• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tindakan Pembelajaran pada Siklus I

Dalam dokumen D. Hipotesis Tindakan (Halaman 25-52)

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN

2. Tindakan Pembelajaran pada Siklus I

Tindakan pembelajaran siklus I merupakan tindakan awal yang sangat penting, hal ini dikarenakan analisis dari hasil tindakan pembelajaran ini akan dijadikan sebagai refleksi bagi peneliti pada tindakan pembelajaran selanjutnya. Pada pembelajaran siklus I sub pokok bahasan yang disampaikan yaitu mengenai jenis-jenis segitiga, sifat-sifat segitiga istimewa, jumlah sudut-sudut segitiga, ketidaksamaan pada sisi segitiga, dan hubungan besar sudut dan panjang sisi suatu segitiga.

a) Tahap perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Peneliti juga membuat instrumen-instrumen penelitian, yaitu lembar observasi aktivitas belajar siswa, lembar observasi kerjasama siswa dalam kelompok, jurnal harian siswa, lembar catatan lapangan, alat dokumentasi, pedoman wawancara untuk guru dan siswa, serta membuat LKS untuk tiap pertemuan dan soal tes untuk akhir siklus I.

Lembar Kerja Siswa (LKS) dibuat sendiri oleh peneliti sebagai alat bantu proses Pembelajaran Kooperatif tipe Kepala Bernomor Terstruktur. Lembar soal tes siklus I dibuat untuk mengetahui perkembangan kemampuan mengerjakan soal matematika. Lembar observasi digunakan untuk mencatat aspek-aspek aktivitas

siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Kepala Bernomor Terstruktur. Jurnal harian siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap proses pembelajaran matematika yang dilakukan pada setiap pertemuan pembelajaran.

Pada siklus I ini peneliti ingin mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Kepala Bernomor Terstruktur ini dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa, target yang ingin dicapai pada siklus 1 ini yaitu siswa mengalami peningkatan aktivitas belajar dengan model Pembelajaran Kooperatif tipe Kepala Bernomor Terstruktur. Aktivitas-aktivitas yang akan ditingkatkan diantaranya aktivitas visual, aktivitas oral, aktivitas menulis, aktivitas mental, dan aktivitas emosional.

b) Tahap Pelaksanaan

Tindakan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam enam pertemuan yang terdiri dari 5x pertemuan untuk memberikan materi dan 1x pertemuan untuk tes siklus 1 dengan alokasi waktu (2x40 menit) tiap pertemuannya, yang berlangsung setiap hari Senin dan Kamis mulai tanggal 12 s.d 29 April 2010. Rencana Pelaksanaan siklus I dapat dilihat pada lampiran 1.

1) Pertemuan pertama

Pertemuan pertama berlangsung selama 2x40 menit (2 jam pelajaran) yang dimulai dari pukul 10.50 sampai dengan 12.10 WIB, pokok bahasan yang dibahas adalah pengertian segitiga dan jenis-jenis segitiga. Kegiatan ini diawali dengan membuka kegiatan pembelajaran dan apersepsi dengan mengingat kembali bangun datar segitiga. Pada pertemuan pertama ini seluruh siswa hadir di kelas. Guru mata pelajaran hadir sebagai observer untuk mengamati dan memberikan penilaian ketika proses pembelajaran berlangsung kemudian dicatat pada lembar observasi.

Kegiatan pembelajaran selanjutnya, peneliti memotivasi siswa dengan menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan penjelasan mengenai penerapan model Pembelajaran Kooperatif tipe Kepala Bernomor Terstruktur dan memperagakan langkah-langkah yang terdapat pada pembelajaran tersebut serta

menjelaskan bahwa setiap Pembelajaran Kooperatif tipe Kepala Bernomor Terstruktur dilakukan secara berkelompok, yang setiap kelompok terdiri atas 4 orang siswa. Setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor sesuai dengan langkah-langkah yang terdapat dalam model Pembelajaran Kooperatif tipe Kepala Bernomor Terstruktur. Peneliti memberi penjelasan bahwa setiap kelompok akan diberikan LKS yang di dalamnya terdapat perintah dan soal latihan, setelah siswa mengerjakan seluruh perintah dan soal latihan dalam LKS (1) kemudian siswa nomor 4 pada setiap kelompok maju ke depan kelas untuk melaporkan hasil kerja kelompoknya dan siswa yang lain memberi tanggapan. Siswa nomor 3 dari kelompok tersebut mencatat tanggapan yang diungkapkan oleh kelompok lain.

Pembagian kelompok sudah dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya yaitu pada saat peneliti melakukan pra penelitian, peneliti bersama guru matematika kelas membagi siswa menjadi 7 kelompok dari 28 siswa yaitu 14 perempuan dan 14 laki-laki. Pada awalnya peneliti bersama observer ingin menentukan setiap kelompoknya ada laki-laki dan ada perempuan tetapi banyak siswa yang menolak untuk disatukan antara laki-laki dan perempuan. Setelah dibuat kelompok ada 3 kelompok yang terdiri dari siswa perempuan, 3 kelompok terdiri dari siswa laki-laki, dan 1 kelompok terdiri dari siswa laki-laki dan siswa perempuan.

Sebelum siswa berkumpul dengan kelompoknya masing-masing, peneliti memberikan gambaran umum atau sedikit penjelasan mengenai pengertian segitiga dan jenis-jenis segitiga. Kemudian sesuai perintah, siswa duduk bersama kelompok yang telah ditentukan. Keadaan kelas pada saat itu ribut dan gaduh karena ada beberapa siswa yang kurang setuju ditempatkan dengan teman yang bukan teman dekatnya. Berkat arahan guru matematika kelas siswa tersebut menjadi mengerti dan setuju untuk bergabung dengan kelompoknya. Siswa dari setiap kelompok mulai membagi tugas yang sesuai dengan langkah-langkah model Pembelajaran Kooperatif tipe Kepala Bernomor Terstruktur. Misalnya, siswa nomor 1 bertugas membaca soal dengan benar dan mengumpulkan data yang mungkin berhubungan dengan penyelesaian soal. Siswa nomor 2 bertugas mencari penyelesaian soal. Siswa nomor 3 mencatat jawaban akhir penyelesaian soal, dan siswa nomor 4 melaporkan hasil kerja kelompok ke depan kelas.

Masing-masing kelompok terlihat ribut karena berebutan tugas dengan teman sekelompoknya. Peneliti mencoba menjelaskan bahwa setiap siswa dalam kelompok akan mendapatkan tugas secara bergiliran sesuai dengan yang terdapat dalam Kepala Bernomor Terstruktur. Dalam setiap pertemuan tugas akan dirolling. Setelah semua siswa mendengar penjelasan peneliti, keributan di kelas sedikit demi sedikit berkurang dan semua siswa dalam kelompok sepakat atas tugas yang didapatnya

Peneliti dibantu observer membagikan LKS (1) kepada masing-masing kelompok yang berisi materi ”pengertian segitiga dan jenis-jenis segitiga”. Sebelum mengerjakan LKS (1) semua siswa dari masing-masing kelompok ditugaskan untuk membaca LKS terlebih dahulu sebelum mengerjakan. Peneliti meminta setiap siswa untuk aktif dan bekerja sama dalam mengerjakan tugas LKS (1) dengan tidak mengandalkan salah satu siswa atau siswa yang pintar saja. Siswa mengerjakan tugas yang terdapat dalam LKS (1) sesuai dengan nomor tugas yang telah disepakati. Selama siswa mengerjakan LKS (1), peneliti bersama observer berkeliling memantau aktivitas siswa dari satu kelompok kekelompok lain untuk memberikan pengarahan jika ada kelompok yang kurang mengerti dan pada saat itu pula peneliti bersama observer melakukan observasi pembelajaran terhadap aktivitas belajar matematika siswa dengan lembar yang sudah dipegang.

Masing-masing kelompok membaca LKS yang diberikan oleh peneliti. Pada awal pertemuan hanya sedikit kelompok saja yang benar-benar membaca LKS yang diberikan peneliti. Yang lain masih terlihat bercanda dan mengobrol dengan teman kelompoknya, sehingga kelas terdengar berisik. Begitu pula pada saat mengerjakan LKS sebagian besar siswa terlihat kurang memperhatikan apa yang diperintahkan peneliti dan masih terlihat belum kompak dalam bekerja sama. Siswa nomor 2 dari masing-masing kelompok sibuk mengerjakan perintah yang terdapat dalam LKS tersebut. Tapi masih banyak siswa yang terlihat mengandalkan siswa pintar dalam mengerjakan LKS padahal dalam kelompok Kepala Bernomor Terstruktur siswa dituntut untuk bekerja sama walaupun dengan tugas yang berbeda-beda.

Setelah semua siswa membaca LKS, masing-masing siswa langsung mengerjakan tugas sesuai dengan nomor tugas Kepala Bernomor Terstruktur. Siswa nomor 1 membaca soal dan mencari data yang berhubungan dengan penyelesaian soal dan membantu siswa nomor 2 dalam menyelesaikan soal. Ada siswa S06 dari kelompok 7 yang bertugas menyelesaikan soal bertanya tentang sudut segitiga kepada peneliti: ”Bu, ∠ ABC sama tidak dengan CBA?”. Peneliti menjawab, ABC = CBA. Dari pertanyaan tersebut ternyata masih ada beberapa siswa yang belum mengerti tentang sudut pada segitiga sehingga peneliti harus menjelaskan kembali kepada siswa mengenai sudut segitiga.

∠ ∠

Dalam menyelesaikan soal, terihat siswa nomor 2 dari 4 kelompok yaitu kelompok 2, 4, 6, 7 masih terlihat mengandalkan teman yang pintar saja. Mereka terlihat kurang bekerja sama walaupun pembagian tugas sudah dilakukan. Peneliti berusaha menegaskan kembali kepada siswa bahwa dalam diskusi kelompok dibutuhkan kerja sama antar anggota kelompok.

Setelah siswa nomor 2 dari beberapa kelompok menyelesaikan LKS (1) dalam waktu kurang lebih 40 menit dan siswa nomor 3 mencatat hasil diskusi dari kelompoknya, kini saatnya siswa nomor 4 setiap kelompok maju ke depan kelas untuk melaporkan hasil kerja kelompoknya secara bergiliran. Terlihat siswa nomor 4 dari semua kelompok kurang bersemangat dan malu pada saat mempresentasikan hasil laporan kelompoknya di depan kelas.

Pada pertemuan pertama ini hanya sedikit siswa yang memberikan tanggapan atas laporan kelompok lain. Berikut ini contoh siswa S28 dari kelompok 3 yang menanggapi hasil laporan kelompok 4 pada saat siswa nomor 4 mempresentasikan hasil laporan kelompoknya di depan kelas:

”Bu, kelompok 4 ada yang salah. Kenapa dalam segitiga sama sisi setiap sudutnya 1800?, bukannya setiap sudut segitiga sama sisi 60 . Dan penelitipun menjawab, ”iya benar sekali”. Setiap sudut pada segitiga sama sisi adalah 60 , kalau 1800adalah jumlah besar sudut pada setiap segitiga.”

0

0

Tanggapan kelompok 3 cukup bagus dalam menanggapi hasil laporan kelompok 4. Lalu siswa nomor 3 dari kelompok 4 mencatat tanggapan yang diberikan oleh siswa S28 dari kelompok 3.

Setelah diskusi selesai, peneliti memotivasi siswa untuk menyimpulkan materi yang sudah dipelajari hari ini dan peneliti membagikan jurnal harian kepada setiap siswa untuk diisi.

2) Pertemuan kedua

Peneliti mengawali pembelajaran dengan menanyakan kabar siswa dan menanyakan kabar siswa yang tidak masuk hari tersebut. Tercatat seluruh siswa hadir. Peneliti memotivasi siswa dengan mengingat kembali materi sebelumnya tentang jenis-jenis segitiga.

Kegiatan pembelajaran selanjutnya, menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan penjelasan mengenai penerapan model Pembelajaran Kooperatif tipe Kepala Bernomor Terstruktur dan memperagakan langkah-langkah yang terdapat pada pembelajaran tersebut serta menjelaskan bahwa setiap Pembelajaran Kooperatif tipe Kepala Bernomor Terstruktur dilakukan secara berkelompok, yang setiap kelompok terdiri atas 4 siswa (seperti pada pertemuan pertama).

Sebelum siswa berkumpul dengan kelompoknya masing-masing, peneliti memberikan gambaran umum atau sedikit penjelasan mengenai sifat-sifat segitiga istimewa. Terlihat sebagian siswa memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh peneliti. Kemudian sesuai perintah, siswa duduk bersama kelompok yang telah ditentukan. Sama halnya dengan pertemuan sebelumnya suasana kelas masih nampak terlihat ribut. Setelah semua siswa berkumpul dengan kelompoknya masing-masing. Siswa pada setiap kelompok mulai membagi tugas. Pada pertemuan kedua ini, siswa saling berpindah tugas atau mendapatkan tugas yang berbeda dengan sebelumnya misal siswa yang pertemuan pertama mendapat tugas nomor 1, kini dipertemuan kedua mendapat tugas nomor 2. Begitu juga seterusnya, sehingga ada perollingan tugas pada setiap pertemuan. Hal ini bertujuan agar semua siswa pada setiap kelompok dapat merasakan tugas-tugas yang terdapat pada Kepala Bernomor Terstruktur. Walaupun masih ada beberapa siswa yang masih nampak bingung dengan tugas yang mereka dapat.

Seperti pertemuan lalu, LKS (2) pun dibagikan, masing-masing kelompok membacanya. Terlihat masih ada saja siswa dari beberapa kelompok yang

mengobrol dan tidak melakukan apa yang diperintahkan peneliti. Ada 3 kelompok yaitu kelompok 2, 3 dan 5 yang terlihat bekerja sama dalam melakukan tugas Kepala Bernomor Terstruktur. Dalam pertemuan kedua ini, masih terlihat belum banyak siswa yang aktif bertanya kepada peneliti, hanya beberapa saja diantaranya siswa S14 yang menanyakan, ”Bu, besar sudut siku-siku 90 ya?”. Peneliti menjawab, ”iya benar”.

0

Dipertemuan kedua ini siswa nomor 2 juga sepertinya tidak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang terdapat dalam LKS (2), namum masih ada siswa yang masih mengandalkan siswa yang pintar. Setelah semua siswa menyelesaikan LKS (2), setiap siswa nomor 4 dari setiap kelompok maju ke depan kelas untuk melaporkan hasil kerja kelompoknya. Dari hasil laporan 7 kelompok terlihat sebagian besar kelompok dapat menjawab pertanyaan yang terdapat dalam LKS (2). Tapi ada 2 kelompok yang hasil laporannya berbeda dengan kelompok lain yaitu kelompok 2 dan 4. Sehingga ada siswa yang menanggapi perbedaan hasil laporan tersebut. Berkut ini salah satu contoh bagian hasil laporan kelompok 2 yang di tanggapi oleh siswa S13 dari kelompok 5: Hasil laporan kelompok 2:

ΔABC sama kaki, maka:

C sisi AC = sisi CA ∠ = ∠BAC CAB A B

Tanggapan dari siswa S13 terhadap hasil laporan kelompok 2:

” Hasil laporan kelompok 2 ada yang salah Bu, masa AC=CA dan CAB?. Seharusnya AC=BC dan

∠ =

∠BAC ∠BAC=∠ABC, karena pada

segitiga sama kaki mempunyai 2 sisi yang sama panjang dan 2 sudut yang sama besar.”

Peneliti menjawab, ”tanggapan dari siswa S13 benar, coba kalian baca lagi sifat-sifat segitiga sama kaki pada LKS (2)”.

Siswa nomor 4 pada kelompok 2 terlihat malu, tetapi peneliti memberikan semangat dan motivasi kepada kelompok 2 agar bisa lebih cermat dan teliti lagi dalam membaca dan menjawab soal.

Setelah semua kelompok melaporkan hasil kerja kelompoknya, peneliti bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari serta diakhir pertemuan peneliti memberikan jurnal harian kepada siswa.

3) Pertemuan ketiga

Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengulang sedikit materi sebelumnya, pada pertemuan ketiga ini terdapat 2 orang siswa diantaranya tidak hadir karena sakit yaitu siswa S16 dari kelompok 2 dan siswa S01 dari kelompok 6. Sehingga ada dua kelompok yang merangkap tugas menjadi dua. Prosedur model Pembelajaran Kooperatif tipe Kepala Bernomor Terstruktur pun dijelaskan.

Siswa sudah mulai mengerti bahwa pada setiap pembelajaran sebelum berkumpul dengan kelompoknya, peneliti menyampaikan gambaran umum atau sedikit materi mengenai jumlah sudut-sudut segitiga. Setelah peneliti selesai menyampaikan materi, seperti biasa siswa berkumpul kembali dengan teman kelompoknya. Keadaan kelas pada saat itu tidak seribut pertemuan-pertemuan yang lalu. Siswa terlihat sibuk membagi tugas Kepala Bernomor Terstruktur kepada teman-teman dalam kelompoknya dan perollingan tugaspun dilakukan. Peneliti membagikan LKS (3) kepada masing-masing kelompok yang berisi materi jumlah sudut-sudut segitiga dan aktivitas membaca mulai dilakukan.

Keadaan pada kelompok 2 dan 6 sedikit ribut karena siswa berebut untuk tidak merangkap tugasnya menjadi 2. Peneliti bersama observer bergegas menuju kelompok 2 dan 4. Peneliti memberi penjelasan kepada kelompok 2 dan observer memberi penjelasan kepada kelompok 4. Peneliti berusaha memberi penjelasan kepada kelompok 2 agar untuk tugas siswa nomor 1 dilakukan secara bersama-sama saja, untuk tugas siswa nomor 2, 3, dan 4 silakan atur menurut kesepakatan kelompoknya. Akhirnya kelompok 2 pun mengerti dan mereka mulai membagi tugasnya seperti biasa. Secara bersamaan observer juga memberi penjelasan yang sama kepada kelompok 4 dan kelompok 4 pun mengerti.

Selama mengerjakan LKS (3), peneliti bersama observer berkeliling seperti sebelumnya untuk memantau pekerjaan siswa dari kelompok satu ke kelompok lainnya. Siswa masih sangat ribut ketika mengerjakan LKS (3) dan peneliti senang

karena antusias siswa mulai kelihatan meningkat dan siswa mulai aktif bertanya kepada peneliti apa-apa yang mereka tidak mengerti walaupun kelas menjadi berisik an masih ada siswa yang masih malu-malu untuk bertanya. Observer berusaha menenangkan siswa untuk tidak berisik dalam mengerjakan tugas-tugas dalam LKS (3) dan siswa terlihat lebih tenang. Pada saat kelompok siswa bertanya kepada peneliti, peneliti berusaha mengarahkan dan memberi petunjuk kepada kelompok tersebut agar mereka menjadi paham.

Kelompok siswa sudah ada yang mulai terbiasa dengan tugas-tugas Kepala Bernomor Terstruktur, sehingga sebagian siswa sudah mampu mengerjakan tugasnya dengan baik. Sebagian siswa pada masing-masing kelompok sudah mulai terlihat kompak dalam bekerja sama seperti nampak walaupun siswa nomor 4 bertugas melaporkan hasil kerja kelompoknya di depan kelas, tetapi siswa nomor 4 dapat membantu siswa nomor 1 dan 2 dalam mencari penyelesain soal pada LKS (3) seperti yang dilakukan pada kelompok 1, 3, 5, dan 7. Tetapi masih ada juga beberapa siswa dalam kelompok 4 dan 6 yang masih mengobrol dan mengganggu siswa yang lain, dan observer mengambil tindakan yang lebih tegas dengan cara siswa yang berisik akan berdiri di depan kelas. Teguran tersebut membuat siswa diam dan melanjutkan aktivitas bersama kelompoknya. Setelah waktu habis untuk menyelesaikan LKS (3). Seperti biasa secara bergiliran siswa nomor 4 maju ke depan kelas untuk melaporkan hasil kerja kelompoknya dan siswa nomor 3 bersiap untuk mencatat tanggapan dari kelompok lain.

Pada pertemuan ketiga ini, terlihat siswa dari kelompok 2 nampak bingung dengan soal latihan 3 nomor 2. Dan ini terlihat pada saat siswa nomor 4 dari kelompok 4 melaporkan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Ternyata kelompok 4 tidak mengerjakan soal latihan nomor 2. Sehingga ketika ada siswa nomor 4 dari kelompok 5 mempresentasikan hasil laporannya peneliti menyuruh siswa tersebut untuk menulis jawaban soal nomor 2 di white board agar siswa nomor 3 dari kelompok 4 mencatat jawaban yang ditulis oleh kelompok 5. Berikut ini hasil jawaban soal nomor 2 yang ditulis oleh siswa nomor 4 dari kelompok 5: Jawaban nomor 2: 0 180 = ∠ + ∠ + ∠K L M

0 0 0 0 180 90 2x + +x = 90 3x+ = 180 x 3 = 180−90 = x 3 90 x = 3 90 x = 300

Dibawah ini juga terdapat salah satu contoh hasil laporan kelompok 6 yang ditanggapi oleh siswa S18 dari kelompok 1:

Hasil laporan kelompok 6 menyimpulkan bahwa, ”jumlah besar sudut setiap segitiga adalah 60 ”. 0

Pernyataan tersebut ditanggapi oleh siswa S18 bahwa, ”kelompok 6 salah bu, karena jumlah besar sudut setiap segitiga adalah 180 ”. 0

Tanggapan peneliti terhadap tanggapan siswa S18 setuju.

Selanjutnya, peneliti bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari hari ini. Peneliti mengharapkan untuk pertemuan selanjutnya siswa lebih aktif lagi dalam menjawab maupun pada saat diskusi di depan kelas. Dan terakhir guru memberikan jurnal harian untuk diisi oleh siswa.

4) Pertemuan keempat

Pertemuan keempat berlangsung pada pukul 07.10-08.30 WIB. Kegiatan pembelajaran diawali dengan membuka pembelajaran dan apersepsi, pada pertemuan keempat ini semua siswa hadir. Kelas sudah mulai rapih karena siswa sudah duduk ditempatnya masing-masing.

Seperti biasa guru menjelaskan mengenai penerapan model Pembelajaran Kooperatif tipe Kepala Bernomor Terstruktur dan langkah-langkahnya. Siswa sudah begitu mengerti tentang model Pembelajaran Kooperatif tipe Kepala Bernomor Terstruktur sehingga guru tidak perlu banyak menjelaskan kepada siswa. Sebelum berkumpul dengan kelompoknya masing-masing, peneliti menjelaskan materi mengenai ketidaksamaan pada sisi segitiga. Sebagian siswa sudah mulai memperhatikan penjelasan tentang materi yang guru sampaikan.

Kemudian siswa mulai bergabung dengan kelompoknya. Masing-masing kelompok membagi tugas seperti yang terdapat dalam Kepala Bernomor Terstruktur. Pergantian tugaspun dilakukan agar terjadi pemerataan tugas.

Peneliti memberikan LKS (4) kepada masing-masing kelompok yang berisi materi ”ketidaksamaan pada sisi segitiga”. Setiap kelompok harus membaca dengan cermat LKS tersebut. Proses Kepala Bernomor Terstruktur mulai dilakukan, siswa terlihat aktif dalam melakukan tugasnya dan kekompakanpun sudah mulai terlihat. Disela-sela diskusi timbul pertanyaan dari siswa S02 yang kurang paham dengan perintah ang terdapat pada LKS (4), berikut pertanyaannya: ”Bu, maksud dari tabel ini apa?”

Bangun Segitiga AB BC AC AB + AC AB + BC BC + AC (i) 8 10 6 ... ... ... A C B

Peneliti menjawab: ”maksudnya kalian ditugaskan melengkapi tabel yang berisi titik-titik, misalnya untuk:

AB+AC = 8+6 = 14 AB+BC = 8+10 = 18 Begitu seterusnya..”.

Ternyata tidak hanya siswa S02 saja yang belum mengerti tentang tabel yang terdapat pada LKS (4), siswa lainpun juga sama. Tetapi setelah guru menjelaskan, siswa menjadi mengerti dan mulai melanjutkan aktivitasnya lagi. Siswa nomor 3 sibuk mencatat apa yang diucapkan oleh siswa nomor 1 dan 2. Terlihat siswa tidak mengalami kesulitan pada saat mengerjakan soal latihan 4, karena dalam LKS (4), terdapat contoh soal sehingga siswa tidak terlihat bingung dalam mmengerjakan.

Setelah waktu selesai, seperti biasa siswa nomor 4 pada setiap kelompok mulai bersiap-siap untuk melaporkan hasil kerja kelompoknya di depan kelas.

Terlihat siswa mulai antusias untuk memberikan tanggapan apabila ada jawaban hasil laporan kelompok lain yan berbeda dengan hasil laporan kelompoknya. Berikut contoh hasil laporan kelompok 7:

”Dari tabel tersebut diperoleh hubungan:

1. AB + AC selalu lebih besar dari BC, atau AB + AC › BC 2. AB + BC selalu lebih besar dari AC, atau AB + BC › AC 3. BC + AC selalu lebih besar dari AB, atau BC + AC › AB”.

Siswa S03 dari kelompok 1 bertanya kepada guru mengenai hasil laporan kelompoknya sebagai berikut:

“Ibu, kalau laporan kelompok saya seperti ini: Dari tabel tersebut diperoleh hubungan:

1. AB + AC selalu melebihi dari BC, atau AB + AC › BC 2. AB + BC selalu melebihi dari AC, atau AB + BC › AC 3. BC + AC selalu melebihi dari AB, atau BC + AC › AB.” benar tidak?

Peneliti menjawab: “iya benar, hasil laporan kelompok 4 sama benarnya dengan hasil laporan kelompok 7.”

Dilihat dari hasil laporan setiap kelompok sudah cukup bagus. Seluruh kelompok sudah melaporkan hasil kerjanya di depan kelas. Seperti biasa peneliti memotivasi siswa untuk menyimpulkan materi hari ini. Diakhir pertemuan peneliti memberikan jurnal harian kepada siswa.

5) Pertemuan kelima

Pada pertemuan kelima ini terdapat 1 orang siswa yang tidak hadir tanpa keterangan yaitu siswa S01 dari kelompok 6. Peneliti mengulang pembelajaran pada pertemuan sebelumnya untuk mengingatkan siswa agar tidak lupa. Kelas sudah mulai rapih karena siswa sudah duduk ditempatnya masing-masing dan sudah kelihatan bersemangat untuk memulai pertemuan kali ini. Sebelum pelajaran dimulai, seperti biasa peneliti menginformasikan pembelajaran yang

akan digunakan yaitu model Pembelajaran Kooperatif tipe Kepala Bernomor Terstruktur dan menyampaikan prosedurnya.

Peneliti memberikan sedikit materi mengenai hubungan besar sudut dan panjang sisi suatu segitiga kepada siswa. Kemudian siswa mulai berkumpul dengan teman kelompoknya masing-masing. Pembagian tugaspun dilakukan,

Dalam dokumen D. Hipotesis Tindakan (Halaman 25-52)

Dokumen terkait