• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku REDD+ Mini. Sebuah panduan proposal pemerintah dan lembaga non pemerintah untuk mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Buku REDD+ Mini. Sebuah panduan proposal pemerintah dan lembaga non pemerintah untuk mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

Buku

REDD

+

Mini

Sebuah panduan

proposal pemerintah

dan lembaga non

pemerintah untuk

mengurangi emisi

dari deforestasi dan

degradasi hutan

(2)

2

Penulis: Charlie Parker, Andrew Mitchell, Mandar Trivedi and Niki Mardas

Silahkan kutip publikasi ini sebagai: Parker, C., Mitchell, A., Trivedi, M., Mardas, N. The Little REDD+ Book (2009) Untuk informasi lebih lanjut hubungi: c.parker@globalcanopy.org Kontribusi tulisan diterima dari:

Anna Creed (TCG), Katia Karousakis (OECD), Doug Boucher (UCS), Diana Movius (UCS), Carolyn Davidson (UCS), Ralph Ashton (TCG) , Bronson Griscom (TNC), David Shoch (TerraCarbon), Bill Stanley (TNC), Rane Cortez (TNC), Saskia Ozinga (FERN), Emily Brickell (WWF) and David Edwards (PRP). © Global Canopy Foundation 2009

Buku REDD Mini ini merupakan edisi kedua Edisi pertama November 2008

Diterbitkan oleh: Global Canopy Programme John Krebs Field Station Oxford OX2 8QJ UK

Rancang design oleh Company

www.company-london.com

Global Canopy Programme merupakan aliansi 37 lembaga ilmiah di 19 negara yang telah mempelopori penelitian di dunia di bidang kanopi hutan, pendidikan, dan konservasi. Saat ini, 3 program utama kami yang mencakup ilmu pengetahuan, kebijakan, dan pembiayaan bertujuan untuk mendefinisikan dan mengeksplorasi tingkat dan nilai ekonomi jasa ekosistem hutan dan untuk menginformasikan temuan-temuan kami kepada para pembuat kebijakan di lembaga pemerintah dan keuangan.

www.globalcanopy.org

Negara

Aliansi Negara-Negara Kepulauan Kecil (AOSIS)* Australia*

Brazil Kanada

Koalisi untuk Negara- Negara Hutan Tropis (CfRN) Cina

Kolombia*

Komisi Hutan Afrika Tengah (COMIFAC) Uni Eropa (EU)

India* Indonesia Jepang Malaysia Meksiko Selandia Baru Norwegia* Panama* Tuvalu*

Amerika Serikat (USA)*

Tanggal proposal Des 2008 Mar 2009 Feb 2007 Apr 2008 Mei 2008 Apr 2008 Mar 2008 Jul 2008 Des 2008 Des 2008 Apr 2008 Feb 2007 Agu 2008 Mei 2008 Okt 2008 Apr 2009 Nov 2007 Mar 2008 Organisasi CATIE* CCAP CSERGE EDF & IPAM Greenpeace* HSI* IDDRI IIASA* Joanneum Research JRC TCG TNC* WHRC* Pendekatan Pendekatan Simpanan Pasar Ganda Insentif kombinasi

Kompensasi pengurangan emisi TDERM

Penyimpanan karbon

Kompensasi untuk Upaya yang Berhasil Menghindari Udara Panas REDD Pendekatan Koridor

Penghitungan insentif Karbon Terrestrial Insentif integrasi

Aliran Cadangan dengan target

Tanggal Proposal Mei 2009 Agu 2007 Jan 2008 Jan 2008 Des 2008 Apr 2009 Jun 2008 Apr 2009 Feb 2007 Mar 2006 Jul 2008 Mei 2009 Apr 2009 Halaman 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 Halaman 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 Proposal pemerintah

Proposal lembaga non pemerintah

(3)

Ucapan terima kasih:

Kami sangat berterimakasih khususnya kepada Lord James Russell dan Lord Robin Russell dan juga Benindi Fund, atas dukungan pembiayaan penerbitan buku ini. Biaya editorial diberikan oleh Ashden Trust.

Pembiayaan utama Global Canopy Programme didukung sepenuhnya oleh sumbangan sukarela dari berbagai yayasan termasuk The Rufford Maurice Laing Foundation, The Waterloo Foundation, The John Ellerman Foundation, The Millichope Foundation, CHK Charities, Ernest Kleinwort Charitable Trust dan sumbangan perorangan. Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan yang sangat berharga ini.

Edisi Buku REDD mini ini sepenuhnya didukung oleh Packard Foundation.

Global Canopy Programme mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut:

Global Canopy Program juga mengucapkan terima kasih kepada Conservation International, IIASA, Terrestrial Carbon Group, CIFOR, Union of Concerned Scientists, The Nature Conservancy, TerraCarbon, FERN dan penulis-penulis proposal yang telah memberikan komentar dan bantuannya dalam menyusun buku panduan ini.

Kami terus berupaya untuk memperbaiki buku REDD mini ini dan silahkan memberikan tanggapan anda. Mohon kirim komentar anda kepada Charlie Parker: c.parker@globalcanopy.org

The Little REDD Book is now available in French, Spanish, Portuguese and

Bahasa Indonesia. The Global Canopy Programme would like to thank the

following organisations for their generous efforts in translating the second

edition of the Little REDD Book:

www.acca.org.pe

www.orangutans-sos.org/

(4)

2

3

(5)

Ketiga, para warga negara hutan tropis – khususnya

orang-orang yang mata pencaharianya bergantung kepada hutan

– haruslah menjadi peserta yang aktif dalam mencari solusi.

Dengan kata lain tidak ada solusi untuk perubahan iklim

tanpa hutan, maka tidak ada solusi untuk deforestasi hutan

tanpa dukungan penduduk hutan tropis itu sendiri. Terima

kasih atas upaya banyak pihak terutama komunitas REDD

dan pihak-pihak lainnya, ada sebuah jalan untuk mencari

penyelesaian terhadap permasalahan ilmiah, ekonomi

dan metodologi. Apa yang paling penting saat ini adalah

keinginan politik dan tindakan efektif untuk merancang dan

melaksanakan solusi berskala nasional untuk menghadapi

tantangan yang ada.

Saya menyambut gembira atas terbitnya buku REDD

mini ini, dan berharap bahwa buku ini dapat membantu

mendorong perdebatan positif tentang isu kehutanan – dari

hanya pembicaraan tentang fungsi hutan untuk mengurangi

perubahan iklim hingga tindakan nyata dan mendesak yang

harus dilakukan oleh orang-orang yang ada di planet

bumi ini.

YANG MULIA BHARRAT JAGDEO

Presiden Guyana

November, 2008

SAMBUTAN

Jika pasca kesepakatan iklim Kyoto gagal untuk bertindak

menghindari laju deforestasi hutan tropis, pencapaian tujuan

perubahan iklim secara keseluruhan tidak akan mungkin

terjadi. Kehidupan dan mata pencaharian jutaan orang akan

terancam dan biaya ekonomi untuk menghentikan perubahan

iklim akan semakin tinggi dari yang seharusnya.

Untuk alasan ini, kesepakatan berikutnya harus menciptakan

insentif yang lebih bermakna untuk memberi kompensasi

kepada negara-negara pemilik hutan atas jasa iklim yang

sangat berharga yang diberikan kepada dunia. Hasil penting

telah tercapai pada beberapa tahun terakhir oleh

orang-orang yang telah mengupayakan REDD. Tetapi untuk

membuat REDD berhasil, terdapat tiga tantangan yang

yang harus dihadapi.

Pertama, kerangka kerja REDD harus menyediakan insentif

bagi semua negara-negara hutan tropis – jika ada kelompok

negara yang penting yang diabaikan, maka deforestasi hutan

akan terus berlanjut oleh pihak yang memiliki hak-hak legal

dan kita akan gagal untuk menghindari emisi gas rumah kaca

dari deforestasi dan degradasi hutan.

Kedua, insentif-insentif ini harus pada tingkat yang dapat

menyelesaikan masalah – jika insentif-insentif ini tidak

sepadan dari segi nilai, maka insentif ini tidak akan dapat

bersaing kuat dengan aktifitas ekonomi lainnya yang

mendorong aktifitas deforestasi hutan.

(6)
(7)

DAFTAR ISI

MEMAHAMI REDD

Hutan: Mengapa penting?

REDD: Sebuah solusi untuk permasalahan

KERANGKA KERJA

Sebuah kerangka kerja untuk memahami proposal

PROPOSALS

Panduan proposal Proposal pemerintah

Proposal lembaga non pemerintah

BAGAIMANA PROPOSAL TERSEBUT BERBEDA SATU SAMA LAIN?

Ruang lingkup Tingkat referensi Distribusi Pembiayaan

APA YANG TERBARU?

Pekerjaan lain apa yang sedang dilakukan?

KEMANA KITA SETELAH INI?

Apa tangtangannya? Jalan menuju Kopenhagen

LAMPIRAN Daftar pustaka Daftar istilah 11 12 14 17 18 31 32 35 57 73 74 78 86 90 95 96 121 122 124 129 130 131

KENAPA PANDUAN INI DIPERLUKAN

Perkiraan IPCC tentang emisi dari deforestasi hutan tropis pada tahun 1990an sekitar 1,6 milyar ton karbon setiap tahunnya, jumlah ini sama dengan 20% dari total emisi karbon secara keseluruhan. Untuk menciptakan sebuah mekanisme yang dapat menyelesaikan masalah ini, banyak proposal yang berbeda untuk mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan (REDD) telah disampaikan kepada UNFCCC, yang telah mengakibatkan sedikit kebingungan. Panduan non-partisan untuk proposal-proposal ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman semua pihak. Buku REDD mini ini disusun oleh Global Canopy Programme dengan dukungan dari berbagai kontributor di seluruh dunia termasuk beberapa penulis proposal. The Prince’s Rainforests Project telah memberikan analisa terhadap proposal-proposal yang merupakan bagian penting dari panduan ini. Panduan ini menunjukkan bagaimana proposal-proposal itu berkembang setiap waktu, baik langsung maupun tidak langsung mengembangkan apa yang sudah ada sebelumnya. Yang paling penting, panduan ini menunjukkan persamaan mendasar dari berbagai proposal – dimana untuk setiap perbedaan selalu ada persetujuan, sehingga prinsip-prinsip dan pendekatan umum berkembang.

Kesepakatan REDD sudah dicapai. Pesatnya teknologi baru seperti monitoring satelit telah menghilangkan halangan teknis yang berkepanjangan. Kolaborasi ilmuan, ekonom, dan pembuat kebijakan pada Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bansa tentang Perubahan Iklim (United Nations Framework Convention on Climate Change/UNFCCC), Panel Lintas Pemerintah tentang Perubahan Iklim (Inter Governmental Panel on Climate Change/IPCC), dan forum lainnya telah membantu menjelaskan permasalahan metodologi. Pendanaan untuk peningkatan kapasitas dan proyek percobaan telah mulai mengalir. Tugas kita saat ini adalah untuk masyarakat internasional agar dapat terus bekerja sama dan dengan urgensi yang terus dikembangkan dapat mencapai kesepakatan politis di Kopenhagen. Merupakan harapan kita semua bahwa publikasi ini dan terbitan online nya di www. littleREDDbook.org – dapat membantu meningkatkan pemahaman kita karena hitungan mundur menuju Konferensi para Pihak (COP) 15 akan segera dimulai. Andrew W. Mitchell

Pendiri dan Direktur Global Canopy Programme

(8)

10

11

MEMAHAMI

REDD

(9)

MENGATASI PERUBAHAN IKLIM

Hutan tropis luasnya sekitar 15% dari permukaan bumi1 dan mengandung 25% karbon di biosfer terrestrial2. Akan tetapi hutan tersebut terus dirambah dan

ditebang yang mengakibatkan emisi panas karbon dioksida terperangkap di atmosfer. Sekitar 13 juta hektar hutan – seluas negara Nikaragua – telah dikonversi menjadi lahan pemanfaatan lainnya1. Jumlah ini adalah seperlima dari emisi

karbon keseluruhan, yang mengakibatkan perubahan lapisan tanah dan merupakan penyumbang terbesar kedua penyebab pemanasan global3 (lihat Gambar 1).

Hutan oleh karena itu berperan penting dalam setiap inisiatif untuk mengatasi perubahan iklim.

RUMAH BAGI MASYARAKAT LOKAL

Sumber daya hutan langsung mendukung mata pencaharian 90% dari 1,2 milyar orang yang hidup di ambang batas kemiskinan dan merupakan rumah bagi hampir 90% dari keanekaragaman hayati terrestrial bumi4. Masyarakat lokal bergantung

pada hutan sebagai sumber bahan bakar, makanan, obat-obatan, dan tempat perlindungan. Kehilangan hutan berarti akan menghancurkan upaya penuntasan kemiskinan. Orang-orang pribumi dan bergantung kepada hutan merupakan penjaga hutan mereka, yang memberikan umat manusia lainnya jasa lingkungan (ES) yang penting. Perubahan iklim akan menghancurkan kehidupan orang-orang miskin dan oleh karena itu mengurangi laju deforestasi hutan akan membantu membangun daya tahan mereka terhadap dampak iklim.

Power ( 24% ) Deforestation ( 18% ) Transport ( 14% ) Industry ( 14% ) Agriculture ( 14% ) Buildings ( 8% ) Other energy ( 5% ) Waste ( 3% ) Gambar 1. GHG emissions in 2000 by source5: From ‘Stern

Review on the Economics of Climate Change’. In the rest of this report, the IPCC’s estimate of deforestation as 20% of global emissions has been adopted..

LEBIH DARI HANYA KARBON

Pada tingkat lokal hingga global, hutan menyediakan jasa ekologi yang penting selain penyimpanan karbon – seperti perlindungan daerah tangkapan air, pengaturan aliran air, mendaur ulang nutrisi, pengaturan curah hujan, dan pengendalian penyakit. Hutan yang sudah lama juga menghisap karbon dioksida dari atmosfer – yang kemudian mengimbangi emisi hasil kegiatan manusia (anthropogenik). Melindungi hutan tropis memiliki efek pendinginan ganda yaitu dengan mengurangi emisi karbon dan mempertahankan tingkat penguapan yang tinggi dari kanopi hutan².

PENYEBAB DEFORESTASI HUTAN

Penyebab deforestasi hutan bermacam-macam dan kompleks serta bervariasi dari satu negara ke negara lain. Tekanan lokal muncul dari masyarakat yang memanfaatkan hutan sebagai sumber bahan pangan, bahan bakar, dan lahan pertanian. Kemiskinan dan tekanan penduduk dapat mengakibatkan hilangnya lapisan hutan, yang kemudian membuat orang terperangkap dalam kemiskinan yang terus menerus. Sementara jutaan orang masih menebang pohon untuk menghidupi keluarganya, penyebab utama deforestasi hutan saat ini semakin meluas yaitu meningkatnya aktifitas pertanian berskala besar yang didorong oleh permintaan konsumen. Dalam dekade terakhir, deforestasi hutan telah beralih dari program besar pemerintah ke proses yang didorong oleh perusahaan. Pendorong permintaan untuk lahan pertanian bervariasi secara global. Di Amerika Selatan, pendorong laju deforestasi hutan merupakan perusahaan pertanian berskala besar yang memproduksi daging sapi dan kedelai untuk pasar ekspor. Di Asia Tenggara, pendorongnya ada di antara dua hal yaitu minyak kelapa sawit, kopi, dan kayu sebagai produk utama. Permintaan untuk kayu juga mendorong laju deforestasi hutan dan oleh karena itu menyumbang emisi sebagai akibat perubahan pemanfaatan lahan5.

Gambar 2. Wilayah laju deforestasi hutan pada dekade terakhir

HUTAN: KENAPA PENTING?

(10)

14

15

dan Technical Advice/SBSTA) untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dari deforestasi dan degradasi hutan. Saat ini kami sedang pada tingkat dimana kami memiliki banyak proposal di meja kerja kami. Dalam Rencana Aksi Bali, jika REDD dimasukkan di kerangka kerja pasca 2012, sebuah keputusan tentang mekanisme REDD akan diperlukan dan apa yang akan dicantumkan perlu disetujui di Konferensi para Pihak (COP) ke 15 pada bulan Desember tahun 2009. Mencapai sebuah

kesepakatan tentang isu ini merupakan keutamaan yang paling penting untuk sebuah kesepakatan global tentang perubahan iklim9.

BAGAIMANA BUKU REDD MINI MEMBANTU?

Tugas yang perlu dilakukan saat ini adalah melakukan perdebatan yang bermakna dan informatif tentang bentuk dan implikasi proposal yang sudah ada.

Buku REDD mini ini menyarikan pekerjaan yang baru-baru ini dilaksanakan oleh The Prince’s Rainforests Project untuk menganalisa 33 proposal pemerintah dan lembaga non pemerintah yang diserahkan kepada UNFCCC. 25 dari proposal ini diserahkan oleh negara anggota Konvensi dan 13 oleh lembaga non pemerintah (NGO) (lihat di sampul dalam buku ini untuk referensi).

Tujuan buku REDD mini ini adalah membantu pihak pemangku kepentingan hutan untuk memahami dan membandingkan proposal di masa sekarang dan proposal di masa yang akan datang dengan cara yang konsisten untuk mempromosikan sebuah kesepakatan tentang bagaimana mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan. Untuk melakukan ini buku REDD mini memperkenalkan sebuah kerangka kerja yang dapat membagi mekanisme REDD menjadi empat modul yang berbeda. Modul-modul ini dapat dibayangkan sebagai modul yang saling berdiri sendiri yang dapat diatur dengan pendekatan ‘campur dan sesuaikan’: yaitu mengambil opsi yang paling diinginkan dari setiap modul untuk menciptakan proposal yang efektif, efisien dan adil yang memaksimalkan keuntungan dan meminimalisir hasil yang sebaliknya. Buku REDD mini menggunakan kerangka kerja untuk menguji setiap proposal agar dapat melihat perbandingan yang jelas dari mekanisme REDD yang berbeda-beda. Setiap proposal kemudian dianalisa bersama-sama untuk melihat persamaan dan perbedaan agar dapat memberikan kejelasan terhadap gambaran keseluruhan. Untuk membantu pemangku kepentingan memahami beragam proposal dengan cepat dan sederhana, bagian kunci dari proposal-proposal tersebut telah dibuat secara grafis di dokumen ini. Bahasa visual ini diperkenalkan pada halaman 27 dan juga tersedia di bagian dalam sampul untuk referensi cepat.

REDD: SEBUAH SOLUSI UNTUK PERMASALAHAN

APA ITU REDD?

Ide mendasar tentang Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (REDD) sangat sederhana: Negara-negara yang berkeinginan dan mampu untuk mengurangi emisi dari deforestasi hutan harus diberikan kompensasi secara finansial untuk melakukan hal tersebut6. Pendekatan-pendekatan sebelumnya untuk

mengatasi deforestasi hutan secara global selama ini tidak berhasil, akan tetapi, REDD memberikan sebuah kerangka kerja baru bagi negara-negara penebang hutan untuk dapat menghentikan trend lama ini.

APA TUJUAN REDD?

REDD pada dasarnya adalah pengurangan emisi. Rencana Aksi Bali yang diputuskan di Konferensi para Pihak (COP) pada sesi ke 137 menyatakan bahwa

pendekatan komprehensif untuk mengurangi perubahan iklim harus mencakup: “Pendekatan kebijakan dan insentif positif tentang isu yang terkait dengan pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan di negara-negara berkembang.”

Tetapi, mekanisme REDD di masa yang akan datang memiliki potensi yang lebih luas. REDD dapat langsung mengatasi perubahan iklim dan kemiskinan di daerah pedesaan, dalam waktu bersamaan melestarikan keanekaragaman hayati dan menjaga jasa-jasa ekosistem yang penting8.

Meskipun keuntungan-keuntungan ini nyata dan merupakan pertimbangan yang penting, pertanyaan yang krusial muncul yaitu bagaimana kedua tujuan pembangunan dan konservasi akan membantu keberhasilan kerangka kerja REDD secara keseluruhan atau apakah akan memperumit dan sehingga memungkinkan menghambat proses negosiasi REDD.

CERITANYA SEJAUH INI...

Sebuah pencapain penting terjadi pada Konferensi para Pihak (COP) ke 11 di Montreal pada tahun 2005 ketika Papua Nugini dan Costa Rica didukung oleh delapan anggota COP lainnya mengajukan sebuah mekanisme untuk Mengurangi Emisi dari Deforestasi Hutan di negara-negara berkembang. Proposal tersebut mendapatkan banyak dukungan dari banyak negara dan Konferensi tersebut membentuk sebuah forum bersama dan kemudian memulai proses dua tahun untuk mengeksplorasi berbagai opsi untuk REDD. Keputusan ini mendorong banyak negara dan pengamat mengajukan proposal dan membuat rekomendasi kepada Badan Tambahan untuk Masukan Teknis dan Ilmiah (Subsiodary Body on Scientific

(11)

KERANGKA

KERJA

(12)

18

19

Gambar 3. Modul sebuah proposal REDD.

DAMPAK

Efektif bagi lingkungan? Efisien secara ekonomi?

Disalurkan secara adil dan merata? Layak secara politik?

TINGKAT

REFERENSI

Bagaimana ini diukur? Berapa jangka waktunya?

PEMBIAYAAN

Dari mana uangnya berasal? Multi mekanisme?

DISTRIBUSI

Apakah cadangan karbon dihargai?

Darimana uangnya berasal?

RUANG LINGKUP

Apa yang memenuhi syarat? Aktifitas apa?

Untuk memberikan referensi cepat terhadap masing-masing modul yang berbeda dari kerangka kerja ini, beberapa warna dipakai untuk empat modul ini sebagai panduan, hijau menunjukkan ruang lingkup, biru: tingkat referensi, ungu: distribusi

dan oranye: mekanisme pembiayaan. Sebuah icon kecil ditunjukkan di sudut halaman pada saat modul tertentu di dalam kerangka kerja sedang dibahas.

MODUL-MODUL

Diagram disebelah menunjukkan kerangka kerja yang baru untuk memahami proposal REDD. Kerangka kerja terdiri dari empat modul sebagai berikut:

• Ruang lingkup: Apa yang diberikan? • Tingkat referensi: Bagaimana itu diukur?

• Pembiayaan: Dari mana uangnya berasal?

• Distribusi: Apakah cadangan karbon dibayar?

Proposal yang efektif, efisien, dan adil ditentukan oleh ruang lingkup, tingkat referensi, mekanisme pembiayaan dan distribusi, seperti yang ditunjukkan di Gambar 3.

Cara ini membantu untuk memahami proposal REDD karena kita dapat mengetahui elemen-elemen dari masing-masing proposal. Cara ini juga menunjukkan kepada kita tentang distribusi dan evolusi ide-ide dari proposal tersebut dan memudahkan kita untuk melihat tingkat perbedaan dan persamaannya.

OPSI CAMPUR DAN SESUAIKAN

Masing-masing dari empat modul tersebut memiliki rangkaian opsi yang berkembang dari proposal-proposal yang berbeda. Rincian tentang opsi-opsi di masing-masing modul dijelaskan lebih lanjut di halaman berikut.

Beberapa opsi berpotensi memiliki hambatan untuk yang lainnya. Namun pada saat melihat proposal secara kelompok, terdapat beberapa opsi ‘campur dan sesuaikan’ yang berbeda-beda, misalnya keputusan untuk memasukkan deforestasi dan degradasi hutan (REDD) atau hanya deforestasi hutan (RED), secara umum, dapat ditujukan secara terpisah dari pertanyaan apakah menggunakan mekanisme pendanaan atau pasar.

KERANGKA KERJA UNTUK MEMAHAMI PROPOSAL

Kerangka kerja yang diperkenalkan disini dan analisa tentang ‘Bagaimana proposal-proposal itu berbeda satu sama lainya’ telah dibuat oleh The Prince's Rainforests Project. Untuk informasi lebih lanjut silahkan mengirim email ke Anna Creed:

(13)

TINGKAT REFERENSI

Sebuah mekanisme REDD harus menetapkan bagaimana pengurangan emisi (ERs) diukur. Tingkat referensi menetapkan jangka waktu dan skala terhadap aktifitas apa di dalam ruang lingkup yang akan diukur.

OPSI

Jangka waktu referensi: Acuan dasar historis, Acuan dasar proyeksi Skala: Sub-nasional, Nasional, Global

Tingkat referensi menerapkan skenario “cara biasanya” (business as usual) untuk jangka waktu yang sudah ditetapkan sebelumnya dan dengan skala yang ada, atau dengan kata lain, berapa banyak pengurangan emisi yang sudah dicapai karena implementasi mekanisme REDD dan apa yang kemudian akan terjadi. Ada dua metodologi yang fundamental untuk menetapkan tingkat referensi yaitu historis dan proyeksi.

Acuan dasar historis menggunakan tingkat deforestasi hutan masa lalu sebagai proksi untuk perilaku di masa yang akan datang. Contohnya, jika sebuah negara menebang hutan seluas 1 juta hektar yang memiliki 1GtCO2, setiap tahunnya antara tahun 1990 dan 2005 maka acuan dasar historisnya yaitu 1GtCO2/tahun. Dengan rasional ini, setiap pengurangan dalam deforestasi hutan yang berjumlah kurang dari 1GtCO2/tahun akan dihitung sebagai tambahan dan akan memenuhi syarat untuk satu bentuk pembayaran insentif (lihat gambar 4). Pendekatan historis memiliki keterbatasan yaitu pendekatan ini memerlukan kualitas minimal dan ketersediaan data untuk diimplementasikan sehingga menyulitkan beberapa negara yang tidak memiliki data-data ini dan pendekatan ini tidak mengakui potensi perubahan di dalam satu negara dalam kurun waktu tertentu.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, beberapa proposal menyarankan faktor penyesuaian pembangunan (DAF) yang dapat diterapkan pada acuan dasar historis untuk merefleksikan perkiraan perubahan pendorong deforestasi di masa yang akan datang. Jenis tingkat referensi ini diklasifikasikan disini sebagai acuan dasar historis yang disesuaikan dan terletak diantara acuan dasar historis yang asli dan acuan dasar proyeksi. Dengan menggunakan contoh diatas, jika kita menerapkan DAF sebesar 10% pada acuan dasar maka ini akan menghasilkan acuan dasar historis yang disesuaikan sebesar 1.1 GtCO2/tahun. Pengurangan emisi akan dihitung dibawah nilai 1,1GtCO2/tahun. Dengan skenario ini, maka peningkatan emisi

R

T D P

RUANG LINGKUP

Langkah pertama dalam memahami proposal REDD yaitu menghitung apa yang dimasukkan. Ruang lingkup mengacu pada aktifitas yang dianggap memenuhi syarat untuk melakukan pengurangan emisi melalui REDD.

OPSI

Aktifitas: Mengurangi emisi dari deforestasi hutan (RED), Mengurangi emisi

dari deforestasi dan degradasi hutan (REDD) atau peningkatan cadangan karbon (REDD+).

Pilihan ruang lingkup akan berdampak pada skala, biaya yang relatif, dan langkah mitigasi pada mekanisme REDD. Pilihan ruang lingkup juga akan berperan dalam kelayakan politis dari sebuah kesepakatan dan kemampuan negara-negara berkembang untuk mengukur, melaporkan, dan memverifikasi opsi yang dipertimbangkan dalam ruang lingkup proposal. Selanjutnya, negara-negara yang akan mendapat keuntungan REDD juga dipengaruhi oleh ruang lingkup yang disepakati (lihat Box 1).

Ruang lingkup, seperti yang dijelaskan disini, berhubungan dengan ruang lingkup pengurangan emisi. Aktiftas yang dijelaskan diatas terkait dengan aliran karbon antara tanah dan atmosfer. Mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan (REDD) merupakan dua aktifitas yang mengurangi penambahan karbon di atmosfer. Peningkatan simpanan karbon (di dalam REDD+) mengacu pada sequestrasi karbon atau penghilangan karbon dari atmosfer.

Ruang lingkup REDD+ dalam konteks yang luas, akan tetapi, juga memasukkan cadangan karbon karena hal ini mengacu pada konservasi hutan dan karbon yang disimpan di hutan yang masih utuh. Cadangan berbeda dengan emisi dimana cadangan tidak berarti sebuah perubahan dalam konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer dan oleh karena itu tidak diakui sebagai aktifitas mitigasi pengurangan perubahan iklim. Untuk tujuan kerangka kerja ini, cadangan karbon ditetapkan secara terpisah di dalam modul distribusi.

R

T D P

* The draft decision reached in COP14 refers to the "role and contribution of conservation, sustainable management of forests,

changes in forest cover and associated carbon stocks and greenhouse gas emissions and the enhancement of forest carbon stocks to enhance action on mitigation of climate change and to the consideration of reference levels."

* The figure of 1GtCO

2 released from 1 million ha uses the IPCC figure of 250tC/ha stored in tropical forest14 and assumes that all

of this carbon is converted into carbon dioxide. This figure is therefore likely to be an overestimate but is used here for example purposes only.

(14)

22

23

diatas acuan dasar historis secara teori dapat dikreditkan (lihat gambar 5). Jika diperdagangkan di pasar internasional, pengurangan emisi ini akan menciptakan peningkatan konsentrasi gas rumah kaca atmosferik (selalu disebut sebagai udara panas). Secara teori, DAF negatif dapat juga diterapkan pada acuan dasar historis untuk merefleksikan bahwa sebuah negara akan lebih sedikit menebang hutan pada tahun-tahun yang akan datang. Namun sepertinya banyak negara yang tidak akan mengajukan skenario tersebut karena skenario ini akan membatasi potensi pendapatan di masa yang akan datang dalam rezim internasional.

Model ekonometrik dapat digunakan untuk menganalisa kekuatan ekonomi dan struktural yang menentukan dalam mendorong deforestasi. Kelemahan

dari pendekatan teoritis ini yaitu pendekatan ini memerlukan data yang cukup tentang variabel kunci yang harus akurat dan oleh sebab itu, karena kerumitannya, maka akan sulit untuk dinegosiasikan di dalam forum seperti UNFCCC. Namun, pendekatan ini diargumentasikan sebagai pendekatan yang lengkap untuk menetapkan tingkat deforestasi di masa yang datang karena pendekatan ini memasukkan beragam faktor pendorong yang tidak hanya mencakup perilaku historis. Cara kedua untuk menghitung acuan dasar proyeksi, seperti yang digunakan oleh Terrestrial Carbon Group, yaitu menetapkan kawasan yang akan bertahan secara ekomoni untuk ditebang selama jangka waktu yang sudah ditetapkan dan mengklasifikasikan seluruh kawasan yang memiliki resiko. Model ini menciptakan acuan dasar yang lebih tinggi daripada metodologi lainnya karena model ini mengasumsikan bahwa semua kawasan yang beresiko akan ditebang selama jangka waktu tertentu.

Tingkat referensi yang menggunakan acuan dasar proyeksi dapat menciptakan acuan dasar yang tinggi maupun rendah dari tingkat historis tergantung pada pendekatan dan asumsi yang diambil di dalam model. Namun sepertinya total harga emisi dengan model proyeksi tidak akan sama dengan emisi global saat ini dari deforestasi (dan degradasi) hutan. Ada sebuah potensi dengan pendekatan atas dasar pasar dimana acuan dasar proyeksi dapat juga menghasilkan “udara panas’. Tingkat konservatif dari model ini merupakan faktor kunci dalam menentukan berapa banyak pengurangan emisi yang dihasilkan dari tingkat referensi proyeksi dan historis yang disesuaikan.

Meskipun pilihan tingkat referensi berdampak besar pada jenis negara yang akan melakukan pengurangan emisi (ERs), pilihan ini tidak harus mempengaruhi negara mana yang akan mendapat keuntungan dari mekanisme REDD di masa yang akan datang. Distribusi atau alokasi keuntungan bagi pelaku selain dari pihak-pihak yang melakukan pengurangan emisi dibahas pada modul distribusi. Namun, tingkat referensi sering dikoreksikan dengan faktor penyesuaian atau elemen negosiasi dengan kondisi yang berbeda-beda dari masing-masing negara.

Perlu diingat bahwa ilmu pengetahuan tentang penghitungan karbon hutan dan lebih lagi mengenai penilaian cara biasa (business as usual) terkait dengan kawasan hutan masih belum pasti10 dan sebagai dampak dari itu, kedua acuan dasar historis dan

proyeksi memiliki elemen ketidakpastian yang cukup besar. Banyak pekerjaan sudah dilakukan dan terus dilakukan, namun, masih diperlukan arah perbaikan teknis dan metodologinya dibidang ini. Global Observation of Forest and Land Cover Dynamics (GOFC-GOLD) dan IPCC diakui oleh banyak kalangan negara dan ilmuan sebagai sumber pengetahuan ilmiah tingkat tinggi yang telah meningkatkan kepastian dalam penetapan tingkat referensi dan metode monitoring.

DAF Emisi (GtCO2) 1.1 1.0 1990 2005 2020 Tahun Reference

Period CreditingPeriod Emisi (GtCO2) 1.0 1990 2005 2020 Tahun Reference Period Crediting Period Pengurangan Emisi Tingkat Referensi Emisi Sebenarnya Pengurangan Emisi Tingkat Referensi Emisi Sebenarnya Gambar 4. Acuan dasar historis: Tingkat referensi ditetapkan selama jangka waktu referensi (di sini contohnya dari tahun 1990 – 2005). Memberikan kredit terhadap acuan dasar ini dimulai selama jangka waktu kredit. Pengurangan emisiyang terjadi di bawah acuan dasar historis.

Gambar 5. Acuan dasar historis yang disesuaikan. Tingkat emisi referensi yang ditetapkan di atas acuan dasar historis, dengan menggunakan faktor penyesuaian pembangunan (DAF) untuk menghitung perkiraan peningkatan deforestasi. Pengurangan emisi dibawah tingkat referensi ini dihitung sebagai tambahan.

(15)

dan “penghitungan insentif” menggunakan acuan dasar global dimana proporsi pendapatan tertentu dialokasikan. Alasan di balik pendekatan ini yaitu bahwa menghargai pengurangan emisi dengan menggunakan acuan dasar global

memberikan insentif untuk negara-negara HELD dengan laju deforestasi dibawah acuan dasar global. Untuk menghasilkan pendapatan untuk pembayaran ini, negara-negara dengan laju deforestasi tinggi akan menerima lebih sedikit di dalam mekanisme alokasi ini, karena sebagian dari emisi mereka akan dihitung diatas acuan dasar global. Cara kedua untuk mere-distribusi pendapatan yaitu dengan menggunakan mekanisme retribusi pajak dalam bentuk pungutan atau pajak pengurangan emisi, seperti yang diusulkan oleh WHRC dan TNC. Dengan mekanisme ini, sejumlah proporsi pendapatan dipotong dan kemudian dibayarkan kepada negara-negara pelaku REDD dalam bentuk pembayaran cadangan. Kunci dari kedua pendekatan ini adalah bahwa pendapatan yang diperlukan untuk mendukung negara-negara HELD dihasilkan dari mekanisme itu sendiri. Potensi kerugian dari pendekatan ini yaitu efek distorsi re-distribusi terhadap insentif untuk mengurangi emisi di negara-negara dengan laju deforestasi yang tinggi.

Alternatif untuk mekanisme re-distribusi yaitu menggunakan mekanisme pembiayaan tambahan. Banyak proposal mengusulkan “dana stabilisasi” yang menggunakan dana tambahan untuk mengatasi kebocoran karbon permasalahan pemerataan di negara-negara HELD. Pendapatan untuk dana stabilisasi diperoleh melalui berbagai sumber termasuk dana sukarela atau mekanisme pembiayaan inovasi seperti pelelangan harga atau retribusi pajak terhadap pelayaran atau penerbangan.

Penting diingat bahwa beberapa proposal juga menyarankan bahwa faktor penyesuaian pembangunan (DAF) dapat digunakan untuk mengatasi kebocoran karbon dan permasalahan pemerataan di negara-negara HELD. Sementara proposal-proposal ini akan menghasilkan insentif untuk mempertahankan cadangan karbon di negara-negara HELD, seperti yang dibahas dalam modul tingkat referensi, keseriusan perlu dilakukan sehingga acuan dasar yang dibangun ini tidak akan mengakibatkan peningkatan emisi gas rumah kaca sehingga bisa menghancurkan tujuan fundamental dari REDD.

DISTRIBUSI

Ruang lingkup dan tingkat referensi menentukan berapa banyak pengurangan emisi dihasilkan. Hal yang penting adalah bagaimana keuntungan ini dapat didistribusikan atau dialokasikan kepada negara-negara yang masih memiliki hutan. Hampir semua proposal mendorong adanya insentif atau kompensasi langsung sesuai dengan aksi yang dihasilkan oleh negara tertentu. Proposal lainnya menyarankan agar keuntungan-keuntungan tersebut harus mengalir ke negara selain yang menghasilkan pengurangan emisi melalui sebuah mekanisme distribusi.

OPSI

Aset: Mekanisme distribusi ulang, Mekanisme tambahan

Pilihan bagaimana keuntungan didistribusikan memiliki potensi untuk mempengaruhi kemampuan negara-negara untuk berpartisipasi di dalam mekanisme REDD (Lihat Box 1). Untuk mengatasi permasalahan pemerataan yang muncul dari keadaan nasional yang berbeda-beda (biasanya dalam hal pembangunan), beberapa proposal menyarankan bahwa DAF dapat diterapkan untuk acuan dasar historis untuk memungkinkan negara-negara dengan historis emisi rendah yang dapat melakukan deforestasi yang lebih tinggi di masa yang datang untuk mendapatkan manfaat dari REDD. Mekanisme ini telah dibahas di dalam modul tingkat referensi.

Modul distribusi dari kerangka kerja yang dibahas disini, menunjukkan bagaimana proposal-proposal yang berbeda ini bertujuan untuk menghargai negara-negara dengan hutan yang luas dan tingkat deforestasi yang rendah (HELD) untuk sisa hutan mereka dan cadangan karbon (lihat Box 1). Proposal-proposal ini umumnya bertujuan untuk menghindari kebocoran karbon internasional atau seperti yang diterangkan diatas bertujuan untuk mencari penyelesaian terhadap permasalahan pemerataan di dalam mekanisme REDD yang menghargai hanya berdasarkan pada pengurangan emisi. Argumentasi muncul jika negara-negara HELD tidak dihargai untuk melindungi cadangan karbon mereka saat ini maka dikhawatirkan akan ada insentif negatif yang akan mendorong mereka untuk menebang hutan untuk spekulasi yang lebih menguntungkan.

Pilihan metodologi untuk memberi kompensasi kepada negara-negara HELD dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok; sebuah re-distribusi pendapatan REDD atau sumber pendanaan tambahan. Proposal yang menetapkan mekanisme re-distribusi dapat mengalokasikan pendapatan dengan cara yang berbeda-beda. Proposal-proposal terdahulu termasuk pendekatan “insentif kombinasi”

R T D P

(16)

26

27

Di dalam mekanisme pasar langsung nilai kredit REDD akan diperdagangkan bersamaan dengan pengurangan emisi bersertifikat (CERs) yang ada, dan dapat digunakan oleh perusahaan untuk memenuhi target emisi di sistem permodalan dan keuangan nasional mereka.

Masing-masing dari mekanisme ini memiliki kekuatan dan kelemahan, akan tetapi semakin banyak kesepakatan bahwa penggabungan mekanisme pembiayaan ini diperlukan untuk menyesuaikan tingkat pembangunan yang berbeda dan kebutuhan yang berbeda-beda dari negara-negara hutan hujan tropis11. Sistem ini sering disebut

sebagai pendekatan bertahap (lihat halaman 96 untuk lebih rinci) dan proposal-proposal yang mengusulkan pendekatan ini akan disoroti.

PEMBIAYAAN

Langkah akhir dalam mendefiniskan kerangka kerja proposal REDD adalah mengetahui dari mana dana berasal. Sumber pembiayaan yang dibahas di modul ini mengacu secara jelas pada pendapatan yang akan digunakan untuk memberikan insentif terhadap pengurangan emisi melalui mekanisme REDD seperti yang ditentang oleh mekanisme pendanaan lainnya yang mungkin ditujukan untuk peningkatan kapasitas atau konservasi cadangan karbon (seperti yang dibahas di modul Distribusi).

OPSI

Sumber: Dana sukarela, Hubungan pasar, Pasar langsung, "Pendekatan bertahap"

Pembiayaan untuk REDD dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu pendanaan sukarale, pasar langsung atau mekanisme hubungan pasar11.

Dana sukarela dapat digunakan untuk skala nasional ataupun internasional. Official Development Assistance (ODA) seperti komitmen Norwegia untuk menyediakan $2.6 milyar, merupakan contoh pendanaan sukarela. Secara umum, negara-negara non Annex 1 menyerukan perlunya kontribusi baru dan tambahan dari negara-negara maju. Penting untuk diingat bahwa pengurangan emisi yang dihasilkan melalui pendanaan tidak dapat digunakan untuk memenuhi pasar karbon. Pendekatan hubungan pasar dapat menghasilkan pembiayaan melalui beragam mekanisme. Proses pelelangan seperti proposal yang diajukan oleh Norwegia untuk melelang Unit Jumlah yang Ditetapkan (Assigned Amount Unit/AAUs) pada tingkat internasional, atau “Inisiatif Iklim Internasional” yang diusulkan Jerman pada tingkat nasional, akan menghasilkan pendapatan melalui pelelangan harga emisi. Bagian kunci dari proses pelelangan ini adalah bahwa pelelangan ini dapat menghasilkan pendapatan pada skala tertentu dan pengurangan emisi akan menambah komitmen yang sudah ada. Contoh lain dari pendekatan hubungan pasar yaitu pengadaan pasar ganda seperti yang diusulkan oleh CCAP atau

Greenpeace dimana kredit REDD dihubungkan tetapi tidak dapat digantikan dengan pengurangan emisi bersertifikat (CER) yang ada. Di dalam pendekatan pasar ganda bebas memilih apakah pengurangan emisi dihasilkan melalui REDD akan bertambah atau merupakan komitmen yang sudah ada dari negara-negara Annex 1. Di dua kasus ini, pengurangan emisi tetap dapat digunakan untuk memenuhi target yang diperlukan.

R T D P

(17)

© Global Canopy Programme / Katherine Secoy

BOX 1: SIAPA YANG MENDAPAT KEUNTUNGAN?

Fonseca dan rekan-rekan kerjanya12 telah mengembangkan sebuah matriks untuk

menunjukkan bahwa negara-negara berkembang dibagi dalam empat kategori atau kwadran berdasarkan luas hutan mereka dan tingkat deforestasi hutan saat ini (lihat Tabel 1).

Kwadran ini penting di dalam konteks perdebatan REDD karena tidak semua negara akan mendapat keuntungan secara adil di dalam mekanisme REDD yang diusulkan tergantung pada pilihan opsi di dalam kerangka kerja modul.

Tabel 1: Matriks pembagian negara-negara berdasarkan luas hutan dan laju deforestasi hutan12.

Tergantung pada pilihan ruang lingkup, tingkat referensi, distribusi, dan mekanisme pendanaan dari sebuah proposal, beberapa negara melalui pelaksanaan REDD akan banyak mendapat keuntungan lebih dari yang lainnya. Contohnya, negara-negara dalam kwadran I dan III dengan laju historis deforestasi hutan yang tinggi akan mendapatkan lebih dari negara-negara dengan proposal yang menggunakan acuan dasar historis dibandingkan dengan yang menggunakan acuan dasar proyeksi. Negara-negara di dalam kwadran III dan IV dengan luas hutan yang luas juga akan mendapat keuntungan lebih dari proposal yang memiliki mekanisme distribusi yang jelas berdasarkan cadangan karbon. Akhirnya, negara-negara di Kwadran II dengan luas hutan yang rendah dan laju deforestasi hutan yang rendah akan kesulitan untuk mendapatkan keuntungan dalam melaksanakan REDD kecuali aktifitas peningkatan penyimpanan karbon (enhancement) dimasukkan dalam ruang lingkup mekanisme.

TINGKAT DEFORESTASI HUTAN YANG TINGGI ( > 0.22 %/tahun) TINGKAT DEFORESTASI HUTAN YANG RENDAH ( < 0.22 %/tahun) Kwadran I contoh. Guatemala, Thailand, Madagaskar Jumlah Negara: 44 Luas hutan: 28 % Total karbon hutan: 22 %

Laju deforestasi hutan per tahun: 48 %

Kwadran II

Republik Dominik, Angola, Vietnam Jumlah negara: 15 Luas hutan: 20 % Total karbon hutan: 12 % Laju deforestasi hutan per tahun: 1 %

LUAS HUTAN YANG RENDAH ( < 50 %) COUVERT FORESTIER ELEVE ( > 50 %) Kwadran III

contoh Papua Nugini, Brazil, Kongo (DR) Jumlah Negara: 10 Luas hutan: 39 % Total karbon hutan: 48 %

Laju deforestasi hutan per tahun: 47 %

Kwadran IV

contoh. Suriname, Belize, Gabon Jumlah negara: 11 Luas hutan: 13 % Total karbon hutan: 18 % Laju deforestasi hutan per tahun: 3 %

(18)

30

31

(19)

Gambar 7. Kunci Icon

RUANG LINGKUP

DISTRIBUSI

SKALA

Degradasi

Hutan Peningkatan Simpanan Karbon Deforestasi Hutan Historis Pasar Langsung Historis Yang Disesuaikan Hubungan Pasar Proyeksi Dana Sukerala

TINGKAT REFERENSI

PEMBIAYAAN

Nasional Sub-nasional Global Mekanisme

Re-distribusi MekanismeTambahan Pendekatan Bertahap

1 2 3

PANDUAN PROPOSAL

Halaman berikut menyajikan panduan terhadap 33 proposal yang saat ini sedang dipertimbangkan dengan menggunakan kerangka kerja analisa seperti yang diterangkan diatas. Masing-masing proposal telah disajikan secara grafis menggunakan icon yang tertera di halaman sebelah. Icon-icon ini mewakili opsi utama dari kerangka kerja analisa, dan telah dikelompokkan menurut modul mereka masing-masing.

Icon-icon ini diletakkan di bagian atas dari setiap proposal di dalam ‘icon bar’ (lihat Gambar 6 dibawah). Tidak semua proposal bertujuan untuk menjelaskan semua modul dari kerangka kerja. Oleh karena itu untuk menyederhanakannya, semua icon di icon bar akan berwarna abu-abu dan hanya opsi yang diusulkan dengan jelas di dalam proposal akan ditandai dengan icon warna. Warna akan menunjukkan modul kerangka kerja dimana icon dikelompokkan.

Gambar 6. Icon bar

Contoh dalam gambar 6 di atas menunjukkan ruang lingkup proposal ini

mencantumkan deforestasi dan degradasi hutan, tingkat referensi historis, proposal tidak merincikan mekanisme distribusi yang jelas dan pembiayaan melalui

hubungan pasar.

RUANG LINGKUP TINGKAT REFERENSI DISTRIBUSI PEMBIAYAAN

1 2 3

(20)

34

35

PROPOSAL

(21)

AUSTRALIA

Kode Dokumen UNFCCC

FCCC/SBSTA/2006/MISC.5, FCCC/SBSTA/2007/MISC.2,

FCCC/SBSTA/2007/MISC.14/Add.1, FCCC/SBSTA/2008/MISC.4/Add.2,

FCCC/AWGLCA/2008/Misc.5/Add.2 (Part I), FCCC/AWGLCA/2009/MISC.1/Add.2 Tanggal: Maret 2009

RINGKASAN

Proposal Australia untuk mekanisme pasar karbon hutan memasukkan pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan dan juga peningkatan penghilangan emisi melalui aforestasi dan reforestasi hutan dengan memasukkan sektor lahan sebagai hal yang penting di masa yang akan datang. Mekanisme ini bertujuan untuk menghindari hasil yang merugikan, termasuk memaksimalkan keanekaragaman hayati dan manfaat melalui pelibatan masyarakat lokal dan pribumi di dalam aktifitas yang dilakukan para pihak. Mekanisme pasar karbon hutan merupakan pendekatan tingkat nasional yang dapat mendukung implementasi tingkat sub nasional.

Pengurangan emisi dan peningkatan penghilangan emisi yang sesuai dengan tingkat nasional emisi hutan yang disepakati akan menghasilkan kredit karbon hutan yang dapat diperdagangkan. Tingkat emisi ini akan ditetapkan dengan menggunakan sebuah pendekatan holistik yang akan menjadi proyeksi konservatif dari emisi yang dihasilkan oleh manusia (anthropogenik) di masa yang akan datang dengan menggunakan informasi yang tersebut diatas. Langkah-langkah untuk membangun kepercayaan pasar dapat dilakukan melalui partisipasi di dalam “penyangga kepercayaan” internasional; pool karbon internasional yang dapat digunakan sebagai upaya terakhir untuk menetapkan kredit karbon hutan pada saat kejadian anthropogenik besar mengakibatkan ketidakpermanenan. Persiapan yang mantap dan peningkatan kapasitas juga akan diperlukan untuk memberikan kemampuan kepada negara-negara berkembang untuk berpartisipasi dalam mekanisme pasar karbon hutan. Hal ini mencakup bantuan untuk monitoring dan penghitungan karbon, pengembangan kebijakan, dan peningkatan kapasitas kelembagaan. Dukungan untuk persiapan dan peningkatan kapasitas akan diberikan melalui pengaturan non pasar dalam waktu jangka pendek.

RUANG LINGKUP TINGKAT REFERENSI DISTRIBUSI PEMBIAYAAN

1 2 3

ALIANSI NEGARA-NEGARA KEPULAUAN KECIL (AOSIS)*

Kode Dokumen UNFCCC

FCCC/AWGLCA/2008/MISC.5/Add.2 (Part 1) Tanggal: Desember 2008

RINGKASAN

AOSIS percaya bahwa pertimbangan semua aksi di dalam agenda REDD harus memastikan bahwa tidak ada konswekensi yang negatif terhadap keanekaragaman hayati ataupun mata pencaharian orang-orang pribumi atau masyarakat lokal dan harus mengeksplorasi adanya peningkatan permintaan yang mendorong laju deforestasi (misalnya ekspor kayu dan hasil hutan) meskipun ada implikasi yang memungkinkan untuk langkah-langkah perdagangan tertentu.

Mengakui bahwa pekerjaan lebih lanjut diperlukan untuk mengembangkan metodologi untuk menilai degradasi hutan, AOSIS menyatakan bahwa REDD harus memasukkan deforestasi dan degradasi hutan, dan definisi degradasi hutan harus terkait dengan hilangnya cadangan karbon di lahan hutan yang tersisa. REDD dapat dilakukan pada tingkat nasional maupun sub nasional, meskipun negara-negara harus didorong sebisa mungkin untuk mengambil langkah-langkah nasional untuk mengurangi kemungkinan kebocoran karbon nasional. Pendekatan untuk mengembangkan tingkat referensi nasional harus fleksibel bergantung pada kondisi nasional.

AOSIS mengusulkan bahwa pembiayaan untuk konservasi harus berasal dari dana REDD dan juga dari pendanaan yang terkait dengan adaptasi karena upaya konservasi hutan merupakan strategi adaptasi. Untuk negara-negara maju dan negara-negara berkembang tidak perlu ada percampuran atau pergantian pasar berdasarkan mekanisme yang telah ditetapkan Protokol Kyoto dan mekanisme pasar apa saja yang telah dibangun, jika ada, sesuai dengan Rencana Aksi Bali.

RUANG LINGKUP TINGKAT REFERENSI DISTRIBUSI PEMBIAYAAN

1 2 3

* Aliansi Negara-Negara Kepulauan Kecil (AOSIS) merupakan sebuah koalisi 43 negara kepulauan kecil yang rendah di atas permukaan laut dan kebanyakan merupakan anggota G-77 yang khususnya rawan terhadap peningkatan permukaan air laut.

(22)

38

39

CANADA

UNFCCC Document Code FCCC/SBSTA/2008/MISC.4 Date: April 2008

SUMMARY

Canada recognises the importance of the IPCC and GOFC-GOLD and recommends the IPCC produce a report on methodological guidance

for a REDD mechanism.

The indicative guidance provided in the Annex to Decision 2/CP.13 states that reductions in emissions or increases resulting from a demonstration activity should be based on historical emissions, taking into account national circumstances. Further guidance will be necessary from SBSTA to identify factors that must be considered in the determination of reference emissions levels, e.g. national circumstances.

Canada believes that the inability to meet methodological requirements related to forest degradation should not result in the complete exclusion

of a Party from an incentive to reduce emissions from deforestation, provided that the said Party meets the methodological requirements related to deforestation.

BRAZIL

Kode Dokumen UNFCCC

FCCC/SBSTA/2006/MISC.5, FCCC/SBSTA/2007/MISC.2, FCCC/SBSTA/2007/MISC.14

Tanggal: Februari 2007

RINGKASAN

Brazil mengusulkan penetapan pendanaan sukarela di negara-negara maju yang menyediakan sumber daya pembiayaan sebagai tambahan untuk aktiftas pendanaan yang sudah ada. Negara-negara berkembang berhak atas insentif pasca pembiayaan dari mulai persiapan hingga pelaksanaanya secara transparan dan kredibel bahwa negara-negara ini memang telah mengurangi emisi dari deforestasi hutan. Insentif harus berdasarkan pada perbandingan antara nilai emisi dari deforestasi hutan di masa lalu dengan nilai emisi referensi (RER). Penurunan emisi akan dihargai dan peningkatan emisi akan dijadikan sebagai debit dari insentif keuangan di masa yang datang. Harga per ton karbon untuk insentif dapat dinegosiasi dan dievaluasi secara periodik.

Penghitungan akan dilakukan pada tingkat nasional dan insentif akan disalurkan dengan rasio yang sama dengan pengurangan emisi dari negara yang sudah berhasil. Nilai Emisi Referensi (RER) merupakan nilai rata-rata deforestasi hutan selama 10 tahun terakhir mulai dari saat pelaksanaan UNFCCC, dan akan dihitung kembali setiap 3 tahun sebagai rata-rata emisi dari deforestasi hutan selama tiga tahun terakhir (apabila rata-rata telah menurun dibawah rata-rata emisi referensi).

RUANG LINGKUP TINGKAT REFERENSI DISTRIBUSI PEMBIAYAAN

1 2 3

RUANG LINGKUP TINGKAT REFERENSI DISTRIBUSI PEMBIAYAAN

1 2 3

(23)

CINA

Kode Dokumen UNFCCC FCCC/AWGLCA/2008/MISC.5 Tanggal: September 2008

RINGKASAN

Cina mengajukan sebuah mekanisme REDD yang melakukan pengurangan emisi secara merata dari deforestasi dan degradasi hutan di negara-negara berkembang, dan peran konservasi, pengelolaan hutan berkelanjutan, dan peningkatan

cadangan karbon hutan di negara-negara berkembang. Pelaksanaan REDD harus mempromosikan pembangunan yang berkelanjutan dan pengurangan kemiskinan dan juga harus memaksimalkan manfaat bersama bagi wilayah hutan di negara-negara berkembang.

Pelaksanaan REDD yang berhasil di negara-negara berkembang bergantung pada sumber pembiayaan yang mencukupi, dapat diprediksi, dan berkelanjutan serta adanya dukungan teknis dan finansial dan tersediannya sumber daya tambahan dan baru termasuk pendanaan resmi dan konsesional untuk negara-negara berkembang. Cina terbuka untuk berdiskusi tentang mekanisme pasar dan non pasar yang terkait dengan pendekatan kebijakan dan insentif positif dan mendorong aktifitas pendukung pada tingkat nasional dan sub nasional sehingga mendapatkan pembelajaran yang memadai.

KOALISI NEGARA-NEGARA HUTAN HUJAN TROPIS (CfRN)*

Kode Dokumen UNFCCC

FCCC/SBSTA/2006/MISC.5, FCCC/SBSTA/2007/MISC.2, FCCC/SBSTA/2007/ MISC.14, FCCC/SBSTA/2008/MISC.4/Add.1,

FCCC/AWGLCA/2008/MISC.5, FCCC/AWGLCA/2009/MISC.1/Add.4 Tanggal: Maret 2009

SUMMARY

Mengakui bahwa keadaan nasional berbeda-beda di negara-negara berkembang, CfRN mengajukan langkah-langkah implementasi untuk memaksimalkan keikutsertaan dalam aktifitas REDD. Perpindahan di antara kategori-kategori bersifat sukarela dan aktifitas diantara kategori-kategori dapat terjadi terus dalam beberapa kasus. Kategori I - Persiapan dan Peningkatan Kapasitas –akan menggunakan bantuan ODA yang baru dan tambahan untuk memperkuat kapasitas dan dukungan pelaksanaan aktifitas. Kategori II – memperluas implementasi sesuai dengan Konvensi – dapat didanai dengan pendapatan yang dihasilkan dari lelang AAU dan pajak karbon di negara-negara Annex 1, dan akan mendukung peningkatan pelaksanaan aktifitas termasuk aktifitas pada tingkat nasional, sub nasional, dan tingkat proyek di negara-negara berkembang dalam ruang lingkup Konvensi. Kategori III, pengurangan emisi MRV melalui Mekanisme Pasar – akan menggunakan pendanaan pasar karbon yang dapat didukung oleh lelang harga AAU dan pajak karbon untuk membiayai REDD.

CfRN mengajukan tingkat pengurangan dan penghilangan emisi nasional dengan menggunakan data historis selama jangka waktu paling sedikit lima tahun. Tingkat ini dapat dinaikkan atau dikurangi dengan menggunakan faktor penyesuaian pembangunan yang memperhatikan keadaan nasional, kemampuan, dan negara-negara dengan laju historis deforestasi dan degradasi hutan yang rendah.

* Belize, Republik Afrika Selatan, Kosta Rika, Republik Dominik, Republik Demokratik Kongo, Ekuador, Equatorial Guinea, Honduras, Ghana, Guyana, Kenya, Madagaskar, Nepal, Nikaragua, Panama, Papua Nugini, Singapure, Pulau Solomon, Tanzania, Thailand, Uganda, Vanuatu dan Vietnam

RUANG LINGKUP TINGKAT REFERENSI DISTRIBUSI PEMBIAYAAN

1 2 3

RUANG LINGKUP TINGKAT REFERENSI DISTRIBUSI PEMBIAYAAN

1 2 3

(24)

42

43

KOLUMBIA

Kode Dokumen UNFCCC

FCCC/SBSTA/2007/MISC.14, FCCC/SBSTA/ 2008/MISC.4, Penyerahan baru-baru ini

Tanggal: April 2009

RINGKASAN

Mekanisme yang diusulkan harus konsisten dengan prinsip pasar karbon dan bergantung pada prasarana teknis dan kelembagaan yang sudah ada. Kolumbia percaya bahwa setiap negara harus mampu memilih apakah menggunakan tingkat referensi nasional atau sub nasional dan menyarankan bahwa permasalahan

kebocoran karbon dapat dikelola pada tingkat proyek melalui metodologi yang sudah disepakati di mana emisi yang terjadi dikurangi dari kredit proyek.

Tingkat referensi dapat menggunakan perkiraan trend lama ke masa yang akan datang, teknologi atau penerapan yang berlaku sekarang, maupun argumen logis yang dibuat oleh pelaksana aktivitas berdasarkan trend yang sudah diobservasi. Kredit pengurangan emisi yang dapat diperdagangkan dan sepenuhnya dapat digantikan akan dikeluarkan sesuai dengan tingkat referensi yang disebutkan diatas. Dana khusus perubahan iklim akan disediakan oleh COP untuk membiayai aktifitas, program, dan langkah-langkah yang terkait dengan REDD+, sehingga menjadi tambahan terhadap aktifitas yang sudah didanai oleh sumber daya yang dialokasikan untuk perubahan iklim di daerah kerja Global Environment Facility serta pendanaan bilateral dan multilateral lainnya untuk bidang-bidang seperti berikut:

•Meningkatkan kemampuan negara-negara berkembang untuk memonitor perubahan luas hutan mereka dan cadangan karbonnya

• Merancang dan melaksanakan kebijakan yang dapat mengurangi deforestasi dan degradasi hutan; dan

• Mendukung konservasi hutan yang sedang berlangsung dan upaya-upaya peningkatan cadangan karbon hutan di negara-negara berkembang.

KOMISI HUTAN AFRIKA TENGAH (COMIFAC)*

Kode Dokumen UNFCCC

FCCC/SBSTA/2006/MISC.5, FCCC/SBSTA/2007/MISC.2, FCCC/SBSTA/2007/MISC.14, FCCC/SBSTA/2008/MISC.4 Tanggal: Maret 2008

RINGKASAN

Untuk mendapatkan keuntungan yang riil dan dapat diukur untuk iklim, Komisi Hutan Afrika tengah (Central African Forest Commission/COMIFAC) menyatakan bahwa pendekatan kebijakan dan insentif positif harus berdasarkan pendekatan investasi yang dirancang untuk menghadapi dinamika sektor hutan yang berbeda-beda di negara-negara berkembang, yang didukung dengan komitmen pengurangan emisi yang substansial oleh negara-negara maju. Dalam konteks ini, terdapat tiga opsi pendanaan sukarela, mirip dengan proposal CfRN, untuk tiga tahap deforestasi hutan yang berbeda. Pertama, dana persiapan akan diperlukan untuk membangun kapasitas dengan skenario referensi dan langkah-langkah kebijakan untuk mengurangi deforestasi hutan. Kedua, dana stabilisasi akan digunakan di negara-negara dengan laju deforestasi hutan yang rendah untuk melindungi dan mempertahankan cadangan karbon; pendanaan dapat berasal dari bagi hasil dari kredit REDD yang digabungkan dengan dana tambahan yang disediakan oleh negara-negara Annex I melalui Official Development Assistance (ODA) ataupun pajak. Ketiga, mekanisme REDD dimana insentif positif dihargai untuk pengurangan emisi dibawah skenario referensi (RS) dapat memberikan insentif positif untuk REDD. Skenario referensi (RS) merupakan kombinasi tingkat emisi referensi historis dengan faktor penyesuaian pembangunan (DAF)

Dengan keragaman keadaan nasional, maka penting untuk fleksibel dalam memilih pendekatan dan tingkat aksi yang relevan untuk dipertimbangkan; kedua pendekatan nasional dan sub nasional sesuai dan relevan untuk negara-negara di Muara Kongo.

* Kamerun, Republik Afrika Tengah, Kongo, Republik Demokratik Kongo, dan Equatorial Guinea

RUANG LINGKUP TINGKAT REFERENSI DISTRIBUSI PEMBIAYAAN

1 2 3

RUANG LINGKUP TINGKAT REFERENSI DISTRIBUSI PEMBIAYAAN

1 2 3

(25)

INDIA

Kode Dokumen UNFCCC

FCCC/SBSTA/2007/MISC.2, FCCC/SBSTA/2007/MISC.14/Add.2, FCCC/ SBSTA/2008/MISC.4, FCCC/AWGLCA/2008/Misc.5/Add.2 (Part I) Tanggal: Desember 2008

RINGKASAN

India menyoroti bahwa usulan Brazil untuk kompensasi pengurangan emisi tidak adil karena hanya untuk negara-negara dengan laju deforestasi hutan yang tinggi, dan oleh karena itu mengusulkan sebuah mekanisme “Kompensasi Konservasi” yang juga memberikan penghargaan kepada negara-negara yang mempertahankan dan meningkatkan luas hutan mereka sebagai akibat upaya konservasi. Dengan begitu, India akan mendukung metodologi umum yang i) mengkaji perubahan cadangan karbon dan emisi gas rumah kacar (GRK) sebagai akibat program konservasi dan pengelolaan hutan yang berkelanjutan, dan ii) pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan.

India menyatakan bahwa, karena cadangan karbon hutan tidak memasukkan aliran karbon, maka tidak mungkin untuk menghubungkan cadangan ini dengan Pasar Penyedia Karbon Global (Global Carbon Compliance Market) dan akibatnya kompensasi terhadap upaya mempertahankan cadangan karbon hutan tidak bisa bersifat sukarela bagi negara-negara maju. Hal ini menempatkan pembayaran ini terbatas pada pendanaan “donor” dan, menilai hanya dari historis aksi perubahan iklim akan menurunkan nilai kompensasi. Oleh karena itu, pembayaran kompensasi harus menggunakan norma-norma untuk penilaian, dalam BAP yang telah

disepakati, yang terkait dengan tanggung jawab dan kemampuan setiap negara maju. Sebaliknya, dengan adanya monitoring dan penilaian perubahan aliran karbon hutan, maka akan lebih layak untuk memberikan insentif positif kepada REDD dengan memasukan kredit REDD di dalam pasar penyedia karbon global. Namun India mengakui bahwa aliran kredit REDD akan sangat besar dan kita mungkin perlu membatasi tingkat komitmen mitigasi gas rumah kaca (GRK) yang akan dicapai negara maju melalui penggunaan kredit REDD.

UNI EROPA (EU)

Kode Dokumen UNFCCC

FCCC/SBSTA/2006/MISC.5, FCCC/SBSTA/2007/MISC.2, FCCC/SBSTA/2007/MISC.14, FCCC/SBSTA/2008/MISC.4 Tanggal: Juli 2008

RINGKASAN

Uni Eropa (EU) mengusulkan bahwa kebijakan harus berfokus pada insentif positif untuk mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan sembari mempromosikan konservasi, pengelolaan hutan berkelanjutan (SFM) dan peningkatan cadangan karbon hutan.

Uni Eropa lebih menyukai pendekatan insentif berdasarkan pada tingkat emisi referensi yang telah disepakati, yang harus bisa dicapai dengan ambisius dan realistis, dengan memperhatikan keadaan nasional termasuk inisiatif dan kebijakan yang ada, data historis, trend saat ini, dan perkembangan dalam pemanfaatan lahan. Tingkat yang disepakati dapat dinegosiasi dan direvisi secara periodik. Uni Eropa mengakui bahwa pendekatan sub nasional akan sesuai dengan keadaan nasional di negara-negara tertentu, namun tingkat emisi referensi nasional sangat penting untuk menghindari resiko kebocoran karbon di tingkat nasional.

Uni Eropa mengakui bahwa pembiayaan publik saat ini tidak mencukupi dan tidak tersedia secara berkelanjutan, dan oleh karena itu mengakui perlunya mengkaji semua opsi pembiayaan khususnya terkait dengan skala dan keberlanjutannya, dan menilai bahwa pendekatan pasar yang dirancang dengan baik dapat mendorong aksi jangka panjang.

RUANG LINGKUP TINGKAT REFERENSI DISTRIBUSI PEMBIAYAAN

1 2 3

RUANG LINGKUP TINGKAT REFERENSI DISTRIBUSI PEMBIAYAAN

1 2 3

(26)

46

47

INDONESIA

Kode Dokumen UNFCCC

FCCC/SBSTA/2006/MISC.5, FCCC/SBSTA/2007/MISC.2/Add.1, FCCC/SBSTA/2007/MISC.14/Add.1, FCCC/SBSTA/2008/MISC.4,

FCCC/AWGLCA/2008/MISC.5/Add.2 (Part I), FCCC/AWGLCA/2008/MISC.5/ Add.2 (Part II)

Tanggal: Desember 2008

RINGKASAN

Indonesia menyatakan bahwa penggunaan definisi tunggal untuk deforestasi hutan diperlukan untuk memastikan keadilan dalam memberikan insentif kepada negara-negara berkembang. Aksi sukarela yang memenuhi syarat untuk kompensasi harus memasukkan aktifitas penanaman pengayaan hutan skunder, pengurangan emisi melalui penghindaran konversi hutan, pengurangan emisi melalui penuntasan pembalakan liar dan kebakaran hutan, dan melestarikan karbon melalui konservasi hutan.

Tingkat referensi untuk menghasilkan kredit memiliki dua lipatan. Tingkat referensi untuk aktifitas yang tidak direncanakan berasal dari acuan dasar historis nasional selama jangka waktu yang ditentukan sebelumnya. Aktifitas terencana yang tidak dilaksanakan akan menggunakan sejumlah acuan dasar sesuai dengan cadangan karbon yang ada sejak awal komitmen REDD.

Indonesia, seperti CfRN, mendefiniskan tiga tahap aktifitas yang berbeda yang akan memerlukan tiga sumber daya pembiayaan yang berbeda. Aktifitas persiapan yang akan mendorong ODA melalui jalur bilateral dan/atau multilateral. Tahap transisi akan menggunakan mekanisme pendanaan dari ODA dan pendanaan sukarela dan transisi menuju pasar pra 2012. Kesepakatan pasca 2012 akan menggunakan pendekatan pasar termasuk pasar emisi domestik, regional atau internasional, yang disertai oleh pencapaian target yang serius untuk negara-negara Annex I.

JEPANG

Kode Dokumen UNFCCC

FCCC/SBSTA/2006/MISC.5, FCCC/SBSTA/2007/MISC.2, FCCC/SBSTA/2007/MISC.14, FCCC/SBSTA/2008/MISC.4, Unpublished Material

Tanggal: Agustus 2008

RINGKASAN

Jepang mengakui bahwa penting untuk mengurangi perusakan hutan dan dan kemudian penting juga untuk mengganti hilangnya luas hutan dunia melalui Pengelolaan Hutan yang Berkelanjutan (SFM), yaitu melalui perlindungan, restorasi, aforestasi, dan penanaman hutan serta peningkatan upaya untuk mencegah degradasi hutan. Karena beragam dan pentingnya fungsi hutan, kebijakan dan langkah-langkah untuk mengatasi deforestasi dan degradasi hutan harus berfokus tidak hanya pada perubahan karbon tetapi juga upaya mempromosikan SFM dan pelestarian keanekaragaman hayati.

Tingkat referensi akan ditetapkan berdasarkan historis perubahan sumber daya hutan. Lebih khususnya tingkat referensi ini akan dibuat dengan memantau sumber daya hutan saat ini dengan menggunakan citra satelit dan penelitian lahan di hutan dengan membandingkan penilaian sumber daya hutan di masa lalu dengan citra satelit dan inventarisasi hutan sebelumnya. Karena sumber daya hutan memiliki keadaan yang berbeda-beda di setiap negara, penetapan tingkat referensi harus dilakukan berdasarkan perubahan historis sumber daya hutan, dengan memperhatikan faktor sosial ekonomi bila diperlukan, dengan begitu maka penetapan tersebut merefleksikan konteks dari negara-negara/daerah dengan cara yang lebih objektif dan fleksibel. Di negara-negara dimana tingkat deforestasi dan degradasi hutan rendah tetapi terlihat akan meningkat, trend sosial ekonomi di masa yang datang dapat digunakan pada saat menetapkan tingkat referensi. Apabila sumber daya hutan dan deforestasi dan degradsi hutan terlihat akan terancam punah maka hal ini harus direfleksikan di dalam tingkat referensi

RUANG LINGKUP TINGKAT REFERENSI DISTRIBUSI PEMBIAYAAN

1 2 3

RUANG LINGKUP TINGKAT REFERENSI DISTRIBUSI PEMBIAYAAN

1 2 3

(27)

MALAYSIA

Kode Dokumen UNFCCC

FCCC/SBSTA/2006/MISC.5, FCCC/SBSTA/2007/MISC.2 Tanggal: Februari 2007

RINGKASAN

Malaysia percaya bahwa pendekatan kebijakan REDD harus berdasarkan pada langkah-langkah yang diambil dan biaya kesempatan yang terdahulu. Negara-negara berkembang yang telah mempertahankan hutan alam yang luas akan mendapat tekanan yang besar untuk mengkonversikan hutan mereka menjadi areal penggunaan lahan lainnya dan insentif untuk negara-negara ini harus dimaksimalkan untuk memastikan bahwa sisa hutan tidak ditebang. Kedua upaya perlindungan total dan pelaksanaan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan (SFM) harus dipertimbangkan sebagai upaya positif untuk menghindari deforestasi hutan. Malaysia percaya bahwa dana baru dan tambahan akan diperlukan untuk negara-negara berkembang untuk membantu membangun kapasitas teknis dan kelembagaan agar dapat melaksanakan langkah-langkah efektif untuk REDD. Insentif positif seharusnya bersifat suka rela, fleksibel, dan menawarkan rangkaian insentif yang dapat diterapkan pada keragaman lingkungan hutan, wewenang pengelolaan, dan kondisi sosial ekonomi serta kondisi aktifitas pembangunan di masing-masing negara berkembang.

Malaysia prihatin bahwa negara-negara yang mengantisipasi sebuah mekanisme yang menghargai pengurangan emisi dengan acuan dasar historis akan

mengakibatkan kenaikan insentif negatif sehingga akan meningkatkan pengambilan kayu hutan pada tahun-tahun sebelum permulaan komitmen di mulai. Malaysia dapat melihat keuntungan dari pendekatan nasional untuk mekanisme REDD karena pendekatan ini menyederhanakan pelaporan dan validasi. Pendekatan berdasarkan proyek perlu juga dipertimbangkan.

MEKSIKO

Kode Dokumen UNFCCC

FCCC/SBSTA/2007/MISC.2, FCCC/SBSTA/2008/MISC.4/Add.3 Tanggal: Agustus 2008

RINGKASAN

Agar dapat meningkatkan aktifitas REDD dengan biaya yang efektif, maka secara mendasar perlu mempertimbangkan keikutsertaan dalam pasar karbon. Meksiko mempertimbangkan bahwa pembahasan tentang bagaimana mengintegrasikan aktifitas REDD dengan pasar karbon harus dilaksanakan dalam konteks Review Kedua dari Protokol Kyoto. Dana akan berperan sangat penting untuk aktifitas seperti peningkatan kapasitas, konservasi, dan pengelolaan hutan berkelanjutan (SFM), yang memerlukan dana yang tidak dapat dikembalikan agar dapat terlaksana. Tingkat emisi referensi, pada semua skala implementasi, harus berdasarkan pada data historis mengenai emisi gas rumah kaca (GRK) dan harus memperhatikan keadaan nasional. Meksiko sangat mendorong sistem penghitungan nasional untuk memfasilitasi pelaporan dan menghindari penghitungan ganda pengurangan atau penghilangan emisi. Implementasi aktifitas pada tingkat nasional ataupun sub nasional akan ditentukan oleh setiap negara dengan sukarela, sebagai hak kedaulatan setiap negara, dengan memperhatikan keadaan dan persyaratan nasional tertentu. Pendekatan sub nasional bagi beberapa negara merupakan langkah membangun pendekatan nasional.

RUANG LINGKUP TINGKAT REFERENSI DISTRIBUSI PEMBIAYAAN

1 2 3

RUANG LINGKUP TINGKAT REFERENSI DISTRIBUSI PEMBIAYAAN

1 2 3

(28)

50

51

SELANDIA BARU

Kode Dokumen UNFCCC

FCCC/SBSTA/2006/MISC.5, FCCC/SBSTA/2007/MISC.2, Diserahkan baru-baru ini Tanggal: Mei 2009

RINGKASAN

Setiap mekanisme REDD harus menyediakan sumber daya keuangan yang memadai kepada negara-negara berkembang untuk memberikan kompensasi keuntungan ekonomi atas upaya mengurangi deforestasi dan degradasi hutan.

Untuk menyediakan sumber keuangan utama agar dapat melaksanakan REDD, pendekatan atas dasar pasar dianggap lebih bertahan lama dan efisien secara ekonomi dibandingkan dengan pendekatan atas dasar pendanaan. Kedua

pendekatan tersebut akan tetapi memiliki keuntungan dan hambatan, dan Selandia Baru terbuka untuk mengeksplorasi kedua opsi tersebut.

Mekasnisme nasional (baik atas dasar pasar maupun pendanaan) dianggap sangat lebih baik dibandingkan dengan mekanisme proyek, hal ini karena mekanisme nasional lebih baik untuk mengatasi kebocoran karbon di setiap negara. Selandia Baru mendukung pendekatan bertahap dengan beberapa bentuk pendanaan untuk membantu negara tertentu dalam hal pengembangan pendekatan tingkat nasional, meskipun jika pendekatan atas dasar pasar pada tingkat nasional pada akhirnya disepakati sebagai mekanisme pendanaan yang utama.

Setiap mekanisme harus memiliki potensi maksimal untuk keuntungan global, karena hal ini merupakan cara yang terbaik untuk mengatasi kebocoran karbon internasional. Mekanisme seharusnya tidak menerapkan penyesuaian yang berubah-ubah terhadap insentif keuangan untuk ‘mengkoreksi’ kemungkinan terjadinya kebocoran internasional.

NORWEGIA

Kode Dokumen UNFCCC

FCCC/SBSTA/2006/MISC.5, FCCC/AWGLCA/2008/MISC.5 Tanggal: Oktober 2007

RINGKASAN

Norwegia percaya bahwa fokus REDD harus tertuju pada deforestasi dan degradasi hutan karena tingginya tingkat emisi dari aktifitas ini. Namun mengakui bahwa ada negara-negara dengan laju historis deforestasi yang rendah tetapi berpotensi menaikkan laju deforestasi di masa yang akan datang, dan negara-negara yang saat ini memiliki laju deforestasi yang rendah karena hutan-hutanya sudah ditebang. Norwegia mendukung sebuah kewenangan di masa yang akan datang yang dapat mempromosikan pelestarian hutan yang ada, pengelolaan hutan yang berkelanjutan, dan insentif untuk meningkatkan cadangan karbon di hutan yang masih ada. Norwegia percaya bahwa pada prinsipnya tingkat referensi harus berdasarkan data emisi historis, tetapi mengakui bahwa untuk banyak negara dengan tingkat deforestasi dan degradasi hutan yang rendah, data historis ini tidak akan

memberikan insentif yang kuat. Kewenangan REDD di masa yang akan datang harus dijalankan di tingkat nasional agar dapat mengurangi resiko kebocoran karbon di dalam negara.

Memahami adanya perbedaan kapasitas negara-negara berkembang dan juga adanya keragaman laju deforestasi dan degradasi hutan, Norwegia mendukung pendekatan bertahap yang menggunakan insentif yang dibedakan dan pendekatan kebijakan untuk mendorong partisipasi yang luas. Kombinasi mekanisme pasar dan pendanaan diperlukan. Pasar bermanfaat untuk memobilisasi sumber daya dari sektor swasta akan tetapi kurang efektif untuk negara-negara dengan laju deforestasi yang rendah. Lebih lanjut, mekanisme pasar tidak akan sesuai untuk peningkatan kapasitas. Jika mekanisme pendanaan diperkenalkan tanpa mekanisme ganti rugi, maka penting sekali untuk membuat sistem yang lengkap dan berkelanjutan yang dapat memobilisasi sumber daya pembiayaan. Pelelangan harga dapat digunakan untuk membiayai mekanisme REDD atas dasar pendanaan.

RUANG LINGKUP TINGKAT REFERENSI DISTRIBUSI PEMBIAYAAN

1 2 3

RUANG LINGKUP TINGKAT REFERENSI DISTRIBUSI PEMBIAYAAN

1 2 3

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya penelitian ini diharapkan para dosen akuntansi dapat memahami dan menerapkan mengenai kompetensi pedagogik dan profesionalisme dalam kegiatan belajar

da$a men%hasilkan definisi sisem rele#an yan% deail, da$a men%hasilkan definisi sisem rele#an yan% deail, maka $ada Lan%kah 0 da$a mulai den%an.. maka $ada Lan%kah

Untuk 100% tandan kosong jedah waktu untuk mendapatkan flame berikutnya lebih lama hal ini diakibatkan oleh fluktuasi temperatur pada daerah pembakaran dan reduksi sangat tinggi

(2) Tunjangan yang dimaksud dalam pasal 1 peraturan ini diberikan kepada Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia yang menjadi tidak cakap bekerja karena cacat fisik atau

Dalam menilai agility yang telah diberikan pada kedua latihan tersebut di atas, maka untuk membuktikan apakah ada perbedaan efektifitas dari kedua latihan tersebut

Kawasan resapan air sangat penting untuk mengurangi limpasan permukaan yang masuk ke drainase, namun maraknya pembangunan perumahan mengakibatkan rusaknya kawasan resapan air

Begitu juga hasil dari penelitian yang dilakukan Ramdhani (2017) menyatakan bahwa kinerja karyawan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas