43
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENELITIAN
4.1.1 Profil Sekolah
SDN Turitempel beralamat di Desa Turitempel, kecamatan Guntur, kabupaten Demak, Propinsi Jawa
Tengah, SD ini berdiri pada tanggal 01 Juli 1963.
Sekarang dipimpin oleh kepala sekolah Bapak
Sunarno, M.Pd, Luas lahan sekitar 5891 m², dengan
No.NPSN 20319493 dan Nomer Statistik (NSS)
101032103004 serta status tanah Hak Milik dan sertifikat.
SD Negeri Turitempel memiliki visi dan misi serta
tujuan sebagai berikut: Visinya adalah Unggul dalam
prestasi dan santun dalam berperilaku berdasarkan
iman dan taqwa. Dan Misinya adalah (1)
Mengedepankan iman dan taqwa; (2) Menumbuhkan semangat berprestasi kepada semua warga sekolah;
(3) Melaksanakan PAKEM (pembelajaran yang
partisipatif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan); (4) Meningkatkan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi; (5) Membiasakan budaya tertib, disiplin, sopan dan bersih dalam
kehidupan sehari-hari. Serta tujuannya adalah
44
hidup mandiri serta mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Saat ini SDN Turitempel mempunyai guru kelas
sebanyak 12 orang, guru mapel 6 orang dan karyawan
2 orang, dengan jumlah 20 orang, serta siswa sebanyak
387 orang, terbagi menjadi 12 kelas. SDN Turitempel diampu dan dibimbing oleh tenaga-tenaga pendidik dan kependidikan yang berkompeten. Terdiri dari 7 orang tenaga pendidik PNS dan 11 tenaga pendidik Non PNS, 1 tenaga kependidikan (perpustakaan) dan 1 tenaga kebersihan atau penjaga SD.
4.1.2 pelaksanaan Penelitian A. Wawancara
Berdasarkan hasil pengumpulan data melalui observasi di perpustakaan SDN Turitempel peneliti memaparkan beberapa aspek yang mempengaruhi
mutu layanan perpustakaan SDN Turitempel
(wawancara dengan kepala sekolah SDN Turitempel,
pada hari Rabu 23 Maret 2016) yaitu:
Bagaimana kualitas SDM dalam pengelolaan perpustakaan?
“Sumber daya manusia yang ada di perpustakaan SDN Turitempel masih kurang, belum mencukupi untuk melayani seluruh siswa, serta kinerjanya perlu ditingkatkan, namun saya percaya tidak akan lama lagi pasti ada perubahan”.
Bagaimana jumlah koleksi yang ada di perpustakaan SDN Turitempel?
“Koleksi yang ada diperpustakaan masih jauh dari harapan, semua ada hubungannya dengan pendanaan yang diterima
perpustakaan, dan kami berusaha bersama untuk menambah koleksi perpustakaan yang sesuai kebutuhan
45
Bagaimana kondisi perpustakaan SDN Turitempel?
“Untuk saat ini baik-baik saja, beginilah kondisinya, walau begini tidak mengurangi fungsi dari perpustakaan sendiri ”. Bagaimana kualitas pengelolaan, kerja sama dengan pihak lain, pendanaan dari sekolah, sarana prasarana, serta ketertibam warga sekolah? (wawancara dengan pustakawan SDN Turitempel )
“Karena koleksi perpustakaan belum sesuai jadi pengelolaan
masih kurang, mengenai kerjanya sama sudah baik, kalau pendanaan hanya mengandalkan sekolah saja masih kurang, dan sarana prasarana, serta kerertibam warga
sekolah sudah baik”.
Pertanyaan serupa juga diungkapkan oleh siswa kelas V SDN Turitempel.
“Saya senang membaca buku-buku cerita apa lagi bergambar, dan juga buku pelajaran untuk mengerjakan tugas-tugas dari guru, karena buku-buku di perpustakaan masih kurang komplit, jadi kami jarang ke perpustakaan untuk pinjam buku tersebut”.
Pertanyaan serupa juga diungkapkan oleh salah satu guru SDN Turitempel.
Karena perpustakaan masih dalam pengelolaan, jadi pembelajaran bersama-sama di perpustakaan tidak muat malah bisa membuat gaduh, sebab ruangan perpustakaan kurang luas dan bercampur dengan rak buku-buku yang masih dalam tahap pendataan”. “
B. Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)
Berdasarkan matrik IFAS (Internal Faktors Analisis
46
Analisis faktor kekuatannya adalah:
1)SDM merupakan salah satu unsur utama dalam
pencapaian keberhasilan pustakawan. Pengelola perpustakaan SDN Turitempel berlatar belakang sarjana pendidikan ilmu perpustakaan, analisis yang di dapat dari para ahli memeberi bobot 0,5 dan skor 2 total skor 1,0;
2)Perpustakaan SDN Turitempel perlu dikembangkan
dan ditingkatkan kemampuannya, yang hasilnya mampu meningkatkan produktivitas dan kinerja perpustakaan. Karene pengelola dianggap mampu meningkatkan kinerja dan mampu mengembangkan perpustakaan di SDN Turitempel serta mampu meningkatkan kedisiplinan yang tinggi maka diberi bobot 0,3 dan skor 3 total skor 0,9;
3)Sedang faktor pengelola memiliki kesabaran untuk
membimbing pengguna perpustakaan diberi bobot 0,2 dan skor 4 total skor 0,8, karena apabila pustakawan mau dan sudi membimbing pengguna
tentunya akan merasa senang datang di
perpustakaan karena merasa diperhatikan. Kondisi
seperti ini harus dipertahankan apabila
perpustakaan tidak ingin kehilangan pengguna. Analisis faktor kelemahannya adalah:
1)kurangnya tenaga pustakawan, walaupun
pustakawan berlatar belakang disiplin ilmu
perpustakaan tetapi di perpustakaan hanya terdapat satu orang tenaga perpustakaan tentu saja ini akan menyulitkan perpustakaan untuk bisa melayani
pengguna perpustakaan secara prima dan
47
untuk mengerjakan semua pekerjaan yang ada di
perpustakaan dari pelayanan peminjam dan
pengembalian, pengelola, pengadaan dalam waktu yang bersamaan, komponen ini diberi skor dan bobot tinggi oleh para pengguna perpustakaan yaitu bobot 0,4 dan skor 3 total skor 1,2. Sebab faktor inilah yang menyebabkan pengguna perpustakaan malas datang ke perpustakaan karena pelayanan tidak maksimal.
2)Kemudian faktor pengelola masih enggan
mengerjakan administrasi perpustakaan mendapat bobot 0,3 dan skor 3 total skor 0,9. Contohnya, buku inventaris perpustakaan kurang lengkap dan kurang teratur, administrasi keuangan juga kurang rapi.
3)Komponen kelemahan pustakawan dalam
melaksanakan layanan tanpa panduan
perpustakaan. Pengelola melaksanakan layanan hanya berdasarkan kebiasaan yang sudah ada sejak
lama tanpa berdasarkan panduan baik dari
48
Hasil IFAS Aspek Suber Daya Manusia
NO KEKUATAN BOBOT SKOR TOTAL
2 Tingkat kedisiplinan yang
tinggi 0,3 3 0,9 1 Kurangnya tenaga yang
mengelola perpustakaan 0,4 3 1,2 2 Pengelolaan masih enggan
mengerjakan administrasi
(Kekuatan dan Kelemahan) -0,3
Matrik EFAS (Eksternal Faktors Analysia Summary)
aspek kualitas SDM dilihat dari hasil analisis faktor peluang dan ancaman serta pemberian bobot dan skor
hingga perhitungan terakhir. Analisis faktor
peluangnya adalah:
1)Menyebutkan bahwa pelatihan khusus untuk
mengelola perpustakaan dinilai penting karena seorang pustakawan harus terus meningkatkan
kemampuan untuk dapat mengembangkan
49
2)Kemudian faktor pustakawan memanfaatkan
pelatihan yang diselenggarakan Pemerintah Daerah
ini dipakai kesempatan untuk menanyakan
bagaimana mengatasi kesulitan dan kendala yang
dihadapi perpustakaan dalam melaksanakan
pelayanan kepada penggunanya, faktor ini dianggap utama dengan di beri bobot 0,4 dan skor 4 total skor 1,6.
3)Faktor kegiatan pelatihan yang dapat meningkatkan
mutu layanan perpustakaan di SDN Turitempel diberi bobot 0,3 dan skor 4 total skor 1,2.
Analisis Faktor Ancamannya adalah:
1)Kebanyak pengelola perpustakaan bila diangkat jadi
PNS biasanya ditempatkan di tempat lain, karena bila pustakawan pindah ketempat lain penggantinya akan memerlukan waktu untuk melanjutkan pekerjaan yang ditinggalkan. Faktor ini diberi bobot 0,4 dan skor 4 total skor 1,6.
2)Kemudian masih banyak perpustakaan sekolah yang
tidak mempunyai pustakawan, faktor ini diberi bobot 0,2 dan skor 4 total skor 0,8.
3)Faktor kendala yang lain adalah banyaknya koleksi di
50
Hasil EFAS Aspek Suber Daya Manusia
NO PELUANG BOBOT SKOR TOTAL setelah diterima jadi PNS
0,3 4 1,6
Matrik IFAS (Internal Faktor Analysis Summantry)
aspek saran dan prasarana dapat dilihat dari analisis
faktor kekuatan dan kelemahan hasil temuan
51
Analisis faktor kekuatan adalah:
1)Hasil penelitian fasilitas perpustakaan dalam
keadaan baik, indah, menarik dan berfungsi faktor ini merupakan salah satu komponen kekuatan karena fasilitas perpustakaan yang baik akan
membuat pengguna perpustakaan senang
berkunjung dan menggunakan fasilitas yang tersedia sesuai dengan yang dibutuhkan, faktor ini mendapat bobot 0,5 dan skor 3 total skor 1,5;
2)Pengguna perpustakaan akan senang menggunakan
fasilitas yang memadai misalnya saja fasilitas untuk menggunakan buku-buku referensi yang menarik untuk pengguna akan sangat senang membaca berlama-lama diruang referensi karena bubunya sangat menarik, faktor ini diberi bobot 0,2 dan 3 total skor 0,6;
3)Dari faktor siswa memiliki prestasi yang baik karena
sarana sudah tersedia di perpustakaan mendapat bobot 0,3 dan skor 2 total skor , tentu saja apapun materi pelajarannya sudah tersedia di perpustakaan
dan ditambah dengan buku penunjang lain. Analisis faktor kelemahannya adalah:
1)Faktor ini dilihat dari ruang perpustakaan yang
kurang luas, sehingga membuat tidak nyaman pengguna bila mereka ingin belajar di perpustakaan, faktor ini mendapat bobot 0,3 dan skor 3 total skor 0,9;
2)Selain itu belum adanya upaya dari sekolah untuk
52
3)Kemudia masih banyak siswa atau pengguna
perpustakaan yang enggan datang ke perpustakaan karena kurang nyaman, sarana yang ada di perpustakaan tidak berfungsi dengan baik faktor ini diberi bobot 0,4 dan skor 3 total skor1,2.
Hasil IFAS Aspek Sarana Prasarana
(Kekuatan & Kelemahan) -0,6
Matrik EFAS (Eksternal Factors Analisys Summary)
aspek sarana dan prasarana dapat dilihat
53
1)Hasil dari aspek saran dan prasarana menyebutka bahwa sebagai peluang terbesar adalah fasilitas bantuan dari pemerintah ini akan sangat membantu sekali bagi kelengkapan sarana untuk perpustakaan
sekolah, apa yang dibutuhkan perpustakaan
tentunya perpustakaan pemerintah akan membantu sesuai dengan prosedur yang ada. Faktor ini diberi
bobot 0,3 dan skor 3 total skor 0,9;
2)Kemudia faktor bekerja sama dengan mitra
perpustakaan atau penerbit ini diharapkan akan
menjadi peluang yang baik untuk bisa memenuhi
kebutuhan perpustakaan dan bermanfaat bagi para
penggunanya, faktor ini diberi bobot 0,3 dan skor 3 total skor 0,9
3)Sedangkan pengguna tidak mempunyai banyak
referensi buku, sehinngga mereka akan mencari atau datang ke perpustakaan untuk meminjam, faktor ini diberi bobot 0,4 dan skor 4 total skor 1,6.
Pada faktor faktor yang menjadi ancaman pada aspek sarana dan prasarana adalah:
1)Fasilitas gedung perpustakaan SDN Turitempel
masih kurang luas dan lebar untuk sekolah yang terdiri dari 12 kelas. Faktor ini mendapat bobot dan skor 0,3 dan 4 total skor 1,2;
2)Kemudian ancaman lainnya yaitu belum bisa menjadi
satu-satunya pusat meminjam buku faktor ini mendapat bobot dan skor 0,4 dan 3 total skor 1,2;
3)Faktor yang lain dari aspek sarana dan prasarana
adalah faktor siswa lebih suka bermain dari pada
masuk keperpustakaan ini mendapat bobot 0,3 dan 3
54
Hasil EFAS Aspek Sarana Prasarana
NO PELUANG BOBOT SKOR TOTAL
SKOR
1 Bantuan dari pemerintah O,3 3 O,9
2 Bekerja sama dengan mitra
perpustakaan/penerbit O,3 3 0,9
3 Pengguna tidak
55
1)Kegiatan di perpustakaan direncanakan jauh hari
faktor ini oleh para pengguna perpustakaan
mendapat bobot dan skor 0,2 dan 3 total skor 0,6;
2)Berdasarkan lampiran tersebut pada kolom kekuatan
yaitu merencanakan peningkatan profesional
pengelolaan perpustakaan hal ini mendapat bobot dan skor 0,4 dan 3 total skor 1,2;
3)Kemudian tenaga ahli perpustakaan untuk
mengembangkan perpustakaan misalnya tenaga
profesional dari perpustakaan daerah atau
perpustakaan wilayah. Faktor mendapat bobot dan skor 0,2 dan 3 total skor 0,6.
Analisis faktor kelemahan pada aspek perencanaan adalah:
1)Pengelola perpustakaan sibuk dengan pelayanan
sehingga rencana tidak berjalan dengan lancar,
misalnya sibuk mengerjakan administrasi
perpustakaan, sehingga faktor ini mendapat bobot 0,3 dan skor 3 total skor 0,9;
2)Tidak ada peningkatan mutu layanan perpustakaan
karena terhambat dengan sarpras yang belum memadahi. Faktor ini mendapat bobot 0,2 dan skor 4 total skor 0,8;
3) Selain itu, jam kunjungan ke perpustakaan hanya
56
Hasil IFAS Aspek Perencanaan
NO KEKUATAN BOBOT SKOR TOTAL
SKOR
1 Kegiatan di perpustakaan
direncanakan dengan optimal 0,2 3 0,6
2 tidak berjalan lancar
0,3 3 0,9
2
Peningkatan mutu layanan perpustakaan terhambat
Matri EFAS (Eksternal Faktor Analysis Summantry)
aspek perencanaan dapat dilihat dari hasil analisis faktor peluang dan ancaman serta pemberian bobot dan skor. Pada faktor yang berupa peluang adalah:
1)Banyak perpustakaan yang bersedia sebagai patner
untuk perencanaan pengembangan program
57
perpustakaan lain, misalnya perpustakaan keliling. Faktor ini diberi bobot 0,2 dan skor 4 total skor 0,8;
2)Kemudian faktor terdapat tim pembinaan
perpustakaan dari kabupaten untuk program
pengembangan perpustakaan dan ada pelatihan untuk meningkatkan puskawan di SDN Turitempel, kedua faktor ini diberi bobot 0.4 dan skor 3 total skor 1,2;
3)Kemudian banyak pelatihan atau pengembangan
untuk pengelolaan perpustakaan, faktor ini diberi bobot 0.4 dan skor 3 total skor 1,2.
Pada faktor yang merupakan ancaman pada aspek perencanaan adalah:
1)Pustakawan enggan berkreatifitas untuk
meningkatakan mutu layanan aspek ini diberi bobot 0,4 dan skor 3 total skor 1,2;
2)Kemudian perencanaan di perpustakaan tidak
sejalan dengan sekolah faktor ini diberi bobot 0,3 dan skor 3 total skor 0,9;
3)Di perpustakaan SDN Turitempel pengelolaan
58
aspek pendanaan dapat dilihat dari hasil analisis
Faktor kekuatan dan kelemahan serta pemberian bobot dan skor hingga peritungan akhir. Berikut analisis analisis faktor kekuatan adalah:
1)Didapat bahwa sumber dana yang diterima
59
2)Kemudian pendanaan dilakasanakan secara
terperinci faktor ini diberi bobot 0.4 dan skor 3 total skor 1,2;
3)Selanjutnya penggunaan dana sesuai dengan
rencana dan faktor ini diberi bobot 0,2 dan skor 4 total skor 0,8.
Faktor- faktor yang dianggap sebagai kelemahan dalam aspek pendanaan adalah:
1)Anggaran tidak mencukupi untuk kebutuhan
perpustakaan faktor ini diberi bobot 0,4 dan skor 3 total skor 1,2;
2)Kemudian tidak semua dana diadministrasiakan
dengan baik karena kurang telitinya pustakawan faktor ini diberi bobot 0,3 dan skor 3 total skor0,6;
3)Sedang kelemahannya adalah penyusunan
administrasi atau laporan kurang rapi sehingga kadang-kadang menyulitkan pengelola sendiri. faktor ini diberi bobot 0.3 dan skor 3 total skor 2,4.
Hasil IFAS Aspek Pendanaan
NO KEKUATAN BOBOT SKOR TOTAL
SKOR 1 Sumber dananya pasti 0,4 4 1,6 2 Pendanaan dilaksanakan
secara terperinci 0,4 3 1,2 3 Penggunaan dana sesuai
dengan perencanaan 0,2 4 0,8
TOTAL SKOR 1 3,6
60
Sambungan Hasil IFAS Aspek Pendanaan
NO KELEMAHAN BOBOT SKOR TOTAL SKOR
Matrik EFAS (Eksternal Faktors Analysis Summary)
aspek pendanaan dapat dilihat dari hasil analisis faktor
peluang dan ancaman serta pemberian skor dan bobot sehingga perhitungan akhir. Dimana faktor utama sebagai peluang adalah:
1)Adanya dana bantuan dari pemerintah yang diberikan
untuk menambah program yang ada di perpustakaan. Faktor ini diberi bobot 0,4 dan skor 4 total skor 1,6;
2)Kemudian faktor kerjasama dengan penerbit diberi
bobot 0.3 dan skor 4 total skor 1,2;
ini diberi bobot 0,5 dan skor 3 total skor 1,5;
2)Kemudian pada faktor kerjasama dengan penerbit
61
3)Sedangkan pada keperluan mendesak ketika
anggaran terbatas misalnyaa jam perpustakaan rusak padahal tidak ada dana untuk jam sehingga ini
akan menjadi ancaman bagi pendanaan di
perpustakaan, yang memang dana sangat terbatas, pada faktor ini diberi bobot 0,3 dan skor 3 total skor 0,9. 1 Anggaran dana tidak sesuai
kebutuhan 0,5 3 1,5
2 Kerja sama dengan penerbit
tidak berjalan lancar 0,2 3 0,6 3 Keperluan mendesak ketika
anggaran terbatas 0,3 3 0,9
TOTAL SKOR 1 3,0
TOTAL SKOR (Peluang –
Ancaman) 0,7
62
diimplementasikan hingga pada akhir dilakukan
evaluasi hasil yang diperoleh. Namun penelitian ini hanya dilakukan sampai perencanaan strategi.
Dengan adanya analisis tersebut, maka dapat dianbil suatu matrik SWOT untuk membandingkan antara kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yaitu sebagai berikut:
Peluang
4- 3- 2- 1- (-3,3,0.1)
kelemahan I I I I I I I I kekuatan
-4 -3 -2 -1 1 2 3 4 -1 -
-2 - -3 - -4 -
Ancaman
Gambar 4.1 Matrik SWOT Aspek SDM
Pada aspek SDM berada di kuadran 3 (WO) dimana situasi yang tidak menguntungkan. Dimana SDM yang dimiliki sekolah mempunyai kekuatan yang lemah ditimbulkan oleh lingkungan sekolah sendiri, situasi ini membutuhkan strategi yang dapat meningkatkan atau mengarahkan kembali dengan melibatkan peluang yang
ada yaitu memaksimalkan kinerja SDM yang dimiliki
63
Gambar 4.2 Matrik SWOT Aspek Sarana Prasarana
Pada aspek saran prasarana di pada kuadran 3 (WO) sama dengan SDM tetapi situasi yang sangat tidak menguntumngkan, dimana saran prasarana yang dimiliki sekolah mempunyai kekutan yang sangat lemah (-0,6), situasi ini membutuhkan strategi yang tepat untuk dapat meningkatkan mutu layanan perpustakaan dengan saran prasarana seadanya. Tetapi hal ini masih ada peluang yang ada lebih besar dalam
64
Pada aspek perencanaan berada di kuadran 3 (WO) dan dapat dikatakan aspek yang memperihatinkan karena dari aspek- aspek yang ada aspek ini
mempunyai kekutan yang sangat lemah (-0,8)
walaupun peluang yang ada lebih besar dari pada aspek SDM dan sarana prasarana.
Peluang
4 -
3 -
2 -
1 -
(1,2,0,7) kelemahan I I I I I I I I kekuatan -4 -3 -2 -1 1 2 3 4
-1 -
-2 -
-3-
-4 -
Ancaman
Gambar 4.4 Matrik SWOT Aspek Pedanaan
65
F. Sistem Pengelolaan Perpustakaan
1. Perencanaa Program Perpustakaan
Perencanaa Program Perpustakaan perlu
dilakukan guna meningkatkan ragam layanan
perpustakaan. Berdasarkan hasil temuan dan
penelitian dengan menggunakan analisis SWOT adalah sebagai berikut:
a)Mengukuti pelatihan bagi SDM perpustakaan bagi
pustakawan SDN Turitempel untuk menjadi
pustakawan;
b)Mengadakan penataan ruangan yang baru
perpustakaan;
c) Penambahan, perbaikan peralatan pendukung
perpustakaan (komputer);
d)Mengadakan berbagai lomba di perpustakaan;
e) Program wajib baca (seminggu wajib baca 1 buku).
2. Pelayanan Minimal Perpustakaan
Sistem pelayanan di perpustakaan SDN Turitempel yang ditawarkan kepada segenap komponen sekolah adalah upaya pemberian kepuasan pelayanan dan harapan yang baik, mudah dan cepat.
Keberadaan layanan perpustakaan ini juga
66
merupakan tolak ukur keberhasilan suatu
perpustakaan. Kepuasan dapat diartikan sebagai suatu keadaan dalam diri seseorang atau kelompok orang yang telah berhasil mendapatkan sesuatu yang dibutuhkan dan diinginkannya. Bentuk layanan yang telah diberikan perpustakaan di SDN Turitempel.
a)Pendfaftaran Anggota Perpustakaan (membuat KTA)
b)Sirkulasi Bahan Pustaka (komputer)
c) Pemanfaatan koleksi buku atau baca ditempat
3. Operasional Prosedur Layanan Perpustakaan
A) Pendaftaran Anggota Perpustakaan
Semua komponen sekolah di SDN Turitempel
terdaftar secara otomatis menjadi anggota
perpustakaan. Tetapi untuk dapat menggunakan sejumlah pelayanan yang disediakan seperti peminjam buku dan pengguna koleksi khusus diperlukan kartu tanda anggota (KTA).
Setiap anggota berkewajiban untuk mematuhi tata tertib perpustakaan. Pelanggaran terhadap tata tertib dapat dikenakan sangsi dan administrasi oleh pengelola perpustakaan, sbb:
1.Pengguna harus menitipkan tas, jaket dan yang
sejenisnya pada tempat penitipan;
2.Hanya bawa buku catatan untuk dibawa ke
perpustakaan;
3.Berkelakuan baik dan berpakaian sopan;
4.Selama di dalam perpustakaan, dilarang membawa
67
Tata cara mendaftar untuk menjadi anggota perpustakaan adalah:
1.Mengisi formulir pendaftaran
2.Menyerahkan foto ukuran 3 x 4 sebanyak 2 lembar
3.Kartu anggota didapat secara gratis tetapi bila hilang
atau rusak membuat kembali secara gratis. B) Sirkulasi Bahana Pustaka
Ketentuan peminjaman koleksi bahan pustaka
layanan perpustakaan adalah semua anggota
perpustakaan yang telah mencatat dan mendapatkan nomer anggota dari petugas. Sedangkan ketentuan layanan pengembangan koleksi bahan pustaka adalah koleksi yang telah dipinjam dapat dikembalikan ke petugas sesuai tanggal pengembalian oleh peminjam maupun bukan peminjam.
Layanan ini berkaitan dengan peredaran bahan pustaka. Semua pengguna yang telah memiliki KTA berhak meminjam buku pustaka termasuk kategori
untuk dipinjamkan. Sirkulasi ini melayanani
peminjaman, pengembalian dan perpanjangan koleksi.
Proses pencatatan setiap transaksi peminjaman,
pengembalian dan perpanjangan pinjaman hanya memerlukan waktu yang singkat.
Adapun prosedur peminjaman adalah sebagai berikut:
a.Menyerahakan buku yang akan dipinjam dan KTA
kepetugas layanan.
b.Petugas mengambil kartu buku, mencatat nomer
anggota peminjam dan mencatat tanggal kembali.
c. Petugas menyerahkan buku yang akan dipinjam oleh
68
d.Petugas meletakkan KTA dan kartu buku pada empat
yang disediakan.
Adapun tata cara pengembalian adalah sebagai berikut:
a.Koleksi yang dipinjam diserahkan ke petugas layanan
sirkulasi.
b.Petugas memeriksa tanggal kembali dan nomer
anggota.
c. Petugas mencari dan mengambil KTA dan kartu
buku.
d.Petugas memasukkan kartu buku pada buku yang
telah dikembalikan kemudian menyerahkan KTA pada peminjaman.
Waktu layanan ini dilakukan 6 hari kerja dimulai hari Senin sampai sabtu, dimana dibuka setiap hari pada jam istirahat yaitu pukul 09.00-09.30 dan 11.00-11.30, selama liburan perpustakaan ditutup.
C) Pemanfaatan Koleksi Buku atau Baca ditempat Pengguna koleksi bahan pustaka adalah anggota. Tata cara peminjaman koleksi perpustakaan:
a.Mengisi buku hadir.
b.Mencari koleksi yang dibutuhkan.
c. Koleksi hanya bisa dibaca ditempat atau tidak bisa
dipinjam.
d.Koleksi referensi bisa di fotocopy dengan persetijuan
petugas.
e. Pengguna ikut menjaga dan memelihara bahan
69
f. Pengguna yang merusak atau menghilangkan bahan
pustaka, wajib memperbaiki atau mengganti sesuai dengan ketentuan.
Setelah melakukan observasi di lapangan peneliti menganalisis data dengan merumuskan faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal perpustakaan SDN Turitempel dalam perumusan strategi Matrik SWOT. Proses ini menghasilkan isi-isu strategi yang disusun berdasarkan kombinasi faktor internal dan eksternal perpustakaan.
Strategi adalah isi-isu yang paling berpengaruh terhadap jasa dan layanan. Isu tersebut biasanya menyangkut pendanaan, teknologi, koleksi, sdm, pemakai dan pemasaran. Dengan kata lain yaitu isi-isu
yang berkaitan langsung dengan kinerja dan
keberlangsungan suatu organisasi. Oleh sebab itu, dalam perencanaan strategi adalah identifikasi isi-isu strategi menjadi yang sangat penting.
Berdasarkan analisis Matrik SWOT, dapat
diidentifikasi sejumlah isu strategi yang merupakan kombinasi dasar yang dihasilkan matrik ini yaitu SO (Strenghst – Opportunities), ST (Strenghst – Threats), WO (Weaknesses - Opportunities), WT (Weaknesses – Thearts). Melalui FGD (Focus Group Discussion) untuk menyelesaikan isu-isu strategi tersebut.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
70
karakter dari tidak suka membaca menjadi suka membaca, mengubah tuna informasi menjadi yang berliterisasi atau faham informasi.
Analisa SWOT merupakan instrumen perencanaan
strategi yang biasa dipergunakan pada dunia
pendidikan, termasuk juga perpustakaan didalamnya.
Dengan menganalisa kekuatan dan kelemahan
perpustakaan, akan didapat peluang untuk menatasi ancaman dan meminimalkan kelemahan. Dalam hal ini sekedar sebagai pandangan, untuk kasus perpustakaan sekolah.
Untuk mewujudka hal tersebut perlu membuat suatu strategi dalam rangka peningkatan mutu layanan perpustakaan yang lebih baik, perpustakaan sesuai dengan keinginan sekolah. Adapun strategi yang telah dicanangkan di SDN Turitempel adalah sebagai berikut:
A. Kekuatan
1)Kepemilikan koleksi yang banyak;
2)Sumber dananya pasti;
3)Pendanaan dilaksanakan secara terperinci;
4)Penggunaan dana sesuai dengan perencanaan.
B. Kelemahan
1)Kualitas pelayanan belum optimal;
2)Anggaran perpustakaan kurang dari standar;
3)Rendahnya kemampuan berbahasa asing bagi
pustakawan;
4)Rendahnya kemampuan menulis dan meneliti bagi
pustakawan;
5)Respon pada kebutuhan user masih rendah;
71
C. Tantangan
1)Fasilitas gedung perpustakaan kurang memadai;
2)Belum bisa menjadi satu satunya pusat meminjam
buku;
3)Pengelola perpustakaan enggan berkreatifitas
untuk meningkatkan mutu layanan;
4)Perencanaan di perpustakaan tidak sejalan
dengan sekolah;
5)Kurangnya kerja sama dengan guru.
D. Peluang
1)Terdapat pelatihan khusus untuk pengelola
perpustakaan guna pengembangan keahlian
mengelola perpustakaan;
2)Pengelola perpustakaan memanfaatkan pelatihan
yang disenggelarakan pemerintah Pemerintah
Daerah;
3)Kegiatan pelatihan yang dapat meningkatkan mutu
layanan perpustakaan di SDN Turitempel;
4)Dana bantuan dari pemerintah dan luar negeri;
5)Pustakawan yang berpengalaman dan berijazah
ilmu perpustakaan;
6)Kerja sama dengan perpustakaan lain, atau pusat
sumber belajar;
7)Kepemilikan sistem otomasi perpustakaan secara
online.
4.2.1 Rencana Pengembangan Layanan Perpustakaan di SD Negeri Turitempel
72
Konsep kualitas layanan dalam konteks
perpustakaan dapat diartikan sebagai perbedaan antara presepsi dan harapan terhadap layanan perpustakaan. Kualitas layanan dinilai berdasar sudut pandang (persepsi) pengguna mengenai baik atau buruk, dapat diterima atau tidak dapat diterima. Apabila jasa
layanan yang di terima atau dirasakan (Perceived
seruice) sesuai yang diharapkan (expected seruice), maka layanan dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika pelayanan yang diterima melampaui harapan pengguna, maka kualitas layanan dipersepsikan.
Sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya jika pelayanan yang diterima lebih rendah dengan layanan yang diharapkan, maka kualitas layanan dipersepsikan buruk. Dengan demikian, baik tidaknya kualitas layanan tergantung pada layanan kemampuan penyedia jasa layanan dalam memenuhi harapan pelanggan atau penggunaan secara konsisten. Adanya kesusaian antara harapan dan kenyataan layanan yang diperoleh merupakan definisi sederhana dari kualitas. Mengingat
perpustakaan adalah lembaga penyedia jasa,
pustakawan di tuntut untuk selalu dapat melakukan pelayanan prima bagi pemustakanya. Layanan prima (service excellence) tersebut diharapkan mampu memuaskan kebutuhan pemustaka secara proposional dan mutu yang diharapkan sekolah sebagai lembaga yang melindunginya.
73
rumusnya akan tergantung pada seberapa luasnya perspektif yang hendak dijangkau dan siapa yang hendak merumuskannya. Namun mutu perpustakaan sering kali di rumuskan sebagai akhir dari sebuah pencapaian yang dilakukan melalui yang serangkaian proses, baik dalam kegiatan jangka pendek maupun jangka panjang. Bahkan dalam proses pencapaian tersebut melibatkan berbagai unsur lainnya secara internal dan eksternal.
Serangkaian proses pencapaian mutu
perpustakaan dapat dispesifika perpustakaansikan dalam tiga hal, diantaranya: pertama, mutu input perpustakaan, meliputi kecakapan pustakawan, staf layanan danadministrasi. Kedua, mutu proses dan konteks; proses pencapaian mutu perpustakaan melalui mutu layanan, mutu koleksi dan mutu efektif serta efisien dalam proses penelusuran sebuah informasi, serta dukungan lembaga dan masyarakat. Ketiga, mutu
outcome; layanan perpustakaan yang prima,
memuaskan dan koleksi yang bermutu serta sangat menunjang terhadap proses pembelajaran civitas akademikanya. Secara konsep, kesemua unsur tersebut saling berinteraksi dan ketergantungan antara yang satu dengan yang satu dengan yang lainnya. Dengan
demikian, maka sebagai langkah awal dalam
meningkatkan mutu perpustakaan sekolah harus diupayakan suatu program agar tujuan-tujuan yang direncanakan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Beberapa program dapat diaplikasi yaitu: perencanaan strategi dan pendekatan analisis SWOT, penerapan
74
pembelajaran institusi sekaligus evaluasi menuju perubahan dan perbaikan, serta berorientasi kepada
kepuasan dan kebutuhan pemustaka dengan
mempersiapkan kualitas koleksi, kualitas SDM,
kualitas layanan, komidmen petugas serta dukungan dana yang cukup. Adapun program yang diterapkan adalah:
1) Mengikuti pelatihan bagi SDM perpustakaan; 2) Mengadakan penataan ruangan perpustakaan;
3) Mengadakan studi banding dengan perpustakaan lain; 4) Penambahan, perbaikan peralatan pendukung
perpustakaan.
B. Implementasi Program Layanan Perpustakaan Sekolah di SDN Turitmpel
Perencanaan merupakan titik awal kegiatan
perpustakaan sekolah dan harus disusun oleh
perpustakaan. Perencanaan pengguna untuk
memberikan arah, menjadi standar kerja, memberi kerangka pemersatu dan membantu memperkirakan peluang. Dalam penyusunan perencanaan hendaknya tercakup apa yang akan di lakukan, bagaimana cara melaksanakannya, kapan pelaksanaanya dan siapa yang bertanggung jawab dan berapa anggaran yang di
perlukan. Dengan demikian perencanaan itu
merupakan langkah yang mendasar sebagai langkah awal dalam perencanaan perpustakaan sekolah adalah penetapan Visi, Misi, Tujuan, idenfikasi kekuatan dan kelemahan dan memahami peluang dan ancaman yang
dapat dituangkan dalam analisis SWOT dalam
75
sekolah dapat mengimplikasikan dari program yang ada dengan perencanaan strategis maupun perencanaan operasional, sebagai upaya menghadapi tantangan persaingan berat. Adapun bentuk implikasi rencana dalam pelaksanaan tindakan terhadap peningkatan mutu layanan perpustakaan sekolah pada SDN Turitempel adalah sebagai berikut:
1) Pelatihan Bagi SDM sekolah
a.Memiliki tenaga berpendidikan serta bermotivasi
tinggi;
b.Memaksimalkan peranan dari pustaka maupun
asisten pustaka;
c. Memberi pelatihan kepada pustakawan maupun
asisten pustakawan.
2) Mengadakan penataan ulang ruang perpustakaan
a.Mengatur kondisi ruang dan lokasi perpustakaan
di sekolah;
b.Melengkapi peralatan pendukung perpustakaan;
c. Mengelola buku-buku koleksi.
3) Penambahan, perbaikan peralatan pendukung
perpustakaan yang didukung dengan dana yang ada.
a.Menyusun peralatan pendukung perpustakaan
yang diperlukan;
b.Menyusun rencana anggaran dana yang
dibutuhkan;
c. Mencari dukungan dana yang dari pemerintah
76
4.2.2 Tindak Lanjut Program Pengembangan
Mutu Layanan Perpustakaan
Di dalam program-program pengembangan kerja perpustakaan di atas hendaknya di pandang sebagai bagian penting guna memenuhi berbagai tujuan yang berkaitan dengan hal berikut:
a) Literasi informasi untuk semua, dikembangakan dan
diterima secara bertahap melalui sistem sekolah;
b)Ketersediaan sekolah sumber daya informasi sekolah
bagi murid pada semua tingkat pendidikan sekolah;
c) Membuka penyebaran informasi dan pengetahuan bagi
semua program yang dirancang yang khusus untuk tujuan pengembangan perpustakaan sekolah.
Program tersebut diperoleh bahwa peluang
terbanyak pada aspek SDM dalam mengembangkan pelayanan kepada seluruh anggota perpustakaan adalah dengan cara mengadakan pelatihan kepada pustakawan dalam rangka menghadapi ancaman yang berupa seringnya pustakawan yang keluar setelah diterima menjadi PNS sehingga tenaga pustakawan mengalami kekurangan. Adapun langkah yang diambil sekolah adalah dengan mengkoordinir kompenan sekolah bekerjasama dengan tenaga perpustakaan
merancang panduan kepelatian bagi guru dan
karyawan sekolah, kemudian berdiskusi dengan kepala sekolah dan para wakil kepala sekolah serta berdiskusi dengan para pengguna utamanya siswa.
Adapun langkah yang diambil sekolah adalah sebagai berikut:
a)Koordinator dan pengelola perpustakaan
77
b)Koordinator perpustakaan bersama pengelola
perpustakaan mempresentasikan rancangan program kepada kepala sekolah dan para wakil kepala sekolah;
c) Kepala sekolah mempelajari rencana program
pengelolaan perpustakaan;
d)Koordinator perpustakaan, pengelola perpustakaan
merevisi apa yang kurang tepat;
e) Koordinator perpustakaan membuat laporan sudah
menyelesaikan pembuatan rencana program
perpustakaan kepada kepala sekolah.;
f) Melihat kinerja pengelola perpustakaan dan
perkembangan kedatangan pengguna.
Dengan adanya pelatihan ini diharapkan adanya kerjasama antara guru dan pustakawan sekolah, hal ini
penting dalam memaksimalkan potensi layanan
perpustakaan. Guru dan pustakawan sekolah bekerja sama guna pencapaian hal berikut:
a)Mengisi kekosongan pada perpustakaan bila SDM
meninggalkan perpustakaan (keluar );
b)Mengembangkan, melatih mengevaluasi
pembelajaran murid lintas kurikulum;
c) Mengembangkan dan mengevaluasi keterampilan dan
pengetahuan informasi murid;
d)Mengembangkan rancangan pelajaran;
e) Mempersiapkan dan melaksanakan pekerjaan
proyek khusus di lingkungan pembelajaran yang lebih luas, termasuk di perpustakaan;
f) Mempersiapkan dan melaksanakan program
78
g) Mengintegrasikan teknologi informasi ke dalam
kurikulum;
h)Menjelaskan kepada para orang tua murid mengenai pentingnya perpustakaan sekolah.
Sedangkan pada aspek sarana dan prasarana peluang terbesar dalam pelayanan perpustakaan adalah ada pada pengadaan dan koleksi buku yang banyak tetapi tidak didukung dengan fasilitas ruang dan gedung yang memandai Hal ini mendorong SDN Turitempel untuk terus berupaya melengkapi dan memperbaiki dengan kemampuan dana yang ada, baik bantuan dari orang tua maupun pemerintah, tetapi terasa masih banyak yang belum terpenuhi dan terselesaikan dalam upaya memberikan pelayanan pendidikan yang maksimal dan yang lebih baik kepada peserta didik. Adapun langkah jangka pendek yang akan diambil SDN Turitempel adalah dengan memaksimalkan keadaan ruang perpustakaan dengan jalan penataan ulang ruangan perpustakaan, hal ini dilakukuan agar para pengguna perpustakaan tidak merasa bosan atau jenuh berada di perpustakaan. Dan langkah jangka panjang adalah membentuk panitia khusus menangani bidang perpustakaan baik dari segi materiel, pembiayaan maupun pembangunan gedung yang selama ini belum terlaksana. Meningat letak bangunan yang tidak layak yaitu di pojok dan berada dekat dengan pembuangan sampah sekolah. Kendati tidak ada ukuran unifersal untuk fasilitas
79 perencanaan, agar setiap perpustakaan yang baru di desain memenuhi kebutuhan sekolah dengan cara paling elektif. Pertimbangan berikut ini perlu disertakan dalam proses perencanaan:
a)Lokasi terpusat atau sentral;
b)Akses dan kedekatan, dekat semua kawasan pengajaran;
c) Faktor kebisingan, paling sedikit di perpustakaan
tersedia beberapa bagian yang bebas dari kebisingan dari luar;
d)Pencahayaan yang baik dan cukup, baik lewat
jendela maupun lampu penerangan;
e) Suhu ruangan yang tepat (misalnya, adanya
mencukupi) untuk menjamin kondisi bekerja yang baik sepanjang tahun di samping preservasi koleksi;
f) Desain yang sesuai guna memenuhi kebutuhan
penderitah cacat fisik;
g) Ukuran ruang yang cukup untuk penempatan koleksi
buku, fiksi dan non fiksi, buku sampul tebal maupun tipis, surat kabar dan majalah, serta sumber non cetak;
h)Penempatan ruang belajar, ruang baca, komputer
meja, ruang pameran, ruang kerja tenaga dan meja perpustakaan;
i) Flesibitas untuk memungkinkan keserbaragaman
kegiatan serta perubahan kurikulum dan teknologi pada masa mendatang.
80
pelatihan tersebut. Adapun langkah yang dilakukan
dengan mengadakan studi banding dengan
perpustakaan lain baik itu dengan penyuluhan atau penataran diisi ceramah, tanya jawab dan contoh
kasus, kemudian dilanjutkan pelatihan teknis
pengeloaan perpustakaan sekolah, Disamping itu
simulasi langsung dilapangan yang merupakan
kegiatan memberikan contoh langsung pada
pustakawan untuk menata ruang perpustakaan secara
langsung, bagaimana cara menghadapi siswa,
bagaimana cara mengatur buku, mengadministrasikan dan dll.
Untuk aspek pendanaan yang menjadi peluang
terbesar adalah adanya dukungan dana dari
pemerintah, tetapi yang menjadi ancaman adalah walaupun ada dukungan dana tetapi masih belum
mencukupi untuk melengkapi kebutuhan yang
dibutuhkan sekolah.
Pendanaan adalah masalah yang sering menjadi “momok” bagi sebagian pengelola perpustakaan dalam mengembangkan perpustakaannya. Untuk itu masalah pendanaan ini harus direncanakan sedini mungkin. Melalui sebuah ‘assesment’ terhadap koleksi dan tujuan
pengembangan program-program, sebuah rencana
pendanaan akan membantu kita dalam meyakinkan dewan sekolah atau pemilik sekolah untuk menyetujui dan juga sebagai bukti akuntabilitas dari rogram-program perpustakaan. Rencana pendanaan harus
menjadi bagian “intergral” dari pendanaan rutin
81
merancang dan mengawal pengguna dana yang sudah diajukan. Hal ini harus dilakukan secara sistematis dan
sesuai dengan prosedur yang sudah dirancang
sebelumnya. Kegiatan pendanaan ini sangat erat hubungannya dengan sebuah kegiatan pengadaan. Pengadaan di perpustakaan dapat meliputi pengadaan koleksi, fasilitas, ruang, alat maupun lainnya.
Adapun sumber yang di program adalah
pendanaan perpustakaan didasarkan pada prinsip kecukupan dan berkelanjutan yang bersumber dari:
a)Anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan
atau anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD);
b)Sebagai anggaran pendidikan;
c) Sumbangan masyarakat yang tidak mengikat;
d)Kerja sama yang saling menguntungkan;
e) Bantuan luar negeri yang tidak mengikat;
f) Hasil usaha jasa perpustakaan, dan atau
g) Sumber lain yang sah.
Dengan adanya dukunan pendanaan, maka pihak sekolah melakukan langkah untuk memanfaatkan dana
tersebut dalam rangka melengkapi sarana dan
82
Paling sedikit 60% koleksi perpustakaan terdiri dari buku nonfiksi yang berkaitan dengan kurikulum.
Di samping itu, perpustakaan sekolah hendaknya memiliki koleksi untuk keperluan hiburan seperti novel populer, musik, dolanan, komputer, laser video, majalah dan poster. Materi semacam itu dipilih bekerja sama dengan murid agar koleksi perpustakaan mencerminkan
minat dan budaya mereka, tanpa melintasi batas wajar standar etika.
Produk pengembangan perpustakaan yang berupa rencana program strategi peningkatan mutu layanan perpustakaan sekolah yang disusunpeneliti telah melakukan validasi oleh para ahli atau pakar. Di
samping itu produk berupa rencana strategi
peningkatan mutu layanan perpustakaan ini juga
mendapat tanggapan dari pihak sekolah SDN
Turitempel.
Dari masukan yang diberikan oleh validator, selanjutnya peneliti melakukan peninjauan ulang produk dalam bentuk panduan pelaksanaan untuk melakukan perbaikan. Panduan setelah diperbaiki kemuan diujicoba sehingga dapat diketahui apakah panduan terbukti dapat meningkatkan mutu layanan perpustakaan di SDN Turitempel.
4.2.3 Pelaksanan Hasil
Hasil sebelum pelaksanaan model pengembangan pelayanan perpustakaan pengunjung sekitar 8-10 siswa / hari.