Bentuk dan Teknik ?
HASIL PEN ELITIAN DAN PEMBAHASAN
C. Hasil Penelitian
3. Tingk at Keberterimaan Makna
Tingkat keberterimaan makna dalam penelitian ini dinilai berdasarkan skala sebagai berikut:
1) Terjemahan diberi skala 1 (berterima) apabila terjemahan alamiah dan mengandung kesan style bahasa informal yang sesuai dalam bahasa sasaran.
2) Terjemahan diberi skala 2 (kurang berterima) apabila terjemahan kurang alamiah dan kurang mengandung kesan style bahasa informal yang sesuai dalam bahasa sasaran.
3) Terjemahan tidak berterima apabila terjemahan tidak alamiah dan tidak mengandung style bahasa informal yang sesuai dalam bahasa sasaran.
Berikut sebaran rata-rata hasil penilaian data terjemahan pada tingkat keberterimaan makna.
1) Terjemahan Berterima
Dari data kuesioner yang diberikan, terdapat 88 data atau 92,6% dari total 95 data. Berikut tabel sebaran terjemahan berterima menurut kategori.
Tabe l 6 . Sebaran Data Terjemahan Berterima dalam Makna Kateg ori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jumlah 29 9 - 3 8 2 3 6 2 2 - Kateg ori 12 13 14 15 1 6 1 7 1 8 19 20 21 22 Jumlah 1 1 1 1 1 2 5 2 1 1 1 Kateg ori 23 24 25 26 Jumlah 1 1 1 1
Pada sebaran data terjemahan berterima, jumlah paling banyak muncul adalah pada kategori penerjemahan slang ‘blo ody’, seperti terlihat pada data berikut:
Con to h 2 6
Bsu : ‘I loo k lik e a bloody wha le! (4/CA 10) Bsa : “Astaga, aku mirip ikan paus! (4/MDC 19)
Secara eksplisit, tidak terlihat bentuk terjemahan b lo od y dalam bahasa sasaran. Namun terlihat bahwa penerjemah memberikan makna secara implisit dengan memunculkan seruan Astag a. Kata
seruan ini memberikan kesan menyangatkan yang bisa diterima dalam bahasa sasaran.
Selain data diatas, data berikut juga menampilkan kasus yang serupa.
Con to h 2 7
Bsu : ‘Don ’t kn ow wh y they’re th an king you ,’ Leo mu ttered
und er his breath. ‘I’m the o ne who bloody bo ug ht it.’
(22/CA 60)
Bsa : “Mengapa mereka malah berterimakasih padamu?” gerutu Leo pelan. “Kan aku yang membeli kue itu.” (22/MDC 82)
Penerjemah memunculkan kata Kan sebagai awalan tuturan yang memberikan kesan bahwa penuturnya telah mengeluarkan suatu usaha dalam melakukan sesuatu (bo ug ht)
Terjemahan bloo dy lain yang dinilai berterima juga terdapat pada data berikut:
Con to h 2 8
Bsu : ‘Yeah, it’s just tho se bloody d reams I h ad a ll nigh t. I
drea med I wa s on boa t a nd o n a Lilo, I thin k it ma de me seasick .’ (52/CA 270)
Bsa : “Yeah, hanya gara-gara mimpi buruk yang mengganggu tidurku semalaman. Aku bermimpi naik speedboat, lalu naik rakit, pokoknya semacam itulah. Kurasa muntahku ini gara-gara mabuk laut.” (52/MDC 344)
Penggunaan frasa mimp i bu ru k sebagai terjemahan b lood y
maupun bentuk, terjemahan ini dinilai berterima oleh ketiga pengamat ahli.
Selain data-data dari kategori 1 diatas, terjemahan berterima juga ditemukan dalam penerjemahan slang ‘Hiya’, yaitu
Con to h 2 9
Bsu : ‘Oh, hiya , Ho lly. I didn ’t realise an yo ne h ad come in.’ (37/CA 149)
Bsa : “Oh, hai, Holly, aku tidak tahu ternyata sudah ada tamu.’ Lelaki itu memandanginya terkejut. (37/MDC 193)
dan
Con to h 3 0
Bsu : ‘Hiya, h on’ Sh aron sa id , g iving h er a hu g. (38/CA 154) Bsa : “Halo, Say” sapa Sharon sambil memeluknya. (38/MDC
199)
Meskipun menggunakan bentuk yang berbeda (Ha i dan Ha lo), kedua terjemahan dinilai berterima dalam makna karena kesan sapaan tetap muncul di dalamnya.
Data berikut juga menunjukkan keberterimaan data terjemahan dengan makna asalnya.
Con to h 3 1
Bsu : ‘Ooh , b ut imag in e Lenn ox Lewis in a pa ir of tig hts, tha t
little a rse da ncin g arou nd …’ Denise sa id d reamily.
Bsa : “Ooh, tapi coba bayangkan Lennox Lewis mengenakan celana ketat, bokongnya yang seksi bergoyang-gayang …” kata Denise sambil membayangkan. (29/MDC 129)
Penerjemahan arse menjadi bo ko ng dinilai berterima dalam bahasa sasaran untuk menunjukan kesan yang lebih dari makna asalnya. Seperti terlihat dalam bahasa sumber, penutur memberikan kesan pa ssion dalam tuturannya. Pemilihan kata
bok on g dinilai lebih menujukkan kesan tersebut daripada, misal, pan tat.
Dalam beberapa terjemahan bentuk slang yang bermakna makian, penerjemah memberikan padanan kata yang mengandung kesan makna lebih halus daripada makna yang sebenarnya. Namun, pemberian padanan itu tetap berterima dalam bahasa sasaran, seperti terlihat dalam data-data berikut.
Con to h 3 2
Bsu : ‘My h air loo ks shite’ (3/CA 10) Bsa : “Rambutku jelek banget” (3/MDC 19)
Frasa jelek ba ng et dinilai mengandung makna yang berterima meskipun shite mempunyai makna yang lebih kasar dalam bahasa sumbernya. Kasus yang sama terlihat pada data berikut:
Con to h 3 3
Bsu : ‘Blue Rock . It’s a new alcop op that’s ap pa rently go ing to
be h ug e. Tastes lik e shite bu t it’s free all n ig ht so I’ll bu y th e rou nds’ (72/CA 364)
Bsa : “Namanya Blue Rock. Minuman soda beralkohol baru yang sepertinya bakal sukses besar. Rasanya tidak enak, tapi karena malam ini minumannya gratis, aku terpaksa membeli banyak.” (72/MDC 460)
Tidak seperti dalam co ntoh 3 2, sh ite dalam data diatas bukan merupakan kata makian terhadap Blu e Rock namun merupakan
adjective yang mengikutinya. Oleh karena itu, pemilihan frasa tida k en ak oleh penerjemah sebagai padanan maknanya dinilai
berterima dalam konteks bahasa sasaran. Contoh lain terlihat dalam data berikut:
Con to h 3 4
Bsu : ‘But, Jaysus, Ho lly, when yo u were co ming in the doo r
did you see the word “mag ician” or “ha ir-dresser” o n th e fron t o f the sa lo n? ’ (15/CA 24)
Bsa : “Tapi, astaganaga, Holly, waktu kau masuk ke sini tadi, memangnya kau melihat tulisan ‘tukang sulap’ atau ‘penata rambut’ di bagian depan salon?” (15/MDC 36)
Begitu pula dalam data sejenis berikut:
Con to h 3 5
Bsu : ‘”J aysus” I says, I’m a h airdresser, n ot a pla stic surgeon.
The only way you ’ll look lik e tha t is if you cut o ut th e picture a nd stap le it to your head .’ (16/CA 24)
Bsa : “ ‘Astaganaga’ tukasku, ‘Aku penata rambut, bukan dokter bedah plastik. Satu-satunya cara Anda bisa terlihat
seperti itu adalah kalau Anda menggunting foto itu dan menjepretkannya di jidat’ (16/MDC 37)
Dalam data-data yang termasuk dalam kategori penerjemahan slang ‘jaysus’, ditemukan terjemahan a staga nag a yang muncul dalam bahasa sasaran. Terjemahan ini dinilai berterima dilihat dari konteks kalimat yang ada. Penutur kalimat-kalimat itu adalah seorang penata rambut di sebuah salon. Istilah a stag an ag a dinilai berterima karena penata rambut di salon biasa mengucapkan kata-kata seperti itu.
Berikut data terjemahan berterima lain yang diambil dari kategori penerjemahan slang ‘screw’:
Con to h 3 6
Bsu : ‘Well, screw the docto r, h e’s n ever been bloo dy pregnant’
Sha ro n yelled , watchin g Joh n stormed o ff. (94/CA 486)
Bsa : “Well, masa bodoh dengan dokter itu, dia kan tidak pernah hamil” pekik Sharon ke arah punggung John. (94/MDC 610)
Selain dinilai sepadan dalam makna, selanjutnya terjemahan
masa bo do h untuk slang ‘screw’ juga dinilai berterima oleh para
pengamat ahli. Tidak ditemukan adanya penyimpangan bentuk dan lagipula, ma sa b od oh dalam bahasa sasaran juga biasa digunakan oleh seseorang untuk menunjukan kekesalannya terhadap sesuatu atau seseorang.
2) Terjemahan Kurang Berterima
Dari data kuesioner yang diberikan, terdapat 6 buah data yang dinilai kurang berterima atau sebanyak 6,3% dari total data yang ada. Berikut sebarannya.
Tabel 7. Sebaran Data Terjemahan Kurang Berterima dalam Makna Kateg ori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jumlah 1 1 3 - - - - Kateg ori 12 13 14 15 1 6 1 7 1 8 19 20 21 22 Jumlah - - - 1 - - - - Kateg ori 23 24 25 26 Jumlah - - - -
Pada kategori 1, terjemahan kurang berterima ditemukan pada data dengan kode 24/CA 88/MDC 116 berikut ini:
Con to h 3 7
Bsu : ‘But tha t’s w ha t an no ys me even mo re. Everyo ne sa ys h e
ca n’t help himself or it’s no t his fa ult, bu t h e’s a g ro wn man , S haron . He’s thirty-six years old. He sho uld blood y well k no w when to keep h is mou th sh ut. He sa ys th ose th in gs deliberately,’ Ho lly fumed. (24/CA 88)
Bsa : “Justru itu yang membuatku semakin kesal padanya. Semua orang berkata dia memang begitu atau bukan salahnya kalau dia begitu. Padahal umurnya sudah tiga puluh enam tahun, Sharon. Umurnya sudah tiga puluh enam tahun. Seharusnya dia tahu kapan harus tutup mulut dan kapan harus mengomentari sesuatu. Dia memang
sengaja mengatakan hal-hal itu untuk menyakitiku”, gerutu Holly. (24/MDC 116)
Terjemahan diatas dinilai kurang berterima karena kalimat yang digunakan terkesan terlalu formal untuk mengungkapkan kekesalan pada seorang sahabat. Slang ‘b lood y’ yang mengikuti modal sh ould lah yang membuat tuturan tersebut mengandung kesan informal. Kata S eh arusnya bisa diganti dengan Harusnya untuk mengurangi kesan bahasa formal yang digunakan.
Sedangkan dalam kategori penerjemahan slang ‘Da’, ketiga data yang ditemukan termasuk kurang berterima makna dalam bahasa sasaran. Ketiga data tersebut adalah sebagai berikut:
Con to h 3 8
Bsu : After a few mo ments h e scrun ch ed up h is fa ce as th ou gh
he was a bo ut to cry a nd screamed, ‘Da’ (54/CA 276)
Bsa : Akhirnya dia mengernyit seperti mau menangis, dan berteriak, “Pak” (54/MDC 352),
Con to h 3 9
Bsu : He turn ed a ro un d to stare a t it a nd yelled ag ain, ‘Da!’ (55/CA 277)
Bsa : Anak itu berbalik, memandangi mesin pemotong rumputnya, dan lagi lagi berteriak, “Pak!” (55/MDC 352)
Con to h 4 0
Bsu : ‘Da, I d on ’t wa nna do th is job a ny mo re,’ the boy mo aned
as they carried o n to th e n ext h ou se. (57/CA 278)
Bsa : “P ak, aku tidak mau kerja begini lagi,” keluh si anak pada ayahnya saat mereka berjalan menuju rumah sebelah. (57/MDC 354)
Dilihat secara berurutan, ketiga data tersebut berada dalam satu penggalan cerita yang memudahkan peneliti dalam memahami konteksnya. Para pengamat ahli pun memiliki pendapat yang sama dalam menilai terjemahan-terjemahan tersebut kurang berterima dalam bahasa sasaran. Sebutan ‘Da ’ diberikan oleh seorang anak kepada ayahnya dan melihat keseluruhan bahasanya bisa disimpulkan bahwa sang anak masih kecil. Sebutan Pak dalam terjemahannya dinilai kurang berterima meskipun makna ayah bisa tertangkap dari sebutan Pak tersebut. Hanya saja dengan menggunakan sebutan Pak , kesan intimate seorang anak dengan ayahnya dirasa kurang dalam cerita ini. Sebagai koreksinya, penggunaan padanan Ayah akan terasa lebih berterima.
3) Terjemahan Tidak Berterima
Seperti halnya temuan data tidak sepadan, tiga dari 95 data yang digunakan dalam penelitian ini dinilai tidak berterima dari tingkat keberterimaa n makna.
Tabel 8. Sebaran Data Terjemahan Tidak Berterima dalam Makna Kateg ori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jumlah - - - 1 Kateg ori 12 13 14 15 1 6 1 7 1 8 19 20 21 22 Jumlah - - - 2 - - - - Kateg ori 23 24 25 26 Jumlah - - - -
Dalam ketiga data yang sama, yaitu co ntoh 2 3, co ntoh 2 4 dan
co ntoh 25 , ketidak sepadanan makna yang muncul menyebabkan
adanya ketidakberterimaan makna pula dalam bahasa sasaran.