• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Harian Analisa Dalam Mempublikasikan Kepariwisataan Di Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan Harian Analisa Dalam Mempublikasikan Kepariwisataan Di Sumatera Utara"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN HARIAN ANALISA DALAM MEMPUBLIKASIKAN

KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARA

KERTAS KARYA

Dikerjakan

O L E H

SANDRA A. SINAGA

NIM : 052204089

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR

DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA

BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA

MEDAN

(2)

PERANAN HARIAN ANALISA DALAM MEMPUBLIKASIKAN

KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARA

KERTAS KARYA

DIKERJAKAN

O

L

E

H

SANDRA A. SINAGA

NIM : 052204089

Pembimbing

Drs. Gustanto, M.Hum NIP. 131837557

Kertas karya ini diajukan kepada panitia ujian Program Pendidikan Nongelar Fakultas Sastra USU Untuk mendapatkan Diploma III

Pada Program Studi Pariwisata

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

PROGRAM PENDIDIKAN NONGELAR

BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA

MEDAN

(3)

Disetujui Oleh :

PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Medan, Oktober 2008

PROGRAM STUDI DIII PARIWISATA KETUA,

(4)

PENGESAHAN

Diterima oleh :

PANITIA UJIAN PROGRAM PENDIDIKAN NONGELAR SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA USU MEDAN

UNTUK MELENGKAPI SALAH SATU SYARAT UJIAN DIPLOMA III DALAM BIDANG PARIWISATA

Pada : Tanggal : Hari :

Program Diploma Sastra dan Budaya Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara

Dekan,

Drs. Syaifuddin, M.A, Ph. D NIP. 132098531

Panitia Penilai

No Nama Tanda Tangan

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kuucapkan kepada Tuhan Yesus yang Maha Kuasa, Maha

Baik karena kasih dan karuniaNyalah penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir

ini dengan baik.

Adapun Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Departemen Pariwisata pada

fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Oleh karena itu, untuk memenuhi persyaratan tersebut, penulis membuat

laporan Tugas Akhir ini yang berjudul : “Peranan Harian Analisa dalam

Mempublikasikan Kepariwisataan di Sumatera Utara”. Penulis juga

menyadari dengan sepenuh hati bahwa di dalam penulisan dan pembahasan

laporan Tugas Akhir ini masih dijumpai berbagai kekurangan baik dari segi

penguasaan materinya, penganalisaan masalah maupun segi penguasaan susunan

bahasanya. Oleh sebab itu, penulis dengan segala kerendahan hati sangat

mengharapkan adanya kritik dan saran yang dapat mendukung terwujudnya suatu

kesempurnaan laporan Tugas Akhir ini.

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis banyak menerima

bimbingan dan dorongan berupa pikiran tenaga dan waktu dari berbagai pihak .

Oleh karenanya, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra USU.

2. Ibu Dr. Asmyta Surbakti, M.si, selaku Ketua Program Studi D III Pariwisata

Fakultas Sastra USU.

(6)

4. Ibu Dra. Nur Cahaya Bangun, M.si, selaku Dosen Pembaca pada Tugas Akhir.

5. Bapak War Djamil, selaku Wakil Pimpinan Redaksi Harian Analisa.

6. Seluruh sahabat dan teman-temanku tersayang yang berada di Departemen

D-III Pariwisata, terutama Program Studi Usaha Wisata, Universitas Sumatera

Utara yang telah membantu dan memberikan dukungan dan juga motivasi

kepada penulis selama ini.

Terkhusus dan teristimewa kepada kedua Orang Tua penulis yaitu bapak

H. Sinaga dan ibu M. Manik, abang-abang dan adik-adik serta seluruh kerabat

yang telah memberikan kasih sayang, dorongan dan semangat serta masukan yang

sangat berarti bagi penulis selama ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa kertas karya ini masih belum

sempurna mengingat keterbatasan kemampuan penulis baik dalam bidang

pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu demi kesempurnaan kertas karya ini

penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak

yang membaca kertas karya ini.

Akhir kata penulis mengharapkan agar kertas karya ini bermanfaat bagi

semua pihak khususnya bagi diri penulis sendiri didalam menambah wawasan

mengenai kepariwisataan dan komunikasi.

Medan, 20 September 2008 Penulis

(7)

ABSTRAK

Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa terbesar di Indonesia setelah hasil non-migas. Untuk itu, perlu dilakukan usaha-usaha yang bertujuan untuk memajukan dunia kepariwisataan. Persentase tingkat kemajuan kepariwisataan pada umumnya ditinjau dari arus kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun domestik.

Media massa adalah salah satu lembaga yang secara umum juga memiliki peranan penting dalam memajukan sektor pariwisata. Hal ini dapat dilihat dari fungsinya dalam industri pariwisata yaitu sebagai saluran informasi yang dapat mendorong masyarakat lebih mencintai pariwisata dalam negeri daripada harus ke luar negeri. Oleh sebab itu, peranan media massa mempunyai nilai strategis karena melalui pemberitaan dan promosi mengenai objek wisata di dalam negeri akan menggugah masyarakat lebih mengenali dan mencintai negeri ini sehingga wisatawan dalam negeri semakin berkembang.

Kertas Karya ini membahas beberapa hal yang menjadi pokok permasalahan media massa, khususnya media cetak, dalam mempublikasikan kepariwisataan.

Bab I berisikan pendahuluan, antara lain alasan pemilihan judul, perumusan masalah, tujuan penulisan kertas karya, metode penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II berisikan uraian teoritis tentang kepariwisataan dan komunikasi, antara lain pengertian pariwisata, manfaat pariwisata, pengertian publikasi pariwisata, pengertian komunikasi, fungsi komunikasi, tujuan komunikasi, ruang lingkup komunikasi, unsur-unsur komunikasi, proses komunikasi, komunikasi dan hubungannya dengan media cetak, defenisi media massa, sejarah media massa, klasifikasi media massa, fungsi media massa, pengertian media cetak, sejarah media cetak, klasifikasi media cetak, peranan media cetak, surat kabar, pengertian iklan, defenisi iklan dan nilai ekonomis iklan.

Bab III berisikan tinjauan umum tentang Harian Analisa, antara lain sejarah singkat berdirinya Harian Analisa, tugas dan tanggungjawab setiap jabatan dalam struktur organisasi dan jangkauan edaran Harian Analisa.

Bab IV berisikan peranan Harian Analisa dalam mempublikasikan kepariwisataan di Sumatera Utara, antara lain rubrik kepariwisataan Sumatera Utara, sponsor pada kegiatan-kegiatan pariwisata, website Harian Analisa sebagai sarana informasi pariwisata, hal-hal yang telah dicapai dalam mempublikasikan kepariwisataan Sumatera Utara dan kendala-kendala yang dihadapi dalam peningkatan kepariwisataan Sumatera Utara.

Bab V berisikan penutup, antara lain kesimpulan dan saran dari penulis. Inti dari keseluruhan isi Kertas Karya ini adalah pembahasan mengenai apa saja peran serta media cetak, termasuk Harian Analisa selaku surat kabar lokal di Sumatera Utara, dalam mempublikasikan Kepariwisataan di Sumatera Utara.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penulisan Kertas Karya ... 2

1.4. Metode Penelitian ... 3

1.5. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN DAN KOMUNIKASI 2.1. Pengertian Pariwisata ... 6

2.2. Manfaat Pariwisata ... 7

2.3. Pengertian Publikasi Pariwisata ... 8

2.4. Pengertian Komunikasi ... 9

2.5. Fungsi dan Tujuan Komunikasi ... 11

2.5.1. Fungsi Komunikasi ... 11

2.5.2. Tujuan Komunikasi ... 12

2.6. Ruang Lingkup Komunikasi ... 14

(9)

2.9. Komunikasi dan Hubungannya dengan Media Cetak ... 17

2.10. Media Massa ... 18

2.10.1. Sejarah Media Massa ... 18

2.10.2. Defenisi Media Massa ... 19

2.10.3. Klasifikasi Media Massa ... 19

2.10.4. Fungsi Media Massa ... 20

2.11. Media Cetak ... 20

2.11.1. Sejarah Media Cetak ... 20

2.11.2. Defenisi Media Cetak ... 21

2.11.3. Klasifikasi Media Cetak ... 22

2.11.4. Peranan Media Cetak ... 22

2.12. Surat Kabar ... 23

2.13. Pengertian Iklan ... 25

2.13.1. Defenisi Iklan ... 26

2.13.2. Nilai Ekonomis Iklan ... 26

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG HARIAN ANALISA 3.1. Sejarah Singkat Berdirinya Harian Analisa ... 28

3.2. Tugas dan Tanggungjawab Setiap Jabatan dalam Struktur Organisasi ... 33

(10)

BAB IV PERANAN HARIAN ANALISA DALAM MEMPUBLIKASIKAN KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARA

4.1. Rubrik Tentang Kepariwisataan Sumatera Utara ... 39

4.2. Sponsor Pada Kegiatan-Kegiatan Pariwisata ... 41

4.3. Website Harian Analisa Sebagai Sarana Informasi

Pariwisata ... 42

4.4. Hal-Hal yang Telah Dicapai dalam Mempublikasikan

Kepariwisataan Sumatera Utara ... 43

4.5. Kendala yang Dihadapi dalam Peningkatan Kepariwisataan

Sumatera Utara ... 44

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan ... 45

5.2. Saran-Saran ... 46

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Struktur Organisasi Harian Analisa

(11)

ABSTRAK

Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa terbesar di Indonesia setelah hasil non-migas. Untuk itu, perlu dilakukan usaha-usaha yang bertujuan untuk memajukan dunia kepariwisataan. Persentase tingkat kemajuan kepariwisataan pada umumnya ditinjau dari arus kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun domestik.

Media massa adalah salah satu lembaga yang secara umum juga memiliki peranan penting dalam memajukan sektor pariwisata. Hal ini dapat dilihat dari fungsinya dalam industri pariwisata yaitu sebagai saluran informasi yang dapat mendorong masyarakat lebih mencintai pariwisata dalam negeri daripada harus ke luar negeri. Oleh sebab itu, peranan media massa mempunyai nilai strategis karena melalui pemberitaan dan promosi mengenai objek wisata di dalam negeri akan menggugah masyarakat lebih mengenali dan mencintai negeri ini sehingga wisatawan dalam negeri semakin berkembang.

Kertas Karya ini membahas beberapa hal yang menjadi pokok permasalahan media massa, khususnya media cetak, dalam mempublikasikan kepariwisataan.

Bab I berisikan pendahuluan, antara lain alasan pemilihan judul, perumusan masalah, tujuan penulisan kertas karya, metode penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II berisikan uraian teoritis tentang kepariwisataan dan komunikasi, antara lain pengertian pariwisata, manfaat pariwisata, pengertian publikasi pariwisata, pengertian komunikasi, fungsi komunikasi, tujuan komunikasi, ruang lingkup komunikasi, unsur-unsur komunikasi, proses komunikasi, komunikasi dan hubungannya dengan media cetak, defenisi media massa, sejarah media massa, klasifikasi media massa, fungsi media massa, pengertian media cetak, sejarah media cetak, klasifikasi media cetak, peranan media cetak, surat kabar, pengertian iklan, defenisi iklan dan nilai ekonomis iklan.

Bab III berisikan tinjauan umum tentang Harian Analisa, antara lain sejarah singkat berdirinya Harian Analisa, tugas dan tanggungjawab setiap jabatan dalam struktur organisasi dan jangkauan edaran Harian Analisa.

Bab IV berisikan peranan Harian Analisa dalam mempublikasikan kepariwisataan di Sumatera Utara, antara lain rubrik kepariwisataan Sumatera Utara, sponsor pada kegiatan-kegiatan pariwisata, website Harian Analisa sebagai sarana informasi pariwisata, hal-hal yang telah dicapai dalam mempublikasikan kepariwisataan Sumatera Utara dan kendala-kendala yang dihadapi dalam peningkatan kepariwisataan Sumatera Utara.

Bab V berisikan penutup, antara lain kesimpulan dan saran dari penulis. Inti dari keseluruhan isi Kertas Karya ini adalah pembahasan mengenai apa saja peran serta media cetak, termasuk Harian Analisa selaku surat kabar lokal di Sumatera Utara, dalam mempublikasikan Kepariwisataan di Sumatera Utara.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Dalam menghadapi ketidakstabilan perekonomian dan politik sekarang ini,

banyak cara yang dilakukan pemerintah untuk dapat menstabilkannya. Salah

satunya adalah dengan menggalakkan program kepariwisataan sehingga dapat

menjadi pemasok devisa negara nomor satu.

Media adalah salah satu lembaga yang berperan penting dalam

meningkatkan program kepariwisataan tersebut. Dukungan media dapat

menunjukkan peningkatan kepariwisataan yaitu dengan lebih menekankan pada

keterampilan untuk membina hubungan antar manusia di dalam maupun di luar

organisasi. Selain itu, media tersebut dapat pula mengaplikasi masalah guna

menunjang tercapainya tujuan kepariwisataan termaksud.

Atas dasar latar belakang pada keadaan inilah penulis tertarik untuk

mengetahui lebih dalam lagi tentang penerapan sistem yang tepat dan yang

digunakan oleh media cetak swasta dalam pengembangan kepariwisataan.

Kertas karya ini lebih condong pada sistem komunikasi yang dibangun

Harian Analisa yang berperan aktif dalam bidang promosi dan pengembangan

kepariwisataan di Sumatera Utara. Atas dasar permasalahan ini pulalah penulis

dapat menetapkan judul dari laporan akhir ini, yaitu: “Peranan Harian Analisa

(13)

1.2 Perumusan Masalah

Sebagaimana biasanya bahwa setiap penelitian selalu menghadapi

permasalahan yang akan dipecahkan. Agar masalah dalam penelitian menjadi

jelas, maka terlebih dahulu harus dirumuskan dengan jelas dan tegas.

Kepariwisataan secara umum menjadi salah satu permasalahan yang sulit

diatasi baik oleh Pemerintah maupun lembaga pariwisata. Banyak faktor yang

menyebabkan munculnya masalah kepariwisataan tersebut dan salah satunya

adalah kurangnya promosi pariwisata. Hal ini mengakibatkan banyak wisatawan,

baik domestik maupun mancanegara, kurang tertarik untuk melakukan perjalanan

wisata ke objek wisata tersebut. Untuk mengatasi masalah tersebut maka

diperlukan suatu tindakan yang lebih nyata yaitu meningkatkan upaya promosi

pariwisata yang diharapkan dapat mengatasi salah satu dari permasalahan

kepariwisataan.

Adapun rumusan masalah dalam kertas karya ini adalah: “Sejauh mana

peranan Harian Analisa dalam upayanya mempromosikan kapariwisataan

Sumatera Utara”.

1.3 Tujuan Penulisan Kertas Karya

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan kertas karya ini, yaitu:

1. Tujuan Umum

Agar mengetahui sejauh mana pelaksanaan aktivitas media cetak swasta

umumnya dan Harian Analisa khususnya dalam rangka pengembangan

(14)

2. Tujuan Khusus

a. Menambah pengetahuan khususnya tentang sastra komunikasi dalam

upaya peningakatan kepariwisataan, sehingga dapat pula menjadi bekal

bagi penulis dalam mengaplikasikan kombinasi antara teori dan praktek di

dalam masyarakat.

b. Untuk melengkapi salah satu syarat akademis dalam menyelesaikan

program akademis D-III Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera

Utara, Medan.

1.4 Metode Penelitian

Dalam menyelesaikan kertas karya ini, penulis membuat batasan dan

hanya membahas pada usaha media cetak swasta umumnya dan Harian Analisa

khususnya. Untuk membuktikan dan mempertanggungjawabkan suatu karya tulis

diperlukan penelitian untuk memperoleh data-data yang aktual guna mendukung

proses karya tulis tersebut. Hal ini penting agar hasil yang didapatkan bersifat

objektif dan tidak diragukan kebenarannya.

Pada proses penyelesaian kertas karya ini, penulis memakai dua metode

penelitian:

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Maksudnya adalah proses pengumpulan data dilakukan diluar kegiatan

perpustakaan, jadi penulis mengadakan Tanya jawab (wawancara) langsung dalam

usaha untuk memperoleh data, wawancara dilakukan pada bagian redaksi dan kru

(15)

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Maksudnya adalah mengumpulkan data-data dari buku-buku maupun media

massa (mass media) yang ada kaitannnya dengan masalah yang dibahas untuk

melengkapi kebenarannya. Semua itu dimaksudkan guna tercapainya keserasian

antara teori dan praktek sehingga dapat tersusun laporan akhir yang baik sesuai

dengan pokok bahasan.

1.5 Sistematika Penulisan

Kertas karya ini terdiri dari beberapa bab. Setiap bab akan menerangkan

tentang pokok permasalahnnya, seperti yang tertera di bawah ini:

BAB I : PENDAHULUAN

Berisikan tentang alasan pemilihan judul, perumusan masalah,

tujuan penulisan kertas karya, metode penulisan dan sistematika

penulisan.

BAB II : URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN DAN

KOMUNIKASI

Berisikan tentang pengertian pariwisata, manfaat pariwisata,

pengertian publikasi pariwisata, pengertian komunikasi, fungsi

komunikasi, tujuan komunikasi, ruang lingkup komunikasi,

unsur-unsur komunikasi, proses komunikasi, komunikasi dan

hubungannya dengan media cetak, defenisi media massa, sejarah

media massa, klasifikasi media massa, fungsi media massa,

(16)

cetak, peranan media cetak, surat kabar, pengertian iklan, defenisi

iklan dan nilai ekonomis iklan.

BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG HARIAN ANALISA

Berisikan tentang sejarah singkat berdirinya Harian Analisa, tugas

dan tanggungjawab setiap jabatan dalam struktur organisasi dan

jangkauan edaran Harian Analisa.

BAB IV : PERANAN HARIAN ANALISA DALAM MEMPUBLIKASIKAN

KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARA

Berisikan tentang rubrik kepariwisataan Sumatera Utara, sponsor

pada kegiatan-kegiatan pariwisata, website Harian Analisa sebagai

sarana informasi pariwisata, hal-hal yang telah dicapai dalam

mempublikasikan kepariwisataan Sumatera Utara dan

kendala-kendala yang dihadapi dalam peningkatan kepariwisataan Sumatera

Utara.

BAB V : PENUTUP

Dalam bab terakhir ini penulis memberikan kesimpulan dari hasil

pembahasan maupun saran-saran yang ditujukan kepada Harian

Analisa.

(17)

BAB II

URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN

DAN KOMUNIKASI

2.1 Pengertian Pariwisata

Dalam buku Istilah-Istilah Pariwisata (Darmadjati, 1989 : 38) pariwisata

ditinjau dari segi etimologinya berasal dari bahasa sansekerta, yaitu:

- Pari yang artinya keliling, berputar-putar, berkali-kali

- Wisata yang artinya perjalanan, berkeliling

Berdasarkan itu dapat diambil kesimpulan bahwa pariwisata adalah

perjalanan berkeliling ataupun perjalanan yang dilakukan berkali-kali dari suatu

tempat ke tempat lain. Lebih jelasnya pengertian pariwisata itu dibagi menjadi 2

bagian, yang ditinjau:

a. secara umum

keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk

menata, mengatur dan melayani kebutuhan dan juga persinggahan

wisatawan.

b. Secara teknis

Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik secara perorangan

maupun berkelompok dari dalam wilayah negara sendiri atau di negara

lain dengan menggunakan kemudahan, jasa/pelayanan dan factor-faktor

penunjang serta kemudahan-kemudahan lainnya yang diadakan oleh

pemerintah dunia usaha dan masyarakat, agar dapat mewujudkan kegiatan

(18)

2.2 Manfaat Pariwisata

Manfaat pariwisata bagi masyarakat umumnya dan pemerintah antara lain:

a. Menambah perolehan devisa negara

b. Memperluas lapangan kerja

c. Meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan bertambahnya penghasilan warga

d. Memperkenalkan dan memelihara kebudayaan (bangsa)

Dengan demikian berkembangnya pariwisata di suatu daerah akan dapat

menolong pertumbuhan perekonomian di daerah tersebut, sehingga dapat

dikatakan bahwa pariwisata memiliki peranan yang sangat penting di dalam

perekonomian.

Usaha pariwisata selalu disebut dengan istilah industri tanpa cerobong

asap, terdiri dari banyak fasilitas yang dibutuhkan oleh wisatawan seperti hotel,

restoran, jasa angkutan wisata, pemandu wisata (tourist guide), took souvenir dan

objek-objek wisata. Keseluruhannya ini membutuhkan sumber daya manusia yang

tidak sedikit sehingga seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa berkembangnya

kepariwisataan di suatu daerah akan memperluas lapangan dan kesempatan kerja.

Wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah disamping menggunakan

uangnya untuk membayar sewa kamar hotel, restoran dan jasa angkutan tentunya

juga akan membelanjakan uangnya untuk membeli barang-barang souvenir,

buah-buahan dan lain sebagainya di daerah objek wisata yang dikunjunginya, sehingga

apabila masyarakat terutama yang berada di lokasi wisata mengerti dan mampu

memanfaatkan kedatangan wisatawan ke daerahnya dengan membuka

usaha-usaha kecil seperti home industry, seperti membuat kerajinan tangan berupa

(19)

menyediakan jasa kebutuhan wisatawan lainnya. Kegiatan tersebut akan dengan

sendirinya menambah penghasilan bagi mereka.

Wisatawan yang berkunjung ke daerah tentunya membawa mata uang dari

negaranya, seperti Dollar, Ringgit, Yen, Euro dan lain sebaginya yang

keseluruhannya adealah devisa. Semakin banyak wisatawan dating ke daerah ini

maka akan semakin banyak pula devisa yang diraih. Hal ini sangat

menguntungkan bagi negara Indonesia dalam menambah peredaran uang tanpa

melakukan pencetakan uang, sehingga akan berpengaruh besar terhadap neraca

pembayaran.

2.3 Pengertian Publikasi Pariwisata

Publikasi dalam kepariwisataan memiliki pengertian yaitu segala bentuk

kegiatan yang dilakukan untuk memperkenalkan jasa-jasa dan produk yang

dihasilkan industri pariwisata seluas mungkin dan memberikan kesan daya tarik

sekuat mungkin dengan harapan agar orang akan banyak datang untuk berkunjung

disamping sebagai sarana untuk menyampaikan pesan yang menarik dengan cara

jujur untuk menciptakan harapan-harapan yang tinggi.

Wisatawan yang mengunjungi suatu kawasan pariwisata tertentu akan

mendapat kesan dan beberapa pengalaman yang kemudian diceritakan kepada

orang lain. Karena cerita-cerita tersebut maka sebagian dari orang-orang lain itu

akan mengunjungi kawasan pariwisata yang diceritakan itu. Dengan demikian

terjdilah publikasi berturut-turut dari wisatawan angkatan pertama kepada angkatn

(20)

publikasi intern. Dalam mengadakan publikasi pariwisata tidak boleh dilupakan

publikasi intern karena publikasi intern adalah publikasi yang paling efektif.

2.4 Pengertian Komunikasi

Dasar terciptanya hubungan baik antara pihak internal dengan eksternal

perusahaan yang dilakukan oleh media cetak adalah komunitas, sehingga akan

lebih baik apabila pengertian komunikasi tersebut dijelaskan terlebih dahulu.

Adapun beberapa pengertian komunikasi dari beberapa para ahli diantaranya

adalah:

a. The Liang Gie

Dalam buku Administrasi Perkantoran Modern (Gie, 1984 : 74) The

Liang Gie menyatakan, “Komunikasi adalah penyampaian warta yang

mengandung macam-macam keterangan dari seseorang kepada orang

lain”. Berdasarkan kutipan tersebut dapat dijelaskan bahwa

komunikasi adalah proses penyampaian berita. Yang dimaksud berita

disini adalah ide, gagasan, keterangan laporan yang dituangkan dalam

bentuk lisan maupun tertulis, sehingga berita itu dapat dimengerti oleh

orang lain yang diajak berkomunikasi.

b. Carl I. Howland

Dalam buku Ilmu Komunikasi dan Praktek (Howland, 1986 : 13)

menyebutkan bahwa, “Komunikasi adalah suatu proses merubah

perilaku orang lain”. Maksudnya adalah dalam komunikasi harus

(21)

dalam merubah sikap, tingkah laku serta perbuatan dari orang-orang

yang diajak berkomunikasi dapat tercapai.

c. James A. F. Stoner

Dalam bukunya yang berjudul Management Stoner menyebutkan

bahwa, “Komunikasi adalah proses dimana seseorang berusaha

memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan.

d. William F. Glueck

Dalam bukunya yang berjudul Management Glueck menyatakan

bahwa komunikasi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:

• Interpersonal Communications (komunikasi antar pribadi) yaitu

proses pertukaran komunikasi serta pemindahan pengertian antara

2 orang atau lebih dalam suatu kelompok kecil manusia

• Organizational Communications (komunikasi banyak orang) yaitu

dimana pembicaraan secara sistematis memberikan informasi dan

memindahkan pengertian kepada orang banyak di dalam organisasi

dan kepada pribadi-pribadi dalam lembaga-lembaga di luar yang

ada hubunganya.

Istilah komunikasi dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan

Communication, berasal dari kata Communicatio atau dari kata Communis yang

berarti “sama” atau “sama maknanya” dengan pikiran, sikap, penerima dan

melaksanakan apa yang diinginkan oleh komunikator. Dalam garis besarnya

(22)

Komunikasi akan dapat berhasil baik apabila sekiranya timbul saling

pengertian, yaitu jika kedua belah pihak si pengirim dan si penerima informasi

dapat memahami.

Hal ini tidak berarti bahwa kedua belah pihak harus menyetujui sesuatu

gagasan tersebut. Yang penting adalah kedua belah pihak sama-sama memahami

gagasan tersebut. Dalam hal seperti inilah baru dapat dikatakan bahwa

komunikasi telah berhasil baik (komunikatif).

2.5 Fungsi dan Tujuan Komunikasi 2.5.1 Fungsi Komunikasi

Apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas, tidak

hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan tetapi juga sebagai kegiatan

individu-individu kelompok mengenai tukar-menukar data, fakta dan ide.

Berdasarkan hal tersebut maka fungsinya dalam setiap sistem sosial adalah

sebagai berikut:

a. Informasi : Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data,

gambar, fakta-fakta, pesan, opini dan komentar, yang dibutuhkan agar

dimengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingungan dan orang lain

agar dapat mengambil keputusan yang tepat.

b. Sosialisasi (pemasyarakatan) : Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang

memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat

yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dan ia dapat aktif di

(23)

c. Motivasi : Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun

jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihan dan keinginannya,

mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama

yang akan dikejar.

d. Perdebatan dan diskusi : Menyediakan dan saling menukar hal-hal yang

diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau penyelesaian perbedaan

pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan

yang diperlukan untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan

diri dalam masalah yang menyangkut kepentingan bersama di tingkat nasional

dan local.

e. Pendidikan : Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong

perkembangan intelektual, pembentuk watak dan pendidikan keterampilan

maupun kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

f. Hiburan : Penyebarluasan sinyal, simbol, suara image dari drama, tari,

kesenian, kesusastraan, musik, olahraga, permainan dan lain sebagainya untuk

rekreasi, kesenangan kelompok dan individu.

g. Integrasi : Menyediakan bagi bangsa, kelompok dan individu kesempatan

untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar mereka dapat

saling kenal dan mengerti serta menghargai kondisi, pandangan dan

keinginan.

2.5.2 Tujuan Komunikasi

Dalam kehidupan sehari-hari, sebagai seorang pejabat atau

pimpinan, akan senantiasa berhubungan dengan bawahan atau masyarakat secara

(24)

informasi agar apa yang diinginkan atau apa yang diminta dapat dimengerti

sehingga komunikasi yang dilaksanakan dapat tercapai dengan baik.

Pada umumnya, komunikasi dapat mempunyai beberapa tujuan,

antara lain:

a. Supaya informasi yang disampaikan itu dapat dimengerti dengan baik.

Sebagai pejabat ataupun komunikator, kita harus menjelaskan kepada

komunikan (penerima) atau bawahan dengan sebaik-baiknya dan tuntas

sehingga mereka dapat mengerti apa yang dimaksudkan.

b. Memahami orang lain. Sebagai pimpinan maka haruslah mengetahui benar

aspirasi bawahan atau pimpinan apa yang diinginkannya.

c. Supaya gagasan yang disampaikan dapat diterima orang lain. Kita harus

berusaha agar gagasan yang dimaksud dapat diterima orang lain dengan

pendekatan yang persuatif, bukan memaksa kehendak.

d. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Menggerakkan sesuatu

dapat dengan bermacam-macam kegiatan yang sifatnya mendorong, namun

hal penting yang harus diingat adalah bagaimana cara yang baik untuk

melakukannya.

Jadi secara singkat dapat dikatakan bahwa komunikasi itu

bertujuan untuk mengharapkan pengertian, dukungan gagasan dan tindakan.

Setiap mengadakan komunikasi maka perlu diteliti apa yang menjadi tujuannya,

yaitu antara lain:

a. Apakah dijelaskan kepada orang lain, dapat dimengerti dan dipahami

(25)

b. Apakah gagasan yang diterima mendapat dukungan. Dalam hal ini perlu

diperhatikan cara penyampaian pada setiap penyampaian gagasan yang

dimaksud.

c. Apakah yang kita inginkan supaya orang lain tersebut mengerjakannya atau

supaya mereka mau bertindak.

2.6 Ruang Lingkup Komunikasi

Suatu perusahaan dapat melaksanakan komuniaksi dengan berbagai cara,

dan menurut ruang lingkupnya komunikasi dibagi dua, yaitu:

a. Komunikasi Internal

Yaitu komunikasi yang berlangsung di dalam suatu organisasi. Secara

structural di dalam lingkungan organisasi komunikasi dibedakan

dalam 4 macam:

• Komunikasi dari atasan kepada bawahan. Dapat dibedakan

menjadi berbagai macam bentuk seperti petunjuk, keterangan,

perintah, teguran dan pujian.

• Komunikasi dari bawahan kepada atasan. Dapat digolongkan

menjadi beberapa macam seperti laporan, keluhan, pendapat atau

saran.

• Komunikasi yang berlangsung secara horizontal atau secara

mendatar adalah komunikasi yang berlangsung antar pegawai

yang mempunyai kedudukan yang sama.

• Komunikasi yang berlangsung secara diagonal, yaitu komunikasi

(26)

b. Komunikasi eksternal

Yaitu komunikasi yang berlangsung antar tujuan untuk menjalin

hubungan yang harmonis dengan warga atau kelompok-kelompok

masyarakat lain diluar organisasi.

2.7 Unsur-Unsur Komunikasi

Menurut Horald Lasswell unsur-unsur komunikasi tersebut terdiri dari:

a. Pengirim

Pengirim disini disebut juga sebagai sumber komunikasi yaitu dari

seseorang yang akan menyampaikan suatu berita atau pesan. Ada 4

faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam berkomunikasi, antara

lain:

• Keterampilan berkomunikasi

Seorang pengirim pesan harus mempunyai perbendaharaan kata

sehingga apabila akan mengungkapkan ide secara lisan, pengirim

dapat memilih kata-kata yang sesuai dan jelas sehingga dapat

menuliskan secara tepat juga mudah untuk dimengerti.

• Sikap

Sikap akan mempengaruhi komunikasi, juga menentukan suatu

pembicaraan. Misalnya bila kita menyadari bahwa pembicaraan

itu benar-benar menyenangi kita, maka seseorang yang diajak

bicara langsung percaya dengan apa yang dikatakan pembicaraan

(27)

• Tingkat pengetahuan

Apabila dalam suatu pembicaraan, tingkat pengetahuan rendah

atau kurang maka akan sulit dalam menyampaikan suatu ide.

• Sistem sosial

Lingkungan sosial atau latar belakang kehidupannya akan sulit

mempengaruhi pada suatu proses komunikasi.

• Pesan

Pesan adalah suatu ide, gagasan, keterangan yang akan

disampaikan terkadang tidak bisa dimengerti oleh penerima, pesan

tidak sampai pada penerima karena gangguan pada media yang

digunakan kurang sempurna.

• Media

Media yang dimaksud dalam hal ini adalah alat yang digunakan

dalam proses komunikasi. Secara umum semua panca indera

digunakan dalam proses komunikasi dan dilengkapi dengan media

yang lain seperti radio, televisi, pers dan lain-lain.

b. Penerima

Penerima pesan juga dipengaruhi oleh adanya sikap menerima atau

tidak pesan yang disampaikan oleh pengirim, juga pada sistem sosial

(28)

2.8 Proses Komunikasi

Menurut Effendi, MA (1986), proses komunikasi itu adalah proses

penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain. Pikiran bisa

berupa gagasan, informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari benaknya.

Perasaan berupa keyakinan, kepastian, kemarahan dan sebagainya yang timbul

dari lubuk hati.

Pertama-tama pengirim atau komunikator mengubah pikiran dan perasaan

ke dalam bentuk pesan. Pesan yang akan disampaikan oleh komunikator harus

merupakan pesan yang telah diolah sehingga dapat menggambarkan pikiran dan

perasaan komunikator. Untuk dapat menyampaikan pesan tersebut digunakan alat

(telepon, radio, surat dan lain-lain). Pesan yang disampaikan seringkali timbul

dengan adanya hambatan-hambatan (salah pengertian), sehingga terjadi suatu hal

yang tidak diinginkan. Setelah pesan diterima, kemudian komunikator

menafsirkan pesan yang sesuai dengan pikiran dan perasaannya.

2.9 Komunikasi dan Hubungannya dengan Media Cetak

Komunikasi sebagai kegiatan manusia punya arti yang sangat luas. Jenis

dan ragamnya banyak yang dilakukan dalam jarak dan waktu yang tidak terbatas.

Sementara itu, untuk menjalin rasa keakraban yang lebih erat diperlukan

saling pengertian sesama anggota masyarakat. Dalam hal ini faktor komunikasi

memainkan peranan yang penting, apalagi manusia modern. Manusia modern

yaitu manusia yang cara berpikirnya tidak spekulatif, tetapi cara berpikirnya

berdasarkan logika dan rasional dalam melaksanakan segala kegiatannya.

(29)

manusia. Komunikasi telah menjadi kegiatan dari kehidupan manusia. Untuk

keberhasilan komunikasi kita harus mengetahui dan mempelajari unsur-unsur apa

saja yang terkandung dalam proses komunikasi. Minimal unsur-unsur yang

diperlukan adalah sumber (pembicaraan), pesan (message), saluran (channel) dan

penerima (receiver audience), seperti yang telah dikemukakan terdahulu.

Media cetak merupakan salah satu sarana komunikasi masyarakat yang

dikenal luas. Ada berbagai jenis sarana media cetak dan keseluruhannya berfungsi

sama yaitu memberikan informasi komunikasi lewat sarana cetak yang bersifat

terkini untuk diketahui oleh umum. Penyampaian informasi inilah yang

menjadikan adanya suatu hubungan antara media cetak dengan komunikasi karena

pihak media cetak berinteraksi dan menyampaikan pesan-pesan kepada pembaca

lewat media. Itulah yang disebut dengan komunikasi tidak langsung.

2.10 Media Massa

2.10.1 Sejarah Media Massa

Terlepas dari berbagai kepentingan yang melatarbelakangi

pemunculan suatu informasi atau pesan yang disajikan oleh media massa, kiranya

tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pada masa kini pertemuan orang dengan media

massa sudah tidak dapat dielakkan lagi. Tidaklah berlebihan kiranya apabila abad

ke-21 disebut sebagai abad komunikasi massa (Rakhmat, 1985:174).

Bahkan dalam pembabakan sejarah umat manusia, McLuhan

(1964) menyatakannya sebagai babak neo-tribal (sesudah babak tribal dan babak

(30)

menggunakan beberapa macam alat indera dalam komunikasi. Adapun Toffler

(1981) menamakannya sebagai The Third Wave.

2.10.2 Defenisi Media Massa

Media Massa (Mass Media) merupakan suatu sarana komunikasi

massa (channel of mass communication). Komunikasi massa sendiri artinya

proses penyampaian pesan, gagasan, atau informasi kepada orang banyak (publik)

secara serentak.

Ciri-ciri (karakteristik) media massa adalah disebarluaskan kepada

khalayak luas (publisitas), pesan atau isinya bersifat umum (universalitas), tetap

atau berkala (periodisitas), berkesinambungan (kontinuitas), dan berisi hal-hal

baru (aktualitas).

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa defenisi

media massa adalah suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah

khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melewati media cetak atau

elektronik, sehingga pesan informasi yang sama dapat diterima secara serentak

dan sesaat. Pengertian “dapat” di sini menekankan pada pengertian, bahwa jumlah

sebenarnya penerima pesan informasi melalui media massa pada saat tertentu

tidaklah esensial. Yang penting ialah “The communicator is a social organization

capable or reproducing the message and sending it simultaneously to large

number of people who are spartially separated” (Tan, 1981:73).

2.10.3 Klasifikasi Media Massa

Adapun klasifikasi atau bentuk dari media massa, secara garis

(31)

• Media cetak : surat kabar, majalah, koran, tabloid, buku-buku, dsb

• Media elektronik : televisi, radio, termasuk internet

2.10.4 Fungsi Media Massa

Ada beberapa fungsi dari media massa, terutama bagi masyarakat

pada umumnya, antara lain adalah:

a. Media massa, khusunya televisi, telah begitu memasyarakat,

b. Media massa berpengaruh terhadap proses sosialisasi,

c. Orang-orang lebih mengandalkan informasi yang berasal dari media massa

daripada dari orang lain,

d. Bagi dunia pendidikan perlu adanya pemberdayaan media massa sebagai

sumber pembelajarannya, dan

e. Para orang tua dan pendidik, baik secara sendiri-sendiri maupun secara

bersama-sama, dapat meminimalisasikan pengaruh negatif media massa dan

mengoptimalkan dampak positifnya.

2.11 Media Cetak

2.11.1 Sejarah Media Cetak

Istilah dalam pengertian surat kabar (media cetak) bermula dari

Eropa, ketika para pedagang Eropa saling bertukar informasi harga pasar yang

ditulis pada kulit kayu dan kulit ternak. Semenjak dua orang pemuda Belanda

yang bermukim di tepi sungai Mainz, yaitu Johanes Gutenberg dan Janszoon

Koster, mengkonstruksikan mesin yang dapat mencetak huruf-huruf, maka

(32)

Sejarah pers itu sendiri sebenarnya telah dimulai sejak Julius

Caesar memimpin Roma sebagai Kaisar. Ia sering disebut-sebut sebagai “perintis

pers” karena secara teratur mengumumkan hasil rapat senator dalam

pemerintahannya, pada papan-papan di beberapa tempat agar dapat diketahui oleh

rakyatnya. Sebagai sebuah komoditi, media cetak pertamakali diterbitkan di

Amerika Serikat pada tahun 1690 oleh seorang Inggris yang hijrah ke Benua Baru

(Benua Amerika), yaitu Benjamin Harris. Surat kabar yang tidak berumur panjang

itu kemudian diberi nama “Public Occurances Both Foreign and Domestic”.

2.11.2 Defenisi Media Cetak

Media cetak adalah alat atau sarana penyampaian informasi dan

pesan-pesan secara visual kepada masyarakat luas berupa barang-barang cetakan

massal antara lain buku, surat kabar, majalah dan tabloid.

Di Indonesia, menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1966,

tentang Ketentuan-Ketentuan pokok Pers, ditambahkan dengan Undang-Undang

Nomor 4 Tahun 1967 dan diubah lagi dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun

1982, media cetak diterjemahkan sebagai lembaga kemasyarakatan, alat

perjuangan nasional yang mempunyai karya sebagai salah satu media komunikasi

massa, yang bersifat umum berupa penerbitan yang teratur waktu terbitnya,

diperlengkapi atau tidak dengan alat-alat milik sendiri berupa percetakan, alat-alat

foto, klise, mesin-mesin stensil atau alat-alat teknik lainnya (Djuroto : 2000).

Media cetak memiliki beberapa tahapan, yaitu antara lain:

• Membuat adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan memproduksi materi

(33)

• Menyebarluaskan adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan mengedarkan

materi media massa cetak, dan mengedarkan barang-barang dengan cara

memperdagangkan, memperlihatkan dan menuliskan.

• Menggunakan adalah kegiatan memakai materi media massa cetak.

2.11.3 Klasifikasi Media Cetak

Media cetak merupakan segala jenis media yang diproduksi dengan

menggunakan alat-alat percetakan, meliputi surat kabar (harian), majalah, tabloid,

buletin, dsb. Dalam industri media cetak terdapat beberapa bagian yang berfungsi

dalam proses penerbitan media cetak dan diantaranya adalah perusahaan pers,

penerbitan kantor berita, percetakan, karyawan pers, pengasuh penerbitan

(Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi, Pemimpin Perusahaan), dan wartawan.

2.11.4 Peranan Media Cetak

Media cetak mempunyai peranan yang cukup signifikan bagi

masyarakat pada umumnya dan pengembangan tumbuhkan kepariwisataan secara

khusus. Media cetak berperan dalam industri pariwisata baik sebagai saluran

informasi maupun sebagai sosial kontrol terhadap objek kunjungan itu sendiri.

Sebagai contoh pada objek wisata Bumi Melayu, media cetak berfungsi bukan

saja dalam memberikan informasi tentang pembangunan destinasi, melainkan juga

memberikan masukan terhadap berbagai kemungkinan dikembangkannya

kegiatan kepariwisataan itu sendiri. Jika melihat destinasi itu dari sisi negatif atau

kelemahannya tanpa membuat keseimbangan pemberitaan, maka akan terjadi

pengaruh kepada destinasi itu sendiri. Jika seseorang wartawan memandang

secara optimis, maka akan muncul pandangan yang positif terhadap objek wisata

(34)

Menurut Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar), Jero

Wacik, peranan media sangat strategis dalam mendorong masyarakat lebih

mencintai berwisata di dalam negeri ketimbang harus ke luar negeri, dengan

demikian devisa pariwisata yang hingga kini tercatat dalam neraca pembayaran

(travel balance) surplus akan tetap terjaga (google.com). Peranan media dalam

memberikan motivasi kepada masyarakat agar dapat mengerem untuk berwisata

ke luar negeri mempunyai nilai strategis karena melalui pemberitaan dan promosi

yang gencar mengenai destinasi di dalam negeri akan menggugah masyarakat

lebih mengenali dan mencintai negeri ini sehingga wisatawan dalam negeri

semakin berkembang.

Sebaliknya, kelangkaan informasi akibat kurangnya promosi

pariwisata merupakan factor dominan dibalik turunnya angka kunjungan turis

mancanegara ke tanah air. Kurang tersedianya informasi yang lengkap dan up to

date mengakibatkan konsep pemasaran dunia pariwisata, terutama di Sumatera

Utara menjadi tidak jelas. Tidak adanya konsep yang jelas tentang dunia

pariwisata itu sendiri semakin memperburuk kondisinya. Seharusnya ada satu

pusat informasi pariwisata berskala internasional yang dapat mengkoordinir

kebutuhan informasi bagi turis asing mengenai dunia pariwisata, dan hal tersebut

juga dapat direalisasikan melalui pemberdayaan sarana media cetak.

2.12 Surat Kabar

Salah satu jenis media cetak yang paling banyak dikenal di masyarakat

adalah surat kabar (harian). Secara sejarah ide surat kabar ini sendiri sebenarnya

(35)

diterbitkan dalam bentuk gulungan yang disebut dengan “Acra Diurna”, yang

terjemahan bebasnya adalah “kegiatan hari”. Kemudian setelah Gutenberg

menemukan mesin cetak di abad ke-15, maka buku-buku pun mulai diterbitkan di

Perancis dan Inggris, begitu pula halnya dengan surat kabar. Surat kabar

pertamakali dibuat di Amerika Serikat, dengan nama “Public Occurences Both

Foreign and Domestic” di tahun 1690. Surat kabar tersebut diusahakan oleh

Benjamin Harris, seorang berkebangsaan Inggris. Akan tetapi baru saja terbit

sekali, sudah dibredel. Bukan karena beritanya menentang pemerintah, tetapi

Cuma karena dia tidak mempunyai izin terbit. Pihak kerajaan Inggris membuat

peraturan bahwa usaha penerbitan harus mempunyai izin terbit, dimana hal ini

didukung oleh pemerintah kolonial dan para pejabat agama. Mereka takut

mesin-mesin cetak tersebut akan menyebarkan berita-berita yang dapat menggeser

kekuasaan mereka kecuali bila usaha itu dikontrol ketat. Kemudian surat kabar

mulai bermunculan setelah negara Amerika Serikat berdiri. Saat itu, surat kabar

itupun tidak sama seperti surat kabar yang kita miliki sekarang. Saat itu surat

kabar dikelola dalam abad kegelapan dalam jurnalisme. Sebab surat kabar telah

jatuh ke tangan partai politik yang saling bertentangan.

Namun, surat kabar kini mendapatkan sesuatu yang lain yang lebih

penting. Surat kabar yang mapan kini tidak lagi diperalat sebagai senjata perang

politik yang saling menjatuhkan ataupun bisnis yang individualis. Melainkan

menjadi media berita yang semakin obyektif, yang lebih mengutamakan

kepentingan umum daripada kepentingan pihak-pihak tertentu saja.

Kenaikan koran-koran ukuran tabloid di tahun 1920-an yang

(36)

terhadap jurnalisme. Akhirnya memang menjadi kegembiraan besar bagi

kehidupan surat kabar, terutama dalam meliput berita-berita keras. Perubahan lain

yang layak mendapat perhatian adalah timbulnya sindikasi. Berkat adanya

sindikat-sindikat, maka Koran-koran kecil bisa memanjakan pembacanya dengan

materi editorial, informasi, dan hiburan. Sebab kalau tidak, Koran-koran kecil itu

tentu tidak dapat mengusahakan materi-materi tersebut, lantaran biaya untuk itu

tidaklah sedikit.

Sindikat adalah perusahaan yang berhubungan dengan pers yang

memperjualbelikan bahan berita, tulisan atau bahan-bahan lain untuk digunakan

dalam penerbitan pers. Tahun 1950, industri televisi mulai mengancam dominasi

media cetak. Namun, sampai sekarang, Koran masih bertahan. Kenyataan

menunjukkan bahwa Koran telah menjadi bagian dari kehidupan manusia pada

umumnya. Dengan karakter khususnya ia mampu membedakan dirinya dari media

lainnya seperti televisi dan radio.

2.13 Pengertian Iklan

Sebelum Gutenberg menemukan sistem percetakan pada tahun 1450, iklan

sudah dikenal peradaban manusia dalam bentuk pesan berantai. Pesan berantai itu

disampaikan untuk membantu kelancaran jual-beli dalam masyarakat, yang kala

itu mayoritas masih belum mengenal huruf, dengan cara barter. Dunia pemasaran

menyebutkan pesan berantai itu sebagai “The World of Mouth”.

Demikian iklan pertama kali dikenal lewat pengumuman-pengumuman

secara lisan. Karena disampaikan secara lisan, maka daya jangkaunya sempit.

(37)

pada dinding-dinding. Setelah sistem percetakan ditemukan oleh Gutenberg pada

tahun 1450 barulah iklan muncul di media cetak, dan sampai sekarang ini kita

sudah mengenal iklan bukan hanya di media cetak tapi juga media elektronik.

2.13.1 Defenisi Iklan

Kata iklan (advertising) berasal dari bahasa Yunani. Adapun

pengertian iklan secara komprehensif adalah semua bentuk aktivitas untuk

menghadirkan dan mempromosikan ide, barang atau jasa secara nonpersonal yang

dibayar oleh sponsor tertentu. Secara umum, iklan berwujud penyajian informasi

nonpersonal tentang suatu produk, merek, perusahaan atau toko yang dijalankan

dengan kompensasi biaya tertentu. Secara sederhana iklan didefenisikan sebagai

pesan yang menawarkan suatau produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat

sebuah media. Namun demikian, untuk membedakannya dengan pengumuman

biasa, iklan lebih diarahkan untuk membujuk orang supaya membeli, seperti yang

dikatakan Frank Jefkins dalam buku Introducing to Marketing.

2.13.2 Nilai Ekonomis Iklan

Manfaat iklan yang terbesar adalah membawa apa yang ingin

disampaikan oleh produsen kepada khalayak ramai. Iklan menjangkau berbagai

daerah yang sulit dijangkau secara fisik oleh produsen melalui siaran televisi atau

radio. Sekalipun memerlukan biaya yang secara nominal besar jumlahnya, bagi

produsen yang dapat memanfaatkan kreatifitas dalam dunia iklan, strategi iklan

tetap dapat menjadi murah. Jadi nilai ekonomis suatu iklan itu sangat tergantung

kepada daya jangkau media yang digunakan serta karakteristik khalayak

(38)

iklan di surat kabar yang oplak kecil dengan total biaya yang lebih mahal untuk

menjangkau pasar potensial yang lebih optimal.

Iklan bagi industri pariwisata memiliki nilai ekonomis yang

berfungsi untuk mendukung kegiatan program bagi pemerintah. Seperti halnya

yang dilakukan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik, pada

pelaksanaan Visit Indonesia Year (VIY) 2008. Pemerintah mempersiapkan dua

film iklan promosi baru dan jingle lagu VIY 2008 serta pelaksanaan mega event

(39)

BAB III

TINJAUAN UMUM TENTANG HARIAN ANALISA

3.1 Sejarah Singkat Berdirinya Harian Analisa

Harian Analisa adalah surat kabar termuda pada saat kelahirannya tanggal

23 Maret 1972 dibanding enam harian lainnya pada saat itu, yakni: Mimbar

Umum, Waspada, Bukit Barisan, Sinar Indonesia Baru, Medan Pos dan Garuda.

Namun dalam usianya yang relatif muda, Analisa berupaya mencapai beberapa

kemajuan sehingga berada sejajar bersama berbagai surat kabar harian yang ada di

daerah Medan.

Saat pertama terbit, Harian Analisa berbentuk tabloid. Meskipun SIT

(Surat Izin Terbit) berlaku untuk harian, namun untuk sementara Analisa terbit

mingguan pada tiap hari Sabtu, hanya selama sekitar satu tahun. Ketika itu surat

kabar ini masih dicetak secara hand-set. Sejak tanggal 21 Maret 1973 Analisa

sepenuhnya sebagai harian yang terbit tujuh kali seminggu. Bentuknya tidak lagi

tabloid tetapi broadsheet.

Motivasi menerbitkan Harian Analisa ketika itu adalah ingin memajukan

dunia pers, khususnya surat kabar harian di Medan. Hal ini mengingat bahwa di

Jawa, khususnya Jakarta, banyak surat kabar yang maju dan bertiras besar,

ternyata dikelola oleh “Anak Medan”. Pemilihan nama memang tidak mudah.

Menjelang kelahirannya, pemilihan nama dirembukkan. Soffyan mengusulkan

nama “Analisa”, Narmin Suti dengan nama “Tinjauan” dan A.Manan Karim

menyarankan “Sikap”. Akhirnya dengan kesepakatan bersama dipilihlah nama

(40)

Harian ini terbit dengan motto : “Membangkitkan Partisipasi Rakyat

dalam Pembangunan”. Pemimpin Redaksi yang pertama adalah F.N.Zainoeddin

dan meninggal dunia pada tanggal 18 April 1972. sebagai penggantinya adalah

H.Soffyan hingga sekarang. Wakil Pemimpin Redaksi adalah Narmin Suti dan

A.Manan Karim. Namun A.Manan Karim juga telah meninggal dunia sejak

tahun1983, dan digantikan dengan Ali Soekardi. Kemudian Narmin Suti

meninggal dunia pada tanggal 8 Maret 1985. Perlu dicatat bahwa pada saat

menjadi harian penuh, Analisa merupakan harian pertama di Medan yang terbit

dengan 8 halaman, kemudian menjadi 12 halaman sejak September 1973 dan

meningkat lagi menjadi 16 halaman sejak Oktober 1991.

Dampak krisis ekonomi pada tahun 1997 antara lain harga kertas

“meningkat”. Harian Analisa melakukan penyesuaian penerbitan dengan kondisi

tersebut yakni “terpaksa” terbit 12 halaman. Kini sesuai kebutuhan, terbit 24

sampai 32 halaman dan pada edisi tertentu terbit dengan 36 halaman. Harian

Analisa menyajikan berita-berita dari dalam negeri, antara lain: berita nasional,

kota Medan, daerah Aceh dan Sumatera Utara. Juga berita luar negeri, ekonomi

dan olahraga yang tetap diutamakan untuk pembaca. Tidak lupa rubrik keagamaan

yakni Islam, Kristen dan Buddha, serta sajian foto-foto khusus. Dalam edisi

Minggu, pembaca disajikan rubrik khusus diantaranya pariwisata, jentera, musik,

budaya, dan taman riang. Kemudian kritik segar juga muncul melalui pojok “Guit

Deli” yang menggelitik serta tokoh kartun “Pak Tuntung” dengan tingkahnya

yang penuh humor dan menyindir.

Redaksi tetap memperhatikan kualitas berita, artikel dan foto. Untuk itu

(41)

termasuk prestasi karya wartawannya untuk tingkat daerah, nasional, regional

maupun internasional. Selain itu, sebagai media massa yang dekat dengan

masyarakat, Harian Analisa peduli terhadap kegiatan sosial kemasyarakatan,

kemanusiaan, olahraga, keagamaan maupun memberi kesempatan pada

mahasiswa dari Perguruan Tinggi Negeri/Swasta untuk melakukan penelitian

tugas akhir program Diploma (D1, D2, D3) maupun dalam rangka penyusunan

skripsi (S1/Sarjana) khususnya untuk program studi ilmu

Jurnalistik/komunikasi/kehumasan serta penelitian mahasiswa progran Pasca

Sarjana.

Secara lengkap data-data dari Harian Analisa adalah sebagai berikut:

Nama : Harian Analisa

Penerbit : PT. Media Warta Kencana

Dicetak oleh : PT. Surya Mas Abadi Makmur

Alamat : Jalan Balaikota No. 2 Medan 20111

Terbit di : Medan

Sejak : 23 Maret 1972

SIUPP : SK.Menpen No.023/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985

Pemimpin Umum : Supandi Kusuma

Pemimpin Perusahaan : Sujito Sukirman

Penanggung Jawab : H.Soffyan

Telepon Redaksi : (061) 4156655 / 5 saluran

Faximale : (061) 4514031, 4534116

(42)

Harian Analisa juga memiliki beberapa visi, misi dan motto yang antara

lain adalah:

a. Visi

“Menjadi media cetak yang ikut mencerdaskan bangsa”

Penjelasan visi:

• Bahwa pembangunan dan kemajuan bangsa/negara Indonesia,

patut didukung oleh semua pihak termasuk pers.

• Peranan pers sangat besar dalam ikut mengembangkan,

memajukan dan mencerdaskan bangsa.

• Pers nasional harus berperan aktif dalam pembangunan nasional.

b. Misi

“Turut mendukung program pembangunan seraya menerapkan fungsi

dan peranan pers”

Penjelasan misi:

• Ikut dalam memajukan bangsa/negara.

• Menyebarkan informasi yang positif, informative dan edukatif.

• Memperluas wawasan masyarakat.

• Menyampaikan pesan-pesan pemerintah dan pihak-pihak lain

yang sifatnya positif serta menyalurkan aspirasi rakyat.

• Membela kepentingan rakyat sesuai kehidupan berbangsa,

bernegara dilandasi Pancasila dan UUD 1945.

c. Motto

(43)

Penjelasan motto:

Melalui berita, tulisan dan foto yang disajikan diharapkan dapat

memotivasi masyarakat untuk aktif dan peduli terhadap berbagai

program pembangunan yang dilaksanakan berbagai pihak

(pemerintah, swasta maupun perorangan).

Sebagai surat kabar yang sudah cukup berkembang, Harian Analisa

menyajikan berita-berita/informasi setiap hari melalui sajian berbagai rubrik,

antara lain:

a. Rubrik Umum:

• Nasional

• Luar Negeri

• Ekonomi/Keuangan

• Olahraga

• Kota Medan

• Daerah Sumatera Utara

• Daerah Aceh

• Halaman Khusus : Opini

b. Rubrik Khusus Edisi Hari Minggu:

• Pariwisata

• Jentera

• Rebana (Budaya)

• Taman Remaja

• Wanita

(44)

3.2 Tugas dan Tanggungjawab Setiap Jabatan dalam Struktur Organisasi

Untuk mencapai tujuan perusahaan dan demi tercapainya pertumbuhan

perusahaan maka di dalam perusahaan tersebut diperlukan suatu wadah untuk

mengatur dan menetapkan seluruh aktivitas perusahaan yang kesemuanya itu

dituangkan dalam struktur organisasi.

Melalui struktur organisasi yang sesuai dengan besar kecilnya perusahaan

maka pelaksanaan pekerjaan akan dapat berjalan dengan efisien dan efektif.

Sehubungan dengan itu, berikut ini dijelaskan dengan ringkas mengenai tugas

serta tanggungjawab dari masing-masing bagian dalam struktur organisasi Harian

(45)

a. Pemimpin Umum (General Manager)

Pemimpin Umum adalah orang paling bertanggung jawab atas seluruh

penerbitan media baik ke dalam maupun ke pihak luar; yang berhak

menentukan staf yang dinilai mampu membantu memperlancar roda

penerbitan terutama dalam hal redaksional dan usaha. Ia dapat melimpahkan

pertanggungjawabannya terhadap hukum kepada Pemimpin Redaksi

sepanjang menyangkut isi penerbitan (redaksional) dan kepada Pemimpin

Usaha sepanjang menyangkut pengusahaan penerbitan.

b. Pemimpin Redaksi (Editor in Chief)

Pemimpin redaksi bertanggung jawab terhadap mekanisme dan aktivitas kerja

keredaksian sehari-hari. Ia harus mengawasi isi seluruh rubrik media massa

yang dipimpinnya. Di surat kabar manapun, Pemimpin Redaksi menetapkan

kebijakan dan mengawasi seluruh kegiatan redaksional. Ia bertindak sebagai

jenderal atau komandan yang perintah atau kebijakannya harus dipatuhi

bawahannya.kewenangan itu dimiliki karena ia harus bertanggung jawab jika

pemberitaan medianya digugat pihak lain.

Pemimpin Redaksi juga bertanggung jawab atas penulisan dan isi Tajuk

Rencana (Editorial) yang merupakan opini redaksi (Desk opinion). Jika

Pemred berhalangan menulisnya, lazim pula Tajuk Rencana dibuat oleh

Redaktur Pelaksana, salah seorang anggota Dewan Redaksi, salah seorang

Redaktur, bahkan seorang Reporter atau siapa pun dengan seizing dan

sepengetahuan Pemimpin Redaksi yang mampu menulisnya dengan

(46)

c. Redaktur Pelaksana (Managing Editor)

Di bawah Pemred biasanya ada Redaktur Pelaksana. Tanggung jawabnya

hampir sama dengan Pemred/Wapemred, namun lebih bersifat teknis. Dalam

tugas sehari-hari, redaksi pelaksana adalah orang yang paling bertanggung

jawab atas lancarnya proses kerja jurnalistik di penerbitannya. Ia juga

bertanggung jawab untuk menjaga agar misi dan visi penerbitan tersebut tetap

terjaga. Selain itu, ia punya wewenang penuh untuk menentukan apakah

sebuah naskah layak muat atau tidak.

d. Redaktur Grafis

Setingkat dengan Redaktur/Editor adalah Redaktur Pracetak atau Redaktur

Grafis. Ia bertanggung jawab menangani naskah siap cetak (All In Hand/All

Up) dari para Redaktur, yaitu semua naskah berita yang sudah diturunkan ke

percetakan dan sudah diset bersih, desain cover dan perwajahan (tata letak,

lay-out, artisitik), dan hal-ikhwal sebelum Koran dicetak .

e. Fotografer

Fotografer (wartawan foto atau juru potret) tugasnya mengambil gambar

peristiwa atau objek tertentu yang bernilai berita atau untuk melengkapi

tulisan berita yang dibuat wartawan tulis. Ia merupakan mitra kerja yang

setaraf dengan wartawan tulisan (Reporter). Jika tugas wartawan tulis

menghasilkan karya jurnalistik berupa tulisan berita, opini, atau feature, maka

fotografer menghasilkan Foto Jurnalistik (Journalistic Photography,

Photographic Communications). Fotografer menyampaikan informasi atau

pesan melalui gambar yang ia potret. Fungsi Foto Jurnalistik antara lain

(47)

f. Juruwarta

Ini adalah jabatan terendah pada bagian redaksi. Tugasnya adalah melakukan

reportase (wawancara dan sebagainya ke lapangan). Karena itu, merekalah

yang biasanya terjun langsung ke lapangan, menemui narasumber, dan

sebagainya.

g. Koresponden

Selain Reporter, media massa biasanya memiliki pula koresponden

(correspondent) atau wartawan daerah, yaitu wartawan yang ditempatkan di

negara lain atau di kota lain (daerah), di luar wilayah dimana media massanya

berpusat.

h. Kontributor

Kontributor atau penyumbang naskah/tulisan secara struktural tidak tercantum

dalam struktur organisasi redaksi. Ia terlibat di bagian redaksi secara

fungsional. Termasuk kontributor adalah para penulis artikel, kolomnis,

karikaturis, para sastrawan, wartawan lepas, dan wartawan pembantu

(Stringer).

i. Bidang Pendukung Redaksi

Bagian yang tak kalah pentingnya untuk membantu kelancaran kerja redaksi

adalah bagian Perpustakaan dan Dokumentasi serta bagian Pendidikan,

Penelitian dan Pengembangan (Diklatbang). Diklatbang memantau

perkembangan sebuah penerbitan, survei pembaca, dan memberikan

masukan-masukan bagi pengembangan redaksional dan bagian lainnya,

(48)

3.3 Jangkauan Edaran Harian Analisa

Bila kita berbicara mengenai distribusi bagi perusahaan jasa, maka ada

berbagai saluran distribusi yang dapat diperoleh perusahaan. Tetapi akan menjadi

lain permasalahannya kalau kita berbicara tentang media cetak. Pendistribusian

pada media cetak tentu selalu dikaitkan dengan jangkauan peliputan

berita-beritanya, artinya di sini daerah mana saja yang masuk dalam pemberitaan.

Keseluruhan jangkauan edaran Harian Analisa meliputi Tanah Karo sampai

kabupaten Simalungun dan Toba Samosir. Selain itu juga dapat menjangkau

Medan, Pematang Siantar, Binjai, Kabanjahe, Tebing Tinggi, Lubuk Pakam,

Belawan, Stabat, Berastagi, Parapat, Padang Sidempuan, dan daerah lain di

sekitarnya.

Berdasarkan data dan informasi yang ada, jangkauan edaran Harian

Analisa merupakan salah satu harian yang paling luas jarak edarannya. Hal ini

terbukti dengan beredarnya Harian Analisa di luar provinsi Sumatera Utara.

Harian ini juga beredar di nsejumlah wilayah di Tanah Air, seperti di provinsi

Nanggroe Aceh Darussalam, Kepulauan Riau bahkan bias sampai ke pulau Jawa

yaitu di DKI Jakarta. Dengan demikian populasi masyarakat yang terjangkau oleh

harian ini relatif banyak jika dibandingkan dengan harian lainnya. Ini merupakan

suatu kemajuan dan keunggulan tersendiri bagi Harian Analisa yang dapat

(49)

BAB IV

PERANAN HARIAN ANALISA DALAM

MEMPUBLIKASIKAN KEPARIWISATAAN DI

SUMATERA UTARA

4.1 Rubrik Tentang Kepariwisataan Sumatera Utara

Kegiatan wisata mempunyai berbagai macam motivasi dan dengan tujuan

tertentu. Motivasi perjalanan tersebut dibedakan dalam beberapa jenis, antara lain:

a. Pariwisata untuk menikmati perjalanan (Pleasure Tourism)

b. Pariwisata untuk rekreasi (Recreation Tourism)

c. Pariwisata kebudayaan (Cultureal Tourism)

d. Pariwisata olahraga (Sport Tourism)

e. Pariwisata untuk usaha (Bussiness Tourism)

f. Pariwisata untuk tujuan konferensi (Convention Tourism)

Menurut pendapat Drs.Azmil,M.Hum selaku KPID Sumatera Utara,

strategi dalam pemasaran pariwisata Sumatera Utara yang komprehensif melalui

media massa, termasuk media cetak, seharusnya sudah menjadi agenda rutin dan

mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Daerah setempat. Hal ini

membuktikan bahwa media termasuk unsur yang diperlukan dalam peranannya

memajukan kepariwisataan Sumatera Utara karena pengaruhnya yang besar di

tengah-tengah masyarakat. Fakta bahwa popularitas media cetak sebagai sarana

komunikasi bisnis yang menguntungkan dan yang nampak jelas keuntungan itu

(50)

Sebagai harian lokal, Analisa pada setiap penerbitannya selalu

memperhatikan kewajiban-kewajiban yang telah ditentukan dalam hal relay wajib

dan relay khusus, serta turut membantu dengan mengeluarkan rubrik yang

berhubungan dengan kota-kota di Sumatera Utara. Pola penerbitan yang

diterapkan Harian Analisa adalah seperti di bawah ini:

1 Politik : 25%

2 Ekonomi : 15%

3 Pendidikan : 15%

4 Hiburan : 35%

5 Iklan : 10%

Tidak terlepas dari itu semua, Harian Analisa juga turut membantu

pemerintah dalam bidang kepariwisataan. Contoh usaha yang paling jelas untuk

mendukung kepariwisataan itu diantaranya adalah dengan menerbitkan rubrik

yang berhubungan dengan kepariwisataan Sumatera Utara. Rubrik pariwisata ini

dibuat dalam satu halamana full dan diterbitkan pada setiap edisi khusus hari

Minggu. Masalah kepariwisataan yang dibahas selama ini biasanya mengenai

lokasi dan atraksi wisata, seperti:

a. Ikut menjadi sponsor pada Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Sprint Rally Seri 1

dan 2 di Sirkuit Cemara Abadi Medan, Minggu (25/5).

b. Meliput setiap kegiatan pada Pesta Bolon, yang diselenggarakan di desa

Parbaba, kecamatan Pangururan, pulau Samosir, Minggu (1/7). Pesta marga

Simbolon itu selain ajang silaturahmi juga kesempatan mempromosikan

(51)

c. Menerbitkan liputan pada peringatan se-Abad (100 tahun) wafatnya pahlawan

nasional Raja Sisingamangaraja XII yang dilaksanakan pada Senin (7/5).

4.2 Sponsor Pada Kegiatan-Kegiatan Pariwisata

Di luar kegiatan peliputan, Harian Analisa semakin dapat menunjukkan

peran sertanya dalam perkembangan kepariwisatan. Harian Analisa bukan hanya

turut berperan dalam peningkatan kepariwisataan Sumatera Utara tapi juga

mampu memperkenalkan Indonesia di mata dunia. Hal ini dibuktikan dengan turut

berperan serta dalam mempublikasikan dan juga menjadi sponsor pada event

berkelas Nasional hingga Internasional, diantaranya:

a. Pelaksanaan Medan Fair III tahun 2007 yang berlangsung 23 Agustus hingga

9 September dan ditutup Walikota Medan yang diwakili Wakil Walikota

Medan, Ramli.event yang menampilkan berbagai produk UKM unggul, seni,

budaya, dan pariwisata kota Medan ini mencatatkan transaksi Rp.19,7 Milyar

dari jumlah 218.000 orang pengunjung.

b. Perlombaan uji coba (eksibisi) Pacu Jetski Nasional di perairan Danau Toba

pada 28-30 November 2003. Acara ini akan mengawali pemulihan repromosi

pariwisata Danau Toba untuk menyambut Festival Solu Bolon Danau Toba

pada 6-7 Desember 2003.

c. Kejuaraan Jetski Internasional (Danau Toba Open International Jetsky

(52)

d. Sebagai sponsor pada hajatan akbar di kota Parapat (Danau Toba) berupa

lomba triathlon meliputi lari, renang, dan sepeda. Gagasan tersebut disambut

baik oleh Wakadis Pariwisata Sumatera Utara karena dinilai mempromosikan

potensi wisata Sumut ke luar negeri.

4.3 Website Harian Analisa Sebagai Sarana Informasi Pariwisata

Website Harian Analisa selain berisi sarana informasi berita on-line

(seperti yang diterbitkan pada media cetak Harian Analisa) juga diberikan

informasi tambahan mengenai objek-objek dan atraksi wisata yang ada di

Sumatera Utara. Ini dilakukan oleh Harian Analisa sebagai salah satu media cetak,

khususnya surat kabar, karena merasa tanggung jawab dan ikut andil memajukan

pariwisata khususnya yang ada di Sumatera Utara.

Melalui internet orang tidak harus datang langsung dan bertanya-tanya

tentang objek wisata di Sumatera Utara melainkan cukup dengan membuka

alamat website Harian Analisa lewat situs internetnya di

maka sudah bisa dengan cepat mendapatkan informasi yang diperlukan. Memang

dengan semakin maju dan berkembangnya zaman sekarang ini maka semakin

berpengaruh pula pada dunia kepariwisataan. Internet Harian Analisa dibuat

bukan hanya untuk memberikan informasi dan berita dari dunia politik dan hukum

saja namun juga hiburan yang dapat berdampak positif bagi sektor-sektor di luar

Referensi

Dokumen terkait

Bab ini berisikan tentang penelitian yang dilakukan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang berkaitan dengan pentingnya peranan pengembangan kepribadian untuk

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009.. USU Repository

Olivia Kristi Harjo: Fungsi dan Peranan Sekretaris Dalam Mempelancar Tugas Pimpinan pada Harian Analisa Medan, 2007... Olivia Kristi Harjo: Fungsi dan Peranan Sekretaris

Akhir dari pcnulisan ini yaitu mcngcnai Peranan Scktor lndustri Dalam Upaya Penyedian Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara.. Tujuan dari pcnulisan

Peranan Sektor Pertanian dalam Pembangunan Ekonomi di Propinsi Sumatera Utara :.

Peranan Sektor Pertanian dalam Pembangunan Ekonomi di Propinsi Sumatera Utara :.

peranan struktur organisasi pada Dinas Perhubungan Provinsi

Sumatera Utara khususnya Kota Medan memiliki jumlah surat kabar lokal yang banyak seperti Harian WASPADA, Tribun Medan, Analisa, Medan Bisnis, Sinar.. Universitas