• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.6. Tikus Putih (Rattus norvegicus)

2.6.1. Taksonomi Tikus Putih (Rattus norvegicus) Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Klas : Mammalia Subklas : Theria Ordo : Rodentia Subordo : Myomorpha Superfamili : Muroidea Famili : Muridae Subfamili : Murinae Genus : Rattus

Spesies : norvegicus (Baker et al, 2013)

2.6.2. Biologi Tikus Putih (Rattus norvegicus)

Berikut ini merupakan data biologi tikus putih yang dapat dilihat pada Tabel 2.

19

Tabel 2. Biologis tikus putih (Rattus norvegicus) (Sharp & Villano, 2012)

Parameter Nilai Masa hidup 2,5-3,5 th Berat Badan (BB)  BB dewasa (jantan) 450-520 g  BB dewasa (betina) 250-300 g Suhu tubuh 35,9-37,5ºC

Luas permukaan tubuh (cm2) 10,5 Asupan makan (g/ 100 g BB/ hari) 5-6 Asupan minum (ml/ 100 g BB/ hari) 10-12 Volume urin (ml/ 100 g BB/ hari) 5,5 Total cairan tubuh (ml)* /250 g BB 167 Cairan ekstraseluler (ml)* /250 g BB 92,8 Cairan intraseluler (ml)* /250 g BB 74,2 Perkembangan & peristiwa penting

 Turunnya testis 15-50 hari  Pubertas (jantan) 39-47 hari  Pubertas (betina) 34-38 hari  Kedewasaan social 160-180 hari

 Menopause 450-540 hari

Reproduksi

 Siklus estrus 4-6 hari

 Kehamilan 21-22 hari

 Keturunan 6-14 keturunan

Maksimum menghasilkan susu 12-14ari pasca melahirkan

2.6.3. Kehamilan Tikus Putih (Rattus norvegicus)

Estrus atau birahi adalah suatu periode secara psikologis maupun fisiologis yang berarti bersedia menerima pejantan untuk kopulasi. Periode atau masa dari permulaan periode birahi ke periode birahi berikutnya disebut dengan siklus estrus yang berlangsung selama enam hari. Siklus estrus dibedakan menjadi lima fase yaitu proestrus, estrus, metestrus I, metestrus II dan diestrus. Setiap fase ini dapat diketahui dengan pemeriksaan apus vagina (Akbar, 2010).

Pada fase estrus, kopulasi tikus terjadi umumnya pada malam hari, betina akan mulai birahi pada pukul 16.00 sampai pukul 22.00 pada hari ketika

20

oles vagina menunjukkan stadium proestrus. Pada tikus terjadinya kopulasi ditandai dengan adanya sumbat vagina yang merupakan air mani yang menggumpal (vagina plug) pada liang vagina yang dapat diamati selama 16-48 jam. Ketika terjadi kopulasi maka sperma akan bergerak menuju ampula dengan lama perjalanan ± 15 menit. Fertilisasi pada tikus akan terjadi 7-10 jam sesudah kopulasi. Setelah itu embrio akan mencapai stadium blastula dalam waktu 3-4,5 hari (Akbar, 2010).

Implantasi dimulai dengan menempelnya trofoblas yang menutupi “inner

cell mass” pada dinding uterus. Pada mencit dan tikus implantasi terjadi pada hari kebuntingan keempat sampai keenam. Implantasi pada tikus termasuk implantasi eksentrik yaitu blastosis bersarang pada kripta atau lipatan selaput lendir rahim. Pada manusia yang terjadi adalah implantasi

profundal atau insterstisial, yaitu adanya blastosis yang menembus lapisan epitel selaput lendir rahim, sehingga embrio berkembang dalam endometrium. Lama kebuntingan pada tikus adalah sekitar 21-23 hari (Akbar, 2010).

21

2.6.4. Embriologi Tikus Putih (Rattus norvegicus)

Proses pertumbuhan dan perkembangan fetus tikus dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Embriologi Tikus Putih (Rattus norvegicus) (Witschi & Dittmer, 1962) Standar

Tahapan (Witschi)

Usia (hari) Ukuran

(mm) Identifikasi Tahapan

Pembelahan dan blastula

1 1 0,07 1 sel (dalam saluran telur)

2 2 0,08 x

0,06 2 sel (dalam saluran telur)

3 3 0,08 x

0,05 4 sel (dalam saluran telur) 4 3,5 8-12 sel (dalam saluran telur)

5 3,25 0,08 x

0,04 Morula (dalam rahim)

6 4 0,08 x

0,03 Blastokista awal (dalam rahim)

7 5 0,12 x

0,05 Blastokista bebas (dalam rahim) Gastrula

8 6 0,28 x

0,07

Implantasi blastokista dengan sel trofoblas dan masa sel dalam, hasil dari endoderm (hipoblas)

9 6,75 Diplotrophoblas, massa sel dalam ditutup dengan endoderm

10 7,25 0,3 x 0,1 Menuju implantasi lengkap, mudigah berdiferensiasi ke dalam dan ke luar embrio

11 7,75 0,5 x 0,1

Implantasi komplit, terbentuk kista amnion primer, terbentuk kerucut ectoplacental Garis Primitif

12 8,5 1,04 x

0,26

Adanya hubungan antara rongga amnion dan ektokorionik, hilangnya lipatan amnion, muncul garis primitive, awal pembentukan 3 lapisan mudigah, lempeng jantung dan pericardium

Neurulasi

13 9 1,0

Presomite neurula, fusi lipatan dan tangkai korio-amnion, terbentuk lempeng saraf dan tunas tangkai allantois,

14 9,5 1,5

Somites 1-4 (oksipital), lapisan mudigah dengan 3 rongga (kista ektokorionik, excocoelom, dan rongga amnion), kista ektokorionik hancur, tangkai allantois menuju ke excocoelom

15 10 2 Somites 5-12 (servikal), terbentuk lengkung visceral ke-1, kista ektokoroinik menyatu

22

dengan ektoplasenta dan dengan tangkai allantois, regresi perifer (distal) kuning telur dan diplotrophoblast, muncul

membrane Reichert, gonia dalam endoderm

16 10,5 2,4

Somites 13-20 (upper thoracic), terbentuk lengkungan visceral ke-2, terbentuk cakram dan kantung plasenta kuning, terbentuk lipatan apendikularis

17 11 3,3

Somites 21-25 (lower thoracic), tangkai kuning telur menutup pada tingkat somite 15, gonia utama dalam mesenterium, garis primitive menghilang, kuncup ekor terlihat, kuncup lengan dan kaki tampak

Kuncup Ekor Embrio

18 11,5 3,8

Somites 26-28 (upper lumbar), terbentuk lengkung visceral ke-3, kuncup lengan terlihat

19 11,75 3,2

Somites 29-31 (lower lumbar), muncul lengkung visceral ke-1 sampai ke-4, adanya lipatan servikal, lipatan apendikularis 20 11,875 5 Somites 32-33 (upper sacral)

21 12 5,1 Somites 34-35 (lower sacral), terbentuk sinus servikal dalam

22 12,125 5,2 Somites 36 (1 st

kaudal), terbentuknya lubang hidung

23 12,25 5,6 Somites 37-38 (kaudal), awal herniasi umbilical

24 12,375 6 Somites 39-40 (kaudal) Embrio Lengkap

25 12,5 6,2

Somites 41-42 (kaudal), penyebaran oksipital somites, lengkungan visceral ke-4 jelas, sinus servikal dalam jelas, tunas lengan pada tingkat somite 8-14 sama panjang dengan tunas kaki di tingkat somite 28-31 namun lebih kecil, wajah kiri berada pada kantung kuning sedangkan sisi kanan berbalik kea rah plasenta, ekor dan tangkai allantois terangkat kea rah plasenta

Metamorfosis Embrio

26 12,75 7

Somites 43-45 (kaudal), terbentuk maksila, mandibular dan prosesus frontonasal, sinus servikalis menutup, muncul berkas susu, diferensiasi lempeng tangan, vaskularisasi kuncup lengan, saraf brakialis mulai masuk, awal herniasi umbilical

27 13,13 8

Somites 46-48 (kaudal), proses terbentuk wajah dan cleft lebih jelas, hidung- moncong makin tampak, sinus servikalis menutup, kelenjar susu primordial, lempeng tangan dan kaki membulat, hernia umbilical lebih besar

23

berubah menjadi saluran telinga eksternal, kondensasi precartilaginous di lempeng tangan

29 14 9,5 Somites 52-55 (kaudal), hillocks aurikularis pada lengkung visceral ke-1 dan ke-2

30 14,5 10,5

Somites 56-60 (kaudal), badan sudah tidak bergulung, prekartilago mandibular terbentuk, saluran telinga eksternal hampir terbuka, kanal pleuroperitoneal menjadi sangat sempit

31 15 12

Somites 61-63 (kaudal), cleft wajah tertutup, kanal pleuroperitoneal tertutup, diafragma lengkap

32 15,5 14,2 Somites 64 (kaudal), pinna berbalik ke depan, ukuran maksimal hernia umbilical

33 16 15,5

Somites 65 (biasanya ini adalah somite kaudal terakhir), moncong turun ke arah dada, tahap akhir metamorphosis Janin

34 17-18 16-20

Tahap janin ke-1, pertumbuhan cepat kelopak mata (mata tertutup sepenuhnya sampai akhir hari ke-18), langit-langit tertutup sempurna, pinna melapisi saluran telinga,

35 antenatal 19-22 20-40

Tahap janin ke-2, kelopak mata tertutup, membrane janin dan plasenta mencapai puncak pertumbuhan , ekor tumbuh hingga 10 mm

35 postnatal 1-16

postpartum 4-10

Kelahiran terjadi (tikus dalam 22 hari), setelah lahir janin bernapas dan menyusui pada ibunya selama 16 hari pertama, kelopak mata tetap tertutup dan saluran telinga eksternal tertutup dengan sekat periderm

36 postnatal

17+

postpartum 100+

Sekat periderm telinga dan kelopak mata lenyap, makan aktif dimulai dalam waktu berikutnya 3 hari dan menyapihnya setelah 1 minggu (total usia penyapihan 45-48 hari untuk tikus dan mencit)

Dokumen terkait