Berisikan tentang sejarah singkat berdirinya Harian Analisa, tugas
dan tanggungjawab setiap jabatan dalam struktur organisasi dan
jangkauan edaran Harian Analisa.
BAB IV : PERANAN HARIAN ANALISA DALAM MEMPUBLIKASIKAN
KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARA
Berisikan tentang rubrik kepariwisataan Sumatera Utara, sponsor
pada kegiatan-kegiatan pariwisata, website Harian Analisa sebagai
sarana informasi pariwisata, hal-hal yang telah dicapai dalam
mempublikasikan kepariwisataan Sumatera Utara dan
kendala-kendala yang dihadapi dalam peningkatan kepariwisataan Sumatera
Utara.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab terakhir ini penulis memberikan kesimpulan dari hasil
pembahasan maupun saran-saran yang ditujukan kepada Harian
Analisa.
BAB II
URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN
DAN KOMUNIKASI
2.1 Pengertian Pariwisata
Dalam buku Istilah-Istilah Pariwisata (Darmadjati, 1989 : 38) pariwisata
ditinjau dari segi etimologinya berasal dari bahasa sansekerta, yaitu:
- Pari yang artinya keliling, berputar-putar, berkali-kali
- Wisata yang artinya perjalanan, berkeliling
Berdasarkan itu dapat diambil kesimpulan bahwa pariwisata adalah
perjalanan berkeliling ataupun perjalanan yang dilakukan berkali-kali dari suatu
tempat ke tempat lain. Lebih jelasnya pengertian pariwisata itu dibagi menjadi 2
bagian, yang ditinjau:
a. secara umum
keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk
menata, mengatur dan melayani kebutuhan dan juga persinggahan
wisatawan.
b. Secara teknis
Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik secara perorangan
maupun berkelompok dari dalam wilayah negara sendiri atau di negara
lain dengan menggunakan kemudahan, jasa/pelayanan dan factor-faktor
penunjang serta kemudahan-kemudahan lainnya yang diadakan oleh
pemerintah dunia usaha dan masyarakat, agar dapat mewujudkan kegiatan
2.2 Manfaat Pariwisata
Manfaat pariwisata bagi masyarakat umumnya dan pemerintah antara lain:
a. Menambah perolehan devisa negara
b. Memperluas lapangan kerja
c. Meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan bertambahnya penghasilan warga
d. Memperkenalkan dan memelihara kebudayaan (bangsa)
Dengan demikian berkembangnya pariwisata di suatu daerah akan dapat
menolong pertumbuhan perekonomian di daerah tersebut, sehingga dapat
dikatakan bahwa pariwisata memiliki peranan yang sangat penting di dalam
perekonomian.
Usaha pariwisata selalu disebut dengan istilah industri tanpa cerobong
asap, terdiri dari banyak fasilitas yang dibutuhkan oleh wisatawan seperti hotel,
restoran, jasa angkutan wisata, pemandu wisata (tourist guide), took souvenir dan
objek-objek wisata. Keseluruhannya ini membutuhkan sumber daya manusia yang
tidak sedikit sehingga seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa berkembangnya
kepariwisataan di suatu daerah akan memperluas lapangan dan kesempatan kerja.
Wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah disamping menggunakan
uangnya untuk membayar sewa kamar hotel, restoran dan jasa angkutan tentunya
juga akan membelanjakan uangnya untuk membeli barang-barang souvenir,
buah-buahan dan lain sebagainya di daerah objek wisata yang dikunjunginya, sehingga
apabila masyarakat terutama yang berada di lokasi wisata mengerti dan mampu
memanfaatkan kedatangan wisatawan ke daerahnya dengan membuka
usaha-usaha kecil seperti home industry, seperti membuat kerajinan tangan berupa
menyediakan jasa kebutuhan wisatawan lainnya. Kegiatan tersebut akan dengan
sendirinya menambah penghasilan bagi mereka.
Wisatawan yang berkunjung ke daerah tentunya membawa mata uang dari
negaranya, seperti Dollar, Ringgit, Yen, Euro dan lain sebaginya yang
keseluruhannya adealah devisa. Semakin banyak wisatawan dating ke daerah ini
maka akan semakin banyak pula devisa yang diraih. Hal ini sangat
menguntungkan bagi negara Indonesia dalam menambah peredaran uang tanpa
melakukan pencetakan uang, sehingga akan berpengaruh besar terhadap neraca
pembayaran.
2.3 Pengertian Publikasi Pariwisata
Publikasi dalam kepariwisataan memiliki pengertian yaitu segala bentuk
kegiatan yang dilakukan untuk memperkenalkan jasa-jasa dan produk yang
dihasilkan industri pariwisata seluas mungkin dan memberikan kesan daya tarik
sekuat mungkin dengan harapan agar orang akan banyak datang untuk berkunjung
disamping sebagai sarana untuk menyampaikan pesan yang menarik dengan cara
jujur untuk menciptakan harapan-harapan yang tinggi.
Wisatawan yang mengunjungi suatu kawasan pariwisata tertentu akan
mendapat kesan dan beberapa pengalaman yang kemudian diceritakan kepada
orang lain. Karena cerita-cerita tersebut maka sebagian dari orang-orang lain itu
akan mengunjungi kawasan pariwisata yang diceritakan itu. Dengan demikian
terjdilah publikasi berturut-turut dari wisatawan angkatan pertama kepada angkatn
publikasi intern. Dalam mengadakan publikasi pariwisata tidak boleh dilupakan
publikasi intern karena publikasi intern adalah publikasi yang paling efektif.
2.4 Pengertian Komunikasi
Dasar terciptanya hubungan baik antara pihak internal dengan eksternal
perusahaan yang dilakukan oleh media cetak adalah komunitas, sehingga akan
lebih baik apabila pengertian komunikasi tersebut dijelaskan terlebih dahulu.
Adapun beberapa pengertian komunikasi dari beberapa para ahli diantaranya
adalah:
a. The Liang Gie
Dalam buku Administrasi Perkantoran Modern (Gie, 1984 : 74) The
Liang Gie menyatakan, “Komunikasi adalah penyampaian warta yang
mengandung macam-macam keterangan dari seseorang kepada orang
lain”. Berdasarkan kutipan tersebut dapat dijelaskan bahwa
komunikasi adalah proses penyampaian berita. Yang dimaksud berita
disini adalah ide, gagasan, keterangan laporan yang dituangkan dalam
bentuk lisan maupun tertulis, sehingga berita itu dapat dimengerti oleh
orang lain yang diajak berkomunikasi.
b. Carl I. Howland
Dalam buku Ilmu Komunikasi dan Praktek (Howland, 1986 : 13)
menyebutkan bahwa, “Komunikasi adalah suatu proses merubah
perilaku orang lain”. Maksudnya adalah dalam komunikasi harus
dalam merubah sikap, tingkah laku serta perbuatan dari orang-orang
yang diajak berkomunikasi dapat tercapai.
c. James A. F. Stoner
Dalam bukunya yang berjudul Management Stoner menyebutkan
bahwa, “Komunikasi adalah proses dimana seseorang berusaha
memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan.
d. William F. Glueck
Dalam bukunya yang berjudul Management Glueck menyatakan
bahwa komunikasi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
• Interpersonal Communications (komunikasi antar pribadi) yaitu proses pertukaran komunikasi serta pemindahan pengertian antara
2 orang atau lebih dalam suatu kelompok kecil manusia
• Organizational Communications (komunikasi banyak orang) yaitu dimana pembicaraan secara sistematis memberikan informasi dan
memindahkan pengertian kepada orang banyak di dalam organisasi
dan kepada pribadi-pribadi dalam lembaga-lembaga di luar yang
ada hubunganya.
Istilah komunikasi dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan
Communication, berasal dari kata Communicatio atau dari kata Communis yang
berarti “sama” atau “sama maknanya” dengan pikiran, sikap, penerima dan
melaksanakan apa yang diinginkan oleh komunikator. Dalam garis besarnya
Komunikasi akan dapat berhasil baik apabila sekiranya timbul saling
pengertian, yaitu jika kedua belah pihak si pengirim dan si penerima informasi
dapat memahami.
Hal ini tidak berarti bahwa kedua belah pihak harus menyetujui sesuatu
gagasan tersebut. Yang penting adalah kedua belah pihak sama-sama memahami
gagasan tersebut. Dalam hal seperti inilah baru dapat dikatakan bahwa
komunikasi telah berhasil baik (komunikatif).
2.5 Fungsi dan Tujuan Komunikasi 2.5.1 Fungsi Komunikasi
Apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas, tidak
hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan tetapi juga sebagai kegiatan
individu-individu kelompok mengenai tukar-menukar data, fakta dan ide.
Berdasarkan hal tersebut maka fungsinya dalam setiap sistem sosial adalah
sebagai berikut:
a. Informasi : Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data,
gambar, fakta-fakta, pesan, opini dan komentar, yang dibutuhkan agar
dimengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingungan dan orang lain
agar dapat mengambil keputusan yang tepat.
b. Sosialisasi (pemasyarakatan) : Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang
memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat
yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dan ia dapat aktif di
c. Motivasi : Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun
jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihan dan keinginannya,
mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama
yang akan dikejar.
d. Perdebatan dan diskusi : Menyediakan dan saling menukar hal-hal yang
diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau penyelesaian perbedaan
pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan
yang diperlukan untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan
diri dalam masalah yang menyangkut kepentingan bersama di tingkat nasional
dan local.
e. Pendidikan : Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong
perkembangan intelektual, pembentuk watak dan pendidikan keterampilan
maupun kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.
f. Hiburan : Penyebarluasan sinyal, simbol, suara image dari drama, tari,
kesenian, kesusastraan, musik, olahraga, permainan dan lain sebagainya untuk
rekreasi, kesenangan kelompok dan individu.
g. Integrasi : Menyediakan bagi bangsa, kelompok dan individu kesempatan
untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar mereka dapat
saling kenal dan mengerti serta menghargai kondisi, pandangan dan
keinginan.
2.5.2 Tujuan Komunikasi
Dalam kehidupan sehari-hari, sebagai seorang pejabat atau
pimpinan, akan senantiasa berhubungan dengan bawahan atau masyarakat secara
informasi agar apa yang diinginkan atau apa yang diminta dapat dimengerti
sehingga komunikasi yang dilaksanakan dapat tercapai dengan baik.
Pada umumnya, komunikasi dapat mempunyai beberapa tujuan,
antara lain:
a. Supaya informasi yang disampaikan itu dapat dimengerti dengan baik.
Sebagai pejabat ataupun komunikator, kita harus menjelaskan kepada
komunikan (penerima) atau bawahan dengan sebaik-baiknya dan tuntas
sehingga mereka dapat mengerti apa yang dimaksudkan.
b. Memahami orang lain. Sebagai pimpinan maka haruslah mengetahui benar
aspirasi bawahan atau pimpinan apa yang diinginkannya.
c. Supaya gagasan yang disampaikan dapat diterima orang lain. Kita harus
berusaha agar gagasan yang dimaksud dapat diterima orang lain dengan
pendekatan yang persuatif, bukan memaksa kehendak.
d. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Menggerakkan sesuatu
dapat dengan bermacam-macam kegiatan yang sifatnya mendorong, namun
hal penting yang harus diingat adalah bagaimana cara yang baik untuk
melakukannya.
Jadi secara singkat dapat dikatakan bahwa komunikasi itu
bertujuan untuk mengharapkan pengertian, dukungan gagasan dan tindakan.
Setiap mengadakan komunikasi maka perlu diteliti apa yang menjadi tujuannya,
yaitu antara lain:
a. Apakah dijelaskan kepada orang lain, dapat dimengerti dan dipahami
b. Apakah gagasan yang diterima mendapat dukungan. Dalam hal ini perlu
diperhatikan cara penyampaian pada setiap penyampaian gagasan yang
dimaksud.
c. Apakah yang kita inginkan supaya orang lain tersebut mengerjakannya atau
supaya mereka mau bertindak.
2.6 Ruang Lingkup Komunikasi
Suatu perusahaan dapat melaksanakan komuniaksi dengan berbagai cara,
dan menurut ruang lingkupnya komunikasi dibagi dua, yaitu:
a. Komunikasi Internal
Yaitu komunikasi yang berlangsung di dalam suatu organisasi. Secara
structural di dalam lingkungan organisasi komunikasi dibedakan
dalam 4 macam:
• Komunikasi dari atasan kepada bawahan. Dapat dibedakan menjadi berbagai macam bentuk seperti petunjuk, keterangan,
perintah, teguran dan pujian.
• Komunikasi dari bawahan kepada atasan. Dapat digolongkan menjadi beberapa macam seperti laporan, keluhan, pendapat atau
saran.
• Komunikasi yang berlangsung secara horizontal atau secara mendatar adalah komunikasi yang berlangsung antar pegawai
yang mempunyai kedudukan yang sama.
• Komunikasi yang berlangsung secara diagonal, yaitu komunikasi yang berlangsung antara pimpinan dengan bawahan di bagian lain.
b. Komunikasi eksternal
Yaitu komunikasi yang berlangsung antar tujuan untuk menjalin
hubungan yang harmonis dengan warga atau kelompok-kelompok
masyarakat lain diluar organisasi.
2.7 Unsur-Unsur Komunikasi
Menurut Horald Lasswell unsur-unsur komunikasi tersebut terdiri dari:
a. Pengirim
Pengirim disini disebut juga sebagai sumber komunikasi yaitu dari
seseorang yang akan menyampaikan suatu berita atau pesan. Ada 4
faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam berkomunikasi, antara
lain:
• Keterampilan berkomunikasi
Seorang pengirim pesan harus mempunyai perbendaharaan kata
sehingga apabila akan mengungkapkan ide secara lisan, pengirim
dapat memilih kata-kata yang sesuai dan jelas sehingga dapat
menuliskan secara tepat juga mudah untuk dimengerti.
• Sikap
Sikap akan mempengaruhi komunikasi, juga menentukan suatu
pembicaraan. Misalnya bila kita menyadari bahwa pembicaraan
itu benar-benar menyenangi kita, maka seseorang yang diajak
bicara langsung percaya dengan apa yang dikatakan pembicaraan
• Tingkat pengetahuan
Apabila dalam suatu pembicaraan, tingkat pengetahuan rendah
atau kurang maka akan sulit dalam menyampaikan suatu ide.
• Sistem sosial
Lingkungan sosial atau latar belakang kehidupannya akan sulit
mempengaruhi pada suatu proses komunikasi.
• Pesan
Pesan adalah suatu ide, gagasan, keterangan yang akan
disampaikan terkadang tidak bisa dimengerti oleh penerima, pesan
tidak sampai pada penerima karena gangguan pada media yang
digunakan kurang sempurna.
• Media
Media yang dimaksud dalam hal ini adalah alat yang digunakan
dalam proses komunikasi. Secara umum semua panca indera
digunakan dalam proses komunikasi dan dilengkapi dengan media
yang lain seperti radio, televisi, pers dan lain-lain.
b. Penerima
Penerima pesan juga dipengaruhi oleh adanya sikap menerima atau
tidak pesan yang disampaikan oleh pengirim, juga pada sistem sosial
2.8 Proses Komunikasi
Menurut Effendi, MA (1986), proses komunikasi itu adalah proses
penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain. Pikiran bisa
berupa gagasan, informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari benaknya.
Perasaan berupa keyakinan, kepastian, kemarahan dan sebagainya yang timbul
dari lubuk hati.
Pertama-tama pengirim atau komunikator mengubah pikiran dan perasaan
ke dalam bentuk pesan. Pesan yang akan disampaikan oleh komunikator harus
merupakan pesan yang telah diolah sehingga dapat menggambarkan pikiran dan
perasaan komunikator. Untuk dapat menyampaikan pesan tersebut digunakan alat
(telepon, radio, surat dan lain-lain). Pesan yang disampaikan seringkali timbul
dengan adanya hambatan-hambatan (salah pengertian), sehingga terjadi suatu hal
yang tidak diinginkan. Setelah pesan diterima, kemudian komunikator
menafsirkan pesan yang sesuai dengan pikiran dan perasaannya.
2.9 Komunikasi dan Hubungannya dengan Media Cetak
Komunikasi sebagai kegiatan manusia punya arti yang sangat luas. Jenis
dan ragamnya banyak yang dilakukan dalam jarak dan waktu yang tidak terbatas.
Sementara itu, untuk menjalin rasa keakraban yang lebih erat diperlukan
saling pengertian sesama anggota masyarakat. Dalam hal ini faktor komunikasi
memainkan peranan yang penting, apalagi manusia modern. Manusia modern
yaitu manusia yang cara berpikirnya tidak spekulatif, tetapi cara berpikirnya
berdasarkan logika dan rasional dalam melaksanakan segala kegiatannya.
manusia. Komunikasi telah menjadi kegiatan dari kehidupan manusia. Untuk
keberhasilan komunikasi kita harus mengetahui dan mempelajari unsur-unsur apa
saja yang terkandung dalam proses komunikasi. Minimal unsur-unsur yang
diperlukan adalah sumber (pembicaraan), pesan (message), saluran (channel) dan
penerima (receiver audience), seperti yang telah dikemukakan terdahulu.
Media cetak merupakan salah satu sarana komunikasi masyarakat yang
dikenal luas. Ada berbagai jenis sarana media cetak dan keseluruhannya berfungsi
sama yaitu memberikan informasi komunikasi lewat sarana cetak yang bersifat
terkini untuk diketahui oleh umum. Penyampaian informasi inilah yang
menjadikan adanya suatu hubungan antara media cetak dengan komunikasi karena
pihak media cetak berinteraksi dan menyampaikan pesan-pesan kepada pembaca
lewat media. Itulah yang disebut dengan komunikasi tidak langsung.
2.10 Media Massa
2.10.1 Sejarah Media Massa
Terlepas dari berbagai kepentingan yang melatarbelakangi
pemunculan suatu informasi atau pesan yang disajikan oleh media massa, kiranya
tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pada masa kini pertemuan orang dengan media
massa sudah tidak dapat dielakkan lagi. Tidaklah berlebihan kiranya apabila abad
ke-21 disebut sebagai abad komunikasi massa (Rakhmat, 1985:174).
Bahkan dalam pembabakan sejarah umat manusia, McLuhan
(1964) menyatakannya sebagai babak neo-tribal (sesudah babak tribal dan babak
menggunakan beberapa macam alat indera dalam komunikasi. Adapun Toffler
(1981) menamakannya sebagai The Third Wave.
2.10.2 Defenisi Media Massa
Media Massa (Mass Media) merupakan suatu sarana komunikasi
massa (channel of mass communication). Komunikasi massa sendiri artinya
proses penyampaian pesan, gagasan, atau informasi kepada orang banyak (publik)
secara serentak.
Ciri-ciri (karakteristik) media massa adalah disebarluaskan kepada
khalayak luas (publisitas), pesan atau isinya bersifat umum (universalitas), tetap
atau berkala (periodisitas), berkesinambungan (kontinuitas), dan berisi hal-hal
baru (aktualitas).
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa defenisi
media massa adalah suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah
khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melewati media cetak atau
elektronik, sehingga pesan informasi yang sama dapat diterima secara serentak
dan sesaat. Pengertian “dapat” di sini menekankan pada pengertian, bahwa jumlah
sebenarnya penerima pesan informasi melalui media massa pada saat tertentu
tidaklah esensial. Yang penting ialah “The communicator is a social organization
capable or reproducing the message and sending it simultaneously to large
number of people who are spartially separated” (Tan, 1981:73).
2.10.3 Klasifikasi Media Massa
Adapun klasifikasi atau bentuk dari media massa, secara garis
• Media cetak : surat kabar, majalah, koran, tabloid, buku-buku, dsb
• Media elektronik : televisi, radio, termasuk internet
2.10.4 Fungsi Media Massa
Ada beberapa fungsi dari media massa, terutama bagi masyarakat
pada umumnya, antara lain adalah:
a. Media massa, khusunya televisi, telah begitu memasyarakat,
b. Media massa berpengaruh terhadap proses sosialisasi,
c. Orang-orang lebih mengandalkan informasi yang berasal dari media massa
daripada dari orang lain,
d. Bagi dunia pendidikan perlu adanya pemberdayaan media massa sebagai
sumber pembelajarannya, dan
e. Para orang tua dan pendidik, baik secara sendiri-sendiri maupun secara
bersama-sama, dapat meminimalisasikan pengaruh negatif media massa dan
mengoptimalkan dampak positifnya.
2.11 Media Cetak
2.11.1 Sejarah Media Cetak
Istilah dalam pengertian surat kabar (media cetak) bermula dari
Eropa, ketika para pedagang Eropa saling bertukar informasi harga pasar yang
ditulis pada kulit kayu dan kulit ternak. Semenjak dua orang pemuda Belanda
yang bermukim di tepi sungai Mainz, yaitu Johanes Gutenberg dan Janszoon
Koster, mengkonstruksikan mesin yang dapat mencetak huruf-huruf, maka
Sejarah pers itu sendiri sebenarnya telah dimulai sejak Julius
Caesar memimpin Roma sebagai Kaisar. Ia sering disebut-sebut sebagai “perintis
pers” karena secara teratur mengumumkan hasil rapat senator dalam
pemerintahannya, pada papan-papan di beberapa tempat agar dapat diketahui oleh
rakyatnya. Sebagai sebuah komoditi, media cetak pertamakali diterbitkan di
Amerika Serikat pada tahun 1690 oleh seorang Inggris yang hijrah ke Benua Baru
(Benua Amerika), yaitu Benjamin Harris. Surat kabar yang tidak berumur panjang
itu kemudian diberi nama “Public Occurances Both Foreign and Domestic”.
2.11.2 Defenisi Media Cetak
Media cetak adalah alat atau sarana penyampaian informasi dan
pesan-pesan secara visual kepada masyarakat luas berupa barang-barang cetakan
massal antara lain buku, surat kabar, majalah dan tabloid.
Di Indonesia, menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1966,
tentang Ketentuan-Ketentuan pokok Pers, ditambahkan dengan Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 1967 dan diubah lagi dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun
1982, media cetak diterjemahkan sebagai lembaga kemasyarakatan, alat
perjuangan nasional yang mempunyai karya sebagai salah satu media komunikasi
massa, yang bersifat umum berupa penerbitan yang teratur waktu terbitnya,
diperlengkapi atau tidak dengan alat-alat milik sendiri berupa percetakan, alat-alat
foto, klise, mesin-mesin stensil atau alat-alat teknik lainnya (Djuroto : 2000).
Media cetak memiliki beberapa tahapan, yaitu antara lain:
• Membuat adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan memproduksi materi media massa cetak.
• Menyebarluaskan adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan mengedarkan materi media massa cetak, dan mengedarkan barang-barang dengan cara
memperdagangkan, memperlihatkan dan menuliskan.
• Menggunakan adalah kegiatan memakai materi media massa cetak.
2.11.3 Klasifikasi Media Cetak
Media cetak merupakan segala jenis media yang diproduksi dengan
menggunakan alat-alat percetakan, meliputi surat kabar (harian), majalah, tabloid,
buletin, dsb. Dalam industri media cetak terdapat beberapa bagian yang berfungsi
dalam proses penerbitan media cetak dan diantaranya adalah perusahaan pers,
penerbitan kantor berita, percetakan, karyawan pers, pengasuh penerbitan
(Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi, Pemimpin Perusahaan), dan wartawan.
2.11.4 Peranan Media Cetak
Media cetak mempunyai peranan yang cukup signifikan bagi
masyarakat pada umumnya dan pengembangan tumbuhkan kepariwisataan secara
khusus. Media cetak berperan dalam industri pariwisata baik sebagai saluran
informasi maupun sebagai sosial kontrol terhadap objek kunjungan itu sendiri.
Sebagai contoh pada objek wisata Bumi Melayu, media cetak berfungsi bukan
saja dalam memberikan informasi tentang pembangunan destinasi, melainkan juga
memberikan masukan terhadap berbagai kemungkinan dikembangkannya
kegiatan kepariwisataan itu sendiri. Jika melihat destinasi itu dari sisi negatif atau
kelemahannya tanpa membuat keseimbangan pemberitaan, maka akan terjadi
pengaruh kepada destinasi itu sendiri. Jika seseorang wartawan memandang
secara optimis, maka akan muncul pandangan yang positif terhadap objek wisata
Menurut Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar), Jero
Wacik, peranan media sangat strategis dalam mendorong masyarakat lebih
mencintai berwisata di dalam negeri ketimbang harus ke luar negeri, dengan
demikian devisa pariwisata yang hingga kini tercatat dalam neraca pembayaran
(travel balance) surplus akan tetap terjaga (google.com). Peranan media dalam
memberikan motivasi kepada masyarakat agar dapat mengerem untuk berwisata
ke luar negeri mempunyai nilai strategis karena melalui pemberitaan dan promosi
yang gencar mengenai destinasi di dalam negeri akan menggugah masyarakat
lebih mengenali dan mencintai negeri ini sehingga wisatawan dalam negeri
semakin berkembang.
Sebaliknya, kelangkaan informasi akibat kurangnya promosi