• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan dikelompokkan menjadi 5, yaitu tidak sekolah, SD, SMP, SMA, dan di atas SMA. Responden kelompok edukasi, seluruh respondennya pernah bersekolah, didominasi oleh lulusan SMA (16 orang), urutan kedua pendidikan di atas SMA (12 orang), sedangkan jumlah lulusan SD dan SMP sama, masing- masing sebanyak 6 orang. Kelompok nonedukasi, didominasi lulusan SMA (17 orang), urutan kedua pendidikan di atas SMA (8 orang), jumlah lulusan SD dan SMP sama, masing- masing sebanyak 6 orang, dan terdapat 1 orang yang tidak bersekolah. Tingkat pendidikan responden tergolong tinggi karena lulusan terbanyak adalah SMA, dan urutan kedua di atas SMA, baik kelompok edukasi maupun nonedukasi. Hasil selengkapnya ditunjukkan pada gambar 10.

Gambar 10. Profil Jumlah Responden Masyarakat Dusun Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta Berdasarkan Tingkat Pendidikan

B. Pengaruh Edukasi tentang Sindrom Metabolik terhadap Perilaku Masyarakat Dusun Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta Perubahan perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan) dilihat dari nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kuesioner pada kelompok edukasi dan nonedukasi. Nilai kuesioner diperoleh dari selisih antara nilai posttest dan pretest. Pada kuesioner, soal terkait BMI, lingkar pinggang, dan rasio lingkar pinggang-pinggul terdapat pada soal nomor 11, 12, 14, 20, 23, dan 27. Perbedaan perilaku antara kelompok edukasi dan nonedukasi dapat dilihat dalam bentuk grafik. Hasil lengkapnya dapat dilihat pada gambar 11.

Gambar 11. Nilai Kuesioner terkait BMI, Lingkar Pinggang, dan Rasio Lingkar Pinggang-pinggul

Soal nomor 11, 12, 20 merupakan cakupan pengetahuan, nomor 27 merupakan cakupan sikap, dan nomor 14, 23 merupakan cakupan tindakan.

Pada nomor 11, memang kedua kelompok me ngalami penurunan nilai, namun penurunan kelompok nonedukasi lebih tinggi (10) diband ingkan kelompok edukasi (7). Soal nomor 11 berbunyi “orang yang sangat gemuk (obesitas) akan cenderung lebih mudah terserang penyakit jantung, kolesterol, diabetes”. Beberapa responden berpendapat bahwa tidak semua orang gemuk itu tidak sehat,

48

karena ada responden yang BMI-nya =23 kg/m2 merasa jarang sakit, sehingga responden tersebut cenderung nyaman dengan kondisi seperti itu, dan sulit bagi peneliti untuk mempengaruhi pengetahuannya. Kebiasaan melakukan pemeriksaan kesehatan sejak dini masih sangat kurang, hampir semua responden mengatakan bahwa mereka melakukan pemeriksaan kesehatan bila ada keluhan saja. Serangan jantung akibat kolesterol yang tinggi dan kondisi diabetes mellitus banyak terjadi pada usia >65 tahun, sehingga responden kami berpandangan saat ini mereka masih dalam kondisi yang sehat. Pada nomor 12, juga tidak terjadi perubahan yang positif, kelompok edukasi tetap, sedangkan kelompok nonedukasi mengalami penurunan nilai (6). Nomor 12 berbunyi “pada usia 40 tahunan kecenderungan perut membesar (gemuk sentral) lebih meningkat”. Berdasarkan hasil wawancara, 8 orang mengatakan mereka (responden) gemuk disebabkan karena faktor usia, dan kebanyakan tidak mengalami gemuk sentral. Responden kurang mengetahui risiko gemuk sentral, bahkan responden ya ng mengalami gemuk sentral pun tidak mengetahui risiko gemuk sentral. Responden cukup mengetahui tentang gemuk sentral namun kurang mengetahui risiko gemuk sentral. Pandangan orang awam tentang gemuk sentral kurang mendalam, mereka lebih tahu mengenai gemuk yang merata. Setelah diberi edukasi, pengetahuan responden tetap, hal ini mungkin disebabkan karena pemberian edukasi yang kurang lama, sehingga responden kurang memahaminya. Pada nomor 20, kelompok edukasi menunjukkan perubahan yang positif dengan adanya peningkatan nilai (2), sedangkan kelompok nonedukasi mengalami penurunan nilai (8). Nomor soal 20 berbunyi “orang yang relatif tidak gemuk kadar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kolesterolnya pasti rendah”. Sebelum responden diberikan edukasi, mereka memahami bahwa hanya orang gemuk yang memiliki kadar kolesterol yang tinggi, namun setelah diberi edukasi pemahaman mereka berubah. Orang yang tidak gemuk pun dapat memiliki kadar kolesterol yang tinggi, oleh karena itu pengendalian makanan yang dikonsumsi tidak hanya dilakukan oleh orang ya ng gemuk saja tetapi juga yang tidak gemuk. Dilihat dari cakupan pengetahuan terlihat bahwa kelompok edukasi lebih baik dibanding kelompok nonedukasi.

Pada nomor 27, kelompok edukasi menunjukkan perubahan yang positif, dengan peningkatan nilai (6), sedangkan kelompok nonedukasi mengalami penurunan nilai (4). Bunyi soal nomor 27 “lingkar pinggang yang besar dapat mempengaruhi kesehatan saya, tetapi menurut saya tidak masalah”. Walaupun pengetahuan mereka tentang gemuk sentral (terkait dengan ukuran lingkar pinggang) tetap setelah diberi edukasi, namun terjadi perubahan sikap yang positif. Responden lebih memperhatikan ukuran lingkar pinggang, dengan melakukan pengaturan pola makan dan porsi makan, serta berolahraga.

Pada nomor 14, kedua kelompok menunjukkan perubahan yang negatif, kelompok edukasi mengalami penurunan yang lebih banyak (4) dibandingkan kelompok nonedukasi (1). Soal nomor 14 berbunyi “saya selalu mengontrol berat badan, karena orang yang gemuk umumnya tidak sehat”. Pada nomor 23, kelompok edukasi mengalami peningkatan nilai (5), sedangkan kelompok nonedukasi tidak mengalami perubahan. Bunyi nomor soal 23 “saya tidak memantau berat badan karena tidak mempengaruhi kesehatan”. Kedua nomor soal ini memiliki interpretasi yang mirip, namun hasil yang diperoleh pada kelompok

50

edukasi sangat berkebalikan sedangkan pada kelompok nonedukasi tidak terlalu berbeda. Hal ini menunjukkan pemahaman responden tentang soal masih kurang. Namun dari hasil wawancara menunjukkan bahwa sudah ada tindakan nyata dari beberapa responden untuk memantau berat badannya dengan cara mengurangi porsi makan, dan berolahraga. Walaupun ada juga responden yang jarang berolahraga karena tidak ada waktu dan malas. Memang banyak faktor yang mempengaruhi perwujudan sikap menjadi tindakan nyata, salah satunya adalah motivasi. Motivasi dapat berasal dari dalam orang itu sendiri atau dari lingkungan sekitarnya. Motivasi yang rendah biasanya menghasilkan suatu tindakan yang kurang kuat. Dilihat dari cakupan tindakan terlihat bahwa perubahan kelompok edukasi tidak jauh berbeda dibandingkan kelompok nonedukasi.

Selain dilihat dalam bentuk grafik perubahan perilaku dapat diketahui menggunakan uji statistik. Uji statistik dilakukan untuk mengetahui adanya kebermaknaan perubahan perilaku antara responden yang mendapat edukasi dan tidak (nonedukasi). Uji normalitas menggunakan Kolmogorov Smirnov, diperoleh nilai Asymp. Sig lebih besar dari 0,1 yaitu sebesar 0,982. Hal ini berarti bahwa nilai kuesioner terkait BMI, lingkar pinggang, dan rasio lingkar pinggang-pinggul terdistribusi normal sehingga metode uji hipotesis Independent-Samples T Test

dapat digunakan. Diperoleh nilai p<0,1 yaitu sebesar 0,077, yang berarti terdapat perbedaan perilaku yang bermakna antara kelompok edukasi dan nonedukasi terkait BMI, lingkar pinggang, dan rasio lingkar pinggang-pinggul setelah pemberian edukasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Profil BMI, Lingkar Pinggang, Rasio Lingkar Pinggang-pinggul

Dokumen terkait