• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tingkat Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan Petani Padi Sawah di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Tingkat Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan Petani Padi Sawah di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Deli Serdang"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TINGKAT KETIMPANGAN PENDAPATAN DAN KEMISKINAN PETANI PADI SAWAH

(Kasus : Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang)

SKRIPSI

Oleh:

SRI RAHAYU 090304050 AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS TINGKAT KETIMPANGAN PENDAPATAN DAN KEMISKINAN PETANI PADI SAWAH

(Kasus : Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang)

SKRIPSI

Oleh:

SRI RAHAYU 090304050 AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui oleh: Komisi Pembimbing

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

(HM. Mozart B Darus, M.Sc) (Ir. Hasman Hasyim, M.Si) NIP : 196210051987031005 NIP : 195411111981031001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

ABSTRAK

Sri Rahayu (090304050) judul skripsi "Analisis Tingkat Ketimpangan

Pendapatan dan Kemiskinan Petani Padi Sawah di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Deli Serdang" dibimbing oleh Bapak HM. Mozart B Darus, M.Sc sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Ir.H.Hasman Hayim, M.Si sebagai Anggota Komisi Pembimbing.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat ketimpangan pendapatan petani padi sawah, untuk mengetahui keragaman sumber pendapatan petani padi sawah, tingkat pendapatan dari usahatani padi sawah serta kontribusinya terhadap total pendapatan, serta untuk menganalisis tingkat kemiskinan petani padi sawah didaerah penelitian.

Metode penentuan daerah dilakukan dengan metode Purposive. Sedangkan untuk

penarikan sampel dilakukan dengan metode Proportionate Stratified Random

Sampling. Metode analisis data yang digunakan untuk menganalisis tingkat ketimpangan yaitu dengan berdasarkan nilai Gini Ratio (dilengkapi dengan Kurva Lorenz), analisis pendapatan dan kriteria World Bank serta indikator tingkat kemiskinan menurut BPS (2011) dan Upah Minimum Regional (2012).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat ketimpangan petani padi sawah berdasarkan nilai Gini Ratio sebesar 0,32 berada dalam kategori rendah, sedangkan berdasarkan kriteria World Bank berada dalam kategori rendah. Sumber pendapatan petani padi sawah diluar usahatani padi sawah cukup beragam dimana pendapatan dari usahatani padi sawah memberikan kontribusi terbesar terhadap total pendapatan yaitu, sebesar 67,56%. Selain itu, menurut kriteria BPS (2011) tidak terdapat petani padi sawah yang berada pada kategori miskin, sedangkan menurut UMR (2012) sebanyak 37,21%.

(4)

RIWAYAT HIDUP

Sri Rahayu lahir di Medan pada tanggal 5 Mei 1992 anak dari Bapak Ngadiman dan

Ibu Kartinem. Penulis merupakan anak pertama dari satu bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut :

1. Tahun 1997 masuk Sekolah Dasar Negeri Inpres 064983 Medan tamat tahun

2003.

2. Tahun 2003 masuk Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Medan tamat

tahun 2006.

3. Tahun 2006 masuk Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Medan tamat tahun

2009.

4. Tahun 2009 menempuh pendidikan di Program Studi Agribisnis, Fakultas

Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan melalui jalur UMB (Ujian

Masuk Bersama).

5. Desember 2012 - Mei 2013 melakukan penelitian skripsi di Desa Sidodadi

Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera

Utara.

6. Mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada Juli - Agustus 2013 di Desa

Rambung Estate Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat

dan karunia-Nya serta kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Adapun judul skripsi ini adalah "Analisis Tingkat Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan Petani Padi Sawah Di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Deli Serdang". Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak HM. Mozart B Darus, M.Sc selaku Ketua Komisi Pembimbing yang

telah banyak membimbing dan memberikan masukan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Bapak Ir.H.Hasman Hayim, M.Si selaku Anggota Komisi Pembimbing yang

telah banyak membimbing dan memberikan masukan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Ibu Dr. Ir. Salmiah, Msi selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas

Pertanian USU dan Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku Sekretaris

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU yang telah memberikan

kemudahan kepada penulis dalam hal perkuliahan di kampus.

4. Seluruh dosen dan Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

USU yang selama ini telah membekali ilmu pengetahuan kepada penulis.

5. Seluruh pegawai di Fakultas Pertanian USU khususnya pegawai Program Studi

(6)

6. Bapak Muliyono, SP, MMA selaku Kepala UPT Dinas Pertanian Kecamatan

Beringin atas keramah-tamahannya dan bantuannya dalam pelaksanaan

penelitian ini.

7. Bapak Sujatno selaku PPL di desa Sidodadi Ramunia beserta PPL lainnya di

kecamatan Beringin serta seluruh kelompok tani yang berada di desa Sidodadi

Ramunia atas bantuannya dalam pelaksanaan penelitian ini.

Segala hormat dan terima kasih khusus penulis ucapkan kepada Ayahanda

Ngadiman dan Ibunda Kartinem atas kasih sayang, motivasi, dan dukungan baik

secara materi maupun do'a yang diberikan kepada penulis.

Terima kasih juga penulis ucapkan khususnya kepada Sandi Apri yang telah banyak

membantu baik susah maupun senang serta selalu memberikan semangat kepada

penulis. Juga teman-teman saya yaitu Ummul, Asmi, Roma, Uzul, Litna, Kiki, Ari,

Fachreza, Avis, Luthfi, ozie, dicky serta teman-teman angkatan 2009 di Program

Studi Agribisnis yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis juga

berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca dan khususnya bagi

penulis pribadi. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, September 2013

(7)

DAFTAR ISI

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ………... 4

1.4 Kegunaan Penelitian ………... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………..... 5

2.1 Kemiskinan ... 5

2.2 Distribusi dan Ketimpangan Pendapatan ... 9

2.3 Penelitian Sebelumnya ... 13

2.4 Kerangka Penelitian ………... 15

2.5 Hipotesis Penelitian ………... 17

BAB III METODE P ENELITIAN ………...... 18

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 18

3.2 Metode Penentuan Sampel ………... 21

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 23

3.4 Metode Analisis Data ………... 23

3.5 Definisi dan Batasan Opersional ………... 25

3.5.1. Definisi ... 26

(8)

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN

5.1 Tingkat Ketimpangan Pendapatan Petani Padi Sawah ... 35

5.1.1. Berdasarkan Nilai Koefisien Gini (Gini Ratio) dan Kurva Lorenz ... 35

5.1.2. Berdasarkan Kriteria Bank Dunia (World Bank) ... 38

5.2 Sumber Pendapatan Petani Padi Sawah Diluar Usahatani Padi Sawah ... 40

5.2.1. Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah dan Kontribusinya Terhadap Total Pendapatan Keluarga Petani Padi Sawah ... 42

5.2.2. Penerimaan Usahatani Padi Sawah ... 43

5.2.3. Total Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah ... 44

5.2.4. Pendapatan Usahatani Padi Sawah ... 47

5.2.5. Kontribusi Pendapatan Usahatani Padi Sawah Terhadap Total Pendapatan Keluarga Petani Padi Sawah ... 47

5.3Tingkat Kemiskinan Petani Padi Sawah ... 49

5.3.1. Berdasarkan Kriteria BPS (2011) ... 49

5.3.2. Berdasarkan Upah Minimum Regional (2012) ... 51

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN …………... 52

6.1 Kesimpulan ... 52

6.2 Saran ………... 53

6.2.1. Untuk Petani Padi Sawah ... 53

6.2.2. Untuk Pemerintah Daerah ... ... 53

6.2.3 Kepada Peneliti Selanjutnya ... 53

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Keterangan Hlm.

1. Bentuk Arsiran Kurva Lorenz 12

2. Skema Kerangka Pemikiran 16

3. Kurva Lorenz di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan

Beringin Kabupaten Deli Serdang 37

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Keterangan Hlm.

1 Garis Kemiskinan Miskin Menurut Daerah dan Komponennya

(Maret 2011 – Maret 2012)

8

2 Indikator Ketimpangan Gini Ratio 11

3 Indikator Ketimpangan Menurut World Bank 13

4 Luas Panen dan Produksi Padi Sawah Menurut Kabupaten/Kota

Tani diKecamatan Beringin 2012

21

8 Jumlah Sampel dengan Metode Proportionate Stratified

Random Sampling

21

9 Pengolahan Data Untuk Menentukan Koefisien Gini Ratio 22

10 Garis Kemiskinan Menurut BPS Untuk Daerah Perkotaan dan

Perdesaan (Maret 2011-Maret 2012)

24

11 Distribusi Penduduk Bedasarkan Jenis Kelamin Di Desa

Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli

Serdang 2012

29

12 Distribusi Penduduk Bedasarkan Umur Di Desa Sidodadi

Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

29

13 Distribusi Penduduk Bedasarkan Agama Di Desa Sidodadi

Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

30

14 Persentase Bedasarkan Jenis Pekerjaan Di Desa Sidodadi

Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

30

15 Sarana dan Prasarana Di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan

Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

31

16 Keadaan Umur Petani Sampel Di Desa Sidodadi Ramunia

Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

32

17 Tingkat Pendidikan Petani Sampel Di Desa Sidodadi Ramunia

Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

33

18 Jumlah Tanggungan Petani Sampel Di Desa Sidodadi Ramunia

Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

34

19 Nilai Koefisien Gini Ratio Petani Sampel Di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

(11)

20 Tingkat Ketimpangan Distribusi Pendapatan Petani Sampel Menurut Kriteria Bank Dunia Di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

39

21 Distribusi Sumber Pendapatan Petani Sampel Di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

41

22 Rata-Rata Penerimaan dan Produksi Padi Sawah Petani Sampel

Di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

44

23 Rata-Rata Total Biaya Produksi Padi Sawah Petani Sampel Di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

46

24 Rata-Rata Pendapatan Petani Sampel Dari Usahatani Padi

Sawah Di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

47

25 Kontribusi Masing-Masing Sumber Pendapatan Petani Sampel

Terhadap Total Pendapatan Petani Sampel Di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

48

26 Penggolongan Tingkat Kemiskinan Keluarga Petani Sampel

Menurut Kriteria Garis kemiskinan BPS (2011) Di Desa

Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli

Serdang 2012

50

27 Penggolongan Tingkat Kemiskinan Keluarga Petani Sampel

Menurut UMR (2012) Di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Keterangan

1. Karakteristik Petani Sampel

2. Penerimaan Petani Sampel dari Usahatani Padi Sawah Selama 2012 3. Penggunaan Benih Per Petani Selama 2012

4. Biaya Pembelian Pupuk Per Petani Selama 2012 5. Biaya Penyusutan Peralatan Per Petani Selama 2012 6. Biaya Penggunaan Obat-Obatan Per Petani Selama 2012 7. Biaya Sarana Produksi (Saprodi) Per Petani Selama 2012 8. Biaya Tenaga Kerja Per Petani Selama 2012

9. Biaya Produksi Per Petani Selama 2012

10.Pendapatan Petani Sampel dari Usahatani Padi Sawah Selama 2012 11.Pendapatan Petani Sampel dari Usahatani Non-Padi Sawah Selama 2012 12.Pendapatan Petani Sampel dari Kegiatan Non Usahatani Selama 2012 13.Total Pendapatan Petani Sampel Selama 2012 Serta Kontribusi Pendapatan

dari Usahatani Padi Sawah Terhadap Total Pendapatan Petani Sampel 14.Analisis Tingkat Ketimpangan Pendapatan Petani Sampel di Desa Sidodadi

Ramunia Berdasarkan Nilai Koefisien Gini (Gini Ratio) Selama 2012 15.Gambar Kurva Lorenz yang Menunjukkan Tingkat Ketimpangan Distribusi

Pendapatan Petani Sampel di Desa Sidodadi Ramunia Selama 2012

16.Analisis Tingkat Ketimpangan Pendapatan Petani Sampel di Desa Sidodadi Ramunia Berdasarkan Indikator Bank Dunia (World Bank) Selama 2012 17.Analisis Tingkat Kemiskinan Keluarga Petani Sampel di Desa Sidodadi

(13)

ABSTRAK

Sri Rahayu (090304050) judul skripsi "Analisis Tingkat Ketimpangan

Pendapatan dan Kemiskinan Petani Padi Sawah di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Deli Serdang" dibimbing oleh Bapak HM. Mozart B Darus, M.Sc sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Ir.H.Hasman Hayim, M.Si sebagai Anggota Komisi Pembimbing.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat ketimpangan pendapatan petani padi sawah, untuk mengetahui keragaman sumber pendapatan petani padi sawah, tingkat pendapatan dari usahatani padi sawah serta kontribusinya terhadap total pendapatan, serta untuk menganalisis tingkat kemiskinan petani padi sawah didaerah penelitian.

Metode penentuan daerah dilakukan dengan metode Purposive. Sedangkan untuk

penarikan sampel dilakukan dengan metode Proportionate Stratified Random

Sampling. Metode analisis data yang digunakan untuk menganalisis tingkat ketimpangan yaitu dengan berdasarkan nilai Gini Ratio (dilengkapi dengan Kurva Lorenz), analisis pendapatan dan kriteria World Bank serta indikator tingkat kemiskinan menurut BPS (2011) dan Upah Minimum Regional (2012).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat ketimpangan petani padi sawah berdasarkan nilai Gini Ratio sebesar 0,32 berada dalam kategori rendah, sedangkan berdasarkan kriteria World Bank berada dalam kategori rendah. Sumber pendapatan petani padi sawah diluar usahatani padi sawah cukup beragam dimana pendapatan dari usahatani padi sawah memberikan kontribusi terbesar terhadap total pendapatan yaitu, sebesar 67,56%. Selain itu, menurut kriteria BPS (2011) tidak terdapat petani padi sawah yang berada pada kategori miskin, sedangkan menurut UMR (2012) sebanyak 37,21%.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris dimana pembangunan di bidang pertanian

menjadi priorotas utama. Pembangunan sektor pertanian sebagai sektor pangan

utama di Indonesia sangat penting dalam pembangunan Indonesia. Tanaman

pangan yang banyak diusahakan oleh rumah tangga petani adalah padi sebagai

penghasil beras. Di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok dan

merupakan sumber kalori bagi sebagian besar penduduk dan beras secara tidak

langsung dapat mempengaruhi bahan konsumsi lain (BPS, 2009).

Masalah besar yang dihadapi negara sedang berkembang adalah disparitas

(ketimpangan) distribusi pendapatan dan tingkat kemiskinan. Distribusi pendapatan

merupakan salah satu aspek kemiskinan yang perlu dilihat karena pada dasarnya

merupakan ukuran kemiskinan relatif. Tidak meratanya distribusi pendapatan

memicu terjadinya ketimpangan pendapatan yang merupakan awal dari munculnya

masalah kemiskinan. Ketimpangan pendapatan dan kemiskinan pada suatu

masyarakat berawal dari perbedaan kemampuan dan kesempatan untuk

memperoleh pendapatan, jasa dan fasilitas lain dalam keperluan hidup.

Distribusi pendapatan yang timpang adalah antar perdesaan dengan perkotaan.

Rendahnya tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimiliki oleh penduduk juga

(15)

pekerjaan yang dapat memberikan pendapatan yang memadai. Distribusi

pendapatan suatu daerah yang tidak merata, tidak akan menciptakan kemakmuran

bagi masyarakatnya secara umum. Sistem distribusi yang tidak merata hanya akan

menciptakan kemakmuran bagi golongan tertentu saja. Begitu pula sebaliknya,

distribusi pendapatan yang merata akan menciptakan kemakmuran bagi seluruh

lapisan masyarakatnya.

Buruh tani di perdesaan adalah gambaran utama kemiskinan di daerah perdesaan.

Naik turunnya upah buruh tani menggambarkan turun naiknya jumlah penduduk

miskin diperdesaan. Masyarakat miskin di perkotaan umumnya terdiri dari

pembantu rumahtangga, dan pekerja bangunan. Menurut berbagai indikasi dan

keterangan resmi pemerintah daerah, para pengemis, anak jalanan, preman sulit

untuk dikategorikan sebagai masyarakat miskin. Informasi resmi tentang

penghasilan yang diperoleh mereka memang belum tersedia, namun pada umumnya

mencapai jumlah yang melewati garis batas kemiskinan (BPS, 2012).

Kelompok penduduk miskin yang berada pada masyarakat perdesaan dan

perkotaan, pada umumnya dapat digolongkan pada buruh tani, petani gurem,

pedagang kecil, nelayan, pengrajin kecil, buruh, pedagang kaki lima, pemulung,

pengemis dan pengangguran. Kelompok miskin akan menimbulkan problema yang

berkelanjutan bagi kemiskinan kultural dan struktural apabila tidak ditangani secara

serius terutama generasi berikutnya (Supriatna, 2000).

Kemiskinan dapat diukur secara langsung dengan menetapkan persediaan sumber

daya yang dimiliki seseorang melalui penggunaan standar baku yang dikenal

(16)

pengukuran kemiskinan absolut. Kemiskinan berbeda dengan ketimpangan

distribusi pendapatan. Perbedaan ini sangat ditekankan karena kemiskinan

berkaitan erat dengan standar hidup yang absolut dari bagian masyarakat tertentu,

sedangkan ketimpangan pendapatan mengacu pada standar hidup relatif dari

seluruh masyarakat. Pada tingkat ketimpangan yang maksimum, seluruh kekayaan

hanya dimiliki oleh satu orang saja dan tingkat kemiskinan sangat tinggi

(Syaifullah, 2008).

Menurut Remi dan Tjiptoherijanto (2002), penyebab utama kemiskinan suatu

rumah tangga adalah rendahya pendapatan yang mereka terima. Sedangkan

karakteristik penduduk miskin tersebut antara lain adalah memiliki rata-rata jumlah

tanggungan yang banyak. Jumlah anggota dalam rumah tangga adalah indikasi yang

dominan dalam menentukan miskin atau ketidakmiskinannya rumah tangga.

Namun, penyebab tersebut tidak sama untuk setiap kondisi. Dengan berbagai

penjelasan tersebut penulis merasa perlu melakukan penelitian mengenai tingkat

ketimpangan pendapatan serta kemiskinan petani padi sawah di desa Sidodadi

Ramunia kecamatan Beringin kabupaten Deli Serdang.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dan permasalahan yang ada maka dapat dibuat rumusan

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat ketimpangan pendapatan petani padi sawah didaerah

penelitian?

2. Bagaimana keragaman sumber pendapatan petani padi sawah serta kontibusinya

(17)

3. Bagaimana tingkat kemiskinan petani padi sawah di daerah penelitian?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis tingkat ketimpangan pendapatan petani padi sawah di

daerah penelitian.

2. Untuk mengetahui keragaman sumber pendapatan petani padi sawah serta

kontribusinya terhadap total pendapatan petani padi sawah didaerah penelitian.

3. Untuk menganalisis tingkat kemiskinan petani padi sawah di daerah penelitian.

1.4Kegunaan Penelitian

Kegunaan dilakukan penelitian antara lain adalah :

1. Sebagai bahan masukan kepada petani padi sawah dalam pengambilan

keputusan untuk peningkatan kesejahteraan.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah kabupaten Deli Serdang

dalam mengambil kebijakan khususnya dalam bidang pertanian yang berkaitan

dengan padi sawah.

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kemiskinan

Saat ini banyak terdapat cara pengukuran kemiskinan dengan standar yang

berbeda-beda. Ada dua kategori tingkat kemiskinan yaitu kemiskinan absolut dan

kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut adalah kondisi di mana tingkat pendapatan

seorang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti pangan, sandang,

papan, kesehatan dan pendidikan. Kemiskinan relatif adalah perhitungan

kemiskinan berdasarkan proporsi distribusi pendapatan daerah. Kemiskinan jenis

ini dikatakan relatif karena lebih berkaitan dengan distribusi pendapatan antar

lapisan sosial (Sukino, 2013).

Menurut Syaifullah (2008), penyebab kemiskinan sangat banyak, antara penyebab

dan akibat sering berbalik misalnya miskin disebabkan oleh pendidikan yang

rendah dikarenakan kemiskinan. Sekurang-kurangnya terdapat dua faktor utama

penyebab timbulnya kemiskinan, yaitu :

1. Kemiskinan kebudayaan (cultural) terjadi disebabkan adanya kesalahan pada

subjek. Misalnya, malas, apatis, tidak percaya diri, gengsi, tidak memiliki jiwa

wirausaha, serta tidak mempunyai kemampuan dan keahlian.

2. Kemiskinan struktural (structural) biasanya terjadi disebabkan oleh faktor

(19)

miskin. Misalnya, pemerintah yang tidak adil, birokrasi yang lemah, serta

minimnya kesadaran hukum.

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk

dipunyai seperti makanan, pakaian, tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini

berhubungan erat dengan kualitas hidup. Kemiskinan kadang juga berarti tidak

adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah

kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara.

Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:

1. Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan

sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam

arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.

2. Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial,

ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat.

Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya

dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik

dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.

3. Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna

"memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan

ekonomi di seluruh dunia.

Gejala kemiskinan disebabkan oleh indikator keluarga yaitu rata-rata kelahiran dan

kematian, angka pengangguran meningkat, tingkat pendapatan rendah, status gizi

rendah, status perumahan kumuh, tingkat pendidikan rendah, pengeluaran

(20)

kemiskinan ditandai oleh pendapatan perkapita wilayah yang rendah, persentase

rawan gizi yang tinggi, umur harapan hidup rendah disertai rata-rata tingkat

pendidikan rendah. Disamping itu, kondisi pemukiman, transportasi, sarana air

bersih, jalan, fasilitas kesehatan, sarana pendidikan dan fasilitas umum lainnya

tidak mencukupi (Supriatna, 2000).

Pengukuran kemiskinan menurut BPS telah menghitung jumlah persentase

penduduk miskin. Metode yang digunakan dalam penentuan penduduk miskin

adalah dengan menggunakan metode batas atau garis kemiskinan melalui data

Modul Konsumsi Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Batas kemiskinan

ini merupakan besarnya rupiah yang dapat memenuhi kebutuhan dasar minimum

makanan dan non makanan (BPS, 2010).

Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS) menggunakan batas miskin dari besarnya

rupiah yang dibelanjakan per-kapita dalam sebulan untuk memenuhi kebutuhan

minimum makanan dengan acuan yang digunakan adalah 2.100 kalori per-hari.

Adapun pengeluaran kebutuhan minimum bukan makanan meliputi pengeluaran

untuk perumahan, sandang, serta aneka barang dan jasa. Dengan menggunakan

standar kemiskinan tiap provinsi yang dibedakan menurut daerah perkotaan dan

perdesaan dapat dihitung. Batas garis kemiskinan ini dibedakan antara daerah

perkotaan dan perdesaan. Berikut ini akan digambarkan melalui Tabel 1 mengenai

indikator garis kemiskinan, jumlah penduduk serta persentase penduduk miskin di

Indonesia dalam kurun waktu Maret 2011 s/d Maret 2012 yang disusun oleh Badan

(21)

Tabel 1. Garis Kemiskinan Miskin Menurut Daerah dan Komponennya

Sumber : Badan Pusat Statistik 2012.

Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa Garis Kemiskinan untuk daerah perkotaan pada

Maret 2012 adalah Rp.267.408/kapita/bulan dan untuk daerah perdesaan pada

Maret 2012 adalah Rp.229.226/kapita/bulan. Garis kemiskinan merupakan

penjumlahan dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non

Makanan (GKNM). Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per

bulan dibawah garis kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin (PM)

(BPS, 2012).

Pada saat ini, dunia usaha lapangan pekerjaan menggunakan standard Upah

Minimum Regional (UMR) untuk menetapkan standard terendah pendapatan yang

diterima oleh buruh atau pekerja suatu perusahaan. Dimana Upah Minimum

(22)

2.2 Distribusi dan Ketimpangan Pendapatan

Untuk menghitung biaya dan pendapatan dalam usahatani dapat digunakan tiga

jenis pendekatan yaitu pendekatan nominal (nominal approach), pendekatan nilai

yang akan datang (future value approach), dan pendekatan nilai sekarang (present

value approach). Namun pada penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah

pendekatan nilai sekarang (present value approach), yaitu, pendekatan yang

memperhitungkan semua pengeluaran dan penerimaan dalam proses produksi pada

saat dimulainya proses produksi (Suratiyah, 2009).

Pendapatan usahatani mengukur imbalan yang diperoleh keluarga petani dari

penggunaan faktor-faktor produksi kerja, pengelolaan dan modal milik sendiri atau

modal pinjaman yang diinvestasikan ke dalam usahatani. Barangkali ukuran yang

sangat berguna untuk menilai penampilan usahatani kecil adalah penghasilan

usahatani. Angka ini diperoleh dari pendapatan usahatani dengan mengurangkan

bunga yang dibayarkan kepada modal pinjaman (Soekartawi, 1995).

Selanjutnya Soekartawi (1995) menyatakan bahwa penerimaan usahatani adalah

perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat

dituliskan sebagai berikut,

TR = Y . Py

dimana,

TR = Total penerimaan (Rp.)

Y = Produksi (kg)

(23)

Menurut Soekartawi (1995), pendapatan petani dari usahatani dapat dihitung

dengan menggunakan rumus,

π = TR – TC

dengan,

π = Pendapatan (Rp.)

TR = Total penerimaan (Rp.) TC = Total biaya produksi (Rp.)

Distribusi pendapatan merupakan salah satu aspek kemiskinan yang perlu dilihat

karena pada dasarnya merupakan ukuran kemiskinan relatif. Oleh karena data

pendapatan sulit diperoleh, pengukuran distribusi pendapatan selama ini didekati

dengan menggunakan data pengeluaran. Dalam analisis ini akan digunakan empat

ukuran untuk merefleksikan ketimpangan pendapatan yaitu koefisien Gini (Gini

Ratio), Ukuran Bank Dunia, Indeks Theil dan Indeks-L (BPS, 2012).

Distribusi pendapatan merupakan salah satu indikator pemerataan. Pemerataan

akan terwujud jika proporsi pendapatan yang dikuasai oleh sekelompok masyarakat

tertentu sama besarnya dengan proporsi kelompok tersebut. Misalnya jika

sekelompok masyarakat yang proporsinya sebesar 40% dari total penduduk maka

seharusnya mereka juga menguasai pendapatan sebesar 40% dari total pendapatan.

Ada sejumlah alat untuk mengukur tingkat ketimpangan distribusi pendapatan. Alat

yang lazim digunakan adalah Gini Ratio dan cara perhitungan yang digunakan oleh

Bank Dunia (Hasrimi, 2010).

Koefisien Gini (Gini Ratio) adalah salah satu ukuran yang paling sering digunakan

untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan secara menyeluruh. Koefisien

(24)

bervariasi mulai dari nol (kesamarataan sempurna) sampai dengan satu

(ketidakmerataan sempurna). Untuk menghitung besarnya nilai Gini Ratio dapat

digunakan rumus berikut :

Yi = Proporsi jumlah pendapatan RT kumulatif

i = Index yang menunjukkan nomor sampel

Nilai indeks Gini ada diantara 0-1. Semakin tinggi nilai indeks Gini menunjukkan

ketidakmerataan pendapatan yang semakin tinggi. Jika nilai indeks gini adalah 0

maka artinya terdapat kemerataan sempurna pada distribusi pendapatan, sedangkan

jika bernilai 1 berarti terjadi ketidakmerataan pendapatan yang sempurna. Kategori

tingkat ketimpangan berdasarkan nilai dari indeks Gini (Gini Ratio) dibagi kedalam

tiga kriteria sebagaimana tertera pada Tabel 2 berikut ini :

Tabel 2. Indikator Ketimpangan Gini Ratio.

Nilai Gini Ratio Tingkat Ketimpangan

< 0,35 Rendah

0,35 – 0,5 Sedang

> 0,5 Tinggi

Sumber : http://statistikaterapan.files.wordpress.com

Todaro (1995) menyatakan bahwa koefisien Gini (Gini Ratio) dapat dijelaskan

dengan menggunakan kurva Lorenz yaitu sebuah kurva pengeluaran kumulatif yang

membandingkan distribusi dari suatu variabel tertentu (misalnya pendapatan)

dengan distribusi seragam yang mewakili persentase kumulatif penduduk. Untuk

(25)

sampai terkaya) digambar pada sumbu horizontal dan persentase pendapatan

digambar pada sumbu vertikal. Kurva Lorenz dapat dilihat pada Gambar 1 :

Sumber : Todaro (1995)

Gambar 1. Bentuk Kurva Lorenz

Setiap titik yang terdapat pada garis diagonal melambangkan persentase jumlah

pendapatan sama dengan persentase jumlah penerimanya (penduduk). Sebagai

contoh, titik tengah garis diagonal melambangkan 50% pendapatan telah

didistribusikan secara tepat kepada 50% jumlah penduduk. Titik yang terletak pada

posisi ¾ garis diagonal menunjukkan 75% pendapatan telah didistribusikan secara

tepat kepada 75% jumlah penduduk. Garis diagonal tersebut merupakan garis

"pemerataan sempurna" (perfect equality) dalam distribusi pendapatan. Sebagai

contoh, titik A menunjukkan bahwa 10% kelompok penduduk terbawah (termiskin)

dari jumlah penduduk menerima 1,8% dari jumlah pendapatan. Titik B

menunjukkan bahwa 20% kelompok penduduk terbawah menerima 5% dari jumlah

pendapatan, demikian seterusnya bagi setiap delapan kelompok lainnya.

(26)

19,8% dari jumlah pendapatan. Semakin tinggi derajat ketimpangan maka kurva

Lorenz akan semakin melengkung (cembung) dan semakin mendekati sumbu

horizontal sebelah bawah (Todaro,1995).

Menurut BPS (2012), selain penggunaan koefisien Gini (Gini Ratio) yang

dilengkapi dengan kurva Lorenz, tingkat ketimpangan distribusi pendapatan juga

dapat diukur dengan menggunakan kriteria yang ditentukan Bank Dunia (World

Bank). Ketimpangan distribusi pendapatan yang diukur dengan kriteria Bank Dunia

(World Bank) ini diperoleh dengan menghitung persentase jumlah pendapatan dari

40% kelompok penduduk berpendapatan terendah dibandingkan dengan total

pendapatan seluruh penduduk. Bank Dunia (World Bank) mengklasifikasikan

tingkat ketimpangan berdasarkan tiga kategori seperti yang terlihat pada Tabel 3

berikut ini :

Tabel 3. Indikator Ketimpangan Menurut Bank Dunia (World Bank).

Klasifikasi Distribusi Pendapatan

Ketimpangan Tinggi 40% penduduk berpendapatan rendah menerima < 12%

dari total pendapatan

Ketimpangan Sedang 40 % penduduk berpendapatan rendah menerima 12%

–17% dari total pendapatan Ketimpangan

Rendah

40% penduduk berpendapatan rendah menerima > 17% dari total pendapatan

Sumber : Badan Pusat Statistik 2012

2.3 Penelitian Sebelumnya

1. Menurut penelitian Rifai (2005), yang dilakukan di desa Kuok kecamatan

Bangkinang Barat kabupaten Kampar, menyatakan bahwa distribusi pendapatan

(27)

koefisien Gini sebesar 0,437. Pendapatan dari sekor pertanian memberikan

kontribusi yang lebih besar terhadap terjadinya ketimpangan pendapatan.

2. Menurut penelitian Prida (2009), yang dilakukan di Lingkungan 9 Kelurahan

Pulo Brayan Kota kecamatan Medan Barat kota Medan, menyatakan bahwa

tingkat kemiskinan pengolah ikan rebus di daerah tersebut menurut kriteria

Sayogyo 360 kg beras per orang/tahun adalah berada di atas garis kemiskinan

dan berdasarkan kriteria Upah Minimum Regional sebesar Rp 1.048.000 adalah

berada dibawah garis kemiskinan.

3. Menurut penelitian Halim (2012), yang dilakukan di desa Tanjung Beringin

kecamatan Sumbul kabupaten Dairi, menyatakan bahwa Pendapatan petani dari

usahatani kopi Arabika mampu memberikan kontribusi terbesar yakni sebesar

65,68%. Tingkat ketimpangan distribusi pendapatan petani di daerah tersebut

menurut indikator koefisien Gini (Gini Ratio) berada dalam kategori menengah

dengan nilai Gini Ratio sebesar 0,36. Sedangkan menurut indikator Bank Dunia

(World Bank), tingkat ketimpangan distribusi pendapatan berada dalam kategori

rendah sekitar 19,26%. Sedangkan menurut kriteria garis kemiskinan Sajogyo

(1988), proporsi petani kopi Arabika miskin di desa Tanjung Beringin sebanyak

9 keluarga atau sekitar 21,43%. Sementara itu menurut kriteria garis kemiskinan

BPS (2010), proporsi petani kopi Arabika miskin di desa Tanjung Beringin

selama 2011 adalah sebanyak 7 keluarga atau sekitar 16,67%, sedangkan

selebihnya sebanyak 35 keluarga atau sekitar 83,33% berada dalam kategori

(28)

2.4Kerangka Pemikiran

Pada umumnya masyarakat desa yang mayoritas petani memiliki keragaman

matapencaharian untuk memenuhi kebutuhan keluarga, artinya walaupun suatu

keluarga telah memiliki usahatani utama namun tetap berupaya untuk

mengusahakan berbagai jenis cabang usahatani yang lain maupun kegiatan bukan

usahatani. Sumber pendapatan usahatani non padi sawah meliputi, palawija

(jagung, ubikayu, kelapa, kelapa sawit, karet, dan lainnya), hortikultura (kacang

tanah, kacang kedelai, sawi, tomat, timun dan lainnya), beternak, nelayan.

Sumber pendapatan yang berasal dari luar usahatani terdiri dari sektor formal

seperti pegawai negeri, ABRI, dan sector informal seperti berdagang, usaha

industry, pekerja bangunan dan jasa. Sumber pendapatan non usahatani di desa

penelitian meliputi buruh, pedagang atau wiraswasta.

Untuk memperoleh suatu pendapatan dari usahatani padi sawah, terlebih dahulu

petani padi sawah harus menghitung berbagai jenis biaya pengeluaran dari proses

prapanen hingga pascapanen dari usahatani padi sawah mereka. Biaya pengeluaran

ini disebut juga dengan biaya produksi, yang terdiri dari:

 penyusutan peralatan pertanian

 upah tenaga kerja

 penggunaan sarana produksi

 biaya PBB, pengairan, sewa lahan dan lainnya

Setelah menghitung jumlah biaya produksinya, barulah petani padi sawah dapat

menghitung pendapatannya dengan mengurangi penerimaan petani padi sawah

(29)

Pendapatan petani dari usahatani padi sawah ini kemudian ditambahkan dengan

pendapatan yang berasal dari usahatani lain dan dari luar usahatani. Sehingga

menghasilkan sebuah perhitungan baru yang disebut dengan total pendapatan petani

padi sawah. Tidak meratanya distribusi pendapatan memicu terjadinya

ketimpangan pendapatan yang merupakan awal dari munculnya masalah

kemiskinan. Untuk lebih jelas lagi mengenai kerangka pemikiran yang digunakan

dapat dilihat pada skema kerangka pemikiran pada Gambar 2 dibawah ini :

Keterangan :

: hubungan

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Analisis Tingkat Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan Petani Padi Sawah

Usahatani Padi Sawah

PETANI

Usaha Non Padi Sawah Dan

Kegiatan Non Usahatani Produksi Padi Sawah

Pendapatan Pendapatan Tambahan

Total Biaya Produksi

Total Pendapatan

Kemiskinan Tingkat Ketimpangan

(30)

2.5 Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis penelitian yang dapat diajukan adalah sebagai berikut :

1. Tingkat ketimpangan distribusi pendapatan petani padi sawah didaerah

penelitian berada pada ketegori tinggi, baik menurut indikator ketimpangan Gini

Ratio maupun indikator ketimpangan Bank Dunia.

2. Sumber-sumber pendapatan petani padi sawah cukup beragam dan pendapatan

dari usahatani padi sawah mampu memberikan kontribusi lebih dari 50%

terhadap total pendapatan petani padi sawah didaerah penelitian.

3. Tingkat kemiskinan didaerah penelitian di atas 50% jika ditinjau dari kriteria

(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penentuan daerah penelitian ditentukan secara purposive yakni di desa Sidodadi

Ramunia kecamatan Beringin kabupaten Deli Serdang, seperti ditunjukkan pada

Tabel 4 berikut :

(32)

Adapun pertimbangan pemilihan kecamatan Beringin karena kecamatan ini

memiliki produktivitas padi sawah paling tinggi di kabupaten Deli Serdang seperti

ditunjukkan pada Tabel 5 berikut :

Tabel 5. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah per Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang 2011

No Kecamatan Luas Panen

Sumber : Statistik Tanaman Padi dan Palawija Kabupaten Deli Serdang 2012.

Dari Tabel 5 dapat diketahui bahwa kecamatan Beringin memiliki produktivitas

yang paling tinggi yaitu sebesar 5,383 ton/Ha dengan produksi padi sawahnya

28.699 ton dengan luas lahan 5.331 ha.

Penelitian ini dilakukan di desa Sidodadi Ramunia kecamatan Beringin kabupaten

Deli Serdang. Desa Sidodadi Ramunia dalam melakukan usahatani padi sawahnya

(33)

yang merupakan teknik budidaya tanaman padi yang mampu meningkatkan

produktivitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan

unsur hara. Sistem SRI ini merupakan sistem penanaman padi yang telah

diprogramkan oleh pemerintah kabupaten Deli Serdang. Penerapan sistem SRI di

Desa Sidodadi Ramunia telah terbukti dapat meningkatkan pendapatan petani padi

sawah. Desa Sidodadi Ramunia dipilih oleh pemerintah kabupaten Deli Serdang

sebagai daerah padi sawah percontohan. Adapun pertimbangan pemilihan desa

Sidodadi Ramunia adalah karena desa tersebut memiliki produktivitas padi sawah

yang paling tinggi seperti yang ditunjukkan pada Tabel 6 berikut :

Tabel 6. Luas Lahan, produksi dan produktivitas Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

No Desa Luas Lahan

4 Psr V Kebun Kelapa 78 1.170 15

5 Aras Kabu 221,6 1.193,40 5,38

11 Sidoarjo Dua Ramunia 708,3 10.695,30 15,10

Sumber : Kcd. Pertanian Kecamatan Beringin 2012.

Dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa desa Sidodadi Ramunia merupakan desa yang

memiliki produktivitas yang paling tinggi dari pada desa lainnya yaitu sebesar

17ton/ha. Walaupun produksi padi sawahnya merupakan urutan terbanyak kedua

setelah desa Sidoarjo Dua Ramunia yaitu sebanyak 8.228 ton dengan luas lahan 484

(34)

Tabel 7. Jumlah Kelompok Tani dan Anggota Kelompok Tani di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

No Desa Jumlah Kelompok Tani Jumlah Anggota

1 Tumpatan 9 360

11 Sidoarjo Dua Ramunia 16 1.132

Sumber : Kcd. Pertanian Kecamatan Beringin 2012.

Dari Tabel 7 dapat diketahui bahwa desa Sidodadi Ramunia memiliki 11 kelompok

tani dengan total jumlah anggota sebanyak 1.376 anggota.

3.2 Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah petani padi sawah di desa Sidodadi Ramunia

kecamatan Beringin kabupaten Deli Serdang. Metode yang digunakan dalam

pengambilan sampel adalah metode Proportionate Stratified Random Sampling

dimana populasi petani padi sawah digolongkan terlebih dahulu menurut luas lahan.

Untuk memperoleh banyaknya sampel yang akan di ambil dilakukan proses

pemilihan sampel (n) dari populasi (N) yang dilakukan secara random (acak).

Jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan

rumus Slovin, yakni:

= + �.

dimana,

n = Ukuran sampel

(35)

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan

(Umar, 2000).

Melalui rumus Slovin maka jumlah sampel (n) yang diambil berdasarkan jumlah

populasi petani padi sawah (N) di desa Sidodadi Ramunia, kecamatan Deli Serdang

yang berjumlah 1,018 petani padi sawah serta dengan menggunakan persen

kelonggaran sebesar 15 % (untuk penelitian sosial persen kelonggaran sebesar

10%-20%) adalah sebagai berikut :

=

+ . , = ,

Berdasarkan hasil dari rumus Slovin diatas, jumlah sampel yang diambil pada

penelitian ini adalah sebanyak 43 petani padi sawah. Sehingga dapat diketahui

jumlah sampel yang akan diambil pada setiap luas lahan, seperti yang ditunjukkan

pada Tabel 8 berikut. :

Tabel 8. Jumlah Sampel dengan metode Proportionate Stratified Random Sampling

No Luas Lahan (Ha) Populasi (KK) Sampel (KK)

1 <0,5 721 721/1018 x 43 = 31

2 0,5 – 1 270 270/1018 x 43 = 11

3 > 1 27 27/1018 x 43 = 1

Jumlah 1,018 43

Sumber : Kcd. Pertanian Kecamatan Beringin 2012.

Dari Tabel 8 dapat diketahui jumlah sampel yang akan diambil pada setiap kategori

luas lahan. Untuk kategori luas lahan <0,5 ha jumlah sampel yang akan diambil

sebanyak 31 orang, untuk kategori luas lahan 0,5 – 1 ha jumlah sampel yang akan

diambil sebanyak 11 orang dan untuk kategori luas lahan >1 ha jumlah sampel yang

(36)

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan sampel didaerah

penelitian melalui daftar kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.

Sedangkan data sekunder sebagai data pelengkap yang diperoleh dari Badan Pusat

Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Deli Serdang,

literatur-literatur serta lembaga atau instansi yang terkait dengan penelitian.

3.4 Metode Analisis Data

Data primer yang telah diperoleh terlebih dahulu ditabulasi kemudian dianalisis

dengan uji statistik yang sesuai dengan keperluan pengolahan data.

 Untuk menguji hipotesis 1, digunakan dua alat perhitungan, yaitu :

1. Dengan menggunakan indikator ketimpangan koefisien Gini (Gini Ratio). Untuk menghitung besarnya nilai koefisien Gini (Gini Ratio) digunakan rumus berikut,

�� = – ∑ -��

�=

�− + �

dengan, GR = Angka Gini Ratio fx = Proporsi jumlah RT

Yi = Proporsi jumlah pendapatan RT kumulatif I = Index yang menunjukkan nomor sampel

Dalam menggunakan rumus koefisien Gini (Gini Ratio), variabel-variabel

eksogen (Xi dan Yi) yang terdapat pada rumus tersebut diperoleh dengan

mengurutkan semua pendapatan sampel (petani padi sawah) dari yang paling

kecil hingga yang paling besar, dapat dibuat seperti pada Tabel 9 berikut ini,

(37)

No. S ampel Pendapatan

2. Tingkat ketimpangan distribusi pendapatan yang diukur dengan kriteria Bank

Dunia (World Bank) diperoleh dengan cara menghitung jumlah pendapatan dari

40% kelompok penduduk yang berpendapatan terendah dibandingkan dengan

total pendapatan (ƩY) seluruh penduduk. Kriteria tingkat ketimpangan menurut

Bank Dunia (World Bank) mengklasifikasikan tingkat ketimpangan kedalam tiga

kategori sebagaimana tertera pada Tabel 3, halaman 13.

 Untuk menguji hipotesis 2, pertama digunakan analisis deskriptif dengan cara

menjelaskan fakta yang didapat di lapangan berdasarkan wawancara langsung

dengan petani padi sawah. Kedua, digunakan analisis penerimaan dan

pendapatan petani sesuai dengan rumus Soekartawi (1995) sebagai berikut,

TR = Y . Py

dimana,

TR = Total penerimaan yang diterima petani padi sawah (Rp.) Y = Produksi padi sawah (kg)

Py = Harga jual padi sawah per-kg (Rp.)

Selanjutnya menurut Soekartawi (1995) kembali, untuk menghitung pendapatan

petani dapat digunakan rumus sebagai berikut,

π = TR – TC

dengan,

(38)

TR = Total penerimaan petani padi sawah (Rp.) TC = Total biaya produksi (Rp.)

Sedangkan untuk menghitung kontribusi pendapatan petani padi sawah dari

usahatani padi sawah terhadap total pendapatan keluarga petani padi sawah

dapat digunakan rumus sebagai berikut,

�� = �

1. Indikator garis kemiskinan menurut BPS (2011)

Tabel 10. Garis Kemiskinan Menurut BPS Untuk Daerah Perkotaan dan Perdesaan (Kurun Waktu : Maret 2011 – Maret 2012).

Daerah / Tahun

Garis Kemiskinan (Rp. / Kapita / Bulan)

Makan Bukan Makanan Total

Perkotaan

Maret 2011 177.342 75.674 253.016

Maret 2012 187.194 80.123 267.408

Perdesaan

Maret 2011 165.211 48.674 213.395

Maret 2012 182.796 51.705 229.226

Sumber : Badan Pusat Statistik Tahun 2010.

2. Standard Upah Minimum Regional sebesar Rp 1.290.000,00/bulan.

3.5 Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menjelaskan dan menghindarkan kesalahpahaman dalam penelitian ini maka

(39)

3.5.1.Definisi

1. Petani padi sawah adalah orang yang melakukan usahatani padi sawah sebagai

mata pencaharian utamanya.

2. Produksi padi sawah adalah semua hasil panen tanaman padi sawah yang

dibudidayakan petani padi sawah yang diperoleh dalam satu kali periode panen

(ton).

3. Penerimaan dari usahatani padi sawah adalah nilai yang diperoleh dari hasil

perkalian seluruh hasil produksi tanaman padi sawah (ton) dengan harga jual

produksi padi sawah (per-ton) yang dinyatakan dalam rupiah.

4. Biaya produksi dari usahatani padi sawah adalah biaya yang dikeluarkan

selama proses produksi tanaman padi sawah berlangsung, baik biaya tetap

(penyusutan alat, PBB) maupun biaya variabel seperti biaya pembelian sarana

produksi (pupuk dan pestisida) dan biaya tenaga kerja.

5. Pendapatan dari usahatani padi sawah adalah selisih total penerimaan dari

usahatani padi sawah yang diperolah petani padi sawah dengan jumlah biaya

produksi dalam satu musin tanam proses produksi tanaman padi sawah.

6. Pendapatan tambahan adalah pendapatan yang diperoleh petani padi sawah dari

usahatani lain serta dari luar usahatani.

7. Pendapatan total merupakan hasil penjumlahan pendapatan dari usahatani padi

sawah dan pendapatan tambahan.

8. Distribusi pendapatan yang diukur pada penelitian ini adalah distribusi

pendapatan perorangan (personal distribution of income) atau distribusi ukuran

(40)

menghitung jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap individu atau rumah

tangga tanpa memperdulikan sumbernya.

9. Ketimpangan pendapatan diukur dengan dua media pengukuran, yaitu Gini

Ratio dan Bank Dunia.

10. Koefisien Gini (Gini Ratio) merupakan ukuran ketidakmerataan atau

ketimpangan (pendapatan atau kesejahteraan) agregat (secara keseluruhan)

yang angkanya berkisar antara nol (pemerataan sempurna) hingga satu

(ketimpangan yang sempurna).

11. Kurva Lorenz merupakan kurva yang menunjukkan hubungan kuantitatif

aktual antara persentase (%) penerima pendapatan (penduduk) dengan

persentase (%) total pendapatan yang benar-benar diterima selama satu tahun.

12. Kemiskinan digambarkan sebagai ketidakmampuan dari segi ekonomi untuk

memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan dari sisi pengeluaran

rumah tangga.

13. Kemiskinan diukur dengan dua pengukuran yaitu, Indikator Kemiskinan BPS

(2011) dan Upah Minimum Regional (2012).

3.5.2.Batasan Operasional

1. Daerah penelitian adalah desa Sidodadi Ramunia kecamatan Beringin

kabupaten Deli Serdang provinsi Sumatera Utara.

2. Petani ampel adalah petani padi sawah di daerah penelitian yang dilakukan di

desa Sidodadi Ramunia kecamatan Beringin kabupaten Deli Serdang provinsi

Sumatera Utara.

(41)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian 4.1.1 Geografi dan Topografi

Desa Sidodadi Ramunia terletak di kecamatan Beringin yang merupakan salah satu

dari 22 kecamatan yang terdapat di kabupaten Deli Serdang. Desa Sidodadi

Ramunia berada pada ketinggian 1-8 meter diatas permukaan laut dengan luas

wilayah ±779 ha yang terdiri dari 17 dusun. Dengan jarak 1 km dari ibukota

kecamatan Beringin dan 12 km dari ibukota kabupaten Deli Serdang. Desa Sidodadi

Ramunia memiliki batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Berbatasan dengan desa Karang Anyar

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Sei Ular

Sebelah Barat : Berbatasan dengan desa Emplasmen Kwala Namu

Sebelah Timur : Berbatasan dengan desa Pasar V Kebun Kelapa

4.1.2 Demografi

Keadaan penduduk di desa Sidodadi Ramunia menurut jenis kelamin dapat dilihat

pada Tabel 11 berikut ini :

Tabel 11. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase

(Jiwa) (%)

1. Laki-laki 6.426 51,01

2. Perempuan 6.171 48,99

Jumlah 12.597 100,00

(42)

Dari Tabel 11 dapat diketahui bahwa penduduk laki-laki lebih banyak daripada

jumlah penduduk perempuan, yakni laki-laki sebanyak 6.426 jiwa dengan

persentase 51,01%, sedangkan perempuan sebanyak 6.171 jiwa dengan persentase

48,99%. Jumlah penduduk desa Sidodadi Ramunia berdasarkan data yang diperoleh

dari kantor kepala desa Sidodadi Ramunia 2012 sebanyak 12.597 jiwa.

Jumlah penduduk di desa Sidodadi Ramunia menurut kelompok umur dapat dilihat

pada Tabel 12 berikut ini :

Tabel 12. Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

No. Kelompok Umur Jumlah Persentase

(Tahun) (Jiwa) (%)

1. 0 - 14 3.656 29,02

2. 15 – 19 1.091 8,66

3. 20 – 49 5.981 47,48

4. 50 – 59 1.098 8,72

5. > 60 771 6,12

Jumlah 12.597 100,00

Sumber : Kantor Kepala Desa Sidodadi Ramunia 2012.

Dari Tabel 12 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk menurut kelompok umur,

paling banyak terdapat pada kelompok umur 20-49 tahun, yaitu sebanyak 5.981

jiwa (47,48%), dan jumlah penduduk paling sedikit terdapat pada kelompok umur

>60 tahun, yaitu sebanyak 771 jiwa (6,12%). Hal ini menunjukkan bahwa dominan

penduduk di desa Sidodadi Ramunia berada pada usia produktif sehingga masih

(43)

Jumlah penduduk di desa Sidodadi Ramunia berdasarkan agama yang dianut dapat

dilihat pada Tabel 13 berikut ini :

Tabel 13. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama Yang Dianut di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

Sumber : Kantor Kepala Desa Sidodadi Ramunia 2012.

Dari Tabel 13 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang beragama Islam lebih

banyak yaitu sebanyak 12.516 jiwa (99,36%).

Penduduk di desa Sidodadi Ramunia memiliki jenis pekerjaan yang beraneka

ragam. Persentase berdasarkan jenis pekerjaan di desa Sidodadi Ramunia dapat

dilihat pada Tabel 14 berikut ini :

Tabel 14. Persentase Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

No. Pekerjaan Persentase

Sumber : Kantor Kepala Desa Sidodadi Ramunia 2012.

Dari Tabel 14 dapat diketahui bahwa penduduk desa Sidodadi Ramunia sebagian

besar penduduk bekerja sebagai pedagang dan petani. Sedangkan penduduk yang

(44)

4.1.3 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasana yang ada di desa Sidodadi Ramunia cukup banyak sehingga

dapat mendukung berbagai aktivitas masyarakat yang berada di desa Sidodadi

Ramunia. Sarana dan prasarana sangat menunjang pembangunan masyarakat desa.

Bila sarana dan prasarana baik maka pembangunan desa dan masyarakatnya akan

semakin baik pula. Hal ini dapat dilihat dari jenis-jenis fasilitas umum yang telah

tersedia baik fasilitas perumahan, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, maupun

fasilitas peribadatan. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah sarana dan prasarana

yang ada di desa Sidodadi Ramunia dapat dilihat pada Tabel 15 berikut ini :

Tabel 15. Sarana dan Prasarana di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 2012

No. Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah

(Unit)

- Sekolah Menengah Pertama

- Sekolah Menengah Atas

(45)

4.2 Karakteristik Sampel

Petani sampel yang dimaksud disini adalah seluruh petani padi sawah yang

memiliki usahatani padi sawah yang berada di desa Sidodadi Ramunia, kecamatan

Beringin, kabupaten Deli Serdang. Karakteristik petani sampel dalam penelitian ini

terdiri dari umur petani, pendidikan petani, serta jumlah tanggungan keluarga.

4.2.1 Umur Petani Sampel

Dalam hal ini umur petani merupakan salah satu faktor yang berkaitan langsung

dengan kemampuan petani dalam melaksanakan kegiatan usahataninya. Semakin

tua umur petani maka kemampuan bekerjanya pun cenderung menurun, yang dapat

mempengaruhi produksi serta pendapatan yang diperoleh petani itu sendiri. Hal ini

dikarenakan pekerjaan sebagai petani lebih banyak menggunakan fisik dari petani.

Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan umur petani sampel dapat dilihat pada

Tabel 16 berikut ini,

Tabel 16. Keadaan Umur Petani Sampel di Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, 2012

No. Kelompok Umur Jumlah Persentase

(Tahun) (Jiwa) (%)

1. 20 – 40 4 9,30

2. 41 – 50 24 55,81

3. ≥ 51 15 34,89

Jumlah 43 100,00

Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 1.

Dari Tabel 16 di atas dapat diketahui bahwa jumlah petani sampel yang terbanyak

berada pada kelompok umur 41–50 tahun dengan jumlah petani sampel sebanyak

24 orang atau sekitar 55,81% dari jumlah petani sampel. Sedangkan jumlah terkecil

berada pada kelompok 20–40 tahun dengan jumlah petani 4 orang atau sekitar

(46)

4.2.2 Pendidikan Petani Sampel

Pendidikan petani sangat erat kaitannya dengan kemampuan petani dalam

mengadopsi teknologi baru yang dapat menunjang usahataninya sehingga dapat

meningkatkan pendapatan petani. Kemampuan petani dalam menerima teknologi

untuk mengoptimalkan usahataninya sangat erat dengan pendidikan formal. Untuk

lebih jelas lagi mengenai tingkat pendidikan petani sampel dapat dilihat pada Tabel

17 berikut ini,

Tabel 17. Tingkat Pendidikan Petani Sampel di Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, 2012.

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

(Jiwa) (%)

Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 1.

Dari Tabel 17 dapat diketahui bahwa sebagian besar petani sampel memiliki tingkat

pendidikan SMA, yaitu sebanyak 20 petani sampel atau sekitar 46,51% dari seluruh

jumlah petani sampel. Hal ini menunjukkan bahwa petani sampel di desa Sidodadi

Ramunia memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi untuk dapat mengadopsi

teknologi baru yang dapat meningkatkan produksi usahatani mereka. Sedangkan

untuk tingkat pendidikan tertinggi, yakni Sarjana hanya dimiliki oleh 1 petani

sampel atau sekitar 2,33% dari jumlah petani sampel.

4.2.3 Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Sampel

Perbedaan jumlah tanggungan keluarga petani sampel akan mempengaruhi jumlah

(47)

mempengaruhi jumlah pendapatan yang diterima petani. Rata-rata jumlah

tanggungan petani sampel sebanyak 1-2 orang yaitu sebanyak 27 orang. Klasifikasi

jumlah tanggungan keluarga petani sampel dapat dilihat pada Tabel 18 berikut ini,

Tabel 18. Jumlah Tanggungan Petani Sampel di Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, 2012.

No. Kelompok Jumlah Tanggungan Jumlah Persentase

(Jiwa) (%)

1. 1 – 2 27 62,79

2. 3 – 4 15 34,88

3. ≥ 5 1 2,33

Jumlah 43 100,00

Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 1.

Dari Tabel 18 dapat diketahui bahwa jumlah tanggungan keluarga petani sampel

terbesar di desa Sidodadi Ramunia berada pada kelompok tanggungan 1-2 orang,

yaitu sebanyak 27 petani sampel atau sekitar 62,79% dari jumlah tanggungan petani

sampel di Desa Sidodadi Ramunia. Sedangkan jumlah tanggungan petani sampel

pada kelompok 3-4 orang dan ≥ 5 orang berjumlah 16 petani dengan jumlah

(48)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Tingkat Ketimpangan Pendapatan Petani Padi Sawah

5.1.1 Berdasarkan Nilai Koefisien Gini (Gini Ratio) dan Kurva Lorenz

Koefisien Gini (Gini Ratio) merupakan salah satu media perhitungan distribusi

pendapatan yang digunakan oleh peneliti untuk menghitung tingkat ketimpangan

pendapatan 43 petani sampel di desa Sidodadi Ramunia. Besarnya nilai koefisien

Gini (Gini Ratio) berkisar antara 0 (pemerataan sempurna) hingga 1 (ketimpangan

sempurna). Distribusi pendapatan akan semakin merata jika nilai koefisisen Gini

mendekati 0 dan sebaliknya jika nilai koefisien Gini mendekati 1 maka distribusi

pendapatan akan semakin tidak merata atau semakin timpang.

Tabel 19. Nilai Koefisien Gini (Gini Ratio) Petani Sampel di Desa Siodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli serdang 2012.

Uraian

Tertinggi Rp 83.327.400 100,00 192,00 2,33 4,47

Jumlah Rp1.042.004.050 1.464,86 2.813,35 100 67,90

Rata2 Rp 24.232.652 34,07 65,85 2,33 1,58

Koefisien Gini (Gini Ratio) : 1 – 67,90% = 32,1% = 0,32

Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 14.

Dari Tabel 19 dapat diketahui bahwa rata-rata total pendapatan petani sampel

selama 2012 adalah Rp.24.232.652 dimana pendapatan tertinggi sebesar

Rp.83.327.400 dan pendapatan terendah sebesar Rp.7.324.750. Kemudian, nilai

koefisien Gini (Gini Ratio) untuk distribusi pendapatan petani sampel di desa

(49)

kategori tingkat ketimpangan pada halaman 11, maka dapat diketahui bahwa tingkat

ketimpangan pendapatan petani sampel berada dalam kategori rendah.

Sehingga hipotesis pertama yang menyatakan bahwa tingkat ketimpangan

pendapatan petani padi sawah menurut koefisien Gini Ratio didaerah penelitian

berada dalam kategori tinggi tidak dapat diterima.

Selanjutnya koefisien Gini (Gini Ratio) dapat pula dijelaskan melalui grafik kurva

Lorenz yang terbagi atas 2 sumbu dimana sumbu horisontal menggambarkan

persentase (%) kumulatif penerima pendapatan (petani sampel), sedangkan sumbu

vertikal menyatakan persentase (%) kumulatif dari total pendapatan yang diterima

oleh petani sampel. Disamping itu, grafik kurva Lorenz juga memiliki garis linear

sepanjang diagonal grafik, garis ini disebut dengan garis pemerataan.

Semakin jauh jarak antara garis kurva Lorenz dengan garis pemerataan maka

semakin tinggi pula tingkat ketimpangannya. Begitu pula sebaliknya, semakin

dekat jarak antara garis kurva Lorenz dengan garis pemerataan maka tingkat

ketimpangannya semakin rendah atau distribusi pendapatan akan semakin merata.

Untuk lebih jelas lagi mengenai grafik kurva Lorenz yang menggambarkan

distribusi pendapatan petani sampel didaerah penelitian dapat dilihat pada Gambar

(50)

Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 15.

Gambar 3. Grafik Kurva Lorenz di Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Tahun 2012.

Setiap titik yang terdapat pada garis pemerataan melambangkan kumulatif petani

sampel telah menerima kumulatif pendapatan secara merata atau dengan kata lain

setiap petani sampel memperoleh pendapatan yang sama besar. Sebagai contoh,

titik tengah garis pemerataan menujukkan 50% dari keseluruhan total pendapatan

telah terdistribusi secara merata untuk 50% jumlah petani sampel. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa persentase kumulatif jumlah pendapatan yang ditunjukkan oleh

setiap titik sepanjang garis pemerataan sama persis dengan persentase jumlah petani

sampel yang menerima pendapatan tersebut.

Kurva Lorenz yang ditunjukkan pada gambar 4 diatas memperlihatkan hubungan

kuantitatif aktual antara persentase kumulatif petani sampel dengan persentase

kumulatif pendapatan yang benar-benar mereka terima selama tahun 2012. Dari 0,00

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00

Gambar

Gambar Keterangan
Tabel Keterangan
Tabel 1. Garis Kemiskinan Miskin Menurut Daerah dan Komponennya
Tabel 2. Indikator Ketimpangan Gini Ratio.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan unutk analisis data dalam penelitian ini adalah Indeks Gini dan Kurva Lorenz untuk menghitung tingkat ketimpangan distribusi pendapatan dan Microsoft Excel

Metode yang digunakan unutk analisis data dalam penelitian ini adalah Indeks Gini dan Kurva Lorenz untuk menghitung tingkat ketimpangan distribusi pendapatan dan Microsoft Excel

Dari nilai Gini Ratio dan kurva Lorenz petani kelapa sawit rakyat dan petani padi sawah dapat disimpulkan bahwa distribusi pendapatan keluarga petani kelapa sawit rakyat

Metode yang digunakan unutk analisis data dalam penelitian ini adalah Indeks Gini dan Kurva Lorenz untuk menghitung tingkat ketimpangan distribusi pendapatan dan Microsoft Excel

Metode yang digunakan unutk analisis data dalam penelitian ini adalah Indeks Gini dan Kurva Lorenz untuk menghitung tingkat ketimpangan distribusi pendapatan dan Microsoft Excel

Analisis yang digunakan adalah analisis rasio gini, kurva Lorenz dan kriteria Badan Pusat Statistik untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat.. Hasil penelitian menunjukkan

Metode yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini adalah Indeks Gini, Kurva Lorenz, dan Kriteria Bank Dunia untuk menghitung tingkat ketimpangan distribusi pendapatan

Berdasarkan analisis yang telah dijabarkan diatas hasil analisis menggunakan Indeks Williamson dan koefisien Gini (Gini ratio) dapat disimpulkan bahwa tingkat ketimpangan