• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Landasan Teori

2.2.8. Tingkat Suku Bunga Internasional

2.2.8.1 Pengertian Tingkat Suku Bunga Internasional

Suku Bunga adalah pembayaran yang dilakukan untuk penggunaan uang merupakan jumlah bunga yang dibayarkan per unit waktu yang didasarkan perubahan nilai uang dan kemungkinan perubahan kurs. Suku bunga memainkan peranan penting dalam pasar valuta asing, mengingat simpanan – simpanan berjumlah yang diperdagangakan di pasar tersebut menghasilkan bunga. Dalam hal ini tingkat bunganya masing – masing berlainan sesuai dengan mata uang yang menjadi satuannya. (Krugman, 1995 : 59)

Tingkat suku bunga adalah keuntungan finansial atas dana atau keuntungan tahunan atas dana yang dipinjamkan (Samuelson, 2003 : 317)

Suku bunga umumnya ditetapkan per tahun yaitu jumlah bunga yang harus dibayarkan bila suatu jumlah uang dipinjam untuk satu tahun. Untuk jangka pendek, tergantung pada jangka waktu pinjaman.

2.2.8.2 Suku Bunga Menurut Definisi LIBOR dan SIBOR

London Interbank Offer Rate (LIBOR) yaitu rate atau tingkat

bunga pinjaman yang berlaku antar bank di London yang dijadikan patokan atau dasar untuk menentukan tingkat bunga pinjaman pada pasar uang internasional. Biasanya, jika pinjaman untuk perusahaan atau bank yang lebih tinggi, misalnya LIBOR +1% atau +1,5% tergantung dari tingkat resiko dan jangka waktu pinjamannya.

Disamping LIBOR, untuk wilayah Asia dikenal juga SIBOR atau

Singapore Interbank Offer Rate, yaitu tingkat bunga pinjaman yang berlaku antar bank di Singapura, Sedangkan di Jakarta saat ini mulai dikenal juga JIBOR atau Jakarta Interbank Offer Rate, Yaitu tingkat bunga pinjaman antar bank di Jakarta. Jadi dapat di simpulkan bahwa LIBOR adalah tingkat bunga pinjaman yang berlaku antar bank di London yang di jadikan patokan atau dasar untuk menentukan tingkat bunga pinjaman pada pasar uang internasional, sedangkan untuk wilayah Asia dikenal dengan SIBOR (Hady, 2001:39)

SIBOR (Singapore Inter Bank Offering Rate) umumnya dipakai untuk transaksi keuangan internasional dalam mata uang US Dollar di kawasan Asia Tenggara. Mengapa dipakai SIBOR dipakai? Ada

kaitannya dengan status Singapura yang memiliki ekonomi terbuka serta memiliki sistem hukum / legal yang lebih maju ketimbang negara lain di kawasan Asia Tenggara. Dan seperti kita lihat sistem hukum warisan Inggris ini juga menjadi dominan di pusat keuangan lainnya (alternatif SIBOR adalah HIBOR (Hong Kong) dan LIBOR (London). Ini aspek yang penting - karena kepastian hukum dan ekonomi terbuka selalu berdampingan. Atas hal tersebut pula maka sistem perbankan di Singapura, Hong Kong, dan London menjadi sangat terkenal dan akhirnya perbankannya pun memiliki modal / kapital yang kuat. Kapital yang kuat menjadi penting selain karena alasan scale of economies juga karena akan lebih kuat menahan guncangan finansial. Alternatif lain tentu bisa saja pakai LIBOR tetapi kalau memang urusannya semata – mata di kawasan Asia Tenggara maka menggunakan SIBOR lebih praktis dalam soal kliring. Untuk JIBOR ya tentunya cuma akan terkait dengan transaksi dalam mata uang rupiah dan terkait dengan perbankan Indonesia. (ahliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com/ diakses tanggal 26 April 2008, pada pukul 20.12 WIB)

2.2.8.3 Unsur-Unsur Tingkat Suku Bunga

Suku bunga sangatlah tergantung pada jenis pinjaman atau pemberi pinjaman yang didasarkan pada:

a. Syarat atau jatuh tempo

Surat-surat berharga jangka pendek biasanya mempunyai periode sampai dengan satu tahun. Sedangkan surat-surat berharga berjangka panjang umumnya memberikan suku bunga yang lebih tinggi dibandingkan dengan jangka pendek, karena masyarakat ingin mengorbankan lebih cepat dana-dana mereka hanya jika mereka dapat meningkatkan hasilnya.

b. Resiko

Adalah pinjaman yang pada hakikatnya tidak memiliki resiko, sementara lainnya sangat bersifat spekulatif.

c. Likuiditas

Aset juga dapat dibeda-bedakan atas dasar besar kecilnya biaya dan kecepatan pemanfaatan oleh pemiliknya.

d. Biaya-biaya administrasi

Waktu serta ketelitian yang diperlukan untuk administrasi berbagai pinjaman sangatlah berbeda. Beberapa pinjaman ada yang memerlukan pemeriksaan secara periodik, bahkan ada yang mengharuskan jaminan atas dibayar secara tepat waktu (Krugman, 1995 : 198-199)

2.2.8.4 Keseimbangan Tingkat Suku Bunga

Pada dasarnya suku bunga terbentuk oleh keseimbangan pasar uang, Yakni: Ms=Md

Keterangan :

Ms=Money Supply (Penawaran Uang) Md=money Demand (Permintaan Uang)

Penurunan penawaran uang (Ms) mengakibatkan kelebihan permintaan uang (Md) pada tingkat bunga. Selain itu, kenaikan penawaran uang pada suatu negara mengakibatkan mata uangnya mengalami depresiasi dalam pasar valuta asing, sedangkan penurunan penawaran uang akan mendorong mata uang akan mengalami apresiasi. (Krugman,1995:103)

Adapun alasan peneliti menggunakan tingkat suku bunga internasional adalah tingkat suku bunga internasional digunakan untuk mengidentifikasikan penggunaan ukuran tingkat bunga dan hubungannya dengan harga sekuritas. Bunga pinjaman pada hakekatnya merupakan harga atas pengorbanan ekonomis kreditor atas jasa-jasa sejumlah dana yang dipinjamkan kepada debitur dengan kata lain bahwa bunga merupakan pencerminan oppurtunity cost bagi kreditor yang oleh karena itu merupakan suatu hal wajar jika menerima imbal jasa dari debitur. Oleh karena hal tersebut tingkat suku bunga merupakan faktor yang dapat dijadikan kriteria dalam mempertimbangkan investasi dimana

biasanya pemodal menginginkan return investment secepatnya, tingkat hasil dan keuntungan yang diharapkan

2.2.8.5 Hubungan Tingkat Bunga dan Investasi PMA

Dalam hal memperbincangkan komponen investasi dari permintaan agregat, suku bunga dianggap sebagai sebuah faktor penting yang mendeterminasi tingkat investasi sewaktu suku bunga meningkat, maka tingkat investasi dapat diekspektasi akan menurun, karena kurang begitu menguntungkan lagi untuk melakukan investasi.

Begitu pula halnya, apabila kredit makin sulit dicapai, situasi mana biasanya menyertai suku bunga yang lebih tinggi, maka investasi cenderung menyurut dan sebaliknya.

Hubungan tingkat bunga dan investasi

Gambar 3. Hubungan Tingkat Bunga dan Investasi

Sumber : Sukirno, Sadono, 2004, Pengantar Teori Makro Ekonomi, PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta, hal : 126.

I I2 I1 I0 0 r2 r1 r0 Tingkat bunga Investasi (yang dilakukan)

Dari gambar diatas menunjukkan bahwa pada tingkat bunga sebesar r0. terdapat investasi bernilai I0 yang mempunyai tingkat pengembalian modal sebanyak r0 atau lebih. Maka pada tingkat bunga sebanyak r0 investasi yang akan dilakukan perusahaan adalah I0. Apabila tingkat bunga adalah r1 diperlukan modal sebanyak I1 untuk mewujudkan investasi yang mempunyai tingkat pengembalian modal r1 atau lebih. Dengan demikian pada tingkat bunga sebanyak r1 investasi yang akan dilakukan adalah sebanyak I1 (Sukirno, 2004:126)

Investor akan mempertimbangkan dan membandingkan beban bunga yang harus dibayarkannya dengan harapan keuntungan yang akan diperoleh dari investasi yang dilakukannya tersebut. Apabila tingkat suku bunga tinggi, pengusaha akan menunda pinjaman tersebut sampai tingkat suku bunganya turun. Maka terdapat hubungan berkebalikan antara tingkat suku bunga dan investasi, yaitu semakin tinggi tingkat suku bunga, maka semakin rendah keinginan pengusaha untuk melakukan investasi. Sebaliknya, apabila tingkat suku bunga rendah, maka investor akan meminjan dana dari bank untuk membiayai pengeluaran investasinya dengan harapan investasi tersebut menghasilakan keuntungan yang nilainya lebih besar dari pada yang harus ditanggung oleh investor. (Suparmono, 2004 : 88)

Dokumen terkait