• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

C. Tindakan Reflektif Guru

Salah satu aspek kompetensi profesional menurut Permendiknas nomor 16 tahun 2007 yaitu guru hendaknya melakukan tindakan reflektif secara berkelanjutan. Menurut Permendiknas nomor 16 tahun 2007 aspek kompetensi profesional yang ke-empat yaitu mengembangkan

21

keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. Aspek ini meliputi (1) melakukan refleksi terhadap kinerja, (2) memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan, (3) melakukan penelitian tindakan kelas, (4) mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber.

Tindakan reflektif menurut Harmer (2007: 410) adalah terus berkaca pada apa yang sudah dilakukan. Guru hendaknya terus berfikir apa yang sudah diajarkan, bagaimana tanggapan siswa, dan mengapa semua itu terjadi.

Hal serupa juga dinyatakan oleh Richards & Lockhart (1996) bahwa cara atau pendekatan yang dilakukan oleh guru dimana ia mengeksplorasi apa yang dilakukan dan mengapa melakukannya merupakan bagian dari tindakan reflektif dalam pengajaran.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tindakan reflektif adalah tindakan guru yang selalu bercermin terhadap apa yang sudah dilakukan untuk mencari solusi dari masalah yang ditemukan. Guru hendaknya melihat kembali apakah yang dilakukan sudah sesuai dengan teori dalam pengajaran dan apakah sudah sesuai dengan karakteristik dari peserta didik.

Refleksi terhadap kinerja hendaknya dilakukan oleh guru secara berkesinambungan. Wallace (1991) menyebutkan bahwa proses reflektif merupakan proses yang terus berjalan (kontinyu) dalam merefleksikan received knowledge dan experiential knowledge dalam konteks tindakan profesional. Received knowledge adalah pengetahuan tentang berbagai

22

konsep, data, dan teori yang relevan dengan bidang yang diajarkan. Sedangkan previous experiential knowledge adalah pengetahuan yang diperoleh selama mengajar. Jadi dalam merefleksikan kinerjanya, guru berpedoman pada dua hal yaitu teori terbaru yang relevan dengan bidang yang diajarkan dan pengetahuan yang diperoleh selama mengajar terkait karakteristik siswa, budaya sekolah, dll.

Hasil refleksi yang dilakukan oleh guru dapat dimanfaatkan terutama untuk perbaikan kualitas diri. Menurut Richards & Lockhart (1996: 2) dengan melakukan refleksi dalam menjalani profesinya guru akan mendapatkan keuntungan. Beberapa diantaranya adalah: (1) dapat membantu mencapai pemahaman yang lebih baik tentang berbagai asumsi tentang mengajar dan pemahaman tentang pelaksanaannya, (2) dapat memperkaya pemahaman konsep tentang mengajar dan proses belajar mengajar, (3) menjadi dasar untuk self-evaluation yang merupakan komponen penting dalam pengembangan profesionalitas.

Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa manfaat dalam melakukan tindakan reflektif bagi guru beragam. Guru yang melakukan tindakan reflektif akan menelaah kembali dan berusaha menyelesaikan permasalahan yang terjadi di dalam kelas. Tindakan reflektif oleh guru juga dapat meningkatkan komitmen untuk terus melakukan peningkatan.

Salah satu bentuk tindakan reflektif guru lainnya adalah melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). McNiff (dalam Suharsimi Arikunto, dkk. 2012: 102) memandang bahwa PTK merupakan suatu bentuk penelitian

23

reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar, dan lain sebagainya. Guru melakukan tindakan reflektif atau timbal balik dari interaksinya dengan peserta didik ketika mengajar.

Menurut Hamzah B. Uno, dkk (2011: 41), “penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dan hasil belajar peserta didik meningkat.” Senada dengan pendapat tersebut, Suharsimi Arikunto (2012: 3) mengatakan bahwa PTK merupakan pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran dalam kelas.

Dari pendapat di atas, dapat kita simpulkan beberapa hal pokok mengenai PTK, diantaranya adalah:

a) Penelitian tindakan kelas merupakan sebuah refleksi guru terhadap kegiatan pembelajaran

b) Tujuan dari PTK adalah untuk memperbaiki kinerja guru c) PTK juga bertujuan untuk memperbaiki jalannya pembelajaran d) PTK dibuat agar hasil belajar peserta didik dapat meningkat

PTK merupakan penelitian yang sangat penting bagi guru. Dengan dibuatnya penelitian ini, guru dapat merefleksi hal-hal yang terjadi di dalam pembelajaran. Dampak positif dari dibuatnya PTK salah satunya adalah guru dapat menemukan pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini terjadi karena gurulah yang paling mengerti keadaan

24

peserta didik di kelasnya. Pembuatan PTK oleh guru perlu untuk dilaksanakan secara berlanjut, karena dengan melaksanakan PTK, guru akan merasa lebih mantap dalam berpartisipasi dalam berbagai kegiatan inovatif.

Aspek kompetensi prefesional yang terakhir yaitu mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber. Pada era teknologi seperti sekarang ini, penyebaran informasi sudah tidak terbatas. Informasi yang berkembang tidak hanya didominasi kaum cerdik pandai semata. Informasi dari belahan dunia manapun dapat diakses secara cepat oleh orang-orang di seluruh dunia menggunakan internet, smartphone, televisi, dan lain-lain.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi juga mempengaruhi dunia pendidikan. Guru dapat menggunakan layanan internet secara mudah. Berkembangnya media cetak dan media digital juga membantu guru memperoleh informasi yang berhubungan dengan keilmuan secara cepat dan mudah.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat memunculkan sebuah zaman yang disebut era globalisasi. Suparlan (2005: 138) menuturkan:

Dengan maraknya penggunaan teknologi informasi ini terjadilah apa yang dikenal dengan era globalisasi. Segala sesuatu serba mendunia, dengan karakteristik adanya arus informasi yang semakin cepat, tantangan yang semakin besar, adanya kompetisi dan persaingan bebas antar negara. Oleh karena itu, lembaga pendidikan sekolah harus dapat menghasilkan lulusan yang bermutu tinggi, tidak hanya berstandar lokal maupun nasional, tetapi harus memenuhi standar internasioanal. Selaras dengan perkembangan yang terjadi sebagai akibat dari era globalisasi maka penyelenggaraan pendidikan sekolah pada umumnya dan kemampuan guru pada khususnya juga mengalami perkembangan dan perubahan

25

Sekolah dan guru-guru di era globalisasi hendaknya dapat mengembangkan kemampuan, khususnya dalam menggunakan teknologi dalam pembelajaran. Penggunaan teknologi dalam pembelajaran bertuan agar peserta didik lebih memahami apa yang diajarkan.

Selain menggunakan teknologi sebagai sarana komunikasi, guru hendaknya memanfaatkan teknologi sebagai sarana pengembangan diri. Pengembangan diri yang dimaksudkan disini adalah guru dapat mengikuti perkembangan keilmuan yang sangat dinamis. Informasi tentang keilmuan atau perkembangan materi pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik dapat didapat secara mudah melalui internet, internet dapat diakses secara mudah dan cepat melalui ponsel pintar (smartphone). Tidak hanya itu, guru dapat menggunakan media sosial dalam aplikasi smartphone untuk berbagi informasi tentang pendidikan dengan komunitas sesama guru. Guru dengan mudah bertukar informasi tentang pengalaman mengajar dan membuat penelitian dalam forum guru secara mudah.

Dahulu, buku teks dipandang sebagai sumber belajar yang inti. Namun seiring perkembangan teknologi, berbagai buku dan materi pembelajaran dapat dilihat secara cepat dan mudah melalui internet. Dengan adanya perkembangan teknologi seperti internet, smartphone, TV, radio dll diharapkan dapat menambah wawasan guru. Guru yang berwawasan luas tidak akan membatasi peserta didiknya untuk belajar dari sumber apapun selama yang mereka pelajari merupakan hal-hal positif.

26

National Academy of Education (2009: 23) menyebutkan bahwa dewasa ini para guru dituntut untuk dapat menggunakan teknologi agar memudahkan peserta didik dalam mengakses informasi dan sumber-sumber belajar lainnya, mengembangkan keterampilan dan mengekspresikan ide.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat ditarik simpulan bahwa guru hendaknya mengikuti perkembangan zaman dengan belajar dari berbagai sumber. Sumber yang dapat dipelajari berupa internet, media cetak, media digital, dan lingkungan sekitarnya.

Dokumen terkait