• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan pada Sekolah Dasar T2 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan pada Sekolah Dasar T2 BAB IV"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

46

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Profil Sekolah

Sekolah Dasar Negeri Kesongo 04 Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, memiliki peran dalam pendidikan nasional dengan memegang visi. Visi tersebut adalah “menciptakan sekolah yang humanis, berkualitas, berbudaya dan berakhlak mulia”. Visi ini mengerucut pada tujuan dan profil Sekolah Dasar Negeri Kesongo 04 Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Visi ini memiliki orientasi dalam mewu-judkan peserta didik yang memiliki nilai sosial kemasyarakatan dan kepekaan sosial yang tinggi terhadap lingkungannya. Kualitas dari peserta didik yang dapat melanjutkan ke sekolah atau pendidikan pada tingkat lanjut pada sekolah yang berkualitas. Dengan cara mengembangkan sumber-sumber budaya lokal dan dapat memberikan ciri khas pada siswa didik di Sekolah Dasar Negeri Kesongo 04 Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

(2)

47

mengorganisasi dirinya sehingga memiliki kepribadian yang luhur; (3) Meningkatkan prestasi akademik melalui program penjadwalan dan standar operasional prosedur KBM (Kegiatan Belajar Mengajar); (4) Mengembangkan keterampilan peserta didik dengan pengembangan pelatihan skill dan menumbuhkan bakat peserta didik; (5) Menyelenggarakan pendidikan untuk mengembangkan kepribadian, nilai-nilai agama dan budaya peserta didik; (6) Meningkatkan Iman dan taqwa sebagai landasan utama dengan menjalankan kegiatan religius dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.

Gambaran umum dari pelaksanaan visi ini adalah memberikan kemampuan ilmu ketrampilan dan pe-nguasaan teknologi kepada peserta didiknya. Program yang dilakukan sekolah dasar ini dengan cara mem-perbanyak kegiatan ekstrakuriluer. Kegiatan ekstra-kurikuler yang dilakukan dengan memusatkan hasil budaya lokal, keagamaan.

Memusatkan pada pengembangan kepribadian peserta didik dengan menyeimbangkan fungsi kecer-dasan. Peran tiga buah kecerdasan digunakan oleh guru dalam memberikan materi pembelajaran. Hal tersebut dilakukan sebagai tujuan dalam proses mengingat materi pembelajaran oleh para siswa. Hal ini memberikan tantangan dan peluang bagi para guru dalam memberikan ulasan materi pembelajaran dan kreativitasnya dalam proses KBM.

(3)

48 kata sopan dalam perilaku terhadap sesama; (2) Berpartisipasi aktif dan optimal serta mampu meraih minimal satu kejuaraan dari berbagai even lomba atau festival baik akademik maupun non akademik di tingkat gugus sekolah/kecamatan; (3) Memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan dasar life skill sebagai salah satu modal hidup mandiri di masa depan; (4) Peserta didik mampu masuk setidak-tidaknya tiga besar dalam berbagai lomba akademik seperti lomba peserta didik teladan, lomba peserta didik berprestasi, lomba mata pelajaran dan sebagainya ditingkat Kecamatan Tuntang dan Kabupaten Semarang; (5) Peserta didik dapat mempertahankan prestasi tertinggi ditingkat Kecamatan Tuntang dalam lomba-lomba ketrampilan seperti kepramukaan, olahraga, kesenian, dan lain-lain, dan dapat meraih prestasi sampai ditingkat Kabupaten Semarang dan Provinsi Jawa Tengah; (6) Melestarikan budaya daerah melalui mulok bahasa daerah dengan indikator, minimal 90% peserta didik mampu berbahasa Jawa sesuai dengan konteks.

(4)

49

agama, peserta didik yang beragama Islam dapat membaca Al-Quran; (e) Melaksanakan supervisi dan pengawasan.

4.1.2 Sumber Daya Sekolah

Sumber daya sekolah merupakan segala bentuk aspek yang dimiliki oleh sekolah dan dapat diber-dayakan sesuai dengan fungsinya. Sumber daya sekolah meliputi internal dan eksternal. Sumber daya sekolah merupakan tahapan untuk menyusun strategi pengembangan mutu sekolah. Sumber daya sekolah ini merupakan tahapan untuk menemukan masalah dan juga mencari sebuah jawaban dari stakeholder melalui beberapa cara diantaranya adalah tahapan pengamatan langsung dan menemukan narasumber untuk dilaku-kan sebuah wawancara.

A. Sumber Daya Fisik

Sumber daya fisik merupakan pendukung sarana dan prasarana penting dalam penyelenggaran meka-nisme pendidikan di tingkat sekolah. Sarana dan prasarana sebagai pendukung terlaksana program kegiatan belajar mengajar bagi peserta didik dan memberikan kemudahan bagi guru dalam menjalankan rutinitasnya. Sarana dan prasarana merupakan bagian dari fasilitas yang dimiliki oleh sekolah dimana keberadaan harus dirawat dan membutuhkan perbaik-an agar kondisi terawat dperbaik-an baik.

1. Luas Tanah: Luas lahan Sekolah 2.950 m2 dan Bangunan Gedung 560 m2.

(5)

50 untuk ruang kantor guru, kepala sekolah, ruang tamu, ruang perpustakaan dan mushalla.

3. Ruang Kelas: Ruang kelas terdiri 8 ruang kelas terdiri atas 4 unit gedung, masing-masing satu unit untuk 4 ruang kelas (kelas I, II, dan III) dan gudang. Satu unit untuk 4 ruang kelas (kelas IV/a, IV/b, IV/a, dan IV/b). Satu unit untuk 1 ruang (karawitan), dan satu unit lagi untuk 2 ruang 1 ruang kelas VI kelas dan kantor guru.

4. Sarana Belajar: Sarana belajar yang dimiliki 8 ruang kelas, 1 ruang perpustakaan, ruang laboratorium IPA, ruang mushalla, ruang guru, ruang pimpinan, ruang tamu, ruang UKS, dan ruang Pramuka, ruang kesenian.

5. Sarana lain-lain: Sarana lain yang dimiliki yaitu WC/KM ada 6 unit (5 unit untuk peserta didik dan 1 unit untuk guru), sumber air, instalasi air, gudang, lapangan atletik, tempat parkir sepeda motor, koperasi sekolah, dan tempat bermain.

(6)

51

Beberapa komponen dalam standar sarpras dian-taranya adalah memiliki lahan seluas 76-100% sesuai dengan ketentuan minimal. Lokasi sekolah berada pada lahan aman dan terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan, keselamatan jiwa, memilki akses penyelamatan dalam keadaan darurat. Lahan sekolah terhindar dari pencemaran air, udara, tanah dan kebisingan. Lahan sekolah sesuai dengan keten-tuan perijinan pendirian bangunan.

Bangunan sekolah memiliki struktur yang stabil dan memiliki pencegahan kebakaran dan petir. Kondisi sekolah kurang memiliki sanitasi. Bangunan sekolah memiliki ventilasi udara dan pencahayaan yang memadai. Bangunan sekolah memiliki standar bangun-an dengbangun-an instalasi listrik sebesar 1300 wat. Rubangun-ang kelas yang dimiliki sebanyak 8 kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah, laboratorium dan ekstrakurikuler. Perabotan sekolah meliputi papan tulis, meja guru, kursi guru, meja dan kursi siswa, almari. Fasilitas perpustakaan. Buku teks pembelajaran sesuai dengan ketentuan permendiknas. Tempat ibadah, ruang bermain dan olahraga.Data tersebut diperjelas oleh kepala sekolah dengan menyatakan :

“Sarana dan prasarana di sekolah ini sudah leng-kap, namun ada beberapa bangunan yang masih dalam proses perbaikan antara lain: WC anak dan sarana sanitasi yang kurang memenuhi syarat “

B. Sumber daya manusia

(7)

52 Kabupaten Semarang, memiliki tenaga pendidik yaitu guru yang 93% sudah berkualifikasi S-1 (Sarjana) baik guru kelas, guru pendidikan agama, beberapa guru diantaranya memiliki keterampilan khusus seperti kesenian, komputer, dan keterampilan, serta didukung oleh tenaga perpustakaan dan tenaga administrasi serta penjaga sekolah selain itu masih ada guru yang berkualifikasi SMA sehingga saat ini sedang menjalan-kan studi lanjut. Guru berjenis kelamin perempuan sejumlah sembilan dan dua guru berjenis kelamin pria.

Hal tersebut didukung dengan pernyataan dari kepala sekolah yakni sebagai berikut:

“Situasi dan kondisi Sekolah SD Negeri Kesongo 04

telah memenuhi standar sarana dan prasarana, dengan jumlah peserta didik yang banyak, namun guru sangat terbatas. Hal ini disebabkan sekolah ini sulit dijangkau dari transportasi umum, sehingga peminat sekolah ini merupakan masyarakat setempat. Dimana kondisi masyarakat setempat beraktivitas dalam pertanian dan buruh. Kepercayaan wali murid terhadap sekolah dasar ini sangat besar sehingga berpeluang dalam pengembangan sekolah lebih baik. Selain itu sarana prasarana sangat memenuhi dalam pengembangan kegiatan pengembangan bakat dan skillsiswa”.

Pernyataan Kepala Sekolah tersebut dikuatkan dengan hasil wawancara dengan pihak komite yakni:

“Sekolah ini memiliki peserta didik yang sangat banyak dengan sarana prasarana sudah sangat memenuhi untuk kegiatan belajar mengajar. Sekolah ini juga berada di lingkungan masyarakat pedesaan atau pemukiman pedesaan yang memiliki padat pen-duduk. Sehingga pengembangan sekolah ini sangat

(8)

53

1. Guru

Dalam menjalankan perannya guru melakukan beberapa hal diantaranya sebagai berikut:

a) Merencanakan materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik. Persiapan terse-but dengan didukung buku dan materi pembe-lajaran. Perencanaan materi pembelajaran tidak dilakukan oleh semua guru dikarenakan keter-batasan waktu yang dimiliki oleh guru. Hal ini juga dipengaruhi kompetensi dan keahlian guru. Kondisi guru di sekolah dasar ini didominasi oleh guru yang masih seusia dengan kepala sekolah sehingga performa kinerja tidak begitu diperhatikan. Aspek kedekatan sebagai teman memengaruhi hubungan kerja pada sekolah tersebut kurang adanya perilaku menghormati.

b) Guru melaksanakan tugasnya dikelas dan menyam-paikan materi sebagai kegiatan belajar mengajar. Guru dalam menjalankan kegiatan KBM di kelas merupakan bentuk rutinitas tanpa adanya sebuah passion atau desire dalam meningkatkan kualitas pengajaran kepada peserta didik. Faktor ini dise-babkan lantaran guru memiliki apriori negatif bahwa peserta didik memiliki kemampuan yang rendah sehingga tidak memiliki motivasi dalam meningkatkan prestasi peserta didiknya.

(9)

54 dikelas. Sehingga kurang memberikan minat kepada peserta didik dalam melakukan kompetisi dalam proses pembelajaran.

d) Faktor lingkungan juga mempengaruhi kinerja guru dalam melakukan proses KBM. Faktor lingkungan ini dipengaruhi oleh kondisi perekonomian, sosial dan budaya dari masyarakat penduduk setempat di sekitar sekolah dasar. Hal ini dipengaruhi juga tingkat pengalaman dan pengetahuan orang tua siswa terkait pembelajaran dan pendidikan. Sehing-ga menjadikan guru tidak tertantang pada tuntutan yang tinggi dari wali murid sehingga menjadikan proses pendidikan monoton. Hal tersebut dipertegas oleh seorang guru kelas 4 dengan menyatakan:

“Rata rata orang tua dan wali murid peserta

didik bekerja sebagai buruh dengan jam kerja dari pagi sampai sore, selain itu banyak siswa yang tinggal tidak bersama orang tua, sehingga waktu belajar tidak ada pengawasan apalagi membantu belajar, semua pendidikan diserah-kan pihak sekolah dan orang tua tidak mem-permasalahkan nilai anak yang terpenting anak

lulus mendapat ijazah”

2. Peserta Didik

(10)

55

siswa dengan siswa laki-laki 27 dan siswa perempuan 30 dimana kelas ini sifatnya pararel; (6) jumlah siswa kelas 6 sebanyak 42 dengan siswa laki-laki sejumlah 23 dan siswa perempuan sebesar 19. Jumlah peserta didik yang meningkat merupakan potensi sumber daya yang sangat besar bagi pengembangan peningkatan mutu sekolah.

Namun kondisi yang dihadapi sebaliknya, pihak manajemen sekolah kurang mampu memanfaatkan sumber daya yang sudah ada. Keahlian yang rendah dalam melakukan pemberdayaan potensi SDM peserta didik menjadi tantangan sekolah ini. Input peserta didik yang dihadapi dari sekolah ini adalah input akademik dan kepedulian mengenai pendidikan yang rendah dari wali murid. Sehingga pihak manajemen sekolah harus memiliki strategi yang berbeda dari sekolah pada umumnya.

3. Komite dan Masyarakat

Perubahan paradigma pemerintah dari sentral-isasi ke desentralsentral-isasi membuka peluang bagi masya-rakat dalam berperan meningkatkan peran sertanya dalam peningkatan mutu kualitas dan pengelolaan pendidikan. Hal tersebut tertuang dalam Kepmendiknas No. 044/U/2002 mengenai Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah.

(11)

56 Negeri Kesongo 04 Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

Pemberdayaan Komite Sekolah dalam satuan pendidikan dapat membantu proses penyelenggaraan pendidikan. Komite Sekolah merupakan mitra kerja kepala sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan terkait penggalian dana, kerjasama dunia usaha dan industri. Namun hal ini belum terlaksana mengingat beberapa permasalahan administratif dan kesiapan dalam manajemen pengelolaan sumber daya komite sekolah itu sendiri.

Interaksi sekolah dan masyarakat dapat diwu-judkan melalui mekanisme pengambilan keputusan sekolah dengan komite. Komite Sekolah merupakan badan yang mandiri mewadahi peran masyarakat dalam rangka memberi pertimbangan (advisory agency); pendukung (supporting agency), pengontrol (controlling agency), dalam rangka transparansi dan akuntabilitas, serta mediator antara Sekolah dengan masyarakat.

Peran serta masyarakat dapat dilihat dalam ber-bagai kegiatan sekolah, seperti berikut ini sesuai dengan hasil wawancara pihak kepala sekolah menya-takan :

”beberapa peran komite terhadap pengembangan

(12)

57

Kepala sekolah SD Negeri Kesongo 04 Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, memahani kondisi lapangan akan tingkat sumber daya sekolah. Kondisi sumber daya sekolah yang dihadapi SD ini terkait dengan sumber daya guru dan tenaga pendidik serta potensi peserta didik. Sehingga dalam menjalankan peningkatan mutu sekolah ini kepala sekolah didukung peran dari komite yang meliputi bantuan pendanaan untuk menunjang operasional dan kegiatan ekstra-kurikuler sekolah.

Faktor lingkungan dari seorang kepala sekolah dalam proses kepemimpinannya dalam meningkatkan mutu pendidikan merupakan faktor utama. Sehingga dibutuhkan bagi kepala sekolah dalam melakukan si-nergi yang secara organismik mampu memadukan segala bentuk kepentingan dan tujuan bersama dalam meningkatkan kualitas SD Negeri Kesongo 04. Kualitas dari Sekolah Dasar Negeri Kesongo 04 ini membu-tuhkan sebuah kerjasama yang sustain. Bila manaje-men dan stakeholder SD ini terbangun maka akan memberikan kemudahan dalam meningkatkan mutu dan nilai hasil belajar dari peserta didik. Prestasi merupakan tolak ukur yang paling utama dalam menilai sebuah mutu sekolah.

C. Sumber Daya Bukan Manusia 1. Implementasi Kurikulum

(13)

58 tahun pelajaran 2014/2015 ini merupakan perpaduan kurikulum 2006 untuk kelas 3 dan 6, dan kurikulum 2013 untuk kelas 1,2,4 dan 5.

Berdasarkan dokumen KTSP SDN Kesongo 04 Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, juga termuat kurikulum untuk muatan lokal propinsi yaitu Bahasa Jawa, muatan lokal Kabupaten Semarang adalah Tembang Jawa dan Baca Tulis Alqur’an/PIA sedang muatan lokal sekolah yaitu Bahasa Inggris. Standar kurikulum ini berprinsip pada beberapa atribut diantaranya berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, kepentingan peserta didik dan lingkungan.

Manajemen penjadwalan waktu KBM di SD Negeri Kesongo 04 Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, merupakan kebijakan bersama, dari pihak sekolah yang didasarkan dari peraturan permendiknas. Meskipun beban jam KBM sudah terjadwal dengan baik namun dalam pelaksanaan kurang disiplin dan sering terjadinya lost time proses KBM yang menjadikan noise, hal ini seperti diungkapkan oleh guru Mata pelajaran PAI:

“Dalam KBM sering tidak maksimal dikarenakan guru mendapat tugas tambahan misalnya saat pengerjaan lapor-an BOS banyak guru yang dikerahkan untuk membantu pengerjaan sehingga terpaksa siswa hanya

di beri tugas”

Sistem pengawasan dari kepala sekolah dalam melakukan pemantauan jam KBM dalam kelas juga masih minim. Meskipun telah dilakukan penjadwalan namun hasilnya kurang efektif dan efisien.

(14)

DEPDIK-59

NAS. Selain itu didukung dengan buku-buku berupa LKS. Meskipun memiliki perpustakaan dengan koleksi buku-buku materi pembelajaran, namun peserta didik lebih menyukai membaca buku-buku cerita. Buku tersebut hanya menjadi pegangan guru dalam mengajar dan siswa hanya mendengarkan sehingga proses KBM tradisional atau searah merupakan konsep yang dijalankan dalam pembelajaran.

Penyusunan RPP dan silabus sesuai dengan ketentuan pusat pengembangan dan pemberdayaan pendidikan departemen pendidikan nasional Direktorat Jenderal peningkatan mutu dan tenaga pendidikan. Dimana dalam menyusun RPP dan silabus untuk tingkat SD dikerjakan dalam satuan gugus guna mengembangkan KTSP. Hal tersebut dilakukan secara bersama-sama melalui KKG dalam tingkat satuan gugus.

Hal ini dengan melibatkan Kepala Sekolah selaku pimpinan dan memberikan pembinaan dalam penyu-sunan RPP pada guru-guru. Selain itu kepala sekolah memberikan waktu kepada guru kelas untuk mengikuti penyusunan RPP yang dilakukan pada satuan tingkat pendidikan.

(15)

60 2. Standar Proses Pembelajaran

Standar Pendidik dan Tenaga Pendidik. Standar tenaga pendidik belum sesuai dengan standar kompe-tensi pengajar. Hal ini didasarkan pada data guru pengajar dan pendidikan yang ditempuh guru.

Metode pembelajaran yang dijalankan oleh guru kelas pada sekolah dasar ini adalah sebagai berikut: pada saat penelitian ini berlangsung sekolah mene-rapkan kurikulum 2013 untuk kelas 1, 2, 4 dan 5 sedang kelas 3 dan 6 menggunakan kurikulum 2006. Pada kenyataannya terjadi kesenjangan dalam pembela-jaran, untuk kelas yang melaksanakan kurikulum 2013 kelas tampak aktif, tempat duduk didesain sedemikian rupa, alat peraga juga digunakan dengan baik.

Berbeda ketika peneliti memasuki kelas 6 yang masih menggunakan kurikulum 2006, kelas tampak sunyi karena siswa hanya mendengarkan guru ceramah kemudian mengerjakan tugas. Alat peraga juga tidak digunakan dengan baik, sehingga tidak tampak sama sekali keaktifan siswa. Guru kelas 6 mengambil langkah konvensional dikarenakan di kejar target untuk persiapan Ujian Sekolah yang akan dilaksanakan bulan Mei. Guru kelas 6 juga menyatakan:

“Kelas 6 mengajar konvensional dikarenakan kejar target untuk menghadapi ujian sekolah, sehingga pelajaran kelas 6 yang seharusnya diselesaikan dua semester terpaksa dilaksanakan satu semester, belum lagi mengulang pelajaran kelas 4 dan 5 dikarenakan kisi kisi ujian sekolah yang ditetapkan juga mencakup pelajaran kelas 4 dan 5, sementara bulan Februari sudah mulai Try Out”.

(16)

61

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di mulai dari hari Senin-Jum’at dengan ketentuan KBM kelas 1 s.d 2 pukul 07.00-10.45 WIB (Senin s.d. Kamis), KBM hari Jum’at dan Sabtu pukul 07.00-10.00 WIB. Untuk kelas 3 pada hari Senin-Kamis dimulai pada pukul 07.00-11.35 sedangkan Jum’at-Sabtu dimulai pada 07.00-10.10. Pada kelas 4 s.d 6 pukul 07.00-12.10 WIB (Senin s.d Kamis), KBM hari Jum’at-Sabtu pukul 07.00-10.45 WIB. Jadwal tersebut sesuai dengan jadwal yang telah disusun oleh SD Negeri Kesongo 04 Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

Jumlah beban jam belajar peserta didik dari kegiatan KBM bila dikorelasikan dengan output hasil belajar kurang memberikan dampak positif. Sehingga dalam kegiatan ini antara jam beban belajar dengan hasil belajar tidak memiliki keterkaitan secara signi-fikan. Hasil belajar lebih memiliki keterkaitan dengan proses desain KBM. Dalam metode pembelajaran guru memberikan tugas kepada murid dan mengecek pada hari berikutnya dan nilai direkap sebagai bukti fisik hasil pembelajaran peserta didik.

Hal tersebut didukung dengan perancangan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang telah disu-sun oleh para guru dalam satu gugus. Data RPP ini didukung dengan lampiran. Penyusunan RPP ini sebagai variabel dasar guru dalam melakukan setting KBM selama satu semester.

(17)

62 Kegiatan tambahan belajar ini hanya dilakukan kepala sekolah bukan guru yang bersangkutan.

Kegiatan tambahan belajar ini menjadikan pe-serta didik dapat menambah bahan materi belajar. Penyebab utama peserta didik antusias mengikuti proses KBM didukung dengan menggunakan peralatan dan fasilitas pendukung. Beberapa diantaranya adalah simulasi video penayangan untuk mata pelajaran IPA.

Selain itu dalam kegiatan belajat mengajar guru memiliki strategi dalam meningkatkan kualitas peserta didik dengan melalui KKG (Kelompok Kerja Guru).

3. Standar Kompetensi Kelulusan

(18)

63

4. Standar Isi

Sekolah telah melaksanakan KTSP dan telah memiliki perangkat pembelajarannya. Pihak sekolah melaksanakan kurikulum KTSP berdasarkan 6 muatan KTSP. Hal ini dibuktikan dengan komponen: mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan pengembangan diri, pengaturan beban belajar, ketuntasan belajar, kenaikan kelas.

Pengembangan kurikulum melibatkan kepala sekolah, guru, komite sekolah. Prosedur ini belum dijalankan secara maksimal, dikarenakan kurang efek-tifnya dalam melakukan koordinasi. Sehingga dalam penyusunan kurikulum KTSP cenderung menyesuai-kan program yang sudah ada dan belum dilakumenyesuai-kan sebuah inovasi dan pembaharuan kurikulum. Pengem-bangan kurikulum menggunakan prinsip berpusat pada potensi siswa, beragam dan terpadu, tanggap terhadap pengembangan ilmu, relevan dengan kebutuhan.

Hal ini dengan menggunakan 3-4 prinsip sehingga pada kategori C. Pelaksanaan kurikulum da-lam bentuk pengajaran dengan prinsip 3-4 sehingga sekolah pada kategori C. Dimana prinsip yang di-jalankan adalah layanan pendidikan yang bermutu dengan menegakkan lima pilar belajar, serta layanan pendidikan yang bersifat perbaikan.

(19)

64 Penyusunan ini meliputi potensi kearifan lokal, KKM, keungulan lokal, Kalender Pendidikan dan SKL. Pro-gram Pembelajaran (Buku 2) disusun oleh guru yang meliputi: (1) Pemetaan Kurikulum; (2) Silabus; (3) Program Semester; (4) Rencana Program Pembelajaran (RPP); (5) Program Penilaian Hasil Belajar; (6) Program Analisis Hasil Belajar dan Program Tindak Lanjut yang meliputi Program Perbaikan dan Program Pengayaan. Standar Isi didasarkan pada data yang didapatkan dari pihak sekolah tersebut dan hasilnya sesuai dengan lampiran.

5. Standar Penilaian

Standar penilaian yang dilakukan di SD Negeri Kesongo 04 di Kecamatan Tuntang ini berlandaskan pada ketentuan dari BSNP. Namun demikian sekolah ini memberikan toleransi kepada peserta didiknya. Toleransi ini mengingat pada nilai hasil proses pem-belajaran yang rendah atau dibawah KKM yang telah ditentukan. Standar penilaian tersebut merupa-kan penilaian dengan mekanisme dan prosedur penilaian yang transparan. Hal ini didukung dengan nilai KKM yang telah ditentukan oleh pihak sekolah. Para guru telah melaksanakan standar dan prosedur penilaian secara baik. Meskipun demikian masih banyak siswa yang tidak memenuhi batas KKM dan mengharuskan menurunkan nilai batas KKM.

(20)

65

keperluan administrasi bagi peserta didik yang tidak memenuhi nilai ambang batas lulus dari SD. Sistem manajemen ini tentunya memberikan dampak yang tidak baik bagi penyelenggara pendidikan di SD Negeri Kesongo 04. Sehingga membutuhkan dukungan dalam meningkatkan nilai hasil belajar ujian sekolah di tingkat SD ini.

6. Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler pendukung dari sekolah dasar ini sebagai tujuan untuk meningkatkan krea-tivitas dan kemampuan peserta didik. Selain itu juga bertujuan dalam mengurangi kejenuhan para peserta didik di sekolah. Dampaknya adalah memberikan nilai positif bagi peserta didik dalam memanfaatkan waktu antara jam belajar dan jam bermain. Ekstrakurikuler yang diselenggarakan sekolah meliputi:

Tabel 4.1 Jadwal Ekstrakurikuler

No Kegiatan Jadwal Pembimbing 1 UKS Senin Tatik Suswati 2 Gamelan Selasa Sunarno 3 Pramuka Jum’at Tsalis 4 Seni rebana Rabu Izudin 5 Silat Minggu Zaenal Arifin 6 Drumband Minggu Setyawan

Sumber : Data Sekolah

D. Sumber Pembiayaaan

(21)

66 keuangan dan pendanaan adalah pembiayaan sekolah hanya memiliki sumber dana tetap yaitu BOS. Untuk kegiatan tertentu yang diluar kemampuan BOS dengan cara melibatkan orang tua dan masyarakat, lewat musyawarah yang ditempuh secara insidentil.

4.1.3 Mutu Pendidikan SD Negeri Kesongo 04

Tahapan selanjutnya adalah proses desain peren-canaan mutu perbaikan sekolah. Pada tahapan pene-litian ini membutuhkan sebuah perencanaan secara bersama-sama melalui mekanisme yang telah dijalan-kan yakni wawancara. Dari pemaparan wawancara tersebut diperlukan untuk melakukan analisa kelebih-an dkelebih-an kelemahkelebih-an serta tkelebih-antkelebih-angkelebih-an dkelebih-an pelukelebih-ang ykelebih-ang dapat dilakukan dari pihak sekolah.

Mutu pendidikan SD Negeri Kesongo 04 terlihat dari kegiatan belajar mengajar dan prestasi yang telah diperoleh. Dalam mendukung pernyataan tersebut di-dapatkan hasil wawancara dengan pihak terkait diantaranya adalah pernyataan kepala sekolah sebagai berikut:

”Pencapaian mutu pendidikan yang diraih adalah kegiatan ekstrakurikuler berupa perlombaan seni dan agama dengan peringkat terbaik di kecamatan. Dari beberapa event kejuaraan selalu pada juara I, II dan III. Namun demikian pencapaian mutu secara menyeluruh hal ini disebabkan pada kondisi sumber daya manusia yakni pengajar karena keterbatasan waktu dan pikiran. Untuk kegiatan akademik dapat ditingkatkan melalui kegiatan penambahan jam

belajar siswa di sekolah”.

(22)

67

“Pencapaian mutu sekolah melalui kegiatan non akademik atau ekstrakurikuler, hal ini terbukti pada lomba-lomba seni mendapatkan juara”.

Demikian juga dengan pernyataan dari beberapa guru pada sekolah ini yakni guru kelas 4 sebagai berikut”

“Pencapaian mutu sekolah melalui kegiatan non akademik atau kegiatan ekstrakurikuler sangat

ba-nyak diperoleh”.

Pencapaian mutu sekolah dari kegiatan non akademik membantu sekolah dalam meningkatkan mutu, sesuai pendapat dari guru kelas 6:

“Mutu sekolah dapat ditingkatkan melalui kegiatan ekstrakurikuler berupa kegiatan seni dan keagaamaan dari perlombaan yang dilaksanakan oleh UPTD dan

Kabupaten”.

Pencapaian prestasi sekolah dalam meningkatkan mutu dan kemampuan peserta didik dari kegiatan non akademik:

“Pencapaian mutu sekolah ditingkatkan dari pengem -bangan kegiatan non akademik atau ekstrakurikuler. Selain itu pemberdayaan potensi lokal atau daerah sehingga dapat menjadikan nilai ciri khas yang

berbeda dengan yang lainnya”.

Kondisi sekolah dalam program pencapaian mutu ditingkatkan dari kegiatan ekstrakurikuler. Hal ini ditunjukkan pada beberapa kegiatan lomba non akademik di tingkat kecamatan dan kabupaten. Sum-ber daya yang dimiliki adalah potensi non akademik lebih dominan dibanding prestasi akademik.

(23)

68 sekolah yang didukung oleh para guru, komite sekolah dan masyarakat mengalami peningkatan baik di bidang akademik maupun non akademik yang dibuktikan dengan prestasi siswa dan para guru di berbagai jenjang dan item lomba baik di tingkat kecamatan maupun tingkat kabupaten serta peningkatan sarana prasarana dan jumlah peserta didik yang selalu bertambah setiap tahunnya karena kepercayaan masyarakat terhadap SD Negeri Kesongo 04 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

A. Hasil Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatan belajar mengajar terlihat output hasil Ujian Nasional sebagai berikut:

Tabel 4.2 Jumlah Nilai Ujian Peserta didik

No Tahun Peserta didik

Nilai Rata-rata Jumlah Nilai BI MAT IPA

1 2011/2012 33 6,21 6,15 6,15 18,51 2 2012/2013 34 8,12 6,79 6,24 21,15 3 2013/2014 36 7,35 6,04 6,21 19,60

Sumber: Data Sekolah

Pada kondisi tersebut secara ranking sekolah ini berada pada urutan ke 39 dari 40 Sekolah Dasar/MI dalam satu kecamatan.

B. Prestasi Sekolah

(24)

69

Tabel 4.3 Prestasi Akademik dan Non Akademik

No Jenis Lomba Peringkat Tingkat Tahun

1 MAPSI (Rebana) I Kecamatan 2010

2 CALISTUNG I Kecamatan 2011 3 Pesta Siaga Pa Tergiat II Kecamatan 2013 4 Pesta Siaga Pi Tergiat III Kecamatan 2013

5 Mewarnai I Kecamatan 2013 6 MAPSI(Khitobah) II (Putri) Kecamatan 2013 7 MAPSI (Azan) II Kabupaten 2013 8 Pek Seni (Anyam) II Kecamatan 2013 9 Geguritan II Kecamatan 2013 10 Tenis Meja Tunggal Pa I Kecamatan 2013 11 OSN (IPA) III Kecamatan 2013 12 Membatik III Kabupaten 2013 13 FLS2N ( Anyam) I Kecamatan 2013 14 LCC III Kecamatan 2013 15 FLS2N (Cergam) I Kecamatan 2013 16 FLS2N (Cergam) I Kecamatan 2014 17 Mendongeng I Kecamatan 2014 18 Melukis II Kabupaten 2014 19 Azan (Mapsi) I Kecamatan 2014 20 Rebana (Mapsi) II Kecamatan 2014 21 Khot ( Mapsi) III Kecamatan 2014 22 Azan I Kabupaten 2014

Sumber : Data Sekolah

C. Prestasi Guru

(25)

70 Pendidikan Sekolah Dasar sehingga belum memiliki profesional dalam mengajar.

Beberapa hal yang menjadi penghambat dalam pengembangan mutu sekolah adalah: (1) Terkendala pada operasional di tingkat guru dikarenakan guru terhambat pada penggunaan alat transportasi kenda-raan; (2) Pembinaan dan motivasi guru yang masih rendah terkait peningkatan prestasi guru, sehingga guru mengerjakan sesuatu yang sifatnya menjadi rutinitas; (3) Guru terkendala para tingkat kreativitas, inovatif yang rendah; (4) Guru terkendala pada peng-gunaan teknologi dan informasi (IT).

D. Program Kerja Sekolah

Agenda program kerja sekolah disusun dalam jangka pendek yakni sebagai program tahunan, jangka menengah dan jangka panjang selama kepala sekolah menjabat. Agenda program kerja yang dijalankan belum memiliki sistem manajemen kontrol secara holistik. Rencana kerja sekolah sebenarnya merupakan bentuk lain dari, atau dikembangkan dari rencana strategis. Rencana strategis sekolah (Renstra sekolah), rencana pengembangan sekolah (RPS), dan rencana pengem-bangan program sekolah yang dijalankan oleh pihak sekolah.

(26)

71

meningkatkan kemampuan bakat peserta didik. Hal ini seperti yang dikatakan salah satu guru saat ber-langsung FGD:

“Sekolah sudah berusaha membuat program kegiatan eksrakurikuler yang beragam juga pelajaran tambah-an seperti senam pagi terktambah-andung maksud agar siswa

lebih bersemangat dalam belajar “.

Program pengelolaan sekolah dengan mensinergikan program rencana strategis sekolah dengan melakukan koordinasi dengan pihak guru, siswa, komite sekolah, dan masyarakat.

E. Manajemen Pengelolaan Sekolah

Manajemen pengelolaan sekolah yang digunakan sesuai dengan Standar Pendidikan Nasional. Namun demikian masih terdapat beberapa kekurangan dalam implementasinya yakni belum menggunakan sistem administrasi dan kontrol yang baku. Hal ini terlihat dari rutinitas aktivitas sistem kegiatan belajar mengajar dimana hasil ujian nasional berada pada tingkat 39 dari 40 Sekolah Dasar/MI pada tahun ajaran 2014 ini. Namun demikian sekolah ini justru memiliki prestasi dalam bidang religi dan non akademik.

Manajemen pengelolaan ini dilakukan sebagai strategi dalam mencapai prestasi peningkatan mutu peserta didik. Dalam hal ini kepala sekolah menyata-kan:

“Untuk mengejar prestasi akademik dibutuhkan proses yang tidak secara tiba tiba ,dan kondisi saat ini untuk mengejar prestasi akademik masih perlu pembenahan di berbagai hal, sehingga yang kami utamakan adalah

(27)

72 F. Kegiatan pengabdian Masyarakat

Pada kegiatan ini, orientasi kegiatan belum mencapai pada pengembangan dan pengabdian masya-rakat secara optimal. Hal ini disebabkan tingkat kesibukan yang sangat padat oleh guru serta penge-tahuan yang masih terbatas. Seperti dikatakan oleh kepala Sekolah yaitu:

“Kegiatan pengabdian masyarakat hanya sekali dalam setahun saat mengikuti pawai taaruf dengan menyum-bangkan drum band, untuk hal yang lain belum kami sentuh disebabkan tingkat kesibukan guru yang sangat padat “.

Melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini, baik kepala sekolah, guru, serta komite sekolah dapat menjalin hubungan dan kerjasama dengan masyarakat sekitar dengan tujuan untuk saling mendukung program kegiatan sekolah dan masyara-kat. Sehingga ketika masing-masing membutuhkan maka pemenuhan kebutuhan dapat segera ditindak-lanjuti sesuai yang diharapkan.

Pada wilayah ini, kehadiran sekolah di tengah masyarakat dapat diterima melalui hubungan yang terjalin dengan baik didukung kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan secara rutin dalam setiap tahun pelajaran berlangsung.

4.1.4 Peran Kepala Sekolah dalam Strategi Pening-katan Mutu

(28)

73

peningkatan mutu dan kualitas satuan pendidikan sekolah dasar dilakukan dengan berbagai cara. Peran tersebut meliputi: (1) Educator; (2) Manajer; (3) Administrator; (4) Supervisor; (5) Leader; (6) Inovator; (7) Motivator.

4.2.1 Peran Educator (pendidik) dalam Strategi Peningkatan Mutu

Peran kepala sekolah sebagai educator hal ini ditunjukkan dari kehadiran kepala sekolah yang datang lebih awal ke sekolah. Kepala Sekolah berada disekolah dari waktu mulai hingga KBM selesai. Disiplin waktu ini ditunjukkan kepada para guru dan peserta didik dalam memberikan suri tauladan atau contoh. Kepala sekolah juga melakukan kontrol di sekolah meliputi ruang kelas, perpustakaan dan ruang pendukung lainnya. Kepala sekolah juga mengontrol jadwal mengajar guru serta melakukan penjadwalan. Selain itu memberikan reward dan punishment bagi guru.

Pernyataan tersebut didukung dengan hasil wawancara dengan para guru pengajar kelas dan mata pelajaran.

“…Kepala sekolah masih ikut mengajar dikelas

untuk mata pelajaran seni rupa dan seni musik. Selain itu masih mengajar beberapa mata pelajaran untuk menggantikan posisi guru yang tidak hadir mengajar. Dalam kegiatan pengajaran mengguna-kan metode kreatif dengan menampilmengguna-kan video-video pendukung, sehingga peserta didik dapat menyerap pembelajaran. Kepala se-kolah juga

masih mengurusi kegiatan ekstrakurikuler….”.

(29)

74 kegiatan ekstrakurikuler. Pernyataan tersebut sesuai dengan pihak komite yakni,

“….Peran kepala sekolah ditunjukkan dengan melaku-kan bimbingan kegiatan ekstrakurikuler dan berkat manajemen pengelolaannya, beberapa kegiatan ekstrakuriluler mendapat juara di beberapa tingkat kecamatan dan kabupaten. Selain itu perannya sebagai pendidik masih dilakukan untuk mengajar kelas dan tambahan jam pelajaran. Perilaku tersebut harus dicontoh bagi guru-guru yang lainnya atau kepala sekolah lainnya, sehingga benar-benar menjalankan

peran-nya…”

Kepemimpinan kepala sekolah dalam institusi pendidikan mengarah pada perilaku moral yang dicontohkan oleh seorang kepala sekolah pada para guru dan peserta didiknya. Perilaku moral yang baik akan memberikan dampak psikolog bagi para guru dan peserta didik karena adanya sosok tauladan yang dikagumi.

Berdasarkan parameter tersebut maka strategi yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam menjalankan perannya sebagai pendidik bagi para guru dan peserta didiknya. Peran pendidik dalam meningkatkan kualitas mutu guru dan peserta didik dalam hal hasil belajar adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan kurikulum KTSP 2. Kompetensi guru atau pendidik

3. Memfasilitasi dalam peningkatan konsumsi.

(30)

75

Komite Sekolah dan Pengawas satuan pendidikan dasar tingkat gugus dan kecamatan.

Pembinaan Guru sebagai pendidik dengan menggunakan berbagai macam kompetensi yang dapat dimplementasikan. Pembinaan guru dilakukan dengan percakapan pribadi, pembinaan kepala sekolah dan dinas terkait.

Pembinaan ini dijalankan sesuai dengan para-meter kemampuan pedagogik, sosial, kepribadian, profesional. Beberapa hal tersebut diantaranya: (1) Pembagian guru kelas sesuai dengan kemampuan dan pengalaman guru; (2) Melengkapi sarana dan prasarana atau fasilitas KBM yang dibutuhkan oleh seorang guru; (3) Melakukan supervisi terkait metode dan cara mengajar seorang guru di kelas satu kali dalam satu semester; (4) Menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman dengan melakukan kerjabakti setiap minggu; (5) Menciptakan suasana kerja yang bersinergi membangun team work kuat.

4.2.2 Peran Manajer dalam strategi peningkatan mutu Peran manajer meliputi perencanaan dan pengor-ganisasian. Perencanaan tersebut tersusun meliputi penetapan tujuan organisasi, kebijakan program, metode anggaran dan standar dalam mencapai tujuan. Pengorganisasi meliputi penentuan sumber daya dan kegiatan dalam mencapai tujuan organisasi.

(31)

76 menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Proses pendidikan yang menggambarkan kegiatan manajerial, yaitu bagaimana pimpinan atau manajer mengatur personel, menggunakan sarana dan pra-sarana, perlengkapan pembelajaran seperti buku-buku pelajaran, media dan alat peraga diberdayakan sesuai kebutuhan.

Peran kepala sekolah sebagai manajemen juga dilakukan dengan menjalin kerjasama dan mengorgani-sasikan dengan pihak komite sekolah. Komite sekolah sebagai jembatan antara pihak wali murid dengan manajemen pendidikan dalam memberikan sumbangan pemikiran dan memperdayakan sistem pendidikan yang dijalankan dapat diimplementasikan. Komite bukan hanya terkait pada alokasi anggaran namun terkait pada prinsip peningkatan mutu sekolah secara komprehensip.

Beberapa hal yang telah dilakukan oleh kepala sekolah dengan pihak komite dalam meningkatkan mutu sekolah adalah sebagai berikut: (1) Mengundang komite pada rapat koordinasi dua kali dalam satu tahun; (2) Keterlibatan dalam program wasana warsa. Hal ini seperti yang dikatakan kepala sekolah sebagai berikut:

“…Dalam mengaktifkan peran komite kami mengundang komite pada rapat koordinasi dua kali dalam satu tahun dan melibat-kannya dalam program wasana warsa”.

(32)

77

tugas tambahan. Tugas tambahan yang dimaksud misalnya, bendahara komite, bendahara BOS, ben-dahara beasiswa, bagian koperasi, bagian kurikulum, bagian administrasi, bagian kerohanian, bagian perpus-takaan, bagian UKS, bagian 5K, bagian kesenian, bagian pramuka, melibatkan guru untuk selalu meng-ikuti kegiatan Kelompok Kerja Guru, selain itu terlihat dari beberapa file dalam sentral dekumen di Tata Usaha. Dalam mengelola setiap kegiatan, kepala sekolah selalu cepat bertindak dengan membentuk kepanitiaan atau pengurus.

Menurut pendapat guru peran kepala sekolah dalam melakukan peran sebagai manajemen dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah sebagai berikut:

“…Kepala sekolah melakukan koordinasi kegiatan pengajaran kepada para guru. Terutama untuk kegiatan KBM dan kegiatan pendukung bagi para

peserta didiknya…”.

Meskipun demikian bagi pihak komite sekolah kepala sekolah kurang memberikan peran manajemen dalam pendidikan disekolah sesuai dengan pernya-taannya adalah:

“….Kepala sekolah kurang mengorganisasikan perangkat yang ada disekolahnya meliputi guru dan komite. Hal tersebut terlihat jelas pada struktur organisasi yang dijalankan belum maksimal sehingga masih terjadi overlaping atau

manajemen yang tumpang tindih….”

(33)

78 pembagian tugas yang jelas tertulis secara formal namun tidak adanya laporan pertanggungjawaban pengurus organisasi setiap tahunnya.

4.2.3 Peran Administrator dalam strategi peningkatan mutu

Administrator didefinisikan sebagai suatu proses dengan dan mempergunakan orang lain untuk men-capai tujuan organisasi dengan efisien. Sedangkan adminsitrator bertanggung jawab untuk pencapai tuju-an tertentu secara efisien dtuju-an administrasi diptuju-andtuju-ang sebagai suatu seni dan ilmu untuk mencapai sesuatu dengan efisien.

Peran administrator yang dilakukan oleh kepala sekolah ditunjukkan dengan beberapa hal, yang mana menurut pendapat para guru dan komite adalah sebagai berikut:

“….Kepala sekolah memiliki strategi dalam

menjalankan perannya sebagai administrator melalui beberapa cara diantaranya adanya kegiatan pelatihan pengajaran kreatif bekerjasama dengan LPMP dan KPI dalam menjalankan KBM yang

efektif…”

Kepala sekolah menuturkan hal yang sama dalam hal perannya sebagai administrator dalam memimpin sekolah.

“...Beberapa hal yang saya lakukan adalah mengundang dari pihak asesor atau tim pendamping dari tingkat UPT setempat. Dengan demikian tujuanya dalam meningkatkan mutu kemampuan guru sebagai pengajar dapat diketahui

dari penilaian tim asesor”

(34)

79

Kepala Sekolah sebagai Supervisor, Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa kepala sekolah telah melakukan supervisi peran sebagai supervisor, namun tidak mempunyai administrasi dalam bentuk program.

Kepala Sekolah: “….pada dasarnya saya melakukan

peran sebagai supervisor secara rutin namun tidak pernah dilakukan secara admnistratif sehingga tidak memiliki database atau rekam jejak dari waktu yang sebelumnya.

Supervisi bantuan profesional merupakan pember-dayaan dalam bentuk pembinaan yang terus menerus diberikan kepada guru sesuai dengan perkembangan pekerjaan yang menuntutnya. Selain layanan supervisi, kepala sekolah berkontribusi signifikan terhadap pro-fesionalisme dan kinerja guru, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama, layanan super-visi kepala sekolah juga berpengaruh dalam mening-katkan kualitas proses belajar mengajar dan kualitas hasil belajar mengajar di kelas.

(35)

80 Menurut para guru dan komite peran leader yang telah dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkat mutu pendidikan disekolah dasar seperti pernyataan berikut.

“…Kepala sekolah memiliki kemampuan dalam memimpin dengan tetap memerhatikan kemampu-an sumber daya ykemampu-ang dimiliki oleh sekolah. Hal ini dikarenakan rendahnya prestasi dalam bidang akademik sehingga tipe memimpinnya dengan memaksimalkan kegiatan ekstrakurikuler dalam

meningkatkan prestasi sekolah…”

4.2.6 Peran Inovator dalam strategi peningkatan mutu Kepala sekolah memiliki peran strategi untuk mengembangkan sekolah sebagai upaya bekerja sama dengan lingkungan, mencari gagasan baru, menginte-grasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada tenaga pendidik dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif. Kepala sekolah sebagai inovator dalam meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik akan tercermin dari caranya melakukan pekerjaan secara konstruktif, kreatif, delegatif, inte-gratif, rasional, objektif, disiplin, keteladanan serta fleksibel.

Menurut para guru dan komite peran kepala sekolah melalui kemampuan inovator ditunjukkan dengan kemampuan dalam mengambil peluang dari keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh pihak sekolah. Hal tersebut selaras pendapat guru yaitu :

(36)

81

hubungan kerjasama dengan masyarakat

setempat…”

4.2.7 Peran Motivator dalam strategi peningkatan mutu

Peran kepala sekolah dalam menjalankan peran motivatornya ditunjukkan melalui beberapa hal yang ditunjukkan diantanya statment serta memberikan insentif seadanya bagi guru yang bekerja dengan penuh tanggunjawab melaksanakan tugas, memberikan moti-vasi kepada tenaga guru untuk mengembangkan diri melalui kelompok kerja guru.

Dalam membangun motivasi karyawan/tenaga pendidik dengan prinsip partisipasi, prinsip komu-nikasi, prinsip mengakui andil bawahan, prinsip pende-legasian wewenang dan prinsip memberikan perhatian. Tujuan akhir dari pemberian motivasi adalah agar para tenaga pendidik dalam melaksanakan tugas didasarkan rasa panggilan dan kesadaran yang dari dalam diri, sehingga mutu pendidikan dan prestasi belajar dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

4.2

Pembahasan Penelitian

4.2.1 Analisa SWOT dalam Strategi Peningkatan Mutu

(37)

82 peningkatan mutu tersebut sesuai dengan parameter peran-peran yang dimiliki oleh kepala sekolah.

Berdasarkan hasil wawancara dari para guru dan komite didapatkan beberapa langkah strategi pening-katan mutu melalui peran kepala sekolah. Sebagaimana hasil wawancara dan proses focus group discussion menghasilkan beberapa penilaian yakni tertuang pada laporan dibawah ini.

A. Penilaian guru

Menurut para guru, peran kepala sekolah yang harus segera dilakukan dalam meningkatkan kualitas sekolah dengan meningkatkan kegiatan pembelajaran sebagaimana tertuang dalam hasil wawancara berikut:

“…Kepala sekolah harus menjalankan fungsinya sesuai dengan perannya sebagai pendidik (educator). Hal ini bermaksud dalam memberikan contoh atau tauladan bagi guru agar dapat mengajar dengan baik dan kreatif agar peserta didik mampu menyerap materi pembelajaran. Hal ini dikarenakan berdasarkan pengamatan, peserta didik sangat menyukai bila kegiatan belajar diajar oleh kepala sekolah. Namun disebabkan keterba-tasan waktu dan tanggungjawab tidak semua kelas mendapatkan kesempatan untuk diajar oleh kepala

sekolah…”

Pernyataan tersebut dilanjutkan atau didukung dengan pernyataan guru lain sebagai berikut:

“….Peran utama kepala sekolah bila ingin

(38)

83

kualitas sekolah kemudian melaku-kan

supervi-sor kepada para guru…”

B. Penilaian komite

Menurut pihak komite, peran kepala sekolah yang harus segera dilakukan dalam meningkatkan kualitas sekolah. Dilakukan dengan cara meningkatkan kegiat-an pembelajarkegiat-an berupa peningkatkegiat-an hasil belajar peserta didik dan kemampuannya memberikan skill kepada peserta didik. Sehingga dapat mengikuti beberapa kejuarannya sebagaimana tertuang dalam hasil wawancara berikut:

“….Peran kepala sekolah sesuai dengan

peraturan dengan melihat kondisi yang dihadapi pada sekolah tersebut maka strategi yang utama dengan meningkatkan perannya sebagai pemim-pin (leader), manajer, pendidik (educator), peran administrator, peran motivasi, peran inovator dan peran supervisor”

C. Focus Group Discussion

Berdasarkan hasil focus group discussion guna meningkatkan mutu sekolah dasar. FGD SD Negeri Kesongo 04 kecamatan Tuntang yang dilaksanakan pada bulan Maret mendapatkan beberapa perumusan perencanaan strategi peningkatan mutu sesuai dengan peran kepala sekolah.

a. Kepala sekolah memiliki peran educator atau pendidik lebih penting dibandingkan dengan peran yang lainnya. Hal ini dikarenakan berada pada kegiatan pendidikan maka peran utama yang dimiliki oleh kepala sekolah adalah educator atau pengajar.

(39)

84 Manajer, Supervisor, Administrator, Innovatif, Motiva-tion.

c. Kepala sekolah memiliki peran manajer tidak lebih penting dari peran educator dan leader namun lebih penting dari Supervisor, Administrator, Innovatif, Motivation.

d. Kepala sekolah memiliki peran supervisor yang tidak lebih penting bila dibandingkan peran educator, leader, manajer. Namun lebih penting dari Administrator, Innovatif, Motivation.

e. Kepala sekolah memiliki peran administrator yang tidak lebih penting bila dibandingkan peran educator, leader, manajer, supervisor. Namun lebih penting dari Innovatif dan Motivation.

f. Kepala sekolah memiliki peran inovator yang tidak lebih penting bila dibandingkan peran educator, leader, manajer, supervisor. Namun lebih penting dari peran motivation.

g. Kepala sekolah memiliki peran motivasi yang tidak lebih penting bila dibandingkan peran educator, leader, manajer, supervisor dan innovator.

h. Peran kepala sekolah bila diurutan berdasarkan fungsi

perannya maka urutannya: Educator > Leader > Manajer > Supervisor > Administrator > Innovatif > Motivation.

4.2.2 Analisa SWOT

(40)

85

Adapun rincian dari Strategi SWOT yang potensial dilakukan kepala sekolah diuraikan di bawah ini:

Strategi SO

1) Peningkatan fasilitas.

2) Peningkatan kenyamanan dan kebersihan lingkung-an sekolah.

3) Pengadaan buku-buku baru. 4) Training pengembangan diri guru.

5) Training pengembangan diri peserta didik.

6) Pembinaan kemampuan guru dari pedagogik, sosial, kepribadian, dan profesional.

7) Mengikuti lomba sekolah sehat atau adiwiyata. 8) Keaktifan guru dalam kegiatan ekstrakurikuler.

Strategi ST

1) Guru berperan aktif dalam memberikan pemaham-an materi terhadap siswa.

2) Menciptakan kedekatan lingkungan masyarakat ter-hadap sekolah.

3) Kerjasama dengan KPI dan LPMP dalam meningkat-kan kemampuan mengajar peserta didik.

4) Mengadakan studi banding ke sekolah favorit yang lebih baik.

5) Pembangunan sekolah yang nyaman, sehat dan bersih.

6) Komunikasi dengan wali kelas intensif

(41)

86 Strategi WO

1) Training guru mengenai metode pembelajaran mo-dern berbasis IT dan memahamkan serta menye-nangkan bagi siswa.

2) Mendekatkan metode pelatihan pengembangan diri bagi siswa dalam menata cita-cita.

3) Pembiayaan gratis bagi siswa berprestasi.

4) Penelusuran bakat dan kemampuan siswa berpres-tasi untuk disalurkan ke SMP favorit dan mendapat beasiswa studi.

5) Komunikasi rutin dengan orang tua siswa secara menyeluruh dari hati ke hati terkait masa depan siswa.

6) Meningkatkan prestasi guru.

Strategi WT

1) Pemanfaatan sumber daya yang ada secara efektif, efisien dan optimal .

2) Hubungan kerja kepala sekolah dan guru yang bersinergi sebagai satu team work.

3) Menambah jam belajar peserta didik agar lebih paham.

4) Cara mengajar yang lebih menyenangkan. 5) Hubungan baik dengan wali murid.

6) Meningkatkan kegiatan esktrakurikuler. 7) Mendalami bakat peserta didik.

(42)

87

merupakan interaksi antara kekuatan dan ancaman. Di sini harus dilakukan mobilisasi sumberdaya yang merupakan kekuatan sekolah untuk mengatasi ancam-an dari luar, bahkancam-an merubah ancam-ancamancam-an menjadi peluang.

Adapun uraian dari strategi tersebut tertuang seperti di bawah ini:

1) Guru berperan aktif dalam memberikan pemahaman materi terhadap siswa.

Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan kunci utama dalam meningkatkan kualitas SD Negeri Kesongo 04 Kabupaten Semarang. Maka diperlukan sebuah program kerja dan rencana yang disusun untuk mendukung implementasi peningkatan kualitas sekolah melalui KBM, antara lain:

1.Menambah jam tatap muka diluar jam pokok sekolah untuk menambah pemahaman peserta didik.

2.Melakukan kelas terbuka atau diluar ruangan untuk mengurangi kebosanan peserta didik dalam kelas.

3.Peserta didik sebaiknya diberikan tugas tambahan untuk pengayaan materi di rumah peserta didik dapat belajar dari materi yang sudah disampaikan di kelas.

4.Masing-masing peserta didik diharapkan memi-liki buku panduan wajib dari masing-masing mata pelajaran.

(43)

88 6.Hasil evaluasi belajar secara rutin dan memberikan reward bagi peserta didik yang memperoleh nilai terbaik saat ulangan dan tugas, serta pemberian beasiswa peserta didik lebih bila peserta didik memiliki keahlian dan bakat.

7.Berbagai metode yang bervariasi terutama dengan menggunakan fasilitas IT. Hal ini untuk menarik siswa agar lebih semangat untuk belajar, karena selama ini guru mengajar kurang bervariasi sehingga membuat siswa merasa bosan.

8.Meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler

Kegiatan esktrakurikuler dari sekolah SD Negeri Kesongo 04 ini sangat berbeda dengan SD yang lainnya. Dimana dari kegiatan ekstrakurikuler yang sudah dijalankan sekolah ini mendapat peringkat teratas dalam kurun waktu tertentu. Sehingga untuk meningkatkan kegiatan diperlu-kan sebuah rencana program sebagai berikut: 1) Penjadwalan secara rutin kegiatan ekstrakuri-kuler; 2) Pembimbing kegiatan ekstrakurikuler untuk masing-masing guru sehingga beban pembimbing ekstrakurikuler tidak berat; 3) Menambah kegiatan ekstrakurikuler yang dapat memberikan variasi kegiatan lain, dimana kegiatan esktrakurikuler yang dapat memadukan antara ilmu akademik dengan kondisi lingkungan sekitarnya. Dengan demikian peserta didik dapat secara dini berusaha untuk mengatasi masalah (problem solving).

(44)

89

Hal ini dilakukan dengan cara pembelajaran diluar lingkungan sekolah. Yakni masyarakat sekitar, diharapkan peserta didik dapat mengetahui kondisi berdasarkan pada pengamatan lapangan. Dengan demikian peserta didik memiliki rasa untuk mengembangkan lingkungan masyarakatnya.

Selain itu salah satu ancaman sekolah ini adalah perekonomian orang tua meningkat nantinya akan memilih sekolah yang dianggap lebih bermutu dikarenakan kondisi lingkungan sekolah lain lebih bermutu. Dengan menciptakan kedekatan dengan masyarakat sehingga masyara-kat ikut merasa memiliki sekolah .

3) Studi banding ke sekolah yang lebih baik

Melakukan studi banding ke sekolah lain yang dianggap lebih baik untuk refleksi tentang sistem mengajar dan administrasi yang sudah dilakukan selama mengajar.

(45)

90 Hal tersebut mempengaruhi insfrastruktur, dimana infrastruktur merupakan kewenangan peme-rintah daerah setempat sehingga peran lingkungan masyarakat sangat berpengaruh terhadap keberadaan layanan fasilitas infrastruktur menuju lokasi SD Negeri Kesongo 04.

Dengan kondisi sekolah yang berada di pedesaan dengan model terasiring, jauh dari pemukiman, dengan pepohonan yang rindang sangat berpeluang untuk menjadi inovator sekolah adiwiyata atau sekolah sehat.

5) Komunikasi dengan wali kelas secara intensif

Selama ini komunikasi guru dengan wali murid hanya sebatas ketika peserta didik mengalami masa-lah tentang pergaulan di sekomasa-lah, sebaiknya di lakukan komunikasi ketika siswa mengalami masalah belajar dan prestasi siswa untuk mengetahui cita cita peserta didik demi langkah anak untuk ke depannya.

6) Memberikan penghargaan bagi guru maupun peserta didik yang berprestasi.

Penghargaan bagi guru dan peserta didik yang berprestasi merupakan bentuk reward sebagai sarana mendorong semangat untuk lebih berprestasi dan imbasnya akan menambah semangat guru guru juga peserta didik yang lain.

(46)

91

mempersiapkan para guru sebagai agen pembelajaran yang kreatif, inovatif dan berprestasi.

Peran manajemen pengawas sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi kegiatan yang telah dijalankan oleh pihak sekolah baik dari segi sistem pengajaran atau KBM dan kegiatan yang berada disekolah. Selama ini pihak manajemen pengawas dari dinas dan gugus sangat jarang dalam melakukan evaluasi sehingga rencana yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Mengundang pengawas untuk melakukan evaluasi dalam jangka waktu 2 bulan sekali.

2. Berkoordinasi dengan pengawas dan dinas pen-didikan Kecamatan Tuntang untuk menuangkan ide pengembangan terhadap Sekolah Dasar Negeri Kesongo 04.

4.2.3Peran Kepala Sekolah dalam implementasi strategi peningkatan mutu

Berdasarkan pemetaan analisa SWOT tersebut, kepala sekolah memiliki peran dalam merealisasikan program tersebut. Kepala sekolah memiliki beberapa peran dalam peningkatan mutu peran tersebut sesuai dengan hasil penentuan strategi melalui kegiatan FGD adalah sebagai berikut:

(47)

92 disebuah sekolah dengan cara meningkatkan mutu tenaga pendidik (guru) yang nantinya dengan kompetensi yang dimiliki bisa mendidik peserta didik dengan terampil dan menghasilkan lulusan yang sesuai dengan harapan pelanggan pendidikan. Dalam proses pembelajaran di sekolah, terutama sekolah dasar, tenaga pendidik (guru) merupakan sumber daya yang edukatif sekaligus sebagai aktor utama dalam proses pembelajaran. Karena itu, upaya pemberdayaan tenaga pendidik (guru) harus dilakukan. Pemberdayaan guru atau pembinaan guru biasanya menggunakan tiga pendekatan adalah sebagai berikut: Pendekatan personal, Pem-binaan kompetensi pendagogik, sosial, profesional, kepribadian, Studi banding kepada sekolah dasar lainnya, Alokasi anggaran dalam peningkatan mutu pendidik.

2. Kepala sekolah menjalankan peran manajer meru-pakan prioritas kedua. Kemampuan dalam menge-lola sekolah dalam melakukan koordinasi dan struktur organisasi sekolah yang jelas sehingga memiliki job discription sebagai acuan. Berdasarkan pada analisa tersebut Pemanfaatan sumber daya yang ada secara efektif, efisien dan optimal. Hu-bungan kerja kepala sekolah dan guru yang ber-sinergi sebagai satu team work.

(48)

93

dengan pihak stakeholer dan mengarahkan sekolah dalam memperbaiki nilai hasil belajar peserta didik. 4. Kepala sekolah menjalankan peran sebagai ino-vator. Sehingga peran tersebut dijalankan oleh kepala sekolah dengan cara melakukan proses kegiatan peningkatan kemampuan sumber daya pengajar dan menyelenggarakan kegiatan ekstra-kurikuler yang berbeda dengan sekolah pada umumnya. Kegiatan Esktrakurikuler bagi sekolah ini merupakan kegiatan tambahan untuk mengop-timalkan bakat dan skill peserta didik. Kegiatan ini memberikan nilai lebih bagi peserta didik dan juga mengangkat nama baik sekolah dalam meraih prestasi selain dalam bidang akademik. Kegiatan ekstrakurikuler dapat dibimbing oleh guru kelas pada saat tambahan jam diluar KBM.

(49)

94 digunakan sangat terbatas sehingga membutuhkan pengembangan infrastruktur. Keterlibatan pengem-bangan infrastruktur membutuhkan kerjasama dari beberapa pihak terkait yakni pengurus masyarakat desa setempat.

7. Kepala sekolah menjalankan peran sebagai moti-vator. Peran kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada para guru dan peserta didik melalui kegiatan sharing dan komunikasi antar pengurus. Selain itu melakukan kajian tentang rencana strategis dalam melaksanakan peningkatan kualitas hasil belajar peserta didik dengan memberikan moti-vasi belajar.

Gambar

Tabel 4.1 Jadwal Ekstrakurikuler
Tabel 4.2 Jumlah Nilai Ujian Peserta didik
Tabel 4.3 Prestasi Akademik dan Non Akademik

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, pada hakikatnya transportasi adalah alat angkutan untuk memindahkan barang dan orang dari satu tempat ke tempat lain melalui darat, laut dan udara....

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang pesat dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk memperkenalkan merek clothingIndonesia. Salah satu cara

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. PT Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Malang Kawi disarankan untuk mempertahankan serta semakin meningkatkan knowledge sharing

Adanya pengaruh daya tarik iklan rasional secara signifikan terhadap keputusan pembelian dikarenakan pembuat iklan menekankan pada nilai inti yang dimiliki produk

Balanced scorecard is developed into four perspectives: financial perspective, customer perspective, internal business perspective and learning and growth perspective.. The method

user berbeda telah berhasil berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dari tabel diatas dapat diketahui

pokdarwis bahwa salah satu wisata unggulan di Desa Tulungrejo yaitu wisata petik apel merupakan ide dari pemuda karang taruna yang menginginkan supaya potensi utama di

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dibawah ini akan dipaparkan beberapa kesimpulan yang patut ditelaah dari penelitian ini