• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE P ENELITIAN

5.1 Tingkat Ketimpangan Pendapatan Petani Padi Sawah

5.1.1 Berdasarkan Nilai Koefisien Gini (Gini Ratio) dan Kurva Lorenz

Koefisien Gini (Gini Ratio) merupakan salah satu media perhitungan distribusi pendapatan yang digunakan oleh peneliti untuk menghitung tingkat ketimpangan pendapatan 43 petani sampel di desa Sidodadi Ramunia. Besarnya nilai koefisien Gini (Gini Ratio) berkisar antara 0 (pemerataan sempurna) hingga 1 (ketimpangan sempurna). Distribusi pendapatan akan semakin merata jika nilai koefisisen Gini mendekati 0 dan sebaliknya jika nilai koefisien Gini mendekati 1 maka distribusi pendapatan akan semakin tidak merata atau semakin timpang.

Tabel 19. Nilai Koefisien Gini (Gini Ratio) Petani Sampel di Desa Siodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli serdang 2012.

Uraian Total Pendapatan Petani / Tahun Kum. % Pendapatan Kum. % (Yi + Yi-1) %Petani [%Xi]×Kum. [% (Yi+Yi-1)] (Yi) (Kum.%Yi) (%Xi) Terendah Rp 7.324.750 0,70 0,70 2,33 0,02 Tertinggi Rp 83.327.400 100,00 192,00 2,33 4,47 Jumlah Rp1.042.004.050 1.464,86 2.813,35 100 67,90 Rata2 Rp 24.232.652 34,07 65,85 2,33 1,58

Koefisien Gini (Gini Ratio) : 1 – 67,90% = 32,1% = 0,32 Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 14.

Dari Tabel 19 dapat diketahui bahwa rata-rata total pendapatan petani sampel selama 2012 adalah Rp.24.232.652 dimana pendapatan tertinggi sebesar Rp.83.327.400 dan pendapatan terendah sebesar Rp.7.324.750. Kemudian, nilai koefisien Gini (Gini Ratio) untuk distribusi pendapatan petani sampel di desa Sidodadi Ramunia pada tahun 2012 adalah sebesar 0,32. Jika mengacu pada

kategori tingkat ketimpangan pada halaman 11, maka dapat diketahui bahwa tingkat ketimpangan pendapatan petani sampel berada dalam kategori rendah.

Sehingga hipotesis pertama yang menyatakan bahwa tingkat ketimpangan pendapatan petani padi sawah menurut koefisien Gini Ratio didaerah penelitian berada dalam kategori tinggi tidak dapat diterima.

Selanjutnya koefisien Gini (Gini Ratio) dapat pula dijelaskan melalui grafik kurva Lorenz yang terbagi atas 2 sumbu dimana sumbu horisontal menggambarkan persentase (%) kumulatif penerima pendapatan (petani sampel), sedangkan sumbu vertikal menyatakan persentase (%) kumulatif dari total pendapatan yang diterima oleh petani sampel. Disamping itu, grafik kurva Lorenz juga memiliki garis linear sepanjang diagonal grafik, garis ini disebut dengan garis pemerataan.

Semakin jauh jarak antara garis kurva Lorenz dengan garis pemerataan maka semakin tinggi pula tingkat ketimpangannya. Begitu pula sebaliknya, semakin dekat jarak antara garis kurva Lorenz dengan garis pemerataan maka tingkat ketimpangannya semakin rendah atau distribusi pendapatan akan semakin merata. Untuk lebih jelas lagi mengenai grafik kurva Lorenz yang menggambarkan distribusi pendapatan petani sampel didaerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini,

Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 15.

Gambar 3. Grafik Kurva Lorenz di Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Tahun 2012.

Setiap titik yang terdapat pada garis pemerataan melambangkan kumulatif petani sampel telah menerima kumulatif pendapatan secara merata atau dengan kata lain setiap petani sampel memperoleh pendapatan yang sama besar. Sebagai contoh, titik tengah garis pemerataan menujukkan 50% dari keseluruhan total pendapatan telah terdistribusi secara merata untuk 50% jumlah petani sampel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa persentase kumulatif jumlah pendapatan yang ditunjukkan oleh setiap titik sepanjang garis pemerataan sama persis dengan persentase jumlah petani sampel yang menerima pendapatan tersebut.

Kurva Lorenz yang ditunjukkan pada gambar 4 diatas memperlihatkan hubungan kuantitatif aktual antara persentase kumulatif petani sampel dengan persentase kumulatif pendapatan yang benar-benar mereka terima selama tahun 2012. Dari

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 % K u m u la ti f P e n d a p a ta n

% Kumulatif Penerima Pendapatan Kurva Lorenz

Gini Ratio = 0,32

Kurva Lorenz Garis

kurva Lorenz tersebut dapat diketahui bahwa sekitar 40% dari jumlah petani sampel yang memiliki pendapatan terendah hanya menerima 19,30% bagian dari keseluruhan total pendapatan. Selanjutnya 40% petani sampel yang juga memiliki pendapatan menengah menerima 40,15% bagian dari keseluruhan total pendapatan. Dan 20% petani sampel yang memiliki pendapatan tertinggi menerima 40,55% bagian dari keseluruhan total pendapatan.

Sebagai pembanding antara garis pemerataan dengan garis kurva Lorenz dapat kita lihat pada titik 50% dari sumbu horisontal (% kumulatif petani sampel) dimana pada garis pemerataan ditunjukkan bahwa 50% dari jumlah petani sampel memperoleh 50% bagian dari keseluruhan total pendapatan atau pendapatan telah terdistribusi merata. Sedangkan pada garis kurva Lorenz, 50% jumlah petani sampel menerima 27,93% bagian dari keseluruhan total pendapatan. Ini menunjukkan bahwa ada ruang yang tercipta antara garis pemerataan dengan garis kurva Lorenz. Ruang inilah yang menerangkan adanya tingkat ketimpangan dari distribusi pendapatan petani padi sawah di desa Sidodadi Ramunia.

5.1.2 Berdasarkan Kriteria Bank Dunia (World Bank)

Pada penelitian ini, selain menggunakan media perhitungan dengan koefisien Gini (Gini Ratio) yang dilengkapi dengan kurva Lorenz, peneliti juga menggunakan kriteria yang ditetapkan oleh Bank Dunia (World Bank) dalam menentukan tingkat ketimpangan distribusi pendapatan. Tingkat ketimpangan dengan kriteria Bank Dunia (World Bank) diukur dengan menghitung persentase kumulatif pendapatan

dari 40% petani sampel yang berpendapatan terendah, kemudian

dari 43 petani sampel. Kriteria tingkat ketimpangan Bank Dunia (World Bank) diklasifikasikan kedalam 3 kategori yang dapat dilihat pada Tabel 3, halaman 13. Untuk lebih jelas lagi mengenai tingkat ketimpangan distribusi pendapatan petani sampel menurut Bank Dunia (World Bank) dapat dilihat pada Tabel 20 berikut ini,

Tabel 20. Tingkat Ketimpangan Distribusi Pendapatan Petani Sampel Menurut Kriteria Bank Dunia (World Bank) Selama 2011 di Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang.

No. Kelompok Petani Sampel Menurut Tingkat Pendapatannya (%) Jumlah Kumulatif Petani Sampel (Jiwa) Jumlah Kumulatif Pendapatan Petani sampel (Rp.) Persentase Kumulatif Pendapatan Petani Sampel (%) 1. 40% Berpendapatan Terendah 17 188.353.700 18,08 2. 40% Berpendapatan Menengah 17 418.115.900 40,13 3. 20% Berpendapatan Tertinggi 9 435.534.450 41,80 J u m l a h 43 1.042.004.050 100

12% Dari Jumlah Pendapatan Rp 125.040.486

17% Dari Jumlah Pendapatan Rp 177.140.689

Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 16.

Dari Tabel 20 dapat diketahui bahwa hampir setengah dari keseluruhan total pendapatan 43 petani sampel dikuasai oleh kelompok 40% petani berpendapatan menengah, yaitu sebesar Rp.418.115.900 atau sekitar 40,13%. Sedangkan kelompok 20% petani berpendapatan tertinggi hampir menguasai keseluruhan total pendapatan sebesar Rp.435.534.450 atau sekitar 41,80%. Sebagai indikator dalam menentukan tingkat ketimpangan distribusi pendapatan menurut kriteria Bank Dunia (World Bank) perlu diketahui bahwa jumlah 12% dari keseluruhan total pendapatan adalah sebesar Rp.125.040.486, sedangkan jumlah 17% dari keseluruhan total pendapatan sebesar Rp.177.140.689.

Untuk melihat tingkat ketimpangan distribusi pendapatan petani sampel di desa Sidodadi Ramunia maka yang harus diperhatikan adalah jumlah kumulatif

pendapatan yang diterima oleh kelompok 40% petani berpendapatan terendah. Dimana pada penelitian ini kelompok tersebut menguasai dari keseluruhan total pendapatan sebesar Rp.188.353.700 atau sekitar 18,08%. Jika mengacu pada Tabel 3, halaman 13, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat ketimpangan distribusi pendapatan petani sampel menurut Bank Dunia (World Bank) termasuk dalam kategori rendah karena kelompok 40% petani yang berpendapatan terendah menguasai lebih dari 17% jumlah keseluruhan pendapatan petani sampel di desa Sidodadi Ramunia.

Kesimpulan ini membuat hipotesis pertama yang menyatakan bahwa tingkat ketimpangan pendapatan petani padi sawah menurut indikator Bank Dunia (World Bank) didaerah penelitian berada dalam kategori tinggi tidak dapat diterima.

Dokumen terkait