• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Propinsi Pengurus Cabang

Dalam dokumen KATA SAMBUTAN. Assalamualaikum wr wb, (Halaman 31-48)

a. Pengurus cabang adalah Pimpinan organisasi pada tingkat Propinsi yang berkedudukan di Ibukota propinsi.

b. Susunan pengurus dapat mengikuti susunan struktur PP atau disusun sesuai kebutuhan organisasi ditingkat pusat.

c. Badan kelengkapan lain dapat ditambahkan bila sangat dibutuhkan perhimpunan dengan mengacu pada peraturan organisasi.

d. Ditingkat Kabupaten / Kotamadya yang anggotanya lebih dari 5 (lima) boleh membentuk komisariat.

Pasal 15 Badan kelengkapan 1. Kongres Nasional (KONAS)

a. Status:

• Kongres merupakan kekuasaan tertinggi organisasi.

• Kongres pada dasarnya merupakan wadah musyawarah dan mufakat para utusan.

• Kongres dilakukan sekali dalam 3 (tiga) tahun.

• Dalam keadaan luar biasa, kongres dapat diadakan sewaktu-waktu, disebut sebagai Kongres Luar Biasa, atas usul sekurang kurangnya setengah jumlah cabang tambah satu.

b. Kekuasaan dan wewenang:

• Mengubah dan menyempurnakan

anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perhimpunan.

• Menilai laporan pertanggung jawaban Pengurus Pusat perhimpunan.

• Memilih dan menetapkan Ketua Pengurus Pusat.

• Menetapkan tempat kongres berikutnya. • Tata Tertib sidang kongres dibuat oleh

Pengurus Pusat dan selanjutnya disahkan didalam sidang pleno kongres.

• Menetapkan dan memilih Pimpinan atau Redaksi Majalah Anestesiologi dan Terapi Intensif.

• Menetapkan dan memilih Kolegium. c. Pelaksanaan Kongres

• Kongres diselenggarakan oleh Pengurus Pusat dan sebagai pelaksana tekhnis oleh panitia pelaksana kongres.

• Panitia pelaksana kongres dibentuk oleh Pengurus Pusat dengan surat keputusan. • Kongres dihadiri oleh Pengurus Pusat dan

utusan cabang dengan membawa surat mandat resmi.

• Ketua dan sekretaris PP memimpin dan membuka sidang, sebagai pimpinan sidang sementara.

• Ketua sidang mengesahkan korum,

pengesahan agenda dan tata tertib sidang dan memimpin pemilihan ketua sidang.

• Setelah Pimpinan sidang baru terpilih maka pimpinan sidang sementara menyerahkan pimpinan sidang kepada pimpinan sidang

terpilih dan sekaligus pernyataan

demisioner.

• Peserta kongres terdiri dari Pengurus Pusat, dan para utusan cabang.

• Peserta Kongres khususnya pemegang

mandat atau pemilik suara membawa surat mandat resmi yang ditanda tangani Ketua cabang serta dapat dilampirkan tanda bukti pemberi mandat.

• Satu pemegang mandat atau setiap utusan cabang mewakili 5 (lima) anggota.

• Kongres sah bila dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah peserta kongres, bila persyaratan di atas tidak terpenuhi, maka kongres diundur paling lama 2 (dua) jam atau sesuai kesepakatan peserta yang hadir setelah itu kongres dianggap sah

dengan peserta yang telah hadir.

• Hal-hal yang belum tercantum dalam ART ini dan dianggap sangat penting maka

dimungkinkan dicantumkan dalam

perangkat organisasi, sepanjang tidak bertentangan dengan anggaran dasar dan aturan-aturan yang lazim dalam organisasi. 2. Musyawarah Pimpinan Pusat

a. Status:

- Musyawarah pimpinan pusat dihadiri oleh Ketua Umum dan Sekretaris Umum Pengurus Pusat Perdatin, Ketua Kolegium, Ketua Dewan Pertimbangan, Ketua Redaksi Majalah Anestesia.

b. Kekuasaan dan wewenang:

- Menetapkan kebijaksanaan strategis yang tidak tertera dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga baik dalam skala nasional maupun internasional.

- Menilai dan menerima Laporan pertanggungjawaban kolegium dari Ketua Kolegium dan Ketua Redaksi Majalah Anestesia.

c. Pelaksanaan Musyawarah

- Sekurang-kurangnya dilakukan sekali

dalam masa kepengurusan. 3. Musyawarah Cabang.

a. Status:

• Musyawarah Cabang merupakan

kekuasaan tertinggi organisasi ditingkat Cabang.

• Musyawarah Cabang pada dasarnya

merupakan wadah musyawarah dan mufakat para anggota cabang.

• Musyawarah Cabang dilakukan sekali dalam 3 (tiga) tahun dan Ketua Pengurus Cabang mempertanggung jawabkan kepengurusan selama periode tersebut,

Dan dalam masa peralihan penggabungan pengurus cabang hanya ada pada tingkat propinsi maka pengurus cabang lama hanya mempertanggung jawabkan masa tugasnya kepada anggota kepengurusannya.

• Dalam keadaan luar biasa, Musyawarah Cabang dapat diadakan sewaktu-waktu atas usul sekurang kurangnya setengah jumlah anggota cabang plus satu, disebut Musyawarah Cabang Luar Biasa.

• Setiap Cabang minimal mempunyai 5

(lima) anggota, sehingga yang akan membuat cabang baru harus memenuhi kriteria tersebut.

b. Kekuasaan dan wewenang:

• Mensosialisasikan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga perhimpunan.

melaksanakan hasil rapat kerja nasional.

• Menilai laporan pertanggung jawaban

Pengurus Cabang perhimpunan.

• Memilih dan menetapkan Ketua Pengurus Cabang

• Tata Tertib sidang Musyawarah Cabang dibuat oleh pengurus cabang dan selanjutnya disahkan didalam sidang pleno Musyawarah Cabang

c. Pelaksanaan Musyawarah Cabang

• Musyawarah Cabang diselenggarakan

oleh Pengurus Cabang dan sebagai pelaksana tekhnis oleh panitia pelaksana. • Panitia pelaksana Musyawarah Cabang dibentuk oleh pengurus cabang dengan surat keputusan.

• Musyawarah Cabang dihadiri oleh utusan Pengurus Pusat, Pengurus Cabang dan peserta / anggota cabang, termasuk

anggota dari pengurus cabang lain yang harus bergabung ditingkat propinsi.

• Undangan peserta pada Pelaksanaan

Musyawarah Cabang dilakukan oleh pengurus cabang yang ada di tingkat propinsi.

• Ketua dan sekretaris Musyawarah

Cabang memimpin dan membuka sidang sebagai pimpinan sidang sementara.

• Ketua sidang mengesahkan korum,

pengesahan agenda dan tata tertib sidang dan memimpin pemilihan ketua sidang baru.

• Setelah pimpinan sidang baru terpilih maka pimpinan lama menyerahkan pimpinan sidang dan sekaligus pernyataan demisioner.

• Peserta kongres terdiri dari Pengurus Cabang ditingkat propinsi dan pengurus cabang yang bergabung ketingkat

propinsi.

• Peserta pemegang mandat atau pemilik suara di musyawarah cabang adalah anggota cabang ditingkat propinsi. • Satu pemegang mandat ditingkat cabang

mewakili 5 (lima) anggota.

• Hal-hal yang belum tercantum dalam

pelaksanaan Musyawarah Cabang ini dimungkinkan untuk dicantumkan dalam tata tertib selama sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan Musyawarah Cabang 3. Rapat Kerja Nasional

a. Status:

• Rapat kerja nasional adalah rapat yang dihadiri oleh segenap perangkat organisasi dari tingkat pusat dan cabang. • Rapat kerja nasional diadakan

sekurang-kurangnya dilakukan sekali dalam setahun.

• Dalam keadaan luar biasa rapat kerja nasional dapat diadakan sewaktu-waktu atas usul pengurus cabang dan mendapat persetujuan sekurang-kurangnya oleh setengah jumlah cabang yang ada.

b. Kekuasaan dan Wewenang:

• Membuat atau menyusun program kerja Nasional dan menyelesaikan hal-hal yang diamanatkan dalam kongres.

• Membuat rencana strategis lainnya yang diperlukan organisasi.

• Mengadakan menyusun persiapan

bahan-bahan kongres yang akan datang. c. Tata tertib rapat kerja nasional :

• Rapat kerja nasional diadakan oleh pengurus pusat.

dapat dibentuk dan bertangung jawab mengenai segi teknis penyelenggaraan rapat kerja nasional.

• Rapat kerja nasional dihadiri oleh seluruh pengurus pusat, ketua dan sekretaris Pengurus cabang, atau undangan lainnya.

• Rapat kerja nasional sah jika dihadiri lebih dari setengah jumlah pengurus Cabang.

• Bila persyaratan di atas tidak dipenuhi, maka rapat kerja nasional diundur 2 (dua) jam dan paling lama 1X24 jam dan setelah itu rapat kerja nasional dianggap sah dengan jumlah utusan yang hadir. • Rapat kerja nasional dipimpin oleh ketua

umum dan sekretaris umum.

• Hal-hal yang belum tercantum dalam tata tertib ini, dapat ditambahkan sepanjang tidak bertentangan anggaran dasar dan

anggaran rumah tangga. 5. Rapat Pimpinan Harian

a. Status

• Rapat pimpinan harian adalah rapat

pimpinan yang dihadiri ketua umum, para wakil ketua, sekretaris umum, para wakil sekertaris, bendahara dan para wakil bendahara.

• Keputusan yang dapat dikeluarkan

adalah hal-hal yang sangat segera dan tidak vital pada perhimpunan serta pengeluaran/belanja keuangan tidak lebih 100 juta rupiah.

b. Kekuasaan dan wewenang.

• Memutuskan hal-hal yang perlu segera dilakukan demi kelancaran organisasi.

• Membuat perencanaan pra rapat kerja

• Monitoring dan evaluasi keuangan, administrasi dan tugas-tugas lainnya yang menjadi tanggung jawab pengurus pusat.

• Membuat kesepakatan bersama antara

institusi atau mitra kerja lainnya. c. Pelaksanaan Rapat Pimpinan Harian

• Rapat minimal 3 (tiga) bulan sekali

kecuali ada hal-hal yang mendesak yang perlu diselesaikan.

• Rapat dapat dilaksanakan di wilayah

kerja perhimpunan.

• Agenda rapat dan hasil-hasilnya dapat dilaporkan pada rapat pleno perhimpunan.

6. Rapat Pimpinan Harian diperluas a. Status

adalah rapat yang dihadiri pimpinan harian ditambah dan dengan salah satu atau lebih pengurus / bidang lainnya. • Dapat memutuskan hal-hal yang strategis

yang sesuai bidang pembahasan terkait kepentingan perhimpunan.

• Keputusan yang dapat dikeluarkan

adalah hal-hal yang sangat segera dan tidak vital pada perhimpunan serta pengeluaran / belanja keuangan tidak lebih 100 juta rupiah.

b. Kekuasaan dan wewenang.

• Memutuskan hal-hal / kegiatan yang perlu segera dilakukan demi kelancaran organisasi.

• Membuat perencanaan pra rapat kerja

dan lain-lain.

• Monitoring dan evaluasi keuangan,

yang menjadi tanggung jawab pengurus pusat.

• Membuat kesepakatan bersama antara

institusi atau mitra kerja lainnya.

c. Pelaksanaan Rapat Pimpinan yang diperluas. • Rapat dapat dilakukan sesuai kebutuhan

organisasi dan dapat dilakukan setiap saat diperlukan.

• Rapat dapat dilaksanakan di wilayah

kerja perhimpunan.

• Agenda rapat menyesuaikan kebutuhan

dan hasil-hasilnya dapat dilaporkan pada rapat pleno perhimpunan.

Pasal 16

1. Pengurus Pusat

Dalam dokumen KATA SAMBUTAN. Assalamualaikum wr wb, (Halaman 31-48)

Dokumen terkait