• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1.4. Tingkat Penguasaan Mahasiswa KBK tentang Penulisan Resep yang

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Mahasiswa KBK (n = 93 orang) Berdasarkan Kategori Tingkat Penguasaan dalam Penulisan Resep secara Baik dan Benar

Dari tabel di atas, dapat dilihat mayoritas daripada mahasiswa KBK masih lagi mempunyai penguasaan yang kurang dengan jumlahnya sebanyak 55 orang (59,1%) dan hanya sebanyak 1 orang yang berpenguasaan baik dalam penulisan resep yang mencatatkan peratusan paling kecil yaitu sebanyak 1,1%.

Tingkat penguasaan Frekuensi Persen (%)

Kurang 55 59,1

Sedang 37 39,8

Baik 1 1,1

5.1.5. Tingkat Penguasaan Mahasiswa Non-KBK tentang Penulisan Resep yang Baik dan Benar

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Mahasiswa Non-KBK (n = 93 orang) Berdasarkan Kategori Tingkat Penguasaan dalam Penulisan Resep secara Baik dan Benar

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa kebanyakan responden memiliki penguasaan yang sedang tentang penulisan resep yang baik dan benar dengan jumlah responden sebanyak 71 orang (76,3%). Hanya sebagian kecil dari responden berpenguasaan baik yaitu sebanyak 2 orang (2,2%).

Tingkat penguasaan Frekuensi Persen (%)

Kurang 20 21,5

Sedang 71 76,3

Baik 2 2,2

5.1.6. Analisa Pengujian Hipotesa dengan Menggunakan Chi Square

Pengujian hipotesa yang telah dikemukakan dalam bab 3 dilakukan dengan menggunakan kaedah Chi Square (X2) dengan hasilnya seperti yang berikut:

Tabel 5.6. Perbandingan frekuensi Tingkat Penguasaan Mahasiwa KBK (n = 93 orang) dan Non-KBK (n = 93 orang) tentang Penulisan Resep yang Baik dan

Benar

Kurikulum

Tingkat Penguasaan

Jumlah

Kurang Sedang Baik

KBK 55 (59,1%) 37 (39,8 %) 1 (1,1%) 93 (100,0%) Non-KBK 20 (21,5%) 71 (76,3%) 2 (2,2%) 93 (100,0%) Jumlah 75 (40,3%) 108 (58,1%) 3 (1,6%) 186 (100,0%)

Dengan menggunakan SPSS 16, data-data yang telah didapatkan diolah dalam tabel tabulasi silang dan didapatkan nilai X2 adalah bersamaan dengan 27,370, nilai df= 2 dan didapatkan distribusi bermakna secara signifikan dengan nilai p < 0,05. Maka, dengan ini hipotesis nol tidak dapat diterima karena nilai p kurang daripada nilai α yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 0,05.

Gambar 5.1. Perbandingan frekuensi Tingkat Penguasaan Mahasiwa KBK (n = 93 orang) dan Non-KBK (n = 93 orang) tentang Penulisan Resep yang Baik dan

Benar

Tabel 5.6 dan gambar 5.1 menunjukkan bahwa lebih banyak mahasiswa Non-KBK yang berpenguasaan sedang dalam penulisan resep yaitu sebanyak 71 orang (76,3%) berbanding mahasiswa KBK yang hanya mencatatkan jumlah mahasiswa sebanyak 37 orang (39,8%). Untuk kategori penguasaan baik, mahasiswa KBK mencatatkan jumlah hanya sebanyak 1 orang (1,1%) dibandingkan dengan mahasiswa non-KBK yang mencatatkan jumlah mahasiswa sebanyak 2 orang (2,2%). Dibandingkan dengan mahasiswa non-KBK yang hanya mencatatkan sebanyak 20 orang (21,5%) mahasiswa yang berada pada kategori kurang penguasaannya dalam penulisan resep, mahasiswa KBK menunjukkan angka yang lagi banyak jumlahnya pada kategori yang sama yaitu sebanyak 55 orang (59,1%). Mayoritas daripada mahasiswa non-KBK berpenguasaan sedang namun sebagian besar mahasiswa KBK berpenguasaan kurang dalam penulisan resep secara baik dan benar.

5.1.7. Kesalahan-kesalahan yang Dilakukan dalam Penulisan Resep oleh Mahasiswa

Tabel 5.7. Jenis Kesalahan yang Dilakukan Mahasiswa KBK dan non-KBK dalam Menulis Resep

Jenis Kesalahan KBK Non-KBK

Jumlah %

n % n %

Tulisan yang jelek (susah dibaca dan difahami)

37 39,8 44 47,3 81 43,5

INSCRIPTIO

Tiada nama dokter penulis resep

66 71,0 28 30,1 94 50,5

Tiada alamat dokter 72 77,4 32 34,4 104 55,9

Tiada nomor surat izin praktek

80 86,0 57 61,3 137 73,7

Tiada nama kota dan tanggal resep ditulis

70 75,3 52 55,9 122 67,8

Tiada nama kota sahaja 10 10,8 6 6,5 16 8,6

INVOCATIO

Tiada simbol R/ (berikanlah)

0 0 2 2,2 2 1,1

PRESCRIPTIO/ ORDONATIO Tiada bentuk sediaan obat atau kaedah penulisannya

yang salah

Huruf kecil di hadapan nama obat

24 25,8 13 14,0 37 19,9

Ejaan nama obat yang salah

16 17,2 20 21,5 36 19,4

Menggunakan singkatan dalam penulisan nama obat

6 6,5 1 1,1 7 3,8

Penulisan nama obat tidak lengkap

8 8,6 18 19,4 26 14,0

Tidak dinyatakan dosis dan kekuatan obat atau kaidah penulisannya yang salah

7 7,5 28 30,1 35 18,8

Tidak dinyatakan wadah obat atau kaidah penulisannya yang salah

59 63,4 63 67,7 122 65,6

Tidak dinyatakan kuantitas atau jumlah obat atau kaidah penulisannya yang salah

8 8,6 6 6,5 14 7,5

Tidak dinyatakan aturan pemakaian obat atau kaidah penulisannya yang salah

80 86,0 92 98,9 172 92,5

SUBSCRIPTIO

resep

Tidak dinyatakan pro yaitu peruntukan

32 34,4 11 46,2 43 23,1

Berdasarkan tabel 5,7 dapat dinyatakan bahwa jenis kesalahan yang paling sering dilakukan mahasiswa secara keseluruhannya adalah tidak dinyatakan aturan pemakaian obat atau kaedah penulisannya yang salah yaitu sebanyak 172 orang (92,5%) sementara jenis kesalahan yang paling sedikit dilakukan mahasiswa secara keseluruhannya adalah tidak dituliskan simbol R/ (berikanlah) yaitu sebanyak 2 orang (1,1%). Bagi mahasiswa KBK, jenis kesalahan yang paling banyak dilakukan adalah tidak dinyatakan nomor surat izin praktek serta tidak dinyatakan aturan pemakaian obat atau kaidah penulisannya yang salah yaitu sebanyak 80 orang (86,0%) berbeda dengan mahasiswa non-KBK yang paling banyak melakukan kesalahan dalam penulisan aturan pemakaian obat sahaja yaitu sebanyak 92 orang (98,9%). Jenis kesalahan yang paling sedikit dilakukan oleh mahasiswa KBK dan non-KBK adalah sama yaitu penggunaan singkatan dalam penulisan nama obat yang masing-masing mencatatkan jumlah sebanyak 6 orang (6,5%) dan 1 orang (1,1%). Semua mahasiswa KBK menuliskan simbol R/ (berikanlah) dalam resep tulisan tangan mereka dibandingkan dengan mahasiswa non-KBK yang mencatatkan jumlah sebanyak 2 orang (2,2%) yang tidak menyatakan simbol R/ (berikanlah).

5.2. Pembahasan

5.2.1. Tingkat Penguasaan Mahasiswa Sistem KBK dan Non-KBK tentang Penulisan Resep yang Baik dan Benar

Dengan menyebarkan angket yang mengandungi 4 pertanyaan yang telah terbukti valid, yakni ia benar-benar bisa mengukur variabel yang ingin diukurkan oleh peneliti serta telah diuji reabilitasnya bagi memastikan instrumen itu menghasilkan ukuran yang konsisten dengan menggunakan SPSS 16, maka telah diperoleh bahwa tingkat penguasaan mahasiswa kedokteran Universitas Sumatera Utara yang sedang menjalani kepaniteraan klinik di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik secara keseluruhannya masih lagi tergolong dalam penguasaan yang sedang tentang penulisan resep yaitu sebanyak 108 orang (58,1%) dengan komposisi sebanyak 71 orang (76,3%) mahasiswa sistem non-KBK dan bakinya sebanyak 37 orang lagi (39,8%) adalah mahasiswa sistem KBK. Hanya sebanyak 3 orang (1,6%) daripada keseluruhan mahasiswa berpenguasaan baik dalam peresepan yang mana mayoritasnya merupakan mahasiswa sistem non-KBK yang mencatatkan angka sebanyak 2 orang (2,2%) dan 1 orang (1,1%) lagi merupakan mahasiswa KBK. Di sini dapat dilihat bahwa mahasiswa sistem non-KBK lebih mengetahui dan menguasai akan penulisan resep berbanding dengan mahasiswa KBK. Seharusnya mahasiswa KBK lebih mengetahui dan menguasai tentang penulisan resep karena sepanjang praktikum farmakologi pada semester 4 dan 5, mereka didedahkan dengan penulisan resep yang dalam masa yang sama mereka dikehendaki mengkaji interaksi obat yang terdapat dalam resep tersebut berbanding mahasiswa non-KBK yang didedahkan pembelajaran tentang peresepan hanya 1 kali sewaktu kuliah dan sedikit masukan pada praktikum farmakologi. Dibandingkan dengan mahasiswa non-KBK yang lebih lama meninggalkan pembelajaran peresepan yaitu dalam masa 2 tahun, mahasiswa KBK telah meninggalkan pembelajaran peresepan hanya dalam masa kurang 1 tahun. Jadi, jika difikir secara logik tidak wajar bagi mahasiswa KBK untuk kurang memahami tentang penulisan resep berbanding mahasiswa non-KBK. Antara faktor yang memicu terjadinya hal ini mungkin disebabkan suasana

pembelajaran praktikum farmakologi mahasiswa non-KBK lebih ketat berbanding mahasiswa KBK yang mana mereka diwajibkan untuk mengulang untuk satu semester jika tidak lulus dalam praktikum farmakologi, menyebabkan mereka lebih serius dalam mempelajari penulisan resep berbanding mahasiswa KBK. Dari segi faktor pengalaman pula, mahasiswa sistem non-KBK terlebih dahulu dan lebih lama didedahkan dengan latihan klinikal yaitu 1 tahun lebih awal daripada mahasiswa sistem KBK menyebabkan mereka lebih terbiasa dengan rutin penulisan resep bersesuaian dengan pepatah yang mengatakan bahwa pengalaman adalah guru yang baik, yang mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan (Notoadmodjo, 2005). Selain itu, sistem kurikulum berbasis kompetensi yang lebih menekankan upaya pelajar itu sendiri dalam mencari pengetahuan dalam mencapai standar kompetensi yang bersesuaian dengan kehendak masyarakat dibandingkan dengan sistem kurikulum berbasis inti yang lebih tertumpu kepada perpindahan pengetahuan sepenuhnya daripada guru kepada pelajar mungkin menyebabkan mahasiswa KBK kurang mengerti akan penulisan resep memandangkan segala pengetahuan yang mereka perolehi tentang peresepan merupakan hasil pencarian mereka sendiri dan guru lebih berperan sebagai fasilitator dan motivator daripada sebagai pemberi maklumat (Direktorat Akademik, 2008).

5.2.2. Jenis Kesalahan dalam Penulisan Resep Mahasiswa

Antara kesemua penulisan resep hasil tulisan mahasiswa, hanya sebanyak 2 resep yang tidak mengandungi kesalahan dalam penulisannya. Bakinya sebanyak 184 resep lagi mengandungi sekurang-kurangnya 1 jenis kesalahan dalam penulisan resep. Secara keseluruhannya, jenis kesalahan yang paling sering dilakukan mahasiswa adalah dari segi penulisan aturan pemakaian obat. Terdapat mahasiswa yang tidak mencantumkan aturan pemakaian obat dalam resep hasil tulisan tangan mereka dan ada pula yang menulis aturan pemakaian obat dengan kaedah yang salah seperti S 3 dd tab 1 di mana nomor 1 dituliskan dalam bahasa

Romawi, S1 dd3, S1 dd prn, kp tab I serta dituliskan sue walaupun obat yang diberikan dalam bentuk tablet.

Dibandingkan dengan suatu penelitian di Hospital Pendidikan Medik Nobel di Biratnagar, Nepal yang mencatatkan sebanyak 0% kesalahan dalam tiadanya tercatat nama pasien yang mana jenis kesalahan ini telah didapatkan dalam penelitian ini yang mana sebanyak 43 orang (23,1%) mahasiswa tidak mencatatkan nama pasiennya dalam resep mereka. Hal ini mungkin disebabkan pada resep yang dilakukan penelitiannya di Nepal tersebut, nama pasien telah diprogramkan secara automatik di dalam program komputer dan hanya perlu dicetak menggunakan mesin cetak ( Ansari dan Neupane, 2009).

Masalah tulisan yang jelek serta tidak dapat dibaca masih lagi menjadi isu dalam peresepan resep secara global, yang mana pada penelitian ini, sebanyak 81 orang (43,5%) resep penulisan mahasiswa susah dibaca dan dimengerti, di mana pada penelitian di Hospital Sudan turut mencatatkan jenis kesalahan ini namun peratusan yang lebih kecil yaitu sebanyak 15,8% (Yousif, E et all., 2006). Sementara pada suatu kajian tentang kesalahan dalam penulisan resep yang dijalankan di Nobel Medical College & Teaching Hospital di Biratnagar, Nepal juga masih mempunyai resep yang mempunyai tulisan yang tidak dapat dibaca namun dengan peratusan yang lebih kecil berbanding kajian ini dan kajian di Sudan, yaitu sebanyak 0,63% (Ansari dan Neupane, 2009). Penulisan resep secara jelek merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan pengobatan umum yang mana hasil tulisan yang jelek ini mempunyai resiko yang besar untuk salah baca yang pada akhirnya akan menyebabkan salah dalam penafsiran untuk pembagian obat (Pinzon, 2008). Sebagai contoh, ”.1” disalah tafsirkan sebagai ”1” yang menyebabkan terjadinya overdosis sebanyak 10 kali ganda disebabkan tanda desimal yang tidak dapat dilihat dengan jelas. Hal ini dapat mengundang akibat yang buruk pada kesehatan pasien. Tulisan yang tidak jelas dapat mengundang bahaya terutamanya apabila obat yang ditulis disalah tafsirkan dengan obat yang mempunyai nama yang hampir serupa dengan obat

yang lain namun memberikan efek yang berlainan, seperti acetazolamide dan acetohexamide, methotrexate dan metolazone (Lofholm dan Katzung, 2007).

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada mahasiswa sistem KBK dan non-KBK yang sedang menjalani kepaniteraan klinik di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik tentang penulisan resep yang baik dan benar, dapat dilakukan kesimpulan seperti yang berikut:

a. Secara keseluruhan, sebagian besar dari mahasiswa kedokteran Universitas Sumatera Utara yang sedang menjalani kepaniteraan klinik di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik mempunyai penguasaan yang sedang tentang peresepan, yaitu sebanyak 108 orang (58,1%), diikuti dengan mahasiswa yang berpenguasaan kurang, yaitu sebanyak 75 orang (40,3%) dan hanya sebagian kecil mahasiswa berpenguasaan baik, yaitu sebanyak 3 orang (1,6%).

b. Jenis kesalahan yang sering dilakukan mahasiswa secara keseluruhannya adalah tidak dinyatakan aturan pemakaian obat atau kaedah penulisannya yang salah yaitu sebanyak 172 orang (92,5%) sementara jenis kesalahan yang paling sedikit dilakukan mahasiswa secara keseluruhannya adalah tidak dituliskan simbol R/ (berikanlah) yaitu sebanyak 2 orang (1,1%). c. Mahasiswa non-KBK lebih menguasai penulisan resep secara baik dan

benar dibandingkan mahasiswa KBK karena sebagian besar mahasiswa non-KBK mempunyai tingkat penguasaan yang sedang tentang penulisan resep yaitu sebanyak 71 orang (76,3%) dibandingkan dengan mahasiswa KBK yang mayoritasnya mempunyai penguasaan yang kurang tentang penulisan resep, yaitu sebanyak 55 orang (59,1%).

6.2. Saran

6.2.1. Bagi Unit Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan data yang didapatkan dari penelitian, diharapkan Unit Farmakologi FK USU dapat melakukan inisiatif tambahan dalam usaha untuk meningkatkan lagi tingkat penguasaan mahasiswa sistem KBK yang sedia ada dari segi penambahan jumlah materi dan jumlah jam kredit khusus bagi pembelajaran tentang penulisan resep.

6.2.2. Bagi pendidikan kedokteran

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan masukan bagi mahasiswa sistem KBK yang masih lagi belum menjalani kepaniteraan klinik agar dapat memperbaiki dan melengkapkan diri mereka dengan pengetahuan yang selengkapnya tentang penulisan resep secara baik dan benar sebelum mereka menjalani kepaniteraan klinik. Analisa daripada jenis kesalahan yang sering dilakukan oleh responden dalam penelitian ini dalam resep hasil tulisan tangan mereka dapat dijadikan panduan dalam meningkatkan lagi mutu pengetahuan dan penguasaan mereka dalam peresepan.

6.2.3. Bagi peneliti selanjutnya

Penulis juga berharap supaya peneliti yang ingin meneruskan penelitian ini dapat mengkaji faktor-faktor yang menyebabkan mahasiswa non-KBK lebih baik penguasaannya dalam penulisan resep berbanding mahasiswa KBK. Selain itu, diharapkan juga kepada peneliti untuk melakukan penelitian yang sama untuk mengetahui perbandingan tingkat penguasaan tentang peresepan antara mahasiswa kedokteran dan dokter. Diharapkan juga kepada peneliti yang lain untuk turut melakukan penelitian seperti ini di lokasi lain dan dapat mengobservasi serta mengkaji kembali instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anief, M., 2000. Peraturan Perundang-undangan Farmasi. Dalam: Anief M., ed.

Ilmu Meracik Obat: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 10-22.

Ansari, M. & Neupane, D., 2009. Study on Determination of Errors in

prescription writing: A semielectronic perspective. Kathmandu University Medical Journal, 7 (3): 238-241.

Computerized Prescriber Order Entry. Archieves of Internal Medicine, 164

(7): 785-792.

Dahlan, M.S., 2008. Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang

Kedokteran dan Kesehatan Berdasarkan Prinsip IKVE 1741 Important (1)

Konsisten (7) Valid (4) Etis (1). 1st ed. Jakarta: CV. Sagung Seto.

De Vries, T.P.G.M., Henning, R.H., Hogerzeil, H.V., dan Fresle, D.A., 1998. Bab 9: Langkah 4: Tuliskan Resepnya. Dalam: Sofia ed. Pedoman Penulisan

Resep. Bandung, Indonesia: Penerbit ITB Bandung, 62-69.

Editorial Advisory Board-Asia, 2008. MIMS Annual: Full Prescribing

Information. 18th ed. Indonesia: Ben Yeo.

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, 2010. Keputusan Rektor

Universitas Sumatera Utara Nomor: 1019/ H5.1. R/SK/SPB/2010 Tentang Peraturan Akademik Pendidikan Sarjana Kedokteran (S-1) pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Fakultas Kedokteran Universitas

Hardjosaputra, S.L.P., Purwanto L., Kemalasari T., Kunardi L., Indriyantoro dan Indriyani, N., 2008. DOI: Daftar Obat di Indonesia. 11th ed. Jakarta: PT. Muliapurna Jayaterbit.

Hartayu, T.S. dan Widayati, A., 2004-2005. Kajian Kelengkapan Resep Pediatri

yang Berpotensi Menimbulkan Medication Error di 2 Rumah Sakit dan 10 Apotek di Yogyakarta, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta: 89-100.

Jas, A., 2007. Perihal Resep & Dosis Serta Latihan Menulis Resep. 1st ed. Medan, Indonesia: Universitas Sumatera Utara Press, 1-13.

Jas, A., 2009. Perihal Resep & Dosis Serta Latihan Menulis Resep. 2nd ed.

Medan, Indonesia: Universitas Sumatera Utara Press, 1-15.

Kwartolo, Y., 2002. Catatan Kritis tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi.

Jurnal Pendidikan Penabur, 1: 106-116.

Lee, B.H., 2006. Minimizing Prescription Writing Errors: Computerized

Prescription Order Entry, John Hopkins Medical Institutions. Available

from:

Lofholm, P.W. & Katzung, B.G., 2007. Rational Prescribing & Prescription

Writing. Dalam: Lofholm, P.W., & Katzung, B.G. (eds). Basic and Clinical Pharmacology. USA: Mc Graw Hills, 1063-1072.

Lubis, H.M.Y. & Nasution, R.H., 1993. Bab IX: Pengobatan yang Rasional.

Dalam: Lubis, H.M.Y. & Nasution, R.H., (eds). Pengantar Farmakologi.

Medan, Indonesia: PT. Pustaka Widyasarana, 65-86.

MIMS Indonesia, 2010. Amoxicillin Full Drug Information. MIMS Indonesia.

Available from:

MIMS Indonesia, 2010. Ethiflox Full Drug Information. MIMS Indonesia.

Available from:

MIMS Indonesia, 2010. Guaifenesin Full Drug Information. MIMS Indonesia.

Available from:

MIMS Indonesia, 2010. Meptin Mini Full Drug Information. MIMS Indonesia.

Available from:

2010].

MIMS Indonesia, 2010. Paracetamol Full Drug Information. MIMS Indonesia.

Available from:

MIMS Indonesia, 2010. Thimelon Full Drug Information. MIMS Indonesia.

Available from:

MIMS Indonesia, 2010. Ulzol Full Drug Information. MIMS Indonesia. Available from:

Notoadmodjo, S., 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Notoadmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. 3rd ed. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Pinzon, R., 2008. Peresepan Elektronik Untuk Meningkatkan Keamanan

Pengobatan di Rumah Sakit, Cermin Dunia Kedokteran

, 35 (2): 102-103.

Pratomo, H., 1990. Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian Bidang Kesehatan

Masyarakat dan Keluarga Berencana/ Kependudukan. Jakarta: Unit

Pelaksana Proyek Pengembangan SKM di Indonesia.

Sastroasmoro, S. & Ismael S., 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. 3rd ed. Jakarta: CV. Sagung Seto.

Sibagariang, E.E., Julianie, Rismalinda, dan Nurzannah, S., 2010. Buku Saku

Metodologi Penelitian Untuk Mahasiswa Diploma Kesehatan. 1st ed.

Sub Direktorat KPS, 2008. Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis

Kompetensi Pendidikan Tinggi, Direktorat Akademik, Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi.

Syamsuni, H.A., 2007. Bab 1: Konsep Kefarmasian. Dalam: Elviana E.&, Syarief W.R., (eds). Ilmu Resep. Indonesia: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1-38.

Tantra, D.K., 2009. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Universitas Pendidikan

Ganesha, Singaraja. Available from:

Theresa, C., Reducing Medication Errors, New York Public Interest Research

Group. Available from:

[Accesed: 28 March 2010].

Tiolena, R., 2008 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan pada Wanita Penderita Kanker Payudara RSUP H. Adam Malik Medan

Tahun 2008. Available from:

[Accesed: 29 Oktober 2010]

Wahyuni, A.S., 2007. Statistika Kedokteran (disertai aplikasi dengan SPSS). Jakarta Timur: Bamboedoea Communication.

Yousif, E., Ahmed, A.M., Abdalla, M.E., dan Abdelgadir, M.A., 2006.

Deficiencies in medical prescriptions in a Sudanese Hospital. Eastern Mediterranean Health Journal, 12 (6): 915-918.

Yusuf, H., & Ali, M., 1983. Singkatan Latin dalam Resep Dokter. Medan: Bagian Farmasi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

LAMPIRAN I

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Wan Nur Syahirah binti Wan Jusoh Tempat/ Tanggal Lahir: Malaysia/ 12 April 1988

Agama : Islam

Alamat : Lot 13836, Taman Abadi, Jalan Gong Badak 21300 Kuala Terengganu, Malaysia.

Riwayat Pendidikan : 1. Sekolah Kebangsaan Paloh

2. Sekolah Menengah Kebangsaan Agama Sheikh Abdul Malek

3. Maktab Rendah Sains MARA Pendang

4. Maktab Rendah Sains MARA Pengkalan Chepa 5. Kolej MARA Kulim

6. Allianze College of Medical Sciences Riwayat Pelatihan : Seminar and Training in Research Proposal Riwayat Organisasi : 1. Persatuan Mahasiswa USU

2. Pertubuhan Kebangsaan Pelajar-pelajar Malaysia di Indonesia Cawangan Medan (PKPMI)

LAMPIRAN II: INFORM CONSENT

BAGIAN I: LEMBAR INFORMASI

Kepada Yth saudara/saudari Mahasiswa Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Formulir ini bertujuan untuk meminta persetujuan saudara/saudari untuk berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang berjudul “Perbandingan Tingkat Penguasaan Peresepan Antara Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Sistem KBK dan Non-KBK” yang dilaksanakan oleh: Nama Peneliti: Wan Nur Syahirah binti Wan Jusoh

NIM: 070100433

Yang merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan kepada saudara/saudari sebagai responden dan semua informasi yang diberikan akan dijaga kerahasiannya serta hanya digunakan demi kepentingan penelitian.

Adalah dimaklumkan bahwa penelitian ini bersifat sukarela yang mana saudara/saudari boleh menolak atau menyetujui untuk menjadi responden atas kerelaan sendiri dan tiada kesan negatif yang akan timbul atas keputusan yang telah ditetapkan. Sekiranya saudara/saudari bersetuju untuk menjadi responden, saya minta kerjasama dari saudara/saudari untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan.

Saya ucapkan terima kasih atas ketersediaan dan perhatian yang diberikan oleh saudara/saudari.

Medan, ………,

Peneliti,

BAGIAN II: LEMBAR PERSETUJUAN

Saya yang bernama seperti di bawah dengan ini setuju untuk menjadi responden penelitian yang dilaksanakan oleh Wan Nur Syahirah binti Wan Jusoh dengan judulnya “Perbandingan Tingkat Penguasaan Peresepan Antara Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Sistem KBK dan Non-KBK”. Dengan ini saya menyatakan bahwa saya telah membaca lembar informasi dan memahami sepenuhnya mengenai penelitian yang akan dilakukan. Keputusan saya untuk berpartisipasi sebagai responden dibuat atas kerelaan saya sendiri tanpa unsur paksaan. Tandatangan saya di bawah ini menunjukkan ketersediaan dan kesetujuan saya untuk bertindak sebagai responden.

Medan, ……….,

(Tandatangan Responden) Nama

LAMPIRAN III: KUESIONER PENELITIAN Bagian A

Pertanyaan 1

Seorang wanita bernama N, berumur 25 tahun datang ke praktek dokter dengan keluhan infeksi saluran nafas yang disertai gejala demam, batuk dan pilek sejak 2 hari yang lalu. Dokter kemudiannya memberikan obat bentuk kapsul berisi 500 mg amoxicillin sebanyak 15 kapsul dipakai 3 kali sehari, tablet 500 mg paracetamol sebanyak 10 tablet, diberikan jika demam 1 tablet dan sirup obat batuk dextromethorphan Hbr 1 botol diguna 3 kali sehari satu senduk makan.

Tulislah sebuah resep yang baik dan benar untuk Ny. N mengikut kaedah dan format penulisan resep.

Bagian B

Pertanyaan 2 adalah berdasarkan penulisan resep yang berikut:

RESEP I

2. Sebutkan jenis kesalahan yang terdapat dalam penulisan resep di atas apabila ada.

Dr. X Praktek:

SIP: 126/75/DINKES/2007 Jam 0900 – 1200

Klinik X Jam 1600 – 2000

Jalan Suleman II, No 4

Pertanyaan 3 dan 4 adalah berdasarkan penulisan resep yang berikut:

RESEP II

3. Apakah terdapat kesalahan dalam penulisan resep II ?

A. Ya B. Tidak

4. Sebutkan jenis kesalahan yang terdapat dalam penulisan resep II apabila ada. Dr. Y, Sp.THT RSU Y, Jalan Aman No 7 Medan No Tel: 0894572311 Medan, 4 Januari 2010 Pro: R Umur: 6 tahun

Keterangan:

Jawaban untuk pertanyaan bagian A: Nomor

Pertanyaan

Jawaban bagi bagian A

1. Resep yang ditulis mahasiswa diberi nilai seperti berikut sekiranya perkara-perkara ini terdapat di dalam resep hasil tulisan mereka:

Tulisan yang dapat dibaca dan dipahami = 1

Inscriptio

Nama dokter =1 Alamat dokter = 1

Nomor surat izin praktek = 1 Kota dan tanggal resep ditulis= 1

Invocatio

Simbol R/ (berikanlah) = 1

Prescriptio/ordonatio

Bentuk sediaan obat termasuk kaidah penulisannnya yang betul = 1

Nama obat termasuk kaidah penulisannnya yang betul = 1 Dosis dan kekuatan obat = 1

Wadah obat termasuk kaidah penulisannnya yang betul = 1 Kuantitas atau jumlah obat termasuk kaidah penulisannnya yang betul = 1

Signatura

Aturan pemakaian obat termasuk kaidah penulisannnya yang

Dokumen terkait