• Tidak ada hasil yang ditemukan

(Dendawijaya, 2009)

D. Tingkat Kesehatan Bank

Budi santoso dan Triandaru (2006:51) mengartikan kesehatan bank sebagai “kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.” Pengertian tentang kesehatan bank tersebut merupakan suatu batasan yang sangat luas, karena kesehatan bank mencakup kesehatan suatu bank untuk melaksanakan seluruh kegiatan usaha perbankannya. Pada umumnya, jauh sebelum perusahaan mengalami kegagalan, tanda-tanda awal yang menunjukkan ke arah kecenderungan yang kurang menguntungkan itu telah kelihatan, tetapi sering kali manajemen tidak mengindahkan bahkan tidak memperhatikan sama sekali. Manajemen juga terkadang menganggap bahwa tanda-tanda yang menunjukkan tidak sehatnya perusahaan merupakan gejala temporer yang akan hilang dengan sendirinya, tanpa perlu adanya investasi manajemen. Anggapan ini mengakibatkan pihak manajemen terlambat melakukan tindakan antisipasi maupun proses perbaikan terhadap kinerja perusahaan.

20

Pentingnya arti tingkat kesehatan bank bagi pembentukan kepercayaan dalam dunia perbankan serta untuk melaksanakan prinsip kehati-hatian (prudential banking) dalam dunia perbankan, maka Bank Indonesia perlu menerapkan aturan tentang kesehatan bank. Di Indonesia, kinerja perbankan diukur sesuai dengan tata cara penilaian kesehatan bank yang mengacu pada Bank for International Settlement (BIS) yang dikeluarkan o leh Komisi Basic Swiss. Ada lima aspek yang dinilai yaitu capital, asset, management, earning, liquidity,dan sensitivity (CAMELS). Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 kepada semua bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional perihal sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum mencakup penilaian terhadap faktor- faktor CAMEL yang terdiri dari :

1. Permodalan (Capital), untuk rasio kecukupan modal 2. Aset (Asset), untuk rasio kualitas aktiva

3. Manajemen (Management), untuk menilai kualitas manajemen 4. Rentabilitas (Earning), untuk rasio rentabilitas bank

5. Likuiditas (Liquidity), untuk rasio likuiditas bank 6. Sensitivitas terhadap resiko pasar

Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 13/I/PBI tanggal 01 Juli 2011 mengenai Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, kriteria penetapan peringkat komposit dapat digolongkan menjadi 5 peringkat komposit yaitu sebagai berikut :

Tabel 2.1 Peringkat Komposit

Peringkat komposit

Keterangan

1 Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum sangat sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal

lainnya.

2 Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum sehat sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya.

3 Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum cukup sehat sehingga dinilai cukup mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal

lainnya.

4 Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum kurang sehat sehingga dinilai kurang mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal

lainnya.

5 Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum tidak sehat sehingga dinilai tidak mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal

lainnya.

Sumber : Peraturan Bank Indonesia No. 13 / I / PBI / 2011

Penggolongan tingkat kesehatan bank dibagi dalam empat kategori yaitu : sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat, namun sistem pemberian nilai dalam menetapkan tingkat kesehatan bank didasarkan pada “reward system” dengan nilai kredit antara 0 sampai dengan 100, yakni sebagai berikut :

22

Tabel 2.2

Nilai Kredit Penggolongan Tingkat Kesehatan Bank

Nilai Kredit Predikat

81 – 100 Sehat

66 – <81 Cukup Sehat 51 – <66 Kurang Sehat 0 <51 Tidak Sehat

Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia Nomor : 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004

Dalam rangka penerapan ketentuan yang memerlukan persyaratan tingkat kesehatan bank, maka predikat Tingkat Kesehatan Bank disesuaikan dengan ketentuan dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 sebagai berikut :

Tabel 2.3

Matriks Penetapan Tingkat Resiko Inheren Untuk Resiko Kredit

Peringkat Definisi Peringkat

Low (1) Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan Bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank dari resiko kredit tergolong sangat rendah selama periode waktu tertentu di masa dating.Contoh karakteristik Bank yang termasuk dalam peringkat ini antara lain :

 Portofolio penyediaan dana didominasi eksposur kredit yang sangat rendah

 Eksposur penyediaan dana terdiverifikasi sangat baik  Strategi penyediaan dana tergolong stabil

perubahan faktor eksternal Low to

Moderate (2)

Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan Bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank dari resiko kredit tergolong rendah selama periode waktu tertentu di masa dating.Contoh karakteristik Bank yang termasuk dalam peringkat ini antara lain :

 Portofolio penyediaan dana didominasi eksposur kredit yang rendah

 Eksposur penyediaan dana terdiverifikasi baik  Strategi penyediaan dana relatif stabil

 Portofolio penyediaan dana kurang terpengaruh dengan perubahan faktor eksternal

Moderate (3)

Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan Bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank dari resiko kredit tergolong cukup tinggi selama periode waktu tertentu di masa dating.Contoh karakteristik Bank yang termasuk dalam peringkat ini antara lain :

 Portofolio penyediaan dana didominasi eksposur kredit yang moderat

 Terdapat konsentrasi penyediaan dana yang cukup signifikan  Strategi penyediaan dana relatif stabil

 Portofolio penyediaan dana cukup terpengaruh dengan perubahan faktor eksternal

Moderate to High (4)

Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan Bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank dari resiko kredit tergolong tinggi selama periode waktu tertentu di masa dating.Contoh karakteristik Bank yang termasuk dalam peringkat ini antara lain :

 Portofolio penyediaan dana didominasi eksposur kredit yang tinggi

24

 Terdapat konsentrasi penyediaan dana yang signifikan  Strategi penyediaan dana yang kurang baik

 Portofolio penyediaan dana terpengaruh dengan perubahan factor eksternal

High (5)

Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan Bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank dari resiko kredit tergolong sangat tinggi selama periode waktu tertentu di masa datang.Contoh karakteristik Bank yang termasuk dalam peringkat ini antara lain :

 Portofolio penyediaan dana didominasi eksposur kredit yang sangat tinggi

 Terdapat konsentrasi penyediaan dana yang sangat signifikan

 Penyediaan dana memiliki kualitas buruk

 Portofolio penyediaan dana sangat terpengaruh dengan perubahan factor eksternal

SE BI Nomor : 13 / 24 / DPNP tanggal 25 Oktober 2011

Tabel 2.4

Matriks Peringkat Faktor Rentabilitas

Peringkat Definisi Peringkat

1 Rentabilitas sangat me madai, laba melebihi target dan mendukung pertumbuhan permodalan Bank.

2 Rentabilitas me madai, laba melebihi target dan mendukung pertumbuhan permodalan Bank.

3 Rentabilitas cukup me madai, laba melebihi target, namun terdapat tekanan terhadap kinerja laba yang dapat menyebabkan penurunan laba namun cukup dapat mendukung pertumbuhan permodalan Bank.

4 Rentabilitas kurang memadai, laba tidak memenuhi target, dan diperkirakan akan tetap seperti kondisi tersebut di masa dating sehingga kurang dapat mendukung pertumbuhan permodalan Bank dan kelangsungan usaha Bank.

5 Rentabilitas tidak me madai, laba tidak target, dan tidak dapat diandalkan serta memerlukan peningkatan kinerja laba segera untuk memastikan kelangsungan usaha Bank.

SE BI Nomor : 13 / 24 / DPNP tanggal 25 Oktober 2011

Tabel 2.5

Matriks Peringkat Faktor Permodalan

Peringkat Definisi Peringkat

1 Bank memiliki kualitas dan kecukupan permodalan yang sangat

me madai relatif terhadap profil resikonya, yang disertai dengan

penglolaan permodalan yanga sangat kuat sesuai karakteristik, skala usaha, dan kompleksitas usaha Bank.

2 Bank memiliki kualitas dan kecukupan permodalan yang me madai relatif terhadap profil resikonya, yang disertai dengan penglolaan permodalan yanga sangat kuat sesuai karakteristik, skala usaha, dan kompleksitas usaha Bank.

3 Bank memiliki kualitas dan kecukupan permodalan yang cukup

me madai relatif terhadap profil resikonya, yang disertai dengan

penglolaan permodalan yanga sangat kuat sesuai karakteristik, skala usaha, dan kompleksitas usaha Bank.

4 Bank memiliki kualitas dan kecukupan permodalan yang kurang

me madai relatif terhadap profil resikonya, yang disertai dengan

penglolaan permodalan yanga sangat kuat sesuai karakteristik, skala usaha, dan kompleksitas usaha Bank.

26

me madai relatif terhadap profil resikonya, yang disertai dengan

penglolaan permodalan yanga sangat kuat sesuai karakteristik, skala usaha, dan kompleksitas usaha Bank.

SE BI Nomor : 13 / 24 / DPNP tanggal 25 Oktober 2011

Dokumen terkait