BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Sekolah
Manajemen sekolah merupakan faktor yang paling penting dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di sekolah yang keberhasilannya diukur dengan prestasi yang didapat, oleh karena itu
dalam menjalankan kepemimpinan, harus
menggunakan suatu sistem, artinya dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang didalamnya terdapat komponen-komponen terkait seperti guru-guru, staf, wali murid, masyarakat, pemerintah, siswa, dan lain-lain harus berfungsi optimal yang dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja pimpinan.
Fandy & Anastasia (2003) Total Quality Management adalah suatu pendekatan dalam
menjalankan usaha yang mencoba untuk
memaksimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, sdm, proses, dan lingkungan. Beberapa karakter TQM adalah sebagai berikut:
terkendali, 9) memiliki kesatuan tujuan, 10) adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.
Syaiful Sagala (2007) tujuan manajemen sekolah adalah mewujudkan tata kerja lebih baik dalam empat hal: (1) Meningkatnya efisiensi pengguna sumber daya dan penugasan staf; (2) Meningkatkan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan di sekolah; (3) Munculnya gagasan-gagasan baru dalam implementasi kurikulum, pengguna teknologi pembelajaran, dan
pemanfaatan sumber-sumber belajar; (4)
Meningkatkan mutu partisipasi masyarakat dan stakholder.
Jadi tujuan utama penerapan Manajemen Sekolah adalah untuk menyeimbangkan struktur kewenangan antara sekolah, pemerintah daerah dan pemerintah pusat sehingga manajemen menjadi lebih efisien. Semua kewenagan pembelajaran diserahkan kepada unit yang paling dekat dengan pelaksanaan proses pembelajaran itu sendiri yaitu sekolah. Disamping itu untuk memperdayakan sekolah agar sekolah dapat melayani masyarakat secara maksimal sesuai dengan keinginan masarakat tersebut. Tujuan penerapkan manajemen sekolah adalah untuk mandiri atau mengelola sekolah melalui kewenangan kepala sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara pertisipatif.
menyelenggarakan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama; (3) Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat dan pemerintah tentang mutu sekolahnya; (4) Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai.
2.2 Pengembangan Pelayanan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia “Mengembangkan” membuka lebar-lebar, rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Untuk itu diperlukan metode atau teknik tertentu sehingga kebijakan yang dihasilkan akan optimal dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Dalam hal ini organisasi pemerintah daerah dapat mengembangkan strategi dalam rangka mengatasi ancaman internal, eksternal untuk merebut peluang yang ada.
Syaiful Sagala (2007:137), Strategi merupakan rencana yang mengandung cara komprehensif dan integrative yang dapat dijadikan pegangan untuk bekerja, berjuang dan berbuat guna memenangkan kompetensi.
Sedangkan pengembangan berarti kemajuan. Secara umum, pengembangan merupakan upaya untuk menambah derajat, tingkat, dan kualitas maupun kuantitas. pengembangan juga dapat berarti penambahan keterampilan dan kemampuan agar menjadi lebih baik. Selain itu, peningkatan juga berarti pencapaian dalam proses, ukuran, sifat, hubungan dan sebagainya. Jadi peningkatan mutu
atau mengerjakan semua kegiatan menjadi lebih baik berdasarkan siklus pejaminan mutu yang berkelanjutan dan perencanaan peningkatan mutu disemua unit pada semua tingkatan dalam suatu sistem.
Layanan adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan yang berlangsung dalam interaksi dengan orang atau mesin fisik dan yang memberikan kepuasan konsumen. Sedangakan pelayanan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan utama di setiap perpustakaan. Pelayanan tersebut merupakan kegiatan yang berhubungan langsung dengan masyarakat, dan sekaligus merupakan barometer keberhasilan penyelenggaraan perpustakaan. Oleh karena itu dari meja layanan akan dikembangkan gambaran dan citra perpustakaan, sehingga seluruh kegiatan perpustakaan akan diarahkan dan terfokus kepada bagaimana memberikan pelayanan yang baik sebagaimana dikehendaki oleh pemakai.
layanan dan juga lingkungan yang mendukung agar terciptanya suasana yang menyenangkan di perpustakaan.
2.3 Perpustakaan
Dalam Undang-undang Replublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan Bab 1 Pasal 1, yaitu: “Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka”. Lasa (2009: 263). Perpustakaan berasal dari kata pustaka yang artinya kitab atau buku. Perpustakaan adalah kumpulan atau bangunan fisik sebagai tempat buku dikumpulkan dan disusun menurut sistem tertentu atau keperluan pemakai (Lasa, 2007:12).
Perpustakaan adalah salah satu bentuk
organisasi sumber belajar yang menghimpun berbagai
informasi dalam bentuk buku yang dapat
dimanfaatkan oleh pemakai dalam upaya
mengembangkan kemampuan dan kecakapan
(Rosalin, 2008:19).
tidak hanya terbatas buku-buku saja tetapi juga beraneka ragam jenisnya.
Kata perpustakaan berasal dari kata pustaka, yang berarti: (1) kitab, buku-buku, (2) kitab primbon. Kemudian kata pustaka mendapat awalan per- dan akhiran -an, menjadi perpustakaan. Perpustakaan mengandung arti: (1) kumpulan buku-buku bacaan, (2) bibliotek, dan (3) buku-buku kesusastraan (Kamus Besar Bahasa Indonesia-KBBI). Secara lebih konkrit perpustakaan dapat dirumuskan sebagai suatu unit kerja dari sebuah lembaga pendidikan yang berupa tempat penyimpanan koleksi buku-buku pustaka untuk menunjang proses pendidikan.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat
disimpulkan bahwa perpustakaan adalah tempat atau pusat sumber belajar dan sumber informasi bagi pemakainya. Perpustakaan bukan lagi sekedar sebuah gedung berisi buku-buku, maupun bangunan gedung
baru. Gambaran terkini tentang perpustakaan
seutuhnya tidak cukup dilihat dari fisik bangunan melainkan dari perkembangan layanan informasi perpustakaan tersebut.
2.3.1 Perpustakaan Sekolah
Karmidi Martoatmojo (2009), perpustakaan sekolah adalah memberikan layanan kepada pembaca di sekolah meliputi, murid, guru, kepala sekolah, dan staf administrasi lainya juga diperkenankan memberikan layanan kepada wali murid. Hal ini akan memperkaya pengalaman guru dan memudahkan proses pendidikan dan pengajaran. Kerja sama yang baik antara guru dan pustakawan sangat didambakan. Dengan demikian guru akan terbiasa menggunakan perpustakaan, sehingga dapat memperkaya pengalaman dan mantap dalam penampilan.
Jadi kesimpulanya guru bersama pustakawan harus berusaha agar murid-murid juga membiasakan diri membaca di perpustakaan. Hal ini dimaksudka agar mereka dapat mencari informasi secara mandiri di perpustakaan. Kerja sama antara pustakawan dan orangtua murid juga harus dibina dan dikembangkan dalam rangka pembinaan perpustakaan.
Dengan menyediakan bahan pustaka dan ruang untuk membaca, diskusi, dan berbagai fasilitas untuk mengembangkan pengetahuan, guru akan dipacu untuk berpenampilan yang lebih baik danberwibawa. Kalau mereka sudah perpustakaan minded mereka akan dapat mengajak anak didik mereka menggunakan dan mencari informasi di perpustakaan.
2.4 Pengembangan Manajemen Layanan Perpustakaan
baik dalam memberikan pelayanan kepada pengguna; (b) menyediakan brosur tentang kegiatan yang ada di perpustakaan; (c) mengadakan berbagai perlombaan di perpustakaan. seperti lomba membuat puisi, lomba baca puisi, pidato, menggambar dsb; (d) mengadakan study tour bersama di perpustakaan; (e) mengundang tokoh masyarakat atau seorang pakar untuk ceramah, menceritakan pengalamannya dsb; (f) membuat jadwal kegiatan yang teratur, memetik dari bahan yang dimiliki perpustakaan; (g) berbagai kegiatan lainnya yang tidak termasuk di atas.
pengorganisasian (organizing), kepemimpinan
(leadership), dan pengendalian (controlling).
Manajemen juga dimaksudkan agar elemen yang terlibat dalam perpustakaan mampu melakukan tugas dan pekerjaannya dengan baik dan benar.
Jadi strategi meningkatkan mutu layanan perpustakaan sekolah adalah suatu hal yang sangat perlu diperhatikan oleh pihak pengelola perpustakaan dengan mutu pelayanan yang prima, perpustakaan akan memperoleh banyak pengunjung dan penghargaan dari pengguna perpustakaan di sekolah tersebut khususnya dan masyarakat pada umumnya. Jika perpustakaan belum mendapatkan penghargaan tersebut berarti para pengelola perpustakaan harus bekerja lebih keras, agar pekerjaan itu berguna bagi para pengguna perpustakaan. upaya untuk meningkatkan mutu layanan perpustakaan sekolah tidak boleh dipisahkan dari kegiatan pustakawan sehari-hari.
2.4.1 Tahapan Proses Pengembangkan Layanan
Perpustakaan
A. Perumusan Misi Perpustakaan
Misi perpustakaan sekolah adalah penjabaran visi dengan rumusan-rumusan kegiatan yang akan dilakukan dan hasilnya dapat dirasakan, diukur, dilihat, didengar atau dapat dibuktikan karena bersifat kasat mata (Lasa, 2007: 24).
Pernyataan visi dan misi akan menentukan tujuan perpustakaan dimasa yang akan datang dan membedakan dengan layanan lain. Tujuan dari perpustakaan sekolah adalah rumusan yang hendak dicapai oleh perpustakaan sekolah tersebut dalam waktu satu tahun terakhir. Hasil dari tujuan perpustakaan sekolah dapat diukur dengan jelas. Dalam menyusun perencanaan perpustakaan sekolah perlu memperhatikan kondisi yang ada secara internal dan eksternal. Secara internal adalah mengetahui
kekuatan dan kelemahan (the strengths and weaknesses) perpustakaan sekolah yaitu sedang memperhatikan kondisi perpustakaan sekolah, secara eksternal adalah melihat peluang dan ancaman (the
opportunities and threats) perpustakaan sekolah agar
bisa lebih berkembang lagi.
berdedikasi tinggi, input siswa yang berprestasi, serta kepedulian para orang tua murid dll.
The weaknesses perpustakaan sekolah tentunya sesuatu yang menjadi penghambat bagi kemajuan perpustakaan yang apabila tidak diatasi akan berkembang menjadi sebuah ancaman bagi perpustakaan. The weaknesses yang dimaksud antara lain kurangnya perhatian kepala sekolah, putakawan yang bukan berpendidikan perpustakaan, rendahnya anggaran, ruang yang sempit dan tidak memadahi, letak perpustakaan yang tidak strategis, kurangnya koleksi dll.
The opportunities perpustakaan sekolah adalah
kemungkinan-kemungkinan yang bisa dilakukan dalam kemajuan perpustakaan. The opportunities ini harus dicari oleh para pengelola perpustakaan sekolah agar keberadaan perpustakaan sekolah lebih dipentingkan sebagai bagian dari lembaga sekolah.
The threats perpustakaan sekolah merupakan segala sesuatu yang diperhitungkan akan menghambat pencapaian tujuan dari perpustakaan sekolah. Ancaman itu bisa dari dalam maupun
ancaman dari luar perpustakaan sekolah. Ancaman
dari dalam bisa rendahnya minat baca warga sekolah, malas meminjam buku-buku di perpustakaan, enggan ke perpustakaan, rendah anggaran dari sekolah dll.
B. Analisa Lingkungan
Tujuan analisa lingkungan sekolah organisasi baik
internal maupun eksternal adalah menghasilkan
informasi yang sangat penting bagi kelangsungan dan
kemakmuran organisasi. Yaitu informasi mengenai the
strengths and weaknesses terkait dengan peluang dan
ancaman yang dihadapi. Analisa SWOT adalah
singkatan dari Strengths, Weaknesses, 0pportunities
and Threats (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan
Ancaman).
Analisa SWOT merupakan identitas berbagai faktor
secara sistematis untuk merumuskan strategi
organisasi. Analisa SWOT didasarkan pada logika yang
dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan ancaman.
Rangkutu (1999 dalam Master 2008) menggunakan
Dari matrik SWOT tersebut diperoleh
permasalahan atau isu strategi yang kemudian
diidentifikasikan mengapa isu itu muncul, bagaimana
keterkaitannya dengan mandat dan misi organisasi
dan apa resikonya bila isu tersebut tidak atau belum
diatasi.
C. Penetapan Saran Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Sasaran salah satunya adalah jangka panjang
perpustakaan memerlukan konkretisasi. Salah
satunya dengan melakukan perioditasi, antara lain
dengan memetapkan sasaran tahunan. Prinsip-prinsip
tersebut antara lain : 1) harus adanya perumusan
tujuan; 2) harus adanya pembagian tugas yang sesuai;
3) harus adanya pembagian kewenagan; 4) harus
adanya pengaturan jalur komando dan koordinasi
melalui struktur organisasi.
organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa.
D. Perumusan Kebijaksanaan
Kebijaksanaan adalah suatu teknik atau strategi
tertentu dalam mencapai suatu tujuan (Asmara
Raksasatya dalam M.Irfan Islamy, 2002). Kebijakan
dimaksudkan sebagai standar operasional yang baku
untuk meningkatkan efektivitas kerja para pengelola
perpustakaan yang diharapkan untuk pencapaian
tujuan dan berbagai sasaran baik jangka pendek
maupun jangka panjang.
E. Penciptaan Sistem Pengawasan
Pengawasan adalah suatu proses untuk
memastikan bahwa aktivitas aktual pelaksanaan
sesuai dengan yang telah direncanakan (Lesa Hs
:2007). Sedangkan pengendalian mencatat
perkembangan ke arah tujuan dan memungkinkan
manajer mendeteksi penyimpanan dari perencanaan
tepat pada waktunya, guna mengambil tindakan
koreksi sebelum terlambat adalah proses dari
pengendalian.
untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan atau pemerintahan telah digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan atau pemerintahan. Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan merupakan hal penting dalam menjalankan suatu perencanaan. Dengan adanya pengawasan maka perencanaan yang diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan dengan baik.
Pengawasan pada dasarnya diarahkan
sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan
penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang
akan dicapai. Melalui pengawasan diharapkan dapat
membantu melaksanakan kebijakan yang telah
ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah
direncanakan secara efektif dan efisien. Bahkan,
melalui pengawasan tercipta suatu aktivitas yang
berkaitan erat dengan penentuan atau evaluasi
mengenai sejauhmana pelaksanaan kerja sudah
dilaksanakan. Pengawasan juga dapat mendeteksi
sejauhmana kebijakan pimpinan dijalankan dan
sampai sejauhmana penyimpangan yang terjadi dalam
pelaksanaan kerja tersebut.
F. Penciptaan Sistem Umpan Balik
Dalam setiap semua jenis kegiatan yang
berlangsung dalam suatu organisasi diperlikan umpan
balik. Dalam manajemen puncak sangat
bagaimana strategi yang telah ditetapkan
diimplementasikan. Dengan umpan balik yang faktual,
tepat waktu dan obyektif manajemen puncak
memperoleh pengetahuan tentang segi-segi
keberhasilan dan kelemahannya.
Menilai dan mengevaluasi program kearah
tujuan, jika diperlukan adayan perevisian tujuan dan
program tersebu. Dalam setiap semua jenis kegiatan
yang berlangsung dalam suatu organisasi diperlikan
umpan balik. Dalam manajemen puncak sangat
berkepentingan memperoleh umpan balik tentang
bagaimana strategi yang telah ditetapkan
diimplementasikan. Dengan umpan balik yang faktual,
tepat waktu dan obyektif manajemen puncak
memperoleh pengetahuan tentang segi-segi
keberhasilan dan kekurangannya, atau bahkan
kegagalannya. Sekaligus dapat diketahui faktor-faktor
penyebabnya, hal-hal apa saja yang perlu yang
dikoreksi dimasa yang akan datang, hal-hal apa yang
bisa dijadikan modal dimasa depan yang pada
gilirannya dimanfaatkan dalam melakukan proses
manajemen strategi berikutnya.
2.4.2 Analisa Faktor Internal
Analisa Faktor Internal adalah analisis yang menilai prestasi kerja atau kinerja yang merupakan faktor kekuatan dan kelemahan yang ada untuk mencapai tujuan organisasi.
Tabel 2.2 Analisa Faktor Internal Faktor
Internal Bobot Rating
Skor
2.4.3 Analisa Faktor Eksternal
Analisa Faktor Strategi Eksternal difokuskan pada kondisi yang ada dan kecendrungan yang muncul dari luar, tetapi dapat memberi pengaruh kinerja organisasi (Rangkuti: 2008) dengan langkah berikut: (1) menyusun faktor peluang dan ancaman; (2) Memberikan bobot masing-masing faktor mulai 0,0 (tidak penting). Bobot dari semua faktor strategi yang berupa peluang dan ancaman ini harus berjumlah 1; (3) Menghitung rating untuk masing-masing faktor dengan memberi skala mulai dari 4 (sangat baik) sampai 1 (sangat tidak baik) berdasarkan faktor pengaruh tersebut pada kondisi organisasi. (4) Mengalikan bobot dengan rating. Hasilnya adalah skor pembobotan untuk masing-masing faktor. (5) Menghitung jumlah skor pembobotan. Nilai ini adalah untuk memetakka posisi organisasi pada diagram analisis SWOT.
Tabel 2.3 Analisa Faktor Eksternal Faktor
Eksternal Bobot Rating
Sambungan Analisa Faktor Eksternal
Dari gambar dapat dilihat tahapan pertama yang dilakukan dalam perencanaan strategi yaitu penyusunan visi, misi dan tujuan suatu organisasi. Visi, misi serta tujuan inilah dasar pengambilan
keputusan serta sebagai pedoman untuk
menyeimbangkan ke penilaian lingkungan. Penilaian lingkungan secara eksternal dan internal dilakukan dengan analisis SWOT untuk menyimpulkan kekuatan serta kelemahan, peluang serta ancaman yang terjadi. Tahapan tersebut akan menghasilkan isu-isu strategis yang berkaitan dengan kinerja, layanan serta kualitas pengembangan perpustakaan. Tahapan berikutnya melakukan formulasi strategi atau pemilihan dan penyusunan strategi berdasarkan isu-isu tadi yang telah di identifikasi dan akhirnya diterapkan diperpustakaan.
2.5 Penelitian Yang Relevan
Sulaiman (2006), tesis tentang Peran Perpustakaan Pesantren Terhadap Pendidikan Modern
di Ponpes Jatimu. Hasil dari penelitian ini menyatakan
bahwa perpustakaan pesantren merupakan jantung
martabat pesantren, perpustakaan harus menjalankan semua kegiatan yang sesuai dengan fungsi, program dan tujuan pesantren bernaung. Bimbingan dan bantuan pimpinan pesantren, kerjasama dari para pengajar dan santri merupakan syarat yang diperlukan sehingga perpustakaan dapat membina diri menjadi pusat kegiatan pendidikan dan aktivitas ilmiah.
Rurid Nur Varida (2009) penelitian dengan judul
Kondisi Minat Baca Siswa di SD Negeri Tajem Depok
Sleman Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini
kegiatan membaca siswa, guru dapat mengelola kegiatan belajar mengajar, khususnya dalam program pengajaran membaca, guru menugaskan siswa membuat sinopsis, membentuk kelompok membaca di kelas, dan memberikan pengenalan tentang perpustakaan dan memberikan pengertian pada siswa akan pentingnya membaca.
Anugrah Pramana (2011) penelitian dengan judul
Strategi Pustakawan dalam Menumbuhkan Minat Baca
Siswa di SD Negeri Glagah Janturan Yogyakarta. Hasil
dari penelitian ini memperlihatkan bahwa strategi pustakawan dalam menumbuhkan minat baca siswa di SD Negeri Glagah, Janturan, Yogyakarta meliputi: (a) mengadakan jam wajib kunjung perpustakaan untuk semua kelas SD Negeri Glagah, (b) pelayanan pembaca dan peminjam dengan sistem komputerisasi dan berbasis perpustakaan digital, (c) peningkatan koleksi yang lebih menarik dan terbaru serta sarana dan prasarana perpustakaan, (d) menjadikan ruang perpustakaan yang nyaman dan menarik layaknya tempat bermain anak-anak supaya siswa-siswa lebih betah di perpustakaan, (e) kolaborasi antara kepala sekolah, guru kelas dan pustakawan, (f) pengembangan minat baca dengan cara mengadakan berbagai kegiatan yang dipusatkan di perpustakaan sekolah seperti lomba lukis, jam wajib kunjung, dan penulisan
resensi buku. Kendala utama yang dihadapi pustakawan SD Negeri Glagah, Janturan, Yogyakarta dalam menumbuhkan minat baca adalah waktu kunjungan yang sangat terbatas. Kendala ini dapat dihadapi
melalui kerja sama yang baik antara pustakawan, guru kelas, dan kepala sekolah. Saran yang diberikan
Andi Kuswara (2007) yang berjudul Strategi
Promosi di Kantor Perpustakaan Umum Kabupaten
Bantul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kegiatan strategi promosi yang dilakukan oleh Kantor
perpustakaan Umum Kabupaten Bantul. Metode yang
digunakan dalam penelitian adalah menggunakan
metode penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian
yang dilakukan bahwa Kantor Perpustakaan Umum
Kabupaten Bantul dalam mepromosikan perpustakaan
dengan sekedar memberikan informasi dan
mengingatkan kembali kepada masyarakat akan
keberadaan produk atau layanan perpustakaan
dengan tujuan agar perpustakaan lebih
memasyarakat. Kaitan antara penelitian tersebut
diatas dengan penelitian ini adalah adanya teori
mengenai minat baca.
Samosir (2004) dengan judul penelitian pengaruh
kualitas pelayanan terhadap kepuasan mahasiswa
dalam menggunakan Perpustakaan USU Medan.
Metode penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan
untuk menggambarkan persepsi pengguna terhadap
kualitas jasa layanan perpustakaan dalam lima
dimensi yaitu kehandalan, ketanggapan, jaminan ,
empati, dan bukti fisik. Diperoleh melalui kuesioner
dari 393 responden yang dijadikan sampel. Hasilnya
membuktikan bahwa kualitas pelayanan secara
mahasiswa, secara parsial dimensi bukti langsung,
kehandalan, ketanggapan dan empati berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan mahasiswa, sedangkan
dimensi jaminan tidak berpengaruh secara signifikan
2.6 Kerangka Berfikir
Berdasarkan landasan teori di atas terlihat bahwa
strategi pelayanan di perpustakaan perlu ditingkatkan.
Pustakaan untuk menyiapkan strategi-strategi yang
dapat menarik para pengguna untuk berkunjung ke
perpustakaan. Penerapan perencanaan strategi pada
perpustakaan akan membantu pustakawan dalam
melihat secara obyektif berbagai kondisi internal dan
eksternal sehingga dapat mengantisipasi setiap
perubahan yang terjadi. Selain itu, dengan penerapan
perencanaan strategis, perpustakaan juga dapat
mendayagunakan seoptimak mungkin sumber daya
yang dimilikinya.
Secara garis besar kerangka berfikir penelitian ini
Tahap Perencanaan Strategi
Visi, Misi Penilaian dan lingkungan Tujuan
Pelaksanan Analisis
Strategi SWOT
Hasil
Akhir
Gambar 2.1 Alur penilitian
Berdasarkan gambaran di atas, tahap (1)
Menentukan Visi, Misi dan Tujuan organisasi; (2)
Melakukan penilaian lingkungan, peneliti pemeriksaan
terhadap lingkungan Internal dan eksternal (3)
kemudian menganalisis menggunakan Analisis SWOT
guna mengetahui faktor-faktor yang akan terjadi.
Tahapan ini nantinya akan menimbulkan isu-isu
srtrategi yang disusun berdasarkan kombinasi faktor
internal dan eksternal; (4) Melaksanakan rumuskan
strategi, yaitu melakukan penerapan strategi yang
telah dipilih; (5) Hasil akhir dari pelaksanaan.
Proses perencanaan dalam penelitian ini
dilakukan hanya dari tahap penelitian lingkungan
penelitian visi, misi dan tujuan perpustakaan dalam
penelitian ini tidak dilakukan karena perpustakaan
SDN Turitempel telah mempunyai visi, misi dan tujuan
sendiri. Sedang tahap implementasi akan dilakukan di