Tindakan tidak aman pada pekerja bagian produksi PT Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung diukur melalui 15 pertanyaan dengan ketentuan tidak ada jika ≤ 50% dari skor dan ada jika ≥ 50% dari skor dengan pemberian nilai skor dengan skala likert yaitu:
Skor 1. Ya Skor 2. Tidak Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu analisis univariat dan analisis bivariat.
Analisis univariat. Analisis yang dilakukan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi dan presentase dari masing-masing variabel independen dan dependen.
Analisis bivariat. Analisis lanjutan untuk melihat hubungan atau korelasi antara variabel independen (pengetahuan, sikap, pelatihan, pengawasan dan peraturan)
31
dengan variabel dependen (tindakan tidak aman) menggunakan Uji Chi-square (p <0,05) dikarenakan variabel independen kategorik dan variabel dependen data kategori.
Hasil Penelitian
Gambaran Umum Perusahaan
Sejarah PT. Multimas Nabati Asahan. Multimas Nabati Asahan adalah salah satu perusahaan swasta berbadan hukum perseroan terbatas dan termasuk dalam Wilmar Group. PT. Multimas Nabati Asahan terdiri dari unit pengolahan minyak sawit kasar (Dept. Refinery), unit pengolahan inti sawit (Dept. Palm kernel Plant) dan unit pengolahan kelapa sawit (Dept. PKS) yang dikelola secara terpisah. PT. Multimas Nabati Asahan terletak di Kuala Tanjung Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batubara. Sebelah barat berbatasan dengan PT. Inalum, sebelah timur berbatasan dengan PT. Bakrie Plantation, sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka, dan sebelah selatan berbatasan dengan Desa Alay.
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT. Multimas Nabati Asahan didirikan Tahun 2004. Pembangunan pabrik dimulai Tahun 2004 dengan kapasitas 60 mt. ffb/hr dan selesai pembangunan Tahun 2005. Bulan Oktober 2005 pabrik mulai beroperasi sebagai langkah awal, dilakukan trial run, pemanasan perlahan-lahan, individual tes dan pembersihan.
Kuok Khoon Hong Pria berusia 57 tahun ini adalah keponakan Robert Kuok Raja bisnis gula dan properti Malaysia bersama Maratua sepakat mengembangkan bisnis bersama-sama. Wilmar sendiri disebut-sebut sebenarnya adalah singkatan dari kedua nama mereka yaitu William, nama panggilan Kuok Khoon Hong dan Martua Sitorus. Mereka berdua adalah pemilik signifikan Wilmar Holdings Pte Ltd (perusahaan holding Wilmar International Ltd).
33
Keduanya berbagi tugas Kuok Khoon Hong sebagai chairman & CEO dan Martua sebagai chief operating officer (COO) Wilmar International Ltd. Keluarga besar Matua Sitorus berperan penting dalam bisnis. Mereka menduduki jabatan penting. Istri (Rosa Taniasuri Ong), saudara laki-laki (Ganda Sitorus), saudara perempuan (Bertha, Mutiara, dan Thio Ida), dan ipar (Suheri Tanoto dan Hendri Saksti) menduduki posisi kunci di Wilmar Corp. Bahkan, Hendri Saksti diberi kepercayaan menjadi kepala operasional bisnis Wilmar di Indonesia.
Pabrik-pabrik ini diperkirakan memiliki kapasitas produksi sampai 350.000 ton per Tahun sehingga total kapasitasnya mencapai 1.050 juta ton per tahun. Sejauh ini belum ada pabrik biodiesel milik perusahaan lain di dunia yang memiliki kapasitas produksi sebesar Wilmar. Sebagai tambahan apabila rencana merger itu terealisasi maka pabrik biodiesel milik PGEO Group Sdn. Bhd.
dengan kapasitas 100.000 ton per tahun akan makin memperkuat bisnis biodiesel Wilmar.
Visi dan misi PT. Multimas Nabati Asahan
Visi. Visi Perusahaan PT. Multimas Nabati Asahan adalah menjadi perusahaan kelas dunia yang dinamis di bisnis agrikultur dan industri terkait dengan pertumbuhan yang dinamis dengan tetap mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar di dunia melalui kemitraan dan manajemen yang baik.
Misi. Misi Perusahaan PT. Multimas Nabati Asahan untuk mewujudkan visi perusahaan adalah dengan menjadi mitra bisnis yang unggul dan layak dipercaya bagi stakeholder.
Nilai-nilai inti
Nilai-nilai inti yang dipengang oleh perusahaan:
1. Professionalisme yang didasari rasa memiliki 2. Kerendahan hati yang didasari kesederhanaan 3. Integritas yang didasari kejujuran
4. Kerja keras yang didasari sinergi tim 5. Kepemimpinan yang berwawasan global Proses kerja PT Multimas Nabati Asahan
PT Multimas Nabati Asahan merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan minyak kelapa sawit yaitu terdiri dari beberapa unit yaitu penghilangan bau minyak sawit (refined deodorized palm oil), penghilangan bau dan pemucatan olein (refined bleached deodorized olein), destilasi asam lemak sawit (palm fatty acid destilate) dengan kualitas mutu yang sangat tinggi. Bagian produksi terdiri dari beberapa bagian yaitu palm kernel plant, crude palm oil, refinery dan consumer pack. Proses produksi secara garis besar dimulai dari perebusan, pembantingan, pengepresan, pemurnian minyak dan pemisahaan inti sawit.
Proses perebusan dilakukan dengan menggunakan Sterilizer yaitu bejana uap tekan untuk merebus tandan buah sawit dengan menggunakan uap. Pada tahap selanjutnya pembantingan yaitu bertujuan untuk melepaskan buah dari tandan (bunch). Proses tahapan selanjutnya pelumatan dan pengepresan. Pelumatan (digesting) bertujuan untuk melumatkan buah hingga hancur dan terpisah dari biji (nut), sedangkan pengepresan (pressing) bertujuan untuk menekan daging buah yang hancur hingga keluar minyak.
35
Minyak sawit dikirim ke crude palm oil untuk cek kandungan minyaknya kemudian dilanjutkan ke refinery untuk proses pemurnian dengan cara memisahkan kandungan air, memisahkan free fatty acid (FFA) dari CPO, memecahkan zat warna, serta menghilangkan bau, biji yang terpisah kemudian di olah pada palm kernel plant untuk memperoleh inti sawit. Pada palm kernel plant terdiri dari beberapa bagian yaitu: operasional mesin press pekerja bertugas menjalankan mesin press, mengoreksi cake mesin, serta merecord kecepatan mesin. Stock kontrol yaitu mengendalikan persediaan (inventory control) berarti menjaga biaya keseluruhan yang terkait persediaan dengan memiliki persediaan sedikit mungkin tanpa menimbulkan masalah.
Niagara filter yaitu proses penyaringan minyak kotor menjadi bersih atau menjernihkan. Maintainaince yaitu proses yang bertugas memperbaiki dan merawat mesin dan fabrikasi. Palm kernel plant merupakan tempat pengolahan minyak inti atau biji sawit serta produk makanan ternak. Proses pengolahan biji inti sawit menghasilkan minyak inti sawit dan limbahnya menjadi olahan untuk produk makanan ternak.
Distribusi karakteristik pekerja bagian produksi PT MNA Tahun 2018 Umur pekerja. Distribusi umur berdasarkan nilai mean yang didapatkan
yaitu 42 sehingga menjadi ≥ 42 tahun dan < 42 tahun, maka distribusi umur pekerja di PT Multimas Nabati Asahan pada bagian produksi PK Plant dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1
Distribusi Umur Pekerja Bagian Produksi PT MNA Tahun 2018
Umur (Tahun) N (orang) %
≥42 28 56 %
<42 22 44%
Total 50 100%
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pekerja di bagian produksi PT Multimas Nabati Asahan paling banyak yang berumur ≥ 42 tahun yaitu sebanyak 28 orang (56%).
Pendidikan pekerja. Distribusi pendidikan pekerja pada pekerja bagian
produksi PT Multimas Nabati Asahan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2
Distribusi Pendidikan Pekerja Bagian Produksi PT MNA Tahun 2018
Pendidikan N (Orang) %
SMP (Sederajat) 1 2%
SMA (Sederajat) 45 90%
Sarjana (S1) 4 8%
Total 50 100%
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pekerja di bagian produksi PT Multimas Nabati Asahan paling banyak yang berpendidikan SMA (Sederajat) yaitu sebanyak 45 orang (90%)
Masa kerja pekerja. Distribusi massa kerja pekerja berdasarkan nilai mean
yang didapatkan yaitu 15 sehingga menjadi ≥ 15 tahun dan < 15 tahun, maka distribusi masa kerja pekerja di PT Multimas Nabati Asahan pada bagian produksi PK Plant dapat dilihat pada tabel berikut :
37
Tabel 3
Distribusi Masa Kerja Pekerja Bagian Produksi PT MNA Tahun 2018
Masa kerja (Tahun) N (orang) %
≥15 28 56%
<15 22 44%
Total 50 100%
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pekerja bagian produksi PT Multimas Nabati Asahan paling banyak memiliki masa kerja ≥ 15 tahun yaitu sebanyak 28 orang (56%).
Distribusi faktor internal pekerja bagian produksi PT MNA Tahun 2018 Pengetahuan pekerja. Distribusi pengetahuan pekerja pada pekerja bagian
produksi PT Multimas Nabati Asahan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4
Distribusi Pengetahuan Pekerja Bagian Produksi PT MNA Tahun 2018
Pengetahuan N (orang) %
Tahu 43 86%
Tidak tahu 7 14%
Total 50 100%
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pekerja bagian produksi PT Multimas Nabati Asahan paling banyak memiliki pengetahuan baik yaitu
sebanyak 43 orang (86%).
Sikap pekerja. Distribusi sikap pekerja pada bagian produksi PT Multimas
Nabati Asahan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5
Distribusi Sikap Pekerja Bagian Produksi PT MNA Tahun 2018
Sikap N (orang) %
Baik 38 76%
Kurang 12 24%
Total 50 100%
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pekerja bagian produksi PT Multimas Nabati Asahan paling banyak memiliki sikap baik yaitu sebanyak 38 orang (76%).
Distribusi Faktor Eksternal pekerja bagian produksi PT MNA Tahun 2018
Pengawasan. Distribusi pengawasan pada pekerja bagian produksi PT Multimas Nabati Asahan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6
Distribusi Pengawasan Pekerja Pada Bagian Produksi PT MNA Tahun 2018
Pengawasan N (orang) %
Ada 29 58%
Tidak ada 21 42%
Total 50 100%
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pekerja bagian produksi PT Multimas Nabati Asahan paling banyak memiliki pengawasan ada yaitu
sebanyak 29 orang (58%).
Pelatihan. Distribusi pelatihan pada pekerja bagian produksi PT Multimas
Nabati Asahan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 7
Distribusi Pelatihan Pekerja Pada Bagian Produksi PT MNA Tahun 2018
Pelatihan N (orang) %
Ada 10 20%
Tidak ada 40 80%
Total 50 100%
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pekerja bagian produksi PT Multimas Nabati Asahan paling banyak pelatihan Tidak ada yaitu sebanyak 40
orang (80%).
39
Peraturan. Distribusi peraturan pada pekerja bagian produksi PT Multimas
Nabati Asahan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8
Distribusi Peraturan Pekerja Pada Bagian Produksi PT MNA Tahun 2018
Peraturan N (orang) %
Ada 11 22%
Tidak ada 39 78%
Total 50 100%
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pekerja bagian produksi PT Multimas Nabati Asahan paling banyak peraturan tidak ada yaitu sebanyak 39
orang (70%).
Tindakan tidak aman. Distribusi tindakan tidak aman pada pekerja bagian
produksi PT Multimas Nabati Asahan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 9
Hubungan Faktor Internal dengan Tindakan Tidak Aman Hubungan pengetahuan dengan tindakan tidak aman pada pekerja bagian produksi PT Multimas Nabati Asahan Tahun 2018
Distribusi tenaga kerja berdasarkan pengetahuan dengan tindakan tidak aman pada pekerja bagian produksi PT Multimas Nabati Asahan tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel 10 berikut.
Tabel 10
Distribusi Hubungan Pengetahuan Dengan Tindakan Tidak Aman Pada Pekerja bagian Produksi PT Multimas Nabati Asahan Tahun 2018
No Pengetahuan aman pada pekerja produksi PT MNA Tahun 2018 dapat dilihat bahwa dengan uji chi-square pada taraf kepercayaan 95% ternyata variabel pengetahuan tidak ada hubungan dengan variabel tindakan tidak aman dimana nilai p-value sebesar 1.000 > α = 0.05 artinya tidak ada hubungan pengetahuan dengan tindakan tidak aman.
Hubungan sikap dengan tindakan tidak aman pada pekerja bagian produksi PT Multimas Nabati Asahan tahun 2018
Distribusi tenaga kerja berdasarkan sikap dengan tindakan tidak aman pada pekerja bagian produksi PT Multimas Nabati Asahan tahun 2018 dapat dilihat pada tabel 11 berikut.
Tabel 11
Distribusi Hubungan Sikap Dengan Tindakan Tidak Aman Pada Pekerja bagian Produksi PT Multimas Nabati Asahan Tahun 2018
No Sikap
41
Dari tabel diatas dapat dilihat tenaga kerja dengan sikap baik yang tindakan tidak aman ada yaitu sebanyak 23 orang (60.9%) dan yang tindakan tidak aman tidak ada sebanyak 15 orang (39.5%). Tenaga kerja dengan sikap kurang yang tindakan tidak aman ada yaitu sebanyak 12 orang (100%) dan yang tindakan tidak aman tidak ada sebanyak 0 orang (0%). Nilai p = 0,010 (p < 0,05), hal ini menunjukkan ada hubungan signifikan sikap dengan tindakan tidak aman.
Semakin kecil nilai p < 0,05 maka semakin besar hubungannya. Berdasarkan dari nilai p = 0,010 maka hubungan sikap dengan tindakan tidak aman semakin besar.
Hubungan Faktor Eksternal Dengan Tindakan Tidak Aman Hubungan pengawasan dengan tindakan tidak aman pada pekerja bagian produksi PT Multimas Nabati Asahan tahun 2018
Distribusi tenaga kerja berdasarkan pengawasan dengan tindakan tidak aman pada pekerja bagian produksi PT Multimas Nabati Asahan tahun 2018 dapat dilihat pada tabel 12 berikut.
Tabel 12
Distribusi Hubungan Pengawasan Dengan Tindakan Tidak Aman Pada Pekerja bagian Produksi PT Multimas Nabati Asahan Tahun 2018
No Pengawasan Dari tabel diatas dapat dilihat tenaga kerja dengan pengawasan ada dengan tindakan tidak aman ada yaitu sebanyak 21 orang (72.4%) dan yang tindakan tidak aman tidak ada sebanyak 8 orang (27.6%). Tenaga kerja dengan pengawasan tidak ada dengan tindakan tidak aman ada yaitu sebanyak 14 orang (66.7%) dan yang tindakan tidak aman tidak ada sebanyak 7 orang (33.3%). Berdasarkan nilai p=0,759 (p>0,05), hal ini menunjukkan tidak ada hubungan signifikan pengawasan dengan tindakan tidak aman.
Hubungan pelatihan dengan tindakan tidak aman pada pekerja bagian produksi PT Multimas Nabati Asahan Tahun 2018
Distribusi tenaga kerja berdasarkan pelatihan dengan tindakan tidak aman pada pekerja bagian produksi PT Multimas Nabati Asahan tahun 2018 dapat dilihat pada tabel 13 berikut.
Tabel 13
Distribusi Hubungan Pelatihan Dengan Tindakan Tidak Aman Pada Pekerja bagian Produksi PT Multimas Nabati Asahan Tahun 2018
No Pelatihan aman tida ada sebanyak 8 orang (80%). Tenaga kerja dengan pelatihan Tidak ada dengan tindakan tidak aman ada yaitu sebanyak 33 orang (82.5%) dan yang
tindakan tidak aman tidak ada sebanyak 7 orang (17.5%). Berdasarkan nilai p = 0,000 (p < 0,05), hal ini menunjukkan ada hubungan signifikan pelatihan
dengan tindakan tidak aman.
Hubungan peraturan dengan tindakan tidak aman pada pekerja bagian produksi PT Multimas Nabati Asahan Tahun 2018
Distribusi tenaga kerja berdasarkan peraturan dengan tindakan tidak aman pada pekerja bagian produksi PT Multimas Nabati Asahan tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel 14 berikut.
43
Tabel 14
Distribusi Hubungan Peraturan Dengan Tindakan Tidak Aman Pada Pekerja bagian Produksi PT Multimas Nabati Asahan Tahun 2018
No Peraturan yang tindakan tidak aman tidak ada sebanyak 14 orang (35.9%). Berdasarkan nilai p=0,139 (p>0,05), hal ini menunjukkan tidak ada hubungan signifikan peraturan dengan tindakan tidak aman.
Hubungan Faktor Internal Pengetahuan Dan Sikap Dengan Tindakan Tidak Aman pada Pekerja Bagian Produksi PT Multimas Nabati Asahan Tahun 2018
Tabel 15
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Tindakan Tidak Aman pada Pekerja Bagian Produksi PT Multimas Nabati Asahan Tahun 2018
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pengetahuan tidak berhubungan tindakan tidak aman pada pekerja bagian produksi PT Multimas Nabati Asahan.
No Variabel p value Keterangan
Hubungan Faktor Eksternal Pengawasan, Pelatihan dan Peraturan dengan Tindakan Tidak Aman Pada Pekerja Bagian Produksi PT Multimas Nabati Asahan Tahun 2018
Tabel 16
Hubungan Pengawasan, Pelatihan dan Peraturan dengan Tindakan Tidak Aman pada Pekerja Bagian Produksi PT Multimas Nabati Asahan Tahun 2018
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pengawasan dan peraturan tidak berhubungan dengan tindakan tidak aman. Variabel yang berhubungan dengan tindakan tidak aman pada pekerja bagian produksi PT Multimas Nabati Asahan yaitu pelatihan.
Variabel p value Keterangan
Pengawasan Pelatihan Peraturan
0,759 0,000 0,139
Tidak berhubungan Berhubungan Tidak berhubungan
45
Pembahasan
Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan Tidak Aman pada Pekerja bagian Produksi PT Multimas Nabati Asahan Tahun 2018
Pengetahuan segala sesuatu yang diketahui pekerja tentang keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja. Pengetahuan yang kurang akan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lingkungan kerja menyebabkan seseorang sulit untuk mengetahui potensi bahaya yang ada di sekitarnya sehingga sulit untuk menentukan tindakan dalam mengendalikan potensi bahaya tersebut. Seseorang akan menjadi kurang waspada terhadap risiko yang dapat timbul dari perilakunya selama bekerja.
Berdasarkan Tabel 10 menunjukkan hasil analisis bivariat bahwa tidak adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan tindakan tidak aman. Hal ini ditunjukkan dengan nilai p = 1.00 (p > 0,05). Semakin kecil nilai p < 0,05 maka semakin besar hubungannnya. Berdasarkan dari nilai p = 1.00 maka hubungan pengetahuan dengan tindakan tidak aman semakin kecil.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan tidak adanya hubungan antara pengetahuan dengan tindakan tidak aman disebabkan oleh tenaga kerja kurang mengetahui, kurangnya pemahaman, aplikasi yang rendah, analisis yang terburu-buru serta evaluasi yang minim (Notoadmodjo, 2007).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Simbolon (2017) berdasarkan uji chi square yang dilakukan, diperoleh nilai ρ = 0,268 (p > 0,05) hal ini menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku tidak aman.
Hubungan Sikap dengan Tindakan Tidak Aman pada Pekerja Bagian Produksi PT Multimas Nabati Asahan Tahun 2018
Menurut Notoadmodjo (2003), sikap adalah respon yang tidak teramati secara langsung yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek.
Sikap lebih mengacu pada kesiapan dan kesediaan untuk bertindak, dan bukan pelaksana motif tertentu.
Berdasarkan Tabel 11 menunjukkan hasil analisis bivariat bahwa adanya hubungan yang signifikan antara sikap dengan tindakan tidak aman. Hal ini ditunjukkan dengan nilai p = 0,010 (p < 0,05). Semakin kecil nilai p < 0,05 maka semakin besar hubungannnya. Berdasarkan dari nilai p = 0,010 maka hubungan sikap dengan tindakan tidak aman semakin besar.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan adanya hubungan sikap dengan tindakan tidak aman disebabkan oleh tenaga kerja yang bekerja dengan sikap pekerja sendiri sengaja melalaikan keamanan kerja baik disadari maupun tanpa disadari pekerja dan bekerja dengan cepat agar sesuai target pekerjaan.
Hasil penelitian ini berlawanan dari penelitian Simbolon (2017) Berdasarkan uji chi square yang dilakukan, diperoleh nilai ρ = 0,10 (p > 0,05) hal ini menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan perilaku tidak aman.
Hal ini menunjukkan bahwa positif atau negatifnya sikap tidak selalu memberikan perubahan terhadap perilaku karena sebagaimana yang dikemukakan oleh Notoadmodjo (2003), dimana suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan terbuka (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Selain itu, diperlukan juga faktor dukungan dari pihak lain.
47
Hubungan Pengawasan dengan Tindakan Tidak Aman Pada Pekerja Bagian Produksi PT Multimas Nabati Asahan Tahun 2018
Menurut Lowie (1995) dalam Pratiwi (2009), Pengawasan merupakan cara untuk mendorong semangat seseorang untuk melaksanakan tugas dalam artian luas. Maksud dari pengawasan adalah lapisan pengawas dalam organisasi manajemen atau kepala dari organisasi yang ada di lapis bawah.
Berdasarkan Tabel 12 menunjukkan hasil analisis bivariat bahwa tidak adanya hubungan yang signifikan antara pengawasan dengan tindakan tidak aman.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai p = 0,759 (p > 0,05). Semakin kecil nilai p < 0,05 maka semakin besar hubungannnya. Berdasarkan dari nilai p = 0,759 maka hubungan pengawasan dengan tindakan tidak aman semakin kecil.
Bird dan Germain dalam Halimah (2010) mengungkapkan bahwa peran seorang pengawas sangat penting dan harus dapat mamanfaatkan waktu dengan baik dalam berbicara untuk memberitahukan ataupun memberikan teguran terhadap pekerja yang melakukan tindakan tidak aman dan memberikan pujian pada pekerja yang mengikuti prosedur kerja ditempat kerja. Kontak secara personal harus dilakukan sesering mungkin untuk mempengaruhi sikap pekerja, pengetahuan dan keterampilan.
Penelitian ini tidak sejalan dengan Simbolon (2017) dimana ada hubungan yang signifikan dengan tindakan tidak aman Berdasarkan uji chi square yang dilakukan, diperoleh nilai ρ = 0,01 (p < 0,05) maka hubungan pengawasan dengan tindakan tidak aman semakin besar.
Hubungan Pelatihan Dengan Tindakan Tidak Aman Pada Pekerja Bagian Produksi PT Multimas Nabati Asahan Tahun 2018
Pelatihan merupakan suatu program yang diharapkan dapat memberikan rangsangan/ stimulus kepada seseorang untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam pekerjaan dan memperoleh pengetahuan umum dan pemahaman terhadap keseluruhan lingkungan kerja atau organisasi (Sofyandi, 2008).
Berdasarkan Tabel 13 menunjukkan hasil analisis bivariat bahwa tidak adanya hubungan yang signifikan antara pelatihan dengan tindakan tidak aman.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai p = 0,000 (p < 0,05). Semakin kecil nilai p < 0,05 maka semakin besar hubungannnya. Berdasarkan dari nilai p = 0,000 maka hubungan pelatihan dengan tindakan tidak aman semakin besar.
Pelatihan diarahkan kepada teknik penggunaan alat keselamatan dan kesehatan kerja dan beberapa prosedur kerja yang harus dilaksanakan oleh setiap pekerja guna mencegah terjadinya gangguan atau kecelakaan kerja. Kegiatan pelatihan diprioritaskan kepada pekerja baru dan dapat dilakukan dengan program penyegaran dikemukakan oleh Irawati dalam Simbolon (2017). Penelitian ini berbeda dengan Bancin (2017) menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antara pelatihan K3 dengan tindakan tidak aman (unsafe action).
Hubungan Peraturan dengan Tindakan Tidak Aman pada Pekerja Bagian Produksi PT Multimas Nabati Asahan Tahun 2018
Peraturan merupakan dokumen tertulis yang mendokumentasikan standar, norma dan kebijakan untuk perilaku yang diharapkan yang dikemukakan Geller dalam Halimah (2010). Menurut Notoatmodjo (2007) salah satu strategi perubahan perilaku adalah dengan menggunakan kekuatan atau kekuasaan dalam hal ini
49
perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran atau masyarakat sehingga ia mau melakukan (berperilaku) seperti yang diharapkan. Cara ini dapat ditempuh misalnya dengan adanya peraturan-peraturan atau perundang-undangan yang harus dipatuhi oleh anggota masyarakat. Cara ini akan menghasilkan perilaku yang cepat, akan tetapi perubahan tersebut belum tentu akan berlangsung lama karena perubahan perilaku yang terjadi tidak atau belum didasari kesadaran sendiri.
Berdasarkan Tabel 14 menunjukkan hasil analisis bivariat bahwa tidak adanya hubungan yang signifikan antara peraturan dengan tindakan tidak aman.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai p = 0,139 (p > 0,05). Semakin kecil nilai p < 0,05 maka semakin besar hubungannnya. Berdasarkan dari nilai p = 0,139 maka hubungan peraturan dengan tindakan tidak aman semakin kecil.
Penelitian ini sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2003) yang menyebutkan bahwa salah satu strategi perubahan perilaku adalah dengan menggunakan kekuatan dan kekuasaaan misalnya perturan-perturan dan perundang-undangan yang harus dipatuhi oleh anggota masyarakat. Meskipun dengan menggunakan kekuasaan atau kekuatan berupa peraturan dan undang-undang yang harus dipatuhi dapat menghasilkan perubahan perilaku yang cepat, akan tetapi perubahan tersebut belum tentu akan berlangsung lama karena perubahan perilaku yang terjadi tidak atau belum didasari kesadaran sendiri (Notoatmodjo 2003). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Maaniya (2005) yaitu tidak ditemukannya hubungan peraturan dengan tindakan tidak aman.
Keterbatasan penelitian
Berdasarkan pengalaman langsung peneliti penelitian ini ada beberapa keterbatasan yang dialami dan dapat beberapa factor untuk diperhatikan bagi peneleti yang akan datang dalam menyempurnakan penelitian ini sendiri memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki dalam penelitian tersebut antara lain:
1. Jumlah responden yang hanya 50 orang, tentunya kurang untuk menggambarkan situasi keaadan ditempat penelitian sesungguhnya.
2. Objek penelitian hanya pada pekerja bidang produksi sehingga tidak keseluruhan dari perusahaan.
2. Objek penelitian hanya pada pekerja bidang produksi sehingga tidak keseluruhan dari perusahaan.