• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEREMPUAN DAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

KARAKTERISTIK RESPONDEN

TINGKAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEREMPUAN DAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

Bab ini menjabarkan tingkat pengambilan keputusan perempuan dan tingkat keberhasilan program keluarga berencana. Selain itu bab ini juga akan menggambarkan hubungan antara tingkat pengambilan keputusan dengan tingkat keberhasilan program keluarga berencana.

Tingkat Pengambilan Keputusan Perempuan

Tingkat pengambilan keputusan dalam rumah tangga adalah kontrol atau kuasa siapa diantara suami, istri, keluarga luas dan PLKB yang lebih cenderung dalam pengambilan keputusan. Menurut Sajogyo (1981) dan pengembangan teori di lokasi penelitian, terdapat lima tingkat dalam pengambilan keputusan rumah tangga, yaitu:

1. Keputusan dibuat dominan oleh istri seorang diri. 2. Keputusan dibuat dominan oleh suami seorang diri.

3. Keputusan dibuat bersama oleh suami dan istri tanpa ada tanda-tanda bahwa salah satu mempunyai pengaruh yang relatif besar.

4. Keputusan dibuat oleh keluarga luas diluar suami dan istri. 5. Keputusan dibuat PLKB.

Pola pengambilan keputusan dalam penelitian ini dilihat berdasarkan pengambilan keputusan PUS terhadap keikutsertaan ber-KB.

Tabel 11 Jumlah dan persentase responden berdasarkan pola pengambilan keputusan rumah tangga terhadap keluarga berencana.

Pola Pengambilan Keputusan Jumlah (N) Persentase (%)

Dominan istri 23 65.71 Dominan suami 0 0 Bersama setara 11 31.42 Keluarga luas 1 2.85 PLKB 0 0 Jumlah 35 100

Sebanyak 23 keluarga (65.71%), pengambilan keputusan didominasi oleh istri. Bersama setara sebanyak 11 keluarga (31.42%) dan keluarga luas hanya 1 keluarga (2.85%). Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar keputusan rumah tangga dalam keikutsertaan program KB didominasi oleh istri. Berikut adalah hasil wawancara dengan responden.

“...Kalau soal KB, semuanya saya yang menentukan, suami mah ikut saja dan tidak mau ribet. Saya yang sibuk cari informasi tentang KB, suami mah tahu beres saja yang penting mendukung.”(EK, 34 tahun)

Berikut adalah tabel yang menunjukan tingkat pengambilan keputusan perempuan dalam keikutsertaannya pada program KB. Definisi tingkat pengambilan keputusan yang tinggi adalah dimana pengambilan keputusan didominasi oleh perempuan, bukan bersama setara.

Tabel 12 Jumlah dan persentase tingkat pengambilan keputusan perempuan terhadap keikutsertaan program KB

Tingkat pengambilan keputusan perempuan Jumlah (N) Persentase (%) Rendah (skor 5-11) 0 0 Sedang (skor 12-18) 3 8.57 Tinggi (skor 19-25) 32 91.42 Total 35 100

Sebanyak 91.42% responden yang memiliki tingkat pengambilan keputusan perempuan yang tinggi. Hanya 8.57% yang memiliki tingkat pengambilan keputusan yang sedang. Hal ini berarti pengambilan keputusan perempuan dalam keikutsertaan KB di dominasi oleh perempuan.

“...Rata-rata di kampung sini mah perempuan saja yang

pakai KB, jarang ada laki-laki yang pakai alat kontrasepsi, kalaupun ada paling satu atau dua orang. Jadi suami mah

ikut saja yang terbaik buat istrinya.”(RD, 32 tahun)

Tingkat Keberhasilan Program Keluarga Berencana Berikut adalah tabel yang menggambarkan jumlah dan persentase responden terhadap tingkat keberhasilan KB.

Tabel 13 Jumlah dan persentase tingkat keberhasilan KB PUS

Tingkat Keberhasilan KB Jumlah (N) Persentase (%)

Rendah (skor 4-5) 0 0

Sedang (skor 6-7) 25 71.42

Tinggi (skor 8) 10 28.57

Total 35 100

Sebanyak 71.42% responden yang memiliki tingkat keberhasilan KB yang sedang. Hanya 28.57% yang memiliki tingkat keberhasilan KB yang tinggi. Hal ini dikarenakan akumulasi hasil penghitungan usia perkawinan responden, jumlah anak per keluarga, jumlah akseptor KB dan tingkat kesakitan repreduksi menunjukan sebagian besar rata-rata tingkat keberhasilan KB berada di tingkat sedang.

“… Keberhasilan KB disini belum terlalu terlihat, masih banyak keluarga yang sudah ikut KB tapi jumlah anaknya tetap banyak. Selain itu banyak juga pasangan menikah yang usianya belum terlalu matang …” (SA, 27 tahun)

Usia Perkawinan

Usia perkawinan yang matang menjadi indikator keberhasilan KB. Usia yang matang, suami istri tentunya sudah dapat menghadapi segala masalah rumah tangga dan dapat mengambil keputusan yang tepat untuk keluarga.

Tabel 14 Jumlah dan persentase responden berdasarkan usia perkawinan

Tabel 14 menunjukan sebagian besar perempuan menikah pada kategori usia dewasa awal sebanyak 51.42% atau sebanyak 18 orang. Pada kategori dewasa tengah terdapat 15 orang (42.85%) dan pada kategori dewasa akhir ada 2 orang (5.71%). Sedangkan sebagian besar laki-laki menikah pada kategori usia dewasa tengah, yaitu 21 orang (60%). Pada kategori dewasa akhir terdapat 11 orang (31.4%) dan pada kategori dewasa awal ada sebanyak 3 orang (8.57%).

Jumlah Akseptor KB

Penelitian di lapangan menunjukkan keikutsertaan akseptor KB tinggi. Terhitung 190 PUS yang menjadi akseptor KB dari total PUS 247. Itu berarti 76.92% pasangan usia subur telah berperan serta dalam program KB. Persentase tersebut masih di bawah 100%. Hal ini disebabkan penyuluhan KB belum merata di desa tersebut, informasi warisan dari orang tua dan keluarga pun belum mendalam, serta masyarakat masih mengabaikan iklan-iklan di poster-poster posyandu atau iklan televisi.

Hampir setiap ibu yang baru melahirkan memang langsung didatangi oleh kader posyandu untuk penyuluhan KB secara langsung. Namun, tidak semua PUS ikut menjadi akseptor KB. Upaya menggalakkan KB sudah banyak dilakukan, namun ada faktor yang membuat sebagian pasangan tidak mau ikut KB. Sebagian dari mereka merasa program KB tidak penting. Sebagian juga hanya ikut-ikutan jadi akseptor, namun tidak menuntaskan programnya.

Jumlah Anak

Sebanyak 23 PUS (65%) mampu menjaga jumlah anak yang ideal menurut BKKBN (1-2 anak). Mereka mengikuti program akseptor KB dengan benar dan melakukan kontrol reproduski dengan baik.

Usia Perkawinan Jumlah Responden Laki-laki Perempuan Jumlah (N) Persentase (%) Jumlah (N) Persentase (%) Dewasa Awal(15-20) 3 8.57 18 51.42 Dewasa Tengah (21-25) 21 60 15 42.85 Dewasa Akhir (26-30) 11 31.4 2 5.71 Jumlah 35 100 35 100

Tabel 15 Jumlah dan persentase PUS menurut kategori jumlah anak

Kategori Jumlah Anak PUS

Jumlah (N) Persentase (%)

Ideal 23 65.71

Tidak ideal 12 34.28

Jumlah 35 100.0

Meski telah mengikuti program KB, tidak berarti semuanya bisa melakukan kontrol terhadap jumlah anak. 34.28 % pasangan tidak berhasil melakukan kontrol reproduksi sehingga mereka memiliki lebih dari dua anak. Persentase jumlah anak yang tidak ideal ini disebabkan karena faktor internal dari PUS itu sendiri, dimana mereka menginginkan rata-rata 3-4 anak. Hal tersebut menunjukan pemahaman mereka terhadap tujuan program KB masih rendah. Selain itu, sebagian besar akseptor merasa tidak nyaman menggunakan KB karena cenderung mempengaruhi berat badan mereka. Sebagian juga tidak paham manfaatnya dan meninggalkan begitu saja. Namun, juga ada yang menggunakan KB tidak sesuai prosedur, hingga pembatasan dua anak tidak berhasil dilakukan.

Tingkat Kesakitan Reproduksi

Menurut hasil di lapangan, keikutsertaan responden dalam program KB mempengaruhi proses persalinan.

Tabel 16 Jumlah dan persentase tingkat kesakitan reproduksi menurut proses persalinan

Tingkat Kesakitan Reproduksi Perempuan

Jumlah (N) Persentase (%)

Normal 29 82.85

Caesar 6 17.14

Jumlah 35 100.0

Penelitian menunjukkan sebagian besar akseptor KB melakukan persalinan secara normal (82%). Adanya kontrol reproduksi membuat keadaan rahim ibu menjadi lebih sehat. Tidak hanya mencegah kehamilan, program KB juga memberikan penyuluhan untuk menjaga jarak kelahiran. Metode persalinan akseptor KB secara normal lebih tinggi dibanding metode caesar (17 %).

Analisis Hubungan Tingkat Pengambilan Keputusan Perempuan dan Tingkat Keberkasilan Program Keluarga Berencana

Hasil uji korelasi antara tingkat penyediaan akses dan tingkat kemandirian menghasilkan nilai signifikan sebesar 0.023 (lampiran 4). Nilai tersebut lebih rendah dari α (0.05), maka terdapat hubungan antara tingkat pengambilan keputusan dengan tingkat keberhasilan KB. Hubungan tersebut bersifat negatif, artinya semakin tinggi tingkat pengambilan keputusan maka semakin rendah tingkat keberhasilan KB. Sebaliknya apabila semakin rendah pengambilan keputusan maka semakin tinggi tingkat keberhasilan KB. Persentase hubungan tingkat pengambilan keputusan dengan tingkat keberhasilan KB dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17 Persentase hubungan tingkat pengambilan keputusan dengan tingkat keberhasilan KB

Tingkat Keberhasilan Keluarga Berencana

Tingkat Pengambilan Keputusan Tinggi Sedang Jumlah (N) Persentase (%) Jumlah (N) Persentase (%) Tinggi 6 20.68 4 66.66 Sedang 23 79.31 2 33.33 Total 29 100 6 100

Tabel 17 menunjukkan bahwa terdapat 20.68% keluarga yang memiliki tingkat keberhasilan KB tinggi dengan tingkat pengambilan keputusan perempuannya tinggi, dan dengan tingkat keberhasilan KB yang sama terdapat 66.66% keluarga yang memiliki tingkat pengambilan keputusan yang sedang. Pada tingkat keberhasilan KB yang sedang terdapat 79.31% keluarga yang memiliki tingkat pengambilan keputusan yang tinggi, dan dengan tingkat keberhasilan KB yang sama terdapat 33.33% keluarga yang memiliki tingkat pengambilan keputusan yang sedang.

Secara keseluruhan baik keluarga yang memiliki tingkat pengambilan keputusan yang sedang dan tinggi, belum ada keluarga yang memiliki tingkat keberhasilan KB yang rendah. Hal tersebut terjadi karena walaupun terdapat keluarga yang memiliki pengambilan keputusan sedang maupun tinggi namun seluruh responden secara keseluruhan adalah akseptor KB yang tidak lepas dari ketergantungan dengan KB, baik itu dalam hal pengaturan jumlah anak, pengaturan jarak anak, pengaturan usia perkawinan, maupun pengaturan metode persalinan.

TINGKAT KEBERHASILAN PROGRAM KELUARGA

Dokumen terkait