• Tidak ada hasil yang ditemukan

Historis yang disesuaikan

Tidak menyebutkan jangka waktu referensi

R T D P BRAZIL MALAYSIA MEKSIKO PANAMA Proyeksi CATIE* GREENPEACE IIASA JRC TNC WHRC INDONESIA KANADA EU NORWEGIA JEPANG AUSTRALIA INDONESIA TUVALU

NEW ZEALANDSELANDIA B.

USA KOLUMBIA AOSIS CfRN COMIFAC INDIA CSERGE EDF JOANNEUM CATIE* TCG CCAP IDDRI HSI ANALISA PERBANDINGAN

* Didukung oleh negara-negara Amerika Latin termasuk Chili, Peru dan Panama mewakili Kosta Rika, El Salvador, Honduras, Nikaragua dan Panama

Kotak besar menunjukkan penyerahan proposal yang

82 83

Sub-nasional

2005 2006

Global Nasional Diagram berikut menunjukkan

evolusi metodologi tingkat referensi yang disebutkan dalam proposal non pemerintah.

Beberapa tahapan penting dalam pengembangan ide-ide telah diterangi. Proposal-proposal yang menggunakan dua skala misalnya tingkat referensi nasional dan sub nasional, diletakkan di garis yang membagi dua kelompok. Tanda panah berwarna menunjukkan evolusi garis pemikiran yang berbeda.

TINGKAT REFERENSI: Evolusi pemikiran

dari tahun 2005 hingga 2008

EDF

JRC

2. Pengenalan acuan dasar global untuk menawarkan insentif bagi negara-negara yang secara historis memiliki laju deforestasi hutan yang rendah. 1. Ide asli “kompensasi pengurangan” berasal dari acuan dasar historis nasional. Merupakan metodologi yang masih valid dan mendukung dan berfungsi sebagai langkah awal untuk mencapai tujuan yang mendorong perdebatan. Tahun penyerahan proposal R T D P 2007 2008

CISDL TCG CERDI IIASA

CCAP

WHRC

GREENPEACE

4. Pengenalan acuan dasar nasional dan sub nasional untuk mempromosikan aksi permulaan pada aktifitas atas dasar proyek. 3. Pengenalan kawasan lindung sebagai pra syarat untuk berpartisipasi dan penggunaan acuan dasar proyeksi. CSERGE CSERGE

Fokus dari proposal-proposal ini lebih menekankan kepada pembiayaan daripada tingkat referensi. Hal ini juga sama dengan proposal IIASA

6. Perpindahan dari tingkat referensi global kembali ke tingkat referensi nasional diakibatkan oleh adanya permasalahan tentang kelayakan partisipasi luas dalam skema global. Penilaian saat ini dilakukan terhadap kombinasi antara tingkat nasional dengan tingkat global.

Proyeksi Historis 5. Acuan dasar

global digunakan pertama kalinya untuk mengatasi kebocoran karbon internasional dan kekhawatiran terhadap distribusi dan pemerataan. *CATIE Historis yang disesuaikan ANALISA PERBANDINGAN Negara berkembang Proposal Non

Skala

Ada kesepakatan yang kuat bahwa tingkat referensi harus pada skala nasional. Dan hanya sedikit proposal yang menggunakan tingkat referensi sub nasional

ataupun global.

Tingkat referensi sub nasional digunakan untuk beberapa alasan:

• untuk memberikan peluang kepada negara-negara berkembang yang tidak memiliki kapasitas untuk dapat menciptakan mekanisme penghitungan karbon nasional agar dapat berpartisipasi pada tingkat tertentu dalam REDD;

• untuk menyediakan insentif terhadap aktifitas tingkat nasional dan tingkat proyek seperti yang diusulkan dalam “pendekatan simpanan (nested approach)” ;

• sebagai mekanisme transisi dimana sebuah negara dapat memulai pada tingkat sub nasional dan kemudian bergerak ke tingkat referensi nasional jangka panjang.

Tingkat referensi global telah diajukan untuk mengatasi permasalahan kebocoran karbon di tingkat internasional dan memungkinkan penyaluran manfaat kepada negara-negara dengan historis deforestasi hutan yang rendah.

Jangka waktu referensi

Mayoritas proposal dari lembaga non pemerintah dan beberapa proposal pemerintah (Brazil, India, Indonesia) menggunakan tingkat referensi berdasarkan emisi historis. Tingkat referensi historis dipilih dengan alasan sebagai berikut:

• Untuk memaksimalkan integritas lingkungan untuk pengurangan emisi;

• Untuk melakukan pengurangan emisi “aktual” yang terkait dengan emisi masa lalu dari deforestasi;

• Sebagai metodologi paling sederhana untuk menghitung pengurangan emisi.

Ada kesepakatan yang kuat di proposal pemerintah untuk menggunakan baik tingkat referensi historis dengan faktor penyesuaian pembangunan (DAF) (AOSIS, Kanada, CfRN, Kolumbia, COMIFAC, EU, Jepang, Malaysia, Meksiko, Norwegia, Panama) maupun tingkat referensi proyeksi (Australia, Indonesia). Perbedaan antara tingkat referensi historis yang disesuaikan dengan tingkat referensi proyeksi

TINGKAT REFERENSI: Kesimpulan

R

T D P terutama terkait dengan metodologi karena keduanya sama-sama bertujuan untuk mengantisipasi kemungkinan perubahan-perubahan pada pola deforestasi.

Joanneum mengusulkan batasan tinggi dan batasan rendah untuk tingkat referensi sesuai dengan diskon ataupun penyimpanan nilai kredit REDD untuk mengatasi adanya perbedaan faktor (variability) tahunan dan aktifitas cara biasa (business as usual).

IDDRI dalam hal ini memiliki kasus yang unik; tidak menggunakan baik acuan dasar historis maupun acuan dasar proyeksi, sebaliknya IDDRI mengusulkan untuk melakukan upaya yang diperlukan dengan menganalisa penyebab deforestasi hutan pada masa sekarang dengan keadaan sosial ekonomi nasional yang ada.

CATIE memiliki proposal yang menarik karena proposal tersebut lebih yakin menggunakan acuan dasar proyeksi untuk aktifitas sub nasional (sesuai dengan metodologi CDM A/R saat ini), tetapi menggunakan acuan dasar historis untuk aktifitas tingkat nasional (sejalan dengan mayoritas proposal).

Indonesia juga menggunakan acuan dasar ganda; namun acuan dasar ini tidak terkait dengan skala dimana aktifitas tertentu diukur dan kedua acuan dasar tersebut dilaksanakan untuk tingkat nasional. Tingkat referensi historis nasional diusulkan untuk emisi yang tidak direncanakan dan tingkat referensi proyeksi nasional untuk aktifitas yang direncanakan.

86 87

Diagram di sebelah menunjukkan proposal-proposal yang secara jelas memiliki mekanisme distribusi untuk menciptakan insentif positif bagi upaya pelestarian cadangan karbon yang ada. Ada implikasi distribusi yang mendasar di dalam REDD bagi negara-negara dengan hutan yang luas dan laju deforestasi yang rendah (HFLD) (lihat Box 1). Beberapa proposal mangajukan mekanisme distribusi sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan pemerataan dan kebocoran karbon untuk negara-negara HFLD.

Proposal dapat menetapkan re-distribusi penghasilan yang ada atau mekanisme pendanaan tambahan (selalu disebut sebagai dana stabilisasi).

Proposal yang diajukan COMIFAC dan JRC menggunakan pendanaan re-distribusi dan pendanaan tambahan dan oleh karena itu ditempatkan di garis antara dua mekanisme distribusi.

DISTRIBUSI: Proposal dengan

mekanisme distribusi yang jelas

Mekanisme re-distribusi

Tidak menyebutkan mekanisme distribusi Mekanisme tambahan R T D P HSI JRC IDDRI GREENPEACE JOANNEUM IIASA TCG INDONESIA TUVALU CINA MALAYSIA CATIE EDF CCAP BRAZIL AUSTRALIA KANADA SELANDIA B. JEPANG NORWEGIA USA EU CSERGE WHRC TNC COMIFAC KOLUMBIA INDIA MEKSIKO AOSIS CfRN COMIFAC ANALISA PERBANDINGAN

* Didukung oleh negara-negara Amerika Latin termasuk Chili, Peru dan Panama mewakili Kosta Rika, El Salvador, Honduras, Nikaragua dan Panama

Kotak besar menunjukkan penyerahan proposal yang

Pada umumnya, implikasi distribusi secara implisit disebutkan di dalam metodologi tingkat referensi: kebanyakan negara tidak menyarankan untuk mendistribusikan lagi keuntungan (dan Selandia Baru terang-terangan tidak setuju dengan hal ini). Hasil dari ini yaitu kebanyakan proposal akan menghargai pihak dengan historis emisi yang tinggi dan tidak memasukkan pihak pembuat emisi yang rendah. Beberapa proposal (termasuk CfRN) membuat referensi terhadap kemungkinan mengalokasikan tingkat referensi nasional (yang memasukkan faktor penyesuain pembangunan) kepada negara-negara dengan emisi rendah, yang kemudian berpengaruh untuk mendistribusikan kembali dana ini kepada negara-negara ini. Kelihatannya para pihak terbuka dengan opsi ini.

Lima proposal (COMIFAC, CSERGE, TNC, JRC dan WHRC) secara jelas menyebutkan mekanisme distribusi untuk mendistribusikan kembali dana dari pendapatan yang dihasilkan dari pengurangan emisi kepada negara-negara HFLD (yang tidak akan mendapatkan keuntungan dari REDD).

Mekanisme distribusi mengikuti dua metodologi dasar yaitu:

• Acuan dasar historis global digunakan untuk mengalokasikan proporsi keuntungan kepada negara-negara selain yang menghasilkan pengurangan emisi (CSERGE, JRC) ;

• Sebagian pendapatan yang tetap dipotong pajak dari negara-negara yang menghasilkan pengurangan emisi dan mendistribusikan lagi kepada negara-nagara dengan cadangan karbon (COMIFAC, TNC, WHRC) ;

Beberapa proposal (AOSIS, CFRN, Kolumbia, COMIFAC, HSI, India, Meksiko, Panama) mendukung adanya dana stabilisasi yang akan menggunakan aliran pendapatan yang terpisah dari pembiayaan pengurangan emisi untuk mendukung aktifitas konservasi.

TNC mengusulkan bahwa pendapatan yang dipotong pajak dengan menggunakan mekanisme stabilisasi dapat disimpan sebagai buffer untuk mengatasi permasalahan ke-permanen-an karbon.

Kedua COMIFAC dan TNC mengusulkan bahwa re-distribusi pendapatan dari pengurangan emisi untuk menghargai cadangan karbon dapat didukung oleh dana stabilisasi.

Dokumen terkait