• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

F. Tinjauan Empiris

Penelitian empiris adalah hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya. Pencantuman penelitian terdahulu ini adalah upaya peneliti untuk mencari perbandingan dan menjadi acuan untuk menemukan inspirasi baru untuk penelitian selanjutnya yangb berfungsi membantu penelitian dalam memposisikan penelitian serta menunjukkan orsinalitas dari penelitian.

Beberapa hasil penelitian empiris yang dianggap mirip dan relevan ditampilkan sebagai berikut:

1. Penelitian dari M.F. Hidayatullah (2013)

M.F. Hidayatullah (2013) melakukan penelitian dengan judul ―Peran Perguruan tinggi Agama Islam Dalam Menumbuhkan Kewirausahaan Mahasiswa‖: Studi Kasus Institut Agama Islam Negeri Jember, penelitian ini bertujuan agar PTAI (Perguruan Tinggi Agama Islam) tidak hanya sekadar mampu menyediakan tenaga kerja, namun juga mampu menciptakan para entrepreneur atau wirausaha dan inovator. Usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh perguruan tinggi dalam menumbuhkan jiwa wirausaha pada mahasiswa antara lain: Pertama, Menetapkan mata kuliah kewirausahaan pada setiap jurusan/program studi; Dua, Mengadakan seminar tentang kewirausahaan; Tiga, Membentuk jaringan sistem kemitraan secara lintas instansional; Empat, Membuat laboratorium kewirausahaan. Lima, Memberikan permodalan pinjaman lunak kepada mahasiswa.

2. Penelitian dari Wiwin Siswantini dan Soekiyono (2013)

Wiwin Siswantini dan Soekiyono (2013) melakukan penelitian dengan judul ―Mengembangkan Sikap Sental Kewirausahaan Mahasiswa

Universitas Terbuka Untuk Meningkatkan Sumber Daya Manusia Yang Handal Demi Terwujudnya Ketahanan Nasional‖: Studi kasus Universitas Terbuka. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu Era galobalisasi adalah era dimana tantangan suatu bangsa untuk mengembangkan Ketahanan Nasionalnya tidak berada dalam garis linier. Tantangan di Era Globalisasi adalah tantangan multidimensional yang dalam analisis ancaman terhadap pertahanan negara merupakan ancaman nonmiliter. Seluruh aspek kehidupan bangsa adalah berada dalam mandala ancaman nonmiliter, jika tidak dapat memerankan diri mengemban tugas dan fungsinya berlandaskan jati diri bangsa. Segenap aspek kehidupan harus mengembangkan diri menjadi kekuatan di sektornya masing-masing, karena tantangan Era Globalisasi adalah tantangan membangun harkat dan martabat SDM yang menjadi landasan Ketahanan Nasional. Dalam hal ini untuk menumbuhkan harkat dan martabat bangsa, khususnya generasi muda, Universitas Terbuka yang bervisi kebangsaan memiliki peran sangat mendasar, yakni:

a. Sebagai penyemai SDM pengusaha yang berwawasan kebangsaan.

b. Sebagai agen pembaruan, agen pencerahan di bidang ekonomi berlandaskan visi kebangsaan.

c. Menjadi motivator, inisiator dan inovator dalam pembangunan sekaligus katalisator membangun wawasan kebangsaan di antara sesama pengusaha untuk berorientasi pada jati diri bangsa.

d. Sebagai wadah pemupukan karakter bangsa di bidang ekonomi dan gerak usaha, yang jika dikembangkan secara kreatif akan merupakan kekuatan dahsyat Bangsa.

3. Penelitian dari Eriawaty dan Fitriyanti (2016)

Eriawaty dan Fitriyanti (2016) melakukan penelitian dengan judul: ―Peran Mata Kuliah Kewirausahaan Dalam Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Mahasiswa Pendidikan Ekonomi‖. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu Peran pendidikan kewirausahaan menjadi semakin penting tatkala masyarakat memasuki era globalisasi yang penuh dengan persaingan.Pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi dapat dilakukan melalui bidang pendidikan, penelitian maupun pengabdian masyarakat.Mata kuliah kewirausahaan merupakan upaya yang dilakukan dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan mahasiswa.

4. Penelitian dari Susilaningsih (2015)

Susilaningsih melakukan penelitian dengan judul: ―Pendidikan Kewirausahaan Di Perguruan tinggi: Pentingkah Untuk Semua Profesi?‖: studi kasus Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi berkaitan dengan membangun karakter wirausaha, pola pikir wirausaha, dan perilaku wirausaha yang selalu kreatif dan inovatif, menciptakan nilai tambah atau nilai-nilai baik (values), memanfaatkan peluang dan berani mengambil risiko. Menghadapi tantangan masa depan yang sangat kompetitif, maka perilaku kewirausahaan diperlukan bagi semua bidang pekerjaan atau profesi. Oleh karena itu pendidikan kewirausahaan dapat dilaksanakan di perguruan tinggi dan diberlakukan kepada semua

mahasiswa tanpa memandang bidang ilmu yang dipelajari, karena pendidikan kewirausahaan bukanpendidikan bisnis.

5. Penelitian dari Osi Isna Sabela, Jati Ariati dan Imam (2014)

Osi Isna Sabela, Jati Ariati dan Imam (2014) melakukan penelitian dengan judul: ―Ketangguhan Mahasiswa Yang Berwirausaha‖. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu menjalankan peran sebagai mahasiswa sekaligus wirausaha, terdapat beberapa stresor yang dihadapi, baik dari per masalahan usaha maupun interaksi antara peran wirausaha sekaligus mahasiswa. Stresor tersebut antara lain keterbatasan pengetahuan, keterbatasan modal, keterbatasan kemampuan manajerial, keuangan yang defisit, karyawan yang kurang kompeten, kerugian, dan kegagalan. Sedangkan stresor dari interaksi peran wirausaha dan mahasiswa antara lain jadwal yang bentrok, membolos kuliah, dan kelulusan yang mundur. Menghadapi stresor-stresor tersebut, masing-masing individu memiliki respon yang berbeda-beda, yaitu dari segi kognisi, emosi dan perilaku.

Hardiness pada mahasiswa wirausaha membuat individu memiliki kontrol yang kuat terhadap kehidupan yang akan dijalaninya. Rintangan yang menghadang tidak dilihat sebagai sesuatu yang mengancam, tetapi sebagai tantangan dan pembelajaran untuk semakin dapat meningkatkan kualitas diri. Mempertahankan sebuah usaha cenderung lebih sulit daripada mendirikan dan memulainya. Semakin jauh individu tersebut melangkah, maka akan semakin banyak rintangan yang akan dihadapinya. Individu tersebut dituntut untuk selalu berpikir kreatif dan inovatif dalam melakukan pengembangan usaha.

Hardiness dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang terdiri dari faktor penguat dan faktor pelemah. Faktor penguat hardiness pada mahasiswa wirausaha antara lain minat, locus of control internal, pemahaman diri yang baik, pola pikir positif, banyaknya pengalaman yang dihadapi, kemampuan pengambilan keputusan yang baik, kemampuan manajemen waktu yang baik, dan dukungan sosial, sedangkan faktor pelemahnya adalah kesulitan atau permasalahan yang kerap datang secara bertubi-tubi dan terus menerus.

Hasil dari strategi coping yang dilakukan mahasiswa wirausaha adalah kesuksesan yang berhasil diraih baik dalam peran wirausaha maupun peran mahasiswa. Kesuksesan dalam bidang usaha dapat diukur melalui perkembangan usaha itu sendiri ke arah yang lebih baik, inovasiinovasi yang berhasil dilakukan, maupun prestasi-prestasi yang berhasil diraih. Manfaat lain yang dirasakan individu mahasiswa wirausaha yang memiliki hardiness adalah memiliki kesempatan untuk mengontrol jalan hidup sendiri dan memiliki kemerdakaan untuk mengambil keputusan dan risiko, memiliki kesempatan menggunakan kemampuan dan potensi pribadi secara penuh dan aktualisasi diri untuk mencapai cita-cita, memiliki kesempatan untuk meraih keuntungan tak terhingga dan masa depan yang lebih baik, memiliki kesempatan untuk memberikan sumbangan kepada masyarakat dengan lapangan pekerjaan dan pengabdian, menjadi lebih antusias dan energik dari hari ke hari, menjadi lebih terlibat pada apa saja yang dilakukannya, yakin dapat membuat suatu perubahan ke arah positif, memiliki optimisme yang tinggi

terhadap apa yang akan terjadi di masa depan, dan kesehatan diri baik fisik maupun psikis dapat lebih terjaga.

6. Penelitian dari Bida Sari dan Maryati Rahayu (2019)

Penelitian ini berjudul: Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan, Kebutuhan Akan Prestasi Dan Efikasi Diri Terhadap Intensi Berwirausaha Siswa SMA Muhammadiyah I Jakarta, bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kewirausahaan, kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri terhadap intensi berwirausaha. Penelitian ini merupakan studi kasus dengan metode asosiatif interaktif. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling sebanyak 50 responden terdiri dari siswa/siswi SMA Muhammadiyah I Jakarta yang pernah mendapatkan pelajaran kewirausahaan.

Pengolahan data yang dilakukan dengan program SPSS 17.0 for windows. Koefisien determinasi (adjusted r square) diperoleh 0,767 artinya kontribusi variabel pendidikan kewirausahaan, kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri terhadap variasi variabel intensi berwirausaha sebesar 76,7% dan sisanya sebesar 23,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian. Persamaan regresi diperoleh Ŷ = 0,771 + 0,381X1 +0,395X2 + 0,356X3, artinya seluruh variable bebas berpengaruh positif terhadap variable terikatnya. Berdasarkan uji t, masing-masing variabel bebas memiliki pengaruh yang signifikan dengan tingkat kepercayaan 95%. Lalu melalui Uji ANOVA (uji F) disimpulkan bahwa pendidikan kewirausahaan, kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap intensi

berwirausaha siswa/i SMA Muhammadiyah I Jakarta pada tingkat kepercayaan 95%.

7. Hasil penelitian dari Resti Pramita Wulandari (2013)

Penelitian Resti Pramita Wulandari ini berujudul Pengaruh Pembelajaran Kewirausahaan dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XI Kelompok Bisnis Dan Manajemen SMK Muhammadiyah 2 Surakarta, bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kewirausahaan dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha dari siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui kuisioner dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan dan lingkungan keluarga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat berwirausaha dari siswa XI khusus yang telah lulus dari kelompok bisnis dan manajemen SMK Muhammadiyah 2 Surakarta.

Dokumen terkait