• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Input Data Spasial / Parameter Lahan Kritis

C.3 Tingkat Bahaya Erosi

Erosi dapat juga disebut pengikisan tanah atau kelongsoran bagian-bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain yang diangkut oleh air maupun angin yang berlangsung baik secara alami mupun karena tindakan/ perbuatan manusia. Erosi menyebabkan hilangnya lapisan tanah yang subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman serta kurangnya kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan air.

Secara umum terjadinya erosi ditentukan oleh faktor-faktor iklim terutama intensitas hujan , topografi, karakteristik tanah, vegetasi penutupan tanah dan tata guna lahan.

Untuk menentukan tingkat erosi dilakukan pendekatan dengan metode USLE dengan menggunakan variabel yaitu curah hujan, tanah, kemiringan lereng, penutupan lahan serta tindakan-tindakan konservasi tanah dan kedalaman tanah. Setelah itu masing-masing variabel tersebut akan dioverlaykan. Dengan demikian akan diperoleh peta tingkat bahaya erosi beserta data atributnya.

Berdasarkan hasil pengolahan peta maka di dapat kelas dan luasan tingkat bahaya erosi pada kawasan Sub DAS Aek Raisan dan Sub DAS Sipansihaporas. Berikut Table 19 tabulasi tingkat bahaya erosi serta luasannya

Tabel 19. Klasifikasi Tingkat Bahaya Erosi di Sub DAS Aek Raisan dan Sub DAS Sipansihaporas

Kelas Kriteria Deskripsi Luas Persentase Erosi (Ha) (%) 1 0 - SR Sangat Ringan - - 2 I - R Ringan 5.929,637 76,81 3 II - S Sedang 708,672 9,18 4 III - B Berat 516,962 6,70 5 IV- SB Sangat Berat 564,190 7,31

Total 7.719,461 100,00

Sumber:Hasil Analisa

Berdasarkan hasil tabulasi yang tingkat bahaya erosi pada kawasan Sub DAS Aek Raisan dan Sub DAS Sipansihaporas memiliki tingkat bahaya erosi terbesar adalah ringan yaitu seluas 5.929,637 Ha. Akan tetapi ditemukan juga tingkat bahaya erosi yang berat seluas 516,962 Ha dan sangat berat seluas 564,190 Ha. Seperti yang sebelumnya bahwa faktor topografi atau kelerengan merupakan salah satu penyebab yang sangat berpengaruh terhadap penyebab terjadinya erosi.

C.3.1 Curah Hujan (R)

Berdasarkan data yang diperoleh dari BPDAS Asahan Barumun maka terdapat 8 tingkatan curah hujan (Lampiran 8). Dalam hal ini data curah hujan yang tersedia adalah data curah hujan tahunan di Sub DAS Aek Raisan dan Sub DAS Sipansihaporas seperti terlihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Intensitas rata-rata Curah Hujan dan Nilai R di Sub DAS Aek Raisan dan Sub DAS Sipansihaporas

Rata-rata Curah Hujan Nilai Erosivitas Luas Persentase (mm/tahun) (R) (Ha) (%) 3800 7126,855 39,302 0,51 3600 6621,611 1.067,452 13,83 3400 6126,375 1.709,399 22,14 3200 5641,521 1.412,274 18,29 3000 5167,461 1.447,336 18,75 2800 4704,648 1.555,075 20,15 2600 4253,593 480,782 6,23 2400 3814,868 7,841 0,10 Total 7.719,46 100,00 Sumber: BPDAS Asahan Barumun, Pematang Siantar

Tabel di atas menunjukkan bahwa curah hujan tahunan tertinggi adalah 3800 mm/tahun dan curah hujan tahunan terendah adalah 2400 mm/tahun nilai sedangkan curah hujan yang paling banyak terjadi adalah 3400 mm/tahun yaitu dengan luasan 1.709,399 Ha atau 22,14 % dari luas total.

C.3.2 Tanah (K)

Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen padat, cair dn gas dan mempunyai sifat serta perilaku yang dinamik (Arsyad, 1989). Kerusakan tanah dapat terjadi oleh kehilangan unsur hara dan bahan organik dari daerah perakaran, terkumpulnya garam di daerah perakaran (salinisasi), terkumpulnya atau terungapnya unsur senyawa merupakan racun bagi tananman, penjenuhan tanah oleh air (Waterlogging), dan erosi. Keadaan tanah di kawasan Sub DAS Aek Raisan dan Sub DAS Sipansihaporas berdasarkan peta

yang diperoleh dari BPDAS Asahan Barumun sangat bervariasi (Lampiran 9). Berdasarkan pengelompokan tanah USDA (greatgroup tanah) terdapat 10 jenis tanah dapat di lihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Jenis Tanah dan Nilai K di Sub DAS Aek Raisan dan Sub DAS Sipansihaporas

Jenis Tanah Nilai Erodibilitas Luas Persentase (K) (Ha) (%) Dystropepts, Dystrandepts, Tropudults 0,30 401,002 5,19 Dystrandepts, Humitropepts 0,15 1.373,885 17,80 Dystropepts, Eutrandepts, Dystrandepts 0,30 888,294 11,51 Dystropepts, Hapludults 0,30 937,068 12,14 Dystropepts, Hapludults, Tropoquepts 0,30 207,871 2,69 Dystropepts, Humitropepts, Tropohumults 0,15 727,271 9,42 Dystropepts, Tropudults, Troporthents 0,30 1.009,389 13,08 Dystropepts, Tropudults, Troportods 0,30 210,055 2,72 Dystropepts, Tropopsamments 0,30 252,347 3,27 Tropaquents, Tropohemists, Tropoquepts 0,30 55,560 0,72 Tropoquepts, Dystropepts 0,30 11,176 0,14 Tropoquepts, Fluvaquents, Tropohemists 0,30 390,745 5,06 Tropopsamments, Tropaquent 0,30 39,518 0,51 Troporthents, Dystropepts 0,30 351,789 4,56 Troporthents, Humitropepts 0,15 253,352 3,28 Tropudults, Dystropepts 0,30 605,889 7,85 Tropudults, Tropohumults, Dystropepts 0,30 4,250 0,06

Total 7.719,461 100,00

Sumber: BPDAS Asahan Barumun, Pematang Siantar

Tabel di atas menunjukkan bahwa jenis tanah yang paling banyak dijumpai di kawasan Sub DAS Aek Raisan dan Sub DAS Sipansihaporas adalah jenis tanah Dystrandepts, Humitropepts dengan luasan 1.373,885 Ha atau 17,8 % dari luas total sebaran tanah.

C.3.3 Faktor Panjang dan Kemiringan Lereng (LS)

Faktor panjang dan kemiringan lereng (LS) merupakan suatu ketentuan untuk masing-masing kelas kemiringan lereng yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kehutanan: P.32/Menhut-II/2009. Berdasarkan hasil analisa diperoleh bahwa nilai LS yang paling luas adalah 0,4 dengan kelas lereng datar (0-8%) seluas 2.463,445 atau 31,91% dari total luas kawasan Sub DAS Aek Raisan dan Sipansihaporas, untuk masing-masing nilai LS disajikan pada Tabel 22.

Tabel 22. Faktor Panjang dan Kemiringan Lereng (Nilai LS) di Sub DAS Aek Raisan dan Sub DAS Sipansihaporas

Kemiringan Nilai LS Luas Persentase (Ha) (%) 0 – 8 0,4 2.463,445 31,91 8 – 15 1,4 874,009 11,31 15 – 25 3,1 1.357,568 17,59 25 – 40 6,8 1.475,597 19,12 > 40 9,5 1.548,842 20,07 Total 7.719.461 100,00 Sumber: P.32/Menhut-II/2009

C 3.4 Indeks Pengelolaan Tanaman dan Konservasi Tanah (Nilai CP).

Nilai CP merupakan salah satu parameter yang digunkan dalam menentukan nilai TBE. Berdasarkan hasil analisa diperoleh bahwa kisaran nilai CP aadalah antara 0,0000-0,8550. Pengklasifikasian nilai Cp ini diperoleh dari data yang sudah tersedia dalam Peraturan Menteri Kehutanan: P.32/Menhut-II/2009 dan informasi dari peta digital tutupan lahan yang diperoleh dari BPDAS Asahan Barumun. Klasifikasi nilai CP di Sub DAS Aek Raisan dan Sub DAS Sipansihaporas disajikan pada Tabel 23.

Tabel 23. Indeks Pengelolaan Tanaman (Nilai C) dan Faktor Upaya Pengelolaan Konservasi Tanah (Nilai P)

Jenis Tutupan Nilai C Nilai P Nilai Cp Luas Persentase Lahan (Ha) (%) Hutan alam 0,01 0,15 0,0015 5.220,409 67,63 Kebun campuran 0,2 0,15 0,0300 1.096,303 14,20 Perkebunan 0,2 0,15 0,0300 131,677 1,71 Pemukiman 0,8 0,4 0,3200 13,901 0,18 Sawah 0,01 0,15 0,0015 47,379 0,61 Semak/ Belukar 0,25 0,4 0,1000 635,182 8,23 Tanah Terbuka 0,95 0,9 0,8550 3,293 0,04 Tegalan/ Ladang 0,53 0,15 0,0795 555,899 7,20 Tubuh air 0,00 0,01 0,0000 15,418 0,20 Total 7.719,461 100,00 Sumber: P.32/Menhut-II/2009

C.3.5 Besaran Erosi dengan Menggunakan Rumus USLE

Rumus USLE digunakan untuk memperoleh kriteria tingkat bahaya erosi dimana peta hasil perkalian TBE dengan rumus USLE ini diperoleh dengan cara

mengoverlaykan peta curah hujan (R), peta tanah (K), peta kemiringan lereng (LS) dan peta tutupan lahan (CP) sehingga diperoleh peta hasil perkalian TBE dengan menggunakan rumus USLE (Lampiran 10). Kemudian dipadankan lagi dengan peta kedalaman tanah. Berdasarkan hasil pengolahan data maka diperoleh hasil perkalian TBE dengan menggunakan rumus USLE seperti pada Tabel 22 berikut dengan luasannya.

Tabel 24. Hasil Perkalian TBE dengan Menggunakan Rumus USLE Kelas Kriteria Deskripsi Luas Persentase RKLSCP (Ha) (%) 1 < 15 Sangat Ringan 4.330,565 56,10 2 15 - 60 Ringan 1.946,786 25,22 3 60 – 18 Sedang 505,840 6,55 4 180 – 480 Berat 573,895 7,43 5 > 480 Sangat Berat 362,375 4,70 Total 7.719,461 100,00 Sumber: Hasil Analisa

C.3.6 Kedalaman Tanah

Kedalaman tanah di Sub DAS Aek Raisan dan Sub DAS Sipansihaporas

seperti ditunjukkan pada Tabel 23, hanya terdiri dari 2 kelas yaitu dalam (> 90 cm) dan sedang (60-90 cm).

Tabel 25. Kedalaman Tanah di Sub DAS Aek Raisan dan Sub DAS Sipansihaporas

Kedalaman Tanah Kelas Luas Persentase (cm) (Ha) (%)

>90 Dalam 6.549,900 84,85

60-90 Sedang 1.169,561 15,15 Total 7.719,461 100,00 Sumber: BPDAS Asahan Barumun, Pematang Siantar

Tabel 25 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar daerah di Sub DAS Aek Raisan dan Sub DAS Sipansihaporas memiliki kedalaman tanah lebih dari 90 cm (84,85%) dengan luasan 6.549,9 Ha diikuti oleh 60-90 cm dari tanah dalam (15,15%) seluas 1.169,45 Ha.

Dokumen terkait