• Tidak ada hasil yang ditemukan

7. Pekerja tidak dibayar adalah seseorang yang bekerja membantu orang lain yang berusaha dengan tidak mendapat upah/gaji baik berupa uang maupun

3.6 Tenaga Kerja

3.6.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Penduduk usia kerja (usia 15 tahun ke atas) digolongkan sebagai: (i) angkatan kerja bila mereka bekerja atau mencari pekerjaan, dan (ii) bukan angkatan kerja bila mereka sekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya. Banyaknya penduduk usia kerja yang berada pada golongan angkatan kerja menggambarkan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK). Pada tahun 2014 tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK)

Kota Kediri tercatat sebesar 79,80 persen untuk laki-laki dan 55,98 persen untuk perempuan, sehingga TPAK secara umum sekitar 67,77 persen. Ini berarti dari setiap 100 orang penduduk laki-laki di Kota Kediri yang berumur 15 tahun ke atas terdapat sekitar 80 orang yang termasuk dalam angkatan kerja dan sisanya 20 orang tergolong dalam bukan angkatan kerja. Sementara itu untuk penduduk perempuan terdapat sekitar 56 orang yang tergolong angkatan kerja dari setiap 100 orang penduduk perempuan yang berusia 15 tahun ke atas.

Tabel 17.

Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Kegiatan Seminggu yang Lalu

Tahun 2014

Kegiatan Seminggu yang Lalu

Kota Kediri Jawa Timur Laki-laki Perem-puan

Laki-laki +

Perem-puan

Laki-laki Perem-puan

Laki-laki + Perem-puan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) a. Angkatan Kerja 84 768 60 658 145 426 12 098 291 8 051 707 20 149 998 1. Bekerja 77 652 56 641 134 293 11 577 438 7 729 070 19 306 508 2. Pengangguran Terbuka 7 116 4 017 11 133 520 853 322 637 843 490 - Pernah Bekerja 4 064 1 230 5 294 279 836 141 507 421 343 - Tidak Pernah Bekerja 3 052 2 787 5 839 241 017 181 130 422 147 b. Bukan Angkatan Kerja 21 458 47 690 69 148 2 337 067 7 091 617 9 428 684 1. Sekolah 11 565 12 599 24 164 1 177 453 1 140 685 2 318 138 2. Mengurus Rumah Tangga 1 673 30 710 32 383 328 771 5 396 341 5 725 112 3. Lainnya 8 220 4 381 12 601 830 843 554 591 1 385 434 Jumlah Penduduk

Usia Kerja (a+b) 106 226 108 348 214 574 14 435 358 15 143 324 29 578 682 % Bekerja Terhadap Angkatan Kerja 91.61 93.38 92.34 95.69 95.99 95.81 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 8.39 6.62 7.66 4.31 4.01 4.19 % Angkatan Kerja Terhadap Penduduk (TPAK) 79.8 55.98 67.77 83.81 53.17 68.12

Tingkat partisipasi angkatan kerja penduduk laki-laki jauh lebih tinggi dari tingkat partisipasi angkatan kerja wanita. Hal ini dapat dimaklumi bahwa penduduk

laki-laki mempunyai tanggung jawab yang lebih besar untuk mencari nafkah terutama dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga dibandingkan dengan penduduk wanita.

Apabila dibandingkan dengan Propinsi Jawa Timur, secara umum TPAK Kota Kediri cenderung lebih rendah (Tabel 15.). Hal ini dapat dijelaskan bahwa sebagian penduduk usia kerja yang tergolong dalam bukan angkatan kerja di Kota Kediri diantaranya ada sekitar 11,26 persen sedang bersekolah, sedangkan untuk penduduk Jawa Timur yang sedang bersekolah sebesar 7,83 persen.

3.6.2. Pengangguran

Pengangguran adalah salah satu masalah kependudukan yang sangat kompleks dan memerlukan kebijaksanaan lintas sektor untuk penanggulangannya. Rendahnya kesempatan memperoleh pekerjaan pada satu sisi, dan di sisi yang lain terjadi pertambahan jumlah penduduk usia kerja yang masih cukup tinggi mengakibatkan jumlah pengangguran dari tahun ke tahun akan terakumulasi semakin tinggi.

Pada tahun 2014 tingkat pengangguran terbuka (Unemployment Rate) di Kota Kediri tercatat sebesar 7,66 persen dengan komposisi untuk laki-laki sebesar 8,39 persen dan perempuan sebesar 6,62 persen (Tabel 18). Sementara di Jawa Timur tingkat pengangguran terbuka sekitar 4,19 persen, yang terbagi dalam jenis laki-laki sebesar 4,31 persen dan perempuan 4,01 persen.

Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kota Kediri jauh lebih tinggi atau hampir dua kali lipat dengan Jawa Timur (Tabel 18.), hal ini diduga karena di daerah perkotaan kesempatan untuk memperoleh pekerjaan jauh lebih sulit dari pada di daerah pedesaan. Jawa Timur sebagian besar penduduknya bekerja di sektor Pertanian, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan yaitu sekitar 16 persen (Sakernas 2014), sedangkan jumlah penduduk Kota Kediri yang bekerja pada sektor ini hanya 2 persen. Pencari kerja di daerah pedesaan akan lebih mudah mendapat pekerjaan mengingat lapangan usaha pada sektor pertanian dapat menyerap tenaga kerja yang cukup banyak. Di sisi lain banyak terjadi urbanisasi ke daerah kota yang tujuan utamanya hanya untuk mencari pekerjaan.

Pada tahun 2014 sebagian besar penduduk Kota Kediri bekerja pada sektor usaha perdagangan besar, perdagangan eceran, rumah makan dan hotel, yaitu sejumlah 57.455 orang atau 42,78 persen, meningkat 4,43 persen poin atau sebesar

11,55 persen pada tahun 2013. Kemudian jumlah penduduk yang terserap oleh sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan sejumlah 28.242 orang atau 21,03 persen, dan lebih rendah dibandingkan tahun 2013 sebesar 24,31 persen.

Tabel 18.

Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Tahun 2013-2014 Lapangan Pekerjaan Utama Jenis Kelamin Laki-laki + Perempuan % Laki-laki Perempuan 2013 2014 2013 2014 2013 2014 2013 2014 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Pertanian, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan 1 275 2 607 0 375 1 275 2 982 1.02 2.22 Pertambangan dan Penggalian 274 0 0 0 274 0 0.22 0 Industri Pengolahan 10 397 8 938 9 749 10 066 20 146 19 004 16.15 14.15 Listrik, Gas, dan

Air 0 854 0 0 0 854 0.00 0.64 Bangunan 6 652 12 249 220 0 6 872 12 249 5.51 9.12 Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Hotel 22 184 27 240 25 649 30 215 47 833 57 455 38.35 42.78 Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi 8 934 4 779 1 036 875 9 970 5 654 7.99 4.21 Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan 4 703 5 225 3 333 2 628 8 036 7853 6.44 5.85 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 17 061 15 760 13 268 12 482 30 329 28 242 24.31 21.03 Jumlah 71 480 77 652 53 255 56 641 124 735 134 293 100.00 100.00

Pada sektor industri pengolahan sejumlah 19.004 orang atau 14,15 persen, menurun dari tahun 2013 sebesar 2 persen poin atau sebesar 5,67 persen.

Rendahnya persentase penduduk yang bekerja pada sektor pertanian di sebabkan karena potensi lahan pertanian di Kota Kediri relatif sedikit, bahkan hanya terdapat pada beberapa kelurahan yang terletak di daerah pinggiran kota. Disamping

itu penduduk Kota Kediri adalah penduduk yang berorientasi pada sektor perdagangan, industri, dan jasa. Ini juga yang menjadi ciri khas daerah perkotaan bahwa sektor perdagangan, jasa dan industri menjadi primadona kegiatan penduduknya.

BAB IV

PENUTUP

Penduduk Kota Kediri pada tahun 2014 sejumlah 278.072 jiwa, dengan rasio jenis kelamin sebesar 99,37. Sementara laju pertumbuhan penduduk selama lima tahun terakhir 2010-2014 sebesar 0,75 persen per tahun.

Berdasarkan umur dan jenis kelamin, penduduk Kota Kediri tergolong penduduk tua. Dari komposisi umur pula diperoleh rasio ketergantungan antara penduduk tidak produktif terhadap penduduk produktif sebesar 42,84 persen.

Secara fisik kualitas penduduk dapat dilihat dari tingkat kesehatannya. Beberapa aspek yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat dan dapat dijadikan sebagai indikator derajat kesehatan masyarakat yang juga merupakan cerminan dari tingkat kesejahteraan masyarakat antara lain: angka morbiditas, proporsi anak masih hidup, penolong persalinan, status gizi dan akses terhadap pelayanan kesehatan masyarakat.

Sejak dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2008 tentang pelaksanaan Wajib Belajar 9 tahun bagi semua warga negara berumur 7-15 tahun, dan adanya kewajiban dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pendidikan dasar tanpa memungut biaya, hal ini telah menyadarkan warga masyarakat untuk memanfaatkan kesempatan yang ada. Dibuktikan dengan tingginya Angka Partisipasi Sekolah (APS) umur 7-12 tahun sebesar 98,81 persen dan APS umur 13-15 tahun sebesar 52,55 persen, sedangkan APS umur 16-18 tahun sebesar 83,10 persen dan APS umur 19-24 tahun sebesar 30,19 persen.

Sementara untuk melihat proporsi anak yang bersekolah tepat waktu digunakan indikator Angka Partisipasi Murni (APM). APM untuk jenjang SD sebesar 98,81 persen, SLTP sebesar 87,94 persen, SLTA sebesar 69,64 persen dan PT sebesar 28,25 persen. Selanjutnya sebagai ukuran keberhasilan program pembangunan pendidikan yang diselenggarakan dalam rangka memperluas kesempatan bagi penduduk untuk mengenyam pendidikan digunakan indikator Angka Partisipasi Kasar (APK). APK jenjang SD sebesar 108,38 persen, APK jenjang SLTP sebesar 95,25 persen, APK jenjang SLTA sebesar 72,53 persen dan APK jenjang PT sebesar 42,58 persen.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) khususnya peningkatan wawasan dan pengetahuan masyarakat sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam membaca dan menulis. Angka melek huruf di Kota Kediri tahun 2014 sebesar 97,04 persen.

Tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan penduduk pada suatu daerah mencerminkan kualitas SDM daerah tersebut. Tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh sebagian besar penduduk Kota Kediri pada tahun 2014 yaitu pendidikan SLTA dengan persentase sebesar 24,95 dan lebih tinggi dibandingkan dengan Jawa Timur umumnya sebesar 13,86 persen pada jenjang yang sama.

Dari beberapa indikator perumahan dapat disimpulkan bahwa secara umum kondisi perumahan di Kota Kediri pada tahun 2014 relatif lebih baik dibandingkan dengan kondisi perumahan di Jawa Timur.

Pengeluaran per kapita sebagian besar penduduk Kota Kediri bahkan Jawa Timur umumnya selama tahun 2014 berada pada golongan pengeluaran 300.000-499.999 Rupiah per bulan. Proporsi untuk pengeluaran konsumsi di Kota Kediri untuk makanan sebesar 44,87 persen dan sisanya 55,13 persen bukan makanan.

Pada tahun 2013 tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kota Kediri tercatat sebesar 67,77 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan Jawa Timur, yaitu 68,12 persen. Hal ini juga dipengaruhi oleh adanya sejumlah penduduk usia kerja di Kota Kediri sebanyak 11,26 persen sedang bersekolah, sedangkan di Jawa Timur yang sedang bersekolah sekitar 7,83 persen.

Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kota Kediri tahun 2014 sebesar 7,66 persen, sedikit menurun dari tahun sebelumnya 2013 sebesar 8,00 persen. Angka TPT Kota Kediri ini jauh lebih tinggi atau hampir dua kali lipat dibandingkan angka Jawa Timur dengan kisaran 4,19 persen. Hal ini diduga karena pada daerah perkotaan, kesempatan untuk memperoleh pekerjaan jauh lebih sulit dari pada di daerah pedesaan. Sebagian besar penduduk Jawa Timur bekerja di sektor Pertanian, Perburuan, Kehutanan, dan Perikanan, sehingga akan lebih mudah mendapat pekerjaan. Sebaliknya peluang penduduk Kota Kediri bekerja pada sektor pertanian relatif sedikit, karena potensi lahan pertanian hanya terdapat pada beberapa kelurahan yang terletak di daerah pinggiran kota.

Dokumen terkait