• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tindakan Responden Sebelum dan Sesudah dilakukan Metode Role Play Bila dilihat dari jawaban pre-test dan post-test tindakan pada siswa tampak

4.3. Pengaruh Metode Role Play Terhadap Perilaku Pemilihan Makanan Jajanan

4.3.3 Tindakan Responden Sebelum dan Sesudah dilakukan Metode Role Play Bila dilihat dari jawaban pre-test dan post-test tindakan pada siswa tampak

jelas perubahan tindakan kedua kelompok yang mampu menjawab ya dan tidak pada setiap pertanyaan tindakan. Pada kelompok eksperimen, sebelum dilakukan intervensi dengan metode role play, siswa membeli makanan gorengan yang dibungkus dengan kertas koran, menyukai makanan yang mengandung banyak penyedap rasa serta suka makan makanan yang berwarna merah menyala dan sangat terang seperti saus cabai dan saus tomat. Setelah dilakukan intervensi, tampak peningkatan tindakan siswa tentang pemilihan makanan jajanan yang baik, yakni siswa lebih memilih tidak menggunakan saus saat membeli bakso maupun aneka gorengan, serta tidak membeli gorengan yang dibungkus dengan kertas koran. Distribusi jawaban pre-test dan post- test tindakan siswa terhadap pemilihan makanan jajanan pada kedua kelompok responden dapat dilihat pada tabel 4.9 dibawah ini:

Tabel 4.9. Distribusi Tindakan Responden dalam Pemilihan Makanan Jajanan Berdasarkan Jawaban Pre-test dan Post-test

No Pertanyaan

Tindakan

Eksperimen Kontrol

Pre-test Post-test Pre-test Post-test

n % n % n % n %

1 Apakah kamu selalu membeli

makanan jajanan yang bersih dan tertutup?

Jawaban benar 35 97,2 35 97,2 69 95,8 72 100,0

Jawaban salah 1 2,8 1 2,8 3 4,2 0 0,0

2 Apakah kamu membeli bakso yang

kenyal dan tidak berbau busuk?

Jawaban benar 30 88,3 30 83,3 44 61,1 55 23,6

64

Tabel 4.9. (Lanjutan)

No Pertanyaan

Tindakan

Eksperimen Kontrol

Pre-test Post-test Pre-test Post-test

n % n % n % n %

3 Apakah kamu suka memakan saus

cabai atau saus tomat yang berwarna merah menyala dan sangat terang?

Jawaban benar 30 88,3 35 97,2 56 77,8 6 8,3

Jawaban salah 6 16,7 1 2,8 16 22,2 66 91,7

4 Apakah kamu sering membeli

gorengan yang dibungkus kertas koran?

Jawaban benar 29 80,6 35 97,2 54 75,0 10 13,9

Jawaban salah 7 19,4 1 2,8 18 25,0 62 86,1

5 Apakah kamu membeli tahu yang

keras dan berbau busuk?

Jawaban benar 35 100,0 36 100,0 67 93,1 67 93,1

Jawaban salah 1 2,8 0 0,0 5 6,9 5 6,9

6

Apakah kamu sering minum minuman yang berwarna terang mencolok?

Jawaban benar 32 88,9 32 88,9 52 72,2 56 77,8

Jawaban salah 4 11,1 4 11,1 20 27,8 16 22,2

7 Apakah kamu selalu melihat tanggal

kadalaursa pada kemasan makanan?

Jawaban benar 24 66,7 30 83,3 61 84,7 61 84,7

Jawaban salah 12 33,3 6 16,7 11 15,3 11 15,3

8 Apakah kamu menyukai minuman yang

terasa sangat manis bahkan pahit?

Jawaban benar 24 66,7 23 63,9 52 72,2 58 80,6

Jawaban salah 12 33,3 13 36,1 20 27,8 14 19,4

9 Apakah kamu sering makan makanan

jajanan dalam kemasan?

Jawaban benar 3 8,3 19 52,8 19 26,4 24 33,3

Jawaban salah 33 91,7 17 47,2 53 73,6 48 66,7

10 Apakah kamu menyukai makanan yang

mengandung banyak penyedap rasa?

Jawaban benar 33 91,7 29 80,6 64 88,9 65 90,3

Jawaban salah 3 8,7 7 19,4 8 11,1 7 9,7

Berdasarkan hasil pre-test diketahui bahwa tindakan responden pada kelompok eksperimen sebelum diberikan pendidikan gizi tentang pemilihan makanan jajanan dengan metode role play pada kategori sedang sebanyak 13 orang (36,1%)

65

dan kategori baik yaitu 23 orang (63,9%) serta tidak ada yang termasuk dalam kategori kurang. Setelah dilakukan intervensi tentang pemilihan makanan jajanan dengan metode role play, hasil post-test tindakan responden kelompok eksperimen mengalami peningkatan menjadi 29 orang (80,6%) yang termasuk dalam kategori baik, sedangkan yang termasuk dalam kategori sedang sebanyak 7 orang (19,4%) dan tidak ada yang termasuk dalam kategori kurang. Secara umum tindakan responden kelompok perlakuan sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan gizi dengan metode role play mengalami peningkatan pada kategori baik meningkat dari 63,9% menjadi 80,6% setelah dilakukan pendidikan gizi tentang pemilihan makanan jajanan dengan metode role play dengan selisih peningkatan tindakan kategori baik pada pre-test dan post–test sebesar 16,7%. Hal ini menandakan pendidikan gizi dengan metode role play mengenai pemilihan makanan jajanan mampu untuk meningkatkan tindakan siswa menjadi lebih baik.

Tindakan siswa pada kelompok kontrol berada pada kategori baik yaitu 39 orang (54,2%), kategori sedang yaitu 28 orang (38,9%) dan kategori kurang sebanyak 5 orang (6,9%) pada saat pre-test. Pada hasil post-test tanpa dilakukannya intervensi berupa metode role play tentang pemilihan makanan jajanan ditemukan peningkatan tindakan responden pada kategori baik meningkat menjadi 52 siswa (72,2%) sedangkan sikap pada kategori sedang menurun menjadi 17 orang (23,6%) dan kategori kurang menurun menjadi 3 orang (4,2%), hal ini dapat terjadi karena adanya minat siswa untuk mencari informasi tentang pemilihan makanan jajanan. Distribusi

66

tindakan responden pada saat pre-test dan post-test lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:

Tabel 4.10. Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan tentang Pemilihan Makanan Jajanan

No Tindakan

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Pre-Test Post-Test Pre-Test Post-Test

n % n % n % n %

1 Baik 23 63,9 29 80,6 39 54,2 52 72,2

2 Cukup 13 36,1 7 19,4 28 38,9 48 23,6

3 Kurang 0 0,0 0 0,0 5 6,9 3 4,2

Jumlah 36 100,0 36 100,0 72 100,0 72 100,0

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata skor tindakan pre-test atau sebelum dilakukan pendidikan gizi tentang pemilihan makanan jajanan dengan metode role play pada responden kelompok eksperimen sebelum diberikan intervensi adalah 7,81 dan sesudah dilakukan metode role play meningkat menjadi 8,58. Sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh nilai rata-rata skor tindakan pada pre- test 7,50 dan hasil post-test juga meningkat menjadi 8,18. Selisih rata-rata skor pada kelompok perlakuan lebih besar dibandingkan kelompok kontrol yaitu sebesar 0,77 hal ini terjadi karena pada kelompok perlakuan diberikan intervensi berupa pendidikan gizi tentang pemilihan makanan jajanan dengan metode role play sedangkan pada kelompok kontrol selisih rerata sikap hanya 0,68 hal ini terjadi karena kelompok kontrol tidak diberi intervensi.

Berdasarkan hasil analisis Independent Sample T-test, pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dapat diketahui nilai probabilitas (p=0,010) dimana (p<0,05) yang menandakan bahwa ada pengaruh metode role play tentang pemilihan

67

makanan jajanan dalam terhadap tindakan siswa sebelum dan sesudah mendapatkan intervensi. Hal ini juga menunjukkan bahwa pemberian informasi tentang pemilihan makanan jajanan yang baik dengan metode role play efektif merubah tindakan siswa dalam memilih makanan jajanan kearah yang lebih baik.

Dari hasil analisis tersebut juga dapat disimpulkan bahwa secara rata-rata terdapat perbedaan bermakna antara tindakan siswa pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, untuk lebih jelasnya hasil analisis Independet Sample T-test dapat dilihat pada tabel 4.11 dibawah ini:

Tabel 4.11. Distribusi Tindakan Responden Berdasarkan Rata-rata Skor Pre- Test dan Post-Test tentang Pemilihan Makanan Jajanan dengan Metode Role

Play

Kelompok Tindakan Selisih

Rerata Skor P Pre-Test Post-Test Mean t Mean t Kelompok Eksperimen 7,81 2,132 8,58 0,758 0,77 0,010 Kelompok Kontrol 7,50 8,18 0,68

4.3.4 Hasil Observasi Terhadap Tindakan Responden dalam Memilih Makanan

Dokumen terkait