B. Implementasi Program Layanan Perpustakaan Sekolah di SDN Turitmpel
4.2.2 Tindak Lanjut Program Pengembangan Mutu Layanan Perpustakaan
Di dalam program-program pengembangan kerja perpustakaan di atas hendaknya di pandang sebagai bagian penting guna memenuhi berbagai tujuan yang berkaitan dengan hal berikut:
a) Literasi informasi untuk semua, dikembangakan dan
diterima secara bertahap melalui sistem sekolah;
b)Ketersediaan sekolah sumber daya informasi sekolah
bagi murid pada semua tingkat pendidikan sekolah;
c) Membuka penyebaran informasi dan pengetahuan bagi
semua program yang dirancang yang khusus untuk tujuan pengembangan perpustakaan sekolah.
Program tersebut diperoleh bahwa peluang
terbanyak pada aspek SDM dalam mengembangkan pelayanan kepada seluruh anggota perpustakaan adalah dengan cara mengadakan pelatihan kepada pustakawan dalam rangka menghadapi ancaman yang berupa seringnya pustakawan yang keluar setelah diterima menjadi PNS sehingga tenaga pustakawan mengalami kekurangan. Adapun langkah yang diambil sekolah adalah dengan mengkoordinir kompenan sekolah bekerjasama dengan tenaga perpustakaan
merancang panduan kepelatian bagi guru dan
karyawan sekolah, kemudian berdiskusi dengan kepala sekolah dan para wakil kepala sekolah serta berdiskusi dengan para pengguna utamanya siswa.
Adapun langkah yang diambil sekolah adalah sebagai berikut:
a)Koordinator dan pengelola perpustakaan
merencanakan dan mengajukan anggaran, sekurang-kurangnya memuat pembiayaan untuk pembuatan program perpustakaan;
77
b)Koordinator perpustakaan bersama pengelola
perpustakaan mempresentasikan rancangan program kepada kepala sekolah dan para wakil kepala sekolah;
c) Kepala sekolah mempelajari rencana program
pengelolaan perpustakaan;
d)Koordinator perpustakaan, pengelola perpustakaan
merevisi apa yang kurang tepat;
e) Koordinator perpustakaan membuat laporan sudah
menyelesaikan pembuatan rencana program
perpustakaan kepada kepala sekolah.;
f) Melihat kinerja pengelola perpustakaan dan
perkembangan kedatangan pengguna.
Dengan adanya pelatihan ini diharapkan adanya kerjasama antara guru dan pustakawan sekolah, hal ini
penting dalam memaksimalkan potensi layanan
perpustakaan. Guru dan pustakawan sekolah bekerja sama guna pencapaian hal berikut:
a)Mengisi kekosongan pada perpustakaan bila SDM
meninggalkan perpustakaan (keluar );
b)Mengembangkan, melatih mengevaluasi
pembelajaran murid lintas kurikulum;
c) Mengembangkan dan mengevaluasi keterampilan dan
pengetahuan informasi murid;
d)Mengembangkan rancangan pelajaran;
e) Mempersiapkan dan melaksanakan pekerjaan
proyek khusus di lingkungan pembelajaran yang lebih luas, termasuk di perpustakaan;
f) Mempersiapkan dan melaksanakan program
78
g) Mengintegrasikan teknologi informasi ke dalam
kurikulum;
h)Menjelaskan kepada para orang tua murid mengenai pentingnya perpustakaan sekolah.
Sedangkan pada aspek sarana dan prasarana peluang terbesar dalam pelayanan perpustakaan adalah ada pada pengadaan dan koleksi buku yang banyak tetapi tidak didukung dengan fasilitas ruang dan gedung yang memandai Hal ini mendorong SDN Turitempel untuk terus berupaya melengkapi dan memperbaiki dengan kemampuan dana yang ada, baik bantuan dari orang tua maupun pemerintah, tetapi terasa masih banyak yang belum terpenuhi dan terselesaikan dalam upaya memberikan pelayanan pendidikan yang maksimal dan yang lebih baik kepada peserta didik. Adapun langkah jangka pendek yang akan diambil SDN Turitempel adalah dengan memaksimalkan keadaan ruang perpustakaan dengan jalan penataan ulang ruangan perpustakaan, hal ini dilakukuan agar para pengguna perpustakaan tidak merasa bosan atau jenuh berada di perpustakaan. Dan langkah jangka panjang adalah membentuk panitia khusus menangani bidang perpustakaan baik dari segi materiel, pembiayaan maupun pembangunan gedung yang selama ini belum terlaksana. Meningat letak bangunan yang tidak layak yaitu di pojok dan berada dekat dengan pembuangan sampah sekolah. Kendati tidak ada ukuran unifersal untuk fasilitas
ruang dan gedung perpustakaan sekolah, namun merupakan sesuatu yang bermanfaat dan membantu jika memiliki formula sebagai dasar dalam menghitung
79 perencanaan, agar setiap perpustakaan yang baru di desain memenuhi kebutuhan sekolah dengan cara paling elektif. Pertimbangan berikut ini perlu disertakan dalam proses perencanaan:
a)Lokasi terpusat atau sentral;
b)Akses dan kedekatan, dekat semua kawasan pengajaran;
c) Faktor kebisingan, paling sedikit di perpustakaan
tersedia beberapa bagian yang bebas dari kebisingan dari luar;
d)Pencahayaan yang baik dan cukup, baik lewat
jendela maupun lampu penerangan;
e) Suhu ruangan yang tepat (misalnya, adanya
mencukupi) untuk menjamin kondisi bekerja yang baik sepanjang tahun di samping preservasi koleksi;
f) Desain yang sesuai guna memenuhi kebutuhan
penderitah cacat fisik;
g) Ukuran ruang yang cukup untuk penempatan koleksi
buku, fiksi dan non fiksi, buku sampul tebal maupun tipis, surat kabar dan majalah, serta sumber non cetak;
h)Penempatan ruang belajar, ruang baca, komputer
meja, ruang pameran, ruang kerja tenaga dan meja perpustakaan;
i) Flesibitas untuk memungkinkan keserbaragaman
kegiatan serta perubahan kurikulum dan teknologi pada masa mendatang.
Untuk aspek perencanaan peluang terbesar adalah banyaknya pelatihan-pelatihan yang dibina dari tingkat kabupaten, tetepi ancaman terbesar adalah banyaknya karyawan yang enggan berkreatif untuk mengikuti
80
pelatihan tersebut. Adapun langkah yang dilakukan
dengan mengadakan studi banding dengan
perpustakaan lain baik itu dengan penyuluhan atau penataran diisi ceramah, tanya jawab dan contoh
kasus, kemudian dilanjutkan pelatihan teknis
pengeloaan perpustakaan sekolah, Disamping itu
simulasi langsung dilapangan yang merupakan
kegiatan memberikan contoh langsung pada
pustakawan untuk menata ruang perpustakaan secara
langsung, bagaimana cara menghadapi siswa,
bagaimana cara mengatur buku, mengadministrasikan dan dll.
Untuk aspek pendanaan yang menjadi peluang
terbesar adalah adanya dukungan dana dari
pemerintah, tetapi yang menjadi ancaman adalah walaupun ada dukungan dana tetapi masih belum
mencukupi untuk melengkapi kebutuhan yang
dibutuhkan sekolah.
Pendanaan adalah masalah yang sering menjadi “momok” bagi sebagian pengelola perpustakaan dalam mengembangkan perpustakaannya. Untuk itu masalah pendanaan ini harus direncanakan sedini mungkin. Melalui sebuah ‘assesment’ terhadap koleksi dan tujuan
pengembangan program-program, sebuah rencana
pendanaan akan membantu kita dalam meyakinkan dewan sekolah atau pemilik sekolah untuk menyetujui dan juga sebagai bukti akuntabilitas dari rogram-program perpustakaan. Rencana pendanaan harus
menjadi bagian “intergral” dari pendanaan rutin
sekolah. Langkah selanjutnya apabila sudah disetujui, maka tugas dari pengelola perpustakaan untuk
81
merancang dan mengawal pengguna dana yang sudah diajukan. Hal ini harus dilakukan secara sistematis dan
sesuai dengan prosedur yang sudah dirancang
sebelumnya. Kegiatan pendanaan ini sangat erat hubungannya dengan sebuah kegiatan pengadaan. Pengadaan di perpustakaan dapat meliputi pengadaan koleksi, fasilitas, ruang, alat maupun lainnya.
Adapun sumber yang di program adalah
pendanaan perpustakaan didasarkan pada prinsip kecukupan dan berkelanjutan yang bersumber dari:
a)Anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan
atau anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD);
b)Sebagai anggaran pendidikan;
c) Sumbangan masyarakat yang tidak mengikat;
d)Kerja sama yang saling menguntungkan;
e) Bantuan luar negeri yang tidak mengikat;
f) Hasil usaha jasa perpustakaan, dan atau
g) Sumber lain yang sah.
Dengan adanya dukunan pendanaan, maka pihak sekolah melakukan langkah untuk memanfaatkan dana
tersebut dalam rangka melengkapi sarana dan
prasanara disekolah, mengingat perpustakaan sekolah mempunyai peran penting sebagai pintu gerbang bagi siswa masa kini yang berbasis informasi. Karena alasan inilah, maka perpustakaan sekolah harus menyediakan akses kesemua peralatan baik elektronik, komputer on-line maupun koleksi sumber daya buku yang sesuai minimal sepuluh buku per murid. Sekolah terkecil hendaknya memiliki paling sedikit 2.500 judul materi yang relevan dan mutahir agar stok buku berimbang untuk semua umur, kemampuan dan latar belakang.
82
Paling sedikit 60% koleksi perpustakaan terdiri dari buku nonfiksi yang berkaitan dengan kurikulum.
Di samping itu, perpustakaan sekolah hendaknya memiliki koleksi untuk keperluan hiburan seperti novel populer, musik, dolanan, komputer, laser video, majalah dan poster. Materi semacam itu dipilih bekerja sama dengan murid agar koleksi perpustakaan mencerminkan
minat dan budaya mereka, tanpa melintasi batas wajar standar etika.
Produk pengembangan perpustakaan yang berupa rencana program strategi peningkatan mutu layanan perpustakaan sekolah yang disusunpeneliti telah melakukan validasi oleh para ahli atau pakar. Di
samping itu produk berupa rencana strategi
peningkatan mutu layanan perpustakaan ini juga
mendapat tanggapan dari pihak sekolah SDN
Turitempel.
Dari masukan yang diberikan oleh validator, selanjutnya peneliti melakukan peninjauan ulang produk dalam bentuk panduan pelaksanaan untuk melakukan perbaikan. Panduan setelah diperbaiki kemuan diujicoba sehingga dapat diketahui apakah panduan terbukti dapat meningkatkan mutu layanan perpustakaan di SDN Turitempel.