Komik, berasal dari bahasa Yunani ‘komikos’, atau dalam bahasa latin lainnya ‘comicos’, yang berarti adalah penuh kelucuan, atau bersifat menghibur.
Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita.
Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku tersendiri (“Komik”, Wikipedia).
Komik merupakan media yang unik. Komik menggabungkan teks dan gambar dalam bentuk yang kreatif. Menurut Scott McCloud dalam bukunya
“Understanding Comics”, komik adalah media yang sanggup menarik perhatian semua orang dari segala usia, karena memiliki kelebihan, yaitu mudah dipahami.
Gambarnya yang sederhana ditambah kata-kata dalam bahasa sehari-hari membuat komik dapat dibaca oleh semua orang.
Komik menurut kutipan Marcel Bonnef dalam bukunya adalah salah satu produk akhir dari hasrat manusia untuk menceritakan pengalamannya, yang dituang dalam gambar dan tanda, mengarah kepada suatu pemikiran dan perenungan.
Di tahun 1996, Will Eisner menerbitkan buku “Graphic Storytelling”, dimana ia mendefinisikan komik sebagai tatanan gambar dan balon kata yang berurutan, dalam sebuah buku komik. Sebelumnya, di tahun 1986, dalam buku
“Comics and Sequential Art”, Eisner mendefinisikan eknis dan struktur komik sebagai sequential art, yaitu susunan gambar dan kata-kata untuk menceritakan sesuatu atau mendramatisasi suatu ide.
Para ahli masih belum sependapat mengenai definisi komik. sebagian diantaranya berpendapat bahwa bentuk cetaknya perlu ditekankan, yang lain lebih mementingkan kesinambungan image dan teks, dan sebagian lain lebih menekankan sifat kesinambungannya (sequential).
2.4.1.1. Jenis Komik
Adapun menurut Bolhafner, jenis-jenis komik menurut bentuknya, dibedakan menjadi tiga, yaitu : strip komik (comic strip), buku komik (comic book), dan novel grafis / komik komplikasi (graphic novels).
a. Strip Komik (Comic Strip)
Strip komik (comic strip atau newspaper comics) adalah jenis komik yang terbit harian atau mingguan dan hanya terdiri dari tiga atau empat panel, yang menyajikan satire dari berbagai peristiwa actual dan ejekan pada beberapa tingkah laku yang memasyarakat atau merupakan alat protes dalam bentuk humor. Mayoritas sejarah komik dari berbagai Negara diawali dengan kemunculan comic strip terlebih dahulu, termasuk di Indonesia.
b. Buku Komik (Comic Book)
Buku Komik (Comic Book) disajikan dalam bentuk buku yang tidak menjadi bagian dari media cetak lainnya. Contohnya, “Tintin” karya Herge, “Asterix”
karya Rene Gosciny dan Albert Uderzo, dan sebagainya. Format yang digunakan memiliki kesamaan dengan format majalah.
c. Novel Grafis/Komik Komplikasi (Graphic Novels)
Jenis komik ini merupakan buku komik yang terdiri dari beberapa komik.
Pada umumnya terdiri dari beberapa tema atau judul cerita dari satu pengarang atau lebih, sehingga setiap cerita tidak memiliki hubungan satu sama lain.
2.4.1.2. Unsur-unsur Dalam Sebuah Komik a. Panel
Bidang gambar yang mewakili adegan tertentu, ukurannya bervariasi baik secara nyata atau abstrak.
b. Ikon
Gambar yang mewakili seseorang, tempat, gagasan, ataupun barang.
c. Balon Kata
Kotak dialog yang berisi teks ucapan dari karakter komik.
d. Thought Ballons
Kotak dialog yang berisi tentang sesuatu yang dipikirkan oleh seorang karakter.
e. Border
Outline atau garis tepi halaman.
f. Frame
Garis batas panel-panel adegan komik.
g. Sound Lettering
Huruf bunyi-bunyian, yang setiap komikus mempunyai gaya khas untuk menampilkannya.
h. Parit
Jeda antara panel, memiliki momen abstrak, tercipta secara imajiner oleh pembaca.
i. Warna
Warna dalam suatu komik dapat mengungkapkan subyek secara obyektif, pembaca dapat lebih menyadari bentuk fisik suatu obyek yang berwarna daripada hitam putih.
j. Efek Visual
Merupakan kesan yang digambarkan untuk menekankan penggambaran emosi, karakter, suasana, dan gerak dari tokoh dalam komik.
k. Closure
Merupakan fenomena yang menganggap bahwa bagian-bagian yang idlihat sebagai suatu alur menyeluruh. Bagian yang tidak digambarkan, digambarkan melalui pengalaman pembaca dalam pikirannya.
l. Bingkai Waktu
Menunjukkan suatu momen atau waktu tertentu serta menghubungkan momen-momen tersebut sehingga dapat menciptakan ilusi waktu dan gerak.
m. Peralihan Panel
Terbagi menjadi waktu ke waktu dengan sedikit closure, aksi ke aksi dengan closure yang sangat rapat, subyek ke subyek yang membutuhkan penyertaan
pembaca, adegan ke adegan yang melintasi ruang dan waktu, aspek ke aspek yang menuntut penggambaran gagasan, tempat, dan suasana hati. Terdapat pula non sequitur yang merupakan hubungan tidak logis antar panel, melompat-lompat.
n. Narasi
Biasanya digunakan untuk menerangkan tentang waktu, tempat, dan situasi.
o. Tokoh
Tokoh adalah para pemeran yang terdapat di dalam suatu cerita. Dalam komik, tokoh akan menjadi pusat perhatian pembaca karena cerita akan bergulir di seputar tokoh. Ada beberapa macam tokoh :
• Protagonis
Tokoh yang menjadi sentral cerita. Ada dua macam protagonis, yaitu protagonis-pemeran utama dan protagonis-pemeran pembantu. Hal ini disebabkan karena seperti layaknya manusia dalam kehidupan nyata, seorang tokoh komik digambarkan memiliki interaksi dengan orang-orang lain. Protagonis-pemeran pembantu biasanya adalah teman-teman dari si pemeran utama.
• Antagonis
Merupakan tokoh yang yang menjadi rival atau tandingan dari pemeran utama. Tokoh antagonis biasanya menimbulkan konflik bagi pemeran utama dan atau pemeran pembantu, yang kadang kala menjadi sumber cerita.
• Figuran
Digunakan untuk menyebut tokoh-tokoh yang tidak berperan besar.
Misalnya orang-orang di sekitar tokoh utama ketika ada di tengah kota.
Figuran tidak memberikan sumbangan besar pada cerita, namun tetap ada untuk mendukung suasana atau jalan cerita.
p. Efek
Ada dua macam efek, yaitu efek tulisan dan efek gambar.
• Efek tulisan
Ditampilkan dalam bentuk tulisan, menyatakan bunyi-bunyi tertentu.
Menggunakan berbagai macam font untuk menyesuaikan tulisan dengan bunyi yang diwakilii.
Gambar. 2.4. Contoh Efek Tulisan
Sumber : Marvel Comics, “Classic X-Men” vol. 12 (Jakarta : P.T. Midas Surya Grafindo, 1992), hal 36.
• Efek gambar
Efek yang diaplikasikan dalam gambar untuk penyampaian adegan dalam cerita komik. Efek ini dapat dikenakan pada tokoh atau pada latar belakang. Walaupun gambar sama, efek yang berbeda dapat menghasilkan suasana yang berbeda.
Gambar. 2. 5. Contoh Efek Gambar
Sumber : Ryo Arisawa, “Dream Comes True” Vol 2 (Jakarta : P.T. Elex Media Komputindo, 2000), hal. 33.
q. Latar Belakang
Latar belakang berkaitan erat dengan tema cerita. Latar belakang harus mampu menggambarkan suasana atau keadaan di sekitar tokoh sekaligus mendukung cerita. Komik Amerika biasanya menggambarkan tempat di
sekitar tokoh untuk mengisi latar belakang. Sedangkan komik Jepang lebih banyak memanfaatkan latar belakang untuk menggambarkan suasana, menekankan perasaaan atau emosi yang dialami oleh tokoh komik.
Gambar. 2.6. Latar belakang
Komik Amerika Sumber : Marvel Comics,
“Classic X-Men” vol. 12 (Jakarta : P.T. Midas Surya
Grafindo, 1992), hal 36.
Gambar. 2. 7. Latar belakang Komik Jepang Sumber : Yoko Matsumoto,
“Tales From The Dark Side”
vol. 1 (Jakarta : P.T. Elex Media Komputindo, ???), hal.
r. Gang ??
Jarak yang ada di antar panel-panel dalam halaman komik. Adanya gang dalam suatu komik mempunyai fungsi, antara lain :
• Jarak yang tidak biasa dapat menimbulkan kesan tertentu pada pembaca.
Misalnya, gang dibuat besar sehingga jumlah panel dalam satu halaman menjadi sedikit, didukung dengan penggunaan kata sesedikit mungkin, akan menimbulkan kesan sunyi pada pembaca.
Gambar 2.8. Gang menimbulkan kesan sunyi
Sumber : Yui Ayumi, “Don’t Cry” (Jakarta : P.T. Elex Media Komputindo, 2000), hal. 168.
• Mengarahkan mata pembaca untuk mengikuti arah panel seperti yang dikehendaki komikus. Misalnya pada komik “Si Botak Hagemaru”
(Gambar. 2.9), pembaca akan membaca urutan dari atas ke bawah, lalu dari kiri ke kanan atau kanan ke kiri. Hal ini disebabkan jarak antar panel secara vertikal lebih sempit daripada jarak panel secara horizontal, sehingga panel-panel secara vertikal terlihat lebih menyatu daripada panel horizontal.
Gambar. 2.9. Si Botak Hagemaru
Sumber : Nomura Shinbo, “Si Botak Hagemaru” Vol. 9 (Jakarta : P.T. Elex Media Komputindo, 1999), hal. 20.
2.4.2. Sejarah Komik di Dunia
2.4.2.1.Perkembangan Komik di Dunia
Perkembangan komik di dunia pun hingga saat ini telah banyak menolong kegiatan sosial di dunia. Leif Packalen beserta komikus Frank Odoi dalam bukunya “Comics with an Attitude”, memperlihatkan banyak contoh penggunaan komik sebagai media kampanye pendidikan masyarakat di negara-negara Afrika.
Sebagian besar warga Afrika buta huruf, namun komik dapat mengatasi masalah tersebut. Isu-isu yang diangkat dalam komik sangat beragam, mulai dari pencegahan AIDS, penanganan penyakit malaria, cara bercocok tanam, sampai isu sosial seperti pentingnya anak perempuan bersekolah dan pencegahan kekerasan dalam rumah tangga.
Perkembangan komik hingga saat ini, tidak lepas dari ditemukannya mesin cetak oleh Johannes Guttenberg pada abad XVII. Dengan ditemukannya mesin cetak ini, maka proses pencetakan telah menjadi lebih mudah dan cepat daripada proses manual pada waktu itu. Selain itu, juga Rudolphe Topffer, yang disebut sebagai bapak komik modern. Sejak pertengahan tahun 1800, Topffer
menciptakan certita bergambar satiris, yang menggunakan panel-panel pembatas, serta menyelaraskan kata-kata dengan gambar sehingga saling mendukung satu sama lain. Dan hal inilah yang akhirnya menjadi dasar bagi komik modern.
Perkembangan komik di dunia hingga saat ini merupakan suatu proses runtut perkembangan dan juga saling mempengaruhi. Sebagai buktinya, komik Jepang saat ini (Manga) dapat berkembang pesat, juga karena pengaruh yang diberikan dari perkembangan komik Amerika dan komik Eropa di masa sebelumnya. Komik Eropa sendiri juga tidak dapat terlepas dari asal mula komik yang berupa bahasa gambar Mesir kuno.
Kapan dan dimana komik mulai ada di dunia hingga saat ini masih mengalami perdebatan. Akan tetapi, menurut Scott McCloud, perkembangan komik di dunia hingga saat ini, banyak dipengaruhi oleh budaya-budaya yang ada di masa lalu, misalnya tulisan hieroglyph Mesir, emaki Jepang, jendela stained glass Eropa, gulungan yang ditemukan di Amerika, dan juga Bayeux Tapestry (permadani Bayeux) di Perancis.
2.4.2.2.Komik dalam Kebudayaan Sumeria
Bangsa Sumeria juga memiliki andil dalam sejarah komik di dunia. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya peninggalan pada dinding menara Ziggurat yang dibuat oleh bangsa Sumeria. Dinding-dinding menara ini diukir dengan gambar-gambar yang disusun secara melingkar dari bawah ke atas, sesuai dengan tatanan tangga yang dibangun secara spiral.
2.4.2.3.Komik dalam Kebudayaan Mesir
Di Mesir, gambar-gambar juga ditemukan pada dinding-dinding piramida.
Gambar-gambar di dinding ini banyak mengisahkan tentang kehidupan rakyat Mesir pada waktu itu, misalnya ketika panen ladang, pelayaran, dan banyak lagi.
Gambar-gambar dinding ini disusun secara zigzag dan biasanya mengambil tema kehidupan sehari-hari bangsa Mesir. Selain itu, pada dinding piramida Mesir juga terdapat cerita tentang dewa maut dalam dunia roh terdapat di kuburan raja Nakht yang ditoreh diatas (kertas) papirus, papirus ini juga sudah dikenal lama oleh orang Assiria, Siria dan Parsi.
Pada dinding piramida Mesir ini, juga terdapat sebuah perkembangan yang akhirnya membantu manusia untuk lebih dapat saling berkomunikasi. Yaitu, dengan ditemukannya gambar yang telah dirangkai dengan tulisan dalam suatu tanda. Huruf ini disebut huruf Hieroglyph. Huruf ini pada awalnya hanya digunakan oleh kalangan pendeta, namun kemudian menyebar dan menjadi tulisan yang digunakan oleh masyarakat umum.
2.4.2.4.Komik dalam Kebudayaan Yunani dan Romawi.
Bangsa Yunani dan Romawi banyak mengabadikan berbagai tokoh dan peristiwa yang terjadi pada dinding-dinding bangunan. Salah satunya adalah pada kota Pathenon di Athena, Yunani, yang merupakan salah satu pusat kebudayaan di Yunani.
2.4.2.5.Bayeux Tapestry (Permadani Bayeux) di Perancis
Bayeux Tapestry (atau diterjemahkan sebagai Permadani Bayeux) dibuat oleh orang-orang Perancis. Permadani ini menceritakan kisah penaklukan Inggris oleh Normandia yang berawal sekitar tahun 1066.
Bayeux Tapestry dibuat dengan alur menyamping yang sangat panjang (kira-kira 76 meter) dan penuh dengan detil-detil budaya Normandia dan Inggris pada masa itu. Cerita dibaca dari kiri ke kanan, dan tidak ada batas yang tegas antar peristiwa.
2.4.2.6.Perkembangan Komik di Eropa.
Komik di Eropa awalnya merupakan gambar yang kartunal, berupa narasi grafis dan muncul dalam bentuk comic strip. Misalnya “Max und Moritz” dan
“Cristiphe” karya Wilhelmn Busch yang terbit pada tahun 1870.
Di Inggris, terbit “Punch & Judy” dan “Grip” sebagai majalah komik pertama. Pada masa ini, komik di Eropa sudah banyak dihargai dalam dunia media. Tema cerita comic strip pada masa ini kebanyakan adalah humor, yang berisi sindiran-sindiran politis.
Pada tahun 1929, komikus Belgia pertama, George Remi, atau yang lebih dikenal Herg , menerbitkan komik “Tintin” yang akhirnya popular di Belgia dan
Negara-negara lain. Komik ini bercerita tentang Tintin yang merupakan reporter dan detektif yang berpetualang di berbagai Negara, misalnya saja “Tintin au pays des Soviets” (1929), “Tintin au Congo” (1930), dan “Tintin en Amerique”(1931).
Komik ini pertama kali muncul di majalah “Le Petit Vingti me” dengan warna hitam putih. Komik “Tintin” ini mencampurkan unsur petualangan dengan fantasi, misteri, thriller politik dan fiksi ilmiah, yang berhubungan dengan situasi politik dan budaya. Dalam komik “Tintin” ini, Herg menggoreskan ciri khasnya, yaitu suatu gaya melukis yang disebut Ligne Claire, suatu bentuk menggambar yang bersih namun ekspresif. Bahkan Andy Warhol (pelopor gaya desain Pop Art) dan Roy Lichtenstein (pelukis Amerika yang terkenal dengan dengan lukisan-lukisannya yang terinspirasi komik) menyatakan bahwa gaya gambar Herg berpengaruh amat besar dalam karier mereka. (Fitria, “Warhol, Roy, dan Komik Petualangan Tintin” 43)
Gambar 2.10. Tintin Au Pays Des Soviets
Sumber:
http://images-eu.amazon.com/images/P/2203001003.0 8.LZZZZZZZ.jpg
Gambar 2.11. Tintin Au Congo Sumber : http://images-eu.amazon.com/images/P/2203001
011.08.LZZZZZZZ.jpg
Gambar. 2. 12. Tintin En Amerique
Sumber : http://www.gorianet.it/tintin/dessins/ameriq_g.jpg
Pada tahun 1938, penerbit Dupuis meneribitkan majalah “Spirou” yang memuat comic strip, yang dibuat oleh beberapa komikus terkenal. Misalnya Andre Franquin yang mengeluarkan “Spirou et Fantasio”, “Modeste et Pompon”,
“Gaston Lagaffe”, dan “Iddes Noires”. Kemudian Maurice de B v re (Morris), dengan komiknya “Lucky Luke”, pada tahun 1947. Pada tahun 1958, Pierre Culliford dengan komiknya, “The Smurf”, yang akhirnya buku komik dan film animasinya beredar di beberapa Negara dan diterjemahkan dalam beberapa bahasa.
Gambar. 2. 13. The Smurf
Sumber : http://www.smurf.com/homepage.html
Pada tahun 1959, pada majalah “Pilote” muncul comic strip oleh Alberto Uderzo, yaitu “Asterix”. Buku komik “Asterix” pertama kali terbit pada tahun 1961, dengan judul “Asterix the Gaul” dengan jumlah 6.000 buku. Setahun kemudian “Asterix and the Golden Sickle” dengan jumlah 20.000 buku. Pada tahun 1965, “Asterix and Cleopatra” terjual dengan jumlah lebih dari jutaan.
Gambar. 2.14. Asterix The Goul
Sumber:
http://content.answers.com/main/con tent/wp/en/thumb/3/3e/220px-Asterixcover-asterix_the_gaul.jpg
Gambar. 2.15. Asterix and The Golden Sickle
Sumber:
http://asterix.openscroll.org/images/a sterix_and_the_golden_sickle.jpg
Gambar. 2.16. Asterix and Cleopatra
Sumber : http://asterix.openscroll.org/images/asterix_and_cleopatra.jpg
Pada tahun 1978, penerbit Belgium bernama Casterman mendirikan majalah “A Suivre” yang berisis banyak halaman komik hitan putih untuk pembaca dewasa. Majalah tersebut dengan seketika mendapat sambutan yang hangat dan mengalami kesuskesan.
Di Perancis, penerbit Glenat mendirikan majalah bernama “Vecu”. “Vecu”
memuat sejarah komik dan hal-hal yang realistik. Komik Glenat menjadi sukses pada tahun 1980 dengan penulis dan komikusnya seperti Juillard, Cothis, Francois Bourgeon, Hermann, dan Makyo. Pada tahun 1990, terjadilah krisis dan pada waktu yang hampir bersamaan, “Vecu” menghilang. Gourgeon beralih pekerjaan ke “A Suivre”, sedangkan Herman bekerja di penerbit “Dupis” dan “Big Ballon”.
Adanya krisis tersebut membawa dampak dan pengaruh pada industri komik Eropa. Sebelumnya, pada tahun 1989, 42% buku yang dijual di Belgia adalah komik. Setelah tahun 1989, penerbit komik mengalami krisis namun penjualan komik semakin meningkat. Hal tersebut mempengaruhi juga pada kualitas cetak buku komik yang mulai diturunkan.
Selanjutnya perkembangan komik Eropa sampai sekarang masih tetap ada namun tidak sebaik dahulu pada jaman keemasannya karena dapat dikatakan cukup bersaing dengan komik-komik terbitan Amerika dan Jepang.
2.4.2.7.Perkembangan Komik di Amerika.
Sejarah komik di Amerika sangat rumit dan terdiri atas beberapa pembagian jaman yang panjang.
a. The Early Year (Pre-Golden Age) (1896-1937)
Pada tanggal 16 Febuari 1896, di Amerika muncul comic strip setiap hari minggu sebagai suplemen koran “Hearst New York American”. Comic strip
pertama ini adalah “The Yellow Kid in McFadden Flats” yang dibuat oleh Richard Felton Outcault. Pada bulan Maret 1897, comic strip tersebut dikumpulkan menjadi jurnal mingguan “Hearst” dan dijual dengan harga 5 sen.
Ini merupakan suatu awal dari lahirnya industri komik.
Pada awal 1930, banyak penerbit yang mulai memproduksi buku komik untuk masyarakat. Banyak komik yang karakternya hingga saat ini masih banyak dikenal, misalnya “Little Orphan Annie”, “Dick Tracy”, “Popeye”, “Mutt & Jeff”,
“Little Nemo”, and “Buster Brown”. Pada tahun ini juga merupakan awal munculnya cerita tentang binatang yang lucu berjudul “Krazy Kat” (1910) oleh George Herriman. Komik ini muncul pertama kali di Koran harian "The Family Upstairs".
Gambar 2.17. The Yellow Kid Sumber:
http://www.dereksantos.com\The Comic Page - your guide to the history of comics - comic book
history.htm
Gambar 2.18. Mutt and Jeff Sumber:
http://comics.cro.net/godisnji/klasici/
americki/mut&jeff.gif
Setelah kesuksesan “Krazy Kat”, Chicago American mengeluarkan serial
“Mutt and Jeff” sebagai promosi, yaitu agar pembaca dapat menerima buku komik berukuran 18 inch X 6 inch dengan mengumpulkan kupon sebanyak enam lembar dari surat kabar. Dan akhirnya, komik ini dapat terjual sebanyak 45.0000 buku.
Gambar 2.19. Popeye
Sumber:
http://www.bibliopolis.org/graficos/u mbrales/popeye2.jpg
Gambar 2.20. Mickey Mouse Sumber:
http://mickey01.webcindario.com/19 35%20Mickey%20Mouse%20(ing)
%20(promo)%2001.jpg
Pada bulan Januari 1929, George Delacorte yang bekerja pada penerbit New Fiction Company, menerbitkan “The Funnies No. 1”, komik pertama yang memakai empat warna. Komik ini memakai cover dan dijual dengan harga 10 sen.
Pada bulan Januari 1929 yang sama, Hal Foster menerbitkan komik “Tarzan of the Apes”. Komik ini menjadi comic strip yang sangat populer. Pada tahun 1929,
“Popeye” yang diciptakan oleh Elzie Segar muncul pertama kalinya dalam bentuk comic strip bernama “Thimble Theatre”. Bulan Januari 1930, Hal Foster menciptakan tokoh Mickey Mouse. Setelah Ub Iwerks mulai membuat comic strip, komikus Disney bernama Floyd Gottfredson mengambil alih penulisan dan penggambarannya sampai dua puluh tahun kemudian. Gottfredson membuat lebih dari 15.000 comic strip selama lebih dari 45 tahun.
Tahun 1933, Harry L. Wildenberg dan Max. C. Gaines, pegawai dari Eastern Color Printing Company di New York, mencoba memasukkan comic strip ke format majalah, dengan ukuran 7½ inch X 10 inch. Dengan memuat cerita komik “Mutt and Jeff”, “Joe Palooka”, dan “Reg'lar Fellas”, mereka membuat majalah komik “Funnies on Parade”, yang dilanjutkan dengan “Famous Funnies : a carnival a comics”. Ini merupakan komik pertama yang dibuat dengan format komik modern. Komik Funnies on Parade ini terjual sebanyak 10.000 buku.
Gambar 2.21. Funnies on Parade Gambar 2.22. Famous Funnies
Sumber : http://www.dereksantos.com\The Comic Page - your guide to the history of comics - comic book history.htm
Melihat kesuksesan ini, American News mengadakan kontrak dengan Eastern Color untuk menerbitkan 250.000 komik. Pada bulan Mei 1934, terbitlah komik “Famous Funnies No. 1” yang merupakan awal komik berdiri sendiri. Pada bulan Juli 1934, terbitlah “Famous funnies No. 2” yang merupakan majalah komik bulanan pertama kali.
Gambar 2.23 Famous Funnies No. 1 Gambar 2.24.Famous Funnies. No. 1 Sumber : http://www.dereksantos.com\The Comic Page - your guide to the history
of comics - comic book history.htm
Pada waktu ini, semakin banyak comic strip klasik yang bermunculan.
Ketika sedang mengerjakan “Secret Agen X-9”, Alex Raymond mempunyai ide untuk membuat science fiction comic strip. Tak lama kemudian, bulan Januari 1934, komik “Flash Gordon” muncul untuk pertama kalinya. Alex Raymond pun berhenti meneruskan membuat “Secret Agen X-9” setelah membuat komik tambahan “Jungle Jim” untuk meneruskan membuat “Flash Gordon” yang menjadi popular. Kepopuleran “Flash Gordon” bertambah besar dengan dibuatnya barang-barang yang berhubungan dengan “Flash Gordon”. Pada tahun 1936, seri
“Flash Gordon” dibuat oleh Universal dan merupakan film termahal yang pernah
dibuat. Pada tanggal 19 Oktober 1934, Milton Canniff dengan karyanya “Terry and the Pirates” muncul pertama kalinya di Tribune-News Syndicate.
Gambar 2.25. Flash Gordon Sumber:
http://www.comicartville.com/Willia msonFlashGordon1.jpg
Gambar 2.26. The Phantom Sumber:
http://www.chroniclechamber.com/i mages/Retro-Phantom.jpg
Pada bulan Febuari 1935, Major Malcolm Wheeler Nicholson menerbitkan tabloid dengan judul “New Fun Comics No. 1” lewat National Allied Publications yang kemudian menjadi DC Comics. Pada musim panas tahun 1935, terbit majalah “Mickey Mouse”. Dan pada tahun 1940, majalah “Mickey Mouse”
berubah nama menjadi “Walt Disney’s Comic and Stories”.
Pada tahun 1938, muncul buku komik pertama yang berkostumkan
Pada tahun 1938, muncul buku komik pertama yang berkostumkan