BAB I BAB I INTRODUKSI INTRODUKSI 1 1.. AAppaakkaah eh ettiikka ia ittuu?? Et
Etikika a beberarasasal l dadari ri bbahahasasa a YYuunananini “ethokos” “ethokos” atatau au babahahasa sa LaLatintin “ethicus”
“ethicus” , yang artinya adat kebiasaan, yang artinya adat kebiasaan ..
Menurut Catalano (1991), etika merupakan sebuah sistem penilaian Menurut Catalano (1991), etika merupakan sebuah sistem penilaian terhadap prilaku dan keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas terhadap prilaku dan keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya
guna menjamin adanya perlinduperlindungan atas ngan atas hak-hak indiidu! "idalamnyahak-hak indiidu! "idalamnya men#akup #ara-#ara pembuatan keputusan untuk membantu membedakan men#akup #ara-#ara pembuatan keputusan untuk membantu membedakan perbuatan yang baik dari yang buruk serta mengarahkan yang seharusnya! perbuatan yang baik dari yang buruk serta mengarahkan yang seharusnya! $a
$a beberlrlakaku u babagi gi inindidiiidudu-i-indndiiididu, u, kokomumuninitatas-s-kokomumuninitatas s keke#i#il l atatauaupupunn masyarakat!
masyarakat! Me
Menunururut t %r%ranan& & MaMagngnis is 'u'usesenono,, etietika ka mermerupupakaakan n ililsasaah ah yayangng merelek
mereleksikan sikan ajaran ajaran moral, moral, yang yang didaladidalamnya mnya mengandmengandung ung pemikiranpemikiran ras
rasionaional, l, kritkritis, is, mendmendasaasar, sistemar, sistematis tis dan dan nornormatimati! ! $a $a merumerupakpakan an sarsaranaana guna memperoleh orientasi kritis sehubungan dengan berbagai masalah guna memperoleh orientasi kritis sehubungan dengan berbagai masalah moralitas yang membingungkan
moralitas yang membingungkan.. 'ed
'edangangkan kan menumenurut rut enene e *lo*lokerker, , etika etika merumerupakpakan an #ab#abang ang ilmuilmu ils
ilsaah aah moramoral l yanyang g men#men#oba oba men#men#ari ari ja+ja+aban aban gunguna a menemenentukntukan an dandan mempertahankan se#ara rasional teori yang berlaku se#ara umum tentang mempertahankan se#ara rasional teori yang berlaku se#ara umum tentang ap
apa a yayang ng bebenar dan nar dan apapa a yayang ng sasalah sertlah serta a apapa a yayang ng babaik ik dadan n apapa a yayangng buruk sebagai sebuah perangkat prinsip moral yang dapat digunakan untuk buruk sebagai sebuah perangkat prinsip moral yang dapat digunakan untuk pedoman bagi tindakan manusia!
pedoman bagi tindakan manusia! 'e
'elalain in keketitigga a dedeiininisi si didiatatas as mamasisih h adada a bebebbererapapa a lalagi gi yyanangg dik
dikemukemukakaakan n oleh oleh para para ahlahli i (eti(etisis) sis) berberdasadasarkan rkan persperspektpektinyinya a masmasing- ing-masing! Meski berbeda pengungkapannya, namun semua deinisi yang ada masing! Meski berbeda pengungkapannya, namun semua deinisi yang ada mengandung esensi yang sama!
mengandung esensi yang sama! Me
Mengngenaenai i +i+ilaylayah ah stustudindinya ya menmen#ak#akup up etietika ka nonormarmatiti (normative(normative ethics)
dibagi menjadi dua, yaitu etika diskripti
dibagi menjadi dua, yaitu etika diskripti (discriptive ethics)(discriptive ethics) dan etika kritikal dan etika kritikal (critical ethics
(critical ethics atauatau metaethics).metaethics).
Etika normati membahas sejauh mana suatu prilaku dianggap benar Etika normati membahas sejauh mana suatu prilaku dianggap benar (p
(panantatas) s) atatau au sasalalah h (t(tididak ak papantntasas) ) sese#a#ara ra momoraral l sesertrta a memembmbererikikanan alasanny
alasannya! a! Etika diskripti mengkaji Etika diskripti mengkaji pengetapengetahuan empiris huan empiris berkaitaberkaitan n dengandengan prilaku dan keyakinan dari sisi moral! $a tidak mengkaji tentang apa yang prilaku dan keyakinan dari sisi moral! $a tidak mengkaji tentang apa yang seharusnya diperbuat manusia melainkan apa perbuatan dan alasannya! seharusnya diperbuat manusia melainkan apa perbuatan dan alasannya! 'eme
'ementarntara a etiketika a kritkritikalikal (meta(metaethicsethics)) membahas analisis suatu ungkapanmembahas analisis suatu ungkapan (language)
(language), , konkonsesep, p, pepemikmikirairan, n, dadan n obobjek jek etetikaika! ! $a $a menmengkagkaji ji mismisalnalnyaya tentang makna sebenarny
tentang makna sebenarnya a dari terminologi krusial (seperti hak, dari terminologi krusial (seperti hak, ke+ajibke+ajiban,an, s
siiat at bbaiaik, k, tatangnggugungngjaja++ab ab dadan n sesebabagagaininyya) a) beberdrdasasararkkan an lologigikka,a, pertimbangan moral dan jastiikasinya!
pertimbangan moral dan jastiikasinya! ntara
ntara etika etika dan dan moral moral sebenasebenarnya rnya mempunymempunyai ai makna makna asal asal yangyang sa
sama, ma, yayaitu itu adadat at kekebiabiasasaanan (c (cususttomom)) atatau au jajalan lan hidhidupup (w(way ay of of lilifefe).). ed
eduanuanya ya salisaling ng kaikait-met-mengkngkait ait sehisehinggngga a oraorang ng haruharus s pula pula menymenyingginggungung moral ketika berbi#ara tentang etika dan begitu pula sebaliknya! .amun moral ketika berbi#ara tentang etika dan begitu pula sebaliknya! .amun terminolo
terminologi etika gi etika #enderu#enderung merujuk ng merujuk pada kajian tentang prilaku moralpada kajian tentang prilaku moral (the(the study of moral conduct)
study of moral conduct) sedangkan terminologi /moral0 lebih merujuk pada sedangkan terminologi /moral0 lebih merujuk pada pe
perbrbuatuatanannynya a itu itu sensendidiriri (t(to o rerefefer r to to ththe e cocondnduct uct ititseselflf)) yang yang dikaitkadikaitkann dengan baik dan buruk atau benar dan salah!
dengan baik dan buruk atau benar dan salah!
Contohnya, jika orang berkata bah+a perbuatan aborsi merupakan Contohnya, jika orang berkata bah+a perbuatan aborsi merupakan perbuatan yang salah maka yang dibi#arakannya itu adalah masalah moral, perbuatan yang salah maka yang dibi#arakannya itu adalah masalah moral, teta
tetapi pi jika jika seorseorang ang doktdokter er ahli ahli kandkandungungan an menmenimbaimbang-nng-nimbaimbang ng apaapakahkah akan melakukan aborsi atau tidak terhadap pasiennya yang hamil dengan akan melakukan aborsi atau tidak terhadap pasiennya yang hamil dengan di
disesertrtai ai pepenynyakakit it jajantntunung g atatau au giginjnjal al yyanang g beberarat t mamaka ka yayang ng sesedadangng dtimbang-timbang itu adalah masalah etika! "alam hal ini pandangan moral dtimbang-timbang itu adalah masalah etika! "alam hal ini pandangan moral tentang aborsi dikritisi, dianalisis se#ara sistematis dan rasional (logis) guna tentang aborsi dikritisi, dianalisis se#ara sistematis dan rasional (logis) guna mendapatkan jastiikasinya!
mendapatkan jastiikasinya!
adi moral membahas tentang benar dan salah suatu perbuatan dari adi moral membahas tentang benar dan salah suatu perbuatan dari aspek yang paling dalam (ilosois), sementara etika mengkaji tentang baik aspek yang paling dalam (ilosois), sementara etika mengkaji tentang baik da
be
berdrdasaasarkrkan an ananalalisiisis s yayang ng rasrasionional al dadan n krikritis tis teterhrhadaadap p mormoral! al! oosesephph %l
%letet#h#her er sesendndiriri i jujuga ga memembmbededakakan an anantatara ra momoraral l dadari ri etetikika! a! *e*eliliauau menyat
menyatakan bah+akan bah+aa “morality is what people do in fact believe to be right “morality is what people do in fact believe to be right and good, while ethics is a critical reflection about morality and the rational and good, while ethics is a critical reflection about morality and the rational analysis of it”.
analysis of it”. "al
"alam am membmembahaahas s tenttentang ang etietika, ka, kedukedua a termterminolinologi ogi terstersebut ebut (da(dann tent
tentunyunya a jugjuga a termterminolinologi-ogi-terterminominologi logi terkterkait ait lailainnynnya) a) haruharus s benbenar-bar-benar enar diahami maknany
diahami maknanya a agar tidak mendapat kesulitan di agar tidak mendapat kesulitan di belakanbelakang hari! g hari! 2esan2esan eo
eorge *arkelrge *arkeley ey dardari i EidEidunbuunburgh rgh padpada a abaabad d ke ke 13 13 ialaialah, h, agaagar r jangjanganan me
mengngababururkakan n kakata ta dadan n babahahasa sa kakarerena na hahal l ititu u sasama ma arartitinynya a dedengnganan me
menanabuburkrkan an dedebu bu dididedepapan n mamata ta sesehihingngga ga didikekemumudidian an hahari ri memengngeleluhuh karena tidak lagi dapat melihat sesuatu didepannya dengan jelas!
karena tidak lagi dapat melihat sesuatu didepannya dengan jelas!
2.
2. BBaaggaaiimmaanna a ssejejaarraah eh ettiikaka?? uguste Comt
uguste Comte, seorang iloso kondane, seorang iloso kondang pen#etus aliran positig pen#etus aliran positiismeisme dari 2eran#is menyatakan4
dari 2eran#is menyatakan4 “You can know little of any idea, untill you know “You can know little of any idea, untill you know the histo
the history ry of of thathat t ideidea”.a”. 5le5leh h sebasebab b itu tidaklaitu tidaklah h mungmungkin orang dapatkin orang dapat men
mengetgetahahui ui lelebih bih banbanyayak k akaakan n sesesuasuatu tu ideide, , memelipliputi uti pupula la etietikaka, , tantanpapa mempelajari lebih dahulu sejarah timbulnya ide tersebut!
mempelajari lebih dahulu sejarah timbulnya ide tersebut!
"ilihat dari sejarahnya, etika memang tidak dapat dipisahkan dari "ilihat dari sejarahnya, etika memang tidak dapat dipisahkan dari ilsaah sebab ia tumbuh dan berkembang dari serta berakar pada ilsaah, ilsaah sebab ia tumbuh dan berkembang dari serta berakar pada ilsaah, ya
yaitu itu ilmilmu u yayang ng menmen#o#oba ba menmen#ar#ari i ja+ja+ababan an tetentantang ng berberbabagagai i masmasalaalahh kehidup
kehidupan beserta alam semesta dari an beserta alam semesta dari aspek yang paling aspek yang paling dasar atau hakiki!dasar atau hakiki! 5l
5leh eh sebsebab ab itu itu tidtidakaklah lah sasalah lah jikjika a kekemudmudiaian n papara ra ahahli li menmenyeyebubut t etietikaka sebagai bagian dari ilsaah, atau tepatnya ilsaah moral!
sebagai bagian dari ilsaah, atau tepatnya ilsaah moral! 2
2eerrllu u didissaaddarari i bbaah+h+a a iilmlmuu--ililmu mu yyaanng g aadda a ddiimumukka a bubumi mi ininii sesungg
sesungguhnya pada uhnya pada a+alnya+alnya a dipelajadipelajari ri dengan menggunakan pendekatandengan menggunakan pendekatan ilsaati, atau dengan kata lain, segala ilmu yang ada (termasuk ilmu-ilmu ilsaati, atau dengan kata lain, segala ilmu yang ada (termasuk ilmu-ilmu kh
khusususus) ) memengngininduduk k ppadada a iilslsaaahah! ! .a.amumun n dadalalam m peperkrkemembabangnganan selanjutnya beberapa ilmu khusus memisahkan diri menjadi disiplin ilmu selanjutnya beberapa ilmu khusus memisahkan diri menjadi disiplin ilmu tersendiri! "ia+ali oleh matematika dan isika yang memisahkan diri pada tersendiri! "ia+ali oleh matematika dan isika yang memisahkan diri pada
&aman Renaissance dan kemudian diikuti oleh ilmu-ilmu khusus lainnya! Meski demikian, ilsaah tetap eksis dan bahkan mampu mengembangkan diri sebagai akibat ketidak-mampuan ilmu-ilmu yang telah memisahkan diri untuk meme#ahkan banyak masalahnya!
6ilayah kerja ilsaah sekarang men#akup banyak hal7 antara lain masalah teologi, metaisika, politik, agama, logika, hukum, sejarah, antropologi, estetika dan juga etika! husus mengenai etika, utamanya bioetika, pada akhir-akhir ini mulai mendapatkan perhatian serius oleh para ahli guna menja+ab berbagai masalah dan paradok yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi!
"alam kurun +aktu lima puluh tahun belakangan ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran begitu pesat, utamanya dalam hal biologi molekuler yang sudah sampai pada teknologi nano! "engan kemajuan tersebut maka banyak penyakit yang dulunya tidak dikenal samasekali sekarang sudah dapat diidentiikasi, sementara penyakit-penyakit lama juga dapat didiagnosis lebih akurat dan lebih dini sehingga akibatnya lebih banyak gangguan kesehatan dapat diatasi pada saat yang tepat! lat-alat kedokteran #anggih untuk keperluan diagnosis (seperti C8 '#an, ', $M: dan alat-alat imaging lainnya) maupun untuk kepentingan terapi (seperti artificial respirator dan hemodialisa) diproduksi se#ara besar-besaran, sementara obat-obat baru yang lebih bermutu juga ditemukan! "ampak positi dari semua itu adalah menjadikan tidak sedikit orang dapat dihindarkan dari kematian dini, dipulihkan kesehatannya serta ditingkatkan daya #iptanya untuk kemudian disumbangkan kembali kepada keluarga, masyarakat, bangsa dan negara!
"i satu sisi kemajuan tersebut menggembirakan, tetapi di sisi lain, utamanya dalam pandangan iloso, benar-benar mengkha+atirkan dan menakutkan! Masalahnya adalah karena ilmu dan teknologi bukanlah apa-apa sampai ilmu dan teknologi tersebut benar-benar bermanaat bagi kehidupan umat manusia serta tidak merusak makna dasar manusia dan nilai kemanusiaannya! .amun sayangnya, sebagaimana disinyalir oleh
lin 8oler dalam bukunya “uture !hock” dan $an $lli#h dalam bukunya “"imit to #edicine”, bah+a penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak selamanya dapat menjamin bakal ter#apainya kesejahteraan umat manusia! plikasinya a#apkali justru memun#ulkan berbagai paradok yang dapat menjauhkan dari tujuannya semula!
emajuan ilmu dan teknologi di bidang kedokteran bahkan telah meninggalkan kemampuan etik dan hukum dalam menyelesaikan problem yang ditinggalkan oleh kemajuan tersebut!
unto 6ibisono dalam 'eminar .asional 2ertama *ioetika di Yogyakarta tahun ;<<< sempat mengingatkan agar dalam abad positiisme (yang didominasi oleh peran ilmu pengetahuan), kebenaran dan kenyataan tidak diukur hanya dari sisi positiistiknya saja7 sehingga apa yang dianggap benar dan baik haruslah bersiat konkrit, eksak, akurat, dan bermanaat! 2eringatan tersebut disampaikan karena orang tidak lagi memandang penting segala sesuatu yang abstrak karena dianggap tidak ilmiah, sulit diaplikasikan dalam kehidupan nyata sehari-hari dan hanya akan membuang-buang +aktu disaat banyak masalah teknis dan praksis berada di hadapan mata dan sedang menanti untuk segera diselesaikan! agasan konseptual-mendasar yang mengandung nilai-nilai ilsaati (seperti etika dan moral) juga layak mendapatkan perhatian serius! Maknanya, hal-hal mendasar yang bersiat abstrak (seperti kearian, kejujuran, kepantasan, kepatutan, keadilan dan kebebasan) juga harus diahami dan dihayati dengan sungguh-sungguh!
2erlu ditambahkan bah+a etika merupakan masalah yang siatnya pluralistik! 'etiap indiidu boleh saja menyatakan ketidak-setujuan atas apa yang disebut baik dan buruk atau berbudi dan tidak berbudi! alaulah semuanya bersetuju, bisa saja persetujuannya berangkat dari alasan yang berbeda-beda! "alam banyak masyarakat, ketidaksetujuan adalah sesuatu yang normal! ntuk masyarakat tradisional sering dibutuhkan kesepakatan atau tekanan sosial untuk dapat bertindak menurut #ara tertentu, sedangkan untuk masyarakat tertentu kultur dan agama seringkali memiliki
peran dominan untuk menentukan keetisan suatu prilaku (ethical behaviour)!
2ertanyaan selanjutnya ialah, siapa yang seharusnya menentukan keetisan bagi masyarakat kebanyakan=
"alam masyarakat liberal yang indiidualistis maka tiap-tiap indiidu memiliki kebebasan untuk menentukannya +alaupun bisa saja dipengaruhi oleh amili, teman, agama, media dan sumber eksternal lainnya! .amun dalam masyarakat tradisional, yang memiliki peran menentukan adalah amili, tetua, pemegang otoritas agama dan pemimpin politik! Meski seperti itu keaneka-ragamannya dalam masyarakat, namun umumnya orang bersetuju terhadap prinsip-prinsip undamental etika (fundamental ethical principles). 2rinsip-prinsip undamental inilah yang kemudian lebih dikenal
sebagai hak asasi manusia (the basic of human rights)!
husus mengenai etika kedokteran, sesudah lebih dari ;<<< tahun >ippo#rates dan pengikut-pengikut 2ythagoras mempublikasikan hasil pemikirannya, barulah proesi kedokteran memiliki sebuah a#uan dasar yang dapat digunakan se#ara uniersal, yaitu selepas $orld #edical %ssociation mengeluarkan the $#% &thics #anual ! #uan tersebut
kemudian direspon se#ara positi oleh berbagai persatuan dokter di berbagai belahan dunia untuk direkomendasikan menjadi bagian dari kurikulum pendidikan dokter! 'ejak saat itu pula proses pengembangan basic teaching on medical ethics dimulai dengan menga#u pada kebijakan dari persatuan dokter sedunia tersebut!
3. engapa !a"am kehi!upan !iper"ukan etika?
*erbeda dari makhluk lain maka manusia merupakan makhluk yang memiliki kebutuhan7 terdiri atas kebutuhan isik (physical demands), kebutuhan psikologi dan sosial (psychological and social demands) serta kebutuhan intelektual dan spiritual (intellectual and spiritual demands). "alam rangka memenuhi kebutuhan tersebut maka manusia perlu membuat keputusan sebelum melakukan sesuatu perbuatan! 5leh karena
itu setiap manusia dalam hidupnya akan selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan, yang pada hakekatnya merupakan pilihan moral (moral choice)! 'ebagian dari pilihan tersebut mungkin saja tidak terlalu berarti sehingga tidak memerlukan perhatian serius, namun sebagiannya lagi pastilah penting karena dapat mempengaruhi integritasnya!
*eruntung bah+a manusia dianugerahi perasaan dan akal yang dapat digunakan untuk merasakan dan menimbang-nimbang apakah suatu keputusan atau perbuatan dapat merusak reputasinya sendiri sebagai manusia beradab dan bermartabat!
"isisi lain manusia harus hidup dan berinteraksi dengan indiidu lain dan masyarakat, baik masyarakat ke#il maupun masyarakat luas! "alam berinteraksi itulah manusia juga harus membuat keputusan sebelum melakukan perbuatan yang dapat mempengaruhi indiidu diluar dirinya dan masyarakat! Mengingat indiidu dan masyarakat juga memiliki hak dan kebutuhan maka keputusan dan perbuatan manusia harus dipertimbangkan dengan sungguh-sungguh agar tidak men#iderai individual right s dan social rights serta individual interests dan social interests! ntuk itulah diperlukan suatu landasan, yaitu moral dan etika!
>arapan setiap anggota masyarakat ialah agar proses interaksi berlangusng tertib, damai, saling menyayangi, menghargai dan saling menghormati! ntuk men#iptakan kondisi seperti itu perlu dibuat pengertian-pengertian, prinsip-prinsip dan kesepakatan-kesepakatan! Mengingat moralitas merupakan a#uan dasar bagi pembentukan kaidah kehidupan maka moralitas tidak dapat dipisahkan dari ruang-lingkup kehidupan umat manusia! .amun moralitas itu sendiri dalam perjalanannya juga mengalami eolusi dan perkembangan!
2erlunya kesepakatan karena menurut urgen >abermas, pelopor etika diskursus, bah+a hanya terhadap norma yang telah disepakati saja yang dapat berlaku uniersal serta berhak menuntut untuk dipatuhi! ntuk alasan inilah maka nes#o, dalam meran#ang standar uniersal dalam bidang bioetik misalnya, merasa perlu membuat kesepakatan menyangkut
hal-hal penting setelah berkonsultasi dengan negara anggota, organisasi-organisasi internasional serta agama-agama besar!
angan pernah dilupakan bah+a dalam masyarakat sebetulnya juga sudah ada banyak sekali kesepakatan yang se#ara tidak tersadari telah tertanam dalam bentuk tradisi dan kebiasaan! 8idak ada satupun masyarakat di dunia ini,(mulai dari &aman primiti sampai sekarang) yang tidak memiliki tradisi, kebiasaan, aturan dan bahkan kode etik! Mengingat kehidupan terus berkembang maka moralitas juga mengalami perkembangan dan eolusi! 5leh sebab itu praktek moral (moral practices) dan standar moral (moral standards) juga mengalami perubahan disesuaikan dengan tingkat perkembangan sosial, intelegensia se#ara umum serta tingkat pengetahuan masyarakat!
adi, etika diperlukan dalam kehidupan karena ia merupakan kaidah, dalam bentuk standar dan kode etik (a set of moral standards and a code for behavior), yang akan membimbing manusia dalam berinteraksi dengan indiidu dan masyarakat! $a membimbing manusia tentang #ara membuat keputusan, membedakan perbuatan yang baik dari yang buruk serta mengarahkan kepada apa yang seharusnya!
'ebagai pedang bermata dua maka selain untuk kepentingan manusia diluar dirinya dan masyarakat, etika juga penting bagi diri sendiri! 5leh sebab itu setiap manusia harus mampu mengaktualisasikan dirinya sebagai manusia beradab, bermartabat dan berbudi luhur melalui sikap dan prilakunya! ika manusia melanggar etika yang berlaku, selain dapat merugikan manusia diluar dirinya dan masyarakat maka ia sendiri juga akan mendapatkan stigma sebagai manusia tak bermoral (immoral) serta akan mendapatkan sanksi etik berupa kata, bahasa, isyarat, atau tindakan tertentu (misalnya #ibiran, #emohan atau pengu#ilan) yang kesemuanya itu menggambarkan sikap ketidaksukaan komunitasnya! *ahkan sanksi hukum bisa ditambahkan manakala seseorang melakukan pelanggaran etika yang berat (gross immorality).
"isebut pelanggaran etika berat apabila melanggar fundamental of ethical principles, yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan hak asasi manusia (the basic of human rights).
#. Apa !asar pijakan !ari etika?
'ama halnya hukum maka etika juga berpijak pada dasar pijakan moral! >anya saja, etika dihasilkan oleh pemikiran yang lebih luas dan mendalam! Etika (dalam hal ini etika normati) menghendaki agar setiap manusia menggunakan hati nuraninya untuk melakukan perbuatan yang benar dan baik dan menghindari yang buruk dan salah dengan berlandaskan pada nilai moralitas!
*erangkat dari dasar pijakan nilai moralitas itulah keetisan atau kepantasan sesuatu sikap dan prilaku ditentukan! "engan kata lain, etika dihasilkan oleh releksi kritis dan pemikiran analitis yang rasional terhadap nilai-nilai moralitas yang berlaku! >ukum juga berlandaskan pada moral sehingga atas dasar itulah :onald "+orkin menyatakan bah+a prnisip-prinsip moral merupakan landasan bagi pembentukan hukum (moral principles is the foundation of law).
$. Ka"au !asar pijakan etika a!a"ah m%ra"& "a"u apa m%ra" itu?
Menurut Catalano (1991), moral diartikan sebagai standar tentang benar dan salah yang dipelajari le+at proses hidup bermasyarakat! *iasanya moral dikaitkan dengan indiidu-indiidu atau kelompok-kelompok ke#il dan dilandasi oleh keyakinan agama serta d i+ujudkan sebagai prilaku yang diselaraskan dengan kebiasaan kelompok atau tradisi!
'edangkan menurut %ran& Magnis 'useno dan ka+an-ka+an (199?), ajaran moral memuat nilai-nilai dan norma-norma yang terdapat diantara sekelompok manusia! Moralitas itu sendiri dapat berasal dari sumber tradisi (adat), agama atau ideologi!
"ari kedua deinisi tersebut nampak jelas kaitan antara agama dengan moral! "alam banyak diskusi yang bersiat sekulerpun diakui
betapa pengaruh agama terhadap moral! *ah+a ajaran agama belum #ukup karena agama bersiat +ahyu dogmatis sehingga masih diperlukan kajian yang bersiat kritis dan rasional! 2ada kenyataannya kajian tersebut mengindikasikan penguatan terhadap +ahyu dogmatis!
'. Apa saja muatan !ari ajaran m%ra"?
'ebagaimana diutarakan oleh %ran& Magnis 'useno dan ka+an-ka+an pada bagian depan bah+a ajaran moral memuat didalamnya nilai-nilai dan norma-norma! 5leh karena itu dalam setiap pembi#araan mengenai moral, kedua kata tersebut tidak mungkin ditinggalkan! Lalu apa yang disebut nilai dan norma itu=
.ilai adalah suatu konsep atau keinginan ideal yang memberi arti kepada kehidupan seseorang dan oleh karena itu akan selalu dijadikan motiasi bagi indiidu yang bersangkutan dalam membuat keputusan dan bertindak guna men#apai apa yang dianggapnya bernilai! 'elain tidak konkrit, nilai juga bersiat subjekti! $a lebih dilekatkan kepada indiidu, bukan kelompok7 yang bisa meliputi keper#ayaan agama, orientasi seks, hubungan amili atau aturan permainan! ika misalnya seseorang memilih agama islam atau katolik, atau menjalani hidup sebagai homosek atau lesbian adalah karena pilihan itu bernilai baginya!
"ikatakan tidak konkrit karena nilai, menurut 2ur+adianto (;<<<), bukan merupakan akta yang dapat diobserasi se#ara empiris dan dikatakan subjekti karena nilai mendasari keinginan, harapan, #ita-#ita dan pertimbangan internal-batiniyah (sadar ataupun tidak) ketika bersikap, bertindak ataupun berprilaku tertentu! kibat pertimbangan internal tersebut maka sesuatu bisa bernilai buat seseorang, tetapi tidak demikian halnya bagi orang lain!
onlik nilai bisa juga mun#ul manakala seseorang se#ara terpaksa harus berhadapan dengan sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai yang diyakini! Contohnya, seorang dokter kristiani yang karena ajarannya sangat anti terhadap tindakan aborsi, boleh jadi akan mengalami konlik
nilai ketika harus mera+at pasien yang mengalami komplikasi selepas menjalani aborsi oleh dukun!
Mengenai norma, sebenarnya ia memiliki berma#am-ma#am arti, namun terminologi ini biasanya digunakan dalam ilmu sosial untuk merujuk pada suatu bentuk kriteria sikap dan prilaku yang dapat diterima dalam masyarakat atau kelompoknya, atau yang dikaitkan dengan kriteria statistik rata-rata! *erbeda dengan nilai yang siatnya tidak konkrit dan subjekti maka norma merupakan bentuk konkrit dan objekti dari suatu nilai sehingga oleh karenanya dapat digunakan se#ara langsung untuk menentukan apakah seseorang telah melanggar atau tidak terhadap nilai-nilai yang berlaku se#ara umum dalam kelompoknya! ika perbuatan melanggar norma maka siapapun yang melakukan perbuatan dipastikan melanggar norma, tetapi jika seseorang menganggap * bernilai baginya maka orang lain tidak harus seperti itu!
da dua ma#am norma, yaitu norma umum (ordinary norms) dan norma khusus (misalnya professional norms). ika norma menetapkan agar setiap orang mera+at anak-anaknya dengan baik atau tidak melakukan pembunuhan terhadap siapapun maka kedua hal itu merupakan norma umum! >arus dibedakan dengan norma proesional yang tidak mengaplikasikan semua bentuk norma umum kepada setiap proesional! .orma proesional hanya memokuskan pada prilaku dan aktiitas dalam proesi (professional conduct and activities) saja.
2ada hakekatnya norma mengekspresikan pedoman prilaku yang kemudian dipilah dan dituangkan kedalam tiga bentuk7 yaitu4 standar (standard), prinsip (principles), dan aturan (rules).
'tandar merupakan parameter yang dapat dipakai untuk mengealuasi apakah seseorang baik atau buruk, lebih baik atau lebih buruk, bijak atau jahat serta dapat mengukur seberapa jauh tingkat kepatuhannya terhadap norma! 'elain itu standar juga membimbing prilaku manusia dengan memberikan #iri-#iri bijak agar diikuti dan #iri-#iri jahat agar dapat dihindari!
2rinsip adalah penyamarataan dasar (basic generali'ation) yang diterima sebagai kebenaran sehingga dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan atau prilaku (a basic generali'ation that is accepted as true and can be used as a basis for reasoning or conduct)! "idalamnya hanya menjelaskan tentang tanggungja+ab (responsibilities) serta tidak menetapkan se#ara spesiik mengenai apa yang harus dilakukan dalam situasi tertentu! .amun prinsip menyediakan ruang bagi dilakukannya suatu diskresi atau kebijaksanaan! ika misalnya prinsip memberikan tanggungja+ab kepada arsitek agar dalam mendisain bangunan memperhatikan prinsip keamanan maka prinsip tersebut menjelaskan tentang tanggungja+ab yang harus dipenuhi dalam meran#ang gedung yang aman! $a tidak membahas tentang detail-detail struktur dan ungsinya se#ara spesiik, sebab mengenai hal itu dapat di+ujudkan dalam berbagai #ara!
2rinsip memiliki siat lebih kokoh karena dihasilkan oleh pemikiran ilosois yang paling mendasar sehingga tidak mudah digun#ang oleh perubahan dan eolusi dalam masyarakat! unanya untuk membantu mengembangkan standar dan aturan (rules)! $a juga dapat digunakan untuk membenarkan (ustify) atau menguji kesahihan suatu aturan yang telah dibuat! 'elain itu juga dapat dipakai sebagai pedoman prilaku tertentu yang tidak ter#akup dalam aturan (rules) mengingat tidak semua prilaku dalam proesi dapat dirumuskan dalam bentuk aturan!
'edangkan aturan (rules) menjelaskan tentang bentuk-bentuk prilaku spesiik yang +ajib dipatuhi dan ia tidak menyediakan ruang bagi dilakukannya diskresi ataupun kebijaksanaan! ika aturan mengharuskan agar eksperimen terhadap subjek manusia harus disertai i&in (informed consent) maka prosedur tersebut harus dipatuhi! 2eneliti tidak lagi dibenarkan membuat diskresi ataupun menimbang-nimbang tentang perlu tidaknya i&in.
Lalu prilaku etik yang bagaimanakah yang dapat dirumuskan normanya dalam bentuk aturan= Mi#hael *ayles (1931) menyatakan bah+a
hanya terhadap prilaku yang hampir selalu benar atau hampir selalu salah saja yang dapat dibuatkan aturannya! turan tersebut kemudian dikompilasi kedalam bentuk kode etik! 2rilaku selebihnya yang tidak mungkin dibuatkan aturannya harus merujuk pada prinsip!
esimpulannya adalah bah+a standar membahas tentang parameter prilaku, prinsip membahas tentang tanggungja+ab, dan aturan membahas tentang tugas dan ke+ajiban!
(. Apa )ang !imaksu! *+aik*?
*agi kebanyakan orang makna kata baik sudah jelas dan tidak perlu dipersoalkan lagi! .amun bagi sebagian orang, lebih-lebih bagi para iloso yang melihat segala sesuatu dari sisi lain yang paling dalam (second look), makna kata baik masih harus diperdebatkan! Celakanya, dalam memperdebatkan masalah ini masing-masing dari mereka mendasarkan pada perspektinya sendiri-sendiri sehingga tidaklah aneh jika sekarang ini ada banyak batasan tentang /baik0!
aum hedonis misalnya, sebagaimana dijelaskan oleh eorge Ed+ard Moore yang dikutip oleh %ran& Magnes 'useno dalam bukunya Etika bad edua 2uluh, mengartikan kata baik sebagai nikmat sehingga sesuatu yang dapat mendatangkan kenikmatan sajalah yang boleh disebut baik! Etisis psikologik seperti >ume mengartikan kata baik sebagai sesuatu yang diinginkan orang! Etisis 8eonom mengartikan kata baik sebagai sesuatu yang diinginkan 8uhan sehingga apa-apa yang menurut +ahyu llah adalah baik maka itulah baik! 'ementara 'pen#er mendeinisikan
kata baik sebagai sesuatu yang bermanaat bagi eolusi!
,. Apa imm%ra" !an apa +e!an)a !engan am%ra"?
*anyak orang mengartikan amoral se#ara keliru, yaitu sebagai perbuatan yang melanggar nilai-nilai dan norma-norma moral! $ni salah besar dan sudah tentu harus dikoreksi! moral sebenarnya merupakan
sesuatu yang tidak ada sangkut-pautnya dengan masalah moral (being outside the sphere to which moral udgments apply).
2erbuatan yang melanggar nilai-nilai dan norma-norma moral, atau yang tidak konsisten dengan moralitas yang murni dan baik (inconsistent with purity or good morals), atau yang se#ara moral salah (morally wrong) lebih tepat disebut imoral (immorality).
-. Ka"au etika merupakan a"saah m%ra" maka apa i"saah itu?
ata /ilsaah0 berasal dari bahasa Yunani, yaitu philos yang berarti #inta (loving) dan sophia yang bermakna kebijaksanaan (wisdom), sehingga makna hariyahnya adalah /#inta kepada kebijaksanaan (the love of wisdom) atau #inta kepada ilmu pengetahuan0 .
%iloso pertama yang menggunakan kata itu (atau tepatnya philosophos) adalah iloso 2ythagoras (@3; - @<A 'M), dan kemudian pada masa 'o#rates (B?9 - 9 'M) dan 2lato (B;A - BA 'M) sebutan itu menjadi populer dan la&im dipakai dalam per#akapan sehari-hari! "alam bahasa rab, ilsaah a#apkali disebut / hikmah0, yang artinya tali kendali yang biasa digunakan untuk mengendalikan kuda! "ipilihnya kata itu (dalam pengertiannya sebagai kebijaksanaan atau pengetahuan) menurut Mustaa bdurra&iD dari Mesir karena hikmah menghalangi orang yang memilikinya untuk melakukan perbuatan rendah dan hina!
'etidaknya ada dua alasan mengapa orang, sebagai ilmu+an ataupun proesional, dalam rangka memahami etika se#ara konprehensip, harus memahami ilsaah lebih dahulu!
2ertama, karena etika dari segi hakekat dan historisnya merupakan bagian tak terpisahkan dari ilsaah! "engan mempelajari ilsaah lebih dahulu maka orang selain akan memperoleh pintu masuk yang tepat juga akan mendapatkan pengetahuan tentang sejarahnya serta se#ara tidak langsung akan menemukan pula benang merahnya sehingga pemahaman mengenai etika menjadi lebih sempurna!
edua, karena sebagai ilmu+an ataupun proesional tidak mungkin dapat dipisahkan dari umat manusia beserta kehidupannya! Melalui pendekatan ilsaati maka diharapkan para ilmu+an dan proesional akan lebih mampu memahami manusia se#ara utuh7 baik sebagai subjek (pelaku) maupun objek (sasaran) sesuai hakekat dan essensinya masing-masing guna mendapatkan orientasi kritis dan arahan dalam melaksanakan tugas dan ke+ajibannya!
"alam situasi yang ditandai oleh kemajuan yang sangat pesat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (sebagai akibat peningkatan kegiatan riset, termasuk riset terhadap manusia), tentunya pemahaman tentang ilsaah menjadi lebih diperlukan lagi! *arangkali karena alasan inilah maka 6illiam *arrett menyatakan dalam bukunya “he *llusion of echni+ue” (sebagaimana dikutip oleh 8itus, 'mith dan .olan dalam buku “"iving *ssues in hylosophy”) bah+a untuk masa-masa sekarang semestinya lebih dari masa-masa lampau, yaitu perlu menempatkan kembali seluruh gagasan mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi kedalam jalinan baru dengan kehidupan manusia! *eliau mengingatkan agar ilsaah modern memberikan respon yang memadai atas kemajuan tersebut, atau kalau tidak maka umat manusia akan kehilangan tujuan, arahan dan juga kebebasan se#ara permanen!
'adar ataupun tidak sebenarnya setiap indiidu sudah memiliki ilsaah yang berkaitan dengan objek-objek isik, manusia, hidup, mati, benar dan salah, baik dan buruk, sang pen#ipta alam dan sebagainya! ambaran dari pikiran mereka tentang objek-objek tersebut diperoleh le+at berbagai ma#am #ara, yang barangkali masih samar-samar atau bahkan membingungkan! "alam tahun-tahun a+al dari kehidupannya orang lebih banyak memperoleh masukan dari keluarga, ka+an dekat, dan dari berbagai ma#am indiidu dan kelompok!
ambaran pikiran yang kemudian menimbulkan sikap pandang terhadap objek-objek tertentu yang diamatinya itu masih bisa dipengaruhi lagi oleh kehadiran ilm, lirik musik, teleisi, buku dan sebagainya! *oleh
jadi sikap pandang mereka merupakan hasil releksi dari dalam dirinya sendiri atau bisa juga merupakan hasil dari kebiasaan atau emosi yang bersiat bias! 2engertian populer yang masih bersiat umum tentang ilsaah seperti itu tidaklah #ukup sebab belum menggambarkan tugas dan kerja ilsaah se#ara jelas! Masih diperlukan pengertian yang lebih spesiik, tidak samar-samar, tidak ka#au-balau dan dangkal!
'etidaknya ada lima buah deinisi yang kemukakan oleh 8itus, 'mith dan .olan dalam bukunya “"iving *ssues in hilosophy” !
2ertama, ilsaah merupakan seperangkat sikap atau keyakinan terhadap kehidupan beserta alam semesta, yang sering kali tidak dapat diganggu gugat (a set of attitudes or beliefs toward life and the universe which are often held uncritically).
*atasan tersebut merujuk kepada perspekti yang luas dan pola yang lebih besar mengenai sesuatu! ika orang, ketika menghadapi suatu krisis atau masalah, berkata “filosofi saya adalah ...-”, maka hal itu menga#u kepada pengertian ilsaah yang bersiat personal dan inormal, sehingga oleh karenanya seringkali tidak dapat dikritik! Lebih tepatnya lagi, deinisi tadi baru merujuk pada arti ilsaah sebagai suatu pandangan hidup (having a philosophy). *iasanya orang-orang yang memiliki ilosoi akan lebih mampu menghadapi berbagai ma#am krisis atau masalah dengan penuh ketenangan dan kesabaran!
edua, ilsaah merupakan sebuah proses releksi dan kritisi terhadap keyakinan maupun sikap sampai ke tingkat paling dalam (a process of reflecting upon and critici'ing our most deeply held beliefs and
attitudes)!
*atasan tersebut merujuk pada pengertian yang lebih bersiat ormal, yakni /doing philosophy”. endati pengertian “having a philosophy” dan “doing philosophy” saling kait-mengkait, tetapi dengan / having a philiosophy” saja tidaklah #ukup untuk melaksanakan proses releksi dan kritisi! Ciri dari sikap ilsaati yang sebenarnya adalah selalu ingin men#ari tahu dan bersikap kritis (a searching and critical attitude) yaitu dengan
pandangan terbuka disertai toleransi melihat semua sisi dari sesuatu isu tanpa prasangka!
*erilsaah maknanya, tidak #ukup dengan hanya memba#a dan memahami ilsaah! Masih diperlukan penguasaan ketrampilan beragumen, teknik analisis serta seperangkat bahan yang diperlukan agar dapat merasakan dan berpikir dalam +a#ana ilsaati! Melalui proses releksi dan kritisi maka orang akan dapat melihat setiap sesuatu dari sisi lain (second look), yang tentunya bisa berbeda dari pandangan umum kebanyakan orang yang masih bersiat dangkal! Mereka melihat dari sisi yang lebih dalam, mendasar dan abstrak!
Melalui pandangan yang bersiat ilosois maka para dokter akan menjadi lebih mudah dalam membuat keputusan ketika menghadapi problema klinik (yang pada hakekatnya juga problem etik) sebab ada orientasi dan arahannya7 misalnya tentang kapan suatu tindakan penyembuhan perlu diteruskan dan kapan pula harus dihentikan karena sudah bersiat muba&ir (futile).
etiga, ilsaat merupakan sebuah upaya memperoleh pandangan atau gambaran umum (world view), dengan men#oba mengkombinasikan konklusi-konklusi dari berbagai ilmu dan pengalaman manusia ke dalam bentuk pandangan uniersal yang konsisten! "engan pandangan tersebut para iloso bermaksud men#oba melihat kehidupan tidak dari pandangan spesialistik seorang ilmu+an, pengusaha ataupun seniman semata7 tetapi justru dari pandangan umum oleh seseorang yang menyadari kehidupan
sebagai suatu yang bersiat totalitas!
eempat, illsaah merupakan bentuk analisis logis yang akan mengklariikasi ungkapan atau konsep (the logical analysis of language and the clarification of the meaning of words and concepts).
elima, ilsaah dilukiskan sebagai kajian terhadap seperangkat problem kehidupan umat manusia yang oleh para ilos selalu ingin di#ari ja+abannya (a group of perennial problems which interest mankind and for
2ara ahli memang bisa berbeda dalam merumuskan batasan mengenai ilsaah disebabkan perspektinya masing-masing! 2lato sendiri mendeinisikan ilsaah sebagai ilmu pengetahuan untuk men#ari hakekat kebenaran yang asli! 'ementara ristoteles, yang lebih menitikberatkan penyelidikannya pada pembagian ilmu ilsaah, menjelaskan bah+a ilsaah adalah pengetahuan yang mengandung kebenaran mengenai ilmu isika, logika, etika, ekonomi, politik dan estetika! *eliau juga menyatakan bah+a ilsaah adalah ilmu yang men#ari kebenaran yang pertama atau ilmu tentang segala apa yang ada yang menunjukkan adanya sesuatu yang mengadakan sebagai penggerak pertama! 'ebagaimana halnya 2lato, ia belum sampai pada konsepsi adanya 8uhan yang men#iptakan! Mar#us 8ullius Ci#ero (1<? B 'M), seorang :oma+i yang pia+ai dalam banyak hal (antara lain dalam hal berpidato dan berilsaah) mengemukakan bah+a ilsaah adalah pengetahuan tentang sesuatu yang Maha gung serta upaya untuk men#apai yang Maha-gung tersebut! 'edangkan l %arabi, salah seorang iloso muslim, mendeinisikan ilsaah sebagai ilmu pengetahuan tentang alam yang maujud (nyata) dan bertujuan menyelidiki hakekat yang sebenarnya!
2endek kata, ilsaah sebagaimana disimpulkan oleh >arun .asution, merupakan pengetahuan tentang hikmah, prinsip-prinsip atau dasar-dasar pen#arian kebenaran dan tentang dasar-dasar pembahasan mengenai apa yang dipermasalahkan! *erpikir ilsaati menurut pendapat beliau adalah berpikir menurut tata-tertib (logika) dengan bebas tanpa terikat oleh tradisi, dogma dan agama sampai sedalam-dalamnya hingga menembus ke dasar persoalan!
Mengenai latar belakang atau alasan mengapa orang berilsaah adalah karena4
a! adanya rasa kagum terhadap sesuatu! b! adanya rasa ketidakpuasan akan sesuatu! #! adanya hasrat bertanya tentang sesuatu! d! adanya keragu-raguan akan sesuatu!
:asa kagum akan sesuatu, dapat menimbulkan hasrat untuk menyelidiki tentang segala sesuatu yang dikagumi tersebut! >al ini dialami sendiri oleh 2lato, bah+a mata kita memberi pengamatan akan bintang-bintang, matahari dan bulan! 2engamatan tersebut memberi dorongan kepada kita untuk menyelidiki benda-benda itu sehingga akhirnya sampai ke asal-muasal alam semesta!
etidakpuasan terhadap sesuatu (misalnya tentang mitos dan mite) juga dapat melahirkan keinginan untuk melakukan penyelidikan!! 'ebelum
ilsaat itu sendiri lahir, berbagai mitos dan mite (termasuk di bidang kedokteran) memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia, utamanya dalam masyarakat Yunani! Meski mitos dan mite berupaya keras menjelaskan berbagai peristi+a yang terjadi di alam semesta, siat-siat dan asal-muasalnya namun penjelasan itu tetap tidak memuaskan! etidakpuasan itulah yang mendorong manusia untuk terus men#ari kebenaran hakiki! Mun#ulnya ilmu-ilmu sosial dan sain adalah berkat pemikiran para iloso! "engan kata lain, semua ilmu yang ada pada a+alnya dipelajari dalam +a#ana ilsaati!
$lmu kedokteran itu sendiri pada a+alnya, yaitu pada &aman Mesir kuno dan *abilonia (sekitar B<<< tahun yang lalu), juga di+arnai oleh hal-hal yang bersiat supranatural! 2enyakit dianggap sebagai hukuman 8uhan atas dosa-dosa yang diperbuat manusia atau oleh perbuatan roh-roh jahat yang berperang mela+an de+a-de+a pelindung manusia sehingga oleh karenanya penyembuhannyapun harus dilakukan oleh para pendeta melalui doa-doa atau upa#ara-upa#ara pengorbanan! Mitos seperti iniah yang kemudian melahirkan apa yang disebut “riestly #edicine” , yang menjadikan proesi kedokteran tidak dapat dipisahkan dari pengaruh kaum pendeta!
'esudah ilmu kedokteran diba+a dari Mesir dan *abilonia ke Yunani sekitar @<< tahun 'M, barulah ilmu kedokteran mengalami sekularisasi! 2engaruh pendeta mulai meluntur dan selanjutnya diambil alih oleh para iloso! Melalui pengamatan, proses pemikiran logis dan deduksi maka para
iloso berhasil merubah praktek kedokteran yang berbau mistik menjadi lebih rasional! Maka tidaklah salah jika kemudian uguste Comte berpendapat bah+a sesungguhnya yang terjadi di Yunani pada masa-masa itu adalah pergumulan antara mitologi dan logos! *eliau juga membagi sejarah manusia menjadi tiga tahapan, yang masing-masing tahapan ditandai oleh #ara berpikir teologik, metaisik atau positiistik!
dapun mengenai hasrat bertanya perlu dijelaskan bah+a hasrat tersebut mun#ul sebagai akibat ketakjuban manusia akan sesuatu yang dilihatnya! etakjuban inilah yang membuat orang tak habis-habisnya bertanya sehingga pada akhirnya mereka melakukan pengamatan, penelitian dan penyelidikan!
'edangkan mengenai keraguan perlu disampaikan disini bah+a ugustinus dan :ene "es#artes memulai berilsaah bukan karena kekaguman atau ketakjuban, melainkan justru bermula dari keraguan dan kesangsian! "ari sinilah kemudian kedua iloso tersebut berpikir lebih mendalam, menyeluruh dan kritis untuk memperoleh kepastian dan kebenaran hakiki!
2ada a+alnya ilsaah terbagi menjadi tiga #abang sesuai bidang telaahannya7 yaitu tentang apa yang disebut benar dan salah (ilsaah ilmu), apa yang dianggap baik dan buruk (ilsaah moral atau etika) serta tentang apa yang disebut indah dan tidak indah (ilsaah estetika)! .amun selaras dengan siat dasarnya yang spekulati maka ilsaah sesungguhnya juga mentelaah segala apa yang dapat dipikirkan manusia, sehingga pada akhirnya berkembang meliputi berbagai bidang!
ristoteles misalnya, membagi disiplin ini menjadi ilsaat spekulati atau teoritis, ilsaah praktika dan ilsaat produkti! 2lato membagi menjadi dialektika, isika dan etika! 'edangkan 6ill "urant membagi menjadi logika, estetika, etika, politika dan matematika! 'ekarang #abang ilmu ilsaah meliputi epistimologi, metaisika (ontology, kosmologi, metaisika dan antropologi), logika, etika, estetika dan ilsaah tentang berbagai disiplin
ilmu (seperti ilsaah agama, pendidikan, ilmu, hokum, sejarah, matematika dan ilsaat politik)!
*ah+a ilsaah terus dipelajari karena ia diperlukan sebagai orientasi dan sekaligus arahan! *uah pemikirannya akan dapat dipakai sebagai a#uan dasar dalam penentuan nilai moralitas, sementara moralitas itu sendiri juga dapat dipakai sebagai pedoman dalam penentuan keetisan sesuatu sikap dan prilaku! $barat tanaman maka ilsaah adalah rabuk yang akan menyuburkan moral! 'ementara moral dipakai sebagai dasar dalam menentukan keetisan dan hukum!
1/. Apa gunan)a i"saah +agi kehi!upan umat manusia?
'ebagaimana diuraikan diatas bah+a ilsaah memberikan kepada umat manusia suatu kebenaran dari aspek yang paling dalam (hakiki)! "engan kebenaran hakiki tersebut maka orang selain akan mendapatkan orientasi juga arahan sehingga tidak mudah terombang-ambingkan oleh keadaan yang semakin tidak menentu! 'elain itu, ilsaah juga akan mempertajam pemikiran tentang moral!
mat manusia kini sedang berada pada periode yang mirip masa-masa akhir dari peradaban /raeco0Roman, Renaissance, Reformasi dan Revolusi *ndustri yang ditandai oleh adanya pergeseran mendasar dalam hal nilai, tradisi dan #ara berpikir! 2erubahan demi perubahan yang terjadi sekarang ini sudah sangat menyentuh hal-hal yang paling mendasar dari kehidupan manusia dan masyarakat!
'ekarang umat manusia sudah memiliki modal dasar yang sangat besar untuk menguasai alam (termasuk angkasa luar) sehingga mampu membuat terobosan dan langkah-langkah raksasa di area sain dan teknologi, agrikultur, kedokteran, ilmu-ilmu sosial dan pendidikan!
"alam abad ke FF yang baru saja berlalu, utamanya dalam beberapa dekade terakhirnya, orang telah banyak menyaksikan atau bahkan mungkin merasakan sendiri bagaimana pesatnya kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, termasuk di bidang kedokteran dan biologi molekuler!
alangan medis sendiri harus sadar bah+a kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran telah men#iptakan berbagai ma#am paradok (medical parado1).
2aradok pertama adalah bah+a apa yang dahulu mustahil, sekarang menjadi mungkin! Melalui intra0uterine screening para dokter di bagian obstetri sudah dapat mendeteksi penyakit genetik atau penyakit yang akan mun#ul pada usia de+asa (adult onset disease) dari janin yang masih berada dalam kandungan ibunya dan dengan artificial respirator mampu mempertahankan proses kehidupan pada tubuh +anita hamil yang sudah dinyatakan mati (to keep dead people alive) guna mempertahankan bayi yang belum viabel untuk dilahirkan. esemuanya itu belumlah apa-apa jika dibandingkan dengan rekayasa genetika (genetic engineering) yang se#ara teoritis mampu membuat replika manusia serta men#iptakan ras-ras baru dari ormulasi dan kombinasi gen lintas species ataupun lintas kingdom, misalnya antara gen manusia dengan gen binatang sehingga menjadi makhluk human0animal (chimeras) atau bahkan antara manusia dengan mesin sehingga menjadi makhluk human0machine (cyborg).
2aradok ke dua adalah bah+a dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia kedokteran telah mampu mengidentiikasi kondisi medik tanpa gejala (asymptomatic medical condition) atau risiko (risk) sebagai suatu penyakit (disease) sehingga untuk masa-masa sekarang ini dan masa-masa mendatang tidak lagi mudah membedakan keadaan illnesses dan non0illnesses! *agi orang a+am yang tidak aham mengenai ilmu kedokteran maka hal sema#am ini, sebagaimana digambarkan oleh 2roesor ohn Ladd dari *ro+n niersity, “like identifying dark clouds with a thunderstorm”.
8entunya masih banyak lagi paradok lain yang tidak perlu disebutkan satu per satu, tetapi yang jelas paradok-paradok di bidang kedokteran sangat potensial memun#ulkan konlik, sebagai akibat perbedaan konsep
lama yang telah lebih dahulu tertanamkan dengan konsep baru! Maka tantangan utama dalam menghadapi penerapan berbagai teknologi maju adalah bagaimana memahami conseptual tranformation dari teknologi tersebut! >al ini menjadi penting sebab setiap perubahan konsep selalu mempunyai implikasi etik7 baik positi maupun negati!
'ah-sah saja kalangan medis (bahkan orang a+am) merasa gembira, kagum dan bahkan bangga atas keberhasilan 6hite dan ka+an-ka+an melakukan per#obaan transplantasi otak terhadap seekor monyet sehingga mampu hidup sampai satu minggu lamanya! plikasinya pada manusia hanyalah soal +aktu dan keberanian saja mengingat binatang tersebut dari sudut biologi amat mirip dengan manusia! .amun pertanyaan mendasar yang sampai sekarang belum bisa dija+ab oleh para dokter adalah7 apa yang sesungguhnya terjadi jika pada suatu +aktu nanti berhasil memindahkan otak seorang penjahat yang mati tertembak jantungnya ke rongga kepala seorang proesor yang menderita kanker otak= "okter telah menyelamatkan sang proesor dengan memberikan otak baru (yaitu obatnya penjahat) ataukah justru telah menyelamatkan si penjahat dengan memberikan tubuh baru (yaitu tubuhnya proesor)= Lalu siapakah yang sebenarnya menjadi donor dan siapa pula yang menjadi resipien= 5rgan manakah yang menjadi subjek transplantasi7 yaitu otak ataukah justru tubuh=
'ungguh tidak akan pernah ada ja+aban yang pasti tanpa disertai pemahaman memadai tentang ilsaat, utamanya tentang tujuan hakiki dari proesi medis dikaitkan dengan hakekat manusia (human nature) yang merupakan kesatuan yang utuh dari ji+a dan raga! i+a itu sendiri terdiri atas tiga buah unsur esensial yang membedakan manusia dengan benda atau makhluk he+ani7 yaitu akal (intellect), rasa (emotion) dan kehendak (will). "alam ilsaat ja+a ke tiga unsur tadi lebih dikenal dengan sebutan roso, karso dan karyo!
*agi proesional medis tentunya pemikiran ilsaati menjadi sangat penting ketika harus berhadapan dengan problem yang sulit! *enar bah+a
berdasarkan kode etik para dokter harus berusaha dengan sekuat tenaga untuk menyembuhkan pasiennya, tetapi pertanyaan kritis yang perlu diajukan adalah, apakah upaya penyembuhan (curing) harus terus dilakukan tanpa batas +aktu= *ukankah penggunaan alat penunjang kehidupan (supportive life) seperti respirator se#ara berkepanjangan merupakan bentuk penyalahgunaan peralatan medis (abused of e+uipment) yang justru tidak etis=
2ara dokter harus mulai memikirkan tentang tujuan hakiki (true goals) dari proesi medis sebagai a#uan dasar dalam menetapkan kebijakan medis! ntuk itulah 8obin (;<<<) mempertanyakan, apakah tujuan hakiki proesi medis untuk men#iptakan kebahagiaan umat manusia (medicine aims at human happiness) ataukah memperpanjang hidup manusia (medicine aims at prolongation of life) =
8idak akan ada satupun ja+aban yang benar-benar memuaskan, kata beliau, sebab pada kenyataannya banyak pasien merasa bahagia meski mengidap penyakit kronis sepanjang hayatnya dan apa pula artinya hidup diperpanjang kalau hanya bisa terbaring di kamar $C lengkap dengan peralatan #anggih yang mahal-mahal, dipisahkan dari sanak keluarganya dan ditemani oleh orang-orang yang tidak dikenalnya= Meski demikian 8obin men#oba memberikan yang ja+abannya, bah+a tujuan hakiki (the nature of medicine2s genuine business) agaknya untuk memelihara atau merestorasi kesehatan (rather the maintenance or restoration of health).
2ertanyaan yang lebih menukik ke problem klinis sehari-hari adalah, apakah para dokter boleh melepas segala ma#am peralatan penunjang kehidupan (supportive life) ketika segala ma#am upaya penyembuhan (curing) sudah sampai pada tahapan muba&ir (futile)= *olehkah terhadap pasien seperti itu hanya diberikan pera+atan (caring) saja sampai pasien meninggal dunia= a+aban ilosois 8obin agaknya mengindikasikan bah+a pelepasan alat penunjang kehidupan dapat dibenarkan manakala upaya penyembuhan (curing) sudah sampai pada tahapan muba&ir, namun
tindakan pera+atan (caring) harus tetap diberikan sampai pasien meninggal dunia! >al ini sejalan dengan rekomendasi Coun#il on Ethi#al udi#ial airs o the meri#an Medi#al sso#iaton, bah+a “hysicians have no obligation to provide futile 3R, if fails to specify any level of statistical certainty at which the udgment is warranted”. Lebih jauh >astings Center and the 'o#iety o Criti#al Care menyatakan bah+a “roviding intensive care to patients in a persistent vegetative state is generally a misuse of resources”.
11. Apa )ang !imaksu! !engan etika situasi?
oseph %let#her, sebagaimana dikutip oleh %ran& Magnis 'useno dalam bukunya Etika bad edua 2uluh, menolak adanya norma-norma moral umum karena ke+ajiban moral bergantung pada situasi konkrit! *eliau mendasarkan pada kenyataan bah+a setiap situasi itu unik dan tidak terulang! 'elain itu, setiap situasi akan merubah masalahnya! 5leh sebab itu oseph %let#her berpendapat bah+a4
a! ke+ajiban moral bergantung pada situasi konkrit7
b! jika situasinya berbeda maka ke+ajiban moralnya juga bisa berbeda +alau subjeknya sama7
#! tindakan apapun yang dilandasi #inta kasih adalah benar7 dan
d! prinsip moral konensional (tradisional) boleh dipertimbangkan, tetapi tidak mengikat!
Contohnya, ke+ajiban mendapatkan informed consent merupakan ke+ajiban moral (bahkan ke+ajiban hukum) yang harus dipenuhi sebelum melakukan operasi! .amun jika dokter menghadapi situasi emergensi maka ke+ajiban moral (juga ke+ajiban hukum) dapat ditiadakan atas dasar #inta kasih untuk menyelematkan nya+a pasien! lasannya, selain prosedur informed consent memerlukan komunikasi eekti dua arah (two way traffic communication) sehingga perlu +aktu, juga mensyaratkan kondisi kesadaran compos mentis! 2adahal tindakan penyelamatan
(emergency care) membutuhkan ke#epatan bertindak untuk men#egah kematian dan ke#a#atan tetap!
"alam dunia pelayanan kesehatan akan banyak sekali didapati dilema yang disebabkan oleh situasi ambigi dan ketidakpastian (situations of ambiguity and uncertainty), yaitu manakala tindakan dokter tidak dapat diprediksi konsekuensinya dan manakala prinsip-prinsip moral umum (general princples) tidak mampu lagi menolong atau mengarahkan! "alam hal situasi pasien sedemikian rupa maka pertanyaan yang mun#ul adalah, lebih penting mempertahankan hidup pasien ataukah menghilangkan penderitaannya=
8ugas etika situasi (situation ethics) adalah merespon ketidak-pastian itu dengan melakukan kalkusi sehingga etika situasi sering disebut calculus morality ! $a selalu men#oba bergerak dari diskripsi situasi khusus menuju analisis prinsip-prinsip uniersal dan konsep!
12. Apa pu"a )ang !imaksu! !engan etika !iskursus?
Menurut urgen >abermas, sebagaimana dikutip oleh %ran& Magnes 'useno dalam bukunya Etika bad edua 2uluh, bah+a manusia moderen tidak luput dari tuntutan yang khas bagi modernitas! eyakinan-keyakinan moral harus dilegitimasi (disahkan) lebih dahulu se#ara rasional! Menurut beliau, pendasaran pada pandangan dunia dan tradisi-tradisi agama tidak #ukup dalam budaya pas#a-tradisional! >anya norma-norma yang dapat diperlihatkan berlaku uniersal sajalah yang berhak menuntut untuk dipatuhi!
Meski pendapatnya bertolak dari teori imperatie kategoris Emmanuel ant, namun urgen >abermas tidak menyetujui #ara Emmanuel ant dalam memberlakukan norma moral sebagai norma yang berlaku uniersal! Menurut beliau tidak #ukup kalau setiap orang se#ara sendirian (monologis) dapat menetapkan keberlakuan sebuah norma! .orma moral harus disepakati bersama, utamanya menyangkut masalah yang sangat urgen!
da banyak hal atau peristi+a yang melatar-belakangi perlunya dibuat kesepakatan, antara lain sejarah kelam menyangkut penelitian terhadap manusia pada &aman .a&i, yang selain tidak mengindahkan harkat dan martabat juga melanggar hak-hak asasi manusia (peristi+a >olo#aust)! uga penelitian penyakit sipilis yang merendahkan ras kulit hitam (racism) yang dilakukan di merika (kasus 8uskegee)! 2eristi+a-peristi+a seperti itulah yang kemudian melahirkan kesepakatan yang dituangkan dalam bentu deklarasi7 antara lain "e#laration o >elsinski, dan "e#laration o enee! adang kesepakatan juga dapat dituangkan dalam kode etik, misalnya .uremberg Code on >uman!
13. Apa kaitan antara i"saah& m%ra"& etika !asar& !an etika terapan?
Menga#u pada apa yang sudah dibahas di bagian depan maka ilsaah memberikan orientasi dan arahan serta mempertajam pembahasan menyangkut moralitas, sementara moral dipakai sebagai a#uan dalam menentukan keetisan! Etika dasar membahas tentang teori etika menyangkut #ara-#ara mengambil keputusan etik! 'edangkan etika terapan membahas penerapan etika dasar dalam kehidupan sehari-hari!
1#. Apa )ang !imaksu! !engan k%!e etik?
Ciri utama dari proesi adalah memiliki kode etik yang dapat dijadikan sebagai kerangka a#uan dalam mengambil keputusan atas dilema etik yang timbul dalam pelaksanaan suatu proesi! 'elain itu juga dapat dipakai sebagai pedoman bersikap dan berprilaku! Meski #akupannya lebih luas namun kode etik tidak pernah berbenturan dengan hukum! 'edangkan keberlakuannya menuntut haati nurani, bukan paksaan!
adi kode etik adalah datar ketentuan tertulis (written list) dari aturan (rule) yang didalamnya mengandung nilai dan norma dalam proesi, sekaligus dipakai sebagai standar berprilaku! 'iatnya tidaklah statis, melainkan dinamis dan amat dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat maupun proesi! 8entunya setiap anggota suatu proesi bertanggungja+ab
terhadap tegaknya nilai-nilai dan norma-norma proesi yang dituangkan kedalam kode etiknya masing-masing!
1$. A!akah etika memi"iki sanksi?
'ebagaimanai halnya hukum, etika juga memiliki sanksi! >anya saja sanksi etika tidak dapat dipaksakan kepada pelanggarnya, bukan saja karena ia tidak memiliki sarana pemaksa seperti halnya hukum, tetapi juga karena siat dasarnya yang menghendaki agar prilaku etik dilaksanakan berdasarkan hati nurani!
2ada pelanggaran etika tertentu yang kualitasnya berat (gross immorality), yakni pelanggaran terhadap hak asasi manusia (fundamental of ethical principles), selain sanksi etik juga sanksi hukum (yang bersiat paksaan) dapat diberlakukan! "alam hal ini +ilayah pelanggarannya bertumpang-tindih antara etika dan hukum! 6ilayah inilah yang seringkali disebut Etiko-Legal!
dapun bentuk sanksi etika dapat berupa kata, bahasa, isyarat (seperti #emohan dan #ibiran), atau tindakan tertentu (seperti pengu#ilan) yang kesemuanya itu mereleksikan ketidak-sukaan komunitasnya! 'anksi ini diberikan terhadap pelanggaran etika ringan dan berat!
BAB II 0TIKA DASAR
1'. Apa )ang !imaksu! etika !asar?
Etika dasar atau basic ethics merupakan studi yang membahas dasar-dasar etika se#ara umum, sebagai landasan untuk memahami lebih jauh isu-isu etik berkaitan dengan bidang-bidang spesiik! "idalamnya mengandung teori etika (ethical theory), pembuatan keputusan etik (ethical decision making), dan model-model pembuatan keputusan etik (ethical decision making model).
8anpa memahami etika dasar maka orang, termasuk proesional, akan mendapatkan kesulitan dalam menyelesaikan problem kehidupan yang pada dasarnya banyak mengandung dilema etik!
1(. e"askan mengenai te%ri etika
8eori etika menyediakan sebuah sistem untuk menyelesaikan dilema etik, yakni sebuah situasi yang memerlukan keputusan dari dua alternati solusi yang mungkin sama-sama tidak menyenangkan atau saling bertentangan! "ilema tersebut banyak dijumpai dalam pelayanan kesehatan dan seringkali para proesional tidak dapat menemukan ja+abannya yang tegas! 8idaklah salah jika orang mengatakan bah+a
dalam sering lebih banyak pertanyaan daripada ja+abannya!
8eori etika men#akup keyakinan-keyakinan dasar tentang apa yang se#ara moral benar dan salah serta mena+arkan pertimbangan-pertimbangan untuk mempertahankan keyakinan tersebut! $a juga menyediakan dasar bagi penyusunan kode etik proesi!
'ebetulnya ada banyak #ara yang dita+arkan oleh teori etika dalam menyelasaikan dilema etik, namun dalam buku ini hanya akan dibahas se#ara singkat teori deontologi dan teleologi saja!
"eontologi tersusun dari dua kata, yaitu “deon” yang artinya ke+ajiban (ikatan) dan kata “logos” yang berarti ilmu! $a merupakan sebuah #ara pengambilan keputusan etik berdasarkan pada ke+ajiban yang telah ditetapkan lebih dahulu berdasarkan prinsip-prinsip yang tetap dan absolut (unchanging an absolute principles), yang biasanya diperoleh dari nilai-nilai uniersal agama-agama besar! 2rinsip dasarnya dimaksudkan untuk menjamin kelestarian spesies, dengan memberikan ke+ajiban!
$de kun#inya adalah bah+a tindakan apapun yang sesuai dengan ke+ajiban (yang telah ditentukan lebih dahulu) dianggap benar, sedangkan yang berseberangan dengan ke+ajiban dianggap salah!
ekurangan teori deontologi terletak pada penetapan ke+ajiban (yang mungkin saja dapat menimbulkan konlik tersendiri) dan pada
peme#ahan mengenai ke+ajiban mana yang seharusnya didahulukan! "ipertanyakan pula tentang asal-muasal timbulnya ke+ajiban tersebut7 misalnya tentang siapa yang harus mengidentikasi dan menetapkannya! Meski dikatakan lebih dapat diterima dalam bidang pelayanan kesehatan namun teori ini dinilai tidak leksibel!
8eleologi berasal dari kata “telos” yang maknanya adalah akhir tujuan dan kata “logos” yang maknanya ilmu! 8eori ini mena+arkan #ara pengambilan keputusan etis dengan menetapkan benar dan salah suatu perbuatan dengan didasarkan pada akibat dari perbuatan tersebut! arena harus dilihat dahulu situasinya dan dikalkulasi baik buruknya maka teori ini disebut situation0ethics atau calculus morality.
2rinsip dasarnya ini adalah manaat (utility), yang menetapkan berguna tidaknya suatu perbuatan dilihat dari akibatnya sehingga perbuatan yang benar adalah yang menghasilkan kebaikan, sementara perbuatan yang salah adalah yang akan mendatangkan kerugian!
$de kun#inya adalah bah+a baik (good) dideinisikan sebagai kebahagiaan atau kesenangan sehingga tindakan apapun dianggap benar manakala dapat memba+a kebaikan sebesar-besarnya dan kerugian seke#il-ke#ilnya!
8eori teleologi tidak memiliki prinsip-prinsip yang kaku, kode etik, ke+ajiban-ke+ajiban atau peraturan-aturan tertentu untuk menyelesaikan situasi khusus! sumsi dasarnya adalah bah+a baik dan buruk (good and harm) dapat dikalkulasi seperti ormula matematika sehingga seseorang dapat menilai sendiri tingkat baik dan buruknya dari kasus spesiik! 2embuat keputusan dapat mempertimbangkan tindakannya untuk kesejahteraan umum sebagaimana yang dilakukan oleh kebanyakan orang saat menghadapi situasi yang sama!
ekurangan dari teori teleologi adalah karena lebih membantu ter#apainya kebahagiaan maksimum bagi segelintir orang dari pada kebanyakan orang! arena prinsipnya adalah maanaat (utility) maka orang dapat mengalami konlik yang tidak terselesaikan ketika sedang
menentukan benar dan salah! 2ertanyaan yang mun#ul adalah, tindakan mana yang lebih menghasilkan kebaikan sebesar-besarnya dan kerugian seke#il-ke#ilnya, sebab mengukur kebaikan relati dan kerugian relati dari suatu tindakan sangat sulit dan bahkan sering tidak mungkin! 8ambahan lagi bah+a penentuan the greatest good sangat subjekti dan seringkali menghasilkan inkonsistensi keputusan! 8eori teleologi dinilai #enderung mengabaikan hak dan kebutuhan indiidu!
1,. e"askan tentang k%nsep pem+uatan keputusan
'ebagai introduksi perlu dijelaskan hal-hal penting untuk diingat, yaitu sebagai berikut4
a! bah+a pembuatan keputusan atas dilema etik dipengaruhi oleh banyak aktor!
b! bah+a sejalan dengan perubahan dunia maka banyak dilema baru mun#ul, sementara dilema lama tetap saja eksis!
#! bah+a salah satu perubahan terbesar dunia sekarang ini adalah kemajuan di bidang ilmu dan teknologi, utamanya dalam bidang pelayanan kesehatan, yang sering meninggalkan jauh dibelakang kemampuan etik dan hukum dalam mengatasi problem yang ditinggalkan oleh kemajuan itu!
Merujuk pada kondisi lampau dan kini maka orang, utamanya para proesional, harus mampu untuk4
a! mengidentiikasi aktor-aktor penting yang dapat mempengaruhi pembuatan keputusan, yaitu4
- sosio-budaya (socio0cultural factors)7
- kemajuan ilmu dan teknologi (scientific and technological advances)
- isu-isu hukum (legal issues)7
- perubahan status pekerja dibidang kesehatan (changes in the occupational status of health care workers)7 dan
- keterlibatan komsumen dalam pelayanan kesehatan (consumer involvement in health care)!
b! mengaplikasikan keempat prinsip moral (the four moral principles) dalam setiap pembuatan keputusan!!
Menurut *eau#hamp and Childress (193) keempat prinsip moral tersebut terdiri dari4
- beneficence - nonmaleficence. - autonomy dan - ustice.
'edangkan menurut Catalano (1991) keempat prinsip moral tersebut meliputi4
- beneficence - fidelity.
- autonomy dan - ustice.
1-. e"askan tiaptiap unsur !ari prinsip m%ra" terse+ut
2rinsip beneficence merujuk pada perbuatan yang baik (to do good). "engan prinsip ini maka setiap bentuk keputusan, termasuk keputusan bidang medis, selayaknya mempertimbangkan keuntungan bagi indiidu sasaran!
Menurut 41ford &nglish 5ictionary , terminologi beneficence diartikan sebagai perbuatan yang baik yang merupakan penjelmaam dari kebajikan atau kebaikan (benevolence atau kindly feeling).
8erminologi beneficence itu sendiri berasal dari bahasa Latin bene (well from bonus, good) dan facere (to do) dimana kebaikan atau kebajikan (benevolence) berakar pada bene dan volens (a strong wish or intention). 2ara iloso yang menekankan pada pendekatan rasional dan kalkulasi #enderung memilih beneficence! 'edangkan mereka yang lebih melihat etika (utamanya dalam kaitannya dengan kebajikan), +atak (character) dan
dimensi-dimensi psikologik dari moral life lebih #enderung memilih benevolence!
"aid >ume #ontohnya, menempatkan benevolence sebagai naluri yang melekat pada manusia sejak a+al! .amun oseph *utler, %ran#is >ut#heson, dam 'mith dan iloso lain dari $nggris abad F$F, menganggap >ume tidak banyak mengkaitkan dengan penyelesaian problem etik, misalnya kaitannya dengan diskripsi peran dan tempat benevolence dalam pemetaan moralitas manusia (moral topography of human beings). dam 'mith menggunakan terminologi beneficence, tetapi penggunaannya untuk menggambarkan siat dari kemauan baik serta menunjukkan semangat moral, bukan prinsip moral!
esimpulannya bah+a prinsip beneficence dapat dideinisikan se#ara luas dan sempit! 6illiam %rankena misalnya, mendeinisikan beneficence se#ara luas, yaitu sebagai prinsip yang didalamnya mengandung elemen pengekangan terhadap perbuatan yang dapat menimbulkan kerugian, pen#egahan dan pelepasan terhadap perbuatan buruk, serta elemen peningkatan terhadap kebaikan! 6alau ames Childress mengadopsi elemen-elemen beneficence dari %rankena namun ia mengklasiikasi kembali menjadi dua prinsip yang berbeda, yaitu prinsip beneficence dan prinsip nonmaleficence.
2rinsip nonmaleficence menghendaki agar setiap keputusan untuk melakukan perbuatan tertentu, meliputi tindakan di bidang medis, tidak merugikan indiidu dimana perbuatan itu dilakukan (to do no harm). *ah+a Catalano tidak men#antumkan prinsip ini sebagaimana yang dilakukan *eau#hamp dan Childress karena lebih bersetuju dengan pemikiran 6illiam %rankena, bah+a prinsip nonmaleficence sudah tersirat dalam prinsip beneficence sehingga tidak perlu dijadikan prinsip moral . .amun beliau kemudian memasukkan fidelity sebagai prinsip moral, yang me+ajibkan proesional menunjukkan ke#ermatan, kejujuran, kepatuhan dan kesetiaan terhadap tanggung ja+ab yang diembannya! 2rinsip ini dinilai olehnya sebagai elemen kun#i dari akontibilitas!