BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Tindakan pencegahan infeksi
Berdasarkan hasil penelitian, tindakan pencegahan infeksi yang dilakukan oleh bidan praktek swasta, pada saat melakukan pertolongan persalinan di wilayah kerja puskesmas Tembung Medan yang meliputi;
A. Prosedur cuci tangan
Salah satu yang menjadi indikator pencegahan infeksi adalah dengan mencuci tangan, baik sebelum, maupun sesudah melakukan tindakan. Prosedur cuci tangan mempakan langkah awal dari lima langkah penting dalam pencegahan infeksi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk mengetahui tindakan prosedur cuci tangan pada proses pertolongan persalinan yang dilakukan oleh bidan praktik swasta dengan 19 orang responden dengan tujuan pencegahan infeksi, dengan menilai beberapa item yang menjadi tolak ukur untuk menentukan tindakan dalam kategori benar dan tidak benar, ada 5 item yang di nilai, hal tersebut bisa di lihat pada Tabel 5.2 berikut ini
Tabel 5.2
Distribusi item observasi tindakan responden untuk Pencegahan Infeksi pada proses pertolongan persalinan dalam hal prosedur cuci tangan di Wilayah kerja
Puskesmas Tembung Medan 2013
o
Item Observasi Tindakan Dila kukan Tida k Dilakukan Ju mlah % Petugas melepaskan perhiasan di tangan dan pergelangan
8 3,3
6
,7 0 00 Petugas membasahi tangan
dengan air bersih dan mengalir 8 3.3
6
,7 0 00 Petugas menggosok kedua
tangan dengan kuat dan menggunakan sabun selama 15-30 detik (termasuk sela-sela jari)
8 3,3
6
,7 0 00
Petugas membilas tangan
dengan air bersih 2 3,3
2
6,7 0 00 Petugas mengeringkan
tangan dengan cara : a. Diangin-anginkan b. Dilap dengan tisue
c. Dilap dengan handuk pribadi yang kering dan basah
3 6,7
2
3,3 0 00
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tindakan pencegahan infeksi dalam hal prosedur cuci tangan, pada item observasi nomor 1,2,3 yaitu meliputi, Petugas melepaskan perhiasan di tangan dan pergelangan, Petugas membasahi tangan dengan air bersih dan mengalir, Petugas menggosok kedua tangan dengan kuat dan menggunakan sabun selama 15-30 detik (termasuk sela-sela jari) ,ke tiga item ini merupakan konsep yang paling penting dalam melakukan tindakan prosedur cuci tangan yang dapat dikatakan dengan kategori tindakan benar serta dianggap sebagai penunjang mutu pelayanan kebidanan, ternyata pada item tersebut semua responden sebanyak 19 orang (61,3%) melakukan dengan benar, akan tetapi untuk item yang lain, yang tidak
dilakukan responden secara keseluruhan bukan berarti dianggap tidak penting yaitu item nomor 1 dilakukan oleh 28 orang (93,3%) yang tidak melakukan 2 orang (6,7%), item nomor 4 dilakukan oleh 22 orang responden (73,3 %), yang tidak melakukan 8 orang responden (26,7%). Sehingga berdasarkan item tersebut dapat dikategorikan tindakan responden dalam melakukan tindakan prosedur cuci tangan dapat dilihat pada Tabel 5.3 di bawah
Tabel 5.3.
Distribusi kategori tindakan responden dalam hal prosedur cuci tangan diwilayah kerja puskesmas Tembung Medan 2013
Kategori Prosedur cuci tangan Frekuensi Persentase (%) Benar Tidak benar 19 11 61,3 35,5 Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui, kategori tindakan dalam hal melakukan prosedur cuci tangan dengan benar oleh responden menunjukkan bahwa sebagian besar dengan kategori tindakan benar yaitu 19 orang (61,3%).
B. Pemakaian Sarung Tangan
Penggunaan sarung tangan sama hal nya dengan tindakan cue! tangan, yaitu merupakan komponen kunci dalam meminimalkan penularan penyakit serta mempertahankan lingkungan bebas infeksi. Dengan demikian alasan yang sangat menunjang pentingnya memakai sarung tangan yaitu: mengurangi resiko petugas terkena infeksi, mencegah penularan flora kulit petugas kepada pasien, seita mengurangi kontaminasi silang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk menilai tindakan responden dalam melakukan tindakan pemakaian samng tangan dapat diketahui melalui
item observasi yang telah disediakan sebagai tolak ukur dalam memberikan kategori penilaian benar dan tidak benar. untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel berikut:
Tabel 5.4.
Dstribusi item observasi tindakan responden untuk Pencegahan Infeksi pada proses pertolongan persalinan dalam hal pemakaian sarung tangan
di Wilayah kerja Puskesmas Tembung Medan 2013
No Item Observasi Tindakan Dila
kukan Tida k Dilakukan Ju mlah %
1 Sarung tangan yang akan digunakan kembai telah melewati proses dekontaminasi, pencucian dan pembilaasan, serta DTT / sterilisasi
27 90 3 10 30 100
2 Petugas menggunakan sarung tangan pada saat menghisap lendir pada dari jalan nafas bayi
30 100 0 0 30 100
3 Petugas menggunakan sarung tangan pada saat memegang dan
membersihkan peralatan terkontaminasi
21 70 9 30 30 100
4 Petugas menggunakan sarung tangan pada saat memegang sampah terkontaminasi
24 80 6 20 30 100
5 Petugas menggunakan sarung tangan pada saat membersihkan percikan darah / cairan tubuh
21 70 9 30 30 100
Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa tindakan pencegahan infeksi yang dilakukan responden dalam melakukan tindakan pemakaian sarung tangan, dapat di nilai berdasarkan tolak ukur yang disediakan dalam bentuk item observasi nomor 1,5 bahwa ketika responden melakukan Sarung tangan yang akan digunakan kembai telah melewati proses dekontaminasi, pencucian dan pembilaasan, serta DTT / sterilisasi, Petugas
menggunakan sarung tangan pada saat membersihkan percikan darah / cairan tubuh yang tidak melakukan 3 orang responden (10%). Sehingga berdasarkan item tersebut dapat dikategorikan tindakan responden dalam melakukan tindakan pemakaian sarung tangan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 5.5.
Distribusi kategori tindakan responden dalam pemakaian sarung tangan di wilayah kerja puskesmas Tembung Medan 2013
Kategori Pemakaian sarung tangan Frekuensi Persentase (%) Benar Tidak benar 14 16 45,2 51,6 Jumlah 30 100
Berdasarkan label 5.5 dapat dilihat, bahwa distribusi kategori tindakan dalam melakukan tindakan pemakaian sarung tangan oleh responden menunjukkan bahwa sebagian besar dengan kategori tindakan benar yaitu 14 orang (45,2%).
C. Pengelolaan cairan antiseptik
Cairan antiseptik digunakan untuk menghilangkan mikroorganisme tanpa menyebabkan msaknya kulit serta selaput lendir. Cairan antiseptik yang digunakan dalam memberikan pertolongan persalinan telah memenuhi syarat sebagai cairan antiseptik yang digunakan dalam memberikan pelayanan kesehatan seperti savlon dan cairan dettol yang kemudian diencerkan sebagai larutan konsentrat. Cara penggunaan cairan antiseptik ini hams benar-benar efektif sesuai dengan standar operasional prosedur yang telah ditetapkan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemakaian cairan antiseptik adalah mengenai waktu pengisian ulang, cara penyimpanan, wadah atau tempat untuk menyediakan larutan antiseptik. Penggunaan cairan antiseptik yang
efektif akan menghambat dan membunuh masuknya mikroorganisme kedalam tubuh dan juga mencegah kontaminasi pada alat instrumen, dengan demikian maka kejadian infeksi dapat dicegah dan diminimalkan kejadiannya. Berdasarkan hasil penelitian untuk mengetahui bagaimana responden melakukan tindakan dalam hal pengelolaan cairan antiseptik, dapat diketahui dari item observasi yang dijadikan sebagai standar operasional prosedur dalam Tabel 5.6 berikut ini:
Tabel 5.7.
Distribusi item observasi tindakan responden untuk Pencegahan Infeksi pada proses pertolongan persalinan dalam hal pengelolaan cairan antiseptik
secara aman di Wilayah kerja Puskesmas Tembung Medan 2013 No Item Observasi Tindakan Dilakukan Tidak
Dilakukan
Jumlah %
1 Petugas hanya menggunakan air matang untuk mengencerkan cairan antiseptik (jika pengenceran diperlukan)
26 86,7 4 13,3 30 100
2 Petugas menggunakan cairan
antiseptik wadah / kemasan yang lebih kecil untuk pemakaian sehari-hari
25 83,3 5 16,7 30 100
3 Petugas menyiapkan larutan dan membersihkan wadah larutan yang digunakan sehari-hari secara rutin setiap minggu
28 93,3 2 6,7 30 100
4 Petugas tidak mengkontaminasi pinggiran wadah pada saat menuangkan larutan ke wadah yang lebih kecil
29 96,7 1 3,3 30 100
5 Petugas mengosongkan dan mencuci wadah dengan sabun dan air setiap minggu
23 76,7 7 23,3 30 100
6 Petugas mengeringkan wadah dengan cara diangin-anginkan
25 83,3 5 16,7 30 100
tanggal pengisian ulang pada wah
8 petugas menuangkan larutan
antiseptik ke gulungan kapas / kasa
21 70 9 30 30 100
9 Petugas menyimpan larutan di temapt yang dingin dan gelap
21 70 9 30 30 100
Berdasrkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tindakan pencegahan infeksi dalam pengelolaan cairan antiseptik, dapat diketahui item observasi sebagai tolak ukur penilaian. Pelaksanaan tindakan pada item observasi nomor 1,3,4,5,6,7,8,9 yaitu dalam hal ini Petugas hanya menggunakan air matang untuk mengencerkan cairan antiseptik (jika pengenceran diperlukan), Petugas menyiapkan larutan dan membersihkan wadah larutan yang digunakan sehari-hari secara rutin setiap minggu, Petugas menyiapkan larutan dan membersihkan wadah larutan yang digunakan sehari-hari secara rutin setiap minggu, Petugas tidak mengkontaminasi pinggiran wadah pada saat menuangkan larutan ke wadah yang lebih kecil, Petugas mengosongkan dan mencuci wadah dengan sabun dan air setiap minggu, Petugas mengeringkan wadah dengan cara diangin-anginkan, petugas menempelkan label berisi tanggal pengisian ulang pada wadah, petugas menuangkan larutan antiseptik semua responden sebanyak 30 orang (100%) melakukan tindakan tersebut, item nomor 1 dilakukan oleh 26 orang (86,7%) yang tidak melakukan 4 orang (13,3%), item nomor 3 dilakukan oleh 28 orang responden (93,3%), yang tidak melakukan 2 orang responden (6,7%), item no 2 dilakukan oleh 25 orang responden (83,3%), yang tidak melakukan 5 orang (16,7%). Sehingga berdasarkan item lersebut dapat dikategorikan tindakan responden dalam melakukan tindakan pengelolaan cairan antiseptik dapat dilihat dalam Tabel 5.7.
Tabel 5.7.
Distribusi kategori tindakan responden dalam hal pengelolaan cairan antiseptik diwilayah kerja puskesmas Tembung Medan 2013
Kategori Pengelolaan cairan antiseptic Frekuensi Persentase (%) Benar Tidak benar 19 11 61,3 35,3 Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui distribusi kategori tindakan dalam metakukan tindakan pengelolaan cairan antiseptik oleh responden menunjukkan bahwa sebagian besar dengan kategori tindakan benar yaitu 19 orang (61,3%).
D. Pemrosesan alat bekas pakai
Pemrosesan alat bekas pakai merupakan tindakan dekontaminasi alat-alat instrumen yang sudah terkontaminasi baik darah ataupun cairan tubuh ketika melakukan pelayanan kesehatan atau memberikan pertolongan persalinan. Pemrosesan alat bekas pakai diawali dengan tindakan pencucian, dan pembilasan a!at-alat instrumen. Tindakan ini merupakan salah satu prinsip yang tidak bisa diabaikan, karena dari beberapa penelitian membuktikan bahwa dengan pemrosesan alat bekas pakai yang efektif yaitu melalui proses pencucian dan pembilasan alat-alat bekas pakai kejadian infeksi dapat dicegah kejadiannya hampir 70%. Pemrosesan alat bekas pakai merupakan sebuah proses pencegahan infeksi yang dianjurkan untuk menurunkan penuiaran penyakit dari instrumen yang terkontaminasi dengan cara melakukan proses dekontaminasi. Proses dekontaminasi dilakukan dengan tahapan bagaimana instrumen yang kotor kembali diproses dengan larutan klorin, serta waktu kapan proses dekontaminasi dilakukan dan juga bagaimana proses penyikatan dan pembilasan alat-alat bakas pakai. Berdasarkan
hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti tentang tindakan responden dalam melakukan tindakan pemrosesan alat bekas pakai dapat diketahui melalui item observasi sebagai daftar titik yang telah ditentukan sebagai tolak ukur untuk menilai tindakan yang dilakukan responden sudah sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan atau tidak, selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut
Tabel 5.8.
Distribusi item observasi tindakan responden untuk Pencegahan Infeksi pada proses pertolongan persalinan dalam hal pemrosesan alat bekas pakai
di Wilayah kerja Puskesmas Tembung Medan 2013 No Item Observasi Tindakan Dilakukan Tidak
Dilakuka n
Jumlah
f % f % f %
A Dekontaminasi
1 Petugas menggunakan sarung tangan karet yang tebal / sarung tangan rumah tangga dari lateks
28 93,3 2 6,7 30 100
2 Petugas segera memasukkan benda- benda yang terkontaminasi ke dalam larutan klorin 0,5%
30 100 0 0 30 100
3 Petugas menrendam instrumen selama 10 menit
26 86,7 4 13,3 30 100
4 Petugas mengganti larutan klorin tiap 24 jam atau bila larutan telah terlihat kotor / keruh
26 86,7 4 13,3 30 100
B Pencucian dan pembilasan
5 Petugas menggunakan sarung tangan karet yang tebal / sarung rumah tangga dari lateks
20 66,7 10 33,3 30 100
6 Benda-benda yang akan dicuci sudah didekontaminasi terlebih dahulu
24 80 6 20 30 100
7 Benda-benda yang terbuat dari plastik / karet dicuci terisah dengan peralatan
dari logam
8 petugas membuka engsel gunting dan klem
26 86,7 4 13,3 30 100
9 Petugas menggunakan sikat dengan air dan sabun untuk menhilangkan sisa darah dan kotoran dari instrumen
26 86,7 4 13,3 30 100
10 Petugas mencuci setiap benda 3 kali dengan air dan sabun
20 66,7 10 33,3 30 100
11 Petugas membilas benda-benda yang telah dicuci dengan bersih
23 76,7 7 23,3 30 100
12 Selagi masih memakai sarung tangan, petugas mencuci sarung tangan dengan air dan sabun kemudian dibilas secara seksama dengan menggunakan air bersih
20 66,7 10 33,3 30 100
C Sterilisasi
13 Petugas menggunakan oven panas kering pada temperatur 1700C selama 60 menit
24 80 6 20 30 100
14 Petugas melakukan sterilisasi selama 20 menit jika instrumen tidak terbungkus
19 63,3 11 36,7 30 100
15 Petugas menyimpan instrumen dalam wadah steril berpenutup rapat
21 70 9 30 30 100
Berdasarkan tabel diatas dpat dilihat bahwa semua responden sebanyak 30 orang (100%) melakukan, item nomor 3,4,8,9 dilakukan oleh 26 orang (86,7%) yang tidak melakukan 4 orang (13,3%). Sehingga berdasarkan item tersebut dapat dikategorikan tindakan responden dalam melakukan tindakan pemrosesan alat bekas pakai dapat dilihat pada tabel 5.9 di bawah ini.
Tabel 5.9.
Distribusi kategori tindakan responden dalam hal pemrosesan alat bekas pakai di wilayah kerja puskesmas Tembung Medan 2013
Kategori Pemrosesan alat bekas pakai Frekuensi Persentase (%) Benar Tidak benar 18 12 58,1 38,7 Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel diatas distribusi kategori tindakan dalam melakukan tindakan pemrosesan alat bekas pakai oleh responden menunjukkan bahwa sebagian besar dengan kategori tindakan benar yaitu 18 orang (58,1%).
E. Pengelolaan sampah medik
Sampah terkontaminasi meliputi darah, urin, tinja, serta benda-benda yang terceraar oleh cairan tubuh. Jika tidak dikelola secara benar sampah terkontaminasi yang membawa mikroorganisme berpotensi untuk menginfeksi siapapun yang melakukan kontak dengan sampah tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui tindakan responden dalam melakukan tindakan pengelolaan sampah dapat dilihat pada item observasi yang disediakan dalam tabel di bawah ini
Tabel 5.10.
Distribusi item observasi tindakan responden untuk Pencegahan Infeksi pada proses pertolongan persalinan dalam hal pengelolaan sampah medik
di Wilayah kerja Puskesmas Tembung Medan 2013 No Item Observasi Tindakan Dilakukan Tidak
Dilakukan
Jumlah
1 Petugas menggunakan sarung tangan pada saat menangani sampah terkontaminasi
26 86,7 4 13,3 30 100
2 Sampah terontaminasi dimasukkan ke dalam tempat sampah kedap air / kantong plastik sebelum dibuang
26 86,7 4 13,3 30 100
3 Petugas mencegah terjadinya kontak antara sampah terkontaminasi dengan permukaan luang kantong
27 90 3 10 30 100
4 Petugas membuang benda-benda taham yang terontaminasi dengan menempatkannya dalam wadah tahan bocor / kontak karbon tebal / awah logam
23 76,6 7 23,3 30 100
5 Petugas membersihkan percikan darah dengan larutan klorin 0,5% kemudian menyeka dengan kain / pel
23 76,6 7 23,3 30 100
6 Petugas membungkus / menutup linon bersih dan menyimpan dalam kereta dorong / kemari tertutup
22 73,3 8 26,7 30 100
7 Petugas membersihkan tempat tidur, meja dan troli dengan kain yang dibaasahi lorin 0,5% dan deterjen
18 60 12 40 30 100
8 Petugas menyeka celemek dengan klorin 0,5%
19 63,3 10 36,6 30 100
9 Petugas membersihkan lantai dengan lap kering kemudian diseka dengan campuran klorin 0,5% dan deterjen
23 76,7 7 23,3 30 100
10 Petugas membersihkan dinding, gorden dan tirai dengan klorin 0,5% secara teratur
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tindakan pencegahan infeksi dalam hal pengelolaan sampah medik, untuk pelakasanaan tindakan pada item observasi nomor 2 yaitu sampah terkontaminasi segera dimasukkan kedalam long sampah, item ini merupakan prinsip pokok dalam pengelolaan sampah,dari tabel diatas dapat diketahui bahwa semua responden sebanyak 30 orang (100%) melakukan hal tersebut, item nomor 1 dan nomor 2 dilakukan oleh 26 orang (86,7%) yang tidak melakukan 4 orang (13,3%), item nomor 7 dilakukan oleh 18 orang responden (60%), yang tidak melakukan 12 orang responden (40%), item no 5 dilakukan oleh 23 orang responden (76,7%), yang tidak melakukan 7 orang (23,3%), item nomor 3 dilakukan oleh 27 orang responden (90%), dan yang tidak melakukan 3 orang (10%) item nomor 10 dilakukan oleh 21 orang responden (70%). Sehingga berdasarkan item tersebut dapat dikategorikan tindakan responden dalam melakukan tindakan pengelolaan sampah medik dengan kategori benar dan tidak benar, seperti dalam tabel di bawah ini:
Tabel 5.11.
Distribusi kategori tindakan responden dalam hal Pengelolaan sampah medik diwilayah kerja puskesmas Tembung Medan
Kategori Pengelolaan sampah medik Frekuensi Persentase (%) Benar Tidak benar 9 21 29,0 67,7 Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi kategori tindakan dalam melakukan tindakan pengelolaan sampah medik oleh responden menunjukkan, bahwa sebagian besar dengan kategori tindakan tidak benar yaitu sebanyak 21 orang (67,7%).
F. Penggunaan Benda Tajam Secara Aman
Dalam melakukan tindakan prosedur penggunaan peralatan tajam secara aman menunjukkan bahwa sebagian besar dengan kategori tindakan tidak benar yaitu 25 orang (80,6). Benda – benda tajam sekali pakai ( jarum suntik, jarum jahit, silet, pisau, skalpel) memerlukan penanganan khusus karena benda-benda ini dapat melukai petugas kesehatan dan juga masyarakat sekitarnya jika sampah ini dibuang di tempat pembuangan sampah umum.
Tabel 5.12
Distribusi item observasi tindakan responden untuk Pencegahan Infeksi pada proses pertolongan persalinan dalam hal penggunaan benda
tajam secara aman di Wilayah kerja Puskesmas Tembung Medan 2013
No Item Observasi Tindakan Dilakukan Tidak Dilakukan
Jumlah
f % f % f %
1 Petugas meletakkan benda – benda tajam di daerah khusus untuk meletakkan dan ,mengambil peralatan tajam
19 63,3 11 36,7 30 100
2 Petugas berhati –hati saat melakukan penjahitan agar terhindar dari luka tusuk secara tak sengaja
26 86,7 4 13,4 30 100
3 Petugas menggunakan pemegang jarum dan pinset pada saat menjahit
27 90 3 10 30 100
4 Jangan meraba ujung atau memegang jarum jahit dengan tangan
23 76,7 7 23,3 30 100
5 Jangan menutup kembali,
melengkungkan, mematahkan atau melepaskan jarum jam yang akan di buang
22 73,3 8 26,7 30 100
6 Petugas membuang benda – benda tajam dalam wadah tahan bocor dan segel dengan perekat jika sudah sua per tiga penuh
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tindakan pencegahan infeksi dalam hal penggunaan benda tajam secara aman, untuk pelaksanaan tindakan pada item observasi nomor 1 yaitu , Petugas meletakkan benda – benda tajam di daerah khusus untuk meletakkan dan ,mengambil peralatan tajam, item ini merupakan prinsip pokok penggunaan benda tajam secara aman,dari tabel diatas dapat diketahui bahwa semua responden sebanyak 30 orang (100%) melakukan hal tersebut, item nomor 2 dilakukan oleh 26 orang (86,7%) yang tidak melakukan 4 orang (13,3%), item nomor 3 dilakukan oleh 27 orang responden (90%), yang tidak melakukan 3 orang responden (10%), item no 4 dilakukan oleh 23 orang responden (76,7%), yang tidak melakukan 7 orang (23,3%), item nomor 5 dilakukan oleh 22 orang responden (73,3%), dan yang tidak melakukan 8 orang (26,7%) item nomor 6 dilakukan oleh 25 orang responden (83,3%), yang tidak melakukan 5 responden (16,7%). Sehingga berdasarkan item tersebut dapat dikategorikan tindakan responden dalam melakukan tindakan penggunaan benda tajam secara aman dengan kategori benar dan tidak benar, seperti dalam tabel di bawah ini.
Tabel 5.11.
Distribusi kategori tindakan responden dalam hal Penggunaan benda tajam secara amandiwilayah kerja puskesmas Tembung Medan
Kategori Penggunaan benda tajam secara aman
Frekuensi Persentase (%) Benar Tidak benar 5 25 16,1 80,6 Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi kategori tindakan dalam melakukan tindakan penggunaan benda tajam secara aman oleh responden menunjukkan, bahwa sebagian besar dengan kategori tindakan tidak benar yaitu sebanyak 25 orang (80,6%)