• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.2 Penilaian Risiko Produks

6.2.2 Penilaian Risiko Produksi Diversifikas

6.2.2.1 Tingkat Risiko Produksi Diversifikasi Aktual

Uraian sebelumnya menjelaskan tentang risiko produksi yang dihadapi oleh para petani jika hanya mengusahakan satu jenis tanaman saja yaitu tomat atau cabai merah. Para Petani di Desa Perbawati sudah melakukan diversifikasi dalam menjalankan kegiatan usahataninya. Hal tersebut dapat dilihat dalam waktu yang hampir bersamaan, para petani melakukan pola tanam baik secara monokultur maupun secara tumpangsari. Dengan melakukan sistem penanaman secara diversifikasi maka risiko yang dihadapi oleh para petani di Desa Perbawati dinamakan risiko portofolio.

Pola tanam yang dilakukan oleh petani di Desa Perbawati dalam menanam tomat dan cabai merah dilakukan pada waktu yang hampir sama namun pada lahan yang berbeda. Dimana proporsi petani untuk mengusahakan tanaman tomat lebih tinggi dibandingkan tanaman cabai merah yaitu 54 persen untuk menanam tomat dan 46 persen digunakan petani untuk menanam cabai merah (Lampiran 22). Dengan melihat ciri khas dari kedua jenis tanaman ini sama yaitu rentan terhadap penyakit dan produkstivitasnya sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca dan iklim maka dapat digunakan nilai koefisien korelasi yang digunakan pada kegiatan portofolio ini adalah positif (+1). Dimana hubungan antara usaha petani untuk menanam tomat bergerak bersamaan dengan cabai. Misalnya ketika curah hujan tinggi, baik tomat ataupun cabai merah yang ditanam secara bersamaan akan berproduksi dalam jumlah yang sedikit karena rentannya terhadap penyakit bususk buah dan busuk daun.

Dalam penilaian risiko produksi pada masing-masing komoditi, maka ukuran risiko seperti variance, standard deviation, ataupun coefficient variation

digunakan hanya untuk satu jenis tanaman saja yaitu tomat dan cabai merah. Namun, ketika akan melakukan perbandingan antara risiko produksi spesialisasi

dan risiko produksi portofolio maka ukuran risiko yang digunakan yaitu dengan menghitung variance gabungan dari usaha tanaman tomat dan tanaman cabai merah. Analisis perbandingan risiko produksi yang dilakukan pada kegiatan portofolio sama halnya dengan menganalisis risiko produksi pada kegiatan spesialisasi yaitu variance, standard deviation, dan coefficient variation. Perbandingan terhadap risiko produksi spesialisasi dan risiko produksi portofolio antara tomat dan cabai merah berdasarkan produktivitasnya dapat dilihat pada Tabel 30 dan penghitungannya dapat dilihat pada Lampiran 23.

Tabel 30.Perbandingan Risiko Produksi Berdasarkan Produktivitas pada Tomat, Cabai Merah, dan Portofolio pada Petani Desa Perbawati

Tahun 2010-2012

Uraian Tomat Cabai Merah Portofolio

Expected Return 21.035 8.700 15.362

Variance 208.810.945 29.908.974 83.711.769

Standard Deviation 14.450 5.469 9.149

Coefficient Variation 0,687 0,629 0,596

Berdasarkan Tabel 30, maka dapat dilihat perbandingan antara risiko produksi jika perusahaan hanya mengusahakan tomat atau cabai merah dan risiko produksi jika petani mengusahakan tomat dan cabai merah. Nilai koefisien korelasi menunjukkan bahwa untuk setiap produktivitas yang dihasilkan oleh setiap petani, ternyata risiko produksinya akan lebih kecil jika para petani mengusahakan tomat dan cabai merah secara bersamaan dibandingkan dengan mengusahakan tomat atau cabai merah. Hal ini membuktikan bahwa ketika petani melakukan kegiatan diversifikasi walaupun tidak dapat menghilangkan terjadinya risiko produksi tetapi diversifikasi dapat mengurangi beban para petani untuk menghadapi risiko produksi yang sering mereka alami. Dengan demikian, petani masih tetap mengais keuntungan ketika salah satu dari komoditas tersebut mengalami kegagalan yang lebih tinggi daripada komoditi yang lainnya.

Sama halnya dengan perbandingan risiko produksi yang dinalisis dengan menggunakan produktivitas, perbandingan risiko produksi dengan menggunakan pendapatan pun dapat meminimalisir tingkat risiko yang terjadi walaupun tidak bisa menghilangkan risiko secara keseluruhan. Perbandingan risiko produksi

berdasarkan analisis pendapatn bersih dapat dilihat pada Tabel 31 dan penghitungannya dapat dilihat pada Lampiran 23.

Tabel 31. Perbandingan Risiko Produksi Berdasarkan Pendapatan pada Tomat, Cabai Merah, dan Portofolio pada Petani Desa Perbawati

Tahun 2010-1012

Uraian Tomat Cabai Merah Portofolio

Expected Return 32.046.234 65.838.682 47.590.760

Variance 5,76E+14 1,83E+15 9,07E+15

Standard Deviation 24.007.262 42.786.602 30.124.439

Coefficient Variation 0,749 0,650 0,633

Dari Tabel 31, dengan melihat koefisien variasinya maka dapat diketahui bahwa perbandingan risiko produksi berdasarkan pendapatan yang diperoleh petani jika mengusahakan tomat dan cabai merah pada waktu yang bersamaan akan lebih rendah dibandingkan jika petani mengusahakan tomat atau cabai merah saja. Dengan melakukan usaha pertanian dengan sistem diversifikasi maka risiko produksi akan berkurang menjadi 0,633. Walaupun, pada dasarnya tomat dan cabai merah termasuk ke dalam keluarga yang sama yaitu keluarga solonaceae

yang memungkinkan adanya hama dan penyakit yang sama. Namun, serangan hama dan penyakit pada tomat dan cabai merah mengalami kerugian penurunan produksi yang berbeda dimana kerugian serangan hama dan penyakit pada tomat lebih tinggi dibandingkan pada cabai merah. Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan bagi tomat dan cabai merah untuk dilakukan diversifikasi pada pengusahaannya.

Hubungan antara risiko dan pendapatan menyatakan bahwa keduanya bergerak secara bersamaan. Dengan kata lain, semakin tinggi risiko yang dihadapi oleh petani maka akan semakin tinggi pula pendapatan yang dihasilkan oleh petani (high risk, high return). Namun, teori tersebut tidak berlaku bagi risiko produksi tomat dan cabai merah yang dihadapi ole para petani di Desa Perbawati. Jika dilihat dari risiko produksi, maka risiko produksi tomat lebih tinggi dibandingkan risiko produksi cabai merah. Namun, jika dilihat dari tingkat pendapatan, maka tingkat pendapatan cabai merah lebih tinggi dibandingkan tingkat pendapatan tomat. Hal ini disebabkan oleh produktivitas tomat jauh lebih tinggi dibandingkan produktivitas cabai merah dan fluktuasi produktivitas tomat

lebih bervariasi dibandingkan fluktuasi produktivitas cabai merah sehingga risiko produksi tomat lebih tinggi. Pendapatan secara tidak langsung dipengaruhi oleh harga komoditai tersebut, dimana setinggi-tingginya harga tomat, tidak akan melebihi tingginya harga cabai merah. Dengan kata lain, harga tomat jauh lebih rendah dibandingkan harga yang belaku pada cabai merah. Dengan demikin, risiko produksi tomat yang tinggi tidak diikuti oleh pendapatan yang tinggi pula.

Perilaku petani dalam menghadapi risiko produksi dapat dilihat dari expected return dan tingkat kepuasan petani tomat dan cabai merah itu sendiri. Dalam hal ini, perilaku petani dalam menghadapi risiko produksi dapat diukur dengan menggunakan pendapatan yang diterima petani. Pertimbangan mengenai pendapatan yang dijadikan sebagai ukuran untuk menentukan expected return dan tingkat kepuasan yaitu karena pendapatan merupakan salah satu hal yang menjadi tolak ukur untuk menentukan besar kecilnya keuntungan yang petani dapatkan.

Perilaku petani tomat dan cabai merah dalam menghadapi risiko yaitu mereka cenderung kepada perilaku risk taker. Hal ini dapat dilihat ketika mereka mengalami kerugian dalam mengusahakan tomat, pada musim selanjutnya mereka tetap mengusahakannya. Kondisi ini pun dapat dilihat dari ekspected return pada usahatani tomat. Koefisien korelasi menunjukkan bahwa risiko produksi tomat lebih tinggi dibandingkan risiko produksi cabai merah. Namun, petani tomat bersedia untuk menerima pendapatan yang diharapkannya yang lebih rendah dibandingkan dengan pendapatan cabai merah. hal ini diperkuat dengan presentase luas tanam tomat yang lebih tinggi dibandingkan dengan luas lahan cabai merah, padahal risiko produksi tomat lebih tinggi dibandingkan dengan risiko produksi cabai merah.