• Tidak ada hasil yang ditemukan

PIDANA KORUPSI

B. Tindak Pidana Korupsi Sebagai Extraordinary Crime

Tindak pidana korupsi termasuk ke dalam tindak pidana khusus karena bersumber pada peraturan perundang-undangan di luar KUHP.38 Di Indonesia tindak pidana korupsi dipayungi oleh Undang-Undang no. 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang diubah dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999. selain tindak pidana khusus, tindak pidana korupsi juga digolongkan sebagai

Extraordinary Crime atau kejahatan luar biasa yang juga membutuhkan

38

Adami Chazawi, Hukum Pembuktian Tindak Pidana Korupsi, (Bandung : PT. Alumni, 2006), hal. 1.

penanganan luar biasa pula. Istilah extraordinary crime pada mulanya digunakan sebagai istilah untuk menyebut kejahatan luar biasa terhadap kemanusiaan, seperti terorisme, genosida dan pelanggaran berat terhadap Hak Asasi Manusia. 39 Dikatakan extraordinary atau luar biasa disebabkan karena hal-hal sebagai berikut:

1. Bahwa tindak pidana korupsi sangat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara dan menghambat pembangunan nasional dan akibat yang ditimbulkan tindak pidana korupsi tersebut selain merugikan keuangan negara atau perekonomian negara juga menghambat pertumbuhan dan kelangsungan pembangunan nasional yang menuntut efisiensi tinggi.40

2. Tindak pidaan korupsi yang meluas dan sistematis juga merupakan pelanggaran terhadap hak –hak ekonomi masyarakat, maka tindak pidana korupsi tidak dapat lagi digolongkan sebagai kejahatan biasa, tetapi dituntut cara-cara yang luar biasa.41

3. Karena korupsi di Indonesia sudah sedemikian parahnya, akibatnya tidak hanya dari kerugian rakyat banyak, melainkan merusak moral dan karakter bangsa serta sendi-sendi kehidupan nasional, akibat lebih luasnya adalah memperlemah karakter bangsa sehingga tidak bersikap disiplin, malas, tidak

39

www.majalahkonstan.com/index2.php?option=com_content, diakses pada Rabu, 1 September 2010, pukul 18:33:03 WIB.

40

Lihat bagian “menimbang” huruf a dan b, Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

41

Lihat penjelasan Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 tentang KPK bagian I Umum, paragraf 2.

bertanggung-jawab, tidak jujur, tidak proaktif , tidak percaya diri, dan tidak memiliki semangat berjuang untuk mandiri, sebaliknya mudah menyerah serta mencari jalan pintas.42

4. Tindak pidana korupsi di Indonesia sudah begitu meluas dalam masyarakat, perkembangannya terus meningkat dari tahun ke tahun, baik jumlah kasus yang terjadi, kerugia keuangan negara maupun kualitas tindak pidananya.43

5. Tindak pidana korupsi tidak hanya merugikan keuangan negara, hak sosial, ekonomi, pembangunan, akan tetapi merupakan salah satu bentuk penghancuran secara sistematis dan memporak-porandakan harkat dan martabata manusia dan lebih daripada itu akibat daripaad korupsi yang telah terstruktur dan mumbudaya maka tidak menutup kemungkinan akan mengancam keutuhan NKRI (ada perlakuan yang tidak adil dan tidak berprikemanusiaan, untuk itulah dibutuhkan penanganan yang luar biasa agar diperoleh hasil yang luar biasa.44

6. Tindak Pidana Korupsi di Indonesia saat ini sudah pada titik yang tidak dapat ditolerir, begitu mengakar, membudaya dan sistematis. Kerugian negara atas menjamunya praktek korupsi

42

A.M. Fatwa, http://www.mpr.go.id/pimpinan2/?p=18, diakses pada Kamis, 2 September 2010 pukul 10:29:45 WIB.

43

Abdul Rahman Saleh, www.arsip.pontianakpost.com/berita/default.asp?Berita=Pinyuh&id, diakses Kamis, 2 September

2010, pukul 20:19:08 WIB. 44

Cornelius Tangkere www.legalitas.org/?./problematika-dan-urgensi-pengadilan-tindak-pidana-korupsi, diakses pada Kamis, 2 September 2010, pukul 16:22:15 WIB.

sudah tidak terhitung lagi. Tahun 1993, soemitro Djojohadikusumo menyebutkan bahwa kebocoran dana pembangunan antara lain tahun 1989-1993 sekitar 3% dan hasil penelitian World Bank bahwa kebocoran dana pembangunan mencapaiu 45% namun saat ini sepertinya jumlah tersebut sudah meningkat drastis.45

Penggolongan tindak pidana korupsi sebagai extraordinary crime tidak begitu saja disetujui oleh semua pihak, salah satu pihak yang tidak menyetujui ialah Prof. Indriyanto Seno Adji. Menurut Beliau tindak pidana korupsi belum dapat digolongkan seagai tindak pidana extraordinary crime melainkan hanyalah sebagai extraordinary crime melainkan hanyalah Serious Crime.46 Karena yang disebut sebagai Extraordinary Crime sifatnya sistemik secara keseluruhan, merusak sistem ketatanegaraan dan sistem perpolitikan, akibatnya pun meluas, sementara yang terjadi di Indonesia korupsinya belum melumpuhkan sistem ketatanegaraan, artinya masih normal, pusat-pusat kekuasaan legislatif , eksekyif dan yudikatif tidak lumpuh.47 Dalam hal ini Penulis tidak sependapat dengan Prof. Indriyanto, menurut pendapat Penulis bahwa korupsi memang seharusnya digolongkan sebagai salah satu extraordinary crime atau kejahatan yang luar biasa sehingga membutuhkan penanganan yang luar biasa pula untuk memberantasnya

45

Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Naskah Akademis dan

Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pengadilan Khusus Tindak Pidana Korupsi, ( Jakarta,

Juli 2001), hal 1. 46

Indriyanto Seno Haji http://www.hukumonline.com/detail.asp?id=15775&cl=Berita, diakses pada Jumat, 3 September 2010, pukul 16:54:37 WIB.

47 Ibid.

karena tindak pidana korupsi telah merampas hak sosial, politik dan kemanusiaan rakyat yang seharusnya memperoleh kesempatan untuk menikmati pelayanan-pelayanan publik seandainya bagian-bagian tersebut tidak irampas oleh para koruptor.

Masalah korupsi dapat dikatakan sebagai masalah utama di Indonesia, karena hampir tidak ada sektor di masyarakaat yang bebas dari korupsi. Korupsi tertanam secara mendalam dilapisan masyarakat dan berbagai institusi penegak hukum seperti kepolisian dan kejaksaan, bahkan pengadilan. Khusus korupsi di pengadilan, mantan Ketua Muda Mahkamah agung (MA) Asikin Kusumah Atmadja menyatakan bahwa jumlah hakim korup di Indonesia mencapai sekitar 50%.48 Berdasarkan survei yang dilakukan oleh lembaga-lembaga independen anti korupsi, Indonesia masuk dalam jajaran salah satu negara terkorup di dunia.49 Tentunya masalah korupsi sudah ada sebelum rezim Soeharto berkuasa. kemudian mengalami peningkatan yang cukup tinggi di masa pemerintahan Beliau, Dengan runtuhnya kekuasaan Soeharto di tahun 1998. angka kelajuan korupsi sedikit menurun- walaupun ternyata belum menghasilkan penurunan yang cukup signifikan

Tingginya tingkat korupsi tersebut mendapat sorotan dari organisasi dan lembaga asing. Berdasarkan penelitian Transparency

International (TI) misalnya, selama 5 tahun berturut-turut (1995-2000),

Indonesia selalu menduduki posisi 10 besar negara paling korupsi di

48

Tim Gabungan Pembrantasan Tindakan Pidana Korupsi, Op. cit., hal 2. 49

Soren Davidsen, et, all, Menghentikan Korupsi di Indonesia 2004-2006, Sebuah Survey

Tentang Berbagai Kebijakan dan Pendekatan Pada tingkat Nasional, (Jakarta : USINDO, 2007),

dunia. Dan berdasarkan penelitian Political and Economic Risk

Consultancy (PERC) tahun 1997- Indonesia menempati posisi negara

terkorup di Asia. Pada tahun 2001 peringkat Indonesia turun menjadi negara terkorup ke-2 di Asia setelah Vietnam.50

C. Peraturan Perundang-undangan tentang Korupsi Setelah Era

Dokumen terkait