• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat DJKN

Dalam dokumen Pengelolaan Barang Milik Negara 2 (Halaman 74-81)

Penatausahaan BMN

D. Tingkat DJKN

DJKN bertugas menyelenggarakan penatausahaan BMN, meliputi:

Membuat Daftar BMN Tanah dan/atau Bangunan Idle (DBMNT/B), meliputi

DBMNT/B Tanah dan DBMNT/B Gedung dan Bangunan.

− Membuat Daftar BMN perKementerian Negara/Lembaga (DBMNK/L) berupa himpunan DBMNKWK/L, yang berisi DBMNK/L Persediaan, tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan mesin (alat angkutan bermotor, alat besar, alat persenjataan dan peralatan lainnya), jalan/irigasi/jaringan, konstruksi dalam pengerjaan, barang bersejarah dan aset lainnya.

− Melakukan Pembukuan BMN, meliputi :

− Mendaftarkan dan mencatat semua BMN, setiap mutasi BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle ke dalam DBMN Tanah dan/atau Bangunan Idle (DBMNT/B) yang datanya berasal dari DBMNKWT/B.

− Menghimpun semua BMN, dan setiap mutasi BMN ke dalam DBMN PerKementerian Negara/ Lembaga (DBMNK/L) yang datanya berasal dari DBMNKWK/L dan/atau DBP.

− Mendaftarkan dan mencatat hasil inventarisasi BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle ke dalam DBMNT/B yang datanya berasal dari DBMNKWT/B.

− Menghimpun Laporan Kondisi Barang dari Kanwil DJKN dan/atau UPPB.

− Menghimpun data PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN yang berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle yang datanya berasal dari Kanwil DJKN, dan

− Menghimpun Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang bersumber dari pengelolaan BMN yang datanya berasal dari UPPB.

− Mengkoordinasikan pelaksanaan Inventarisasi BMN, berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle sekurangkurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun.

− Melakukan rekonsiliasi DBMNK/L pada DJKN dengan DBP pada UPPB jika diperlukan.

− Menerima Laporan Hasil Inventarisasi BMN dari Kanwil DJKN dan/atau UPPB.

− Melakukan pemutakhiran data dalam rangka penyusunan LBMN tahunan dan dapat melakuan rekonsiliasi data dalam rangka penyusunan LBMN semester I dengan UPPB.

− Melakukan Pelaporan BMN, meliputi menyusun Laporan BMN (LBMN) berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle Semesteran dan Tahunan secara periodik yang datanya berasal dari LBMNKWT/B, dan menyampaikannya kepada Menteri Keuangan, dan menyusun LBMN Semesteran dan Tahunan secara periodik yang datanya berasal dari LBMNKWK/L dan/atau LBP, dan menyampaikannya kepada

Menteri Keuangan.

− Dapat melakukan pembinaan dan bimbingan teknis mengenai penatausahaan BMN kepada pelaksana penatausahaan BMN pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang.

− Melakukan Pengamanan Dokumen, meliputi penyimpanan fotocopy/salinan dokumen kepemilikan BMN berupa tanah dan/atau bangunan yang berada dalam pengelolaannya, dan penuimpanan asli dan/atau fotocopy/salinan dokumen penatausahaan BMN.

Pembukuan

 Pembukuan adalah merupakan kegiatan pendaftaran dan pencatatan BMN ke dalam Daftar Barang menurut penggolongan dan kodefikasi barang. Tingkat Pengguna Barang harus membuat Daftar Barang Pengguna (DBP), tingkat Kuasa Pengguna Barang harus membuat Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP), dan tingkat Pengelola Barang harus Daftar BMN (tanah dan/atau bangunan).

 Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang harus menyimpan dokumen kepemilikan selain tanah dan/atau bangunan yang berada dalam penguasaannya. Sedangkan Pengelola Barang harus meyimpan dokumen kepemilikan tanah dan/atau bangunan yang berada dalam pengelolaannya.

 Kegiatan Pembukuan pada UPKPB (Satker) adalah membukukan dan mencatat semua BMN yang telah ada ke dalam Buku Barang dan/atau Kartu Indentitas Barang (KIB), membukukan dan mencatat setiap mutasi BMN ke dalam Buku Barang dan/atau KIB, membukukan dan mencatat hasil inventarisasi ke dalam Buku Barang dan/atau KIB, menyusun Daftar Barang tersebut yang datanya berasal dari Buku Barang dan Kartu Indentitas Barang, mencatat semua barang dan perubahannya atas perpindahan barang antar lokasi/ruangan ke dalam Daftar Barang Ruangan dan/atau Daftar Barang Lainnya, mencatat perubahan kondisi barang ke dalam Buku Barang, dan mencatat Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang bersumber dari pengelolaan BMN yang berada dalam penguasaannya.

Sebagai catatan : Dalam membukukan dan mencatat BMN ke dalam Buku Barang, Kartu Identitas Barang, Daftar Barang Ruangan dan Daftar Barang Lainnya dapat menggunakan Sistem Aplikasi yang sudah ada (SABMN).

Dalam melakukan pembukuan dimaksud akan dikelompokkan jenis buku/kartu identitas/daftar dan Daftar Barang.

• Jenis Buku/Kartu Identitas/Daftar. Buku barang meliputi Buku Barang Intrakomptabel, Buku Barang Ekstrakomptabel, Buku Barang Bersejarah, Buku Barang Persediaan, dan Buku Barang Konstruksi Dalam Pengerjaan. Selanjutnya Kartu Identitas Barang (KIB) meliputi KIB Tanah, KIB Bangunan Gedung, KIB Bangunan Air, KIB Alat Angkutan Bermotor, KIB Alat Besar Darat, dan KIB Alat Persenjataan. Selain itu ada Daftar Barang Ruangan, Daftar Barang lainnya. Terakhir terdapat Buku Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

• Jenis Daftar Barang. Daftar Barang ini terdapat pada UPKPB, UPPB-W, UPPB-E1, dan UPPB. Daftar Barang ini meliputi Daftar Barang Persediaan, Daftar Barang Tanah, Daftar Barang Gedung dan Bangunan. Selain itu terdapat Daftar Barang Peralatan dan Mesin yaitu terdiri dari Alat Angkutan Bermotor, Alat Besar, Alat Persenjataan, dan Peralatan Lainnya. Selanjutnya terdapat Daftar Barang Jalan, Irigasi, dan Jaringan, Daftar Barang Aset Tetap lainnya, Daftar Barang Konstruksi Dalam Pengerjaan, Daftar Barang Barang Bersejarah, dan Aset Lainnya.

 Kegiatan pembukuan pada UPPB-W/UPPB-E1/UPPB

Kegiatan pembukuan disini meliputi mendaftarkan dan mencatat setiap mutasi BMN dan hasil inventarisasi ke dalam Daftar Barang, dan menghimpun PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN yang berada dalam pengusaannya. Kemudian, jika diperlukan UPPB-W dapat melakaukan pemutakhiran data dalam rangka penyusunan Laporan Semesteran dan tahunan dengan unit penatausahaan di wilayah kerjanya.

Kegiatan lainnya adalah dapat melakukan pembinaan penatusahaan BMN kepada unit penatusahaan di wilayah kerjanya, dan melakukan pengamanan dokumen

 Kegiatan Pembukuan pada KPKNL

1. Melakukan pembukuan BMN berupa tanah dan/atau bangunan idel. Kegaitan disini adalah membukukan dan mencatat BMN berupa tanah dan/atau bangunan idle ke dalam Buku barang dan/atau KIB, mendaftarkan BMN berupa tanah dan/atau bangunan idle ke dalam Daftar B arang berupa tanah dan/atau bangunan idle, mendaftarkan dan mencatat setiap mutasi dan hasil inventarisasi BMN berupa tanah dan/atau bangunan idle ke dalam Buku Barang, dan mencatat PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN berupa tanah dan/atau bangunan idle yang berada dalam pengusaannya.

2. Melakukan pembukuan BMN yang berasal dari Kementerian Negara/ Lembaga dengan cara menghimpun daftar barang, mutasi barang dan data PNBP dari UKPPB diwilayah kerjanya

 Kegiatan pembukuan pada Kanwil DJKN

Kegiatan disini meliputi (a) pembukuan BMN berupa tanah dan/atau bangunan idle dengan cara menghimpun daftar barang, mutasi barang, dan data PNBP dari KPKNL, (b) melakukan pembukuan BMN dari Kementerian Negara/Lembaga dengan cara menghimpun daftar barang, mutasi barang, dan data PNBP dari KPKNL dan/atau UPPB-W, dan (c) melakukan pengamanan dokumen.

 Kegiatan pembukuan pada DJKN

Kegiatan disini adalah (a) melakukan pembukuan BMN berupa tanah dan/atau bangunan idle dengan cara menghimpun daftar barang, mutasi barang, dan data PNBP dari Kanwil DJKN, (b) melakukan pembukuan BMN dari Kementerian Negara/Lembaga dengan cara menghimpun daftar barang, mutasi barang, dan data PNBP dari Kanwil DJKN dan/atau UPPB, dan (c) melakukan pengamanan dokumen.

Inventarisasi

Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan dan pelaporan hasil pendataan BMN. Maksud inventarisasi adalah untuk mengetahui jumlah dan nilai serta kondisi BMN yang sebenarnya, baik yang berada dalam penguasaan Pengguna Barang maupun yang berada dalam pengelolaan Pengelola Barang. Adapun tujuan inventarisasi adalah (a) agar semua BMN dapat terdata dengan baik dalam upaya mewujudkan tertib administrasi dan (b) untuk mempermudah pelaksanaan pengelolaan BMN.

Adapun sasaran inventarisasi yaitu semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), atau berasal dari perolehan lainnya yang sah, baik yang berada dalam penguasaan Kuasa Pengguna Barang/Pengguna Barang maupun yang berada dalam pengelolaan Pengelola Barang.

Pengguna Barang melakukan inventarisasi BMN sekurangkurangnya sekali dalam 5 tahun, kecuali untuk barang persediaan dan kontruksi dalam pengerjaan dilakukan setiap tahun. Pengelola Barang melakukan inventarisasi BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle yang berada dalam pengelolaannya sekurangkurangnya sekali dalam 5 tahun. Yang dimaksud dengan inventarisasi dalam waktu sekurangkurangnya sekali dalam 5 tahun adalah sensus barang, dan yang dimaksud dengan inventarisasi terhadap persediaan dan

konstruksi dalam pengerjaan antara lain adalah opname fisik. Jika diperlukan, dalam pelaksanaan inventarisasi dapat dibentuk Tim Inventarisasi pada

Masingmasing tingkat unit penatausahaan pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang dan dapat dibantu oleh unit kerja lain pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang.

Dalam rangka pelaksanaan inventarisasi BMN atas Tanah dan/atau Bangunan Idle, Pengguna/Kuasa Pengguna Barang yang sebelumnya menyerahkan tanah dan/atau bangunan dimaksud tetap berkewajiban membantu pelaksanaan hasil inventarisasi BMN atas Tanah dan/atau Bangunan Idle. Dalam rangka pelaksanaan inventarisasi BMN, apabila BMN yang diinventarisasi bukan berada dalam penguasaan masingmasing unit penatausahaan pada Pengguna Barang atau Pengelola Barang, maka dapat dibuat Berita Acara Inventarisasi antara unit penatausahaan dengan pihak yang menguasai barang dimaksud.

Pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan inventarisasi harus menyertakan penjelasan atas setiap perbedaan antara data BMN dalam daftar barang dan hasil inventarisasi. Sedangkan penanggungjawab pelaksanaan inventarisasi BMN pada Pengguna Barang adalah Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yang dikuasakan, dan penanggungjawab pelaksanaan inventarisasi BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle pada Pengelola Barang adalah Direktur Jenderal Kekayaan Negara, atau pejabat yang dikuasakan.

Pelaporan

Pelaporan adalah kegiatan penyampaian data dan informasi yang dilakukan oleh unit pelaksana penatausahaan BMN pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang. Maksud pelaporan adalah agar semua data dan informasi mengenai BMN dapat disajikan dan disampaikan kepada pihak yang berkepentingan dengan akurat guna mendukung pelaksanaan pengambilan keputusan dalam rangka pengelolaan BMN dan sebagai bahan penyusunan Neraca Pemerintah Pusat. Pelaksana pelaporan adalah seluruh pelaksana penatausahaan pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang.

Tujuan Pelaporan adalah untuk menyampaikan/mendapatkan data dan informasi BMN hasil pembukuan dan inventarisasi yang dilakukan oleh pelaksana penatausahaan pada pengguna barang dan pengelola barang yang akurat sebagai bahan pengambilan kebijakan mengenai pengelolaan BMN dan sebagai bahan penyusunan Neraca Pemerintah Pusat.

Seluruh BMN merupakan sasaran pelaporan yaitu semua barang yang dibeli atau

diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau berasal dari perolehan lainnya yang sah, yang berada dalam penguasaan Kuasa Pengguna Barang/Pengguna Barang dan yang berada dalam pengelolaan Pengelola Baranga.

Kuasa Pengguna Barang menyusun Laporan Barang Kuasa Pengguna (LBKP) semesteran dan tahunan untuk disampaikan kepada Pengguna Barang. Pengguna Barang menyusun Laporan Barang Pengguna (LBP) semesteran dan tahunan untuk disampaikan kepada Pengelola Barang. Pengelola Barang menyusun Laporan Barang Milik Negara (LBMN) berupa tanah dan/atau bangunan idle, menghimpun LBP semesteran dan tahunan, dan menyusun LBMN sebagaibahan untuk menyusun neraca pemerintah pusat.

BAB VI

Dalam dokumen Pengelolaan Barang Milik Negara 2 (Halaman 74-81)

Dokumen terkait