• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : PROSES PEMBERHENTIAN BUPATI KARO, KENA UKUR KARO JAMBI

3.2 Tindak Lanjut Atas Pengaduan Masyarakat

Selain fungsi, tugas, dan wewenang, pada dasarnya DPRD memiliki 3 hak yang menjadikan mereka berkedudukan sejajar dan menjadi mitra pemerintahan daerah. Adapun 3 (tiga) hak istimewa DPRD adalah :

1. Hak interpelasi, yaitu hak DPRD untuk meminta keterangan kepada Kepala Daerah mengenai kebijakan pemerintah daerah yang penting dan strategis, serta berdampak luas pada kehidupan masyarakat, daerah, dan Negara. Sekurang-kurangnya 5 (lima) orang anggota dapat mengajukan usul kepada DPRD untuk menggunakan hak interpelasi tentang kebijakan pemerintah daerah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan masyarakat, daerah, dan Negara. Usul tersebut disusun secara singkat dan jelas, serta disampaikan secara tertulis kepada pimpinan DPRD yang selanjutnya disampaikan dalam forum panitia musyawarah untuk dibicarakan dalam rapat paripurna.

2. Hak Angket, yaitu pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu kebijakan tertentu kepala daerah yang penting dan strategis yang berdampak luas pada kehidupan masyarakat, daerah, dan Negara yang diduga bertentangan dengan peraturan Perundang-undangan. DPRD berhak meminta pejabat Negara,badan hukum, atau warga masyarakat untuk memberikan keterangan tentang hal-hal yang perlu ditangani demi kepentingan daerah, bangsa, dan Negara.

3. Hak menyatakan pendapat, yaitu hak DPRD untuk menyatakan pendapat terhadap kebijakan kepala daerah mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di daerah disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket. Pembicaraan mengenai usul pernyataan pendapat dilakukan dengan memberikan kesempatan keapda anggota DPRD lainnya untuk memberikan pandangan umum; kepala daerah untuk memberikan pendapat; dan para pengusul memberikan jawaban atas pandangan dan pendapat tersebut.58

Berdasarkan ketiga hak-hak istimewa yang dimiliki ini lah anggota DPRD Kabupaten Karo memulai langkah-langkah untuk melakukan pemberhentian Bupati Karo Jambi.Langkah ini tentu saja dimulai dari hak interpelasi yaitu permintaan keterangan dari Kepala Daerah.Setelah adanya tekanan dari pendemo yang berkepanjangan itu satu minggu lebih yang pertama, 17 hari sampai selesai.Jadi oleh karena tuntutan yangmendesak ini, DPRD Karo mulai dengan mengajukan hak interpelasi dengan mudah semuanya korum, paripurna pun terjadi.

58

Markus Gunawan, Buku Pintar Calon Anggota & Anggota Legislatif (DPR, DPRD, &DPD). Transmedia Pustaka, Jakarta, 2008. hal.166-168

Setelah hak interpelasi, pada waktu interpelasi itu bergulir di Rapat Paripurna DPRD memberikan kesempatan kepada Bupati untuk menyampaikan jawabannya tetapi bukan Karo Jambi Surbakti yang datang melainkan plt.assisten II (dua) yang datang memberikan jawaban yang dirasa tidak memuaskan bagi anggota DPRD. Karena jawaban yang tidak memuaskan itu akhirnya ada 8 (delapan) anggota DPRD dan lebih dari dua fraksi sesuai dengan tuntutan Undang-Undang mereka mengajukan untuk menggunakan hak angket lalu di bawa di Rapat Pimpinan kemudian di Rapat Pimpinan juga setuju kemudian di Bamus (Badan Musayawarah), Bamus juga lolos. Lalu setelah itu dibentuklah satu tim namanya Panitia Angket, jadi di bentuk Panitia Angketnya lalu dinyatakan dimulai lah hak Angket untuk menyelidiki, kemudian DPRD mulai menyelidiki dengan memanggil orang-orang terkait, saksi-saksi semuanya itu langsung di video kan. Itu semua terkait dari aduan masyarakat, dan dari DPRD yaitu bahwa Karo Jambi sudah di surati sebanyak tiga kali untuk menutup PT WEP (Wampu Elektronik Power), WEP itu Pembangkit Listrik Tenaga Air. Karena tidak memiliki izin DPRD menyurati Kena Ukur Karo Jambi Surbakti untuk menutup PT tersebut namun tidak pernah diindahkan, dibalas pun tidak ditutup pun tidak.59

Waktu interpelasi itu bergulir di Rapat Paripurna itu kita kan memberikan kesempatan kepada Bupati untuk menyampaikan jawabannya tetapi bukan dia yang datang pada waktu itu, assisten dua- plt.assisten dua yang datang memberikan jawaban tidak memuaskan bagi anggota DPRD. Karena tidak memuaskan jawaban itu akhirnya ada 8 (delapan) kalau tidak salah itu anggota DPRD lebih dari dua fraksi sesuai dengan tuntutan Undang-Undang mereka mengajukan untuk menggunakan hak angket lalu kita Setelah melaksanakan hak interpelasi dan Bupati menjawab melalui plt.assisten II (dua), dan jawaban ini dinilai oleh angota DPRD kurang memuaskan. Seperti yang dikatakan oleh bapak Effendy Sinukaban :

59

Hasil Wawancara dengan Bapak Effendy Sinukaban pada tanggal 23 Maret 2015 pukul 11:20 WIB di Kantor DPRD Kabupaten Karo.

bawa di Rapat Pimpinan kemudian di Rapat Pimpinan juga setuju di Bamus (Badan Musayawarah), Bamus juga lolos.60

Karena ketidakpuasan dari beberapa Fraksi ini maka di tingkatkan kepada Hak Angket, hak untuk melakukan penyelidikan. Dengan menggunakan hak melakukan penyelidikan itu DPRD memanggil beberapa orang yang terkait tentang pengaduan masyarakat yang sejak lama di ajukan dan melewati proses demonstrasi selama 17 hari. DPRD Karo dalam hal ini memanggil Molek br Ginting, kemudian di panggil juga ajudan Bupati, dan dinas-dinas terkait tentang masalah Yayasan Karo Jambi.Karena Kepala Daerah dilarang ikut serta dalam kepengurusan Yayasan itu salah satu yang menyebabkan bergulirnya interpelasi dan seterusnya hak angket.61

Kemudian setelah di panggil saksi-saksi, dan diberikan pula kesempatan bagi saksi yang mendukung Bupati itu sendiri artinya memberikan kesaksian yang membelanya ada juga saksi yang menguatkan apa yang dituntut oleh masyarakat itu. Kemudian setelah dilakukan perangkuman semuanya itu akhirnya disimpulkan lah oleh Panitia Angket bahwa Karo Jambi telah melakukan pelanggaran etika moral dan larangan bagi seorang Bupati. Kemudian Hak Angket sampai disitu, dan itulah sudah kesimpulan Hak Angket karena hasil ini sudah merupakan keputusan yang bersifat final dan sudah menjadi kesimpulannya beberapa Anggota Dewan dan ada banyak fraksi pada waktu itu ada 12 orang langsung mengajukan Hak Menyatakan Pendapat artinya langsung menyurati Pimpinan supaya ke 12 (dua belas) anggota DPRD tersebut untuk mengajukan Hak Menyatakan Pendapat dan

60 Ibid. 61

Hasil Wawancara dengan Bapak Onasis Sitepu pada tanggal 23Maret 2015 pukul 10:49 WIB di Kantor DPRD Kabupaten Karo.

langsung dibawa ke Rapat Pimpinan, ke Badan Musyawarah langsung digelar Rapat Paripurna.62

Dalam Rapat Paripurna itu tentu saja setelah menjelang akhir dari proses sidang tersebut di tanyakan kepada seluruh fraksi, per fraksi pada waktu itu ditanyakan apakah mereka setuju untuk menggunakan Hak Menyatakan Pendapat dan hasil dari jawaban anggota DPRD adalah menyatakan bahwa kesemuanya setuju. Kemudian hal yang dibahas dalam Rapat Paripurna DPRD pada waktu itu adalah bahwa Kena Ukur Karo Jambi Surbakti sebagai Bupati Karo telah melakukan pelanggaran terhadap larangan sebagai Kepala Daerah dan melakukan pelanggaran mengenai etika moral. Kemudian berdasarkan hal itu DPRD Karo menyurati Mahkamah Agung (MA) sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku . DPRD menyurati Mahkamah Agung dan serta merta melengkapi berkas yang di perlukan Dimulai dari proses demo sampai DRPD selesai mengeluarkan Hak Menyatakan Pendapat hanya 3 (tiga) minggu saja. Proses itu hanya tiga minggu hingga selesai seluruhnya, kemudian DPRD menyampaikan usulan ke Mahkamah Agung. Di Mahkamah Agung proses ini juga relatif cepat, 16 (enam belas) hari sudah di putus, di putus bahwa pendapat DPRD, dikabulkan.63

Terus salah satu yang menyebabkan proses di Mahkamah Agung juga cepat proses nya karena Hak Jawab yang dimiliki oleh saudara Bupati kemarin dia tidak gunakan seperti itu. Dia kan begitu surat sampai ke Mahkamah Agung ada Hak Jawab Bupati untuk Kemudian salah satu yang menyebabkan psoses di Mahkamah Agung juga cepat proses nya adalah karena Hak Jawab yang dimiliki oleh Bupati tidak dipergunakan. Seperti yang dikatakan oleh bapak Onasis Sitepu :

62

Hasil Wawancara dengan Bapak Effendy Sinukaban pada tanggal 23 Maret 2015 pukul 11:20 WIB di Kantor DPRD Kabupaten Karo.

63 Ibid.

menyampaikan sanggahannya tapi tidak dipergunakan Bupati jadi itu yang mengakibatkan proses ini lebih cepat dia bahwa memang mungkin menurut persepsi Mahkamah Agung apa yang sudah diutuskan DPRD itu benar seperti itu. Tapi kalau mungkin tadi Saudara Bupati ada memberikan mungkin hal nya berbeda juga mungkin ya, seperti itu.64

Kenapa lebih gampang disini (di internal Kabupaten Karo) karena disini seluruh lapisan masyarakat bersatu padu, sudah selaras semua kemudian laporan-laporan di media massa ini sebenarnya sudah kami mulai sejak tahun 2011 bulan Oktober, itu mulai di motori oleh Bapak Darta Bangun sebagai salah satu fraksi PKPB yang juga Partai nya beliau (Kena Ukur) pada masa itu yaitu terkait masalah dolomite. Kedua tahun 2012 itu terkait masalah PT WEP itu mulai Oktober 2012, lalu yang ketiga dilaporkan masyarakat tahun 2013 itu Juni itu terkait masalah Yayasan Pendidikan Karo Jambi ini. Baru yang ke empat itu tahun 2013 bulan september Karo Jambi dilaporkan oleh pengawas plus

Kepala Sekolah, nah itu masalah orang-orang.

Setelah surat pemberhentian sampai di Mahkamah Agung Bupati dalam hal ini memiliki hak jawab untuk menyampaikan sanggahannya namun tidak dipergunakan oleh Bupati dan hal inilah yang dinilai menjadikan proses ini lebih cepat sehingga Mahkamah Agung berpendapat bahwa apa yang diputuskan oleh DPRD Kabupaten Karo adalah benar adanya.

Kegiatan ini berlangsung begitu cepat di akui pula oleh Julianus Sembiring yang selalu berada langsung di lapangan dan terus mengawal kejadian pemberhentian ini, seperti yang ia katakan :

65

Dari keterangan pak Julianus Sembiring memperlihatkan bahwa Kena Ukur Karo Jambi Surbakti selama menjabat menjadi Bupati Karo telah memiliki catatan kasus tersendiri setiap tahun tercatat sejak tahun 2011 terkait masalah tambang dolimit. Masalah PT WEP mulai oktober 2012, masalah Yayasan Pendidikan pada tahun 2013.Belum lagi masalah Surat Keterangan Pengganti Ijazah (SKPI) yang juga sudah dibahas oleh anggota DPRD namun

64

Hasil Wawancara dengan Bapak Onasis Sitepu pada tanggal 23Maret 2015 pukul 10:49 WIB di Kantor DPRD Kabupaten Karo.

65

Hasil Wawancara dengan Bapak Julianus Paulus Sembiring pada tanggal 23 Maret 2015 pukul 11:42 WIB di Kantor DPRD Kabupaten Karo.

pada masa masalah itu bergulir belum keseluruhan dari anggota DPRD yang setuju untuk membentuk Pantia Khusus (Pansus) untuk menyelidiki masalah SKPI ini.

Ada pula hal yang menarik dimana akar dari rencana pemberhentian ini dikordinasikan langsung antara Siti Aminah sebagai ketua DPC Partai PDI Perjuangan Kabupaten Karo pada masa itu yang juga merupakan Ketua DPRD Kabupaten Karo sebelum maju menjadi calon Bupati Karo, kemudian mendapat lampu hijau dari Ketua DPRD Effendy Sinukaban yang juga kader dari partai PDI P ini. Seperti yang disampaikan oleh Julianus Sembiring :

Pada saat itu kita ada bergabung beberapa LSM dalam wadah namanya Gerakan Masyarakat Peduli Karo (GMPK) lalu kita melakukan kordinasi dengan Pimpinan DPRD pada awalnya ya saya pribadi ini ya berkordinasi dengan Ketua DPR Partai PDI Perjuangan itu Ibu Siti Aminah lalu Ibu Siti Aminah kasih rekomendasi. Kenapa saya kordinasi dengan Ketua DPC Partai PDI Perjuangan karena ketua DPRD saat itu PDI Perjuangan jadi klop dia DPC PDI Perjuangan ya ketua nya ikut kan gitu. Lalu kita kordinasi dengan Ketua DPRD itu mulai 2013 bulan 5 (lima) atau bulan 6 (enam) lah waktu itu ya kita berkordinasi dengan beliau (Pak Effendy) lalu di perintahkan beliau kami untuk gerilya ke fraksi-fraksi jadi kita sampai Oktober sudah lobi ada sekitar kalau nggak tiga empat waktu itu-eh empat- tapi fraksi PKPB nggak itu, tapi setelahnya ikut.66 Perlu untuk diketahui bahwa Siti Aminah Perangin-angin merupakan rival dari Kena Ukur Karo Jambi Surbakti dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) pada tahun 2010 lalu. Pemilihan ini berlangsung dua putaran dan dua kali bergulir ke Mahkamah Konstitusi (MK).Pada putaran pertama pasangan Siti Aminah dan Kena Ukur maju ke putaran kedua.Keduanya harus menghadapi gugatan kandidat yang kalah di MK. Pada putaran kedua, kemenangan Kena Ukur digugat Siti Aminah.Namun MK menolak gugatan Siti Aminah.67

66 Ibid. 67

Harismanto, “Ketua DPRD Tanah Karo Ikhlas Terima Rivalnya”[Koran online], (Tribunnews.com), tersedia di:http://m.tribunnews.com/election/2011/13/24/ketua-dprd-tanah-karo-iklas-terima-rivalnya; diakses 06 April 2015

Dalam penjelasannya Kena Ukur Karo Jambi mengaku tidak menerima surat panggilan dari DPRD Kabupaten Karo untuk menjawab atau melakukan pembelaan pada saat hak interpelasi DPRD dilaksanakan, seperti yangia katakan : ”Inilah memang jahat politik itu, tapi kita tetap dijalur yang baik lah. Ini lah sebetulnya proses pemakzulan itu kan kita ada memberikan penjelasan dia, tapi di undang pun tidak.”68

Itulah salahnya beliau kurangnya di komunikasi politik aja itu, jadi dia mengandalkan yaa, nggak ada salahnya itu aja sebenarnya itu aja.Jadi itulah mungkin kelemahannya dalam bidang pendidikan ini karena dia bukan dari akademisi jadi komunikasi politiknya kurang.

Hal tersebut diataslah yang kemudian menyebabkan beliau tidak memiliki kesempatan untuk menjelaskan dan melakukan pembelaan diri sampai sebelum dilakukannya penyelidikan dengan menggunakan hak angket oleh DPRD Karo. Dan alasan mengapa Kena Ukur Karo Jambi tidak memaksa untuk menggunakan hak jawabnya setelah surat pengajuan pemakzulan sampai ke MA adalah karena menurutnya tidak perlu dijawab karena ia merasa tidak bersalah. Kena Ukur dalam hal ini juga tidak menggunakan komunikasi politiknya dengan baik pada masa itu seperti yang dikatakan oleh Irwan Sitepu :

69

68

Hasil wawancara dengan Karo Jambi Surbakti, tanggal 23 Maret 2014 pukul 14:19 WIB di Kediaman Kena Ukur Karo Jambi.

69

Hasil wawancara dengan Bapak Irwan Sitepu, Wakil Ketua DPC Kabupaten Karo pada tanggal 23 Maret 2014 pukul 16:25 WIB di Kantor DPC Partai Demokrat.

Kena Ukur tidak menggunakan komunikasi politiknya dengan baik, melihat begitu besar peluang beliau untuk menggunakan komunikasi politik dimana ia pada masa itu juga masih menjabat sebagai Bupati sehingga ia seharusnya dapat menggunakan komunikasi politik sebagai upaya dalam rangka mempertahankan kekuasaannya.

3.3 Pelaksanaan Putusan DPRD Terhadap Pemberhentian Kena Ukur Karo Jambi

Dokumen terkait