• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN DATA PRAKTEK

13. Tingkat Pemahaman Wajib Pajak

Tingkat pemahaman wajib pajak merupakan suatu proses dari peningkatan pengetahuan wajib pajak terhadap penghapusan NPWP. Tingkat pemahaman wajib pajak mengenai penghapusan NPWP menjadi hal penting agar wajib pajak mengerti dan mengetahui cara penghapusan NPWP jadi ketika wajib pajak sudah tidak memiliki usaha atau pekerjaan lagi, lebih baik mengajukan penghapusan permohonan pencabutan NPWP agar wajib pajak terhindar dari penerbitan SPT (Surat Tagihan Pajak) karena tidak melaporkan SPT.

BAB IV

PEMBAHASAN

Penghapusan NPWP adalah tindakan menghapuskan Nomor Pokok Wajib Pajak dari tata usaha Kantor Pelayanan Pajak, akan tetapi juga diperhatikan bahwa NPWP juga diterbitkan secara jabatan. Wajib pajak yang sudah mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak dapat mengajukan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak apabila memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (6) UU KUP dan peraturan Menteri Keuangan Nomor 20/PMK.3/2008. Ketentuan mengenai Penghapusan NPWP diatur dalam pasal 2 ayat (5) Undang- Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana terakhir telah dirubah terakhir kali dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007. Sebagai Aturan pelaksanaan pasal 2 ayat 5 Undang-undang KUP, Direktur Jenderal Pajak telah menetapkan Keputusan Nomor Kep-161/PJ/2001 pada tanggal 21 Februari 2001 tentang Jangka Waktu Pendaftaran Dan Pelaporan Kegiatan Usaha, Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak.

1 Syarat-syarat Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP) Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dapat dilakukan dengan syarat- syarat sebagai berikut:

1. Wajib Pajak dan/atau ahli warisnya karena WP sudah tidak memenuhi persyaratan Subjektif dan Objektif sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan. Misalnya :

- Wajib Pajak meninggal dunia dan tidak meninggalkan harta warisan, diisyaratkan adanya fotocopi akte kematian atau surat keterangan kematian dari instansi yang berwenang.

- Wajib Pajak meninggal dan meninggalkan warisan. Apabila selesai dibagi kepada ahli warisnya, diisyaratkan adanya keterangan tentang selesainya warisan tersebut dibagi oleh warisnya.

- Wajib Pajak Orang Pribadi lainnya yang tidak memenuhi syarat lagi sebagai Wajib Pajak, diisyaratkan surat pernyataan dan keterangan dari instansi yang berwenang 2. Wanita kawin yang sebelumnya telah memiliki NPWP dan menikah tanpa membuat perjanjian pemisahan harta serta suaminya telah terdaftar sebagai Wajib Pajak, diisyaratkan adanya surat nikah /akte perkawinan dari catatan sipil

3. Wajib Pajak Badan dalam rangka likuidasi atau telah dibubarkan secara resmi, diisyaratkan adanya surat pembubaran

4. Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang karena sesuatu hal kehilangan status sebagai BUT, diisyaratkan adanya permohonan WP dilampiri dokumen yang mendukung bahwa BUT tersebut tidak memenuhi syarat lagi untuk digolongkan sebagai Wajib Pajak

5. Dianggap perlu oleh Dirjen Pajak untuk menghapuskan Nomor Pokok Wajib Pajak yang sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Permohonan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak hanya dapat disetujui apabila utang pajak telah dilunasi atau hak untuk melakukan penagihan telah daluwarsa, kecuali

dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa utang pajak tertentu tidak dapat atau tidak mungkin ditagiah lagi antara lain karena :

a. Wajib Pajak orang pribadi meninggal dunia dengan tidak meninggalkan warisan dan tidak mempunyai ahli waris tidak dapat ditemukan

b. Wajib Pajak tidak mempunyai kekayaan

2 Tata Cara Penghapusan NPWP

Yang dimaksud dengan penghapuasan NPWP adalah suatu tindakan menghapuskan NPWP dari tata usaha Kantor Pelayanan Pajak. NPWP dapat dihapus (keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor: KEP-161/PJ./2001 Pasal 11 ayat 1) antara lain karena :

1. Wajib Pajak Orang Pribadi meninggal dunia dan tidak meninggalkan warisan.

2. Wanita kawin tidak dengan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan.

3. Warisan belum terbagi dalam kedudukan sebagai Subjek Pajak sudah selesai di bagi.

4. Wajib Pajak badan yang telah dibubarkan secara resmi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Bentuk usaha tetap yang karena sesuatu hal kehilangan statusnya sebagai bentuk usaha tetap.

6. Wajib Pajak Orang Pribadi lainnya selain yang dimaksud dalam huruf a dan huruf b yang tidak memenuhi syarat lagi sebagai Wajib pajak.

Pencabutan Pengusaha sebagai Pengusaha Kena Pajak dilakukan dalam hal Pengusaha Kena Pajak pindah alamat ke Kantor Pelayanan Pajak lain, bubar atau tidak memenuhi syarat lagi sebagai Pengusaha Kena Pajak (Pasal 11 ayat 3).

Bagi wajib pajak yang ingin menghapus NPWPnya diharuskan mengisi formulir perubahan data wajib pajak pribadi (KPU-1B) dan formulir perubahan data wajib pajak badan (KUP-2B) dan melampirkan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :

 Persyaratan penghapusan NPWP perseorangan :

1. Akte/laporan kematian/surat keterangan kematian yang dilegalisasi instansi yang berwenang.

2. Surat nikah/akte perkawinan dari catatan sipil bagi wanita yang belum menikah dan mempunyai NPWP.

3. Pernyataan tentang selesainya pembagian warisan.

4. Surat pernyataan dari perusahaan bahwa yang bersangkutan kembali keluar negeri

5. Persyaratan dari yang bersangkutan bahwa ia hanya menerima penghasilan dari satu pemeberi kerja.

 Persyaratan Penghapusan NPWP Badan

1. Akte pembubaran yang dikukuhkan dengan surat keterangan pembubaran dari lembaga/badan atau instansi yang berwenang

2. Neraca Likuidasi atau pembubaran

3. Dokumen pendukung tentang hilangnya status BUT/ keberadaan di Indonesia

Dalam masalah penghapusan NPWP ini Wajib Pajak dapat Menghubungi :

1. KPP tipe A pada Seksi Tata Usaha Perpajakan dan Seksi Penagihan serta Vertifikasi.

2. KPP tipe B pada Seksi Informasi dan Tata Usaha Perpajakan dan Penagihan serta Vertivikasi.

3. KPP tipe C pada Seksi Informasi dan Tata Usaha Perpajakan dan Sub Seksi Penerimaan dan Penagihan.’

Keputusan untuk menutup sebuah perusahaan adalah sesuatu yang wajar dalam dunia bisnis, baik disebabkan karena keinginan pemilik maupun berdasarkan putusan pengadilan. Tindakan tersebut akan berdampak pula terhadap hak dan kewajiban perusahaan dibidang perpajakan.

Permohonan penghapusan NPWP juga harus dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi yang meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya, misalnya bagi Tenaga Kerja Asing (expatriates) yang bekerja di Indonesia yang akan kembali ke negara asalnya, wanita kawin tidak dengan perjanjian pisah harta dan wajib pajak Orang Pribadi yang meninggal dunia.

Dalam praktek di lapangan, proses penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak merupakan salah satu masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan pasti. Dalam tulisan ini penulis bermaksud memaparkan wacana dan beberapa realita yang terjadi dilapangan sehubungan dengan penghapusan NPWP yang disebabkan karena Wajib Pajak Badan yang di bubarkan, Tenaga Kerja Asing yang harus meninggalkan Indonesia dan Wajib Pajak Orang Pribadi yang meninggal dunia.

3 Pihak Yang Terkait Dalam Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Dalam proses penghapusan NPWP pihak-pihak yang terkait pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru Senapelan adalah:

a. Kepala Seksi Pelayanan b. Pelaksana Seksi Pelayanan

c. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu d. Seksi Pemeriksaan

e. Wajib Pajak

4 Data Wajib Pajak Yang Melakukan Penghapusan NPWP

Berdasarkan tanggapan responden dilapangan tentang jumlah wajib pajak yang melakukan penghapusan NPWP pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai dapat dilihat pada tabel III.1 dibawah ini :

Tabel III.1

Data Wajib Pajak Yang Melakukan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

Penghapusan NPWP

Tahun 2015 57

Jumlah 2016 135

Dari tabel III.1 diatas dapat dilihat bahwa wajib pajak yang melakukan penghapusan NPWP meningkat dari pada tahun sebelumnya.

5 Hambatan-Hambatan Dalam Penghapusan NPWP Pada KPP Pratama Binjai

a. Kurangnya pemahaman wajib pajak tentang syarat-syarat penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak

b. Wajib pajak belum melunasi pajak yang terutang sebelum melakukan permohonan penghapusan NPWP

c. Fiskus tidak mengetahui Wajib Pajak tertentu tidak lagi memenuhi persyaratan subjektif dan objektif karna ahli warisnya tidak melaporkannya.

6 Dasar Hukum Penghapusan NPWP

Ketentuan mengenai penghapusan NPWP diatur dalam pasal 2 ayat (5) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana terakhir telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000.

Ketentuan pasal 2 ayat 5 Undang-Undang KUP mengatur sebagai berikut:

1 jangka waktu pendaftaran dan pelaporan serta tata cara pendaftaran dan pengukuhan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) termasuk penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak di atur dengan keputusan Direktur Jendral pajak.

2 Sebagai aturan pelaksanaan pasal 2 ayat 5 Undang-Undang KUP ,Direktur Jendral Pajak telah menetapkan keputusan nomor Kep-161/PJ/2001 adalah tindakan pada tanggal 21 Februari 2001 tentang jangka waktu pendaftaran pendaftran dan pelaporan kegiatan usaha, tata cara pendaftaran dan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak.

3 Pengertian penghapusan NPWP menurut Kep-161/PJ/2001 adalah tindakan menghapuskan Nomor Pokok Wajib Pajak dari tata usaha Kantor Pelayanan Pajak (pasal 1 ayat 11). Penghapusan NPWP hanya di tujukan untuk kepentingan tata usaha perpajakan, tanpa menghilangkan kewajiban perpajakan yang harus dilakukan (pasal15).

4 Sesuai dengan ketentuan pasal 11 ayat (1) Keputusan Direktur Jendral Pajak tersebut, penghapusan NPWP dilakukan dalam hal :

a. Wajib Pajak Orang Pribadi meninggal dunia dan tidak meninggalkan warisan.

b. Wanita kawin tidak dengan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan.

c. Warisan yang belum terbagi dalam kedudukan sebagai subjek pajak sudah selesai dibagi.

d. Wajib pajak badan yang telah dibubarkan secara resmi berdasrkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

e. Wajib pajak orang pribadi lainnya selain dimaksud dalam huruf a dan huruf b yang tidak lagi memenuhi syarat lagi sebagai wajib pajak.

11 ayat 1 tersebut di atas, dapat dilakukan apabila utang pajak telah dilunasi atau hak untuk melakukan penangihan telah daluwarsa, kecuali dari hasil pemeriksaan pajak diketahui bahwa utang pajak tersebut tidak dapat ditagih lagi disebabkan karena:

a. Wajib pajak orang pribadi meninggal dunia dengan tidak meninggalkan harta warisan dan tidak mempunyai ahli waris, atau ahli waris tidak dapat ditemukan.

b. Wajib pajak tidak mempunyai harta kekayaan lagi atau c. Sebab lain sesuai dengan hasil pemeriksaan.

Jangka waktu penyelesaian permohonan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan atau pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak sebagaimana diatur dalam pasal 11 ayat (3) KEP-161/PJ./2001 harus diselesaikan dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal diterimanya permohonan secara lengkap, kecuali permohonan pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 angka 3 dan pasal 13 (2) dan ayat (3).

7 Proses Penghapusan NPWP di Lapangan

a. Persusahaan dibubarkan

Dalam hal perseroan bubar, berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 tahun 1995, beberapa kewajiban likuidator antara lain:

- Mendaftarkan dalam daftar perusahaan

- Mengajukan permohonan untuk diumumkan dalam berita negara Republik Indonesia

- Mengumumkan dalam 2 (dua) surat kabar harian - Memberitahukan kepada Menteri kehakiman.

Berdasarkan informasi tentang pembubaran perseroan, seharusnya pihak Direktorat Jendral Pajak sudah dapat untuk menerbitkan surat perintah pemeriksaan pajak sehingga dapat segera diketahui besarnya pajak yang terutang. Apabila pajak yang terutang telah dilunasi, penghapusan NPWP dapat segera dilakukan.

Namun demikian, beberapa kasus yang penulis jumpai menunjukkan kenyataan yang berbeda, beberapa hal yang terjadu antara lain:

1. DJP tidak cepat tanggap dengan adanya pengumuman likuidasi suatau perusahaan (wajib pajak) yang dimuat di surat kabar dan lembaran berita negara.

2. Untuk mendapatkan kepastian hukum maka Likuidator akan segera mengajukan permohonan penghapusan NPWP. Namun tidak jarang likuidator mengabaikan hak dan kewajibannya untuk mengajukan permohonan penghapusan NPWP.

3. Setelah surat permohonan diterima dan di-administrasikan di kantor pelayanan pajak, DJP akan melakukan pemeriksaan sehubungan dengan permohonan penghapusan NPWP.

4. Setelah pemeriksaan selesai, pajak-pajak yang terutang telah dilunasi dan terbukti bahwa alasan permohonan pencabutan NPWP benar, maka permohonan penghapusan NPWP akan disetujui.

Dalam hal ini penghapusan NPWP wajib pajak badan lebih terdapat kepastian hukum meskipun membutuhkan waktu yang relatif lama. Lain halnya dengan penghapusan NPWP untuk Wajib Pajak Orang Pribadi.

b. Wajib pajak orang pribadi yang meninggal dunia

Bagi wajib pajak orang pribadi yang meninggal dunia, permohonan penghapusan NPWP harus diajukan oleh ahli warisnya setelah warisan selesai dibagi. Ahli waris mengajukan permohonan penghapusan NPWP dengan dilampiri dengan surat keterangan kematian wajib pajak dan surat pernyataan bahwa ahli waris telah selesai dibagi.

Dalam hal ini, tidak jarang permohonan ahli waris tersebut “diabaikan” oleh Kantor Pelayanan Pajak. Seringkali permohonan penghapusan NPWP atas wajib pajak orang pribadi yang meninggal dunia “dibiarkan menggantung” tanpa ada penyelesaian.

Tidak jarang KPP masih terus mengirimkan Formulir SPT Tahunan untuk diisi oleh wajib pajak. Dan apabila sampai batas waktu yang ditentukan wajib pajak belum menyampaikan SPT PPh Orang Pribadi (dan wajib pajak tidak akan menyampaikan SPT, karena sudah meninggal), pihak KPP akan terus menerbitkan surat teguran. Hal ini

merupakan salah satu bentuk ketidakefesienan administrasi di kantor pajak, yang juga merupakan bentuk ketidakpastian hukum bagi ahli waris wajib pajak.

Namun demikian, tidak jarang pula ahli waris yang mengabaikan hak dan kewajibannya, dengan tidak membertitahukan pihak KPP tentang meninggalnya wajib pajak. Sehingga NPWP tidak dapat dihapus dari administrasi KPP karena tidak ada permohonan.

c. Wajib pajak orang pribadi yang meninggalkan Indonesia selamanya.

Dalam hal ini penulis lebih menitikberatkan pada masalah Expatriates yang kembali ke negara asalnya. Bagi perusahaan multinational (PMA) pada umumnya tenaga kerja asing ditugaskan dari kantor pusatnya (perusahaan induk) untuk jangka waktu tertentu.

Dengan demikian, pada saat jangka waktu yang dimaksud telah terlewati, maka tenaga kerja asing tersebut harus meninggalkan Indonesia dan kembali ke asalnya.

Pada saat tenaga kerja asing datang dan mulai bekerja di Indonesia, terdapat beberapa persyaratan legal yang harus dipenuhi, antara lain: keimigrasian, Ijin Kerja Tenaga Asing (IKTA), KITAS. Photocopy dari dokumen-dokumen legal tersebut juga harus disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak sebagai lampiran permohonan pendaftaran wajib pajak (membuat NPWP).

Pada saat tenaga kerja asing harus meninggalkan Indonesia, ijin-ijin legal yang telah diperoleh juga akan dicabut. Pihak Disnakertrans/BKPM akan mencabut Ijin Kerja Tenaga Asing (IKTA) dan menyampaikan tembusan pencabutan IKTA tetap harus mengajukan permohonan penghapusan NPWP ke Kantor Pelayanan Pajak dimana dirinya terdaftar.

Namun seringkali permohonan penghapusan NPWP tersebut “tidak diselesaikan dengan jelas”. Surat permohonan penghapusan NPWP tersebut diterima oleh KPP tetapi tidak ditindak lanjuti. Dan seringkali “mengantung” dalam jangka waktu yang cukup lama (lebih dari 1 tahun). Hal ini bertentangan dengan Kep-161/PJ/2001 yang mengatur bahwa penghapusan NPWP harus sudah diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan sejak permohoman diterima secara lengkap.

Meskipun permohonan penghapusan NPWP telah disampaikan ke Kantor Pelayanan pajak dan Tenaga Kerja Asing tersebut telah meninggalkan Indonesia, seringkali pihak KPP masih terus mengirim paket Formulir SPT Tahunan WP orang pribadi kepada Expatriates tersebut.

Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak:

1. Petugas pendaftaran wajib pajak di Knator Pelayanan Pajak mempunyai tugas:

a. Menerima dan meneliti formulir permohonan pendaftaran dan perubahan data wajib pajak (KP.PDIP.4.1-00) dari wajib pajak atau dari kantor penyuluhan pajak

b. Memeriksa kelengkapan formulir permohonan pendaftaran dan perubahan data wajib pajak (KP.PDIP.4.1-00) dan lampiran yang disyaratkan sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ayat (1) dan atau ayat (2) keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor: KEP-161/PJ/2001.

c. Merekam data formulir permohonan pendaftaran dan perubahan data wajib pajak (KP.PDIP.4.1-00) dan mencetak Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD) dan menyampaikan Bukti Penerimaan Surat (BPS) kepada wajib pajak

setelah ditandatangani oleh petugas. Catatan: Dalam hal formulir permohonan diterima dari Kantor Penyuluhan Pajak, maka LPAD dan BPS tidak perlu di cetak.

d. Menerima dan merekam hasil pemeriksaan, mencetak surat penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak (KP.PDIP.4.13-00) dan selanjutnya diteruskan kepada Kepala Seksi TUP untuk ditandatangani.

e. Menyampaikan surat penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak (KP.PDIP.4.13-00) kepada yang mengajukan permohonan.

f. Dalam hal formulir permohonan pendaftaran dan perubahan data wajib pajak diajukan melalui Kantor Penyuluhan Pajak, Petugas pendaftaran wajib pajak diajukan melalui Kantor Penyuluhan Pajak, petugas pendaftaran wajib pajak mempuyai tugas :

a. Menerima dan meneliti formulir permohonan pendaftaran dan perubahan data wajib pajak (KP.PDIP.4.1-00)

b. Memeriksa kelengkapan formulir permohonan pendaftaran dan perubahan data wajib pajak (KP.PDIP.4.1-00) dan lampiran yang di isyaratkan sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ayat (1) dan atau ayat (2) Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor : KEP-161/PJ./ 2001.

c. Membuat Lembar Penghapusan Arus Dokumen (LPAD) secara manual dan menyampaikan Bukti Penerimaan Surat (BPS) kepada wajib pajak setelah ditandatangani oleh tugas.

d. Mencatat perubahan data wajib pajak di buku pengawasan pendaftaran wajib data pajak (KP.PDIP.4.1-00) beserta lampiran yang diisyaratkan ke Kantor Pelayanan Pajak.

8 Hal-hal yang menyebabkan terhapusnya NPWP

Nomor pokok wajib pajak merupakan suatu sarana yang sangat penting di dalm administrasi perpajakan yang berfungsi sebagai tanda pengenal wajib pajak juga suatu sarana untuk berhubungan dengan isntansi lain yang memerlukannya. Dengan dimilikinya nomor pokok wajib pajak ini menandakan bahwa wajib pajak tersebut sudah terdaftar sebagai wajib pajak dan mempunyai kewajiban untuk menghitung, mmelapor, dan menyetor pajaknya.

Pada dasarnya NPWP berlaku seumur hidup, namun demikian NPWP dapat saja dihapuskan dari tata usaha kantor pajak, karena :

a. Wajib pajak orang pribadi meninggal dunia dan tidak meninggalkan warisan b. Wanita kawin tidak dengan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan

c. Warisan yang belum terbagi dalm kedudukan sebagai subyek pajak sudah selesai dibagi

d. Wajib pajak badan yang telah dibubarkan secara resmi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

e. Bentuk Usaha Tetap yang karena sesuatu hal kehilangan statusnya sebagai Bentuk Usaha Tetap

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1 Tata cara penghapusan NPWP dimulai dari wajib pajak mengajukan berkas permohonan melalui petugas tempat pelayanan terpadu kemudian pelaksana seksi pelayanan menyerahkan berkas ke seksi pemeriksaan untuk diperiksa kemudian setelah diketahui hasilnyanmaka surat penghapusan NPWP atau atau surat penolakan penghapusan NPWP di tanda tangani oleh kepala seksi pelayanan dan kemudian di sampaikan kepada wajib pajak yang bersangkutan melalui sub bagian umum yang ada di kantor Pelayanan Pajak.

2. Persyaratan dalam penghapusan NPWP untuk semuaWajib Pajak Orang Pribadi maupun Badan harus adanya surat keterangan penyebab penghapusan NPWP.

3. Permohonan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak hanya dapat disetujui apabila utang pajak telah dilunasi atau hak untuk melakukan penagihan telah daluwarsa.

4. Banyaknya peningkatan penghapusan NPWP bagu wajib pajak badan itu terjadi karena banyaknya badan usaha yang mengalami kebangkrutan sehingga badan tersebut dibubarkan, sedangkan wajib pajak orang pribadi disebabkan karena pada tahun tertentu wajib pajak tersebut meninggal dunia dan wanita kawin.

5. Hambatan dalam penghapusan NPWP yaitu kurangnya pemahaman wajib pajak tentang syarat-syarat penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan wajib pajak belum melunasi pajak yang terutang sebelum melakukan permohonan penghapusan NPWP.

B . Saran

1 Bagi wajib pajak yang melakukan permohonan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak harus lebih teliti dalam melengkapi persyaratan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak.

2 . Apabila wajib pajak tidak segera melengkapi persyaratan, KPP sebaiknya membuat jangka waktu kelengkapan data wajib pajak sehingga proses dapat cepat terselesaikan.

5 Perlu bagi fiskus untuk memperbahurui data wajib pajak yang tidak lagi memenuhi persyaratan subjektif dan objektif seperti meninggal dunia bagi orang pribadi dan badan yang telah dibubarkan.

6 Sebaiknya pihak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai memberikan pelayanan yang lebih baik kepada setiap wajib pajak agar wajib pajak merasa nyaman dalam melakukan pengurusan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

DAFTAR PUSTAKA

Agus Setiawan, Ak, Bahri Musri, Drs, S.E, Ak., M.M, 2006, Perpajakan Umum, Jakarta, Penerbit PT RajaGrafindo Persada.

Gunandi, Dr, Msc, Ak, DKK, 1999, Perpajakan, edisi revisi, yayasan pendidikan dan pengkajian perpajakan bekerja sama dengan lembaga penerbit fakultas ekonomi Universitas Indonesia.

Hamdan,1993, Perpajakan, Jakarta, Bumi Aksara.

Rimsky K. Judisseno, 1996, Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Jakarta, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

Waluyo, Drs, MSc, M.M, Akt, Wirawan B. Ilyas, Drs, Msi,Akt, 2002, Perpajakan Indonesia, jakarta, penerbit Salemba empat.

Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor : KEP-161?PJ./ 2001 Tentang Jangka Waktu Pendaftaran dan Pelaporan Kegiatan Usaha, Tata Cara Pendaftaran dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.

Undang-Undang Perpajakan tahun 1983 sebagimana telah diubah dengan undang-undang No.9 tahun 1994 dan terakhir diubah dengan undang-undang-undang-undang no.16 tahun 2000 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan.

Undang-undang Nomor 6tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakir dengan Undang-undang Nomor 16 tahun 2000

Undang-undang Nomor1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas www.pajak.go.id 25 july 2018 pukul 20.00

Dokumen terkait