• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tindakan/ Intervensi Keperawatan

Dalam dokumen ASKEP KLIEN ANEMIA THALASEMIA DAN SICLE (Halaman 42-48)

IX. Rencana Keperawatan

1. Pengumpulan data

3.3 Tindakan/ Intervensi Keperawatan

Diagnosa keperawatan: Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan penurunan kapasitas pembawa oksigen darah, yang ditandai oleh: dispnea, gelisah, takikardia, dan sianosis (hipoksia).

Tujuan Umum: Tidak terdapatnya sekret

Tujuan Khusus: Menunjukkan perbaikan ventilasi/ oksigenasi dan bunyi napas normal.

Intervensi Rasional

Mandiri

Awasi frekuensi/ kedalaman pernapasan,

Indikator keadekuatan fungsi pernapasan atau tingkat gangguan dan

area sianosis.

Auskultasi bunyi napas, catat adanya/ takadanya, dan bunyi adventisisus.

Kaji laporan nyeri dada dan peningkatan kelemahan.

Bantu dalam mengubah posisi, batuk dan napas dalam.

Kaji tingkat kesadaran.

Kaji toleransi aktivitas; tempatkan pasien pada tirah baring.

Dorong pasien untuk memilih periode istirahat dan aktivitas.

Peragakan dan dorong penggunaan teknik relaksasi.

Tingkatkan masukan cairan yang adekuat. Batasi pengunjung/ staf.

Kolaborasi

Berikan suplemen O2 sesuai indikasi. Lakukan/ bantu fisioterapi dada.

Berikan pak SDM atau transfusi tukar sesuai indikasi.

kebutuhan/keefektifan terapi.

Terjadinya atelektasis dan stasis sekret dapat mengganggu pertukaran gas. Menggambarkan terjadinya infeksi paru, yang meningkatkankerja jantung dan kebuttuhan oksigen.

Meningkatkan ekspansi dada optimal, memobilisasikan sekresi, dan menurunkan stasis sekret.

Jaringan otak sangat sensitif pada penurunan oksigen dan merupakan indikator dini terjadinya hipoksia.

Penurunan kebutuhan metabolik tubuh menurunkan kebutuhan O2.

Melindungi dari kelelahan berlebihan. Relaksasi menurunkan teganagn otot dan ansietas.

Masukan yang mencukupi perlu untuk mobilisasi sekret.

Melindungi dari potensial sumber infeksi pernapasan.

Memaksimalkan transpor O2 ke jaringan, khususnya pada adanya gangguan paru/ pneumonia.

dan meningkatkan pengisian udara area paru.

Meningkatkan jumlah sel pembawa oksigen, melarutkan persentase hemoglobin S (untuk mencegah sabit) dan merusak sel sabit.

Diagnosa keperawatan: Perubahan perfusi jaringan yang berhubungan dengan penurunan fungsi/ kerusakan miokardial akibat infark kecil, deposit besi, dan fibrosis, yang ditandai oleh: penurunan tanda vital, pucat, gelisah, nyeri tulang, angina, dan gangguan penglihatan.

Tujuan Umum: Perfusi jaringan adekuat

Tujuan Khusus: Menunjukkan perbaikan perfusi jaringan yang dibuktikan oleh tanda vital yang stabil.

Intervensi Rasional

Mandiri

Awasi tanda vital dengan cermat. Kaji nadi untuk frekuensi, irama, dan volume.

Pengendapan dan sabit pembuluh perifer dapat menimbulkan obliterasi lengkap/ terjadi penurunan perfusi jaringan pada sekitar pembuluh darah.

Kaji kulit untuk rasa dingin, pucat, sianosis, diaforesis, pelambatan pengisian kapiler.

Perubahan menunjukkan penurunan sirkulasi/ hipoksia yang meningkatkan oklusi kapiler.

Catat perubahan dalam tingkat kesadaran. Perubahan dapat menunjukkan penurunan perfusi SSP akibat iskemia atau infark. Pertahankan pemasukkan cairan adekuat. Dehidrasi tidak hanya menyebabkan

hipovolemia tetapi meningkatkan pembentukan sabit dan oklusi kapiler. Pertahankan suhu lingkungan dan

kehangatan tubuh.

Mencegah vasokontriksi; membantu dalam mempertahankan sirkulasi dan perfusi.

Kolaborasi

Awasi pemeriksaan laboratorium, mis. Darah lenkap, BUN

menimbulkan infark organ jaringan seperti otak, hati, limpa, ginjal dsb.

Berikan cairan hipo-osmolar (mis. Cairan garam faal 0,45) melalui pompa infus.

Hidrasi menurunkan konsentrasi Hb S dalam SDM, yang menurunkan kecenderungan sabit, dan juga menurunkan viskositas darah yang membantu untuk mempertahankan perfusi.

Berikan agen antisabit percobaan (mis, natrium sianat) dengan hati-hati.

Agen antisabit ditujukan pada hidup panjang eritrosit dan mencegah sabit dengan mempengaruhi perubahan membran sel.

Diagnosa keperawatan: Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan peningkatan kebutuhan cairan, yang ditandai oleh: anoreksia, dehidrasi (muntah, diare, demam).

Tujuan Umum: Intake cairan terpenuhi

Tujuan Khusus: Mempertahankan keseimbangan cairan adekuat.

Intervensi Rasional

Mandiri

Pertahankan pemasukan dan pengeluaran akurat. Timbang tiap hari.

Pasien dapat menurunkan pemasukan cairan selama periode krisis karena malaise, anoreksia dsb.

Perhatikan karakteristik urine dan berat jenis.

Ginjal dapat kehilangannya untuk mengkonsentrasikan urine, mengakibatkan kehilangan banyak urine encer.

Awasi tanda vital. Penurunan sirkulasi darah dapat terjadi dari peningkatan kehilangan cairan mengakibatkan hipotensi dan takikardia. Observasi demam, perubahan tingkat

kesadaran, turgor kulit buruk, nyeri.

Gejala yang menunjukkan dehidrasi. Awasi tanda vital dengan ketat selama

transfusi darah dan catat adanya dispnea,

Jantung dapat kelelahan dan cenderung gagal karena kebutuhan pada status anemia.

ronki, mengi, batuk, dan sianosis.

Kolaborasi

Berikan cairan sesuai indikasi.

Penggantian atas kehilangan/ defisit: dapat memperbaiki ginjal pada SDM.

Awasi pemeriksaan laboratorium, mis. Hb/ Ht, elektrolir serum dan urine.

Peningkatan menunjukkan

hemokonsentrasi. Kehilangan kemampuan ginjal untuk mengkonsentrasikan urine dapat mengakibatkan penurunan Na+, K+, dan Cl+ serum.

Diagnosa keperawatan: Nyeri yang berhubungan dengan aglutinasi sel sabit dalam pembuluh darah, yang ditandai oleh: nyeri lokal, menyebar, berdenyut, perih, sakit kepala.

Tujuan Umum: Mengurangi nyeri

Tujuan Khusus: Menyatakan nyaeri berkurang; menunjukkan postur badan rileks, bebas bergerak; meningkatkan asupan cairan.

Intervensi Rasional

Kaji berat dan lokasi nyeri. Tempat nyeri yang sering adalah sendi dan ekstremitas, dada, dan abdomen.

Jaringan dan organ sangat peka terhadap trombosis mikrosirkulasi dengan akibat kerusakan hipoksik; hipoksia menyebabkan nyeri.

Berikan analgetik sesuai rsesp. Perhitungkan pemakaian anagelsik yang dikontrol pasien.

Anageltik oploid penting untuk mengurangi nyeri yang berat.

Dukung asupan cairan peroral dan berikan cairan IV sesuai resep; memantau asupan dan haluaran cairan.

Cairan akan memperbaiki hemodilusi dan menguraiakn algutinasi sel sabit dalam pembuluh darah kecil.

Posisikan pasien dengan hati-hati dan sangga daerah nyeri; dukung penggunaan teknik relaksasi dan latihan pernapasan.

Nyeri sendi dapat dikurangi selama krisis dengan gerakan yang hati-hati dan penggunaan kompres panas; teknik relaksasi dan latihan pernapasan dapat berfungsi sebagai pelemas. Penyumbatan pembuluh darah oleh sel sabit akan menurunkan sirkulasi.

Diagnosa keperawatan: Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan gangguan sirkulasi, yang ditandai oleh: turgor kulit buruk, kulit kering, pucat.

Tujuan Umum: Mempertahankan integritas kulit dengan kriteria: kulit segar, sirkulasi darah lancar.

Tujuan Khusus: Mencegah cedera; berpartisipasi dalam perilaku untuk menurunkan faktor resiko/kerusakan kuilt.

Intervensi Rasional

Mandiri

Sering ubah posisi, bahkan bila duduk di kursi.

Mencegah tekanan jaringan lama dimana sirkulasi telah terganggu, menurunkan resiko trauma jaringan/ iskemia.

Inspeksi kulit/ titik tekanan secara teratur untuk kemerahan, beriakan pijatan lembut.

Sirkulasi buruk pada jaringan, mencegah kerusakan kulit.

Pertahankan permukaan kulit kering dan bersih; linen kering/ bebas kerutan.

Lembab, area terkontaminasi memberikan media yang baik untuk pertumbuhan organisme patogen.

Awasi tungkai terhadap kemerahan, perhatikan dengan ketat terhadap pembentukan ulkus.

Potensi jalan masuk untuk organisme patogen. Pda adnya gangguan sistem imun, ini meningkatkanresiko infeksi/ pelambatan penyembuhan.

Tinggikan ekstremitas bawah bila duduk. Meningkatkan aliran balik vena menurunkan stasis vena/ pembentukan edema.

Kolaborasi

Berikan kasur air atau tekanan udara.

Menurunkan tekanan jaringan dan membantu dalam memaksimalkan perfusi seluler untuk mencegah cedera.

Awasi status area iskemik, ulkus. Perhatikan distribusi, ukuran, kedalaman, karakter, dan drainase.

Perbaikan atau lambanya penyembuhan menunjukkan status perfusi jaringan dan keefektifan intervensi.

Siapkan untuk/ bantu oksigenasi pada ulkus.

Memaksimalkan pemberian oksigen ke jaringan, meningkatkan penyembuhan

Diagnosa keperawatan: Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakitnya, yang ditandai oleh: pertanyaan; meminta informasi; tidak akurat mengikuti intruksi; dan ansietas.

Tujuan Umum: Memahami tentang penyakitnya

Tujuan Khusus: Menyatakan pemahaman proses penyakit, termasuk gejala krisis; melakukan perilaku yang perlu/perubahan pola hidup untuk mencegah komplikasi.

Intervensi Rasional

Berikan informasi tentang penyakitnya. Memberikan dasar pengethuan sehingga pasien dapat membuat pilihan yang tepat, menurunkan ansietas dan dapat meningkatkan kerjasama dalam program terapi.

Kaji pengetahuan pasien tentang penyakitnya.

Menberi pengetahuan berdasarkan pola kemampuan pasien untuk memilih informasi.

Dorong mengkonsumsi sedikitnya 4-6 liter cairan perhari.

Mencegah dehidrasi dan konsekuensi hiperviskositas yang dapat membuat sabit/ krisis.

Dorongb latihan rentang gerak dan aktivitas fisik teratur dengan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat.

Mencegah demineralisasi tulang dan dapat menurunkan resiko fraktur.

Dalam dokumen ASKEP KLIEN ANEMIA THALASEMIA DAN SICLE (Halaman 42-48)

Dokumen terkait