• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tindakan Segera

Dalam dokumen ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NY (Halaman 47-80)

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

4. Tindakan Segera

Menentukan kebutuhan klien terhadap tindakan yang segera dilakukan oleh bidan atau konsultasi, kolaborasi serta melakukan rujukan terhadap penyimpangan yang abnormal (Varney, 2007). Dalam kasus Asfiksia Sedang antisipasi yang dilakukan adalah Berikan rangsangan, isap lendir, berikan oksigen 1-2 liter x/menit, jika gagal lakukan tindakan ventilasi Hasan, (2004).

(5) Langkah 5 : Rencana tindakan

Pada langkah ini dilakukan rencana tindakan yang menyeluruh yang merupakan kelanjutan dari manajemen terhadap diagnosa yang telah teridentifikasi. Tindakan yang dapat dilakukan berupa bsersihkan jalan nafas dengan pengisap lendir, potong tali pusat, keringkan tubuh bayi, nilai status pernafasan (Dewi, 2011)

Setiap rencana harus disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien diharapkan juga akan melaksanakan rencana tersebut (Hyre, 2003).

Rencana yang dapat dilakukan pada bayi baru lahir dengan

Asfiksia Sedang adalah sebagai berikut:

1) Rangsangan refleks pernafasan dengan mengisap lendir selama 30-60 detik.

2) Posisikan kepala bayi ekstensi.

3) Berikan oksigen 1-2 liter x/menit.

4) Buka dan tutup mulut serta hidung gerakan dagu keatas dan kebawah teratur dengan frekuensi 20 x/menit (Hasan, 2004). (6) Langkah 6 : Implementasi

1) Memberikan rangsangan refleks pernafasan dengan mengisap lendir selama 30-60 detik.

2) Memposisikan kepala bayi ekstensi. 3) Memberikan oksigen 1-2 liter x/menit.

4) Membuka dan tutup mulut serta hidung gerakan dagu keatas dan kebawah teratur dengan frekuensi 20 x/menit (Hasan, 2004).

Pada langkah keenam ini rencana asuhan yang menyeluruh seperti diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan oleh bidan dan pasien secara efisien dan aman yaitu :

(7) Langkah 7 : Evaluasi

Tujuan Evaluasi adalah adanya kemajuan pada pasien setelah dilakukan tindakan (Hyre, 2003).

Hasil yang diharapkan dari asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir Dengan Asfiksia Sedang adalah Bayi bisa bernapas dengan

35

normal, tidak hipotermi, tidak infeksi, reflek dan nutrisi bayi baik, vital sign normal.

3. Data perkembangan

Metode pendekomentasian untuk data perkembangan dalam asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan asfiksia sedang ini menggunakan SOAP menurut (Varney, 2007) yaitu :

S : Subyektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa.

O : Obyektif

Menggambarkan pendekomentasian hasil pemeriksaan fisik pasien, hasil laboratorium dan test diagnostik yang dirumuskan dalam fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah 1.

A : Assesment atau Analisis

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi data subyektif dan obyektif dalam satu identifikasi berupa diagnosa atau masalah.

P : Planning

Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan (P) dan evaluasi (E) berdasarkan analisis.

Bidan dalam menyelenggarakan praktiknya berlandaskan pada Permenkes No. 1464/Menkes/Per/X/2010 pasal 16 ayat 2 yaitu pelayanan kebidanan kepada anak meliputi :

1. Perawatan Bayi Baru Lahir. 2. Perawatan tali pusat.

3. Perawatan bayi.

4. Resusitasi pada bayi baru lahir. 5. Pemantauan tumbuh kembang anak. 6. Pemberian imunisasi.

7. Pemberian penyuluhan. (Kepmenkes, 2010) D. Informed Concent

Informed consent adalah persetujuan sepenuhnya yang diberikan oleh klien atau walinya (bagi bayi, anak di bawah umur dan klien yang tidak sadar kepada bidan untuk melakukan sesuai kebutuhan (IBI, 2005).

37 BAB III METODOLOGI

A. Jenis Studi Kasus

Jenis laporan ini adalah laporan studi kasus dengan metode deskriptif. Menurut Notoatmodjo (2010), suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memaparkan atau membuat gambaran tentang studi keadaan secara obyektif. Studi kasus adalah studi yang dilakukan dengan cara mengkaji suatu permasalahan melalui suatu proses yang terdiri dari unit tunggal.

B. Lokasi Studi Kasus

Lokasi merupakan tempat pengambilan kasus dilaksanakan (Notoatmodjo, 2010). Studi kasus ini dilaksanakan di RSUD Karanganyar. C. Subyek Studi Kasus

Subyek merupakan orang yang dijadikan sebagai responden untuk mengambil kasus (Notoatmodjo, 2010). Subyek pada studi kasus ini adalah Bayi Baru Lahir Ny. K dengan Asfiksia Sedang.

D. Waktu Studi Kasus

Waktu studi kasus adalah dilaksanakan pada tanggal yang telah ditentukan sampai waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2004). Studi kasus ini dilaksanakan pada tanggal 23 – 26 April 2013.

E. Instrumen Studi Kasus

Instrumen penelitian adalah alat–alat yang digunakan untuk mengumpulkan data (Notoatmodjo, 2010).

Instrumen yang digunakan selama melakukan laporan kasus ini adalah dengan menggunakan format asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan metode Manajemen kebidanan 7 langkah Varney dan data perkembangan menggunakan SOAP dan sesuai lembar observasi.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data berdasarkan cara memperoleh dibagi menjadi 2 yaitu data primer dan data sekunder (Riwidikdo, 2009).

1. Data Primer

Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari subyek atau obyek penelitian oleh perorangan maupun organisasi (Riwidikdo, 2009) Data primer dapat diperoleh dari :

a. Wawancara

Yaitu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dimana penelitian mendapatkan keterangan atau penelitian secara lisan dari seseorang responden atau sasaran peneliti atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face).

(Notoatmodjo, 2010). Pada kasus ini wawancara dilakukan pada bidan dan keluarga pasien.

39

b. Observasi

Adalah suatu prosedur yang terencana antara lain meliputi: melihat, mencatat jumlah data, syarat aktivitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti (Notoatmodjo, 2010).

Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar status pasien. Pada Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia Sedang perlu dilakukan observasi yaitu vital sign meliputi: pernapasan, suhu, denyut jantung, reflek, intake dan output pada bayi baru lahir, dan adakah infeksi.

c. Pemeriksaan fisik

Menurut Nursalam (2008), pemeriksaan fisik dipergunakan untuk mengetahui keadaan fisik pasien secara sistematis dengan cara :

1) Inspeksi

Suatu proses observasi yang dilaksanakan secara sistematis dengan menggunakan indra penglihatan dan pandangan untuk mengumpulkan data. Inspeksi dilakuan untuk warna kulit dan gerakan.

2) Palpasi

Adalah suatu pemeriksaan seluruh bagian tubuh yang dapat teraba dengan menggunakan bagian tangan yang berbeda untuk mendeteksi jaringan, bentuk tubuh, persepsi getaran atau pergerakan dan konsistensi.

3) Perkusi

Adalah mengetuk permukaan tubuh dengan jari untuk menghasilkan getaran yang menjalar melalui jaringan tubuh. Perkusi dilakukan pada daerah abdomen untuk pembesaran hati dan limfe.

4) Auskultasi

Adalah mendengarkan bunyi yang terbentuk dalam organ tubuh untuk mendeteksi perbedaan dari normal. Dilakukan untuk memeriksa detak jantung bayi.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari obyek penelitian (Riwidikdo, 2009).

Data sekunder dapat diperoleh dari :

a) Studi dokumentasi, yaitu semua bentuk sumber informasi yang berhubungan dengan dokumentasi (Notoatmojo, 2010).

Pada pengambilan studi kasus ini penulis menggunakan catatan untuk menyimpan dan mengambil informasi data medik yang ada di RSUD Karanganyar.

b) Studi kepustakaan, yaitu memperoleh berbagai informasi baik berupa teori - teori, maupun konsep yang dikembangkan oleh berbagai ahli dari buku – buku sumber yang ada (Notoatmojo, 2010).

41

Pada studi kasus ini menggunakan studi kepustakaan dari tahun 2002 sampai 2013.

G. Alat – alat yang di butuhkan

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam teknik pengumpulan data antara lain : 1. Wawancara

Menggunakan alat :

a. Format asuhan kebidanan pada bayi baru lahir b. Buku tulis dan lembar observasi

c. Bolpoin 2. Observasi Menggunakan alat : a. Termometer b. Stetoskop c. Jam tangan 3. Resusitasi Menggunakan alat : a. 2 helai kain / handuk.

b. Bahan ganjal bahu bayi. Bahan ganjal dapat berupa kain, kaos, selendang, handuk kecil, digulung setinggi 5 cm dan mudah disesuaikan untuk mengatur posisi kepala bayi.

c. Alat penghisap lendir de lee. d. Tabung oksigen.

42 BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN KASUS Tanggal : 23 April 2013 Tempat : RSUD Karanganyar Pukul : 11.05 WIB

I. Pengkajian a. Data subyektif

1) Identitas bayi

a) Nama anak : By. Ny. K b) Umur : 10 menit.

c) Tgl/jam lahir : 23 April 2013 / 10.55 WIB d) Jenis kelamin : Laki-laki

e) BB/PB : 3100 gram / 49 cm

2) Identitas ibu Identitas Ayah

a) Nama : Ny. K Nama : Tn. S

b) Umur : 29 Tahun Umur : 31 Tahun

c) Agama : Islam Agama : Islam

d) Suku Bangsa : Jawa, Indonesia Suku Bangsa : Jawa, Indonesia e) Pendidikan : SMA Pendidikan :SMA

f) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta g) Alamat : Kodokan, Papakan, Tasikmadu, Karanganyar.

43

b. Anamnesa ( Data Subyektif ) Pada ibu

1) Riwayat Kehamilan Sekarang

a) HPHT : ibu mengatakan hari pertama haid terakhir pada tanggal 4 Agustus 2012.

b) HPL : ibu mengatakan hari perkiraan lahir pada tanggal 11 Mei 2013.

c) Masa gestasi : 37 minggu lebih 3 hari d) Keluhan-keluhan pada

Trimester I : ibu mengatakan mual muntah dipagi hari Trimester II : ibu mengatakan tidak ada keluhan Trimester III : ibu mengatakan tidak ada keluhan e) ANC:

Ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya sebanyak 6 kali di bidan, yaitu pada umur kehamilan 1 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 7 bulan dan 8 bulan.

f) Penyuluhan yang pernah didapat :

Ibu mengatakan pernah mendapatkan penyuluhan tentang tablet fe, gizi ibu hamil.

g) Imunisasi TT :

Ibu mengatakan mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2 kali di bidan yaitu pada saat capeng dan saat usia kehamilan 4 bulan.

2) Riwayat kehamilan ini

a) Tempat persalinan : RSUD Karanganyar, Penolong: Dokter. b) Jenis persalinan : SC (Sectio Caesarea)

c) Komplikasi/kelainan dalam persalinan: Kala II lama, Riwayat SC 2 kali, HBSag (+) positif.

d) Placenta :

(1) Berat placenta : 500 gram (2) Panjang : 50 cm (3) Jumlah kotiledon : 22

(4) Cairan ketuban : Jernih, jumlah ± 40 cc. (5) Insersi tali pusat : Centralis

(6) Kelainan : tidak ada kelainan (7) Lama persalinan :

Kala I : 6 Jam - Menit Kala II : 3 Jam 15 Menit Kala III : - Jam 10 Menit Kala IV : 2 Jam - Menit Total : 12 Jam 25 Menit 3) Riwayat penyakit

a) Riwayat penyakit saat hamil :

Ibu mengatakan saat hamil tidak sedang menderita penyakit yang dirasakan seperti : flu, batuk dan pilek.

45

(1) Jantung : ibu mengatakan tidak pernah berdebar-debar saat beraktivitas, tidak nyeri dada pada bagian kiri dan tidak berkeringat dingin di kedua telapak tangan

(2) Ginjal : ibu mengatakan tidak pernah sakit pada saat BAK maupun BAB dan tidak pernah sakit pada pinggang bagian bawah.

(3) Asma : ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas (4) TBC : batuk berkepanjangan lebih dari 2

minggu.

(5) Hepatitis : ibu mengatakan pernah kuning pada daerah mata, ujung kuku, dan kulit.

(6) DM : ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit gula dengan gejala sering haus, lapar, dan sering kencing dimalam hari. (7) Hipertensi : ibu mengatakan selama hamil hasil

tekanan darahnya tidak pernah lebih dari 140/100mmHg.

(8) Epilepsi : ibu mengatakan tidak pernah kejang-kejang sampai mengeluarkan busa dari mulut.

(9) Lain – lain : ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit lainnya.

c) Riwayat penyakit keluarga (1) Menular

Ibu mengatakan dalam keluarganya dan keluarga suaminya tidak ada yang menderita penyakit menular seperti: TBC, hepatitis, HIV AIDS.

(2) Menurun

Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suaminya tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti: jantung, DM dan hipertensi.

d) Riwayat keturunan kembar :

Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suaminya tidak ada yang memiliki riwayat keturunan kembar.

e) Riwayat operasi :

Ibu mengatakan pernah melakukan tindakan operasi pada saat melahirkan anak pertama dan kedua.

c. Pemeriksaan fisik

47

Tabel 4.1. Apgar Score

Tanda

Jumlah

Menit Menit Menit

1 5 10

Frekuensi jantung 1 2 2

Usaha nafas 1 1 2

Tonus otot 1 1 1

Reflek mudah terjadi 1 1 1

Warna kulit 1 1 1

Jumlah 5 6 7

Sumber : Data primer, 2013 2) Pemeriksaan Umum

a) Suhu : 36OC b) Pernafasan : 28x/menit c) Denyut Jantung : 100 x/menit d) Keaktifan : lemah 3) Pemeriksaan fisik sistematis

a) Kepala : normal, ubun-ubun besar belum menutup, tidak ada moulage tidak terdapat chepal hematoma

b) Muka : pucat, simetris, tidak ada oedema

c) Mata : simetris, konjungtiva kemerahan, sklera putih.

d) Kulit : Sianosis

e) Telinga : bersih, simetris, tidak ada serumen.

f) Hidung : terdapat napas cuping hidung, terdapat sekret, tidak ada benjolan.

g) Mulut :kebiruan, tidak ada labioskisis atau labiopalatoskisis.

h) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid i) Dada : gerakan dada sesuai pola bernafas, tidak

terdapat retraksi.

j) Perut : normal, tidak ada pembesaran.

k) Tali pusat : tali pusat tidak ada perdarahan, terbungkus kassa steril.

l) Punggung : tidak ada pembengkakan pada daerah punggung.

m) Ekstremitas : kebiruan, tidak ada oedema akral dingin, kuku sudah melebihi jari.

n) Genetalia : Testis sudah turun dalam skrotum.

o) Anus :Berlubang, ditandai dengan keluarnya mekonium

4) Reflek

a) Moro : kuat, jika bayi dikagetkan dengan cara menyentuh tangan bayi maka tangan bayi akan terkejut.

b) Rooting : lemah, jika bayi diberi rangsangan dengan cara menyentuh sisi mulut bayi maka bayi akan menoleh.

49

c) Suching : lemah, bayi belum bisa menyusu dengan benar

d) Tonick neck : lemah, bayi belum bisa mengangkat lehernya bila diletakkan ke bawah.

e) Swallowing : lemah, bayi belum bisa menelan dengan kuat. 5) Antropometri a) Lingkar kepala : 33 cm b) Lingkar dada : 31 cm c) PB/BB : 49 cm / 3100 gram d) LILA : 12 cm 6) Eliminasi

a) Urine : sudah keluar b) Mekonium : sudah keluar d. Pemeriksaan penunjang:

Pemeriksaan Laboraturium : HbSAg (-) negatif II. Interpretasi data

Tanggal : 23 April 2013 pukul : 11.15 WIB

a. Diagnosa kebidanan

Data Dasar : 1) Data subyektif

a) Ibu mengatakan anaknya yang ketiga lahir pada tanggal 23 April 2013, pukul 10.55 WIB

b) Ibu mengatakan jenis kelamin anaknya laki-laki 2) Data obyektif

a) Nilai Apgar Score : 5 – 6 – 7 b) Pemeriksaan fisik:

(1) Warna kulit : kebiruan

(2) Hidung : terdapat nafas cuping hidung, terdapat sekret, tidak ada benjolan.

(3) Mulut : kebiruan, tidak ada labioskisis atau labiopalatoskisis.

(4) Dada : gerakan dada sesuai pola bernafas, terdapat retraksi

c) Vital sign

S : 36O C

Denyut jantung : 100 x/menit.

R : 28 x/menit

d) Pemeriksaan reflek:

(1) Reflek moro : ada, kuat. (2) Rooting : ada, lemah. (3) Suching : ada, lemah.

51

(4) Tonick neck : ada, lemah. (5) Swallowing : ada, lemah e) Pemeriksaan antropometri yaitu:

(1) Lingkar kepala : 33 cm. (2) Lingkar dada : 31 cm.

(3) LILA : 12 cm.

(4) BB/PB : 3100 gram / 49 cm. b. Masalah

Bayi terjadi hipotermi Dasar : Suhu bayi 36,0 ° C c. Kebutuhan

Pemberian lampu sorot pada bayi, mengeringkan tubuh bayi III. Diagnosa potensial

Potensial terjadi Asfiksia Berat

IV. Tindakan segera

Keringkan bayi, bebaskan jalan nafas, atur posisi, suction bayi, kolaborasi dengan dokter Sp. A dalam pemberian terapi:

1) Oksigen 2 liter/menit, per nasal. 2) Injeksi Vit. K 1 mg secara IM. 3) Cefotaxim 1 x 125 mg, secara IV. 4) Infus RL 12 tpm.

V. Rencana tindakan

Tanggal : 23 April 2013 pukul : 11.25 WIB

a. Lakukan pendekatan dengan keluarga pasien

b. Keringkan tubuh bayi dengan cara ganti kain yang basah dan bungkus dengan pakaian yang hangat dan kering.

c. Berikan lampu sorot pada bayi. d. Posisikan kepala bayi sedikit ekstensi.

e. Bersihkan jalan napas dari mulut hingga hidung menggunakan dee lee.

f. Berikan rangsangan taktil pada telapak kaki dan punggung bayi. g. Observasi tanda-tanda vital bayi, terutama pernafasan tiap 4 jam. h. Kolaborasi dengan dr. Sp. A untuk memberikan terapi:

5) Oksigen 2 liter/menit, per nasal. 6) Injeksi Vit. K 1 mg secara IM. 7) Cefotaxim 1 x 125 mg, secara IV. 8) Infus RL 12 tpm.

i. Lakukan perawatan bayi dengan inkubator dengan suhu 36,6o C j. Lakukan perawatan tali pusat dengan menggunakkan kassa steril. k. Berikan kebutuhan cairan pada bayi berupa susu formula sebanyak

±25 cc/4 jam melalui dot. l. Observasi output bayi.

53

VI. Pelaksanaan

Tanggal : 23 April 2013 pukul : 11.30 WIB

a. Melakukan pendekatan dengan keluarga pasien dengan cara memberi tahu keadaan bayinya saat ini masih dalam pengawasan dokter.

b. Mengeringkan tubuh bayi dengan cara mengganti kain bersih dan kering.

c. Meletakkan bayi di bawah lampu sorot dengan jarak 60 cm.

d. Memposisikan kepala bayi sedikit ekstensi dengan cara mengganjal bahu bayi 2-3 cm.

e. Membersihkan jalan napas dari mulut hingga hidung dengan cara menghisap lender pada mulut 5 cm dan hidung 3 cm.

f. Memberikan rangsangan taktil pada telapak kaki dan punggung bayi dengan cara menepuk.

g. Mengobservasi tanda-tanda vital bayi, terutama pernafasan tiap 4 jam.

h. Melaksanakan advis dokter dengan memberikan terapi: 1) Oksigen 2 liter/menit, per nasal.

2) Injeksi Vit. K 1 mg secara IM. 3) Cefotaxim 1 x 125 mg, secara IV. 4) Infus RL 12 tpm.

j. Melakukan perawatan tali pusat pada bayi dengan menggunakkan kassa steril.

k. Memberikan kebutuhan cairan pada bayi berupa susu formula sebanyak ± 25cc/4 jam melalui dot.

l. Melakukan observasi output bayi.

VII.Evaluasi

Tanggal : 23 April 2013 pukul : 18.00 WIB

a. Setelah dilakukan pendekatan pada pasien bayi sudah mulai bisa menangis dan keadaan bayi sudah mulai membaik.

b. Tubuh bayi telah dikeringkan dan bayi sudah diganti dengan kain yang bersih dan kering.

c. Bayi telah didekatkan di dekat lampu sorot dengan jarak 60 cm

d. Kepala bayi sudah di resposisi menggunakan ganjal bahu setinggi 2-3 cm dan posisi bayi sudah sedikit ekstensi.

e. Telah dibersihkan jalan nafas dan bayi menangis kuat.

f. Telah diberikan rangsanga taktil pada telapak kaki dan punggung bayi dengan cara menepuk dan pernafasan mulai teratur serta bayi sudah menangis kuat.

g. Setelah dilakukan observasi tanda-tanda vital pada bayi setiap 4 jam dengan hasil:

55

Tabel 4.2 Tanda-tanda vital Jam (WIB) Denyut jantung (x/menit) Respirasi (x/Menit) Suhu (ºC) 11.05 120 28 36 15.05 120 28 36 19.05 126 40 36,2

Sumber : Data primer, 2013

h. Setelah diberikan terapi: oksigen 2 liter/ menit per nasal, injeksi Vit. K 1mg secara IM, Cefotaxim 1 x 125 mg secara IV, infus RL 12 tpm, bayi sudah bisa bernafas dan keadaannya sudah mulai membaik. i. Setelah dilakukan perawatan bayi dengan inkubator dengan suhu

36,6o C maka suhu tubuh bayi sudah mulai meningkat yaitu 36,2° C j. Telah dilakukan pemeriksaan reflek dengan hasil:

1) Moro : ada, kuat. 2) Suching : ada, kuat. 3) Rooting : ada, kuat.

4) Tonick neck : ada, lemah.

5) Swallowing : ada, lemah.

k. Tali pusat pada bayi telah di bungkus dengan menggunakkan kassa steril

l. Setelah dilakukan pemberian cairan berupa susu formula dengan dosis ±25 cc/4 jam melalui dot bayi sudah bisa menelan susu sedikit demi sedikit.

a) BAK

Frekuensi : 5-6 x/hari Warna : kuning jernih. c) BAB

Frekuensi : 1-3 x/hari

Konsistensi : padat

Warna : coklat kehitaman

DATA PERKEMBANGAN I

Tanggal : 24 April 2013 pukul : 07.45 WIB

S : Subyektif

1. Keluarga mengatakan bayinya menangis keras.

2. Keluarga mengatakan bayinya sudah mulai bisa menghisap dan menelan saat minum susu.

O : Obyektif

1. Keadaan umum bayi baik dan bergerak aktif. 2. Tanda – tanda vital bayi :

Denyut jantung : 120 x/ menit.

R : 42 x/ menit

S : 36,6oC

3. Warna kulit kemerahan.

57

5. Pemeriksaan reflek:

a. Moro : ada, kuat.

b. Rooting : ada, kuat. c. Suching : ada, kuat. d. Tonick neck : ada, lemah. e. Swallowing : ada, lemah. 6. Pemberian oksigen dihentikan.

7. Pemberian infus sudah di lepas.

8. Bayi masih berada di dalam inkubator dengan suhu 36,6° C. A : Assasment

Bayi Ny. K Umur 1 hari dengan Riwayat Asfiksia Sedang perawatan 1 hari. P : Planning

Tanggal : 24 April 2013 pukul : 08.00 WIB

1. Mengobservasi tanda – tanda vital bayi setiap 4 jam. 2. Mengobservasi output bayi

3. Mempertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat dengan cara membungkus bayi menggunakan kain kering dan bersih.

4. Memberikan kebutuhan cairan pada bayi berupa susu formula, sebanyak ±25 cc/4jam.

5. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand pada saat keadaan ibu sudah mulai membaik.

7. Memberikan imunisasi hepatitis Bo dengan dosis 0,5 cc secara IM, di paha kanan bayi.

Evaluasi

Tanggal : 24 April 2013 pukul : 13.00 WIB

1. Telah dilakukan observasi tanda – tanda vital pada bayi setiap 4 jam dengan hasil :

Tabel. 4.3 Tanda-tanda vital Jam (WIB) Denyut jantung (x/menit) Respirasi (x/Menit) Suhu (ºC) 08.00 120 42 36,6 12.00 120 42 36,6

Sumber : Data Primer, 2013

2. Telah dilakukan observasi output pada bayi dengan hasil : a) BAK

Frekuensi : 7-8x/hari Warna : kuning jernih. b) BAB

Frekuensi : 2-3 x/hari Konsistensi : padat

Warna : kuning kehitaman

3. Bayi telah terbungkus dengan kain kering dan bersih.

4. Telah diberikan kebutuhan cairan pada bayi berupa susu formula sebanyak ±25 cc/ 4 jam.

5. Ibu bersedia untuk menyusui bayinya secara on demand pada saat keadaan ibu sudah mulai membaik.

59

6. Telah dilakukan perawatan tali pusat menggunakan kassa steril. 7. Telah diberikan imunisasi Hbo pada bayi

DATA PERKEMBANGAN II

Tanggal : 25 April 2013 pukul : 07.45 WIB

S : Subyektif

1. Keluarga mengatakan bayinya sudah dimandikan.

2. Keluarga mengatakan bayinya sudah mulai menyusui dengan kuat. O : Obyektif

1. Reflek isap bayi sudah baik. 2. Tanda – tanda vital bayi:

Denyut jantung : 142x/menit.

R : 42x/menit.

S : 36,6oC

Warna kulit : Merah muda 3. Tonus otot leher baik.

4. Gerakan dada sesuai dengan pola bernapas. 5. Pergerakan tangan dan reflek baik.

A : Assesment

Bayi Ny.K Umur 2 hari dengan Riwayat Asfiksia Sedang perawatan hari kedua.

P : Planning

Tanggal : 25 April 2013 pukul : 08.00 WIB

1. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan menjaga bayi tetap terbungkus, agar suhu tubuh bayi tetap normal.

2. Mengobservasi tanda- tanda vital. 3. Mengobservasi output pada bayi.

4. Memberikan kebutuhan cairan pada bayi berupa susu formula, sebanyak ±25 cc/4 jam.

5. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI pada saat keadaan ibu sudah mulai membaik.

6. Telah dilakukan perawatan tali pusat menggunakan kassa steril.

Evaluasi

Tanggal : 25 April 2013 pukul : 13.00 WIB

1. Bayi telah terbungkus dan suhu bayi sudah diperhatikan.

2. Telah dilakukan observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam pada bayi dengan hasil:

Tabel. 4.4 Tanda-tanda vital Jam (WIB) Denyut jantung (x/menit) Respirasi (x/Menit) Suhu (ºC) 08.00 142 42 36,6 12.00 142 42 36,6

Sumber : Data Primer, 2013 Warna kulit : Merah muda

61

a) BAK

Frekuensi : 7-8x/hari Warna : kuning jernih. b) BAB

Frekuensi : 2-3x/hari Konsistensi : padat

Warna : coklat kehitaman

4. Telah diberikan kebutuhan cairan pada bayi berupa susu formula sebanyak ±25 cc/4 jam

5. Ibu bersedia untuk memberikan ASI jika sudah membaik keadaanya. 6. Telah dilakukan perawatan tali pusat menggunakan kassa steril.

DATA PERKEMBANGAN III

Tanggal : 26 April 2013 pukul : 07.45 WIB

S : Subyektif

1. Ibu mengatakan sudah mulai menyusui bayinya dengan menggunakan ASI.

2. Ibu mengatakan bayinya sudah sehat. O : Obyektif

1. Reflek isap bayi sudah baik. 2. Tanda – tanda vital bayi :

Denyut jantung : 144 x/menit.

S : 36,6oC

Warna kulit : kemerah-merahan. 3. Tonus otot leher baik.

4. Gerakan dada sesuai dengan pola bernapas. 5. Pergerakan tangan dan reflek baik.

A : Assesment

Bayi Ny. K Umur 3 hari dengan Riwayat Asfiksia Sedang perawatan hari ketiga.

P : Planning

Tanggal : 26 April 2013 pukul : 08.00 WIB

1. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan menjaga bayi tetap terbungkus, agar suhu tubuh bayi tetap normal.

2. Mengobservasi tanda- tanda vital. 3. Mengobservasi output pada bayi

4. Memberikan kebutuhan cairan pada bayi berupa susu formula, sebanyak ±25cc/4 jam

5. Mengajarkan pada ibu cara merawat tali pusat menggunakan kassa steril.

6. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI pada saat keadaan ibu sudah mulai membaik.

Dalam dokumen ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NY (Halaman 47-80)

Dokumen terkait