• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

5.5. Tindakan

Berdasarkan hasil dari wawancara dengan seluruh responden mereka menyatakan sudah pernah menggunakan alat kontrasepsi yaitu kondom. Akan tetapi dari 75 responden hanya 4 orang yang menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi disaat akan melakukan hubungan suami istri sampai saat ini, dan selanjutnya keempat informan tersebut akan diwawancarai secara mendalam tentang tindakan dalam penggunaan dari alat kontrasepsi tersebut. Dan dari 71 orang yang tidak menggunakan alat kontrasepsi juga akan diambil 4 orang informan untuk mengetahui alasan mereka tidak menggunakan alat kontrasepsi. Dan begitu juga dengan istri responden sebanyak 71 orang sudah menggunakan alat kontrasepsi dan hanya 4 orang istri responden tidak menggunakan alat kontrasepsi.

5.5.1 Karateristik informan

Dari 75 responden hanya empat orang yang menggunakan alat kontrasepsi yaitu kondom, dan keempat responden tersebut akan diwawancarai secara mendalam untuk mengetahui tindakan mereka terhadap penggunaan alat kontrasepsi. Dan dari 71 orang responden yang tidak menggunakan alat kontrasepsi akan diambil empat orang informan untuk diwawancarai secara mendalam untuk mengetahui alasan mereka tidak mau menggunakan alat kontrasepsi. Umur seluruh informan berada antara umur 39-42 tahun dan untuk umur istri informan berada pada umur 35-38 tahun. Sebanyak tujuh orang informan bersuku Batak Karo dan seorang informan bersuku Jawa. Dan untuk tingkat pendidikan sebagian besar informan hanya tamat

Henyria Barus : Perilaku Pria Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2009, 2010.

SLTA, dan untuk pekerjaan sebagian informan bekerja sebagai wiraswasta dan sebagian besar informan sudah memiliki jumlah anak empat orang dan hanya satu orang informan yang masih memiliki anak dengan jenis kelamin perempuan saja.

Dan untuk tingkat pengetahuan dari informan sebanyak lima orang informan berada pada kategori sedang, dan untuk sikap sebanyak enam orang informan berada pada kategori baik.

5.5.2. Tindakan informan terhadap penggunaan alat kontrasepsi dan alasan memilih alat/metode kontrasepsi tersebut.

Fakta memperlihatkan bahwa sebagian alat/metode kontrasepsi pada wanita terkadang menimbulkan efek kurang baik pada kesehatan sebagian wanita. Rasa sakit karena menstruasi yang tidak teratur, resiko penyakit pada alat reproduksi, berat badan yang meningkat, pendarahan, sakit kepala adalah gejala-gejala yang sering dikeluhkan oleh sebagian wanita. Hal ini akan semakin menambah beban wanita karena setelah hamil, melahirkan anak, merawat seluruh anggota keluarga dan kadang harus bekerja wanita juga masih harus menggunakan alat kontrasepsi. Dengan beban yang demikian banyak sehingga sejumlah wanita memilih untuk tidak menggunakan alat kontrasepsi, oleh sebab itu partisipasi pria dalam ikut menggunakan KB juga akan sangat mendukung kesehatan reproduksi dari istri ( Abdi, Z, 2008).

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa seluruh informan menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi bukan karena inisiatif atau karena keinginan sendiri, akan tetapi karena keadaan istri yang tidak memungkinkan untuk menggunakan alat kontrasepsi sehingga mereka harus menggunakan alat kontrasepsi.

Henyria Barus : Perilaku Pria Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2009, 2010.

Dari hasil wawancara mendalam, dapat diketahui bahwa sebagian informan menggunakan alat kontrasepsi karena pasangan/istri mereka tidak bisa menggunakan alat kontrasepsi dengan alasan kesehatan yang tidak memungkinkan untuk menggunakan alat kontrasepsi. Seperti yang diungkapkan oleh seorang informan.

“ya.... saya menggunakan alat kontrasepsi karena istri saya tidak bisa menggunakan alat kontrasepsi, karena kalau dia menggunakan alat kontrasepsi dia merasa ga enak badan dan sering mengeluh kepalanya sakit... sehingga mau ga mau sayalah yang harus pake kondom”

Dan alasan informan lain menggunakan alat kontrasepsi adalah karena istri masih menyusui dan belum mau menggunakan alat kontrasepsi, sehingga informan tersebut yang harus menggunakan kondom. Seperti yang dijelaskan oleh seorang informan berikut ini:

“ya.... saya menggunakan kondom karena kami masih memiliki anak bayi yang baru berumur 3 bulan jadi istri saya masih menyusui jadi dia belum mau menggunakan alat kontrasepsi”.

Bila kondisi kesehatan istri tidak memungkinkan untuk menggunakan alat/metode kontrasepsi atau karena alasan lain, maka sudah tanggung jawab suamilah untuk mengambil peran aktif sebagai peserta KB, karena biasanya wanita berumur 35 tahun keatas kesehatannya terkadang sudah mulai menurun dan juga untuk ibu yang masih menyusui tidak dianjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi terlebih dahulu karena takut akan mempengaruhi produksi ASI dari si ibu (BKKBN, 2008).

Henyria Barus : Perilaku Pria Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2009, 2010.

5.5.3 Tindakan informan terhadap jenis alat/metode kontrasepsi yang

digunakan.

Sebagian besar pria lebih memilih kondom sebagai alat kontrasepsi karena memiliki keuntungan yaitu mudah didapatkan, aman, tidak mempengaruhi produksi ASI dan harga yang terjangkau (Depkes RI, 2003).

Hal ini sesuai dengan pernyataan dari seluruh informan yang memilih kondom sebagai alat kontrasepsi mereka. Seperti pernyataan seorang informan berikut ini:

“kondom... karena lebih aman dan dapat mencegah terjadinya kehamilan pada istri saya”.

Dan ada juga informan yang memilih kondom karena keuntungan kondom yang tidak harus selalu digunakan atau tidak permanent seperti halnya metode operasi/vasektomi. Seperti yang diungkapkan oleh seorang informan berikut ini :

“saya memilih kondom...karena kondom dapat tidak digunakan apabila tidak dibutuhkan kalau operasi kan selamanya jadi saya lebih suka pakai kondom”

5.5.4. Tindakan informan terhadap lama waktu menggunakan alat kontrasepsi

Dari hasil wawancara mendalam dapat diketahui bahwa tiga orang informan sudah menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi selama 3 tahun, karena istri yang tidak bisa menggunakan alat kontrasepsi karena alasan kesehatan yang tidak memungkinkan istri untuk menggunakan alat kontrasepsi. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu informan berikut ini.

“saya sudah menggunakan kondom selama 3 tahun karena istri saya tidak bisa menggunakan alat kontrasepsi sehingga selama 3 tahun istri saya tidak

Henyria Barus : Perilaku Pria Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2009, 2010.

menggunakan alat kontrasepsi apa-apa sehingga saya yang harus menggunakan kondom”

Akan tetapi seorang informan menjelaskan bahwa alasan menggunakan kondom karena masih memiliki bayi yang berumur 3 bulan sehingga istrinya tidak mau menggunakan alat kontrasepsi karena takut akan mempengaruhi kesehatan bayi dan produksi ASI dari istri. Seperti pernyataan dari informan dibawah ini:

“sudah 2 bulan karena kami masih punya bayi jadi istri saya belum mau menggunakan alat kontrasepsi karena istri saya takut apabila dia menggunakan alat kontrasepsi akan mempengaruhi kesehatan bayi dan produksi ASI”.

Dan seorang informan sudah menggunakan kondom selama 1 tahun karena istri yang tidak disiplin dalam menggunakan pil KB dan istri yang tidak mau menggunakan metode suntikan karena takut akan efek samping dari obat suntikan tersebut. Seperti pernyataan yang diutarakan oleh seorang informan dibawah ini :

“sudah 1 tahun saya menggunakan alat kontrasepsi karena istri saya yang tidak disiplin dalam menggunakan pil KB dan dia tidak mau melakukan suntikan KB karena takut terhadap efek samping dari obat suntikan tersebut”.

5.5.5. Tindakan informan terhadap atas orang yang menganjurkan dalam

menggunakan alat kontrasepsi.

Untuk menggunakan sebuah alat/metode kontrasepsi seorang suami biasanya jarang sekali menggunakan karena kemauan diri sendiri, akan tetapi karena atas anjuran orang lain seperti istri atau petugas kesehatan (BKKBN Pusat, 2007). Seperti yang dijelaskan oleh seorang informan.

Henyria Barus : Perilaku Pria Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2009, 2010.

Akan tetapi ada juga seorang informan yang dianjurkan oleh seorang petugas kesehatan.

“petugas kesehatan yang menganjurkan istri saya agar tidak menggunakan alat kontrasepsi dulu, sehingga istri saya dan juga petugas kesehatan yang menganjurkan saya untuk menggunakan kondom”.

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa seluruh informan menggunakan kondom karena anjuran dari istri dan dari petugas kesehatan, oleh sebab itu komunikasi antar pasangan tentang kontrasepsi dan kesehatan reproduksi harus lebih ditingkatkan sehingga partisipasi pria/suami dalam penggunaan alat kontrasepsi dapat lebih ditingkatkan (Dep.Kes.RI, 2003).

5.5.6. Tindakan informan terhadap adanya perasaan lain saat menggunakan alat kontrasepsi.

Kekurangan dari menggunakan kondom sebagai salah satu alat kontrasepsi adalah tidak nyaman di saat melakukan hubungan seksual, mengurangi tingkat kepuasan karena sentuhan yang tidak langsung, dan juga terkadang repot dalam penggunaan (Depkes, RI 2003). Dan hal ini seluruh informan memang merasa ada perasaan yang tidak nyaman disaat melakukan hubungan suami istri.

Hal ini senada dengan yang dijelaskan oleh seorang informan:

“pernah ... bahkan setiap saat saya menggunakan kondom saya merasa sangat tidak nyaman dan risih juga mengurangi kepuasan disaat melakukan hubungan suami istri”.

Ada juga informan yang menyatakan selain tidak nyaman juga merasa repot dalam penggunaannya.

Henyria Barus : Perilaku Pria Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2009, 2010.

“pernah.... saya merasa tidak nyaman dan juga repot didalam penggunaannya.”

5.5.7. Tindakan informan terhadap tempat mendapatkan alat kontrasepsi.

Salah satu keuntungan menggunakan kondom adalah mudah didapatkan dengan mudah yaitu terdapat di apotik, dan juga di supermarket (DepKes, RI 2003). Hal ini senada dengan yang diucapkan oleh seorang informan:

“di apotik karena lebih banyak pilihan”.

Akan tetapi ada juga informan yang mendapatkan kondom selain dari apotik juga dari puskesmas. Berdasarkan keterangan dari bidan desa Barus Jahe sebulan sekali petugas dari Badan Kependudukan, Catatan Sipil, KB dan Keluarga Sejahtera datang ke Puskesmas memberikan obat-obat KB atau alat-alat kontrasepsi yang dibutuhkan dan kondom merupakan salah satu jenis alat kontrasepsi yang diberikan. Hal ini senada dengan yang diutarakan oleh seorang informan :

“di puskesmas diberikan oleh petugas kesehatan tapi di apotik juga karena di apotik lebih banyak pilihan”.

5.5.8. Tindakan terhadap keinginan untuk menambah jumkah anak kembali

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa seluruh informan sudah tidak ingin menambah jumlah anak kembali karena mereka merasa jumlah anak yang mereka miliki sudah cukup dan sudah ideal karena sudah memiliki empat orang anak dan sudah ada anak laki-laki dan perempuan. Seperti yang diungkapkan oleh seorang informan dibawah ini :

Henyria Barus : Perilaku Pria Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2009, 2010.

“tidak... karena kami merasa jumlah anak kami sudah cukup dan sudah ideal karena sudah ada anak laki-laki dan perempuan. Jadi kami merasa tidak perlu lagi menambah jumlah anak.”

Dari 71 orang responden yang tidak menggunakan alat/metode kontrasepsi diambil empat orang informan untuk diwawancarai.

5.5.9. Tindakan terhadap pernah atau tidak menggunakan alat kontrasepsi dan jenis alat/metode kontrasepsi yang pernah digunakan.

Dari hasil penelitian dapat diketahui seluruh informan sudah pernah menggunakan alat kontrasepsi yaitu kondom. Mereka menggunakan kondom karena istri yang belum mau menggunakan alat kontrasepsi pada saat itu karena alasan kesehatan istri yang belum memungkinkan untuk menggunakan alat kontrasepsi. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh seluruh informan :

“saya sudah pernah menggunakan alat kontrasepsi dan jenis alat kontrasepsi yang saya gunakan adalah kondom, saya menggunakan kondom dulu karena istri saya belum mau menggunakan alat kontrasepsi”

Dan ada juga informan yang mau menggunakan alat kontrasepsi karena alasan istri yang baru melahirkan sehingga informan lah yang harus menggunakan alat kontrasepsi pada saat itu. Seperti yang diungkapkan oleh informan dibawah ini :

“saya sudah pernah menggunakan kondom, dan waktu itu saya menggunakan kondom karena istri saya baru melahirkan sehingga saya yang harus menggunakan kondom karena dia belum mau menggunakan alat kontrasepsi.

Henyria Barus : Perilaku Pria Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2009, 2010.

5.5.10.Tindakan terhadap adanya perasaan lain yang dirasakan sewaktu dulu menggunakan alat kontrasepsi.

Dari hasil wawancara dengan seluruh informan dapat diketahui bahwa seluruh informan merasa sangat tidak nyaman atau risih disaat akan melakukan hubungan suami istri. Seperti yang diungkapkan oleh seorang informan dibawah ini “

“saya merasa sangat risih dan merasa sangat tidak nyaman menggunakan kondom disaat akan melakukan hubungan suami istri”

Akan tetapi ada juga informan yang merasa menggunakan kondom merasa akan mengurangi tingkat kepuasan dalam berhubungan suami istri karena sentuhan yang tidak langsung. Seperti yang diungkapkan oleh seorang informan :

“dengan menggunakan kondom akan mengurangi kepuasan dalam berhungan suami istri”

5.5.11.Tindakan informan terhadap alasan tidak lagi menggunakan alat

kontrasepsi .

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa alasan dari informan tidak lagi menggunakan alat kontrasepsi karena selain merasa sangat tidak nyaman juga karena alasan istri yang sudah menggunakan alat kontrasepsi sehingga mereka merasa tidak perlu lagi untuk menggunakan alat kontrasepsi. Seperti yang diungkapkan oleh seorang informan dibawah ini :

“saya tidak lagi menggunakan alat kontrasepsi karena istri saya sudah menggunakan alat kontrasepsi, jadi menurut saya buat apa lagi saya harus menggunakan alat kontrasepsi.”

Akan tetapi ada juga informan yang tidak mau lagi menggunakan alat kontrasepsi karena mereka merasa untuk menggunakan alat kontrasepsi adalah tugas

Henyria Barus : Perilaku Pria Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2009, 2010.

dari istri dan bukan tugas dari suami, seperti yang diungkapkan oleh seorang informan dibawah ini.

“saya tidak mau lagi menggunakan alat kontrasepsi karena saya merasa untuk menggunakan alat kontrasepsi itu adalah urusan istri bukan urusan suami”

5.5.12.Tindakan terhadap menambah jumlah anak

Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar dari informan sudah tidak ingin menambah jumlah anak karena merasa jumlah anak yang mereka miliki sudah cukup dan sudah ideal karena mereka sudah memiliki anak laki-laki dan perempuan seperti yang diungkapkan oleh seorang informan :

“saya sudah tidak mau menambah jumlah anak karena menurut saya jumlah anak kami sudah cukup yaitu empat orang dan sudah ada anak laki-laki dan sudah ada anak perempuan”

Akan tetapi ada seorang informan yang masih ingin menambah jumlah anak mereka, seperti yang diungkapkan oleh seorang informan :

“saya masih ingin menambah jumlah anak karena kami masih memiliki tiga orang anak dan semuanya berjenis kelamin perempuan, dan kami sangat mengharapkan untuk mendapatkan anak laki-laki”

Dari hasil penelitian diatas peneliti berasumsi bahwa nilai-nilai budaya yang masih melekat erat pada seluruh informan sehingga mempengaruhi jumlah anak dari seluruh informan, dimana mereka sangat mengharapkan untuk memiliki anak dengan jenis kelamin perempuan dan laki-laki sehingga kepercayaan seperti ini cenderung membuat sebuah keluarga memiliki jumlah anak yang lebih dari dua.

Henyria Barus : Perilaku Pria Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2009, 2010.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Henyria Barus : Perilaku Pria Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2009, 2010.

1. Dari 75 orang responden hanya 4 orang (5,33 %) responden yang menggunakan alat kontrasepsi dan diambil sebagai informan.

2. Keempat informan menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi.

3. 71 orang (94,67 %) responden tidak menggunakan alat/metode kontrasepsi apapun akan tetapi istri mereka yang menggunakan alat kontrasepsi.

4. Dari 71 orang (94,67 %) responden yang tidak menggunakan alat kontrasepsi diambi 4 orang sebagai informan.

5. Keempat informan yang menggunakan alat kontrasepsi, sudah menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi selama 1-3 tahun.

6. Keempat informan memilih kondom sebagai alat kontrasepsi karena mereka merasa lebih nyaman dan aman digunakan, dan tidak harus digunakan setiap saat atau tidak permanent seperti metode operasi pria/vasektomi.

7. Keempat informan menggunakan alat kontrasepsi karena keadaan kesehatan istri yang tidak memungkinkan untuk menggunakan alat kontrasepsi, dan dalam penggunaan kondom, istri dan petugas kesehatan yang menganjurkan mereka untuk menggunakan alat kontrasepsi.

8. Keempat informan yang tidak mau menggunakan alat kontrasepsi karena istri yang sudah menggunakan alat kontrasepsi sehingga mereka merasa tidak perlu menggunakan alat kontrasepsi dan ada juga informan yang merasa

Henyria Barus : Perilaku Pria Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2009, 2010.

bahwa didalam penggunaan alat kontrasepsi adalah urusan wanita dan bukan urusan pria karena istrilah yang mengandung dan melahirkan sehingga merekalah yang harus menggunakan alat kontrasepsi.

10. Tingkat pengetahuan responden terhadap penggunaan alat kontrasepsi pada pria di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe secara umum berada pada kategori kurang yaitu sebanyak 48 orang responden (64 %).

11. Sikap responden terhadap penggunaan alat kontrasepsi pada pria di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe sebagian besar berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 30 orang responden (40 %).

Henyria Barus : Perilaku Pria Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2009, 2010.

1. Untuk tenaga kesehatan Puskesmas Barus Jahe agar terus meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya pria mengenai keluarga berencana dan kontrasepsi pada pria, dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat baik secara door to door, penyuluhan setelah kebaktian di gereja dan juga pada musyawarah desa. Sehingga lebih meningkatkan pengetahuan dan juga kesadaran pria dalam ikut berpartisipasi dalam penggunaan alat kontrasepsi sehingga membantu istri dalam meringankan beban dalam penggunaan alat kontrasepsi.

2. Salah satu alasan pria tidak mau menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi karena perasaan risih dan tidak nyaman dalam berhubungan seksual. Oleh sebab itu perlu adanya peningkatan pengetahuan secara berkelanjutan oleh tenaga kesehatan atau petugas dari Badan Kependudukan, Catatan Sipil, KB dan Keluarga Sejahtera untuk memberikan penyuluhan mengenai metode operasi pria atau vasektomi dan keuntungannya, sehingga pria memiliki pilihan alat/metode kontrasepsi selain kondom. Dan dengan adanya pengetahuan yang cukup diharapkan masyarakat khususnya pria tidak takut untuk memilih vasektomi sebagai metode kontrasepsi dan tidak salah persepsi terhadap vasektomi tersebut.

Henyria Barus : Perilaku Pria Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2009, 2010.

3. Untuk Badan Kependudukan, Catatan sipil, KB dan Keluarga Sejahtera agar terus melaksanakan program KB untuk meningkatkan partisipasi pria dalam penggunaan alat kontrasepsi dan sedapat mungkin melaksanakan vasektomi massal, yang mana selama ini sering diadakan kontap massal khususnya kontap MOW/tubektomi pada wanita.

4. Untuk tokoh agama dan tokoh masyarakat yang ada di Desa Barus Jahe juga perlu memberikan himbauan kepada masyarakat untuk ikut mendukung program KB dengan hanya memiliki 2 orang anak yaitu anak laki-laki atau perempuan sama saja, mengingat masih banyak masyarakat di desa Barus Jahe yang merasa tidak lengkap apabila sebuah keluarga tidak memiliki anak laki-laki ataupun perempuan.

Henyria Barus : Perilaku Pria Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2009, 2010.

DAFTAR PUSTAKA

Abdi, Z, 2008. Keberhasilan KB Tanggung Jawab Bersama Diakses tanggal 11 Nopember 2008.

Anonim, Jumlah Penduduk Sumatera Utara.www.bainfokomsumut.go.id. Diakses tanggal 11 Nopember 2008.

Badan Kependudukan dan Catatan Sipil, KB dan Keluarga Sejahtera, 2008. Laporan

Pencapaian KB aktif Kabupaten Karo, Kaban Jahe.

BKKBN, 2008. Laporan Pencapaian KB Aktif Sumatera Utara, BKKBN, Sumatera Utara.

BKKBN, 2006. Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Pendidikan Keluarga

Berencana, Jakarta.

BKKBN Pusat, 2006, Pedoman Penggarapan Peningkatan Partisipasi Pria,Jakarta BKKBN Pusat, 2007, Pelaksanaan KIP/Konseling Kontrasepsi Pria, Jakarta. BKKBN Pusat, 2007,Upaya Peningkatan Peserta Kontrasepsi Mantap, Jakarta. BKKBN, 2006, Panduan Pelayanan Vasektomi Tanpa Pisau, Jakarta.

BKKBN Pusat, 2006, Kebijakan Nasional Penyediaan Alat dan Obat Kontrasepsi

Dalam Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi,

Jakarta.

Daulay, AS, 2004. Adat Batak Dalian Na Tolu, Tulus Jaya,Jakarta.

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI, 1981. Dasar-dasar Demografi, Jakarta DEPKES, UU RI No, 23, 1992 Tentang Kesehatan.

DINKES, Kab. Karo, 2008. Kita Tingkatkan Kesadaran dan Kepedulian

Masyarakat Berkeluarga Kecil, Sehat, Bahagia dan Sejahtera, Kaban

Jahe.

Henyria Barus : Perilaku Pria Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2009, 2010.

Emon, S, 2008. Perlukah Kontap Pria Digalakkan Kembali?. www.Posmetro Padang.Com. Diakses tanggal 11 Nopember 2008.

Hartanto H, 2002. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Pustaka Sinar Harapan Jakarta.

Mochtar, R, 1998. Synopsis Obstetri II, EGC, Jakarta.

Notodihardjo R, 2002. Reproduksi Kontrasepsi dan Keluarga Berencana. Karisius, Yogyakarta.

Notoatmodjo S, 2003, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Kesehatan, Rineke Cipta Jakarta.

Notoatmodjo S, 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineke Cipta Jakarta. Peraturan Pemerintah No, 38 tahun 2007 Pembagian Urusan Pemerintahan Antara

Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, Jakarta.

Pratomo, H, 1986. Pedoman Pembuatan Usulan PMU Pengembangan FKM Di

Indonesia Bidang Kesehatan Masyarakat, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia, Jakarta.

Dokumen terkait