• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Pelayanan Perpustakaan di Sekolah Dasar Negeri Turitempel T2 942014032 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Pelayanan Perpustakaan di Sekolah Dasar Negeri Turitempel T2 942014032 BAB II"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Sekolah

Manajemen sekolah merupakan faktor yang paling penting dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di sekolah yang keberhasilannya diukur dengan prestasi yang didapat, oleh karena itu

dalam menjalankan kepemimpinan, harus

menggunakan suatu sistem, artinya dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang didalamnya terdapat komponen-komponen terkait seperti guru-guru, staf, wali murid, masyarakat, pemerintah, siswa, dan lain-lain harus berfungsi optimal yang dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja pimpinan.

Fandy & Anastasia (2003) Total Quality Management adalah suatu pendekatan dalam

menjalankan usaha yang mencoba untuk

memaksimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, sdm, proses, dan lingkungan. Beberapa karakter TQM adalah sebagai berikut:

(2)

terkendali, 9) memiliki kesatuan tujuan, 10) adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.

Syaiful Sagala (2007) tujuan manajemen sekolah adalah mewujudkan tata kerja lebih baik dalam empat hal: (1) Meningkatnya efisiensi pengguna sumber daya dan penugasan staf; (2) Meningkatkan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan di sekolah; (3) Munculnya gagasan-gagasan baru dalam implementasi kurikulum, pengguna teknologi pembelajaran, dan

pemanfaatan sumber-sumber belajar; (4)

Meningkatkan mutu partisipasi masyarakat dan stakholder.

Jadi tujuan utama penerapan Manajemen Sekolah adalah untuk menyeimbangkan struktur kewenangan antara sekolah, pemerintah daerah dan pemerintah pusat sehingga manajemen menjadi lebih efisien. Semua kewenagan pembelajaran diserahkan kepada unit yang paling dekat dengan pelaksanaan proses pembelajaran itu sendiri yaitu sekolah. Disamping itu untuk memperdayakan sekolah agar sekolah dapat melayani masyarakat secara maksimal sesuai dengan keinginan masarakat tersebut. Tujuan penerapkan manajemen sekolah adalah untuk mandiri atau mengelola sekolah melalui kewenangan kepala sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara pertisipatif.

(3)

menyelenggarakan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama; (3) Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat dan pemerintah tentang mutu sekolahnya; (4) Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai.

2.2 Pengembangan Pelayanan

Dalam kamus besar bahasa Indonesia “Mengembangkan” membuka lebar-lebar, rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Untuk itu diperlukan metode atau teknik tertentu sehingga kebijakan yang dihasilkan akan optimal dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Dalam hal ini organisasi pemerintah daerah dapat mengembangkan strategi dalam rangka mengatasi ancaman internal, eksternal untuk merebut peluang yang ada.

Syaiful Sagala (2007:137), Strategi merupakan rencana yang mengandung cara komprehensif dan integrative yang dapat dijadikan pegangan untuk bekerja, berjuang dan berbuat guna memenangkan kompetensi.

Sedangkan pengembangan berarti kemajuan. Secara umum, pengembangan merupakan upaya untuk menambah derajat, tingkat, dan kualitas maupun kuantitas. pengembangan juga dapat berarti penambahan keterampilan dan kemampuan agar menjadi lebih baik. Selain itu, peningkatan juga berarti pencapaian dalam proses, ukuran, sifat, hubungan dan sebagainya. Jadi peningkatan mutu

(4)

atau mengerjakan semua kegiatan menjadi lebih baik berdasarkan siklus pejaminan mutu yang berkelanjutan dan perencanaan peningkatan mutu disemua unit pada semua tingkatan dalam suatu sistem.

Layanan adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan yang berlangsung dalam interaksi dengan orang atau mesin fisik dan yang memberikan kepuasan konsumen. Sedangakan pelayanan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan utama di setiap perpustakaan. Pelayanan tersebut merupakan kegiatan yang berhubungan langsung dengan masyarakat, dan sekaligus merupakan barometer keberhasilan penyelenggaraan perpustakaan. Oleh karena itu dari meja layanan akan dikembangkan gambaran dan citra perpustakaan, sehingga seluruh kegiatan perpustakaan akan diarahkan dan terfokus kepada bagaimana memberikan pelayanan yang baik sebagaimana dikehendaki oleh pemakai.

(5)

layanan dan juga lingkungan yang mendukung agar terciptanya suasana yang menyenangkan di perpustakaan.

2.3 Perpustakaan

Dalam Undang-undang Replublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan Bab 1 Pasal 1, yaitu: “Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka”. Lasa (2009: 263). Perpustakaan berasal dari kata pustaka yang artinya kitab atau buku. Perpustakaan adalah kumpulan atau bangunan fisik sebagai tempat buku dikumpulkan dan disusun menurut sistem tertentu atau keperluan pemakai (Lasa, 2007:12).

Perpustakaan adalah salah satu bentuk

organisasi sumber belajar yang menghimpun berbagai

informasi dalam bentuk buku yang dapat

dimanfaatkan oleh pemakai dalam upaya

mengembangkan kemampuan dan kecakapan

(Rosalin, 2008:19).

(6)

tidak hanya terbatas buku-buku saja tetapi juga beraneka ragam jenisnya.

Kata perpustakaan berasal dari kata pustaka, yang berarti: (1) kitab, buku-buku, (2) kitab primbon. Kemudian kata pustaka mendapat awalan per- dan akhiran -an, menjadi perpustakaan. Perpustakaan mengandung arti: (1) kumpulan buku-buku bacaan, (2) bibliotek, dan (3) buku-buku kesusastraan (Kamus Besar Bahasa Indonesia-KBBI). Secara lebih konkrit perpustakaan dapat dirumuskan sebagai suatu unit kerja dari sebuah lembaga pendidikan yang berupa tempat penyimpanan koleksi buku-buku pustaka untuk menunjang proses pendidikan.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat

disimpulkan bahwa perpustakaan adalah tempat atau pusat sumber belajar dan sumber informasi bagi pemakainya. Perpustakaan bukan lagi sekedar sebuah gedung berisi buku-buku, maupun bangunan gedung

baru. Gambaran terkini tentang perpustakaan

seutuhnya tidak cukup dilihat dari fisik bangunan melainkan dari perkembangan layanan informasi perpustakaan tersebut.

2.3.1 Perpustakaan Sekolah

(7)

Karmidi Martoatmojo (2009), perpustakaan sekolah adalah memberikan layanan kepada pembaca di sekolah meliputi, murid, guru, kepala sekolah, dan staf administrasi lainya juga diperkenankan memberikan layanan kepada wali murid. Hal ini akan memperkaya pengalaman guru dan memudahkan proses pendidikan dan pengajaran. Kerja sama yang baik antara guru dan pustakawan sangat didambakan. Dengan demikian guru akan terbiasa menggunakan perpustakaan, sehingga dapat memperkaya pengalaman dan mantap dalam penampilan.

Jadi kesimpulanya guru bersama pustakawan harus berusaha agar murid-murid juga membiasakan diri membaca di perpustakaan. Hal ini dimaksudka agar mereka dapat mencari informasi secara mandiri di perpustakaan. Kerja sama antara pustakawan dan orangtua murid juga harus dibina dan dikembangkan dalam rangka pembinaan perpustakaan.

Dengan menyediakan bahan pustaka dan ruang untuk membaca, diskusi, dan berbagai fasilitas untuk mengembangkan pengetahuan, guru akan dipacu untuk berpenampilan yang lebih baik danberwibawa. Kalau mereka sudah perpustakaan minded mereka akan dapat mengajak anak didik mereka menggunakan dan mencari informasi di perpustakaan.

2.4 Pengembangan Manajemen Layanan Perpustakaan

(8)

baik dalam memberikan pelayanan kepada pengguna; (b) menyediakan brosur tentang kegiatan yang ada di perpustakaan; (c) mengadakan berbagai perlombaan di perpustakaan. seperti lomba membuat puisi, lomba baca puisi, pidato, menggambar dsb; (d) mengadakan study tour bersama di perpustakaan; (e) mengundang tokoh masyarakat atau seorang pakar untuk ceramah, menceritakan pengalamannya dsb; (f) membuat jadwal kegiatan yang teratur, memetik dari bahan yang dimiliki perpustakaan; (g) berbagai kegiatan lainnya yang tidak termasuk di atas.

(9)

pengorganisasian (organizing), kepemimpinan

(leadership), dan pengendalian (controlling).

Manajemen juga dimaksudkan agar elemen yang terlibat dalam perpustakaan mampu melakukan tugas dan pekerjaannya dengan baik dan benar.

Jadi strategi meningkatkan mutu layanan perpustakaan sekolah adalah suatu hal yang sangat perlu diperhatikan oleh pihak pengelola perpustakaan dengan mutu pelayanan yang prima, perpustakaan akan memperoleh banyak pengunjung dan penghargaan dari pengguna perpustakaan di sekolah tersebut khususnya dan masyarakat pada umumnya. Jika perpustakaan belum mendapatkan penghargaan tersebut berarti para pengelola perpustakaan harus bekerja lebih keras, agar pekerjaan itu berguna bagi para pengguna perpustakaan. upaya untuk meningkatkan mutu layanan perpustakaan sekolah tidak boleh dipisahkan dari kegiatan pustakawan sehari-hari.

(10)

2.4.1 Tahapan Proses Pengembangkan Layanan

Perpustakaan

A. Perumusan Misi Perpustakaan

Misi perpustakaan sekolah adalah penjabaran visi dengan rumusan-rumusan kegiatan yang akan dilakukan dan hasilnya dapat dirasakan, diukur, dilihat, didengar atau dapat dibuktikan karena bersifat kasat mata (Lasa, 2007: 24).

Pernyataan visi dan misi akan menentukan tujuan perpustakaan dimasa yang akan datang dan membedakan dengan layanan lain. Tujuan dari perpustakaan sekolah adalah rumusan yang hendak dicapai oleh perpustakaan sekolah tersebut dalam waktu satu tahun terakhir. Hasil dari tujuan perpustakaan sekolah dapat diukur dengan jelas. Dalam menyusun perencanaan perpustakaan sekolah perlu memperhatikan kondisi yang ada secara internal dan eksternal. Secara internal adalah mengetahui

kekuatan dan kelemahan (the strengths and weaknesses) perpustakaan sekolah yaitu sedang memperhatikan kondisi perpustakaan sekolah, secara eksternal adalah melihat peluang dan ancaman (the

opportunities and threats) perpustakaan sekolah agar

bisa lebih berkembang lagi.

(11)

berdedikasi tinggi, input siswa yang berprestasi, serta kepedulian para orang tua murid dll.

The weaknesses perpustakaan sekolah tentunya sesuatu yang menjadi penghambat bagi kemajuan perpustakaan yang apabila tidak diatasi akan berkembang menjadi sebuah ancaman bagi perpustakaan. The weaknesses yang dimaksud antara lain kurangnya perhatian kepala sekolah, putakawan yang bukan berpendidikan perpustakaan, rendahnya anggaran, ruang yang sempit dan tidak memadahi, letak perpustakaan yang tidak strategis, kurangnya koleksi dll.

The opportunities perpustakaan sekolah adalah

kemungkinan-kemungkinan yang bisa dilakukan dalam kemajuan perpustakaan. The opportunities ini harus dicari oleh para pengelola perpustakaan sekolah agar keberadaan perpustakaan sekolah lebih dipentingkan sebagai bagian dari lembaga sekolah.

The threats perpustakaan sekolah merupakan segala sesuatu yang diperhitungkan akan menghambat pencapaian tujuan dari perpustakaan sekolah. Ancaman itu bisa dari dalam maupun

ancaman dari luar perpustakaan sekolah. Ancaman

dari dalam bisa rendahnya minat baca warga sekolah, malas meminjam buku-buku di perpustakaan, enggan ke perpustakaan, rendah anggaran dari sekolah dll.

(12)

B. Analisa Lingkungan

Tujuan analisa lingkungan sekolah organisasi baik

internal maupun eksternal adalah menghasilkan

informasi yang sangat penting bagi kelangsungan dan

kemakmuran organisasi. Yaitu informasi mengenai the

strengths and weaknesses terkait dengan peluang dan

ancaman yang dihadapi. Analisa SWOT adalah

singkatan dari Strengths, Weaknesses, 0pportunities

and Threats (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan

Ancaman).

Analisa SWOT merupakan identitas berbagai faktor

secara sistematis untuk merumuskan strategi

organisasi. Analisa SWOT didasarkan pada logika yang

dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang secara

bersamaan dapat meminimalkan kelemahan ancaman.

Rangkutu (1999 dalam Master 2008) menggunakan

(13)

Dari matrik SWOT tersebut diperoleh

permasalahan atau isu strategi yang kemudian

diidentifikasikan mengapa isu itu muncul, bagaimana

keterkaitannya dengan mandat dan misi organisasi

dan apa resikonya bila isu tersebut tidak atau belum

diatasi.

C. Penetapan Saran Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Sasaran salah satunya adalah jangka panjang

perpustakaan memerlukan konkretisasi. Salah

satunya dengan melakukan perioditasi, antara lain

dengan memetapkan sasaran tahunan. Prinsip-prinsip

tersebut antara lain : 1) harus adanya perumusan

tujuan; 2) harus adanya pembagian tugas yang sesuai;

3) harus adanya pembagian kewenagan; 4) harus

adanya pengaturan jalur komando dan koordinasi

melalui struktur organisasi.

(14)

organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa.

D. Perumusan Kebijaksanaan

Kebijaksanaan adalah suatu teknik atau strategi

tertentu dalam mencapai suatu tujuan (Asmara

Raksasatya dalam M.Irfan Islamy, 2002). Kebijakan

dimaksudkan sebagai standar operasional yang baku

untuk meningkatkan efektivitas kerja para pengelola

perpustakaan yang diharapkan untuk pencapaian

tujuan dan berbagai sasaran baik jangka pendek

maupun jangka panjang.

E. Penciptaan Sistem Pengawasan

Pengawasan adalah suatu proses untuk

memastikan bahwa aktivitas aktual pelaksanaan

sesuai dengan yang telah direncanakan (Lesa Hs

:2007). Sedangkan pengendalian mencatat

perkembangan ke arah tujuan dan memungkinkan

manajer mendeteksi penyimpanan dari perencanaan

tepat pada waktunya, guna mengambil tindakan

koreksi sebelum terlambat adalah proses dari

pengendalian.

(15)

untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan atau pemerintahan telah digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan atau pemerintahan. Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan merupakan hal penting dalam menjalankan suatu perencanaan. Dengan adanya pengawasan maka perencanaan yang diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan dengan baik.

Pengawasan pada dasarnya diarahkan

sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan

penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang

akan dicapai. Melalui pengawasan diharapkan dapat

membantu melaksanakan kebijakan yang telah

ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah

direncanakan secara efektif dan efisien. Bahkan,

melalui pengawasan tercipta suatu aktivitas yang

berkaitan erat dengan penentuan atau evaluasi

mengenai sejauhmana pelaksanaan kerja sudah

dilaksanakan. Pengawasan juga dapat mendeteksi

sejauhmana kebijakan pimpinan dijalankan dan

sampai sejauhmana penyimpangan yang terjadi dalam

pelaksanaan kerja tersebut.

F. Penciptaan Sistem Umpan Balik

Dalam setiap semua jenis kegiatan yang

berlangsung dalam suatu organisasi diperlikan umpan

balik. Dalam manajemen puncak sangat

(16)

bagaimana strategi yang telah ditetapkan

diimplementasikan. Dengan umpan balik yang faktual,

tepat waktu dan obyektif manajemen puncak

memperoleh pengetahuan tentang segi-segi

keberhasilan dan kelemahannya.

Menilai dan mengevaluasi program kearah

tujuan, jika diperlukan adayan perevisian tujuan dan

program tersebu. Dalam setiap semua jenis kegiatan

yang berlangsung dalam suatu organisasi diperlikan

umpan balik. Dalam manajemen puncak sangat

berkepentingan memperoleh umpan balik tentang

bagaimana strategi yang telah ditetapkan

diimplementasikan. Dengan umpan balik yang faktual,

tepat waktu dan obyektif manajemen puncak

memperoleh pengetahuan tentang segi-segi

keberhasilan dan kekurangannya, atau bahkan

kegagalannya. Sekaligus dapat diketahui faktor-faktor

penyebabnya, hal-hal apa saja yang perlu yang

dikoreksi dimasa yang akan datang, hal-hal apa yang

bisa dijadikan modal dimasa depan yang pada

gilirannya dimanfaatkan dalam melakukan proses

manajemen strategi berikutnya.

2.4.2 Analisa Faktor Internal

Analisa Faktor Internal adalah analisis yang menilai prestasi kerja atau kinerja yang merupakan faktor kekuatan dan kelemahan yang ada untuk mencapai tujuan organisasi.

(17)

Tabel 2.2 Analisa Faktor Internal Faktor

Internal Bobot Rating

Skor

2.4.3 Analisa Faktor Eksternal

Analisa Faktor Strategi Eksternal difokuskan pada kondisi yang ada dan kecendrungan yang muncul dari luar, tetapi dapat memberi pengaruh kinerja organisasi (Rangkuti: 2008) dengan langkah berikut: (1) menyusun faktor peluang dan ancaman; (2) Memberikan bobot masing-masing faktor mulai 0,0 (tidak penting). Bobot dari semua faktor strategi yang berupa peluang dan ancaman ini harus berjumlah 1; (3) Menghitung rating untuk masing-masing faktor dengan memberi skala mulai dari 4 (sangat baik) sampai 1 (sangat tidak baik) berdasarkan faktor pengaruh tersebut pada kondisi organisasi. (4) Mengalikan bobot dengan rating. Hasilnya adalah skor pembobotan untuk masing-masing faktor. (5) Menghitung jumlah skor pembobotan. Nilai ini adalah untuk memetakka posisi organisasi pada diagram analisis SWOT.

Tabel 2.3 Analisa Faktor Eksternal Faktor

Eksternal Bobot Rating

(18)

Sambungan Analisa Faktor Eksternal

Dari gambar dapat dilihat tahapan pertama yang dilakukan dalam perencanaan strategi yaitu penyusunan visi, misi dan tujuan suatu organisasi. Visi, misi serta tujuan inilah dasar pengambilan

keputusan serta sebagai pedoman untuk

menyeimbangkan ke penilaian lingkungan. Penilaian lingkungan secara eksternal dan internal dilakukan dengan analisis SWOT untuk menyimpulkan kekuatan serta kelemahan, peluang serta ancaman yang terjadi. Tahapan tersebut akan menghasilkan isu-isu strategis yang berkaitan dengan kinerja, layanan serta kualitas pengembangan perpustakaan. Tahapan berikutnya melakukan formulasi strategi atau pemilihan dan penyusunan strategi berdasarkan isu-isu tadi yang telah di identifikasi dan akhirnya diterapkan diperpustakaan.

2.5 Penelitian Yang Relevan

Sulaiman (2006), tesis tentang Peran Perpustakaan Pesantren Terhadap Pendidikan Modern

di Ponpes Jatimu. Hasil dari penelitian ini menyatakan

bahwa perpustakaan pesantren merupakan jantung

(19)

martabat pesantren, perpustakaan harus menjalankan semua kegiatan yang sesuai dengan fungsi, program dan tujuan pesantren bernaung. Bimbingan dan bantuan pimpinan pesantren, kerjasama dari para pengajar dan santri merupakan syarat yang diperlukan sehingga perpustakaan dapat membina diri menjadi pusat kegiatan pendidikan dan aktivitas ilmiah.

Rurid Nur Varida (2009) penelitian dengan judul

Kondisi Minat Baca Siswa di SD Negeri Tajem Depok

Sleman Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini

(20)

kegiatan membaca siswa, guru dapat mengelola kegiatan belajar mengajar, khususnya dalam program pengajaran membaca, guru menugaskan siswa membuat sinopsis, membentuk kelompok membaca di kelas, dan memberikan pengenalan tentang perpustakaan dan memberikan pengertian pada siswa akan pentingnya membaca.

Anugrah Pramana (2011) penelitian dengan judul

Strategi Pustakawan dalam Menumbuhkan Minat Baca

Siswa di SD Negeri Glagah Janturan Yogyakarta. Hasil

dari penelitian ini memperlihatkan bahwa strategi pustakawan dalam menumbuhkan minat baca siswa di SD Negeri Glagah, Janturan, Yogyakarta meliputi: (a) mengadakan jam wajib kunjung perpustakaan untuk semua kelas SD Negeri Glagah, (b) pelayanan pembaca dan peminjam dengan sistem komputerisasi dan berbasis perpustakaan digital, (c) peningkatan koleksi yang lebih menarik dan terbaru serta sarana dan prasarana perpustakaan, (d) menjadikan ruang perpustakaan yang nyaman dan menarik layaknya tempat bermain anak-anak supaya siswa-siswa lebih betah di perpustakaan, (e) kolaborasi antara kepala sekolah, guru kelas dan pustakawan, (f) pengembangan minat baca dengan cara mengadakan berbagai kegiatan yang dipusatkan di perpustakaan sekolah seperti lomba lukis, jam wajib kunjung, dan penulisan

resensi buku. Kendala utama yang dihadapi pustakawan SD Negeri Glagah, Janturan, Yogyakarta dalam menumbuhkan minat baca adalah waktu kunjungan yang sangat terbatas. Kendala ini dapat dihadapi

melalui kerja sama yang baik antara pustakawan, guru kelas, dan kepala sekolah. Saran yang diberikan

(21)

Andi Kuswara (2007) yang berjudul Strategi

Promosi di Kantor Perpustakaan Umum Kabupaten

Bantul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

kegiatan strategi promosi yang dilakukan oleh Kantor

perpustakaan Umum Kabupaten Bantul. Metode yang

digunakan dalam penelitian adalah menggunakan

metode penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian

yang dilakukan bahwa Kantor Perpustakaan Umum

Kabupaten Bantul dalam mepromosikan perpustakaan

dengan sekedar memberikan informasi dan

mengingatkan kembali kepada masyarakat akan

keberadaan produk atau layanan perpustakaan

dengan tujuan agar perpustakaan lebih

memasyarakat. Kaitan antara penelitian tersebut

diatas dengan penelitian ini adalah adanya teori

mengenai minat baca.

Samosir (2004) dengan judul penelitian pengaruh

kualitas pelayanan terhadap kepuasan mahasiswa

dalam menggunakan Perpustakaan USU Medan.

Metode penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan

untuk menggambarkan persepsi pengguna terhadap

kualitas jasa layanan perpustakaan dalam lima

dimensi yaitu kehandalan, ketanggapan, jaminan ,

empati, dan bukti fisik. Diperoleh melalui kuesioner

dari 393 responden yang dijadikan sampel. Hasilnya

membuktikan bahwa kualitas pelayanan secara

(22)

mahasiswa, secara parsial dimensi bukti langsung,

kehandalan, ketanggapan dan empati berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan mahasiswa, sedangkan

dimensi jaminan tidak berpengaruh secara signifikan

2.6 Kerangka Berfikir

Berdasarkan landasan teori di atas terlihat bahwa

strategi pelayanan di perpustakaan perlu ditingkatkan.

Pustakaan untuk menyiapkan strategi-strategi yang

dapat menarik para pengguna untuk berkunjung ke

perpustakaan. Penerapan perencanaan strategi pada

perpustakaan akan membantu pustakawan dalam

melihat secara obyektif berbagai kondisi internal dan

eksternal sehingga dapat mengantisipasi setiap

perubahan yang terjadi. Selain itu, dengan penerapan

perencanaan strategis, perpustakaan juga dapat

mendayagunakan seoptimak mungkin sumber daya

yang dimilikinya.

Secara garis besar kerangka berfikir penelitian ini

(23)

Tahap Perencanaan Strategi

Visi, Misi Penilaian dan lingkungan Tujuan

Pelaksanan Analisis

Strategi SWOT

Hasil

Akhir

Gambar 2.1 Alur penilitian

Berdasarkan gambaran di atas, tahap (1)

Menentukan Visi, Misi dan Tujuan organisasi; (2)

Melakukan penilaian lingkungan, peneliti pemeriksaan

terhadap lingkungan Internal dan eksternal (3)

kemudian menganalisis menggunakan Analisis SWOT

guna mengetahui faktor-faktor yang akan terjadi.

Tahapan ini nantinya akan menimbulkan isu-isu

srtrategi yang disusun berdasarkan kombinasi faktor

internal dan eksternal; (4) Melaksanakan rumuskan

strategi, yaitu melakukan penerapan strategi yang

telah dipilih; (5) Hasil akhir dari pelaksanaan.

Proses perencanaan dalam penelitian ini

dilakukan hanya dari tahap penelitian lingkungan

(24)

penelitian visi, misi dan tujuan perpustakaan dalam

penelitian ini tidak dilakukan karena perpustakaan

SDN Turitempel telah mempunyai visi, misi dan tujuan

sendiri. Sedang tahap implementasi akan dilakukan di

Gambar

Tabel 2.3   Analisa Faktor Eksternal

Referensi

Dokumen terkait

Optimism & pessimism: implications for theory, research and practice. Washington DC: American Psychological Association. Development and validation of the

Metode penelitian yang dipakai adalah cyclic strategy , pada strategi ini ada kalanya suatu tahap perlu di ulang kembali untuk menampung umpan balik ( feed back) sebelum

Menurut penulis, efek pidana penjara bagi anak yang terlibat dalam jual beli narkotika haruslah dijadikan upaya terakhir. Anak-anak tersebut sebetulnya juga adalah

Masyarakat Indonesia/ memang harus bersahabat dengan bencana// Sebab negara tempat kita berpihak ini/ terkategori sebagai negara rawan bencana// Jadi kapan saja dan dimana saja

Mata kuliah kesehatan mental berisi tentang pengertian ilmu kesehatan mental, sejarah kesehatan mental, konsep kesehatan mental, ruang lingkup kesehatan mental,

Seseorang yang gagal dalam adaptasi secara posit if dikatakan mengalami gangguan mental.... Jelaskan hubungan kesehat an ment al dengan

Tempat : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Bengkulu Selatan Jl.. Affan

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas