.00 WIB, sedangkan film-film untuk tontonan

11.

(13)

orang dewasa ditayangkan mulai pukul 18.00 WIB. Padahal pada jam tersebut

biasanya anak-anak belum tidur karena sedang belajar atau menunaikan

kewajiban keagamaan (mengaji dan salat bagi umat Islam) akibatnya mereka

melalaikan kewajiban itu.3

Media televisi dari satu sisi dapat mempengaruhi perilaku keagamaan

anak terutama dalam menjalankan ibadah salat. Sebab pada umunya jika

sudah dihadapkan pada suatu acara yang menarik akan menyebabkan lupa

akan tugas dan kewajibannya apalagi jika orang tua tudak mengontrol anaknya

dalam menonton televisi.

Berpijak dari permasalahan tersebut, penyusun ingin mengetahui

pengaruh intensitas menonton televisi terhadap kedisiplinan siswa dalam

menjalankan ibadah salat siswa kelas II SMP Muhamadiyah Salatiga.

B. PENEGASAN ISTILAH

Agar tidak menyimpang dari pokok masalah yang menjadi inti dari

judul tersebut peneliti memberi batasan sebagi berikut:

1. Intensitas Menonton Televisi

Intensitas adalah “Kebulatan tenaga yang dikerahkan untuk suatu

usaha“.4 Jadi intensitas menonton televisi adalah segenap usaha yang

dicurahkan baik waktu, perhatian, kesungguhan, ataupun frekwensi dalam

menonton televisi.

3 Wawan Kuswandi, Komunikasi M asa Sebuah Analisis M edia Televisi, Rineka Cipta, Jakarta, 1996, hal. 62.

(14)

2. Kedisiplinan Siswa Dalam Menjalankan Ibadah Salat

Kedisplinan adalah “Kepatuhan terhadap peraturan-peraturan yang

sangat keras dari organisasi atau tentara”.3 Yang dimaksud disini adalah

kepatuhan siswa dalam melaksanakan ibadah salat yang mencakup tertib

waktu, tertib syarat dan rukunya, serta kekhsyu’an dan kesungguhanya.

Sedangkan salat yang dimaksud adalah “salat wajib dikerjakan oleh setiap

muslim yang telah baligh dan berakal yaitu, Subuh, Dhuhur, Asar,

Maghrib dan Isya”.5 6

C. PERMASALAHAN

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka dapat

dirumuskan beberapa pokok permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian

ini yaitu :

1. Bagaimana intensitas menonton televisi siswa kelas II SMP

Muhammadiyah Salatiga ?

2. Bagaimanakah kedisiplinan siswa dalam menjalankan ibadah salat siswa

kelas II SMP Muhammadiyah ?

3. Ada tidaknya pengaruh intensitas menonton televisi terhadap kedisiplinan

siswa dalam menjalankan ibadah salat siswa kelas II SMP Muhammadiyah

Salatiga?

5Ibid., hal. 60.

(15)

D. TUJUAN PENULISAN SKRIPSI

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui intensitas menonton televisi siswa kelas II SMP Muhammadiyah Salatiga.

2. Untuk mengetahui kedisiplinan siswa dalam menjalankan ibadah salat

siswa kelas II SMP Muhammadiyah Salatiga.

3. Untuk Mengetahui ada tidaknya pengaruh intensitas menonton televisi

terhadap kedisiplinan siswa dalam menjalankan ibadah salat siswa kelas II SMP Muhammadiyah Salatiga.

E. HEPOTESIS

Hepotesis adalah “suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahn penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.7

Berdasarkan pengamatan sementara sampai terbukti melalui data yang

terkumpul dapat peneliti ambil hepotesis sebagai berikut : “Ada pengaruh

negatif antara intensitas menonton televisi terhadap kedisiplinan siswa dalam

menjalankan ibadah salat”. Atau dengan kata lain semakin intent menonton

televisi tinggi, maka semakin tidak disiplin dalam menjalankan ibadah salat

dan sebaliknya semakin rendah intensitas menonton televisi semakin tinggi

kedisiplinan dalam menjalankan ibadah salat.

Dari hepotesa diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa terdapat

pengaruh antara intensitas menonton televisi terhadap kedisiplinan

(16)

menjalankan salat. Artinya orang yang waktunya, perhatianya banyak

dihabiskan untuk menonton televisi dapat menyebabkan ibadah tidak tertib

atau tidak disiplin.

F. METODE PENELITIAN 1. Variabel Penelitian

Dalam peneletian ini variabel yang akan dikaji dikelompokkan

menjadi dua yaitu:

a. Variabel Pengaruh

Adapun yang menjadi variabel pengaruh adalah intensitas

menonton televisi dengan indikator sebagai berikut:

1) Berapa lamanya menonton televisi

2) Seringnya menonton televisi

3) Kesenangan menonton acara televisi

4) Kesungguhan menonton televisi

b. Variabel Terpengaruh

Yang menjadi variabel terpengaruh adalah kedisiplinan siswa

dalam menjalankan ibadah salat dengan indikator sebagai berikut:

1) Ketertiban dalam menjalankan ibadah salat

a) Ketepatan waktu

b) Keaktifan melaksankan salat

(17)

2) Motivasi dalam melaksanakan salat

3) Kehusyu’an dalam menjalankan salat

2. Metode Penelitian

a. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua macam metode

untuk mengumpulkan data, yaitu:

1) Library Reseach, yaitu “Metode pengumpulan data yang diambil

dari kepustakaan yang merupakan sumber data yang bersifat teori

dalam penelitian ini”8

2) Field Research (Pendekatan Lapangan) yaitu “Pengumpulan data

yang dilakukan langsung dikancah atau dimedan terjadinya gejala”.

Adapun dalam penelitian lapangan ini digunakan metode-metode

sebagai berikut:

a) Metode Angket, yaitu “Mengumpulkan data dalam bentuk

pertanyaan tentang sesuatu hal yang harus dijawab oleh

responden”.9 Metode ini digunakan untuk memperoleh data

tentang intensitas menonton televisi siwa dan kedisiplinan

siswa dalam menjalankan ibadah salat siswa kelas II SMP

Muhammadiyah Salatiga.

b) Metode Interview, yaitu “Suatu dialog yang dilakukan untuk

memperoleh imformasi dari pewawancara”.10 Maksudnya

KSutrisno Hadi, Metode Penelitian Research //, UGM, Yogyakarta, 1986, hal. 53.

9Cholid Narbuko, Pedoman Praktis Cara M enulis Proposal Penelitian, Fak. Tarbiyah IAIN Walisongo, 1999, hal. 54.

(18)

adalah dalam melakukan interview pewawancara membawa

pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal

yang ditanyakan dan sekaligus untuk menghimpun data

mengenai situasi dan kondisi siswa SMP Muhammadiyah

Salatiga dari Kepala sekolah, Guru Agama, Tenaga

Administrasi serta sebagian siswa atau terwawancara yang

dianggap perlu.

c) Metode Dokumentasi, yaitu “Pengumpulan data verbal melalui

tulisan dukumen, sertifikat, foto, dan lain sebagainya”.11

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang kondisi

geografis, sejarah perkembanganya dan keterangan lain

mengenai keberadaan SMP Muhammadiyah Salatiga sehingga

dapat melengkapi penelitian ini.

b. Populasi dan Sampel

Populasi adalah “Kesuluruhan obyek penelitian sedangkan

sampel adalah bagian atau wakil populasi”.* 12 Sedangkan menurut

Masri Singarimbun populasi adalah” Jumlah keseluruhan dari unit

analisa yang ciri-cirinya akan diduga”.13

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa SMP Muhammadiyah Salatiga yang berjumlah 650

siswa.

"Koentjoro Ningrat, Metode Penelitian Masyarakat, Gramedia, Jakarta, 1983, hal. 125. 12Suharsimi Arikunto, op. cit., hal 104.

(19)

Menurut Suharsimi Arikunto apabila subyeknya kurang dari

100 maka lebih baik semuanya, selanjutnya jika subyek lebih besar

dapat diambil antaral0% s/d 15% atau 20% s/d 25%.14

Adapun jumlah siswa SMP Muhammadiyah Salatiga dengan

perincian sebagai berikut:

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

I 138 89 225

II 111 112 223

III 132 78 210

Jumlah Total 650

Berdasarkan patokan di atas, peneliti mengambil sampel

sebanyak 25 % dari jumlah populasi kelas II sebanyak 223 dengan

menggunakan tehnik kuota sampel yaitu “Tehnik sampel dengan

mendasarkan kepada jumlah yang sudah ditentukan “ 15 Dengan

perincian sebagai berikut:

1) Siswa kelas II-A sebanyak 10 siswa baik putra maupun putri.

2) Siswa kelas II-B sebanyak 10 siswa baik putra maupun putri.

3) Siswa kelas II-C sebanyak 10 siswa baik putra maupun putri.

4) Siswa kelas II-D sebanyak 10 siswa baik putra maupun putri.

5) Siswa kelas II-E sebanyak 10 siswa baik putra maupun putri.

14Suharsimi Arikunto, op.cit., hal. 107.

(20)

Jadi jumlahsiswa SMP Muhammadiyah Salatiga yang dijadikan

sampel sebanyak 50 siswa baik putra maupun putri,

c. Metode Analisis Data

Data yang terkumpul dalam penelitian ini kemudian dianalisis

secara kualitatif dengan tabulasi silang dan analisis data atau

kuantitatif, yaitu “Tehnik matematik dalam pengumpulan data,

menyusun, memberi dikriptif, menganalisis dan menafsirkan data

kuantitatif’16, adapun langkah-langkah dalam menganalisis adalah

sebagai berikut:

1) Analisis Pendahuluan

Yaitu, menyusun tabel-tabel distribusi frekuensi sederhana

untukn setiap variabel yang terdapat penelitian. Dalam hal ini

intensitas menonton televisi dan kedisiplinan siswa dalam

menjalankan ibadah salat. Dalam analisis ini peneliti memasukkan

data yang terkumpul kedalam tabel distribusi untuk memudahkan

perhitungan dalam rangka pengelolaan data yang selanjutnya.

Adapun kriteria kuantitatif peneliti menggunakan empat pilihan

jawaban yang masing-masing diberi nilai:

a) untuk alternatif jawaban a dengan nilai 4

b) untuk alternatif jawaban b dengan nilai 3

c) untuk alternatif jawaban c dengan nilai 2

d) untuk alternatif jawaban d dengan nilai 1

(21)

Ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Masri

Singarimbun.

2) Analisis Data

Analisis ini digunakan untuk menguji kebenaran hepotesis

yang penulis ajukan dengan menghitung lebih lanjut tabel

distribusi frekuensi pada analisis pendahuluan dengan

menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:

Z x y

-rxy : Koefisien korelasi antara x dan y

xy : Perkalian x dan y

x2 : Variabel pengaruh (intensitas menonton televisi)

y2 : Variabel terpengaruh (Kesisiplinan siswa dalam

menjalankan ibadah salat)

N : Jumlah sampel yang diteliti.

3) Analisis Uji Hepotesis

Analisis ini digunakan untuk mengambil kesimpulan

setelah dilaksanakan analisis uji hepotesa. Setelah diketahui hasil

dari koofesien korelasi antara X dan Y atau diperoleh dari hasil r,

maka langkah berikutnya adalah menghubungkan antara nilai r

17 Sutrisno Hadi, Statistic II, YPFP UGM, Yogyakarta, 1987, hal. 294.

(22)

pada tabel, baik dalam taraf signifikan 5% atau 1%. Apabila nilai r

yang dihasilkan dari nilai r korelasi hasilnya sama atau lebih tinggi

dari nilai r pada tabel berarti hasil yang diperoleh adalah

signifikansi, maka hepotesis yang diajukan diterima kebenaranya.

G. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI

Penulisan skripsi ini terdiri atas lima bab yang tersusun dengan

sistimatika sebagai berikut:

Bab I. Pendahuluan meliputi latar belakang masalah, penegasan istilah,

permasalahan, tujuan penulisan skripsi, hepotesis, metodologi penelitian dan

sistimatika penulisan skripsi.

Bab II. Merupakan landasan teori tentang intensitas menonton televisi

yang meliputitinjauan umum tentang media televisi, sejarah perkembangan

televisi, programa acara televisi dampak negatifnya. Kemudian dibahas pula

tentang ibadah salat yang meliputi pengertian salat, dalil-dalil perintah salat,

macam-macam salat, waktu-waktu salat wajib, kedudukan dan hikmah salat.

Juga dibahas hubungan antara intensitas menonton televisi terhadap

kedisiplinan dalam menjalankan ibadah salat.

Bab III. Merupakan hasil penelitian lapangan yang meliputi tinjauan

umum tentang SMP Muhammadiyah Salatiga yang berisi, tinjauan historis,

letak geografis, keadaan siswa keadaan guru, keadaan karyawan, dan sarana

(23)

Bab IV. Analisis data yang meliputi analisis pendahuluan, analisis

data, analisis lanjut.

Bab V. Adalah bab penutup yang merupakan bab terahir dari

pembahasan penulisan skripsi yang meliputi kesimpulan, saran-saran, kata

(24)

A. Tinjauan Umum Tentang Media Televisi 1. Pengertian Media Televisi

Menurut pengertian bahasa istilah televisi terdiri atas perkataan

“Tele” yang berarti jauh dan “Visi” (Vision) yang berarti penglihatan.1

Dalam pengertian lain disebutkan televisi adalah “proses penyiaran

gambar melelui gelombang frekwensi radio dan yang menerimanya pada

pesawat penerima yang menimbulakan gambar tersebut pada sebidang

layar”.1 2

Menurut Darwanto Sastro Subrita yang dimaksud televisi adalah

(television broadcast) “yaitu televisi siaran yang merupakan media dari

jaringan komunikasi dengan ciri-ciri berlangsung satu arah,

komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum sasarannya

menimbulkan keserempakan dan komunikatornya heterogen”.3

Televisi termasuk jenis media masa, sebab keberadaannya

ditengah-tengah masyarakat sulit diabaikan, sebagai media, televisi

merupakan gabungan dari media dengar dan gambar sebab informasi yang

disampaikan midah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan

terlihat secara visual.

1 Onong Uchjana Efendy, Televisi Siaran Teori dan Praktek, Mandar Maju, Bandung, 1993, h a l, 22.

2 Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi II, Pusat Pembinaan dan Pengenbangan Bahasa, Balai Pustaka, Jakarta, 1997 hal, 1028.

3 Onong Uchjana Efendy,.op.cit., hal, 21.

(25)

Televisi sebagai alat merupakan bagian dari suatu sistem yang

besar, seahingga meskipun televisi merupakan kotak hitam yang besar dan

ajaib, tetapi apabila gelombang elektromagnetik dari suatu pemancar

televisi berhubungan dengan televisi tadi yang telah ditekan tombolnya,

maka dengan serta merta akan berubah kearah fungsi sebenarnya diman

kita dapat menikmati acara yang ditayangkan dari sebuah stasiun

penyiaran yang bersangkutan.4

Televisi merpuakan paduan audio dari segi gambar bergeraknya

{moving image). Para pemirsa tidak akan mungkin menangkap siaran

televisi kalau tidak prinsip-prinsip radio yang mentranmisikan, dan tidak

mungkin melihat gambar yang bergerak atau hidup jika tidak unsur-unsur

film-film yan memvisualisasikannya jadi paduan audiodan vidio.

Suatu programa televisi dapat dilihatdan didengar oleh para

pemirsa, oleh karena ditranmisikan pemancar, apabila pemancarnya mati

atau tidak mengudara misalnya disebabkan listrik mati atau salah satu alat

rusak, maka pemirsanya tidak akan melihat apa-apa.

Jelasnya isarat televisi (televisi signal) terdiri dari dua bagian yang

terpadu, yakni siaran suara yang termodulasikan secara frekwensi

(frekwency modulated sound channel) dan saluran vidio {video channel).5

(26)

2

.

V

Sejarah Perkembangan Televisi

pada tahum 1884 seorang ilmuwan Paul Nipkaw menemukan

sebuah alat yang bernama : “Jantra Nipkaw” yang melahirkan televisi

mekanis yang waktu itu bernama “Electrische Telescope”.

Kemudian pada tahun 1925 para ahli eropa dan amerika mengubah

dasar televisi mekanis menjadi televisi elektronis atau ikonoskop. Bila

televisi mekanis mempergunakan tehnik penyapuan (seeming device)secaia

mekanis, maka televisi elektronis mempergunakan tehnik penyapuan

secara elektis.Karena jasa-jasa tersebut Paul Nipkaw diberi julukan

“Bapak Televisi”.

Lebih jauh mengenal Paul Nipkaw, seperti yang dikutip

J.B.Wahyudi dari Encyclopedia Americana (jilid 26 halaman 375), tertulis

sebagai berikut:

'A pionner in the development o f television he invented in 1884 the “Nipkaw Disk ” wihch was basic to television production until the invetion o f an electronic scanning device in 1923..

Setelah perang dunia II perang berahir maka perkembangan

pertelevisian khususnya di Amerika serikat bergerak dengan sangat cepat

dan pada tahun 1954, hampir 90 % negara dibelahan dunia diliput oleh

televisi dan pada saat itulah televisi menempatkan diri sebagai media

massa paling modem, disamping radio, film, surat kabar dan majalah.

Televisi masuk di Indonesia pada tahun 1962, bertepatan dengan

“The 4 th Asian Games” (peristiwa olah raga Asia ke 4) ketika itu 6

(27)

Indonesia menjadi penyelenggaranya. Peresmian pesta olah raga tersebut

bersamaan dengan peresmian penyiaran oleh presiden Soekarno, tanggal

24 Agustus 1962. Televisi yang pertama muncul adalah TVRI (Televisi

Republik Indonesia) dengan jam siar antara 30 sampai 60 menit sehari.7

Kedudukan Televisi Republik Indonesia lebih kukuh lagi setelah

terbina Keppres RI N0.44 Tahun 1974. Setelah kedudukan TVRI secara

struktural menjadi lebih jelas mak perkembangan televisi makin cepat.

Sehingga pada tahun 1992 tercatat 13 stasiun penyiaran, 173 stasiun

pemancar, 30 stasiun penghubung dan unit rumah produksi. Jumlah

pesawat televisipun meningkat dari 895.180 yang terdaftar pada tahun

1977 menjadi 2.746.722 buah pada tahun 1983 menjadi 29.866.000.8

Media televisi di Indonesia sekarang bukan lagi dilihat sebagi

barang mewah lagi seperti ketika pertama kali ada. Kini media layar kaca

tersebut sudah menjadi salah satu barang kebutuhan pokok bagi kehidupan

masyarakat untuk mendapatkan informasi, dengan kata lain informasi

sudah merupakan bagian dari hak manusia untuk aktualisasi diri.

Dunia pertelevisian di Indonesia berkembang pesat terbukti dengan

bermuncunya televisi swasta dibarengi dengan deregulasi pertelevisian

Indonesia oleh pemerintah, sejak tanggal 24 Agustus 1990 ada berbagai

alternatif tontonan bagi masyarakat Indonesia saat ini, yaitu TVRI,

Programa 2, RCTI, SCTV, TPI, dan ANTV.9

7 Ibid., hal, 34.

5* Onong Uchjana Efendi, op.cit., hal, 5e. 9 Wawan Kuswandi, loc.cit., hal, 35.

(28)

Setelah ditandatangani pada kamis 31 Agustus 1995 maka resmi

sejak 11 September IVM (Indosiar Visual Mandiri) mengudara secara

nasional, maka menjadi lengkaplah perkembangan televisi di Indonesia.10

Demikian perkembngan pertelevisian di Indonesia selama ini

ditinjau dari segi kwalitas, dengan bertambahnya stasiun yang dikelola

oleh swasta, memang menggembirakan karena masyarakat mendapat

alternatif tayangan dilayar kaca tetapi apabila dibiarkan tumbuh tanpa

pemikiran yang matang dalam kaitanya dengan tatanan sosial dan tatanan

kebudayaan Indonesia yang berbudi luhur tayangan tersebut bukan

fungsional, melainkan disfungsional, bukannya meningkatkan kecerdasan

bangsa sebagaimana yang diamantkan oleh Pembukaan Undang-Undang

Dasar 1945 melainkan menurunya nilai mental dan moral, karena

masyarakat terlena oleh hiburan dan film cerita barat yang tidak bermutu

yang merupakan kebudayaan massal yang dinegara batat sendiri dikecam

dan dikritik dengan gencar.

3. Programa Acara Televisi

Produksi acara televisi merupakan sebuah acara yang akan

disajikan kepada khalayak masyarakat oleh karena itu kepuasan para

pemirsa merupakan tujuan utama dalam pembuatan acara televisi.

Televisi pada pokoknya mempunyai tiga fungsi yaitu “Fungsi

penerangan, pendidikan, dan hiburan".

(29)

Tetapi kenyataan berkata lain hampir seluruh stasiun televisi di

Indonesia dalam menyuguhkan acara terkesan hanya untuk kepentingan

komersial. Untuk unsur penerangan dan pendidikan semata-mata sebagai

“I/'ve service” biar tidak dikatakan sebagai televisi yang membuat

penurunan nilai. Moral bangsa.

Seperti media massa lainnya televisi akan memanfatkan momen

yang tepat dalam menyuguhkan acara termasuk juga dalam mengemas

berita. Jika tidak diminati masyarakat maka tidak kan disuguhkan tanpa

mempertimbangkan unsur pendidikan dan penerangan yang sebenarnya.

Untuk membahas alebih jauh tentang berbagai program acara

televisi khususnya acara televisi swasta di Indonesia akan penulis

kemukakan lebih lanjut sebagai berikut.

TVRI, merupakan televisi corong dari pemerintah sejak

mengudara mulai tanggal 19 Agustus 1962 dan pada tahun 1980 siaran

TVRI dapat menjangkau 80 % jumlah penduduk Indonesia.

Sejak 5 April 1981 acara TVRI tidak diperbolehkan menayangkan

iklan sebagai akibat dari itu TVRI menghadirkan filter yaitu berupa data-

data penbangunan dimasa Orde Baru. Filter ini bermanfaat bagi pemirsa

sebagai saran informasi yang sifatnya deduktif. TVRI dalam usahanya

memberiakan layanan yang mendidik, menghibur yang sehat dan

melestariakan budaya bangsa.

Berbeda dari TVRI untuk televisi swasta yang dalam hal ini,

(30)

lebih banyak menampilkan acara yang bersifat hiburan yang memang

banyak diminati oleh pemirsa. Di bawah ini akan penulis kemukakan

tentang data-data mengenai jam acara yang tampil oleh televisi di

Indonesia.

Prosentase Acara Siaran Televisi (Per Januari 1994)

No Acara TVRI RCTI TPI ANTV SCTV

1 Berita /

Penerangan

36,71 28,42 24,12 27,38 35,38

2 Hiburan 39,24 58,48 34,70 61,62 55,40

3 Olah raga 3,16 4,37 1,18 11,11 6,15

4 Pendidikan 9,62 6,01 31,18 0,00 2,56

5 Lain-lain 1,27 2,73 8,82 0,00 0,00

Dari prosentase data di atas dapat dilihat bahwa acara hiburan

menempati urutan yang paling tinggi. Acara hiburan tersebut dikemas

dalam bentuk musik, sinetron, film, kuis, lawak, dan lain-lain.

Lebih lanjut penulis kemukakan hasil pengamatan terhadap

berbagai acara hiburan diberbagai stasiun televisi untuk saat ini, yang

banyak disukai oleh pemirsa misalnya jenis telenovela, Meteor Garden I,

II. Di Trans, senetron laga Jaka Tingkir dan Jaka Tarub di RCTI dan di

■7 11 Ishak SK. M Sc, Dunia Penyiaran Prospek dan Tantangannya, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999. hal. 7.

(31)

SCTV, sehingga tidak salah jika pemirsanya sebagaian besar masih

menyukai programa acara hiburan.

4. Dampak positif dan negatif Media Televisi

Perkembngan teknologi komunikasi massa televisi, memberikan

pengaruh-pengaruh dalam banyak manusia. Pengaruh tersebut bisa dalam

bidang politik, ekonomi, sosial, budaya bahkan pertahanan dan keamanan

negara.

Dengan teknologi televisi yang ada sekarang ini batas-batas negara

pun tidak lagi merupakan hal yang sulit diterjang melainkan begitu mudah

untuk diterobos. Karena itu bila informasi media televisi dari berbagai

belahan dunia tidak terkontrol maka akan menimbulkan efek yang cukup

besar misalnya penjajahan negara dalam hal informasi.

Disamping itu sebagai media massa elektronik disamping

mempunyai keunggulan-keunggulan dibanding media masasa lainnya,

televisi mempunyai kelemahan. Menurut dr. A. Alatas Fahmi, Kelemahan

media televisi adalah sebagai berikut:

(32)

asing yang dengan bebas menayangkan acara-acara yang dianggap bertentangan dengan budaya masyarakat.”12 *

Salah satu dampak negatif yang lain adalah pengaruh tayangan

televisi terhadap kepribadian anak dari hasil penelitian Yayasan

Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) dan Litbang Departemen

Penerangan RI tahun 1993 tentang tayangan film untuk anak di televisi

terungkap bahwa 52% adalah adegan anti sosial dan hanya 48%

proporsional.lj

Dampak negatif yang lain dari media televisi adalah acara televisi

dapat mengancam nilai-nilai sosial dalam masyarakat.

Sedangkan menurut Drs. Wawan Kuswandi dampak positif yang

ditimbulkan dari acara televisi terhadap pemirsanya adalah sebagai

berikut :

“Pertama, dampak kognitif, yaitu dampak kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan pengetahuan bagi pemirsa. Kedua, dampak peniruan, yaitu pemirsa dihadapkan pada trens aktualo yang ditayangkan televisi. Ketiga, dampak perilaku, yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang telah ditayangkan acara televisi dalam kehidupan sehari-hari.”14

Namun pada kenyataannya apa yang telah diungkap di atas hanya

bersifat teori, sementara dalam prakteknya terjadi kesenjangan yang tajam.

Banyak paket-paket acara televisi yang dikonsumsikan bagi orang dewasa

ternyata ditonton oleh anak-anak.

(33)

Dari uraian di atas media televisi mempunyai dampak negatif

terhadap perubahan perilaku pemirsanya menuju kepada trens yang

ditampilkan oleh acara televisi. Disamping itu televisi mampu membuat

pemirsanya terlena sehingga melupakan kewajiban yang seharusnya

dikerjakan pada waktu yang bersamaan. Lebih-lebih jika acara yang

ditayangkan bersamaan dengan waktu-waktu salat, mengaji (bagi umat

Islam), dan belajar.

B. Tijauan Tentang Salat 1. Pengertian Salat

Kalau ditinjau asal bahasa perkataan shalat digunakan untuk

beberapa arti sebagai berikut:

a. Shalat digunakan untuk arti do’a

Firman Allah SWT, Surat at-taubat ayat 103 :

U y j f-*

Artinya : Ambillah zakat dan sebagian harta mereka dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo ’alah untuk mereka. Sesungguhnya do ’a kamu itu menjadi ketentraman jiw a bagi mereka. Dan Allah mendengar lagi maha mengetahui.'XQ.S:At-Taubat: 103)15

(34)

b. Digunakan untuk rahmat dan mohon ampunan

Firman Allah surat al-Ahzab : 43 :

Artinya : “Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikatNYA (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya yang terang .Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang -orang yang beriman (Q.S.A1 Ahzab: 43)16

Menurut Dr. Zakiyah Darajat shalat adalah “salah satu macam

bentuk ibadah yang diwujudkan dengan melakukan perbuatan tertentu

yang disertai dengan ucapan-ucapan tertentu dan dengan sarat tertentu

Menurut Drs. Masjfiik Zuhdi shalat adalah “suatu ibadah yang

mengandung beberapa ucapan dan perbuatan tertentu yang dimulai

dengan takbir dan diakhiri dengan salam “ 18 19

Sedangkan menurut pengertian yang lain disebutkan :

16 Ibid., hal. 674

17 Zakiyah Darajat, Ilmu Fiqih /, Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Ajaran Islam, Jakarta, 1982, hal. 79

18 Masjfiik Zuhdi, Study Islam, Rajawali Pers, Jakarta, 1998, hal. 13

19 T.M Hasby Ash-Shiddieqy, Pedoman Shalat, Bulan Bintang, 1992, hal. 62. pula “ 17

(35)

Yang kurang lebih artinya adalah sebagai berikut :”Beberapa

ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan

salam yang denganNya kita beribadah pada Allah dan menurut sarat

yang telah ditentukan”.

Dari beberapa pengertian di atas secara lahiriah shalat adalah

ibadah tertentu yang telah kita kenal selama ini, yang dituntut kesucian

melaksanakannya yang mengandung ucapan-ucapan dan perbuatan-

perbuatan yang khusus dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan

salam.

2. Dalil-dalil Tentang Perintah Salat

Firman Allah surat al Baqarah : 43

o y aJl) j \j

Artinya : “Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah besrta oarang-orangyang ruku ” (Q.S. Al Baqarah : 43)20

Firman Allah surat Al Ankabut ayat 45.

Artinya : “....Dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar.” (Q.S.A1 Ankabut :45)21

20 Soenarjo, op.cit., hal, 16. 21 Ibid., hal. 635.

( t n

(36)

Firman Allah Al Baqarah :238.

N

. jJl ^ 1p^1a

3L>-.(YTA

Artinya : ' Peliharalah segala salatmu, dan peliharalah salat wusth. Berdirilah untuk Allah dalam saltu dengan khusyu m.(Q.S.Al Baqarah :238)22

Firman Allah surat An Nisa’ : 103.

cJlS" jl bli...

( \ * r : * L - J l)

Artinya : “...Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah salat itu sebagaimana biasa. Sesungguhnya salat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-oarang yang beriman. ”(Q.S. An Nisa’)23

Dengan banyaknya dalil-dalil tentang perintah salat hal ini

menunjukkan betapa pentingnya ibadah salat itu. Dan dalil-dalil tersebut

diatas juga mengandung bahwa hukum ke laksanakan salat adalah wajib

ain orang-orang yang beriman.

3. Macam-macam Salat

Dilihat dari segi hukum melaksanakan, pada garis besarnya salat

dibagi menjadi dua, yaitu salat fardlu dan salat sunnah. Selanjutnya salat

fardlu dibagi menjadi dua, yaitu salat fardlu ‘ain dan fardlu kifayah.

(37)

Demikian salat sunnah dibagi menjadi dua yaitu salat sunnah muakkadah

dan ghoiru muakkadah.

a. Salat fardlu atau disebut juga dengan salat wajib, yaitu “salat yang

harus dikerjakan dan tidak boleh ditinggalkan”. Artinya jika dikerjakan

mendapat pahala dan jika ditinggalkan mendapat dosa.

1) Salat Fardlu ‘ain yaitu “salat wajib yang dikerjakan oleh setiap

orang muslim yang telah baligh atau dewasa dan berakal (sehat

pikirannya) yaitu, Subuh, Dzuhur, Asar, Magrib dan Isya’. Salat ini

wajib dikerjakan setiap hari dan malam dan malam pada waktu

yang ditentukan oleh agama.24

Termasuk dalam pengertian salat wajib ‘ain ini adlah salat

jum’ah seperti yang terdapat dalam firman Allah

surat Al Jumu’ah : 9.

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari jum ’at maka bersegeralah kamu mengingat kepada Allah dan tinggalkan jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu

mengetahui ”(Q.S. Al Jumu’ah :9)25

.(H :

24 Masfjuk, op.cit., hal. 15.

(38)

2) Salat fardlu Kifayah yaitu “salat yang diwajibkan kepada

sekelompok kaum muslimin yang apanila telah ada, salah satu atau

sebagian dari mereka yang mengerjakan maka berarti telah

lepaslah kewajiban tersebut dari mereka semua.” Jika tidak seorang

pun dari mereka yang mengerjakannya maka berdosalah mereka

semuanya. Dalam hal ini para ulama sepakat bahwa salat jenazah

hukumnya fardlu kifayah.26

b. Salat Sunnah

Salat Sunnah yaitu “Salat yang dianjurkan untuk dikerjakan44,

artinya diberi pahala bagi yang mengerjakan dan tidak berdosa bagi

yang meninggalkan.

1) Salat sunnah muakkadah, yaitu ’’salat sunnat yang sel;alu

dikerjakan atau jarang sekali dikerjakan oleh rasulullah”. Seperti

salat witir hari raya dan lain-lain.

2) Salat sunnat ghoiru muakkadah, yaitu “salat sunnat yang tidak

selalu dikerjakan oleh rasulullah”,seperti salat dhuha.27

4. Waktu-waktu Salat Wajib

Allah SWT berfirman dalam surat Hud: 114

. ( U t : iy> ) .J J l

j M '

Artinya : “Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi

dan petang) dan pada bagian permulaan daripada

malam....".(Q.S. Hud: 114)28

26 Zakiah Darajat, op.cit., hal. 85.

(39)

Menurut Muhammad jawad mughniyah yang dimaksud tepi siang

yang pertama adalah waktu salat subuh, tepi siang yang kedua adalah

waktu salat dhuhur dan asar dan bagian dari permulaan malam adalah salat

maghrib dan isya’.29

Dalam ayat lain Allah SWT berfirman :

cr

• 0 ^ : - ^ s

Artinya : Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu-waktu-waktu di siang hari supaya kamu merasa senang”. (Q.S Thaha: 130)30

Dilain tempat Allah juga berfirman dalam surat Al Isra’ ayat 78 :

j l ^ j lj i j ^ j JjJ

Y o * I\ jl ^

Artinya : “Dirikanlah salat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula salat) subuh. Sesungguhnya salat subuh itu disaksikan oleh malaikat. ” (Q.S.A1 Isra’ :78)31

Ayat ini menerangkan waktu salat yang lima, tergelincirnya

matahari adalah untuk waktu salat D zuhur dan Asar gelap malam untuk

waktu Magrib dan Isya.

29 Muhamad Jawad Mughniyah, Fiqih J a ’fa r i, Lentera, Jakarta, 1995. hal. 17. 30 R.H. A. Soenarjo, op.cit., hal. 492.

(40)

Adalah sudah jelas bahwa ayat-ayat diatas masih bersifat mujmal

atau global, sebab belum membatasi waktu salat dengan jelas dan

terperinci sehingga tidak lagi kesamaran padanya. Oleh karena itu kita

U Jis> j l 5 " j c J l j

Artinya : “Dari Abdullah bin Amir r.a bahwasanya Nabi SAW bersabda waktu Dzuhur itub tatkala condong matahari (kesebelah barat) sampai bayang-bayang orang sama dengan tingginya sebelum datang waktu Asar selama belum kuning matahari dan waktu Magrib sebelum hilang awan merah (sebelum terbenamnya matahari) dan waktu Isya hingga tengah malam dan waktu Subuh dari terbitnya fajar hingga sebelum terbitnya matahari. (H.R. Muslim )32

Fatkhul Qarib Al Mujib disebutkan sebagai berikut:

oj

>-Ij

J ljj

0

*°*^ ^

J j j J l Jj u j U ? b l

32 Muhammad Syarief Sukandy, Terjemah Bulughul Maram Fiqih Berdadsarkan Hadist, harus kembali kepada sunnah Nabi serta ijtihad para Ulama dalam

menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadist Rasulallah.

Sabda Rasulallah SAW.

(41)

J j J ' j J i l l j b ^ Dzuhur. Adapun waktu salat Dzuhur dimulai dari tergelincirnya matahari sedangkan waktu ahirnya adalah jika bayang-bayang suatu benda sama dengan panjang bendanya. Yang kedua salat Asar waktu mulainya adalah jika panjang bayang-bayang suatu benda lebih sedikt dengan panjang bendanya, sedangkan waktu ahirnya menurut waktu ikhtiyar (waktu yang terpilih) hingga bayang-bayang suatu benda panjangnya dua kali dengan panjang bendanya sedang ahir menurut waktu Jawaz (batas waktu yang masih diperbolehkan) hingga hampir tenggelamnya matahari. Ketiga salat Magrib adapun waktunya hanya satu yaitu dimulai tenggelamnya matahari. Dan kira-kira digunakan untuk adzan, berwudlu, untuk menutup aurat dan untuk salat lima rakaat (tiga rakaat salat Magrib dan dua rakaat salat sunnah). Yang keempat salat isya adpun mulainya adalah hilangnya mega merah dan ahirnya menurut waktu ikhtiyar hingga sepertiga malam, adapun menurut waktu jaw az hingga keluarnya fajar yang kedua (fajar Shodiq). Yang kelima salat Subuh awalo waktunya dari terbitnya fajar yang kedua dan ahirnya menurut waktu ikhtiyar adalah sampai remang-remang, sedangkan menurut waktu jawaz sampai terbinya matahari ”

Menurut Prof. Hasby Ash Shiddiqy dalam pedoman buku salat

disebutkan bahwa waktu salat fardlu adalah sebagi berikut:

(42)

“Pertama, waktu dzuhur adalah dari tergelincirnya matahari dari

pertengahan langit dan ahirnya adalah ketika bayangan sesuatu sama

dengan panjang dirinya sendiri.

Kedua, waktu Asar adalah ketika bayangan sesuatu telah sepanjang ~-r

badannya, yakni mulai dari berahi waktu Dzuhur dan ahirnya hingga

waktu matahari masih bersih bersih belum kuning.

Ketiga, waktu salat Magrib adalah dari sempurna terbenamnya

matahari dan ahirnya hilang Syafaq merah (cahaya merah dikaki langit

Sedangkan dalam terjemahan Khulasah Kifayatul Akhyar

disebutkan sebagai berikut:

“Salat Dzuhur empat rakaat waktunya sejak matahari condong kearah barat sampai bayangnya sama panjang dengan bendanya. Salat Asar empat rakaat dan waktunya sejak bayangan lebih panjang dari bendanya sampai bayangan dua kali lebih panjang dari bendanya, sekitar hampir terbenamnya matahari. Salat Magrib tiga rakaat dan waktunya sejak terbenamnya matahari sampai mega kuning hilang. Salat Isya empat rakaat dan waktunya sejak hilangnya mega kuning sampai fajar Shodiq (hampir terbit). Salat Subuh dua rakaat dan waktunya mulai terbitnya fajar Shodiq sampai terbitnya matahari”.35

34 Hasby ash Shiddiqy, op.cit., hal. 120-123.

(43)

Dari dalil-dalil dan beberapa pendapat ulama diatas dapat penulis

simpulkan waktu-waktu salat wajib sebagai berikut:

a. Waktu Dzuhur : Dimulai semnjak dari matahari twergelincir titik

kulminasinya, yaitu apabila bayang-bayang seseoarang atau suatu

benda yang berdiri tegak lurus sudah mulia condong ketimur, sampai

dengan manakala suatu bayang-bayang sama dengan tinggi bendanya

yang berdiri tegak lurus.

b. Waktu Asar : Dimulai dari sejak tinggi bayang-bayang suatu benda

lebih sedikit dengan tinggi bendany, sampai dengan bayangan dua kali

tinggi badannya (sampai menguningnya matahari / hampir tenggelam).

c. Waktu Magrib : Dari semenjak terbenamnya matahari sampai dengan

saat hilangnya mega merah.

d. Waktu Isya : Mulai semenjak hilangnya mega merah sampai terbitnya

fajar saodiq.

e. Waktu Subuh : Dimulai dari terbitnya fajar Shodiq hingga sempurna

terbitnya matahari.

Mengenai waktu yang baik dalam melaksanakan salat adalah

(44)

Artinya : “Dari R afibin Khadij r.a bersabda Rasulallah SAW salat Subuhlah diwaktu Subuh benar karena dengan salat Subuh Utama Bagi kamu"?6

5. Kedudukan dan Hikmah Salat

a. Kedudukan Salat

Kedudukan salat dalam sistem ajaran Islam sangat penting

sekali karena salat merupakan sarana ibadah langsung dalam rangka

berkomunikasi dengan Allah SWT sebagai sang pencipta.

Seperti telah diterapkan diatas memang secara lahiriyah salat

hanyalah gerakan-gerakan tertentu yang dimulai dengan takbiratul

ihram dan diahiri dengan salam, akantetapi secara secara hakikinya

menurut Drs. Sidi Gazalba salat merupakan “berhadap hati (jiwa)

kepada Allah, sebagai dzat yang mendatangkan rasa takut kepada-Nya,

serta numbuhkan didalam jiwa rasa kebesaran-Nya dan kesempurnaan

kekuasaan-Nya”.36 37

Salat tidak hanya menyembah tuhan, tetapi juga berhubungan

dengan Dia, mengingatnya, berserah diri, mengadu, memohan

kepadanya, mensucikan hati, dan memperkokoh serta meningkatkan

rohani.

Allah telah menegaskan bahwa salat merupakan kerangka

dasar dari iman seseorang. Seperti dalam surat Al Baqarah 1 -4.

36Moh. Syarief Sukandy, op.cit., hal, 63.

(45)

d y *Jj j j JJI ( jJ j* aJ j J J b . jll

Iy A j i . 0y ^ i j d^LiJl j

S O ^ d U ' JjjlL c.

( i - ' : Artinya : “A lief Laam Miem, itulah Al Q ur’an yang tidak ada

keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan salat dan menafkahkan sebagian rizqi yang kami anugrahkan kepada mereka. Dammereka beriman kepada kitab (Al Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya kehidupan ahiraf \ 38

Menurut Prof. Dr. T,M. Hasbi Ash Shiddieqy, bahwa

mengerjakan salat adalah hasil dorongan dari iman kepada Allah yang

bersemi di dalam jiwa, hal ini bisa dilihat dari susunan ayat diatas.

Allah meletakkan perkatraan “dan dirikanlah salat” sesudah

beriman kepada yang gaib dan meletakkan perkataan44 dan

menafkahkan sebagian rizqi” sesudah mendirikan salat ini memberikan

pengertian bahwa iman yang teguh bersemi didalam lubuk jiwa

menarik kepada salat. Salat yang ditegakkan dengan sempurna dengan

khusyu’ dapat menjadi spirit (rohnya) membawa kepada rela

mengorbankan sebagian harta untuk kepentingan pergaulan hidup

bersam.39

38 R.H.A. Soenarjo, op.cit., hal. 08.

(46)

Oleh karena itu tidak salah jika salat merupakan pondasi dari

agama, sebab barang siapa yangmelaksanakan salat dengan baik,

khusyu’ dan benar dapat membawa tegaknya agama dan sebaliknya

orang yang tidak melaksanakan salat sama dengan meruntuhkan

agama.

Kedudukan yang lain dari salat, bahwa ibadah-ibadah lainnya

diterima nabi melalui wahyu sedangkan salat langsung diterimakan

Allah kepada nabi langsung dalam peristiwa Isra’ Mi’raj.

Dari salat inilah berpangkal amal-amal lain sebagai muslim,

tidak tegak amal-amal lain kalau salat tidak didirika terlebih dahulu.

Kalau amal-amal lain ujud juga tanpa salat maka amal-amal tersebut

hanya ada secara lahir saja tanpa mengandung makna atau isi, tanpa

penghayatan, dilakukan hanya sebagai kebiasaan tanpa memahami

maksud dan tujuannya, hilanglah makna zakat, puasa, haji dan ibadah

yang lainnya.

Sabda Nabi SAW :

j l

Artinya : “Permulaan 'amalan yang diperiksa dari 'amalan seseorang hamba pada hari qiamat, ialah: shalatnya. Diperhatikan benar-benar shalatnya. Maka jika betul urusan shalatnya,

mendapat kemenanganlah dia. Jika tidak betul urusan

shalatnya, rugi dan sia-sialah usahanya".*0 40

(47)

baiknya seseorang,

b. Hikmah Salat

Disamping mempunyai kedudukan yang sangat penting, ibadah

salat juga mempunyai hikah yang besar dalam perikehidupan manusia,

jika memang salat benar-benar ditegakkan dengan baik secara

lahiriyah dan hakikinya.

o*>L/2Jl j l p j\ j y » t L*

Artinya ; “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al kitab (Al Qur’an) dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah perbuatan keji danmungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaanya dari ibadat-ibadat lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”.41

Ada dua jenis orang yang menjauhkan dirinya dari kejahatan,

yang pertama karena pertimbangan akalnya maka orang ini dianggap

baik oleh masyarakat ia memperoleh balasan duniawinya karena

menahan diri dari kejahatan maka dunia membalasnya dengan

menmcegahnya dari kejahatan pula. Jenis kedua orang yang menhan

diri dari kejahatan karena dicegah oleh salatnya.

41 R.H.A Soenarjo, S.H, op.cit., hal. 635.

(48)

Didikan dari penghayatan salat mencegah seseorang dari

kejahatan dan perbuatan keji karena ia tidak berbuat jahat maka di

dunia ini ia tidak ditimpa kejahatan. Di dunia kedua jenis orang

tersebut kedudukannya adalah sama tetapi di Ahirat jenis jenis yang

kedua yang hanya mendapat keselamatan.42

Hikmah yang lain ibadah salat dapat memberikan ketentraman

dan ketabahan hati sehingga seseorang tidak mudah kecewa, gelisah

mentalnya jika menghadapi musibah, dantidak mudah lupa dartan bila

sedang mendapat kebahagiaan atau kenikmatan, sebagaimana firman

Allah dalam surat Al Ma’arij : 19-23.

^ l p Lp^A

(Yr~ n :

Artinya : “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi

kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapatkan kenikmatan ia amat kikir. Kecuali

orang-orang yang mengerjakan salatnya”.** ^ )

y

C. Hubungan antara Intensitas Menonton Televisi Terhadap Kedisiplinan Menjalankan Salat

Menurut dr. A. Alatas Fahmi televisi mempunyai pengaruh buruk

sebagai berikut : “Media televisi bersifat sangat terbuka dan sulit untuk

dikontrol dampak negatifnya, karena kekuatan media ini mampu menyita

(49)

waktu dan perhatian khalayaknya untuk meninggalkan aktivitasnya yang lain

pada waktu bersamaam”.44

Dengan kata lain televisi mampu mebuatpemirsanya terlena sehingga

mengganggu aktivitas yang lain, sebab seseorang yang sudah asik menonton

televisi apalhi jika acaranya yang paling disukainya maka penonton enggan

beranjak dari tempat menonton jika acaranya belum selesai. Hal ini jika pada

waktu bersamaan pemirsa sedang ada kegiatan lain maka jelas akan

terganggu, termasuk dalam hal ini adalah kewajiban salat bagi oarang Islam.

Acara dalam televisi sudah ditentuka jam tayangnya, demikian juga

ibadah salat juga sudah ditentukan waktunya sebagaimana firman Allah dalam

surat An Nisa’ ayat 103 :

( ^ * Y* ! J.U C)\

Artinya : “....Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”.(Q.S. An Nisa’).45

Jika pada saat menonton televisi kebetulan acaranya sangat disukai

bersamaan dengan waktu-waktu salat maka sudah barang tentu akan sangat

mengganggu dalam pelaksanaan ibadah salat walaupun tingkat pengaruh

tersebut tidak sama bagi setiap pemirsa akan tetapi secara umum dapat

disimpulkan bahwa pada saat menonton televisi kebetulan bersamaan dengan

datangnya waktu salat akan dapat mengganggu pelaksanaan ibadah salat

tersebut.

(50)

Dengan demikian seseorang yang waktunya banyak digunakan untuk

menonton televisi akan semakin terganggu pelasanaan ibadah salatnya,

apalagi terhadap salat-salat yang waktunya pendek semisal salat Magrib dan

Salat Subuh. Dalam salat Subuh mungkin tidak mengganggu senara langsung

tetapi tidak secara langsung, sebab padamalam harinya waktu yang digunakan

menonton membuat bangunnya kesiangan sehingga salat Subuhnya terganggu.

Memeng tingkat gangguan tersebut tudak sama kepada setiap orang,

akan tetapi ada faktor lain yang menjadikan tingkat pengaruh berbeda

misalnya lingkungan keluarga terutama orang tuanya dan pendidikan

agamanya.

Dari uraian diatas mengenai tingkat pengaruh menonton televisi

terhadap pelaksanaan ibadah salat dapat penulis uraikan sebagai berikut:

1. Menonton televisi dapat mengurangi kekhusyu’an dalam salat.

Seseorang yang sedang asyik menonton acara televisi, tiba-

tibaharus melaksanakan kewajiban salat, maka salatnya bisa tidak khusyu’,

sebab pikiranya masih melayang dan membayangkan bagaimana

kelanjutan dari acara televisi yang belum selesai, bahkan salatnya menjadi

tidak konsentrasi serta tidak tenang sebab tergesa-gesa untuk segera

menonton acara televisi tersebut.

2. Menonton televisi dapat menyebabkan menunda-nunda melaksanakan

kewajiban salat.

Acara televisi dapat membuat pemirsanya asyik dan terlena

(51)

termasuk salat, oleh karena itu biasanya kalau sedang menonton televisi

dan datang waktu salat pemirsa cenderung meneruskan menonton dari

pada melaksanakan kewajiban salat, karena menurutnya waktu salat masih

lama dan boleh dikerjakan pada ahir waktu salat.

3. Menonton televisi dapat menyebabkan seringnya meninggalkan salat.

Seseorang yang sudah terbiasa menunda waktu salat lama-lama

akan berani meninggalkan salat karena saking asyiknya menonton televisi.

Sayang jika pada waktu ditengah jalan harus berhenti menonton sedang

acaranya sedang seru-serunya sehingga lupa bahwa salatsudah habis.

Demikian besarnya pengaruh negatif dari menonton televisi

terhadap pelaksanaan ibadah salat, oleh karena televisi merupakan media

yang sudah tidak bisa dihindari maka orang tua merupakan faktor yang

sangat penting untuk mengontrol anak-anaknya didalam menonton

televisi, seperti dibatasi waktunya, didampingi waktu menonton serta

diarahkan pada acara-acara yang bermanfaat. Sebab jika anak dibiarkan

menonton televisi tanpa kontrol tidak hanya ibadah salatnya yang

terganggu tetapi aktivitas yang lainnya juga bisa terganggu misalnya

aktivias belajar, membantu orang tua, mengaji dan lain sebagainya.

Sehingga menyebabkan anak menjadi malas bahakan mungkin juga

(52)

A. Kodisi Umum SMP Muhammadiyah Salatiga 1. Tinjauan Historis

Sebagaimana lembaga pendidikan yang lain SMP Muhammadiyah

juga mempunyai sejarah tersendiri pada awal berdirinya. Sebagai lembaga

pendidikan milik yayasan Perserikatan Muhammadiyah, SMP

Muhammadiyah Salatiga bernaung dibawah Majlis Pendidikan Dasar dan

Menengah (Dikdasmen) yang merupakan bagian dari Pimpinan Daerah

Muhammadiyah Kota Madya Salatiga. Hubungan serta pembagian tugas

dan wewenang antara yayasan sebagai pengelola dan sekolah sebagai

penyelenggara diatur dalam Keputusan Majlis Dikdasmen sesuai dengan

kaidah Perguruan Dasar Muhammadiyah yang ditetapkan oleh Pimpinan

Pusat Muhammadivah.

Dalam rangka mewujudkan sebagian dari amal usaha Perserikatan

Muhammadiyah yang berupa sarana pendidikan ini, Pimpian

Muhammadiyah Daerah Kota Madya Salatiga dan Kabupaten Semarang

bekerjasama dengan instansi terkait, tokoh agama Islam di Salatiga dengan

Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI) sebagai penyumbang dana,

maka berdirilah sebuah bangunan sarana pendidikan SMP Muhammadiyah

Salatiga. Pada tanggal 5 Januari 1974 dan diresmikan pada tanggal 12 Juli

1975 penggunaanya.

(53)

Pada awal berdirinya, dengan keputusan kantor pembinaan-

pembinaan Menengah Umum Pertama Propinsi Jawa Tengah tanggal

2 Mei 1974 SMP Muhammadiyah Salatiga telah tercatat sebagai SMP

Swasta dalam Daerah Propinsi Jawa Tengah dengan nomor : I / B / 7

/1974. Kemudian pada tanggal 1 April 1978, Kantor Wilayah Departemen

P dan K menyatakan sebagai sekolah swasta yang sah.

Tahun berganti tahun, bergulir seiring waktu dalam kurun 12

tahun, untuk kali pertama SMP Muhammadiyah Salatiga mendapat

pengakuan status “Diakui” yaitu pada tanggal 3 Desember 1985 dan pada

tahun 1990 diperoleh jenjang status “Disamakan” yaitu tanggal

31 Desember 1990.

Dalam perkembangannya SMP Muhammadiyah Salatiga

mengalami kemajuan yang sangat pesat. Setelah memperoleh beberapa

tahapan jenjang status, Terdaftar, Diakui, dan Disamakan pada tahun 1990,

maka kepercayaan masyarakat semakin tinggi, hal ini terlihat pada jumlah

pendaftar yang semakin banyak. Pada tahun ajaran 1995/1996 penerimaan

siswa baru mengalami peningkatan hal ini ditandai dengan banyak

pendaftar dengan jumlah 223 tetapi yang diterima hanya 193 siswa. Dalam

waktu yang singkat sampai saat ini tahun ajaran 2005/2006 SMP

Muhammadiyah Salatiga sudah meluluskan kurang lebih 5000 siswa.

Sedang siswa seluruhnya berjumlah 65 &

Dalam kurun waktu lebih dari dua dekade SMP Muhammadiyah

(54)

Salatiga. Tidak hanya di bidang perolehan calon siswa baru tetapi dalam

bidang-bidang prestasi-prestasi yang lain SMP Muhammadiyah selalu

tampil dengan mengirimkan delegasi-delegasi siswa-siswa untuk beradu

prestasi baik di tingkat Lokal, Propinsi maupun Nasional. Disamping itu

untuk meningkatkan mutu di SMP Muhammadiyah, telah dilaksanakan

berbagai kegiatan ekstra dari berbagai bidang yaitu olah raga, seni,

kepemimpinan maupun bidang akademik.1

2. Tinjauan Geografis

SMP Muhammadiyah Salatiga dalam proses pembelajarannya

menempati tanah seluas lebih 142m yang berlokasi di desa Kauman

Kelurahan Sidorejo Kecamatan Sidorejo Lor Kotamadya Salatiga tepatnya

di Jl. Raya Seruni No.32 Salatiga. Adapun batas-batas wilayahnya adalah

sebagai berikut:

a. Sebelah Barat : Desa Kauman

b. Sebelah Utara : Jl. Cempaka

c. Sebelah Timur : Jl. Raya Monginsidi

d. Sebelah Selatan : Jl. Kartini dan Jl. Pattimura

Melihat letak geografisnya yang strategis ini maka SMP

Muhammadiyah Salatiga mempunyai prospek yang bagus, disamping

mudahnya transportasi juga didukung oleh masyrakat lingkungan sekolah

yang kondusif, ditambah banyaknya sekolah SLTP baik swasta maupun

(55)

negeri disekitar lingkup kawasan itu, SMP Muhamadiyah juga terletak

ditengah kawasan perkotaan.

3. Keadaan Siswa, Guru dan Karyawan

a. Keadaan Siswa

Jumlah siswa SMP Muhammadiyah Salatiga secara

keseluruhan adalah 658 yang terbagi dalam lima belas kelas meliputi

kelas 1 lima kelas dengan 225 siswa, kelas 2 lima kelas dengan

jumlah 223 siswa dan kelas 3 lima kelas dengan jumlah 210 siswa.

Adapun perinciannya sebagai berikut:

TABEL I

JUMLAH SISWA SMP MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2005/2006

Tingkat Jumlah Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

I 5 136 89 225

II 5 111 112 223

III 5 132 78 210

Jumlah 379 279 658

b. Keadaan Guru

Tenaga edukatif yang mengajar di SMP Muhammadiyah

Salatiga hampir semua berasal dari lulusan Keguruan atau

mempunyai profesionalisasi dalam mengajar. Mereka sebagian besar

Lulusan IKIP baik program S.l maupun dari FKIP dan dari

universitas swasta lain.

(56)

Jumlah tenaga pengajar di SMP Muhammadiyah Salatiga

seluruhnya berjumlah 25 orang dengan perincian 17 guru tetap dan 5

orang berstatus tidak tetap dan guru bantu daerah 2 dan 1 Kepala

Sekolah. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

TABEL II

KEADAAN GURU SMP MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN PELAJARAN2005/2006

No Nama Jabatan Pend. Bidang Studi

1 Yudi Haryono S.Pd Kepala Sekolah Matematika/ SI Matematika

2 Thoniek Fatonah, BA PKS. Ur.Sarpra Sarmud.Ek.Um Bhs. Indonesia

3 Khadzikul Fikri Sie. Ekstrakur PGSMTP ket. Jasa Kertangkes

4 Suci Rahayu Sie. Kurikulum D III. Bhs. Inggris Bhs. Inggris

5 Sri Harmoni Wali Kelas D III. PMP PPKN

6 Emy Setyowati Wali Kelas D III. Biologi IPA Biologi

7 Sriyono S.Pd Sie . Kesiswaan S.l Penjaskes Penjaskes

8 Dra. Djandaroh Sie. Ur. Al Islam S.l Tarbiyah PAI

9 Suparmi Wali Kelas PGSLP Tata Buku Geografi

10 Sri Suryani S.Pd. Sie. Kesiswaan D II.PMP PPKN

11 Noor Khanah, BA Ur. Perdus Sarmud.Pend.Um. Bhs. jawa

12 Is Purwito ER, S.Pd - S.l Sejarah IPS Sejarah

13 Nur Indah Widyastuti Wali kelas D.II Ket. Jasa Bhs. Indonesia

14 Puji Hastuti Wali kelas D.II Ket. Jasa IPS Ekonomi

15 Neni Junaeda, S.Pd Sie. Kurikulum Matematika / S.l Matematika

16 Christiana Budi H Wali kelas D III. PMP PPKN

17 Hj. Sumini - Tarbiyah PAI

18 B ambang Susmoyo PKS. Ur. Kurikulum DII. PAI PAI / B.IND

19 Drs. Mulyono PKS. Ur. Kesis S.l Tarbiyah PAI/ Penjaskes

(57)

No Nama Jabatan Pend. Bidang Studi

21 Raharjo, S.Pd Sie. Laborat Matematika / S. 1 Matematika

22 Siti Choiriyah S.Pd - S.I Bhs. Inggris Bhs. Inggris

23 Wiry adi S.Pd - Matematika / S.I Matematika

24 Sawitri Dewi Psy BP S.I BP BP

25 Try Rahayu S.Pd - S.I Fisika Fisika 3

c. Keadaan Karyawan

Keadaan karyawan atau tenaga non edukatif di SMP

Muhammadiyah Salatiga berjumlah 6 orang. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat tabel dibawah ini

TABEL III

KEADAAN KARYAWAN SMP MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN 2005/2006

No Nama Jabatan Pendidikan

1 Ema Styowati Kepala TU S.I Ekonomi

2 Supono Staf TU PGAP

3 Siti Arofah Staf TU SMA

4 Yuli Pratiwi Staf TU SMA

5 Ismal Penjaga SMEA

6 Edi Triwanto Penjaga SD

4. Keadaan Sarana dan Prasarana

Untuk lebih menunjang proses belajar mengajar, serta

penyelenggaraan administrasi di SMP Muhammadiyah Salatiga maka

Gambar

TABEL XIII NOMINASI
gambar melelui gelombang frekwensi radio dan yang menerimanya pada
TABEL IJUMLAH SISWA SMP MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN
TABEL IIKEADAAN GURU SMP MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Standar Tarif Kapitasi di Puskesmas atau fasilitas kesehatan yang setara sebesar Rp.3.000,00 (tiga ribu rupiah) sampai dengan Rp.6.000,00 (enam ribu rupiah) dan

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunianya jugalah sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul

sumber daya yang penting bagi perusahaan, karena karyawan memiliki peran.. penting dalam hal mengoptimalkan bahan baku untuk menjadi suatu

Menurut Richard Paul (Kowiyah, 2012:176) memberikan definisi bahwa: berpikir kritis adalah model berpikir mengenai hal, substansi atau masalah apa saja, dimana si

tangan secara berlahan agar tidak membangunkannya. 6) Buatlah tempat yang tenang untuk tidur pada umumnya, bayi.. dapat membiasakan diri untuk tidak terjaga dengan

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul: “ PENGARUH MANAJEMEN KELAS TERHADAP MUTU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMP NEGERI 2 KALIBAGOR KELAS VIII C

increase learners' success. This paper hence aims to review whether video project could be supportive to facilitate the teaching of linguistic and non-linguistic skills, to