1.000.000-2.000.000 2.000.000-3.000.000 3.000.000-4.000.000 > 4.000.000
25 Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa responden dengan tingkat pengeluaran per bulan sebesar 500.000 – 1.000.000 yaitu sebanyak 38 responden (38%) dari 100 responden.
Statistik Deskriptif Masing-Masing Variabel Variabel Store Atmosphere (X1):
Tabel 4
Pernyataan Store Atmosphere
Pernyataan STS TS N S SS MEAN
Nama dari tiap-tiap roti terlihat
jelas (X1.1) 0 0 21 52 27 4,060
Ada penjelasan untuk tiap-tiap roti
(X1.2) 0 0 24 62 14 3,900
Pencahayaan etalase roti di Toko
Roti Breadtalk mencukupi (X1.3) 0 0 19 60 21 4,020
Pencahayaan di Toko Roti Breadtalk membuat saya nyaman (X1.4)
0 0 22 63 15 3,930
Warna khas Toko Roti Breadtalk
mudah dikenali (X1.5) 0 5 39 31 25 3,980
Papan nama toko “Breadtalk”
mudah dikenali (X1.6) 0 0 6 47 47 4,410
Total Mean 4,050
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai Total Mean dari variabel store atmosphere dapat diartikan bahwa rata-rata responden untuk memberikan tanggapan pada indikator store atmosphere (tinggi) untuk mempengaruhi minat beli ulang konsumen di Toko Roti Breadtalk yaitu sebesar 4,050. Pada tabel di atas juga dapat dilihat bahwa nilai rata-rata tertinggi yaitu sebesar 4,410 terdapat pada pernyataan keenam, yang dapat diartikan hampir semua responden menganggap setuju jika papan nama dari Toko Roti Breadtalk mudah dikenali. Sedangkan nilai rata-rata terendah terdapat pada pernyataan kedua, yang dapat
26 diartikan bahwa sebagian responden menganggap penjelasan pada tiap-tiap roti tidak terlalu memiliki pengaruh terhadap minat beli ulang konsumen.
Variabel Sensory Marketing (X2):
Tabel 5
Pernyataan Sensory Marketing
Pernyataan STS TS N S SS MEAN
Penataan rak roti diatur rapi (X2.1) 0 0 11 57 32 4,210
Aroma roti Breadtalk enak (X2.2) 0 0 9 37 54 4,450
Cita rasa roti Breadtalk enak
(X2.3) 0 0 11 48 41 4,300
Total Mean 4,320
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel di atas, diketahui pada nilai Total Mean dari variabel sensory marketing rata-rata responden untuk memberikan tanggapan pada indikator sensory marketing (sangat tinggi) untuk mempengaruhi minat beli ulang konsumen di Toko Roti Breadtalk yaitu sebesar 4,320. Pada tabel di atas juga dapat dilihat nilai rata-rata tertinggi yaitu sebesar 4,450 terdapat pada pernyataan kedua, yang dapat diartikan bahwa hampir semua responden menganggap setuju jika aroma dari roti Breadtalk mempengaruhi minat beli ulang konsumen. Sedangkan nilai rata-rata terendah yaitu sebesar 4,210 terdapat pada pernyataan pertama, yang dapat diartikan bahwa sebagian responden menganggap penataan rak roti tidak terlalu mempengaruhi minat beli ulang konsumen pada Toko Roti Breadtalk.
Variabel Minat Beli Ulang (Y):
Tabel 6
Pernyataan Minat Beli Ulang
Pernyataan STS TS N S SS MEAN
Saya senang membicarakan tentang
roti Breadtalk (Y1) 0 0 56 40 4 3,480
Saya akan menyarankan orang lain
untuk membeli roti Breadtalk (Y2) 0 0 45 44 11 3,660 Saya akan membeli roti Breadtalk 0 0 19 45 36 4,170
27 lagi (Y3)
Total Mean 3,770
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel di atas, diketahui pada nilai Total Mean dari indikator minat beli ulang rata-rata responden untuk memberikan tanggapan pada indikator minat beli ulang (tinggi) yaitu sebesar 3,770. Pada tabel di atas juga dapat dilihat nilai rata-rata tertinggi yaitu sebesar 4,170 terdapat pada pernyataan ketiga, yang dapat diartikan bahwa hampir semua responden menganggap setuju jika akan membeli roti Breadtalk kembali. Sedangkan nilai rata-rata terendah yaitu sebesar 3,480 terdapat pada pernyataan pertama, yang dapat diartikan bahwa sebagian responden menganggap tidak setuju jika senang membicarakan tentang roti Breadtalk.
28
Analisis Data
Dalam penelitian ini peneliti membagikan kuesioner sebanyak 100 kuesioner.
Uji Asumsi Klasik
a Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data pada setiap variabel berdistribusi normal atau tidak. Menurut Ghozali (2007) model regresi yang baik adalah memiliki penyebaran data statistik yang beraturan pada garis diagonal dari grafik distribusi normal.
Gambar 6 Uji Normalitas
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa data memiliki pola yang mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi berdistribusi normal.
29 b Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2007), tujuan dilakukan uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.
Tabel 5
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF
Store Atmosphere (X1) 0,812 1,231
Sensory Marketing
(X2) 0.812 1,231
Sumber : Data primer yang diolah, 2019.
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa variabel bebas memiliki nilai Tolerance lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa hasil di atas tidak terdapat korelasi.
c Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam satu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 sebelumnya. Jika ada autokorelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Model regresi dapat dikatakan baik apabila terbebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dengan menggunakan Uji Durbin Watson (Ghozali, 2013).
Tabel 6
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .536a .288 .273 1.34238 1.741
a. Predictors: (Constant), Sensory Marketing, Store Atmosphere b. Dependent Variable: Minat Beli Ulang
30 Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa dalah penelitian ini tidak terdapat autokorelasi karena nilai Durbin Watson adalah sebesar 1,741 dengan kriteria n=100, k=2. Pada tabel dl = 1,634 dan du = 1,715.
d Uji Heteroskedastisitas
Gambar 7
(Gambar sebelum dilakukan transformasi)
Berdasarkan output Scatterplot di atas diketahui bahwa penyebaran titik-titik pada output tersebut adalah berpola, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi heteroskedastisitas.
Tabel 7
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -.189 .826 -.229 .819 Store Atmosphere .077 .033 .258 2.351 .021 Sensory Marketing -.048 .058 -.091 -.834 .406 a. Dependent Variable: RES2
31 Berdasarkan output di atas diketahui bahwa nilai sginifikansi variabel store atmosphere (X1) adalah 0,021 ˂ 0,05 dan nilai signifikansi variabel sensory marketing (X2) adalah 0,406 > 0,05 maka dapat disimpulkan terjadi heteroskedastisitas. Untuk mengatasi gejala heteroskedastisitas dalam model regresi, dapat dilakukan dengan cara melakukan transformasi (www.spssindonesia.com). Berikut adalah hasil uji heteroskedastisitas setelah dilakukan transformasi:
Gambar 8
(Setelah dilakukan transformasi)
Berdasarkan output Scatterplot di atas diketahui bahwa penyebaran titik-titik pada output tersebut adalah tidak berpola, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.
Tabel 8
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -.094 .090 -1.043 .299 LOG_X1 .136 .069 .219 1.968 .052 LOG_X2 -.048 .062 -.086 -.770 .443
a. Dependent Variable: ABS_RES_2
32 Berdasarkan output di atas diketahui bahwa nilai signifikansi variabel store atmosphere (X1) yaitu sebesar 0,052 > 0,05 dan nilai signifikansi variabel sensory marketing (X2) yaitu sebesar 0,443 > 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.
Analisis Regresi Berganda
Tujuan dari analisis regresi berganda yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara dua atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikat. Berikut ini adalah tabel dari hasil pengujian regresi berganda:
1. Koefisien Determinasi (R²)
Tabel 9
Hasil Uji Determinasi
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa besarnya R² (Adjusted R Square) sebesar 0,273. Hasil tersebut menunjukkan bahwa 27,3% variabel Minat Beli Ulang dapat dijelaskan oleh kedua variabel bebas yaitu store atmosphere dan sensory marketing. Sedangkan 72,7% (100% - 27,3%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti di dalam penelitian ini.
2. Uji t
Tabel 10 Hasil Analisis Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.491 1.421 1.754 .083 Store Atmosphere .177 .056 .299 3.139 .002 Sensory Marketing .349 .099 .335 3.520 .001 a. Dependent Variable: Minat Beli Ulang
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .536a .288 .273 1.342
33 Dari data di atas dapat dilihat besar pengaruh yang ditunjukkan dengan koefisien regresi dengan rumus persamaan sebagai berikut:
Y = 2,491 + 0,177 X1 + 0,349 X2 + 0,05 Keterangan:
Y : Minat Beli Ulang X1 : Store Atmosphere X2 : Sensory Marketing
Dari hasil uji regresi di atas, dapat dinyatakan bahwa variabel bebas store atmosphere (X1) memiliki pengaruh positif sebesar 0,177 terhadap variabel terikat minat beli ulang (Y), variabel sensory marketing (X2) memiliki pengaruh positif sebesar 0,349 terhadap variabel minat beli ulang (Y).
a Uji Hipotesis Pertama
Diketahui nilai signifikansi untuk pengaruh store atmosphere (X1) terhadap minat beli ulang (Y) adalah sebesar 0,002 ˂ 0,05 dan nilai t hitung 3,139 > t tabel 1,984 sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 diterima yang berarti terdapat pengaruh store atmosphere (X1) terhadap minat beli ulang (Y). Jadi, dapat disimpulkan bahwa store atmosphere berpengaruh positif terhadap minat beli ulang. Ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi yang dihasilkan adalah positif yaitu sebesar 0,177. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik store atmosphere pada Toko Roti Breadtalk, maka semakin baik pula minat untuk membeli kembali ke Toko Roti Breadtalk.
b Uji Hipotesis Kedua
Diketahui nilai signifikansi untuk pengaruh sensory marketing (X2) terhadap minat beli ulang (Y) adalah sebesar 0,001 ˂ 0,05 dan nilai t hitung 3,520 > t tabel 1,984 sehingga dapat disimpulkan bahwa H2 diterima yang berarti terdapat pengaruh sensory marketing (X1) terhadap minat beli ulang (Y). Jadi, dapat disimpulkan bahwa sensory marketing berpengaruh positif terhadap minat beli ulang. Ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi yang dihasilkan adalah positif yaitu sebesar 0,349. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik strategi sensory marketing pada Toko Roti Breadtalk, maka semakin baik pula minat untuk membeli kembali ke Toko Roti Breadtalk.
34
3.
Uji FTabel 11 Hasil Analisis Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 70.598 2 35.299 19.589 .000b
Residual 174.792 97 1.802
Total 245.390 99
a. Dependent Variable: Minat Beli Ulang
b. Predictors: (Constant), Sensory Marketing, Store Atmosphere
Uji Hipotesis Ketiga
Berdasarkan output di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi untuk pengaruh store atmosphere (X1) dan sensory marketing (X2) secara simultan sebesar 0,000 ˂ 0,05 dan nilai F hitung sebesar 19,589 > F tabel 3,981 sehingga dapat disimpulkan bahwa H3 diterima yang berarti terdapat pengaruh store atmosphere (X1) dan sensory marketing (X2) secara simultan terhadap minat beli ulang (Y).
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh store atmosphere dan sensory marketing terhadap minat beli ulang pada Toko Roti Breadtalk. Store atmosphere merupakan mendesain suatu lingkungan toko melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna, musik dan penciuman untuk merangsang persepsi dan emosi dari konsumen yang pada akhirnya mempengaruhi perilaku pembelanjaan mereka. Store atmosphere juga merupakan kombinasi dari hal-hal yang bersifat emosional. Hal-hal yang bersifat emosional tersebut juga dapat ditemukan di sensory marketing, dimana sensory marketing merupakan pemasaran yang melibatkan indera konsumen dan mempengaruhi persepsi, penilaian dan perilakunya.
Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh bahwa kedua variabel bebas yaitu store atmosphere dan sensory marketing mempunyai pengaruh terhadap minat beli ulang pada Toko Roti Breadtalk. Karakteristik responden berdasarkan demografi adalah suatu gambaran umum mengenai kepribadian dari responden dengan ditunjukkan bahwa perempuan lebih memiliki minat untuk melakukan pembelian pada Toko Roti Breadtalk. Usia responden pada saat ini adalah 20-23 tahun dengan tingkat pengeluaran per bulan yaitu sebesar Rp 500.000 –
35 Rp 1.000.000 merupakan jumlah responden yang paling banyak atau paling dominan yang berniat untuk melakukan pembelian di Toko Roti Breadtalk.
Hasil uji hipotesis pertama menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel store atmosphere terhadap minat beli ulang. Berdasarkan hasil atau nilai Total Mean untuk variabel store atmosphere yaitu sebesar 4,050 yang berarti tingkat pengaruh store atmosphere terhadap minat beli ulang adalah tinggi. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda, diperoleh hasil sebesar 0,177 , t = 3,139 dan nilai signifikansi sebesar 0,002 yang nilainya lebih kecil dari 0,05 dapat diartikan bahwa store atmosphere berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli ulang. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik store atmosphere maka, semakin tinggi minat konsumen untuk melakukan pembelian kembali. Adapun hasil penelitian dari Dotulong dan Sarjono (2006), dengan judul “Segmentasi Berdasarkan Pengaruh Perceived Value, Store Atmosphere, dan Product Variation dalam Meningkatkan Repurchase Intention pada Starbucks Manado” menunjukkan hasil penelitian bahwa adanya pengaruh store atmosphere terhadap repurchase intention sebesar 52,9%. Maka penelitian ini dapat dinyatakan terwakili dan dapat menjadi teori tambahan bahwa store atmosphere mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian kembali (repurchase intention).
Hasil uji hipotesis kedua menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel sensory marketing terhadap minat beli ulang. Berdasarkan hasil atau nilai Total Mean untuk variabel sensory marketing yaitu sebesar 4,320 yang berarti tingkat pengaruh sensory marketing terhadap minat beli ulang adalah sangat tinggi. Berdasarkan hasil regresi berganda, diperoleh hasil sebesar 0,349 , t=3,520 dan nilai signifikansi sebesar 0,001 yang nilainya lebih kecil dari 0,05 dapat diartikan bahwa sensory marketing berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli ulang. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik sensory marketing maka, semakin tinggi minat konsumen untuk melakukan pembelian kembali. Adapun hasil penelitian dari Muhamad, Suharyono, dan Alfisyahr (2017) dengan judul “Pengaruh Sensory Marketing terhadap Kepuasan Konsumen dan Repurchase Intention pada Konsumen Nomu 9 Bites & Beverages di Kota Malang” menunjukkan hasil penelitian bahwa sensory marketing memiliki hubungan positif dan berpengaruh signifikan terhadap repurchase intention.
Berdasarkan hasil Uji F diperoleh hasil atau nilai F sebesar 19,589 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 dan hasil uji determinasi menunjukkan bahwa minat beli ulang
36 dipengaruhi sebesar 27,3 oleh variabel store atmosphere dan sensory marketing. Hal ini dapat diartikan bahwa store atmosphere dan sensory marketing secara simultan atau secara bersama-sama dapat mempengaruhi minat beli ulang konsumen.
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang store atmosphere dan sensory marketing terhadap minat beli ulang pada Toko Roti Breadtalk yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Penelitian ini menunjukkan bahwa store atmosphere berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen. Dimana indikator-indikator dari variabel store atmosphere ini yang memiliki nilai rata-rata tertinggi yaitu papan nama sebesar 4,410. Artinya, semakin mudah papan nama Toko Roti Breadtalk dikenali maka semakin baik store atmosphere dari Toko Roti Breadtalk.
2. Pada penelitian ini juga menunjukkan bahwa sensory marketing merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi minat beli ulang konsumen, ditunjukkan dengan total hasil rata-rata nilai pada tabel sebesar 4,320 terutama pada indikator aroma. Dimana indikator-indikator dari variabel sensory marketing ini yang memiliki nilai rata-rata tertinggi yaitu aroma sebesar 4,450. Artinya, semakin menarik aroma yang dihasilkan oleh Toko Roti Breadtalk maka semakin baik sensory marketing dari Toko Roti Breadtalk.
3. Berdasarkan hasil pengujian secara bersama-sama atau simultan dengan menggunakan Uji F yaitu memiliki nilai F hitung sebesar 19,589 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa store atmosphere dan sensory marketing secara simultan dapat mempengaruhi minat beli ulang konsumen. Maka dari hasil penelitian ini, kombinasi dari store atmosphere dan sensory marketing mampu meningkatkan minat beli ulang konsumen.
IMPLIKASI TEORITIS
Diharapkan penelitian ini menjadi wacana baru untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan store atmosphere dan sensory marketing dalam kaitan dengan minat beli ulang konsumen. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi acuan atau referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian berhubungan dengan store
37 atmosphere dan sensory marketing dengan minat beli ulang konsumen. Dimana hasil penelitian ini untuk variabel store atmosphere terhadap minat beli ulang sejalan dengan teori atau konsep dari Hussain dan Ali (2015) dalam penelitian Emes dan Sari (2019) dengan judul “Pengaruh Store Atmosphere terhadap Minat Beli Ulang pada Marka Coffee dan Kitchen”, sehingga apabila suatu ritel atau toko memiliki store atmosphere yang baik maka hal tersebut sangat berpengaruh terhadap tingginya niat para konsumen untuk melakukan pembelian ulang atau pembelian kembali.
Sedangkan untuk variabel sensory marketing terhadap minat beli ulang sejalan dengan teori atau konsep dari Solomon (2011) dalam penelitian Muhamad, Suharyono dan Alfisyahr (2017) dengan judul “Pengaruh Sensory Marketing terhadap Kepuasan Konsumen dan Minat Beli Ulang pada Konsumen Nomu 9 Bites dan Beverages di Kota Malang”, maka dapat dikatakan bahwa jika semakin baik sensory marketing yang dihasilkan, maka semakin tinggi pula niat para konsumen untuk melakukan pembelian ulang atau pembelian kembali.
IMPLIKASI MANAJERIAL
Toko Roti Breadtalk pasti menginginkan para konsumen untuk melakukan pembelian ulang atau pembelian kembali. Pada hasil penelitian ini, yang berkontribusi kecil dalam mempengaruhi minat beli ulang konsumen yaitu indikator penjelasan untuk tiap-tiap produk dan tata letak produk. Maka, perlu adanya peningkatan pada dua indikator tersebut. Sebaiknya Toko Roti Breadtalk mengevaluasi ulang terkait penjelasan yang ada pada tiap-tiap produk (roti), yang dimaksud adalah memikirkan kemungkinan apakah penjelasan pada tiap-tiap produk (roti) dihilangkan atau disajikan dalam bentuk lebih menarik yang sesuai untuk kalangan responden Toko Roti Breadtalk dan memperdalam lagi apakah responden menghendaki tampilan deskripsi atau penjelasan masing-masing roti yang lebih menarik bagi kalangan muda. Dari deskripsi responden diperoleh fakta bahwa 52% adalah kaum muda yang berusia 20-23 tahun. Demikian pula terkait dengan tata letak produk (roti), sebaiknya Toko Roti Breadtalk juga mengevaluasi ulang tata letak produk (roti) agar sesuai dengan kalangan muda.
Sedangkan pada variabel minat beli ulang indikator-indikator yang memiliki nilai rata-rata terendah yaitu membicarakan tentang roti Breadtalk dan menyarankan orang lain untuk membeli, maka perlu ada peningkatan pada dua indikator tersebut. Jika dilihat dari data responden berdasarkan Usia dimana rata-rata usia responden 20-23 dan data responden berdasarkan Pekerjaan dimana rata-rata pekerjaan responden yaitu pelajar / mahasiswa maka,
38 Toko Roti Breadtalk dapat mengupayakan agar para konsumen tertarik untuk membicarakan tentang roti Breadtalk dan menyarakan orang lain untuk membeli. Pada umumnya, kalangan muda (pelajar / mahasiswa) gemar membicarakan produk melalui sosial media, sehingga Toko Roti Breadtalk sebaiknya memikirkan cara-cara agar produknya dibicarakan secara online atau viral.
SARAN UNTUK PENELITIAN SELANJUTNYA
a Penelitian ini hanya menggunakan kuesioner langsung dalm mendapatkan data dari responden. Pada penelitian selanjutnya diharapkan untuk menggunakan, menggabungkan kuesioner dan Google Form sehingga pada penelitian selanjutnya dapat memperluas responden tidak hanya pada kota Solo.
b Pada penelitian selanjutnya diharapkan untuk membandingkan Breadtalk dengan toko roti lain yaitu seperti Toko Roti Dika, Toko Roti Boy, dan toko roti yang lainnya.
c Pada penelitian ini, peneliti mengalami dan mendapatkan hasil yang tidak valid dalam melakukan pretest pertama sehingga harus merubah pernyataan agar mampu mendapatkan hasil yang valid. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk membuat pernyataan atau pertanyaan kuesioner dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami oleh calon responden.
KETERBATASAN PENELITIAN
a Hasil penelitian dari variabel store atmosphere dan sensory marketing memiliki nilai kontribusi sebesar 27,3% terhadap minat beli ulang konsumen. Artinya, bahwa terdapat peluang bagi variabel-variabel lain yang dapat diteliti dalam penelitian selanjutnya, misalnya ketersediaan produk dan kemudahan mendapatkan produk. b Penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan untuk kasus di luar dari konsumen Toko
39