• Tidak ada hasil yang ditemukan

TIME SCDHULE

Dalam dokumen TALUD SUBUR (Lelang) (Halaman 27-36)

Õ Õ Õ Õ ÿ CV. .. ( N a m a ) Õ ä Ö× Ø× Ù × äÚ ß ìë ïïêïï Õ KET.

Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV

( % )

No. URAIAN PEKERJAAN BOBOT

WAKTU PELAKSANAAN

! "#$ #%&

"'() '* +,+(-.-.

1. - Pekerjaan :"/ 01#2 342#25#%46) #% #2"7787$9#%4 :4;,4 148</$#,4 1 48

- Lokasi : Desa Subur Kec. Sukamaju

- Volume : 1.281 M'

2. Pekerjaan harus sesuai dengan :

a. Uraian dan syarat-syarat umum pekerjaan ini (Spesifikasi Umum Bina Marga). b. Semua gambar-gambar perencanaan yang telah dibuat oleh konsultan perencana

dan telah diketahui oleh Pengelola Teknik Proyek.

c. Petunjuk-petunjuk dari Pemimpin Proyek dan unsur-unsur teknik lainnya baik lisan maupun tertulis.

d. Syarat-syarat umum untuk pelaksanaan pemborongan pekerjaan umum di Indonesia (A.V. 1941).

e. Syarat-syarat perburuhan

f. Standar bahan/material dan peralatan

1) Semua bahan/material maupun peralatan yag dipasang secara permanen harus baru dan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan, jika menggunakan di luar yang ditentukan dalam spesifikasi harus dibuat amandemen atau persetujuan Direksi.

2) Jika tidak disebutkan dalam spesifikasi penggunaan bahan/material maupun peralatan yang dipergunakan dalam pelaksanaan konstruksi maka dapat dipergunakan daftar standar yang dikeluarkan oleh organisasi resmi sebagai berikut :

a) PBI : Peraturan Beton Indonesia

b) HGPS : Hydraulic Gate and Penstock Association Japan c) SSPC : Steel Structures Painting Council

d) ASBR : (Water and Power Resources Service, United States Departement of the Interior (Formerly United States Bureau of Reclamation).

e) ASTM : American Society for Testing and Materials f) AISA : American Iron and Steel Institute

g) ACI : American Conrete Institute h) JCEA : Japan Civil Engineer Association

i) AASHTO: American Association of State Highways and

Transportaion Officials g. Risalah Berita Acara Penjelasan Pekerjaan 3. Pekerjaan Persiapan

a. Dalam waktu 7 hari setelah menerima surat perintah, kontraktor harus mengirimkan Rencana Pelaksanaan Kerja, Metode Pelaksanaan dan Laporan Kegiatan secara rinci yang sesuai rencana kerja global yang telah diajukan dalam pelelangan. Rincian tersebut harus mencantumkan Program Pelaksanaan : - Mobilisasi/Demobilisasi

- Daftar Bahan dan Peralatan Khusus

b. Rencana pelaksanaan kerja disusun dalam bentuk bagan

c. Mobilisasi/demobilisasi tenaga kerja dan peralatan serta pengadaan bahan material.

d. Pelaksana lapangan yang cakap/terampil sesuai bidang disiplin ilmunya.

e. Bangsal kerja, kantor lapangan sementara dan direksi keet, dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Ukuran bangunan 3 x 4 m

2) Dinding terbuat dari papan atau tripleks dan jendela yang cukup untuk penerangan jendela udara.

3) Ruang Direksi Dilengkapi kursi, meja, papan tempel, gambar pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan pekerjaan, perlengkapan P3K/obat-obatan.

4) Contoh material yang akan digunakan/diuji. f. Papan Nama Proyek

g. Dokumen kontrak

1) Konsep dokumen kontrak disiapkan oleh Pemilik Pekerjaan namun penggandaannya oleh kontraktor.

2) Jumlah dokumen kontrak sebanyak yang telah ditetapkan pada syarat-syarat administrasi, kontraktor harus menyiapkan maksimum 5 (lima) set untuk pelaksanaan di lapangan. Jumlah tersebut sudah termasuk yang harus disiapkan oleh kontraktor untuk Direksi Pekerjaan dan Engineer Konsultan yang ditunjuk.

h. Gambar-gambar kerja yang selalu siap di lapangan i. Laporan

Kontraktor harus membuat laporan kegiatan pekerjaan dengan menggunakan format yang telah disetujui oleh Direksi.

1) Buku harian dan buku tamu yang mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan, saran-saran dan detail-detail penting dari unsur teknik. 2) Laporan harian, berisi hal-hal berikut :

- Kondisi musim/cuaca

- Jumlah staf dan pekerja yang bekerja

- Jumlah dan jenis material dan peralatan di lapangan

- Laporan kemajuan pekerjaan, termasuk lokasi serta perhitungan volume setiap hari.

- Kejadian yang menghambat pekerjaan.

- Kejadian atau kondisi yang mengakibatkan keterlambatan kemajuan (progres) pekerjaan.

- Semua informasi yang berkaitan dengan pekerjaan. 3) Laporan Mingguan

- Setiap akhir minggu dibuat laporan dengan format yang telah disetujui dan membuat program rencana kerja minggu berikutnya.

- Setiap satu minggu sekali diadakan rapat antara personil inti dari kontraktor dengan Direksi lapangan untuk membahas kelancaran pekerjaan.

4) Laporan Bulanan

- Setiap 25 hari berjalan, Kontraktor harus sudah membuat laporan dengan menggunakan format yang telah disetujui. Laporan tersebut meliputi laporan fisik dan laporan keuangan.

- Laporan berisi (tidak mutlak dibatasi) hal-hal sebagai berikut :

a) Secara rinci uraian pekerjaan yang dilaksanakan pada periode bulan tersebut.

b) Ringkasan komulatif kemajuan fisik dan progres keuangan untuk setiap kegiatan utama.

c) Prosentase hasil kera terhadap seluruh pekerjaan yang tercantum dalam kontrak.

d) Penjelasan penyebab keterlambatan pelaksanaan dan usulan pemecahan untuk mengejar ketinggalan dan kehilangan waktu. e) Rencana kerja bulan berikutnya.

f) Daftar peralatan mesin-mesin konstruksi dan bahan/material yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan termasuk mesin-mesin yang baru didatangkan maupun yang dikeluarkan dari lokasi lapangan pekerjaan termasuk periode mesin-mesin dan peralatan tidak digunakan.

g) Jumlah total volume dari jenis pekerjaan yang tercantum dalam daftar volume (Bill of Quantity).

h) Kondisi cuaca secara umum, termasuk pencatatan periode serta intensitas hujan setiap hari.

i) Daftar kecelakaan.

j) Schedule progres kemajuan yang menunjukkan tanggal penerimaan dan jumlah dan tagihan yang dikirim tetapi belum dibayar.

k) Perkiraan jumlah pembayaran dari pemilik untuk bulan periode berikutnya.

l) Foto-foto pelaksanaan pekerjaan pada bulan tersebut. 4) Foto-foto Pelaksanaan Pekerjaan

- Kontraktor harus membuat foto yang menggambarkan kemajuan pelaksanaan pekerjaan, foto harus menunjukkan keadaan sebelum dimulai pelaksanaan, sedang dalam pelaksanaan dan setelah selesai pelaksanaan. Pengambilan fot harus dalam satu titk dan arah yang sama. - Tiga lembar cetak foto untuk setiap pemotretan harus diserahkan kepada

Direksi dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari. - Ukuran foto 3R

4. Gambar-Gambar Pelaksanaan

Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan yang cermat terutama ukuran-ukurannya maupun dimensi dari segi yang tertera di dalam gambar rencana tersebut. Bila ada yang tidak sesuai atau kurang jelas harus dikonfirmasikan kepada Direksi. Semua yang meragukan harus dimintakan penegasan dari Direksi dalam bentuk tertulis. a. Gambar pelaksanaan (Construction Drawing)

Semua gambar untuk dilaksanakan (construction drawing) diberikan oleh Pemilik yang disiapkan oleh Konsultan.

Dalam gambar ini jelas menunjukkan tata letaknya, dimensinya, jenis konstruksinya dan seterusnya seperti yang disebutkan dalam spesifikasi atau petunjuk direksi.

b. Gambar Kerja (Working Drawing)

Kontraktor harus membuat gambar kerja (working drawing) dan gambar tersebut mengacu pada gambar untuk dilaksanakan (construction drawing) yang diberikan oleh pemilik pekerjaan.

Gambar kerja harus detail dan dicantumkan jumlah material yang digunakan (bar bending schedule, list of material, dll), juga mempertimbangkan kemudahan pemeriksaan/inspeksi dari prosedur kerja maupun metode pelaksanaan yang akan dikerjakan di lapangan oleh Kontraktor.

Gambar kerja diajukan kepada Direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap cetak biru (blue print) untuk dilakukan pemeriksaan sampai mendapatkan persetujuan. Bila ada perubahan dalam gambar kerja, maka harus dalam bentuk tertulis yang ditandatangani oleh Direksi dan gambar perubahan ini merupakan bagian daripada Gambar Kerja.

Dari gambar kerja yang telah disetujui, ternyata setelah memperhatikan kondisi pondasi, hasil galian maupun hasil test laboratorium, konstruksi yang dikehendaki lain dan perlu perubahan gambar kerja, maka perubahan tersebut harus dalam bentuk tertulis dari Direksi pekerjaan. Semua biaya gambar kerja berikut perubahan-perubahannya menjadi beban kontraktor.

Gambar kerja dalam beberapa item pekerjaan juga digunakan sebagai dasar acuan pengajuan Tagihan Pembayaran (Monthly Payment) Kontraktor.

c. Gambar Fasilitas/Bangunan Sementara

Dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulai pekerjaan dari tiap seksi pekerjaan, kontraktor harus sudah mengirimkan gambar-gambar fasilitas/bangunan sementara yang akan dipergunakan di daerah areal proyek seperti gambar gudang, rencana kantor, tempat penyimpanan peralatan mesin, asrama pekerja dan bangunan, bangunan lainnya yang diusulkan oleh kontraktor. Gambar-gambar harus mendapatkan persetujuand dari Direksi.

Bila ternyata dalam pelaksanaan ada perubahan, kontraktor juga harus mendapatkan persetujuan dari Direksi perihal perubahan tersebut baik dari segi lokasi maupun konstruksinya.

d. Gambar Terlaksana (As Built Drawing)

1) Selama pelaksanaan konstruksi pekerjaan, kontraktor harus mengikuti seksama dan mencocokkan dengan gambar kerja. Ketidakcocokan dengan gambar kerja yang telah disetujui, supaya dicantumkan perubahan-perubahannya dan konstruksi pekerjaan yang dikerjakan sesuai dengan keadaan yang dikerjakan/dengan keadaan sebenarnya untuk selanjutnya dibuat gambar terlaksana.

2) Penyesuaian gambar dengan pelaksana pekerjaan di lapangan akan diadakan pemeriksaan oleh Direksi Teknik.

Bila dari hasil pemeriksaan ternyata ditemukan ketidak sesuaian maka dalam jangka 14 (empat belas) hari, kontraktor harus telah memperbaiki gambar tersebut, sehingga gambar terlaksana benar-benar sesuai dengan yang dilaksanakan di lapangan.

Setelah mendapatkan persetujuan maka Kontraktor menggandakan di samping untuk keperluannya sendiri, sebanyak 3 (tiga) set diserahka kepada Direksi/Engineer..

3) Serah terima pekerjaan 100%, kontraktor harus sudah menyerahkan gambar terlaksana lengkap yang terdiri dari :

e. Gambar-Gambar Lain

Selain gambar-gambar yang disebutkan di atas, gambar-gambar lain yang masih diperlukan dalam pelaksanaan seperti gambar metode pelaksanaan, skema diagram ataupun grafik jadwal pelaksanaan pekerjaan, harus diserahkan juga untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi/Engineer.

5. Jika ada perbedaan gambar dan syarat-syarat teknik, maka syarat-syarat teknik yang harus diikuti. Jika ada perbedaan pada gambar dan atau ukuran-ukuran maka gambar skala yang lebih besar yang diikuti, dan jika terdapat keragu-raguan dari isi dokumen proyek, maka kontrakor harus mendiskusikan atau minta penjelasan pada direksi teknik, dan dalam terjadi pertentangan isi antara dokumen-dokumen yang ada maka yang menentukan adalah tingkat kekuatan dari dokumen yang dimaksud sebagaimana telah ditetapkan dalam salah satu bagian dari dokumen proyek.

6. Survey dan Pengukuran Kembali

a. Paling lambat 15 hari setelah penandatanganan kontrak, kontraktor diwajibkan untuk melaksanakan survey lapangan yang lengkap terhadap kondisi fisik dan struktur jalan lama. Kemudian harus mengajukan atau menyerahkan laporan lengkap dan detail dari hasil survey ini kepada direksi teknik. Laporan itu berupa rencana kera secara tertulis, menjelaskan secara terperinci urutan-urutan dan cara pelaksanaan pekerjaan, termasuk hal-hal khusus bila perlu, misalnya cuaca/curah hujan dan sebagainya.

b. Titik referensi atau Bench Mark (BM), telah ditetapkan oleh Pemilik di lapangan seperti dapat diperiksa di dalam gambar.

Pengecekan BM sebelum digunakan sebagai pedoman kordinat dan elevasi harus diadakan pengecekan dan verifikasi tentang akurasinya.

Kontraktor harus membuat titik referensi/BM sementara untuk kepentingan kontraktor sendiri dalam melaksanakan pekerjaan, tetapi setiap titik/BM sementara harus mendapat persetujuan direksi lapangan.

c. Kontraktor harus menyampaikan secara resmi, rencana pemasangan patok-patok dalam waktu tidak kurang dari 48 jam, mendahului pelaksanaannya. Pematokan dilakukan oleh kontraktor di bawah supervisi direksi dan bila dianggap perlu direksi dapat melakukan perubahan-perubahan di lapangan dan dalam hal ini akan disampaikan secara tertulis kepada kontraktor.

d. Kontraktor harus mempersiapkan alat-alat ukur yang diperlukan di lapangan sehubungan dengan pekerjaan ini, termasuk yang diperlukan oleh direksi untuk pengecekan.

7. Bahan Bangunan

Bahan bangunan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat minimal seperti yang ditetapkan dalam peraturan umum mengenai bangunan di Indonesia.

a. Air

Air untuk pengecoran beton harus air tawar yang tidak mengandung mineral dan alkalide serta air sabun.

b. Portland Cement (PC)

 Digunakan Portland Cement (PC) biasa yang mempunyai kualitas mineral sampai dengan S.400 (semen tonasa atau semen bosowa), berdasarkan kualifikasi yang diteatpkan dalam NI-8.

 Semen yang telah mengeras/membantu atau berbungkah tidak boleh dipergukan lagi.

c. Pasir

Pasir pasangan dan pasir beton dipergunakan pasir yang memenuhi syarat baik dan bersih, tidak mengandung lumpur serta tidak terlalu halus telah disetujui oleh Pihak Direksi. Selanjutnya harus memenuhi syarat-syarat sebagaimana yang diuraikan dalam PBI-1971 dan PUBB (NI-12) 1971.

d. Batu

Untuk pasangan pondasi dipakai batu gunung atau batu kali yang sudah pecah jenis keras, bersih dan permukaan tidak licin, ukuran besar rata-rata 20 cm. Sedangkan untuk pasangan tembok dipakai batu-bata kualitas baik dan telah mendapat persetujuan direksi.

e. Kayu

Kayu yang digunakan adalah kayu kelas I jenis bayam dan kayu kelas II ex Samarinda atau yang berkualitas baik/mutu A .

f. Kerikil

Kerikil beton yang digunakan adalah kerikil cipping yang itdak mengandung lumpur.

g. Besi Beton

Besi beton digunakan besi U24 sesuai syarat atau peraturan Bahan Bangunan Indonesia.

8. Sumber Material

Kontraktor harus mencari sendiri sumber-sumber bahan sub base yang memenuhi syarat dan mengajukan daftar kepada direksi mengenai sumber (asal) subbase yang akan digunakan. Direksi bersama kontraktor mengambil contoh material tersebut untuk keperluan pemeriksaan sebelum memberikan persetujuannya, biaya-biaya untuk itu menjadi tanggungan kontraktor.

9. Pemeriksaan testing dan persetujuan

Kontraktor harus menyerahkan hasil pemeriksaan sebelum sumber bahan tersebut dieksploitir. Segala biaya yang menyangkut pemeriksaan tersebut menjadi tanggungan kontraktor. Material-material yang contohnya masih dalam tahap pemeriksaan, atau sifat-sifatnya meragukan belum diperkenakan untuk dibawah ke job site, dan bila material yang telah ada di job site ternyata tidak memenuhi syarat yang ditetapkan, direksi berhak untuk menolaknya dan kontraktor harus segera menyingkirkannya atas biaya sendiri.

10. Penyimpanan Material

a. Harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak mengalami perubahan komposisi (segregasi) dan sedapat mungkin ditumpuk di tempat yang ditunjuk/ disetujui direksi. Segala biaya yang dikeluarkan termasuk ganti rugi bila penyimpanan tersebut berada di luar batas penguasaan jalan, menjadi tanggungan kontraktor.

b. Penempatan material harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu lalu lintas dan tidak mengurangi mutu material dalam pelaksanaan pekerjaan.

c. Jenis bahan material yang akan dimasukkan ke dalam lokasi harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu oleh pengawas lapangan dengan memberikan contoh bahan.

d. Bahan material yang ditolak harus dikeluarkan dari lokasi proyek atas tanggungan/biaya pemborong sendiri selambat-lambatnya 2 x 24 jam sejak waktu ditolak bahan material tersebut.

11. Persyaratan Material

Semua material harus bersih dan kotoran-kotoran, bahan organik dan bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki. Material yang dipakai sebagai bahan-bahan subbase digolongkan kepada 3 macam kelas yaitu A, B dan C yang penggunaannya masing-masing dijelaskan dalam petunjuk teknis Departemen PU Bina Marga dan diupayakan bahan yang berada di sekitar lokasi.

12. Biaya-Biaya

Kontraktor menanggung segala biaya ganti rugi/kompensasi biaya-biaya retribusi dan sebagainya yang sehubungan dengan pengambilan/ penandatanganan material-material tersebut, namun tidak ada mata pembiayaan khusus untuk hal ini sehingga kesemuanya telah harus diperhitungkan dalam harga satuan material tersebut.

13. Persyaratan-persyaratan perkerasan kaku seperti CTSB dan Beton K-300 lihat Spesifikasi Khusus.

14. Lalu Lintas

Lalu lintas pengalihan (penyimpanan) perlu disediakan untuk kendaraan roda dua sedangkan kendaraan roda empat tidak diperkenangkan lewat di atas permukaan jalan beton yang baru dikerjakan sampai siapa untuk dilewati. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan akibat lalu lintas.

CDED F G

CHI JH KL ML INH OIPM

A. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan CQ RSDT UV TDTND FV WJD FDTCXYXEOD FVZV[MVS V Y\QE DMV S V Y: 1. Pekerjaan Tanah dengan membuat :

a. Galian Tanah b. Urugan Kembali

c. Timbunan Tanah didatangkan 2. Pekerjaan Konstruksi Pasangan Batu :

a. Pasangan Batu kali Komposisi Campuran 1 Semen : 4 Pasir b. Plesteran Voeg Campuran 1 Semen : 2 Pasir

c. Plesteran Biasa/Topi Campuran 1 Semen : 3 Pasir B. Penjelasan Umum

Pekerjaan ini mencakup pembuatan Proteksi, sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi persyaratan arah, ketinggian dan perincian yang ditunjukkan pada gambar atau sesuai dengan perintah direksi tehnik.

C. Toleransi.

a. Ketinggian akhir dari dasar galian harus tidak boleh berbeda lebih dari 3 cm dari yang dipersyaratkan atau disetujui pada titik, dan harus cukup halus dan merata untuk menjamin arus air gelombang tidak terhempas kejalan.

b. Kedudukan talud/proteksi aligmennya dan profil penampang melintang tidak boleh berbeda dengan apa yang dipersyaratkan atau dari yang telah disetujui.

D. Pelaporan .

a. Contoh material yang akan digunakan untuk pekerjaan pasangan batu talud harus diserahkan seperti yang ditentukan dalam kontrak.

b. Pelaksana harus memberitahukan direksi teknik setelah selesainya pembuatan formasi seluruh Talud dan bahan tidak boleh dipasang sampai direksi teknik menyetujui formasi tersebut.

E. Jadwal kerja.

Kontraktor harus menjamin pembuatan Talud/Proteksi yang baik dengan merencanakan pekerjaan sedemikian rupa agar berfungsi sebelum pekerjaan pada timbunan ( Urugan ) dan struktur perkerasan.

F. Perbaikan Pekerjaan.

Pekerjaan pengukuran proil permukaan yang ada atau yang dibangun kalau dianggap perlu harus diulang untuk mendapatkan catatan yang teliti dari keadaan fisik, sampai disetujui pihak Direksi Tehnik.

G. Pelaksanaan

Lokasi, panjang, arah dari dan kelandaian yang diperlukan dari seluruh yang akan dibentuk atau digali atau di beri pasangan, dan lokasi dari seluruh lubang penampungan dan pembuangan yang berhubungan harus ditentukan oleh kontraktor benar benar sesuai dengan detail konstruksi yang disediakan oleh direksi Teknik. Penggalian, penimbunan dan pemotongan harus dilakukan sebagaiman diperlukan untuk membentuk, sesuai garis dan kelandaian yang ditunjukkan pada gambar potongan memanjang yang disetujui dan sesuai profil yang ditunjukan pada gambar atau sebagaiman diperintahkan oleh Direksi Teknik.

Setelah ada persetujuan Direksi Teknik tentang formasi yang disiapkan, Pasangan batu harus dipasang seperti yang ditentukan dalam kontrak.

Seluruh bahan dari hasil galian harus dibuang .

^_`_ a b

^c dcefgg h^cij c ek l mg hnkco ck g lpg hqgijgmg h

1. Pekerjaan Pembersihan

- Pihak kontraktor harus melaksanakan pembersihan rutin lokasi daerah dari tumpukan-tumpukan bahan sisa, sampah dan kotoran lainnya.

- Menjamin bahwa Talud/Proteksi terbebas dari kotoran.

- Menjaga kebersihan secara teratur, rambu-rambu lalu lintas dan sejenisnya. 2. Pembersihan Akhir

a. Semua sisa bahan, setelah pekerjaan selesai harus diangkut keluar lokasi

b. Setelah pekerjaan dinyatakan selesai maka semua bangunan baru yang kotor harus dicuci dan diberishkan.

3. Pekerjaan Selesai

Pekerjaan dianggap selesai jika :

- Pekerjaan telah diperiksa secara bersama oleh direksi pekerjaan sesuai ketentuan yang berlaku.

- Melakukan penambahan volume ketika dari hasil pemeriksaan konsultan dan direksi ditemukan ada kekurangan.

4. Pekerjaan Tambahan

a. Selain rencana kerja dan syarat-syarat ini maka semua ketentuan administrasi, pemeriksaan bahan, mutu serta ketentuan lain dari pemeriksaan yang menyangkut pelaksanaan bahan mutu pekerjaan ini termasuk pula sebagai syarat-syarat yang harus dipenuh dan ditaati.

b. Semua akibat yang timbul dari pelaksanaan pekerjaan yang keliru/kelalaian kontraktor adalah menjadi tanggung jawab kontraktor.

c. Biaya pemeliharaan dan sejenisnya sampai bangunan diserahkan untuk kedua kalinya menjadi tanggungan rekanan.

stut v w sxyz{zs

Hal-hal yang belum diatur dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini, akan diatur dalam Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan (Kontrak). Semua batasan (definisi) dan ketentuan-ketentuan dalam RKS ini berlaku pula untuk kontrak.

RKS ini merupakan dokumen lelang yang tidak terpisahkan dengan Surat Perjanjian Pekerjaan (Kontrak).

Dalam dokumen TALUD SUBUR (Lelang) (Halaman 27-36)

Dokumen terkait