• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat kepuasan komunikasi adalah tingkat kenyamanan pengurus dengan pesan-pesan, media dan hubungan-hubungan Gapoktan dalam melaksanakan kegiatan Penguatan-LDPM.

Indikator-indikator kepuasan komunikasi meliputi:

a. Kecukupan informasi adalah rataan total skor penilaian pengurus suatu Gapoktan terhadap tingkat kepuasan pengurus dalam memenuhi kebutuhan informasi, kebijakan, teknik-teknik baru, perubahan administrasi (pembukuan dan pelaporan), rencana usaha Gapoktan serta tentang kinerja pengurus yang terkait dengan pekerjaan di dalam Gapoktan. Skala pengukuran yang digunakan adalah ordinal dan dikategorikan: rendah (nilai skor 6.00-11.00), sedang (nilai skor 12.00-17.00), dan tinggi (nilai skor 18.00-24.00).

b. Kemampuan untuk menyarankan perbaikan yaitu rataan total skor penilaian pengurus suatu Gapoktan terhadap tingkat kemampuan pengurus dalam pemberitahuan mengenai perubahan yang terjadi dalam Gapoktan untuk tujuan penyempurnaan Gapoktan. Skala pengukuran yang digunakan adalah

30

ordinal dan dikategorikan: rendah (nilai skor 6.00-11.00), sedang (nilai skor 12.00-17.00), dan tinggi (nilai skor 18.00-24.00).

c. Efisiensi berbagai saluran komunikasi adalah rataan total skor penilaian pengurus suatu Gapoktan terhadap tingkat efisien media yang digunakan Gapoktan untuk menyebarkan informasi tentang usaha Gapoktan. Skala pengukuran yang digunakan adalah ordinal dan dikategorikan: rendah (nilai skor 7.00-13.00), sedang (nilai skor 14.00-21.00), dan tinggi (nilai skor 22.00-28.00).

d. Kualitas Media adalah rataan total skor penilaian pengurus suatu Gapoktan terhadap tingkat kepuasan pengurus terhadap baik buruk media yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan usaha Gapoktan dan ketepatan informasi bagi Gapoktan. Skala pengukuran yang digunakan adalah ordinal dan dikategorikan: buruk (nilai skor 6.00-11.00), cukup (nilai skor 12.00-17.00), dan baik (nilai skor 18.00-24.00).

e. Cara Sejawat Berkomunikasi adalah rataan total skor penilaian pengurus suatu Gapoktan terhadap tingkat kepuasan yang diperoleh dari sesama pengurus Gapoktan sehingga mendapat informasi. Skala pengukuran yang digunakan adalah ordinal dan dikategorikan: rendah (nilai skor 6.00-11.00), sedang (nilai skor 12.00-17.00), dan tinggi (nilai skor 18.00-24.00).

f. Informasi Tentang Gapoktan Keseluruhan adalah rataan total skor penilaian pengurus suatu Gapoktan terhadap tingkat kepuasan pengurus dalam keterlibatan, dukungan dan memperoleh informasi mengenai tujuan, kinerja mengenai kebijakan dan peraturan pemerintah yang mempengaruhi Gapoktan. Skala pengukuran yang digunakan adalah ordinal dan dikategorikan: rendah (nilai skor 4.00-8.00), sedang (nilai skor 9.00-12.00), dan tinggi (nilai skor 13.00-16.00).

g. Integritas Organisasi Gapoktan adalah rataan total skor penilaian pengurus suatu Gapoktan terhadap tingkat kepuasan pengurus dalam menerima informasi mengenai sasaran/rencana/tujuan untuk mengenali Gapoktan. Skala pengukuran yang digunakan adalah ordinal dan dikategorikan: rendah (nilai skor 8.00-16.00), sedang (nilai skor 17.00-25.00), dan tinggi ( nilai skor 26.00-32.00).

Validitas dan Reliabilitas Instrumentasi

Validitas adalah akurasi alat ukur terhadap yang diukur walaupun dilakukan berkali-kali dan yang mana-mana (Bungin 2011). Titik nyata dari uji validitas adalah validitas isi, yang dapat ditentukan berdasarkan: (1) apakah instrumen tersebut telah mampu mengukur apa yang telah diukur tersebut, (2) apakah informasi yang dikumpulkan telah sesuai dengan konsep yang digunakan (Kerlinger 2004). Validitas atau ketepatan sebagai tingkat kemampuan instrumen penelitian mengungkapkan data sesuai dengan masalah yang hendak diungkapkan. Agar kuesioner mempunyai validitas tinggi maka daftar pertanyaan disusun dengan cara: (1) mendefinisikan secara operasional peubah yang diukur, (2) menyesuaikan isi pertanyaan dengan keadaan responden, (3) berpedoman pada teori-teori dan kenyataan yang telah diungkapkan pada berbagai pustaka empiris, (4) mempertimbangkan pengalaman dan hasil penelitian terdahulu dalam kasus yang relevan, dan (5) memperhatikan nasehat dan pendapat dari para ahli terutama dari komisi pembimbing.

31 Uji validitas dilakukan dengan uji korelasi antar skor masing-masing butir pernyataan dengan skor total pada setiap peubah dengan menggunakan teknik korelasi interaksi silang (product moment Pearson). Berdasarkan hasil uji validitas yang diujikan pada 10 orang responden diperoleh nilai kritis sebesar 0.576 artinya butir pernyataan yang nilainya di bawah nilai kritis adalah tidak valid, kemudian dibuang dan nilai yang tidak terlalu jauh di bawah nilai kritis akan dimodifikasi kembali tata bahasanya agar lebih mudah dipahami oleh responden.

Guna mengetahui ketepatan alat ukur instrumen penelitian, maka dalam penelitian perlu dilakukan uji reliabilitas. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas kuesioner dapat diperoleh jika terdapat jawaban seseorang atas pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu, yang mana ujicoba kuesioner pada responden yang memiliki karakteristik relatif sama dengan calon responden.

Syarat suatu alat untuk menunjukkan keterhandalannya yang semakin tinggi

adalah apabila koefisien reliabilitas (α) yang mendekati angka 1. Apabila angka

koefisien reliabilitas lebih atau sama dengan 0.6 maka alat ukur tersebut dianggap handal. Namun sebaliknya jika angka koefisien reliabilitas di bawah angka 0.2 maka alat ukur tersebut diangap kurang handal. Arikunto (1999) memberikan kriteria dalam melakukan interpretasi terhadap angka koefisien reliabilitas sebagaimana terangkum dalam Tabel 1.

Tabel 1 Koefisien Alpha Cronbach

No Koefisien (α) Interpretasi 1 0.800 – 1.000 Sangat Tinggi 2 0.600 – 0.799 Tinggi 3 0.400 – 0.599 Cukup Tinggi 4 0.200 – 0.399 Rendah 5 <0.200 Sangat Rendah Sumber: Arikunto (1999)

Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan Alpha Cronbach (bantuan SPSS 20.00). Berdasarkan hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa dari tiga peubah yang diuji keseluruhan memiliki nilai reliabilitas yang cukup tinggi sampai sangat tinggi yaitu kisaran nilai reliabilitas berada antara 0.565 sampai dengan 0.817(Tabel 2).

Tabel 2 Koefisien Alpha Cronbach Hasil Uji Coba Kuesioner

No Peubah Nilai Cronbach Alpha

1 Komunikasi Organisasi 0.756

2 Iklim Komunikasi 0.817

3 Kepausan Komunikasi 0.565

Sumber: Data Primer (diolah)

Pengumpulan dan Analisis Data

Instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya dijadikan pedoman untuk pengumpulan data dengan teknik wawancara dengan responden penelitian.

32

Di samping itu dilakukan teknik wawancara mendalam untuk menjembatani unit analisis tersebut sesuai dengan desain penelitian. Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan seperti dalam bentuk tabel. Data yang terkumpul dianalisis secara statistik deskriptif dan statistik Inferensial menggunakan uji korelasi rank

Spearman.

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Subang

Kabupaten Subang sebagai salah satu kabupaten di kawasan utara Provinsi Jawa Barat meliputi wilayah seluas 205 176.95 ha atau 6.34 persen dari luas Provinsi Jawa Barat. Wilayah ini terletak di antara 107º 31' sampai dengan 107º 54' Bujur Timur dan 6º 11' sampai dengan 6º 49' Lintang Selatan. Secara administratif, Kabupaten Subang terbagi atas 253 desa dan kelurahan yang tergabung dalam 22 kecamatan. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Subang Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pembentukan Wilayah Kerja Camat, jumlah kecamatan bertambah menjadi 30 kecamatan.

Batas-batas wilayah administratif Kabupaten Subang adalah di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat, di sebelah barat dengan Kabupaten Purwakarta dan Karawang, di sebelah timur dengan Kabupaten Sumedang dan Indramayu dan Laut Jawa yang menjadi batas di sebelah utara. Berdasarkan tofografinya, wilayah kabupaten Subang dapat dibagi ke dalam 3 zona, yaitu :

(1) Daerah Pegunungan (Subang bagian selatan)

Daerah ini memiliki ketinggian antara 500-1 500 m dpl dengan luas 41 035.09 hektar atau 20 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Subang. Wilayah ini meliputi Kecamatan Jalancagak, Ciater, Kasomalang, Sagalaherang, Serangpanjang,sebagian besar Kecamatan Jalancagak dan sebagian besar Kecamatan Tanjungsiang.

(2) Daerah Berbukit dan Dataran (Subang bagian tengah)

Daerah dengan ketinggian antara 50 – 500 m dpl dengan luas wilayah 71 502.16 hektar atau 34.85 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Subang. Zona ini meliputi wilayah Kecamatan Cijambe, Subang, Cibogo, Kalijati, Dawuan, Cipeundeuy, sebagian besar Kecamatan Purwadadi, Cikaum dan Pagaden Barat.

(3) Daerah Dataran Rendah (Subang bagian utara)

Daerah ini dengan ketinggian antara 0-50 m dpl dengan luas 92 639.7 hektar atau 45.15 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Subang. Wilayah ini meliputi Kecamatan Pagaden, Cipunagara, Compreng, Ciasem, Pusakanagara, Pusakajaya, Pamanukan, Sukasari, Legonkulon, Blanakan, Patokbeusi, Tambakdahan, sebagian Pagaden Barat.

33 Karakteristik perekonomian Kabupaten Subang bercorak pertanian, hal ini karena sektor pertanian merupakan sektor yang dominan kontribusinya terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Di samping itu Kabupaten Subang merupakan kabupaten yang memiliki areal lahan sawah terluas ketiga di Jawa Barat setelah Indramayu dan Karawang sekaligus pula merupakan penyumbang/ kontributor produksi padi terbesar ketiga di Jawa Barat. Luas lahan sawah di Kabupaten Subang tahun 2013 seluas 84 928 hektar atau sekitar 41.39 persen dari total luas wilayah Kabupaten Subang. Produksi padi yang dimiliki Kabupaten Subang sebesar 1 210 583 ton (BPS Kabupaten Subang 2014).

Kabupaten Bogor

Secara geografis, Kabupaten Bogor terletak di antara 6.19° - 6.47° lintang

selatan dan 106°1’ -107°103’ bujur timur dengan luas wilayah mencapai 2 301.95 km².

Batas-batas Kabupaten Bogor secara langsung yaitu sebelah utara berbatasan dengan Kota Depok, sebelah Timur Laut dibatasi oleh Kabupaten Bekasi, sebelah barat dibatasi oleh Kabupaten Lebak, sebelah selatan dibatasi oleh Kabupaten Sukabumi, sebelah barat daya dibatasi oleh Kabupaten Tangerang, sebelah tenggara dibatasi oleh Kabupaten Cianjur dan sebelah timur dibatasi oleh Kabupaten Purwakarta.

Kabupaten Bogor memiliki 40 kecamatan, 428 kelurahan/desa, 3784 rukun warga, dan 15 048 rukun tetangga. Tercatat 332 desa berada di desa perdesaan, sedangkan sisanya yaitu 96 desa berada di desa perkotaan. Dari 40 kecamatan terdapat 14 kecamatan (35 persen) yang seluruh desanya masuk dalam kategori desa perdesaan. Keempat belas kecamatan tersebut antara lain: Nanggung, Leuwisadeng, Pamijahan, Cibungbulang, Tenjolaya, Caringin, Sukamakmur, Cariu, Tanjungsari, Rancabungur, Ciseeng, Cigudeg, Sukajaya, dan Tenjo. Kecamatan yang seluruh desanya atau kelurahan masuk dalam kategori perkotaan, hanya Kecamatan Cibinong.

Secara morfologi, wilayah di Kabupaten Bogor cukup bervariasi, dari dataran yang relatif rendah di bagian utara hingga dataran tinggi di bagian selatan, sehingga membentuk lereng yang menghadap ke utara. Iklim di Kabupaten Bogor termasuk dalam kategori iklim tropis sangat basah di bagian selatan dan iklim tropis basah di bagian utara dengan rata-rata curah hujan tahunan 2 500 - 5 000 mm/tahun, terkecuali di wilayah bagian utara dan sebagian kecil wilayah timur curah hujan kurang dari 2500 mm/tahun. Sedangkan suhu rata-rata tahunan di Kabupaten Bogor berkisar antara 20-30° C serta kelembaban udara 70 persen.

Kabupaten Bogor dilalui oleh enam daerah aliran sungai (DAS) yaitu: DAS Cidurian, DAS Cimanceuri, DAS Cisadane, DAS Ciliwung, DAS Kali Bekasi, DAS Citarum Hilir. Dengan dialirinya Kabupaten Bogor oleh enam DAS di atas dari segi irigasi untuk pertanian cukup membantu petani dalam melakukan usahatani.

Sektor pertanian di Kabupaten Bogor memegang peranan penting mengingat luasnya lahan pertanian yang dimiliki dan juga lebih dari sebagian besar (78 persen) desa di Kabupaten Bogor tergolong dalam kategori perdesaan yang menitikberatkan pada sektor pertanian terutama komoditas padi, dengan luas panen seluas 93 429 hektar mampu memproduksi padi tahun 2013 sebesar 596 727 ton (BPS Kabupaten Bogor 2014).

34

Gambaran Umum Realisasi Program Penguatan-LDPM Di Kabupaten Subang dan Kabupaten Bogor

Program penguatan lembaga distribusi pangan masyarakat yang selanjutnya disebut Penguatan-LDPM merupakan salah satu sub kegiatan dari program peningkatan diversifikasi dan ketahanan pangan, melalui bantuan modal usaha dalam menumbuhkembangkan usaha Gapoktan diharapkan dapat memberdayakan Gapoktan, mengembangkan usaha ekonomi di wilayah melalui peningkatan usaha pembelian dan penjualan gabah/beras dan/atau jagung dan peningkatan nilai tambah produk petani anggotanya melalui kegiatan penyimpanan atau pengolahan (BKP 2014). Pada akhirnya Gapoktan pelaksana penguatan-LDPM sudah harus masuk ke dalam tahapan kemandirian yaitu pada tahun ketiga.

Program Penguatan-LDPM telah dilaksanakan sejak tahun 2009 pada 27 provinsi di Indonesia. Berdasarkan hasil kajian evaluasi dampak program Penguatan-LDPM yang dilakukan oleh Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian bahwa program pemerintah melalui kegiatan Penguatan-LDPM mampu memberikan dampak positif antara lain: (1) mengubah manajemen pengelolaan Gapoktan khususnya dalam hal membuat perencanaan kegiatan di awal tahun, (2) melakukan pembukuan terhadap penggunaan uang, (3) membuat pelaporan kegiatan secara rutin, (4) mampu mengubah pola pikir pengurus Gapoktan yang mana mereka secara rutin melakukan pertemuan untuk membahas rencana pengembangan ke depan dan rencana untuk meningkatkan modal, (4) mampu melakukan pengawasan internal terhadap pengelolaan keuangan Gapoktan. Sementara itu dampak sosial dari pelaksanaan kegiatan Penguatan-LDPM antara lain meningkatkan minat petani untuk malakukan bisnis pangan, meningkatkan transparansi dalam pengelolaan keuangan, dan memupuk kepedulian dan kebersamaan terhadap sesama anggota dan masyarakat perdesaan.

Secara umum, realisasi program Penguatan-LDPM di Kabupaten Subang dan Kabupaten Bogor telah dilaksanakan sejalan dengan tahun perealisasian pelaksanaan kegiatan secara nasional, yaitu tahun 2009. Mekanisme pencairan dana dilakukan sesuai pedoman umum pelaksanaan program Penguatan-LDPM yaitu setelah dilakukan verifikasi di tingkat kabupaten dan provinsi, pencairan dana ke Gapoktan dilakukan melalui penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dan mentrasfer langsung ke rekening Gapoktan.

Sejak tahun 2009 sampai tahun 2012, jumlah Gapoktan penerima bansos Penguatan-LDPM di Kabupaten Subang berjumlah 9 Gapoktan yaitu Gapoktan Bungur Jaya, Mitra Tani Sejahtra, Sri Sedana, Tani Mekar, Sri Tani, Panca Bakti, Harapan Tani Jaya, Tani Jaya dan Ligar Jaya; dan Kabupaten Bogor 4 Gapoktan yaitu Subur Tani, Mitra Tani, Sugih Tani, dan Tunas Mekar.

(1) Gapoktan Bungur Jaya

Gapoktan Bungur Jaya berdiri pada tanggal 14 Mei 2005, berlokasi Desa Mandalawangi, Kecamatan Sukasari Kabupaten Subang. Gapoktan Bungur Jaya merupakan gabungan dari 4 keltan yaitu keltan Subur Jaya, keltan Simpang Jaya, keltan Sri Mukti, dan keltan Surya Bakti. Jumlah anggota Gapoktan Bungur Jaya seluruhnya sebanyak 220 orang.

Usaha jual beli padi dan beras dilaksanakan melalui jual beli padi/beras langsung ke petani maupun kelompok tani. Kemampuan daya beli Gapoktan sebesar 40 ton gabah dan 10 ton beras. Pemasaran hasil produksi Gapoktan

35 khususnya beras dipasarkan kepada pedagang di kecamatan, pedagang di kabupaten dan pedagang di luar kabupaten (Jakarta).

Bungur Jaya memiliki potensi produksi gabah sebesar 10 ton dan beras sebesar 17.5 ton. Pada bulan Mei 2014 melakukan transaksi pembelian gabah sebanyak 2 365 kg dan transaksi penjualan beras sebanyak 1 145 kg. Gapoktan Bungur Jaya memiliki sarana prasarana penunjang kegiatan usaha Gapoktan yaitu lantai jemur luas 200 m2, alat pengolahan/penggilingan (Rice Milling Unit) sebanyak 3 unit dan gudang penyimpanan gabah/beras seluas 30 m2 dengan kapasitas 50 ton.

Gapoktan Bungur Jaya memiliki kelengkapan administrasi Gapoktan yaitu AD/ART Gapoktan, buku tamu, buku surat masuk, buku surat keluar, daftar hadir rapat, notulen rapat, buku pembelian, buku penjualan, buku harga, dan buku cadangan pangan.

(2) Gapoktan Mitra Tani Sejahtra

Gapoktan Mitra Tani Sejahtra berdiri pada tanggal 12 Februari 2007 berlokasi Desa Bojongjaya Kecamatan Pusakajaya Kabupaten Subang. Gapoktan Mitra Tani Sejahtera memiliki pembukuan yang cukup lengkap dan terisi dengan baik dan teratur. Dari aspek kaderisasi Gapoktan ini sudah cukup mengusahakan adanya kaderisasi karena kepemimpinan rapat tidak selalu dipimpin oleh ketua, akan tetapi juga dipimpin oleh pengurus yang lainnya. Keaktifan kelompok juga dinilai cukup baik karena anggota gapoktan cukup aktif mengikuti rapat yang diselenggarakan gapoktan. Aset yang dimiliki Gapoktan ini adalah gudang, kantor gapoktan, lantai jemur, mesin permanen.

Kemitraan yang dilaksanakan Gapoktan Mitra Tani Sejahtera antara lain kemitraan dengan pengusaha pengumpul gabah yang berlokasi di wilayah desa setempat yaitu dengan (1) Adi Wijaya di desa Rangdu, (2) Penggilingan padi Neti Wijaya di desa Rangdu, (3) Tito Wijaya didesa rangdu, (4) Rizki Wijaya di Desa rangdu, (5) Jigni Wijaya Didesa Cigugur sedangkan kerja sama dengan luar wilayah yaitu dengan (1) PT. Karya Mas di Kecamatan Pamanukan , (2) PT. Dewa Tani di Kecamatan Pamanukan, (3) Wahyudin Jaya di kecamatan Pamanukan, (4) Tani Sejahtera di Desa Binong, dan (5) Jadi Makmur di Desa Binong. Gapoktan Mitra Tani Sejahtera telah memasarkan hasil selain di dalam Provinsi Jawa Barat juga telah melakukan kerjasama antar pulau yaitu ke Tanjung Pinang dan Medan. Kemitraan yang dilaksanakan oleh gapoktan Mitra Tani Sejahtera telah dilengkapi dengan kontrak.

Selama periode tahun 2011 sampai 2013 unit usaha distribusi/pemasaran, dan pengolahan Gapoktan Mitra Tani Sejahtera mampu melakukan pembelian gabah sekitar 8 819 ton senilai Rp37 458 240 000 dan penjulan beras sebesar 5 291.4 ton senilai Rp42 331 200 000 total nilai pembelian gapoktan mitra tani sejahtera mencapai rata-rata 720 kali putaran dari modal awal yang diterima. Keuntungan usaha jual beli gabah/beras selama periode tersebut mencapai Rp4 872 960 000.

Peningkatan stok cadangan pangan dari tahun 2011 sampai 2013

berkembang dan sudah mencapai 5 409 kg Gabah dengan nilai uang Rp32 199 600 dan anggota yang telah memanfaatkan cadangan pangan sekitar

50 orang. Fasilitas sarana yang dimiliki oleh Gapoktan Mitra Tani Sejahtra antara lain: (1) lantai jemur seluas ± 800 m², (2) penggilingan sebanyak 3 unit,

36

(3) gudang penyimpanan gabah/beras sebanyak 2 gudang dengan luas ± 400 m², dan (4) traktor sebanyak 1 unit.

(3) Gapoktan Sri Sedana

Gapoktan Sri Sedana berdiri pada tanggal 14 Mei 2005 berlokasi Dusun Tanjungtiga Desa Tanjungtiga Kecamatan Blankan Kabupaten Subang. Gapoktan Sri Sedana dikukuhkan oleh Camat Blanakan. Gapoktan Sri Sedana merupakan gabungan dari 7 Kelompok Tani yaitu kelompok tani Mitra Pantura, kelompok tani saluyu, kelompok tani majujaya, kelompok tani mitra tani, kelompok tani bina utama, kelompok tani sri mulya dan kelompok tani tanjung. Anggota Gapoktan ini seluruhnya 219 orang, dengan susunan pengurus terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, unit pemasaran/Distribusi, unit pengolahan penggilingan, dan unit cadangan pangan.

Dari aspek kaderisasi, Gapoktan Sri Sedana sudah cukup mengusahakan adanya kaderisasi karena kepemimpinan rapat tidak selalu dipimpin oleh ketua, akan tetapi juga dipimpin oleh pengurus yang lainnya. Keaktifan anggota juga dinilai cukup baik, anggota Gapoktan cukup aktif mengikuti rapat yang diselenggarakan Gapoktan. Selain itu dalam pembukuan dan kegiatan di setiap unit setiap pengurus dan anggota memiliki perannya masing masing. Aset yang dimiliki Gapoktan Sri Sedana adalah Gudang beserta tanahnya, modal usaha, gabah cadangan pangan, komputer dan buku-buku administrasi.

Kemitraan yang dilaksanakan oleh Gapoktan Sri Sedana antara lain kemitraan dengan pengusaha pengumpul gabah yang berlokasi di wilayah desa setempat yaitu dengan : (1) kelompok petani, (2) Pengilingan Padi AR. Sedangkan kerjasama dengan luar wilayah yaitu berupa kerjasama pemasaran dengan pasar induk Cipinang

Selama periode 2010 sampai 2013 unit usaha distribusi/pemasaran, dan pengolahan Gapoktan Sri Sedana mampu melakukan pembelian gabah sekitar 2 295 ton senilai Rp 9 148 103 150 dan penjualan beras sebesar 1 353.6 ton senilai Rp10 176 194 353. Total nilai pembelian Gapoktan Sri Sedana mencapai rata-rata 51 kali putaran. dari modal keuntungan usaha jual beli gabah/beras diperoleh laba bersih selama periode tersebut mencapai kurang lebih Rp 43 000 000.

Gudang cadangan pangan dari mulai dibangun sampai dengan saat ini masih dalam keadaan baik. Cadangan pangan yang diterima pada bulan Maret 2010 dibelikan gabah kering giling sebanyak 2 800 kg. Sampai saat menjadi 3 300 kg. Senilai kurang lebih Rp16 500 000. Perputaran cadangan pangan dengan cara dipinjamkan kepada anggota yang memerlukan atau masyarakat yang kurang mampu dengan pengembalian diperhitungkan jumlah pokok ditambah susut gabah. Dipinjamkan dimasa paceklik dikembalikan pada waktu panen.

Fasilitas sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Gapoktan Sri Sedana antara lain: (1) lantai jemur 3 unit seluas ± 4 000 m², (2) penggilingan sebanyak 2 unit, (3) gudang penyimpanan gabah/beras 2 unit dengan daya tampung sebesar 500 ton seluas ± 500 m².

(4) Gapoktan Tani Mekar

Gapoktan Tani Mekar berdiri pada tanggal 6 Agustus 2007 berlokasi jalan warung cendol Km 0.700 Desa Mariuk Rt 005 Rw 002 Kecamatan

37 Tambakdahan Kabupaten Subang.

Gapoktan Tani Mekar merupakan gabungan dari 9 Kelompok Tani yaitu kelompok tani subur, kelompok tani Bolang, kelompok tani buntu, kelompok tani lola, kelompok tani sukari, kelompok tani saradan, kelompok tani kipahit, kelompok tani kepuh dan kelompok tani buah. Anggota Gapoktan ini seluruhnya 267 orang, dengan susunan pengurus terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, unit pemasaran/Distribusi, unit pengolahan penggilingan, dan unit cadangan pangan.

Kemitraan yang dilaksanakan Gapoktan Tani Mekar antara lain kemitraan dengan pengusaha pengumpul gabah yang berlokasi di wilayah desa setempat. Gapoktan Tani Mekar telah memasarkan hasil di luar Kabupaten Subang. Gapoktan Tani Mekar memiliki potensi produksi gabah sebesar 3 180 ton gabah.

Fasilitas sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Gapoktan Tani Mekar antara lain: (1) lantai jemur 2 unit seluas ± 900 m², (2) penggilingan sebanyak 1 unit, (3) gudang penyimpanan gabah/beras 2 unit dengan daya tampung sebesar 200 ton seluas ± 240 m², dan dryer 1 unit dengan kapasitas 15 ton gabah per hari.

(5) Gapoktan Sri Tani

Gapoktan Sri Tani berdiri pada tanggal 30 Maret 2007 berlokasi di Dusun Parigi RT 004 Rw 002 Desa Parigimulya Kecamatan Cipunagara Kabupaten Subang. Gapoktan Sri Tani dikukuhkan oleh Kepala Desa Parigimulya tanggal 30 Maret 2007. Susunan kepengurusan Gapoktan Sri Tani terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, unit usaha jasa pemasaran, unit usaha jasa pengolahan, dan unit usaha cadangan pangan.

Gapoktan Sri Tani merupakan gabungan dari 7 kelompok tani yaitu kelompok tani mulya sejati, kelompok tani parigi I, kelompok tani parigi II, kelompok tani karang ampel, kelompok tani depong, kelompok tani cukang galeuh, dan kelompok tani sarmalaka.Anggota Gapoktan ini seluruhnya 678 orang, dengan luas lahan pertanian 750 ha. Fasilitas sarana yang dimiliki oleh Gapoktan Sri Tani antara lain: (1) lantai jemur 1 unit seluas ± 112 m², (2) penggilingan sebanyak 2 unit seluas ± 112 m², dan (3) gudang penyimpanan gabah/beras sebanyak 1 gudang dengan luas ± 800 m².

Untuk kelancaran kegiatan administrasi dan pembukuan Gapoktan Sri Tani telah memiliki pembukuan yaitu buku daftar anggota, buku daftar pengurus, buku daftar hadir rapat anggota, buku harga, buku pembelian, buku penjualan, buku cadangan pangan, buku kas, dan buku kas umum. Lahan sawah seluas 750 ha seluruhnya ditanami padi sawah. Dengan penggunaan varietas selalu bergilir setiap musimnya, seperti IR 64 dan Ciherang. Gapoktan Sri Tani memiliki potensi produksi 20 ton gabah dan 14 ton beras.

Kegiatan usaha jual beli padi dan beras dilaksanakan melalui jual beli padi/beras langsung ke petani maupun kelompok tani dengan menggunakan sistem kemitraan dengan pengusaha sebagai penyedia modal. Disamping itu juga melakukan jual beli ke luar kecamatan, luar kabupaten bahkan ke luar provinsi.

(6) Gapoktan Panca Bakti

38

Kampung Sukanengah I RT 006 Rw 002 Desa Sukatani Kecamatan Compreng

Dokumen terkait