• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NY"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI BARU LAHIR NY. K DENGAN ASFIKSIA SEDANG

DI RSUD KARANGANYAR

TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh :

IRA SELVI ISTIYANTI NIM : B10.085

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

(2)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NY. K DENGAN ASFIKSIA

SEDANG DI RSUD KARANGANYAR TAHUN 2013

Diajukan Oleh :

IRA SELVI ISTIYANTI

NIM. B10 085

Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal, 15 Juli 2013

Pembimbing

(RIADINI WAHYU UTAMI, SST)

(3)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NY.K DENGAN

ASFIKSIA SEDANG DI RSUD KARANGANYAR TAHUN 2013 Karya Tulis Ilmiah

Disusun Oleh :

IRA SELVI ISTIYANTI NIM. B10 085

Telah dipertahankan di depan dewan penguji Ujian Akhir Program D III Kebidanan

Pada Tanggal, 23 Juli 2013

PENGUJI I PENGUJI II

(DESY HANDAYANI, S.ST, M.Kes) (RIADINI WAHYU UTAMI,SST)

NIK. 200884029 NIK. 201189094

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

Mengetahui,

Ka. Prodi D III Kebidanan

(DHENY ROHMATIKA, S.SiT)

(4)

iv

MOTTO

Kegagalan dapat dibagi menjadi dua sebab. Yakni

orang yang berpikir tapi tidak pernah bertindak dan

orang yang bertindak tapi tidak pernah

berpikir”

“ Harga

kebaikan manusia adalah diukur menurut

apa yang telah dilaksanakan atau

perbuatanya”

Bunga yang tidak akan layu sepanjang jaman

dalam

kebijakan”

Seorang sahabat adalah orang menjawab, apa bila

kita memanggil dan sering menjawab sebelum kita

panggil”

Ucapkan basmallah setiap kita memulai sesuatu

pekerjaan dan ucapkan Alhamdulillah setelah

pekerjaan it

u selesai”

Sesungguhnya semangat perjuangan itu telah

(5)

v

PERSEMBAHAN

Ø Alhamdulilah, akhirnya selesai juga karya kecil nan penuh arti dalam perjalanan hidupku. Walupun aku menyelesaikannya dengan penuh jerih payah, aku sangat bersyukur kepda Allah SWT yang selalu memberikan kekuatan dan keyakinan dalam menyelesaikan karya tulisini.

Ø Bapak, Ibu ananda tercinta setiap tetes keringatmu, serta ketulusan doa mu tak pernah henti-hentinya selalu engkau pajatkan untuk ananda. Hanya terima kasih yang bisa ananda ucapkan kepada mu dan kado kecil dari ananda untuk mama, papa yaitu menyelesaikan kuliah pada waktunya.

Ø Buat sahabat-sahabatku¸ terima kasih kalian sahabat terbaikku dan sudah menggagapaku seperti keluarga sendiri tanpa kalian aku bukan apa-apa.

Ø Dosen-dosenku selama di STIKes, terima kasih banyak untuk keikhlasan, dan kesabaranya dalam mengahadpiaku dan teman-teman seangkatan. Jasa andaa kan selalu terkenang dalam hidup kami.

(6)

vi

CURRICULUM VITAE

Nama : Ira Selvi Istiyanti

Tempat / Tanggal lahir : Brebes, 28 Desember 1991

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Geneng, Karangduren, Kebonarum, Klaten

1. SD N 1 Karangduren LULUS TAHUN 2004

2. SMP N 1 Kebonarum LULUS TAHUN 2007

3. SMA N 1 Karangnongko LULUS TAHUN 2010

4. Prodi DIII Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2010

STIKES Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, juni 2013

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

Dengan Asfiksia Sedang Di RSUD Karanganyar tahun 2013”.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusun Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bimbingan dan dorongan serta semangat dari pembimbing, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Riadini Wahyu Utami, S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

4. Dr. Mulyadi, selaku Direktur RSUD Karanganyar, yang telah bersedia memberi ijin pada penulis dalam pengambilan data awal dan dalam pengambilan kasus

(8)

viii

6. Seluruh dosen beserta staff Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

7. Rekan-rekan Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran dan kritik demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juni 2013

(9)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN... v

CURRICULUM VITAE ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

INTISARI ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Studi Kasus... 3

D. Manfaat Studi Kasus... 4

E. Keaslian Studi Kasus ... 5

(10)

x BABII TINJAUAN TEORI

A. Teori Medis ... 8

B. Teori Manajemen Kebidanan ... 19

C. Data Perkembangan ... 34

D. Landasan Hukum ... 36

BAB III METODOLOGI LAPORAN KASUS A. Jenis Studi Kasus ... 37

B. Lokasi Studi Kasus ... 37

C. Subyek Studi Kasus ... 37

D. Waktu Studi Kasus ... 37

E. Instrumen Studi Kasus ... 38

F. Teknik Pengumpulan Data ... 38

G. Alat-alat yang Dibutuhkan ... 41

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Kasus ... 43

1. Pengkajian Data ... 43

2. Intepretasi Data ... 50

3. Diagnosa Potensial ... 52

4. Tindakan Segera ... 53

5. Perencanaan ... 53

6. Pelaksanaan ... 54

(11)

xi

B. Pembahasan ... 64 BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ... 70 B. Saran ... 72 DAFTAR PUSTAKA

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Nilai Apgar Score

Tabel 4.1. Hasil Nilai Apgar Score, Pada Tanggal 23 April 2013

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian KTI

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin PenggunaanLahan Lampiran 3. Surat Balasan dari Lahan

Lampiran 4. Surat Persetujuan Pasiendalam Pengambilan Kasus Lampiran 5. Satuan Acara Pembelajaran Perawatan Tali Pusat

Lampiran 6. Satuan Acara Pembelajaran Teknik Menyusui yang benar Lampiran 7. Satuan Acara PembelajaranTentang Asi Ekslusif

(14)

xiv

ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI BARU LAHIR NY. K DENGAN ASFIKSIA SEDANG DI RSUD KARANGANYAR

TAHUN 2013

(xiv + 73 halaman + 6 tabel + 8 lampiran)

INTISARI

Latar Belakang: AKB di Indonesia 25/1000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian bayi di Indonesia adalah BBLR, asfiksia, tetanus. Kejadian asfiksia neonates menurut data WHO prosentasenya 33% dari bayi lahir normal. Angka kejadian asfiksia sedang di RSUD Karanganyar sebesar 95 bayi (8,71%) dari bayi lahir normal. Asfiksia sedang memerlukan penanganan yang segera supaya bayi dapat bertahan hidup diantaranya adalah mencegah kehilangan panas dan mengeringkan tubuh bayi, meletakan posisi bayi sedikit ekstensi, membebaskan jalan nafas, menilai bayi sehingga bayi yang menderita Asfiksia sedang bisa di selamatkan sehingga tidak terjadi Asfiksia berat.

Tujuan: Mendapatkan pengalaman nyata serta mampu dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan asfiksia sedang dalam menerapkan manajemen kebidanan menurut 7 langkah Varney yang meliputi pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Menganalisis kesenjangan antara teori dan kasus, dan memberikan alternatif pemecahan masalah.

Metode Studi Kasus: Jenis laporan studi kasus dengan metode deskriptif. Lokasi di RSUD Karanganyar, waktu pada tanggal 23 April – 26 April 2013, subyek adalah Bayi Ny. K dengan Asfiksia sedang, instrumen yang digunakan format asuhan kebidanan, teknik pengambilan data menggunakan data primer dan sekunder.

Hasil Studi Kasus: Setelah diberikan asuhan selama 3 hari didapatkan reflek hisap bayi baik, tonus otot leher baik, gerakan dada sesuai pola bernafas, pergerakan tangan dan reflek baik sehingga bayi dapat bernafas spontan.

Kesimpulan: Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir Ny.K dengan asfiksia

sedang yang dilaksanakan dengan cepat dan benar sehingga dapat mencegah terjadinya asfiksia berat. Dalam pelaksanaan asuhan kebidanan terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan lapangan yaitu dalam pemberian terapi pada kasus bayi Ny. K terapi yang di berikan adalah Oksigen 2 liter/menit, injeksi vit. K 1 mg, cefotaxim 1x125mg sedangkan infus D 10% tidak diberikan tetapi yang di berikan infus RL 10%.

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia menduduki peringkat tertinggi ketiga diantara negara – negara ASEAN seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Tahun 2010 per 1000 kelahiran hidup sebanyak 4 jiwa di Singapura, 12 jiwa di Malaysia, 38 jiwa di Filipina, sedangkan di Indonesia, menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2005 sekitar 54 per kelahiran hidup (Depkes RI, 2007). Walaupun pada tahun 2004 angka tersebut mengalami penurunan yaitu menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup, akan tetapi angka ini masih jauh dari target pencapaian tahun 2010 yaitu 15 per 1000 kelahiran hidup (Saifudin, 2004).

Di Indonesia angka kematian neonatal sebesar 25 per 1000 kelahiran hidup. Dari hasil survey demografi kesehatan Indonesia pada tahun 2007 penyebab utama kematian neonatal dini adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebanyak (35%), asfiksia (33,6%), tetanus (31,4%). Angka tersebut cukup memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap morbiditas dan mortalitas bayi baru lahir (Wijaya, 2009).

(16)

Menurut Manuaba (2005), asfiksia adalah keadaan dimana bayi yang baru dilahirkan tidak segera bernapas secara spontan dan teratur setelah dilahirkan. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam rahim yang berhubungan dengan faktor – faktor yang timbul dalam kehamilan, persalinan, dan setelah kelahiran.

Menurut Hasan (2005), bila terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan oksigen selama kehamilan atau persalinan, akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian.

Penatalaksanaan Asfiksia yaitu dengan cara mencegah kehilangan panas dan mengeringkan tubuh bayi, meletakan posisi bayi sedikit ekstensi, membersihkan jalan nafas, menilai bayi (Saifudin, 2005). Tindakan yang tepat dan melakukan pertolongan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir dengan asfiksia yaitu tujuan mengenal bayi dengan asfiksia neonatus. Sehingga tindakan bidan dalam memberikan asuhan pada bayi baru lahir dengan asfiksia adalah bidan harus dapat mengenali dengan baik pada bayi baru lahir dengan asfiksia dan melakukan tindakan yang di mulai dari resusitasi, membebaskan jalan nafas, mengusahakan bantuan medis, merujuk dengan benar serta memberikan perawatan lanjutan pada bayi secara tepat dan sistematis (Kriebs, 2008).

(17)

3

441 bayi (40,45%), Berat Badan Lahir Rendah 170 bayi (15,59%), bayi dengan caput 170 bayi (15,59%), Asfiksia Sedang 95 bayi (8,71%), bayi dengan ikterik 31 bayi (2,84%), Asfiksia berat 25 bayi (2,29%).

Berdasarkan uraian diatas, Asfiksia Sedang masih terlalu tinggi, maka dari itu Asfiksia Sedang memerlukan penanganan yang segera supaya bayi bisa diselamatkan dan tidak berlanjut menjadi Asfiksia Berat. Oleh karena itu

penulis tertarik mengambil judul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

Bayi Ny. K dengan Asfiksia Sedang di RSUD Karanganyar”. B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan

yaitu “Bagaimana penatalaksanaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

Ny. K dengan Asfiksia Sedang di RSUD Karanganyar dengan menggunakan

pendekatan 7 langkah Varney ?”. C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan Asfiksia

Sedang dengan menerapkan manajemen kebidanan menurut 7 langkah Varney.

2. Tujuan Khusus a. Penulis mampu :

1) Melaksanakan pengkajian pada bayi baru lahir Ny. K dengan

(18)

2) Menginterpretasikan data berupa diagnosa kebidanan, masalah, kebutuhan bayi baru lahir dengan Asfiksia Sedang.

3) Menentukan diagnosa potensial pada bayi baru lahir Ny. K dengan Asfiksia Sedang.

4) Melakukan antisipasi tindakan pada bayi baru lahir Ny. K dengan Asfiksia Sedang.

5) Merencanakan tindakan pada bayi baru lahir Ny. K dengan

Asfiksia Sedang.

6) Melakukan rencana tindakan pada bayi baru lahir Ny. K dengan

Asfiksia Sedang.

7) Melakukan evaluasi terhadap asuhan yang telah dilakukan pada bayi baru lahir Ny. K dengan Asfiksia Sedang.

b. Penulis dapat menganalisis kesenjangan antara teori dan kenyataan di lapangan termasuk faktor pendukung dan penghambat.

c. Penulis mampu memberi alternatif pemecahan masalah jika terdapat kesenjangan pada asuhan kebidanan yang telah diberikan pada bayi baru lahir dengan Asfiksia Sedang.

D. Manfaat Studi Kasus

1. Bagi penulis

Meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan ketrampilan penulis dalam menerapkan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan Asfiksia

(19)

5

2. Bagi profesi

Memberi wawasan bagi profesi atau tenaga kesehatan lainnya dalam menangani kasus pada bayi baru lahir dengan Asfiksia Sedang sesuai dengan standar asuhan kebidanan.

3. Bagi Institusi a. Rumah Sakit

Meningkatkan pelayanan kebidanan khususnya pada penanganan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan Asfiksia Sedang. b. Pendidikan

Menambah referensi dan sumber bacaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan Asfiksia Sedang.

E. Keaslian Studi Kasus

Laporan studi kasus tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan

Asfiksia sedang, sudah pernah dilakukan oleh :

1. Ningsih, TAP (2011), dengan judul “Asuhan kebidanan Pada Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia Sedang di RB Restu Sragen”. Asuhan kebidanan

yang di berikan adalah membebaskan jalan nafas dari mulut hingga hidung, memberi rangsangan taktil pada telapak kaki dan punggung bayi, memberikan terapi oksigen 2 liter/menit, injeksi vit k 1 mg, secara IM, mengobservasi pernafasan tiap 4 jam, Hasil yang diperoleh adalah

Asfiksia teratasi, keadaan umum: bayi baik, bayi tidak hipotermi.

(20)

Karanganyar“. Asuhan kebidanan yang diberikan adalah membebaskan

jalan nafas dengan menghisap lendir dan rangsangan taktil, menghangatkan bayi, mengobservasi keadaan umum bayi dan kolaborasi dengan dokter spesialis anak dalam pemberian terapi yaitu: injeksi kalfoxcim 1 x 160 mg/hari, injeksi vit. K 1 mg secara IM. Hasil dari asuhan yang diberikan adalah asfiksia teratasi, keadaan umum: bayi baik, bayi tidak hipotermi.

3. Sulistiyowati, N (2008), dengan judul “ Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia Sedang di Ruang Perinatologi RSUD Pandan

Arang Boyolali”. Asuhan kebidanan yang diberikan adalah

membersihkan jalan nafas, menghangatkan bayi, mengobservasi keadaan umum bayi, dan kolaborasi dengan dokter spesialis anak dalam pemberian terapi yaitu: pemberian O2 2 liter/menit, infuse D 10% 8 tetes/menit, injeksi vit. K 1 x 0,5 mg, gentamicin 1 x 1,5 mg, cefotaxim 155 mg/ 12 jam. Hasil dari asuhan yang diberikan adalah asfiksia teratasi, keadaan umum: bayi baik, bayi tidak hipotermi.

(21)

7

kemudian waktu studi kasus yaitu pada keaslian dilaksanakan pada tahun 2011,2010 serta 2008, sedangkan pada kasus yaitu tahun 2013, selanjutnya tempat studi kasus pada keaslian tempat dilaksanakan studi kasus yaitu pada RB Restu Sragen dan RSUD Pandan Arang Boyolali sedangkan pada kasus yaitu di RSUD Karanganyar, pada terapi diberikan infus D 10 % sedangkan pada kasus diberikan infus RL 12 tpm.

F. Sistematika penulisan

Sistematika penulisan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah dengan

judul “Asuhan Kebidanan Bayi Baru lahir Pada Bayi Ny.K dengan

Asfiksia Sedang di RSUD Karanganyar“ terdiri dari 5 BAB dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan umum dan khusus, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang landasan teori medis dan teori manajemen. Teori medis meliputi definisi asfiksia, etiologi dan factor predisposisi asfiksia, klasifikasi asfiksia, tanda dan gejala

(22)

rencana tindakan, implementasi dan evaluasi, dan data perkembangan menggunakan SOAP pada kasus Asfiksia Sedang. BAB III METODOLOGI KASUS

Bab ini berisi tentang jenis studi, lokasi studi kasus, subjek studi kasus, waktu studi kasus, instrumen studi kasus dan teknik pengumpulan data serta alat - alat yang dibutuhkan.

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

Bab ini menggambarkan Asuhan Kebidanan terhadap Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia Sedang, secara nyata sesuai manajemen kebidanan menurut 7 langkah Varney mulai dari pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan data perkembangan. Sedangkan dalam pembahasan penulis menjelaskan tentang kesenjangan antara teori dengan praktik yang penulis temukan di lapangan.

BAB V PENUTUP

Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan inti dari pembahasan asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia Sedang. Sedangkan saran berisi pemecahan masalah yang realitis operasional yang artinya saran yang diberikan itu dapat diterima secara wajar dan dapat dilaksanakan oleh yang diberi saran.

(23)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TEORI MEDIS

1) Bayi baru lahir

a. Pengertian

Bayi baru lahir normal adalah suatu konsepsi yang baru lahir dari rahim wanita melalui jalan normal atau dengan bantuan alat tertentu sampai umur satu bulan (Hasan, 2004)

Bayi baru lahir normal adalah individu yang lahir dari dunia. Dalam keadaan yang terbatas, maka individu yang terbatas sangatlah membutuhkan perawatan dari orang lain (Janah, 2008) b. Ciri – ciri bayi baru lahir normal menurut Dewi (2011), adalah

sebagai berikut:

1) Lahir aterm antara 37 – 42 minggu. 2) Berat badan 2500 – 4000 gram. 3) Panjang badan 48 -52 cm. 4) Lingkar dada 30 – 38 cm. 5) Lingkar kepala 33 – 35 cm. 6) Lingkar lengan 11 – 12cm.

(24)

9) Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup.

10)Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.

11)Kuku agak panjang dan lemas. 12)Nilai Apgar >7.

13)Gerak aktif.

14)Bayi lahir langsung menangis kuat.

15)Reflek rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik. 16)Reflek suching (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik. 17)Reflek morro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah

terbentuk dengan baik.

18)Reflek grasping ( menggenggam ) sudah baik. 19)Genetalia

a) Pada laki – laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada skrotum dan penis yang berlubang.

b) Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uretra yang berlubang serta adanya labia minora dan mayora.

(25)

11

c. Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan diluar uterus. 1) Pernapasan

Menurut Arief dkk (2009), selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas harus melalui paru – paru bayi.

2) Peredaran darah

Menurut Dewi (2011), pada masa fetus peredaran darah dimulai dari plasenta melalui vena umbilikalis lalu sebagian ke hati dan sebagian lainnya langsung ke serambi kiri jantung, kemudian ke bilik kiri jantung. Dari bilik kiri darah dipompa melalui aorta keseluruh tubuh, sedangkan yang dari bilik kanan darah dipompa sebagian ke paru dan sebagian melalui duktus arteriosus ke aorta.

3) Perubahan suhu tubuh

(26)

Menurut Arief dkk (2009), empat kemungkinan mekanisme yang dapat menyebabkan bayi baru lahir kehilangan panas tubuhnya, yaitu:

a) Konduksi

Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang kontak langsung dengan tubuh bayi. Sebagai contoh, memegang bayi saat tangan dingin.

b) Konveksi

Panas hilang dari tubuh bayi keudara sekitarnya yang sedang bergerak. Sebagai contoh, ketika membiarkan atau menempatkan BBL dekat jendela.

c) Radiasi

Panas dipancarkan dari BBL keluar tubuhnya kelingkungan yang lebih dingin. Sebagai contoh, membiarkan BBL dalam keadaan telanjang.

d) Evaporasi

(27)

13

(1) Keringkan bayi secara seksama.

(2) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih yang kering dan hangat.

(3) Tutup bagian kepala bayi.

(4) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.

(5) Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir.

(6) Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat. 4) Hati

Menurut Dewi (2011), segera setelah lahir, hati menunjukkan perubahan kimia dan morfologis yang berupa kenaikan kadar protein dan penurunan kadar lemak serta glikogen. Sel hemopoetik juga mulai berkurang, walaupun dalam waktu yang agak lama. Enzim hati belum aktif benar pada waktu bayi baru lahir, daya detoksifikasi hati pada neonatus juga belum sempurna, contohnya pemberian obat cloramfenikol dengan dosis lebih dari 50 mg atau dapat menimbulkan grey baby syndrome.

d. Masalah yang perlu tindakan segera dalam 1 jam menurut Dewi (2011), yaitu:

1) Tidak bernapas / sulit bernapas

(28)

a) Keringkan bayi atau ganti kain yang basah dan bungkus dengan pakaian hangat dan kering.

b) Segera klem dan potong tali pusat.

c) Letakkan bayi pada tempat yang keras dan hangat.

d) Lakukan pedoman pencegahan infeksi dalam setiap melakukan tindakan.

e) Lakukan resusitasi bila terdeteksi adanya kegagalan napas setelah bayi lahir.

f) Jika resusitasi tidak berhasil, maka berikan ventilasi. 2) Neonatus resiko tinggi

Menurut Dewi (2011), mengatakan kondisi-kondisi yang menjadikan neonatus beresiko tinggi, yaitu:

a) Asfiksia neonaturum

Suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir sehingga bayi tidak dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam arang dari tubuhnya.

b) Perdarahan tali pusat

(29)

15

c) Kejang neonatus

Kejang pada neonatus bukanlah suatu penyakit, namun merupakan suatu gejala penting akan adanya penyakit lain sebagai penyebab kejang atau adanya kelainan susunan saraf pusat. Penyebab utama terjadinya kejang adalah kelainan bawaan pada otak, sedangkan sebab sekunder adalah gangguan metabolik atau penyakit lain seperti penyakit infeksi. Di negara berkembang, kejang pada neonatus sering disebabkan oleh tetanus neonaturum, sepsis, meningitis, ensefalitis, pendarahan otak dan cacat bawaan.

2) Asfiksia

a. Pengertian

Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas spontan dan teratur setelah lahir (Wiknjosastro, 2004).

Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Keadaan ini biasanya disertai dengan keadaan hipoksia dan hiperkapnu serta berakhir dengan asidosis (Arief dkk, 2009).

b. Etiologi dan faktor predisposisi

(30)

Pembagian penyebab kegagalan pernapasan menurut Dewi (2011) adalah sebagai berikut:

1) Pada janin, kegagalan pernapasan disebabkan oleh beberapa hal diantaranya:

a) Gangguan sirkulasi dari ibu ke janin, disebabkan oleh beberapa hal yaitu:

(1) Gangguan aliran pada tali pusat, kali ini biasanya berhubungan dengan adanya lilitan tali pusat, simpul pada tali pusat, tekanan yang kuat pada tali pusat, ketuban telah pecah yang menyebabkan tali pusat menumbung, dan kehamilan lebih bulan ( post-term). (2) Adanya pengaruh obat, misalnya pada tindakan SC

yang menggunakan narkosa. b) Faktor dari ibu selama hamil.

(1) Gangguan his, misalnya karena atonia uteri yang dapat menyebabkan hipertoni.

(2) Adanya pendarahan pada plasenta previa dan solusio plasenta yang dapat menyebabkan turunnya tekanan darah secara mendadak.

(3) Vasokonstriksi arteria pada kasus hipertensi kehamilan dan pre eklampsia dan eklampsia.

(31)

17

c. Patofisiologi

Menurut Hasan (2005), pernafasan spontan bayi baru lahir tergantung kepada kondisi janin pada masa kehamilan dan persalinan. Proses kelahiran sendiri selalu menimbulkan asfiksia ringan yang bersifat sementara pada bayi (asfiksia transien). Proses ini dianggap sangat perlu untuk merangsang kemoreseptor pusat

pernafasan agar terjadi “Primary gasping” yang kemudian akan

berlanjut dengan pernafasan teratur. Sifat asfiksia ini tidak mempunyai pengaruh buruk karena reaksi adaptasi bayi dapat mengatasinya.

Bila terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan oksigen selama kehamilan atau persalinan, akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian. Kerusakan dan gangguan fungsi ini dapat reversibel atau tidak tergantung kepada berat dan lamanya asfiksia. Asfiksia yang terjadi dimulai dengan suatu periode atau (Primary apnoea) disertai dengan penurunan frekuensi jantung. Selanjutnya bayi akan memperlihatkan usaha bernafas (gasping) yang kemudian diikuti oleh pernafasan teratur.

(32)

d. Tanda dan gejala

1) Asfiksia berat ( nilai APGAR 0-3 )

(a) Frekuensi jantnng kecil, yaitu < 40 kali per menit. (b) Tidak ada usaha napas.

(c) Tonus otot lemah bahkan hampir tidak ada.

(d) Bayi tidak dapat memberikan reaksi jika diberikan rangsangan.

(e) Bayi tampak pucat bahkan sampai berwarna kelabu. (f) Terjadi kekurangan oksigen yang berlanjut sebelum atau

sesudah persalinan.

2) Asfiksia sedang ( nilai APGAR 4-6 )

(a) Frekuensi jantung menurun menjadi 60-80 kali permenit. (b) Usaha napas lambat.

(c) Tonus otot biasanya dalam keadaan baik.

(d) Bayi masih bisa bereaksi terhadap rangsangan yang diberikan.

(e) Bayi tampak sianosis.

(f) Tidak terjadi kekurangan oksigen yang bermakna selama proses persalinan.

3) Asfiksia ringan ( nilai APGAR 7-10 )

(a) Takipnea dengan napas lebih dari 60 kali per menit. (b) Bayi tampak sianosis.

(33)

19

(d) Bayi merintih ( grunting )

(e) Adanya pernapasan cuping hidung. (f) Bayi kurang aktifitas.

(g) Dari pemeriksaan auskultasi diperoleh hasil ronchi, rales,

dan wheezing positif (Dewi, 2011).

Bila terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan oksigen selama kehamilan atau persalinan akan terjadi asfiksia

berat. (Hasan, 2005). e. Penanganan

Menurut Dewi (2011), tindakan yang dapat dilakukan pada bayi

asfiksia neonatorum adalah sebagai berikut:

1) Bersihkan jalan napas dengan pengisap lendir dan kassa steril. 2) Potong tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik.

3) Segera keringkan tubuh bayi dengan handuk atau kain kering yang bersih dan hangat.

4) Nilai status pernapasan. Lakukan hal-hal berikut bila ditemukan tanda-tanda asfiksia.

(a) Segera baringkan dengan kepala bayi sedikit ekstensi dan penolong berdiri disisi kepala bayi dari sisa air ketuban.

(b) Miringkan kepala bayi.

(c) Bersihkan mulut dengan kassa yang dibalut pada jari telunjuk.

(34)

5) Lanjutkan menilai status pernapasan

Nilai status pernapasan apabila masih ada tanda asfiksia, caranya dengan menggosok punggung bayi (melakukan rangsangan taktil). Bila tidak ada perubahan segera berikan nafas buatan. Menurut Hasan (2004), tindakan yang dapat dilakukan pada bayi asfiksia sedang adalah sebagai berikut: a) Rangsangan refleks pernafasan (hisap lendir, beri

rangsangan selama 30-60 detik).

b) Bila gagal lakukan pernafasan selama 2 menit (1) Kepala bayi sedikit ekstensi

(2) Beri oksigen 1-2 liter/menit melalui kateter dalam hidung.

(3) Buka dan tutup mulut serta hidung, dagu keatas dan ke bawah teratur dengan frekuensi 20x/menit

B. Teori Manajemen Kebidanan

1. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah melalui penemuan. Ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 2007).

2. Proses Manajemen Kebidanan

(35)

21

(a) Langkah I : Pengkajian

Pengkajian adalah langkah awal yang dipakai dalam penerapan asuhan kebidanan pada pasien (Varney, 2007). Menurut Varney (2007), pada analisis untuk mengevaluasi keadaan meliputi :

1. Data Subyektif

Adalah data yang didapat dari klien sebagai pendapat terhadap situasi dan kejadian. Informasi tersebut dapat ditentukan dengan informasi atau komunikasi (Nursalam, 2008).

a) Biodata

Menurut Nursalam (2008), pengkajian biodata antara lain : 1) Nama bayi : untuk mengenal pasien.

2) Tanggal lahir : untuk mengetahui kapan bayi lahir. 3) Jenis kelamin : untuk mengetahui jenis kelamin

yang dilahirkan.

4) Nama orang tua : untuk mengetahui identitas orang tua bayi.

5) Umur : untuk mengetahui faktor dan tingkat kesuburan.

(36)

pendidikan yang nantinya penting dalam memberikan KIE.

8) Pekerjaan : untuk mengetahui keadaan sosial ekonomi.

9) Alamat : untuk mengetahui tempat tinggal. b) Keluhan utama

Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan pasien saat pemeriksaan (Varney, 2007).

Pasien dengan Asfiksia Sedang, mengeluh keadaan bayi lemah, bayi tidak menangis spontan (Arief, 2009). c) Riwayat kehamilan sekarang

Yang perlu dikaji adalah tanggal hari pertama haid terakhir, masalah dan kelainan pada kehamilan sekarang, pemakaian obat-obatan, keluhan selama hamil (Saifuddin, 2004). d) Riwayat penyakit kehamilan

(37)

23

e) Kebiasaan ibu waktu hamil (1) Pola Nutrisi

Dikaji untuk mengetahui apakah ibu hamil mengalami gangguan nutrisi atau tidak, pada pola nutrisi yang perlu dikaji meliputi frekuensi, kualitas, keluhan, makanan pantangan (Manuaba, 2008).

(2) Pola Eliminasi

Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu BAB dan

BAK adalah kaitannya dengan obstipasi atau tidak (Mufdlilah, 2009).

(3) Pola Istirahat

Istirahat merupakan kebiasaan yang dianjurkan bagi kehamilannya (Mufdlilah, 2009).

(4) Pola seksualitas

Untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan hubungan suami istri dalam seminggu, ada keluhan atau tidak (Varney, 2007).

(5) Personal Hygiene

(38)

(6) Psikososial budaya

Untuk mengetahui apakah ada pantangan makan atau kebiasaan yang tidak diperoleh selama hamil dalam adat masyarakat setempat, perasaan tentang kehamilan ini, kehamilan ini direncanakan atau tidak, jenis kelamin yang diharapkan, dukungan keluarga terhadap kehamilan ini, dan keluarga lain yang tinggal serumah (Varney, 2007).

(7) Perokok dan pemakai obat–obatan

Dikaji untuk mengetahui kebiasaan merokok, menggunakan obat-obatan, dan alkohol (Mufdlilah, 2009). Pada ibu hamil yang mengkonsumsi rokok, pengguna obat-obatan, dan alkohol dapat menyebabkan terjadinya abortus dan terjadinya infeksi pada janin (Stoppard, 2009).

f) Pemeriksaan fisik (Data obyektif)

Adalah data yang didapat dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian (Nursalam, 2008).

(1) Pemeriksaan khusus

(39)

25

Denyut jantung Tak teraba <100x/menit >100x/menit

Usaha nafas Tidak ada Merintih,tidak teratur

Menangis kuat

Tonus otot Lumpuh Fleksi lemah Menggerakkan

anggota badan

Untuk mengetahui keadaan umum bayi yang meliputi baik, sedang, buruk dan kesadaran yang meliputi (sadar penuh, apatis, gelisah, koma) gerakan yang ekstrim dan ketegangan otot (Dewi, 2011).

(a) Tanda – tanda vital:

(40)

frekuensi jantung menurun menjadi 60-80x/menit.

2) Pernapasan dinilai dari sifat pernapasan dan bunyi napas dalam satu menit, pernapasan normal 40-60x/menit. Pada kasus asfiksia

sedang pernafasan <40x/menit.

3) Suhu dinilai dari temperature normal rectal dan axilla yaitu 36,5o C sampai 37,5oC (Dewi, 2011). Pada kasus asfiksia sedang suhu <36,5oC.

(b) Pemeriksaan fisik sistematis menurut Dewi (2011), adalah:

1) Kepala : bentuk mesochepal, makrochepal, atau microchepal serta adakah kelainan.

2) Mata : adakah strabismus, sklera berwarna kekuningan dan pucat pada conjungtiva 3) Telinga : simetris atau tidak, adakah

(41)

27

adakah cairan, adakah benjolan.

5) Mulut : adakah sianosis dan bibir kering. Adakah kelainan labioskisis atau labiopa-latoskisis. Pada kasus asfiksia sedang biasanya berwarna kebiruan.

6) Leher : adakah pembesaran kelenjar tyroid.

7) Dada : adakah retraksi, pada kasus

Asfiksia sedang tidak terdapat retraksi, gerakan dada sesuai pola bernafas. 8) Abdomen : adakah pembesaran hati

dan limfe.

9) Kulit : Apakah kulit berwarna kebiruan, Pada kasus

asfiksia sedang warna kulit terutama pada daerah mulut dan ekstremitas berwarna kebiruan.

(42)

sudah turun, jika perempuan apakah labia mayora sudah menutupi labia minora.

11) Ekstremitas : apakah oedema, tanda sianosis, akral dingin, apakah kuku sudah melebihi jari-jari. Pada kasus asfiksia sedang ekstremitas bayi sedikit tertekuk dan berwarna kebiruan.

12)Tulang punggung : adakah pembengkakan atau cekungan.

13)Anus : apakah anus berlubang, adakah kelaianan. (c) Pemeriksaan reflek

(43)

29

puting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah mulut. Pada kasus asfiksia sedang reflek rooting ada namun lemah 3) Reflek sucking : untuk mengetahui reflek

isap dan menelan. Pada kasus asfiksia sedang reflek suching ada namun lemah. 4) Reflek tonik neck : untuk mengetahui otot

leher anak akan

mengangkat leher dan menoleh ke kanan dan kiri jika diletakkan pada posisi tengkurap. Pada kasus

asfiksia sedang reflek tonick neck ada namun lemah.

(d) Pemeriksaan antropometri menurut

1) Lingkar kepala : untuk mengetahui

pertumbuhan otak (normal 34 cm).

(44)

Keterlambatan

pertumbuhan (normal 32-34 cm).

3) Panjang badan : normal ( 48-50 cm) 4) Berat badan : normal 2500- 4000 gram.

(Dewi, 2011). (e) Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang adalah pemeriksaan untuk menunjang diagnosis penyakit, guna mendukung atau menyingkirkan diagnosis lainnya (Nurmalasari, 2010).

Menurut Nursalam (2008), pemeriksaan penunjang pada pasien Asfiksia Sedang adalah pemeriksaan laboratorium yaitu: pemeriksaan darah yang berguna untuk mengetahui kadar HB, leukosit, dan trombosit.

(2) Langkah 2 : Interpretasi Data

Mengidentifikasi masalah dari data yang ada untuk menentukan diagnosa yang akurat, yang terdiri dari diagnosa, masalah dan kebutuhan Varney (2007). Interpretasi data diperoleh dari pengkajian data dasar pasien.

(45)

31

Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan yang dikemukakan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa (Varney, 2007).

Diagnosa kebidanan :

Bayi Baru Lahir Ny. K Umur 10 Menit dengan Asfiksia Sedang Data Dasar:

a) Data Subjektif

Adalah data yang didapat dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian, informasi tersebut tidak dapat ditentukan oleh tenaga kesehatan secara independent tetapi melalui suatu interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2008).

(1) Ibu mengatakan bayinya lemah

(2) Ibu mengatakan bayinya tidak menangis spontan (3) Ibu mengatakan anaknya berumur 10 menit. b) Data Objektif

Adalah data yang sesungguhnya dapat diobservasi dan dilihat oleh tenaga kesehatan (Nursalam, 2008).

(1) Bayi baru lahir tidak dapat segera bernapas secara spontan dan teratur (Wiknjosastro, 2004).

(46)

tonus otot kurang baik, sianosis dan reflek iritabilitas tidak ada (FKUI, 2004).

(3) Pada bayi dengan Asfiksia Sedang nilai apgar scorenya

4-6 (Wiknjosastro, 2007) 2) Masalah

Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian yang menyertai diagnosa (Varney, 2007).

Masalah yang sering timbul pada bayi baru lahir dengan

Asfiksia Sedang adalah hipotermi, resiko infeksi, nutrisi (Arief dkk, 2009).

3) Kebutuhan

Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh pasien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisis data (Varney, 2007).

Kebutuhan pada Bayi Baru Lahir Dengan Asfiksia

Sedang yaitu pemberian lampu sorot pada bayi, resusitasi pada Bayi Baru Lahir, pencegahan infeksi, pemberian ASI pada bayi baru lahir (Arief dkk, 2009).

(3) Langkah 3 : Diagnosa potensial

(47)

33

diidentifikasi. Langkah-langkah ini membutuhkan antisipasi sambil mengamati pasien, bila kemungkinan dilakukan pencegahan infeksi. Bidan diharapkan dapat bersiap-siap mencegah diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi (Estiwidani, 2008). Pada kasus Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia Sedang diagnosa potensial yang mungkin terjadi yaitu Asfiksia Berat (Arief dkk, 2009).

(4) Langkah 4 : Tindakan segera

Menentukan kebutuhan klien terhadap tindakan yang segera dilakukan oleh bidan atau konsultasi, kolaborasi serta melakukan rujukan terhadap penyimpangan yang abnormal (Varney, 2007). Dalam kasus Asfiksia Sedang antisipasi yang dilakukan adalah Berikan rangsangan, isap lendir, berikan oksigen 1-2 liter x/menit, jika gagal lakukan tindakan ventilasi Hasan, (2004).

(5) Langkah 5 : Rencana tindakan

Pada langkah ini dilakukan rencana tindakan yang menyeluruh yang merupakan kelanjutan dari manajemen terhadap diagnosa yang telah teridentifikasi. Tindakan yang dapat dilakukan berupa bsersihkan jalan nafas dengan pengisap lendir, potong tali pusat, keringkan tubuh bayi, nilai status pernafasan (Dewi, 2011)

(48)

Rencana yang dapat dilakukan pada bayi baru lahir dengan

Asfiksia Sedang adalah sebagai berikut:

1) Rangsangan refleks pernafasan dengan mengisap lendir selama 30-60 detik.

2) Posisikan kepala bayi ekstensi.

3) Berikan oksigen 1-2 liter x/menit.

4) Buka dan tutup mulut serta hidung gerakan dagu keatas dan kebawah teratur dengan frekuensi 20 x/menit (Hasan, 2004). (6) Langkah 6 : Implementasi

1) Memberikan rangsangan refleks pernafasan dengan mengisap lendir selama 30-60 detik.

2) Memposisikan kepala bayi ekstensi. 3) Memberikan oksigen 1-2 liter x/menit.

4) Membuka dan tutup mulut serta hidung gerakan dagu keatas dan kebawah teratur dengan frekuensi 20 x/menit (Hasan, 2004).

Pada langkah keenam ini rencana asuhan yang menyeluruh seperti diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan oleh bidan dan pasien secara efisien dan aman yaitu :

(7) Langkah 7 : Evaluasi

Tujuan Evaluasi adalah adanya kemajuan pada pasien setelah dilakukan tindakan (Hyre, 2003).

(49)

35

normal, tidak hipotermi, tidak infeksi, reflek dan nutrisi bayi baik, vital sign normal.

3. Data perkembangan

Metode pendekomentasian untuk data perkembangan dalam asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan asfiksia sedang ini menggunakan SOAP menurut (Varney, 2007) yaitu :

S : Subyektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa.

O : Obyektif

Menggambarkan pendekomentasian hasil pemeriksaan fisik pasien, hasil laboratorium dan test diagnostik yang dirumuskan dalam fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah 1.

A : Assesment atau Analisis

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi data subyektif dan obyektif dalam satu identifikasi berupa diagnosa atau masalah.

P : Planning

Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan (P) dan evaluasi (E) berdasarkan analisis.

(50)

Bidan dalam menyelenggarakan praktiknya berlandaskan pada Permenkes No. 1464/Menkes/Per/X/2010 pasal 16 ayat 2 yaitu pelayanan kebidanan kepada anak meliputi :

1. Perawatan Bayi Baru Lahir. 2. Perawatan tali pusat.

3. Perawatan bayi.

4. Resusitasi pada bayi baru lahir. 5. Pemantauan tumbuh kembang anak. 6. Pemberian imunisasi.

7. Pemberian penyuluhan. (Kepmenkes, 2010) D. Informed Concent

(51)

37 BAB III

METODOLOGI

A. Jenis Studi Kasus

Jenis laporan ini adalah laporan studi kasus dengan metode deskriptif. Menurut Notoatmodjo (2010), suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memaparkan atau membuat gambaran tentang studi keadaan secara obyektif. Studi kasus adalah studi yang dilakukan dengan cara mengkaji suatu permasalahan melalui suatu proses yang terdiri dari unit tunggal.

B. Lokasi Studi Kasus

Lokasi merupakan tempat pengambilan kasus dilaksanakan (Notoatmodjo, 2010). Studi kasus ini dilaksanakan di RSUD Karanganyar. C. Subyek Studi Kasus

Subyek merupakan orang yang dijadikan sebagai responden untuk mengambil kasus (Notoatmodjo, 2010). Subyek pada studi kasus ini adalah Bayi Baru Lahir Ny. K dengan Asfiksia Sedang.

D. Waktu Studi Kasus

(52)

E. Instrumen Studi Kasus

Instrumen penelitian adalah alat–alat yang digunakan untuk mengumpulkan data (Notoatmodjo, 2010).

Instrumen yang digunakan selama melakukan laporan kasus ini adalah dengan menggunakan format asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan metode Manajemen kebidanan 7 langkah Varney dan data perkembangan menggunakan SOAP dan sesuai lembar observasi.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data berdasarkan cara memperoleh dibagi menjadi 2 yaitu data primer dan data sekunder (Riwidikdo, 2009).

1. Data Primer

Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari subyek atau obyek penelitian oleh perorangan maupun organisasi (Riwidikdo, 2009) Data primer dapat diperoleh dari :

a. Wawancara

Yaitu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dimana penelitian mendapatkan keterangan atau penelitian secara lisan dari seseorang responden atau sasaran peneliti atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face).

(53)

39

b. Observasi

Adalah suatu prosedur yang terencana antara lain meliputi: melihat, mencatat jumlah data, syarat aktivitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti (Notoatmodjo, 2010).

Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar status pasien. Pada Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia Sedang perlu dilakukan observasi yaitu vital sign meliputi: pernapasan, suhu, denyut jantung, reflek, intake dan output pada bayi baru lahir, dan adakah infeksi.

c. Pemeriksaan fisik

Menurut Nursalam (2008), pemeriksaan fisik dipergunakan untuk mengetahui keadaan fisik pasien secara sistematis dengan cara :

1) Inspeksi

Suatu proses observasi yang dilaksanakan secara sistematis dengan menggunakan indra penglihatan dan pandangan untuk mengumpulkan data. Inspeksi dilakuan untuk warna kulit dan gerakan.

2) Palpasi

(54)

3) Perkusi

Adalah mengetuk permukaan tubuh dengan jari untuk menghasilkan getaran yang menjalar melalui jaringan tubuh. Perkusi dilakukan pada daerah abdomen untuk pembesaran hati dan limfe.

4) Auskultasi

Adalah mendengarkan bunyi yang terbentuk dalam organ tubuh untuk mendeteksi perbedaan dari normal. Dilakukan untuk memeriksa detak jantung bayi.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari obyek penelitian (Riwidikdo, 2009).

Data sekunder dapat diperoleh dari :

a) Studi dokumentasi, yaitu semua bentuk sumber informasi yang berhubungan dengan dokumentasi (Notoatmojo, 2010).

Pada pengambilan studi kasus ini penulis menggunakan catatan untuk menyimpan dan mengambil informasi data medik yang ada di RSUD Karanganyar.

(55)

41

Pada studi kasus ini menggunakan studi kepustakaan dari tahun 2002 sampai 2013.

G. Alat alat yang di butuhkan

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam teknik pengumpulan data antara lain : 1. Wawancara

Menggunakan alat :

a. Format asuhan kebidanan pada bayi baru lahir b. Buku tulis dan lembar observasi

c. Bolpoin 2. Observasi

Menggunakan alat : a. Termometer b. Stetoskop c. Jam tangan 3. Resusitasi

Menggunakan alat : a. 2 helai kain / handuk.

b. Bahan ganjal bahu bayi. Bahan ganjal dapat berupa kain, kaos, selendang, handuk kecil, digulung setinggi 5 cm dan mudah disesuaikan untuk mengatur posisi kepala bayi.

c. Alat penghisap lendir de lee. d. Tabung oksigen.

(56)

42 BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN KASUS

Tanggal : 23 April 2013 Tempat : RSUD Karanganyar Pukul : 11.05 WIB

I. Pengkajian

a. Data subyektif 1) Identitas bayi

a) Nama anak : By. Ny. K b) Umur : 10 menit.

c) Tgl/jam lahir : 23 April 2013 / 10.55 WIB d) Jenis kelamin : Laki-laki

e) BB/PB : 3100 gram / 49 cm

2) Identitas ibu Identitas Ayah

a) Nama : Ny. K Nama : Tn. S

b) Umur : 29 Tahun Umur : 31 Tahun

c) Agama : Islam Agama : Islam

d) Suku Bangsa : Jawa, Indonesia Suku Bangsa : Jawa, Indonesia e) Pendidikan : SMA Pendidikan :SMA

(57)

43

b. Anamnesa ( Data Subyektif ) Pada ibu

1) Riwayat Kehamilan Sekarang

a) HPHT : ibu mengatakan hari pertama haid terakhir pada tanggal 4 Agustus 2012.

b) HPL : ibu mengatakan hari perkiraan lahir pada tanggal 11 Mei 2013.

c) Masa gestasi : 37 minggu lebih 3 hari d) Keluhan-keluhan pada

Trimester I : ibu mengatakan mual muntah dipagi hari Trimester II : ibu mengatakan tidak ada keluhan Trimester III : ibu mengatakan tidak ada keluhan e) ANC:

Ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya sebanyak 6 kali di bidan, yaitu pada umur kehamilan 1 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 7 bulan dan 8 bulan.

f) Penyuluhan yang pernah didapat :

Ibu mengatakan pernah mendapatkan penyuluhan tentang tablet fe, gizi ibu hamil.

g) Imunisasi TT :

(58)

2) Riwayat kehamilan ini

a) Tempat persalinan : RSUD Karanganyar, Penolong: Dokter. b) Jenis persalinan : SC (Sectio Caesarea)

c) Komplikasi/kelainan dalam persalinan: Kala II lama, Riwayat SC 2 kali, HBSag (+) positif.

d) Placenta :

(1) Berat placenta : 500 gram (2) Panjang : 50 cm (3) Jumlah kotiledon : 22

(4) Cairan ketuban : Jernih, jumlah ± 40 cc. (5) Insersi tali pusat : Centralis

(6) Kelainan : tidak ada kelainan (7) Lama persalinan :

Kala I : 6 Jam - Menit Kala II : 3 Jam 15 Menit Kala III : - Jam 10 Menit Kala IV : 2 Jam - Menit Total : 12 Jam 25 Menit 3) Riwayat penyakit

a) Riwayat penyakit saat hamil :

Ibu mengatakan saat hamil tidak sedang menderita penyakit yang dirasakan seperti : flu, batuk dan pilek.

(59)

45

(1) Jantung : ibu mengatakan tidak pernah berdebar-debar saat beraktivitas, tidak nyeri dada pada bagian kiri dan tidak berkeringat dingin di kedua telapak tangan

(2) Ginjal : ibu mengatakan tidak pernah sakit pada saat BAK maupun BAB dan tidak pernah sakit pada pinggang bagian bawah.

(3) Asma : ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas (4) TBC : batuk berkepanjangan lebih dari 2

minggu.

(5) Hepatitis : ibu mengatakan pernah kuning pada daerah mata, ujung kuku, dan kulit.

(6) DM : ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit gula dengan gejala sering haus, lapar, dan sering kencing dimalam hari. (7) Hipertensi : ibu mengatakan selama hamil hasil

tekanan darahnya tidak pernah lebih dari 140/100mmHg.

(8) Epilepsi : ibu mengatakan tidak pernah kejang-kejang sampai mengeluarkan busa dari mulut.

(60)

c) Riwayat penyakit keluarga (1) Menular

Ibu mengatakan dalam keluarganya dan keluarga suaminya tidak ada yang menderita penyakit menular seperti: TBC, hepatitis, HIV AIDS.

(2) Menurun

Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suaminya tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti: jantung, DM dan hipertensi.

d) Riwayat keturunan kembar :

Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suaminya tidak ada yang memiliki riwayat keturunan kembar.

e) Riwayat operasi :

Ibu mengatakan pernah melakukan tindakan operasi pada saat melahirkan anak pertama dan kedua.

c. Pemeriksaan fisik

(61)

47

Sumber : Data primer, 2013 2) Pemeriksaan Umum

a) Suhu : 36OC b) Pernafasan : 28x/menit c) Denyut Jantung : 100 x/menit d) Keaktifan : lemah 3) Pemeriksaan fisik sistematis

a) Kepala : normal, ubun-ubun besar belum menutup, tidak ada moulage tidak terdapat chepal hematoma

b) Muka : pucat, simetris, tidak ada oedema

c) Mata : simetris, konjungtiva kemerahan, sklera putih.

d) Kulit : Sianosis

e) Telinga : bersih, simetris, tidak ada serumen.

(62)

g) Mulut :kebiruan, tidak ada labioskisis atau labiopalatoskisis.

h) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid i) Dada : gerakan dada sesuai pola bernafas, tidak

terdapat retraksi.

j) Perut : normal, tidak ada pembesaran.

k) Tali pusat : tali pusat tidak ada perdarahan, terbungkus kassa steril.

l) Punggung : tidak ada pembengkakan pada daerah punggung.

m) Ekstremitas : kebiruan, tidak ada oedema akral dingin, kuku sudah melebihi jari.

n) Genetalia : Testis sudah turun dalam skrotum.

o) Anus :Berlubang, ditandai dengan keluarnya mekonium

4) Reflek

a) Moro : kuat, jika bayi dikagetkan dengan cara menyentuh tangan bayi maka tangan bayi akan terkejut.

(63)

49

c) Suching : lemah, bayi belum bisa menyusu dengan benar

d) Tonick neck : lemah, bayi belum bisa mengangkat lehernya bila diletakkan ke bawah.

e) Swallowing : lemah, bayi belum bisa menelan dengan kuat.

5) Antropometri

a) Lingkar kepala : 33 cm b) Lingkar dada : 31 cm

c) PB/BB : 49 cm / 3100 gram

d) LILA : 12 cm

6) Eliminasi

a) Urine : sudah keluar b) Mekonium : sudah keluar d. Pemeriksaan penunjang:

Pemeriksaan Laboraturium : HbSAg (-) negatif II. Interpretasi data

Tanggal : 23 April 2013 pukul : 11.15 WIB

a. Diagnosa kebidanan

(64)

Data Dasar : 1) Data subyektif

a) Ibu mengatakan anaknya yang ketiga lahir pada tanggal 23 April 2013, pukul 10.55 WIB

b) Ibu mengatakan jenis kelamin anaknya laki-laki 2) Data obyektif

a) Nilai Apgar Score : 5 – 6 – 7 b) Pemeriksaan fisik:

(1) Warna kulit : kebiruan

(2) Hidung : terdapat nafas cuping hidung, terdapat sekret, tidak ada benjolan.

(3) Mulut : kebiruan, tidak ada labioskisis atau labiopalatoskisis.

(4) Dada : gerakan dada sesuai pola bernafas, terdapat retraksi

c) Vital sign

S : 36O C

Denyut jantung : 100 x/menit.

R : 28 x/menit

d) Pemeriksaan reflek:

(65)

51

(4) Tonick neck : ada, lemah. (5) Swallowing : ada, lemah e) Pemeriksaan antropometri yaitu:

(1) Lingkar kepala : 33 cm. (2) Lingkar dada : 31 cm.

(3) LILA : 12 cm.

(4) BB/PB : 3100 gram / 49 cm. b. Masalah

Bayi terjadi hipotermi Dasar : Suhu bayi 36,0 ° C c. Kebutuhan

Pemberian lampu sorot pada bayi, mengeringkan tubuh bayi III. Diagnosa potensial

Potensial terjadi Asfiksia Berat

IV. Tindakan segera

Keringkan bayi, bebaskan jalan nafas, atur posisi, suction bayi, kolaborasi dengan dokter Sp. A dalam pemberian terapi:

(66)

V. Rencana tindakan

Tanggal : 23 April 2013 pukul : 11.25 WIB

a. Lakukan pendekatan dengan keluarga pasien

b. Keringkan tubuh bayi dengan cara ganti kain yang basah dan bungkus dengan pakaian yang hangat dan kering.

c. Berikan lampu sorot pada bayi. d. Posisikan kepala bayi sedikit ekstensi.

e. Bersihkan jalan napas dari mulut hingga hidung menggunakan dee lee.

f. Berikan rangsangan taktil pada telapak kaki dan punggung bayi. g. Observasi tanda-tanda vital bayi, terutama pernafasan tiap 4 jam. h. Kolaborasi dengan dr. Sp. A untuk memberikan terapi:

5) Oksigen 2 liter/menit, per nasal. 6) Injeksi Vit. K 1 mg secara IM. 7) Cefotaxim 1 x 125 mg, secara IV. 8) Infus RL 12 tpm.

i. Lakukan perawatan bayi dengan inkubator dengan suhu 36,6o C j. Lakukan perawatan tali pusat dengan menggunakkan kassa steril. k. Berikan kebutuhan cairan pada bayi berupa susu formula sebanyak

(67)

53

VI. Pelaksanaan

Tanggal : 23 April 2013 pukul : 11.30 WIB

a. Melakukan pendekatan dengan keluarga pasien dengan cara memberi tahu keadaan bayinya saat ini masih dalam pengawasan dokter.

b. Mengeringkan tubuh bayi dengan cara mengganti kain bersih dan kering.

c. Meletakkan bayi di bawah lampu sorot dengan jarak 60 cm.

d. Memposisikan kepala bayi sedikit ekstensi dengan cara mengganjal bahu bayi 2-3 cm.

e. Membersihkan jalan napas dari mulut hingga hidung dengan cara menghisap lender pada mulut 5 cm dan hidung 3 cm.

f. Memberikan rangsangan taktil pada telapak kaki dan punggung bayi dengan cara menepuk.

g. Mengobservasi tanda-tanda vital bayi, terutama pernafasan tiap 4 jam.

h. Melaksanakan advis dokter dengan memberikan terapi: 1) Oksigen 2 liter/menit, per nasal.

2) Injeksi Vit. K 1 mg secara IM. 3) Cefotaxim 1 x 125 mg, secara IV. 4) Infus RL 12 tpm.

(68)

j. Melakukan perawatan tali pusat pada bayi dengan menggunakkan kassa steril.

k. Memberikan kebutuhan cairan pada bayi berupa susu formula sebanyak ± 25cc/4 jam melalui dot.

l. Melakukan observasi output bayi.

VII.Evaluasi

Tanggal : 23 April 2013 pukul : 18.00 WIB

a. Setelah dilakukan pendekatan pada pasien bayi sudah mulai bisa menangis dan keadaan bayi sudah mulai membaik.

b. Tubuh bayi telah dikeringkan dan bayi sudah diganti dengan kain yang bersih dan kering.

c. Bayi telah didekatkan di dekat lampu sorot dengan jarak 60 cm

d. Kepala bayi sudah di resposisi menggunakan ganjal bahu setinggi 2-3 cm dan posisi bayi sudah sedikit ekstensi.

e. Telah dibersihkan jalan nafas dan bayi menangis kuat.

f. Telah diberikan rangsanga taktil pada telapak kaki dan punggung bayi dengan cara menepuk dan pernafasan mulai teratur serta bayi sudah menangis kuat.

(69)

55

Tabel 4.2 Tanda-tanda vital Jam

Sumber : Data primer, 2013

h. Setelah diberikan terapi: oksigen 2 liter/ menit per nasal, injeksi Vit. K 1mg secara IM, Cefotaxim 1 x 125 mg secara IV, infus RL 12 tpm, bayi sudah bisa bernafas dan keadaannya sudah mulai membaik. i. Setelah dilakukan perawatan bayi dengan inkubator dengan suhu

36,6o C maka suhu tubuh bayi sudah mulai meningkat yaitu 36,2° C j. Telah dilakukan pemeriksaan reflek dengan hasil:

1) Moro : ada, kuat.

l. Setelah dilakukan pemberian cairan berupa susu formula dengan dosis ±25 cc/4 jam melalui dot bayi sudah bisa menelan susu sedikit demi sedikit.

(70)

a) BAK

Frekuensi : 5-6 x/hari Warna : kuning jernih. c) BAB

Frekuensi : 1-3 x/hari

Konsistensi : padat

Warna : coklat kehitaman

DATA PERKEMBANGAN I

Tanggal : 24 April 2013 pukul : 07.45 WIB

S : Subyektif

1. Keluarga mengatakan bayinya menangis keras.

2. Keluarga mengatakan bayinya sudah mulai bisa menghisap dan menelan saat minum susu.

O : Obyektif

1. Keadaan umum bayi baik dan bergerak aktif. 2. Tanda – tanda vital bayi :

Denyut jantung : 120 x/ menit.

R : 42 x/ menit

S : 36,6oC

3. Warna kulit kemerahan.

(71)

57

5. Pemeriksaan reflek:

a. Moro : ada, kuat.

b. Rooting : ada, kuat. c. Suching : ada, kuat. d. Tonick neck : ada, lemah. e. Swallowing : ada, lemah. 6. Pemberian oksigen dihentikan.

7. Pemberian infus sudah di lepas.

8. Bayi masih berada di dalam inkubator dengan suhu 36,6° C. A : Assasment

Bayi Ny. K Umur 1 hari dengan Riwayat Asfiksia Sedang perawatan 1 hari. P : Planning

Tanggal : 24 April 2013 pukul : 08.00 WIB

1. Mengobservasi tanda – tanda vital bayi setiap 4 jam. 2. Mengobservasi output bayi

3. Mempertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat dengan cara membungkus bayi menggunakan kain kering dan bersih.

4. Memberikan kebutuhan cairan pada bayi berupa susu formula, sebanyak ±25 cc/4jam.

5. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand pada saat keadaan ibu sudah mulai membaik.

(72)

7. Memberikan imunisasi hepatitis Bo dengan dosis 0,5 cc secara IM, di

Tabel. 4.3 Tanda-tanda vital Jam

Sumber : Data Primer, 2013

2. Telah dilakukan observasi output pada bayi dengan hasil : a) BAK

3. Bayi telah terbungkus dengan kain kering dan bersih.

4. Telah diberikan kebutuhan cairan pada bayi berupa susu formula sebanyak ±25 cc/ 4 jam.

(73)

59

6. Telah dilakukan perawatan tali pusat menggunakan kassa steril. 7. Telah diberikan imunisasi Hbo pada bayi

DATA PERKEMBANGAN II

Tanggal : 25 April 2013 pukul : 07.45 WIB

S : Subyektif

1. Keluarga mengatakan bayinya sudah dimandikan.

2. Keluarga mengatakan bayinya sudah mulai menyusui dengan kuat. O : Obyektif

1. Reflek isap bayi sudah baik. 2. Tanda – tanda vital bayi:

Denyut jantung : 142x/menit.

R : 42x/menit.

S : 36,6oC

Warna kulit : Merah muda 3. Tonus otot leher baik.

4. Gerakan dada sesuai dengan pola bernapas. 5. Pergerakan tangan dan reflek baik.

A : Assesment

(74)

P : Planning

Tanggal : 25 April 2013 pukul : 08.00 WIB

1. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan menjaga bayi tetap terbungkus, agar suhu tubuh bayi tetap normal.

2. Mengobservasi tanda- tanda vital. 3. Mengobservasi output pada bayi.

4. Memberikan kebutuhan cairan pada bayi berupa susu formula, sebanyak ±25 cc/4 jam.

5. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI pada saat keadaan ibu sudah mulai membaik.

6. Telah dilakukan perawatan tali pusat menggunakan kassa steril.

Evaluasi

Tanggal : 25 April 2013 pukul : 13.00 WIB

1. Bayi telah terbungkus dan suhu bayi sudah diperhatikan.

2. Telah dilakukan observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam pada bayi dengan hasil:

Sumber : Data Primer, 2013 Warna kulit : Merah muda

(75)

61

a) BAK

Frekuensi : 7-8x/hari Warna : kuning jernih. b) BAB

Frekuensi : 2-3x/hari Konsistensi : padat

Warna : coklat kehitaman

4. Telah diberikan kebutuhan cairan pada bayi berupa susu formula sebanyak ±25 cc/4 jam

5. Ibu bersedia untuk memberikan ASI jika sudah membaik keadaanya. 6. Telah dilakukan perawatan tali pusat menggunakan kassa steril.

DATA PERKEMBANGAN III

Tanggal : 26 April 2013 pukul : 07.45 WIB

S : Subyektif

1. Ibu mengatakan sudah mulai menyusui bayinya dengan menggunakan ASI.

2. Ibu mengatakan bayinya sudah sehat. O : Obyektif

1. Reflek isap bayi sudah baik. 2. Tanda – tanda vital bayi :

Denyut jantung : 144 x/menit.

(76)

S : 36,6oC

Warna kulit : kemerah-merahan. 3. Tonus otot leher baik.

4. Gerakan dada sesuai dengan pola bernapas. 5. Pergerakan tangan dan reflek baik.

A : Assesment

Bayi Ny. K Umur 3 hari dengan Riwayat Asfiksia Sedang perawatan hari ketiga.

P : Planning

Tanggal : 26 April 2013 pukul : 08.00 WIB

1. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan menjaga bayi tetap terbungkus, agar suhu tubuh bayi tetap normal.

2. Mengobservasi tanda- tanda vital. 3. Mengobservasi output pada bayi

4. Memberikan kebutuhan cairan pada bayi berupa susu formula, sebanyak ±25cc/4 jam

5. Mengajarkan pada ibu cara merawat tali pusat menggunakan kassa steril.

6. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI pada saat keadaan ibu sudah mulai membaik.

(77)

63

Evaluasi

Tanggal : 26 April 2013 pukul : 13.00 WIB

1. Bayi telah terbungkus dan suhu bayi sudah diperhatikan.

2. Telah dilakukan observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam pada bayi

Sumber : Data Primer, 2013 Warna kulit : kemerahan

3. Telah dilakukan observasi output pada bayi dengan hasil: a. BAK

6. Ibu bersedia untuk memberikan ASI pada saat keadaan ibu sudah mulai membaik.

(78)

B. PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas kesenjangan yang ada antara penatalaksanaan kasus dengan konsep teori yang telah diuraikan pada Bab II. Karena penulis menggunakan manajemen kebidanan dengan tujuh langkah dari varney, maka pembahasan akan diuraikan langkah demi langkah sebagai berikut:

1. Pengkajian

Pengkajian dengan pengumpulan data dasar yang merupakan data awal dari manajemen kebidanan menurut Varney, dilaksanakan dengan wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi kepustakaan dan studi dokumentasi.

Bayi baru lahir dengan Asfiksia Sedang merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir yang mengalami gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Sehingga bayi tidak dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam arang ditubuhnya (Dewi, 2011). Pada pengkajian Bayi Ny. K dengan Asfiksia Sedang diperoleh data subyektif dengan keluhan bayi lemah, dan bayi tidak menangis spontan. Data obyektif dilakukan pemeriksaan khusus

(79)

65

2. Interpretasi Data

Interpretasi data terdiri dari penentuan diagnosa, menentukan masalah, dan kebutuhan pada bayi baru lahir dengan Asfiksia Sedang.

Interpretasi data terdiri dari diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan yang dikemukakan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa masalah pada bayi baru lahir dengsan Asfiksia Sedang yaitu hipotermi, resiko infeksi dan nutrisi (Varney, 2007). Sedangkan kebutuhan pada bayi baru lahir dengan

Asfiksia Sedang yaitu pemberian lampu sorot, pencegahan infeksi dan pemberian ASI pada bayi baru lahir (Dewi, 2011).

Pada kasus ini penulis mendapatkan diagnosa kebidanan Bayi Ny. K umur 10 menit dengan Asfiksia Sedang. Masalah yang ditemukan pada bayi baru lahir Ny. K adalah hipotermi. Kebutuhan yang diberikan adalah pemberian lampu sorot kepada bayi agar bayi tetap merasa hangat. Adapun yang mendasari penulis menentukan diagnosa kebidanan tersebut adalah dari anamnesa, pemeriksaan khusus, pemeriksaan umum, pemeriksaan reflek, dan pemeriksaan antropometri. Jadi pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik lapangan.

Gambar

Table 2.1 APGAR SCORE
Tabel 4.1. Apgar Score
Tabel 4.2  Tanda-tanda vital
Tabel. 4.4 Tanda-tanda vital
+2

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi yang berjudul: “ Collaborative Governance dalam Program Generasi Berencana di Kabupaten Karanganyar” adalah karya saya sendiri dan bebas dari plagiat, serta tidak

Apakah sebelum memasak Anda mencuci peralatan yang akan Ya / Tidaka. digunakan

– Menyediakan sebuah mekanisme yang siap untuk hidup dan bekerja lagi dengan cepat setelah terjadi kesalahan, kerusakan atau bencana, dimana semua data dapat diakses pada

Therefore, in this study, the distribution of DNA polymorphisms in the putative MADS-box gene located near the quantitative trait loci (QTL) for flowering time and maturity was

Menurut anda, di bawah ini yang manakah makanan paling banyak mengandung protein..

panas yang ditimbulkan busur listrik yang terjadi antara benda kerja dengan elektroda. • Elektroda

Dalam penelitian ini penerapan strategi Word Of Mouth yang dilakukan di Wisata Edukasi Kampung Coklat dalam Meningkatkan Pendapatan Perusahaan adalah dengan menunjuk

Pengawasan mutu yang akan dibahas pada laporan kerja praktek ini adalah pengawasan mutu produk akhir (filling &amp; packing) di PT Mitratama Rasa Sejati.. Pengawasan mutu produk