• Tidak ada hasil yang ditemukan

0TIKA DASAR

Dalam dokumen Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku (Halaman 29-38)

1'. Apa )ang !imaksu! etika !asar?

Etika dasar atau basic ethics merupakan studi yang membahas dasar-dasar etika se#ara umum, sebagai landasan untuk memahami lebih  jauh isu-isu etik berkaitan dengan bidang-bidang spesiik! "idalamnya mengandung teori etika (ethical theory), pembuatan keputusan etik (ethical  decision making), dan model-model pembuatan keputusan etik (ethical  decision making model).

8anpa memahami etika dasar maka orang, termasuk proesional, akan mendapatkan kesulitan dalam menyelesaikan problem kehidupan yang pada dasarnya banyak mengandung dilema etik!

1(. e"askan mengenai te%ri etika

8eori etika menyediakan sebuah sistem untuk menyelesaikan dilema etik, yakni sebuah situasi yang memerlukan keputusan dari dua alternati  solusi yang mungkin sama-sama tidak menyenangkan atau saling bertentangan! "ilema tersebut banyak dijumpai dalam pelayanan kesehatan dan seringkali para proesional tidak dapat menemukan  ja+abannya yang tegas! 8idaklah salah jika orang mengatakan bah+a

dalam sering lebih banyak pertanyaan daripada ja+abannya!

8eori etika men#akup keyakinan-keyakinan dasar tentang apa yang se#ara moral benar dan salah serta mena+arkan pertimbangan-pertimbangan untuk mempertahankan keyakinan tersebut! $a juga menyediakan dasar bagi penyusunan kode etik proesi!

'ebetulnya ada banyak #ara yang dita+arkan oleh teori etika dalam menyelasaikan dilema etik, namun dalam buku ini hanya akan dibahas se#ara singkat teori deontologi dan teleologi saja!

"eontologi tersusun dari dua kata, yaitu “deon”  yang artinya ke+ajiban (ikatan) dan kata “logos” yang berarti ilmu! $a merupakan sebuah #ara pengambilan keputusan etik berdasarkan pada ke+ajiban yang telah ditetapkan lebih dahulu berdasarkan prinsip-prinsip yang tetap dan absolut (unchanging an absolute principles), yang biasanya diperoleh dari nilai-nilai uniersal agama-agama besar! 2rinsip dasarnya dimaksudkan untuk menjamin kelestarian spesies, dengan memberikan ke+ajiban!

$de kun#inya adalah bah+a tindakan apapun yang sesuai dengan ke+ajiban (yang telah ditentukan lebih dahulu) dianggap benar, sedangkan yang berseberangan dengan ke+ajiban dianggap salah!

ekurangan teori deontologi terletak pada penetapan ke+ajiban (yang mungkin saja dapat menimbulkan konlik tersendiri) dan pada

peme#ahan mengenai ke+ajiban mana yang seharusnya didahulukan! "ipertanyakan pula tentang asal-muasal timbulnya ke+ajiban tersebut7 misalnya tentang siapa yang harus mengidentikasi dan menetapkannya! Meski dikatakan lebih dapat diterima dalam bidang pelayanan kesehatan namun teori ini dinilai tidak leksibel!

8eleologi berasal dari kata “telos”  yang maknanya adalah akhir  tujuan dan kata “logos” yang maknanya ilmu! 8eori ini mena+arkan #ara pengambilan keputusan etis dengan menetapkan benar dan salah suatu perbuatan dengan didasarkan pada akibat dari perbuatan tersebut! arena harus dilihat dahulu situasinya dan dikalkulasi baik buruknya maka teori ini disebut situation0ethics atau calculus morality.

2rinsip dasarnya ini adalah manaat (utility), yang menetapkan berguna tidaknya suatu perbuatan dilihat dari akibatnya sehingga perbuatan yang benar adalah yang menghasilkan kebaikan, sementara perbuatan yang salah adalah yang akan mendatangkan kerugian!

$de kun#inya adalah bah+a baik (good) dideinisikan sebagai kebahagiaan atau kesenangan sehingga tindakan apapun dianggap benar  manakala dapat memba+a kebaikan sebesar-besarnya dan kerugian seke#il-ke#ilnya!

8eori teleologi tidak memiliki prinsip-prinsip yang kaku, kode etik, ke+ajiban-ke+ajiban atau peraturan-aturan tertentu untuk menyelesaikan situasi khusus! sumsi dasarnya adalah bah+a baik dan buruk (good and  harm) dapat dikalkulasi seperti ormula matematika sehingga seseorang dapat menilai sendiri tingkat baik dan buruknya dari kasus spesiik! 2embuat keputusan dapat mempertimbangkan tindakannya untuk kesejahteraan umum sebagaimana yang dilakukan oleh kebanyakan orang saat menghadapi situasi yang sama!

ekurangan dari teori teleologi adalah karena lebih membantu ter#apainya kebahagiaan maksimum bagi segelintir orang dari pada kebanyakan orang! arena prinsipnya adalah maanaat (utility) maka orang dapat mengalami konlik yang tidak terselesaikan ketika sedang

menentukan benar dan salah! 2ertanyaan yang mun#ul adalah, tindakan mana yang lebih menghasilkan kebaikan sebesar-besarnya dan kerugian seke#il-ke#ilnya, sebab mengukur kebaikan relati dan kerugian relati dari suatu tindakan sangat sulit dan bahkan sering tidak mungkin! 8ambahan lagi bah+a penentuan the greatest good  sangat subjekti dan seringkali menghasilkan inkonsistensi keputusan! 8eori teleologi dinilai #enderung mengabaikan hak dan kebutuhan indiidu!

1,. e"askan tentang k%nsep pem+uatan keputusan

'ebagai introduksi perlu dijelaskan hal-hal penting untuk diingat, yaitu sebagai berikut4

a! bah+a pembuatan keputusan atas dilema etik dipengaruhi oleh banyak aktor!

b! bah+a sejalan dengan perubahan dunia maka banyak dilema baru mun#ul, sementara dilema lama tetap saja eksis!

#! bah+a salah satu perubahan terbesar dunia sekarang ini adalah kemajuan di bidang ilmu dan teknologi, utamanya dalam bidang pelayanan kesehatan, yang sering meninggalkan jauh dibelakang kemampuan etik dan hukum dalam mengatasi problem yang ditinggalkan oleh kemajuan itu!

Merujuk pada kondisi lampau dan kini maka orang, utamanya para proesional, harus mampu untuk4

a! mengidentiikasi aktor-aktor penting yang dapat mempengaruhi pembuatan keputusan, yaitu4

- sosio-budaya (socio0cultural factors)7

- kemajuan ilmu dan teknologi (scientific and technological  advances)

- isu-isu hukum (legal issues)7

- perubahan status pekerja dibidang kesehatan (changes in the occupational status of health care workers)7 dan

- keterlibatan komsumen dalam pelayanan kesehatan (consumer  involvement in health care)!

b! mengaplikasikan keempat prinsip moral (the four moral principles) dalam setiap pembuatan keputusan!!

Menurut *eau#hamp and Childress (193) keempat prinsip moral tersebut terdiri dari4

-  beneficence -  nonmaleficence. -  autonomy dan -  ustice.

'edangkan menurut Catalano (1991) keempat prinsip moral tersebut meliputi4

-  beneficence -  fidelity.

-  autonomy dan -  ustice.

1-. e"askan tiaptiap unsur !ari prinsip m%ra" terse+ut

2rinsip beneficence merujuk pada perbuatan yang baik (to do good). "engan prinsip ini maka setiap bentuk keputusan, termasuk keputusan bidang medis, selayaknya mempertimbangkan keuntungan bagi indiidu sasaran!

Menurut 41ford &nglish 5ictionary , terminologi beneficence diartikan sebagai perbuatan yang baik yang merupakan penjelmaam dari kebajikan atau kebaikan (benevolence atau kindly feeling).

8erminologi beneficence itu sendiri berasal dari bahasa Latin bene (well from bonus, good) dan facere (to do) dimana kebaikan atau kebajikan (benevolence) berakar pada bene dan volens (a strong wish or intention). 2ara iloso yang menekankan pada pendekatan rasional dan kalkulasi #enderung memilih beneficence! 'edangkan mereka yang lebih melihat etika (utamanya dalam kaitannya dengan kebajikan), +atak (character) dan

dimensi-dimensi psikologik dari moral life lebih #enderung memilih benevolence!

"aid >ume #ontohnya, menempatkan benevolence sebagai naluri yang melekat pada manusia sejak a+al! .amun oseph *utler, %ran#is >ut#heson, dam 'mith dan iloso lain dari $nggris abad F$F, menganggap >ume tidak banyak mengkaitkan dengan penyelesaian problem etik, misalnya kaitannya dengan diskripsi peran dan tempat benevolence dalam pemetaan moralitas manusia (moral topography of human beings).  dam 'mith menggunakan terminologi beneficence, tetapi penggunaannya untuk menggambarkan siat dari kemauan baik serta menunjukkan semangat moral, bukan prinsip moral!

esimpulannya bah+a prinsip beneficence dapat dideinisikan se#ara luas dan sempit! 6illiam %rankena misalnya, mendeinisikan beneficence se#ara luas, yaitu sebagai prinsip yang didalamnya mengandung elemen pengekangan terhadap perbuatan yang dapat menimbulkan kerugian, pen#egahan dan pelepasan terhadap perbuatan buruk, serta elemen peningkatan terhadap kebaikan! 6alau ames Childress mengadopsi elemen-elemen beneficence dari %rankena namun ia mengklasiikasi kembali menjadi dua prinsip yang berbeda, yaitu prinsip beneficence dan prinsip nonmaleficence.

2rinsip nonmaleficence menghendaki agar setiap keputusan untuk melakukan perbuatan tertentu, meliputi tindakan di bidang medis, tidak merugikan indiidu dimana perbuatan itu dilakukan (to do no harm). *ah+a Catalano tidak men#antumkan prinsip ini sebagaimana yang dilakukan *eau#hamp dan Childress karena lebih bersetuju dengan pemikiran 6illiam %rankena, bah+a prinsip nonmaleficence sudah tersirat dalam prinsip beneficence sehingga tidak perlu dijadikan prinsip moral .  .amun beliau kemudian memasukkan fidelity  sebagai prinsip moral, yang me+ajibkan proesional menunjukkan ke#ermatan, kejujuran, kepatuhan dan kesetiaan terhadap tanggung ja+ab yang diembannya! 2rinsip ini dinilai olehnya sebagai elemen kun#i dari akontibilitas!

2rinsip autonomy merujuk pada adanya hak indiidu sasaran untuk membuat keputusan menyangkut kepentingannya sendiri! .amun harus diahami bah+a autonomy konsumen punya batas dan tidak boleh mengganggu autonomy  proesional! 2roesi juga punya autonomy   yang pada batas tertentu tidak boleh diganggu-gugat!

"alam kaitannya dengan pasien misalnya, autonomy   berarti hak pasien untuk membuat keputusan atas layanan kesehatannya sendiri (the right to make decisions about one2s health care). "engan hak tersebut tidak berarti pasien bebas meminta layanan kesehatan menurut keinginannya!  tas dasar itu autonomy  pasien mesti dikendalikan dan dikontrol oleh

prinsip-prinsip moral lainnya (seperti beneficence dan non0maleficence) serta autonomy proesional!

ika misalnya pasien meminta persalinan le+at operasi Cesar  maka hal itu perlu dipertimbangkan masak-masak (dari segi benefit and risk ) manakala tidak ditemukan adanya indikasi untuk operasi! 2erlu disadari bah+a disamping ada kelebihannya, operasi Cesar memiliki risiko potensial yang bisa merugikan ibu maupun janinnya! e#uali kelak ada kajian ilmiah (evidence based medicine) yang membuktikan bah+a operasi Caesar lebih menguntungkan (benefit )! 5leh sebab itu dalam merespon autonomy  pasien hendaknya berhati-hati!

2rinsip  ustice (as a fairness maupun as a distributive ustice) menunjukkan adanya ke+ajiban yang adil kepada semua orang! 2rinsip ini  juga men#erminkan adanya keseimbangan antara hak dan ke+ajiban, sehingga tidaklah adil menempatkan tanggung ja+ab yang besar kepada dokter tanpa diimbangi oleh haknya yang seimbang!

2/. Di me!ia apa saja ni"ai !an n%rma etika !irumuskan?

.ilai-nilai dan norma-norma etika dapat dirumuskan dalam media sumpah, kode etik, dan deklarasi!

'umpah berasal dari bahasa Latin,  profecio, yang kemudian dari kata itu mun#ullah terminologi proesi dan proesional (pengemban proesi)!

2ada a+alnya sumpah dokter diu#apkan oleh pengikut-pengikut 2ytagoras yang merasa muak terhadap praktek kedokteran pada masa itu7 yaitu lebih sering melakukan eutanasia dengan ra#un karena putus asa dalam upaya menyembuhkan pasien, tidak menghormati hidup insani (dari saat pembuahan) dengan melakukan aborsi, menipu pasien serta membo#orkan rahasia kedokteran! 2engikut 2ytagoras bersumpah untuk merebut kembali keper#ayaan masyarakat (public trust) yang pada masa-masa itu sudah mulai meluntur! Meski sebetulnya layak disebut sebagai /Maniesto 2ytagorean0 namun entah karena >ippo#rates juga memberikan kontribusi yang besar pada bunyi sumpah itu atau entah karena ingin memberikan penghormatan kepada beliau sebagai bapak ilmu kedokteran moderen maka sumpah dokter tersebut lebih dikenal sebagai /'umpah >ippo#rates0

'ekarang sumpah proesi sudah menjadi kela&iman bagi setiap anggota proesi, bukan hanya proesi medis tetapi juga kepera+atan, kebidanan dan proesi lain! ika pada asalnya sumpah diu#apkan atas nama de+a-de+i pelindung umat manusia, sekarang diu#apkan atas nama 8uhan Yang Maha Esa! 'umpah seperti ini akan mermberikan kesadaran bah+a setiap anggota proesi merupakan instrumen 8uhan untuk men#iptakan “rahmatan lil alamin” di dunia!

*egitu pentingnya sumpah sehingga pemerintah juga perlu mengaturnya, misalnya 'umpah "okter $ndonesia yang diatur dalam 2eraturan 2emerintah!

'elain dirumuskan dalam media sumpah, nilai dan norma juga dapat dirumuskan dalam bentuk kode etik, yang pada dasarnya merupakan datar tertulis (written list) dari semua aturan (rules) untuk dipakai sebagai pedoman berprilaku! Mengingat semua anggota proesi menguasai #abang ilmu (body of knowledge) yang tidak dimengerti oleh pasien (client)  maka kode etik menjadi penting sebagai pengendali diri (self crontrol) agar tidak menggunakan superioritasnya se#ara tidak patut!

mumnya sekarang tiap-tiap proesi mempunyai kode etik sendiri-sendiri7 antara lain ode Etik edokteran $ndonesi (5"E$), ode Etik 2era+at, ode Etik *idan, dan sebagainya!

Mengenai media deklarasi perlu dijelaskan disini bah+a dalam masalah penting yang berkaitan dengan aspek tertentu dari kehidupan umat manusia perlu ada kesepakatan sesuai dengan ajaran etika diskursus! "alam masalah penelitian yang melibatkan manusia sebagai objeknya misalnya, perlu dirumuskan kesepakatan untuk menghindari terulangnya penelitian model &aman .a&i yang tidak mengindahkan moral dan etika, bahkan hak asasi manusia! $tulah latar belakang dibuatnya 5eclaration of 6elsinki  yang kemudian direisi pada tahun 19A@!

21. Da"am +entuk apa ni"ai !an n%rma etika !irumuskan?

'ebagaimana diuraikan di bagian depan bah+a nilai-nilai dan norma-norma etika dapat dirumuskan dalam berbagai bentuk7 yaitu standar, prinsip, dan aturan (yang dikompilasi kedalam kode etik)! Masing-masing bentuk tersebut memiliki siat dan ungsi berbeda!

22. Se+utkan sa"ah satu m%!e" pem+uatan keputusan etik (ethical  decision making model ?

'ebetulnya ada banyak model yang dita+arkan oleh para pakar  etisis dalam membuat keputusan etis, namun dalam buku ini hanya akan dibahas model yang diajukan oleh ohnstone (1939)!

*eliau menganjurkan agar problem moral diselesaikan dengan menggunakan pendekatan lima langkah, yaitu4

1! Menilai situasinya (assessing the situation).

;! Mengenali dan menentukan problem moralnya (diagnosing or  identifying the moral problem).

! Menetapkan tujuannya serta meran#ang tindakan yang sesuai (setting  moral goals and planning an appropriate).

B! Melaksanakan tindakan yang telah diran#ang (implementating the moral plan of action).

@! Mengealuasi hasilnya (evaluating the moral outcomes of action implementating).

ntuk lebih memahami model yang diajukan oleh ohnson tersebut perlu diberikan #ontoh kasus! 'eorang perempuan hamil datang ke dokter  bedah karena mengidap kanker payu dara! pa tindakan yang menurut etika dapat dibenarkan=

Langkah pertama adalah menilai situasinya, bah+a perempuan tersebut perlu dilakukan operasi dan kemudian diteruskan dengan penyinaran atau kemoterapi untuk menyelamatkannya! .amun +anita tersebut sedang hamil dua bulan sehingga tindakan tersebut dapat membahayakan janin yang dikandungnya! 5perasi mengandung risiko potensial, tindakan penyinaran dengan radioakti dapat mengakibatkan mutasi gen pada janin sehingga berpotensi menjadi kanker dan pemberian obat kemoterapi juga berpotensi menimbulkan masalah yang sama dengan penyinaran!

Langkah kedua adalah mengenali problem moralnya! pakah bermoral menunda operasi dan penyinaran atau kemoterapi sampai pasien melahirkan mengingat konsekuensi yang sama artinya dengan memberikan kesempatan A bulan lamanya kepada kanker payu untuk berkembang=  pakah bermoral jika operasi dan penyinaran atau pemberian kemoterapi dilakukan sekarang, yang konskuensinya berpotensi menimbulkan masalah kesehatan pada janin sehingga akan menyulitkan kehidupannya kelak=  pakah sebaiknya kehamilannya diterminasi lebih dahulu sebelum mengatasi penyakit kankernya= a+abnya sudah pasti bah+a ketinganya merupakan alternati tak bermoral!

Langkah ketiga adalah menetapkan tujuan dan meran#ang tindakan yang sesuai serta dibenarkan menurut etika! 2ada langkah inilah ketiga pandangan moral diatas dikritisi, dianalisis se#ara sistematis dan rasional untuk ditetapkan jastiikasinya! 'udah pasti tidak mudah sebab teori etika (termasuk etika klinik yang akan dibahas dibelakang) harus diaplikasikan dengan tetap meperhatikan prinsip-prinsip moral, utamnya

Dalam dokumen Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku (Halaman 29-38)

Dokumen terkait