PERANAN HARIAN ANALISA DALAM MEMPUBLIKASIKAN
KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARA
KERTAS KARYA
Dikerjakan
O L E H
SANDRA A. SINAGA
NIM : 052204089
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS SASTRA
PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR
DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA
BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA
MEDAN
PERANAN HARIAN ANALISA DALAM MEMPUBLIKASIKAN
KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARA
KERTAS KARYA
DIKERJAKAN
O
L
E
H
SANDRA A. SINAGA
NIM : 052204089
Pembimbing
Drs. Gustanto, M.Hum NIP. 131837557
Kertas karya ini diajukan kepada panitia ujian Program Pendidikan Nongelar Fakultas Sastra USU Untuk mendapatkan Diploma III
Pada Program Studi Pariwisata
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS SASTRA
PROGRAM PENDIDIKAN NONGELAR
BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA
MEDAN
Disetujui Oleh :
PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Medan, Oktober 2008
PROGRAM STUDI DIII PARIWISATA KETUA,
PENGESAHAN
Diterima oleh :
PANITIA UJIAN PROGRAM PENDIDIKAN NONGELAR SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA USU MEDAN
UNTUK MELENGKAPI SALAH SATU SYARAT UJIAN DIPLOMA III DALAM BIDANG PARIWISATA
Pada : Tanggal : Hari :
Program Diploma Sastra dan Budaya Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara
Dekan,
Drs. Syaifuddin, M.A, Ph. D NIP. 132098531
Panitia Penilai
No Nama Tanda Tangan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kuucapkan kepada Tuhan Yesus yang Maha Kuasa, Maha
Baik karena kasih dan karuniaNyalah penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir
ini dengan baik.
Adapun Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Departemen Pariwisata pada
fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
Oleh karena itu, untuk memenuhi persyaratan tersebut, penulis membuat
laporan Tugas Akhir ini yang berjudul : “Peranan Harian Analisa dalam
Mempublikasikan Kepariwisataan di Sumatera Utara”. Penulis juga
menyadari dengan sepenuh hati bahwa di dalam penulisan dan pembahasan
laporan Tugas Akhir ini masih dijumpai berbagai kekurangan baik dari segi
penguasaan materinya, penganalisaan masalah maupun segi penguasaan susunan
bahasanya. Oleh sebab itu, penulis dengan segala kerendahan hati sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang dapat mendukung terwujudnya suatu
kesempurnaan laporan Tugas Akhir ini.
Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis banyak menerima
bimbingan dan dorongan berupa pikiran tenaga dan waktu dari berbagai pihak .
Oleh karenanya, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra USU.
2. Ibu Dr. Asmyta Surbakti, M.si, selaku Ketua Program Studi D III Pariwisata
Fakultas Sastra USU.
4. Ibu Dra. Nur Cahaya Bangun, M.si, selaku Dosen Pembaca pada Tugas Akhir.
5. Bapak War Djamil, selaku Wakil Pimpinan Redaksi Harian Analisa.
6. Seluruh sahabat dan teman-temanku tersayang yang berada di Departemen
D-III Pariwisata, terutama Program Studi Usaha Wisata, Universitas Sumatera
Utara yang telah membantu dan memberikan dukungan dan juga motivasi
kepada penulis selama ini.
Terkhusus dan teristimewa kepada kedua Orang Tua penulis yaitu bapak
H. Sinaga dan ibu M. Manik, abang-abang dan adik-adik serta seluruh kerabat
yang telah memberikan kasih sayang, dorongan dan semangat serta masukan yang
sangat berarti bagi penulis selama ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa kertas karya ini masih belum
sempurna mengingat keterbatasan kemampuan penulis baik dalam bidang
pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu demi kesempurnaan kertas karya ini
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
yang membaca kertas karya ini.
Akhir kata penulis mengharapkan agar kertas karya ini bermanfaat bagi
semua pihak khususnya bagi diri penulis sendiri didalam menambah wawasan
mengenai kepariwisataan dan komunikasi.
Medan, 20 September 2008 Penulis
ABSTRAK
Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa terbesar di Indonesia setelah hasil non-migas. Untuk itu, perlu dilakukan usaha-usaha yang bertujuan untuk memajukan dunia kepariwisataan. Persentase tingkat kemajuan kepariwisataan pada umumnya ditinjau dari arus kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun domestik.
Media massa adalah salah satu lembaga yang secara umum juga memiliki peranan penting dalam memajukan sektor pariwisata. Hal ini dapat dilihat dari fungsinya dalam industri pariwisata yaitu sebagai saluran informasi yang dapat mendorong masyarakat lebih mencintai pariwisata dalam negeri daripada harus ke luar negeri. Oleh sebab itu, peranan media massa mempunyai nilai strategis karena melalui pemberitaan dan promosi mengenai objek wisata di dalam negeri akan menggugah masyarakat lebih mengenali dan mencintai negeri ini sehingga wisatawan dalam negeri semakin berkembang.
Kertas Karya ini membahas beberapa hal yang menjadi pokok permasalahan media massa, khususnya media cetak, dalam mempublikasikan kepariwisataan.
Bab I berisikan pendahuluan, antara lain alasan pemilihan judul, perumusan masalah, tujuan penulisan kertas karya, metode penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II berisikan uraian teoritis tentang kepariwisataan dan komunikasi, antara lain pengertian pariwisata, manfaat pariwisata, pengertian publikasi pariwisata, pengertian komunikasi, fungsi komunikasi, tujuan komunikasi, ruang lingkup komunikasi, unsur-unsur komunikasi, proses komunikasi, komunikasi dan hubungannya dengan media cetak, defenisi media massa, sejarah media massa, klasifikasi media massa, fungsi media massa, pengertian media cetak, sejarah media cetak, klasifikasi media cetak, peranan media cetak, surat kabar, pengertian iklan, defenisi iklan dan nilai ekonomis iklan.
Bab III berisikan tinjauan umum tentang Harian Analisa, antara lain sejarah singkat berdirinya Harian Analisa, tugas dan tanggungjawab setiap jabatan dalam struktur organisasi dan jangkauan edaran Harian Analisa.
Bab IV berisikan peranan Harian Analisa dalam mempublikasikan kepariwisataan di Sumatera Utara, antara lain rubrik kepariwisataan Sumatera Utara, sponsor pada kegiatan-kegiatan pariwisata, website Harian Analisa sebagai sarana informasi pariwisata, hal-hal yang telah dicapai dalam mempublikasikan kepariwisataan Sumatera Utara dan kendala-kendala yang dihadapi dalam peningkatan kepariwisataan Sumatera Utara.
Bab V berisikan penutup, antara lain kesimpulan dan saran dari penulis. Inti dari keseluruhan isi Kertas Karya ini adalah pembahasan mengenai apa saja peran serta media cetak, termasuk Harian Analisa selaku surat kabar lokal di Sumatera Utara, dalam mempublikasikan Kepariwisataan di Sumatera Utara.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
ABSTRAK ... iii
DAFTAR ISI ... iv
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Alasan Pemilihan Judul ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 2
1.3. Tujuan Penulisan Kertas Karya ... 2
1.4. Metode Penelitian ... 3
1.5. Sistematika Penulisan ... 4
BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN DAN KOMUNIKASI 2.1. Pengertian Pariwisata ... 6
2.2. Manfaat Pariwisata ... 7
2.3. Pengertian Publikasi Pariwisata ... 8
2.4. Pengertian Komunikasi ... 9
2.5. Fungsi dan Tujuan Komunikasi ... 11
2.5.1. Fungsi Komunikasi ... 11
2.5.2. Tujuan Komunikasi ... 12
2.6. Ruang Lingkup Komunikasi ... 14
2.9. Komunikasi dan Hubungannya dengan Media Cetak ... 17
2.10. Media Massa ... 18
2.10.1. Sejarah Media Massa ... 18
2.10.2. Defenisi Media Massa ... 19
2.10.3. Klasifikasi Media Massa ... 19
2.10.4. Fungsi Media Massa ... 20
2.11. Media Cetak ... 20
2.11.1. Sejarah Media Cetak ... 20
2.11.2. Defenisi Media Cetak ... 21
2.11.3. Klasifikasi Media Cetak ... 22
2.11.4. Peranan Media Cetak ... 22
2.12. Surat Kabar ... 23
2.13. Pengertian Iklan ... 25
2.13.1. Defenisi Iklan ... 26
2.13.2. Nilai Ekonomis Iklan ... 26
BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG HARIAN ANALISA 3.1. Sejarah Singkat Berdirinya Harian Analisa ... 28
3.2. Tugas dan Tanggungjawab Setiap Jabatan dalam Struktur Organisasi ... 33
BAB IV PERANAN HARIAN ANALISA DALAM MEMPUBLIKASIKAN KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARA
4.1. Rubrik Tentang Kepariwisataan Sumatera Utara ... 39
4.2. Sponsor Pada Kegiatan-Kegiatan Pariwisata ... 41
4.3. Website Harian Analisa Sebagai Sarana Informasi
Pariwisata ... 42
4.4. Hal-Hal yang Telah Dicapai dalam Mempublikasikan
Kepariwisataan Sumatera Utara ... 43
4.5. Kendala yang Dihadapi dalam Peningkatan Kepariwisataan
Sumatera Utara ... 44
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ... 45
5.2. Saran-Saran ... 46
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Struktur Organisasi Harian Analisa
ABSTRAK
Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa terbesar di Indonesia setelah hasil non-migas. Untuk itu, perlu dilakukan usaha-usaha yang bertujuan untuk memajukan dunia kepariwisataan. Persentase tingkat kemajuan kepariwisataan pada umumnya ditinjau dari arus kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun domestik.
Media massa adalah salah satu lembaga yang secara umum juga memiliki peranan penting dalam memajukan sektor pariwisata. Hal ini dapat dilihat dari fungsinya dalam industri pariwisata yaitu sebagai saluran informasi yang dapat mendorong masyarakat lebih mencintai pariwisata dalam negeri daripada harus ke luar negeri. Oleh sebab itu, peranan media massa mempunyai nilai strategis karena melalui pemberitaan dan promosi mengenai objek wisata di dalam negeri akan menggugah masyarakat lebih mengenali dan mencintai negeri ini sehingga wisatawan dalam negeri semakin berkembang.
Kertas Karya ini membahas beberapa hal yang menjadi pokok permasalahan media massa, khususnya media cetak, dalam mempublikasikan kepariwisataan.
Bab I berisikan pendahuluan, antara lain alasan pemilihan judul, perumusan masalah, tujuan penulisan kertas karya, metode penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II berisikan uraian teoritis tentang kepariwisataan dan komunikasi, antara lain pengertian pariwisata, manfaat pariwisata, pengertian publikasi pariwisata, pengertian komunikasi, fungsi komunikasi, tujuan komunikasi, ruang lingkup komunikasi, unsur-unsur komunikasi, proses komunikasi, komunikasi dan hubungannya dengan media cetak, defenisi media massa, sejarah media massa, klasifikasi media massa, fungsi media massa, pengertian media cetak, sejarah media cetak, klasifikasi media cetak, peranan media cetak, surat kabar, pengertian iklan, defenisi iklan dan nilai ekonomis iklan.
Bab III berisikan tinjauan umum tentang Harian Analisa, antara lain sejarah singkat berdirinya Harian Analisa, tugas dan tanggungjawab setiap jabatan dalam struktur organisasi dan jangkauan edaran Harian Analisa.
Bab IV berisikan peranan Harian Analisa dalam mempublikasikan kepariwisataan di Sumatera Utara, antara lain rubrik kepariwisataan Sumatera Utara, sponsor pada kegiatan-kegiatan pariwisata, website Harian Analisa sebagai sarana informasi pariwisata, hal-hal yang telah dicapai dalam mempublikasikan kepariwisataan Sumatera Utara dan kendala-kendala yang dihadapi dalam peningkatan kepariwisataan Sumatera Utara.
Bab V berisikan penutup, antara lain kesimpulan dan saran dari penulis. Inti dari keseluruhan isi Kertas Karya ini adalah pembahasan mengenai apa saja peran serta media cetak, termasuk Harian Analisa selaku surat kabar lokal di Sumatera Utara, dalam mempublikasikan Kepariwisataan di Sumatera Utara.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Dalam menghadapi ketidakstabilan perekonomian dan politik sekarang ini,
banyak cara yang dilakukan pemerintah untuk dapat menstabilkannya. Salah
satunya adalah dengan menggalakkan program kepariwisataan sehingga dapat
menjadi pemasok devisa negara nomor satu.
Media adalah salah satu lembaga yang berperan penting dalam
meningkatkan program kepariwisataan tersebut. Dukungan media dapat
menunjukkan peningkatan kepariwisataan yaitu dengan lebih menekankan pada
keterampilan untuk membina hubungan antar manusia di dalam maupun di luar
organisasi. Selain itu, media tersebut dapat pula mengaplikasi masalah guna
menunjang tercapainya tujuan kepariwisataan termaksud.
Atas dasar latar belakang pada keadaan inilah penulis tertarik untuk
mengetahui lebih dalam lagi tentang penerapan sistem yang tepat dan yang
digunakan oleh media cetak swasta dalam pengembangan kepariwisataan.
Kertas karya ini lebih condong pada sistem komunikasi yang dibangun
Harian Analisa yang berperan aktif dalam bidang promosi dan pengembangan
kepariwisataan di Sumatera Utara. Atas dasar permasalahan ini pulalah penulis
dapat menetapkan judul dari laporan akhir ini, yaitu: “Peranan Harian Analisa
1.2 Perumusan Masalah
Sebagaimana biasanya bahwa setiap penelitian selalu menghadapi
permasalahan yang akan dipecahkan. Agar masalah dalam penelitian menjadi
jelas, maka terlebih dahulu harus dirumuskan dengan jelas dan tegas.
Kepariwisataan secara umum menjadi salah satu permasalahan yang sulit
diatasi baik oleh Pemerintah maupun lembaga pariwisata. Banyak faktor yang
menyebabkan munculnya masalah kepariwisataan tersebut dan salah satunya
adalah kurangnya promosi pariwisata. Hal ini mengakibatkan banyak wisatawan,
baik domestik maupun mancanegara, kurang tertarik untuk melakukan perjalanan
wisata ke objek wisata tersebut. Untuk mengatasi masalah tersebut maka
diperlukan suatu tindakan yang lebih nyata yaitu meningkatkan upaya promosi
pariwisata yang diharapkan dapat mengatasi salah satu dari permasalahan
kepariwisataan.
Adapun rumusan masalah dalam kertas karya ini adalah: “Sejauh mana
peranan Harian Analisa dalam upayanya mempromosikan kapariwisataan
Sumatera Utara”.
1.3 Tujuan Penulisan Kertas Karya
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan kertas karya ini, yaitu:
1. Tujuan Umum
Agar mengetahui sejauh mana pelaksanaan aktivitas media cetak swasta
umumnya dan Harian Analisa khususnya dalam rangka pengembangan
2. Tujuan Khusus
a. Menambah pengetahuan khususnya tentang sastra komunikasi dalam
upaya peningakatan kepariwisataan, sehingga dapat pula menjadi bekal
bagi penulis dalam mengaplikasikan kombinasi antara teori dan praktek di
dalam masyarakat.
b. Untuk melengkapi salah satu syarat akademis dalam menyelesaikan
program akademis D-III Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera
Utara, Medan.
1.4 Metode Penelitian
Dalam menyelesaikan kertas karya ini, penulis membuat batasan dan
hanya membahas pada usaha media cetak swasta umumnya dan Harian Analisa
khususnya. Untuk membuktikan dan mempertanggungjawabkan suatu karya tulis
diperlukan penelitian untuk memperoleh data-data yang aktual guna mendukung
proses karya tulis tersebut. Hal ini penting agar hasil yang didapatkan bersifat
objektif dan tidak diragukan kebenarannya.
Pada proses penyelesaian kertas karya ini, penulis memakai dua metode
penelitian:
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Maksudnya adalah proses pengumpulan data dilakukan diluar kegiatan
perpustakaan, jadi penulis mengadakan Tanya jawab (wawancara) langsung dalam
usaha untuk memperoleh data, wawancara dilakukan pada bagian redaksi dan kru
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Maksudnya adalah mengumpulkan data-data dari buku-buku maupun media
massa (mass media) yang ada kaitannnya dengan masalah yang dibahas untuk
melengkapi kebenarannya. Semua itu dimaksudkan guna tercapainya keserasian
antara teori dan praktek sehingga dapat tersusun laporan akhir yang baik sesuai
dengan pokok bahasan.
1.5 Sistematika Penulisan
Kertas karya ini terdiri dari beberapa bab. Setiap bab akan menerangkan
tentang pokok permasalahnnya, seperti yang tertera di bawah ini:
BAB I : PENDAHULUAN
Berisikan tentang alasan pemilihan judul, perumusan masalah,
tujuan penulisan kertas karya, metode penulisan dan sistematika
penulisan.
BAB II : URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN DAN
KOMUNIKASI
Berisikan tentang pengertian pariwisata, manfaat pariwisata,
pengertian publikasi pariwisata, pengertian komunikasi, fungsi
komunikasi, tujuan komunikasi, ruang lingkup komunikasi,
unsur-unsur komunikasi, proses komunikasi, komunikasi dan
hubungannya dengan media cetak, defenisi media massa, sejarah
media massa, klasifikasi media massa, fungsi media massa,
cetak, peranan media cetak, surat kabar, pengertian iklan, defenisi
iklan dan nilai ekonomis iklan.
BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG HARIAN ANALISA
Berisikan tentang sejarah singkat berdirinya Harian Analisa, tugas
dan tanggungjawab setiap jabatan dalam struktur organisasi dan
jangkauan edaran Harian Analisa.
BAB IV : PERANAN HARIAN ANALISA DALAM MEMPUBLIKASIKAN
KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARA
Berisikan tentang rubrik kepariwisataan Sumatera Utara, sponsor
pada kegiatan-kegiatan pariwisata, website Harian Analisa sebagai
sarana informasi pariwisata, hal-hal yang telah dicapai dalam
mempublikasikan kepariwisataan Sumatera Utara dan
kendala-kendala yang dihadapi dalam peningkatan kepariwisataan Sumatera
Utara.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab terakhir ini penulis memberikan kesimpulan dari hasil
pembahasan maupun saran-saran yang ditujukan kepada Harian
Analisa.
BAB II
URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN
DAN KOMUNIKASI
2.1 Pengertian Pariwisata
Dalam buku Istilah-Istilah Pariwisata (Darmadjati, 1989 : 38) pariwisata
ditinjau dari segi etimologinya berasal dari bahasa sansekerta, yaitu:
- Pari yang artinya keliling, berputar-putar, berkali-kali
- Wisata yang artinya perjalanan, berkeliling
Berdasarkan itu dapat diambil kesimpulan bahwa pariwisata adalah
perjalanan berkeliling ataupun perjalanan yang dilakukan berkali-kali dari suatu
tempat ke tempat lain. Lebih jelasnya pengertian pariwisata itu dibagi menjadi 2
bagian, yang ditinjau:
a. secara umum
keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk
menata, mengatur dan melayani kebutuhan dan juga persinggahan
wisatawan.
b. Secara teknis
Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik secara perorangan
maupun berkelompok dari dalam wilayah negara sendiri atau di negara
lain dengan menggunakan kemudahan, jasa/pelayanan dan factor-faktor
penunjang serta kemudahan-kemudahan lainnya yang diadakan oleh
pemerintah dunia usaha dan masyarakat, agar dapat mewujudkan kegiatan
2.2 Manfaat Pariwisata
Manfaat pariwisata bagi masyarakat umumnya dan pemerintah antara lain:
a. Menambah perolehan devisa negara
b. Memperluas lapangan kerja
c. Meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan bertambahnya penghasilan warga
d. Memperkenalkan dan memelihara kebudayaan (bangsa)
Dengan demikian berkembangnya pariwisata di suatu daerah akan dapat
menolong pertumbuhan perekonomian di daerah tersebut, sehingga dapat
dikatakan bahwa pariwisata memiliki peranan yang sangat penting di dalam
perekonomian.
Usaha pariwisata selalu disebut dengan istilah industri tanpa cerobong
asap, terdiri dari banyak fasilitas yang dibutuhkan oleh wisatawan seperti hotel,
restoran, jasa angkutan wisata, pemandu wisata (tourist guide), took souvenir dan
objek-objek wisata. Keseluruhannya ini membutuhkan sumber daya manusia yang
tidak sedikit sehingga seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa berkembangnya
kepariwisataan di suatu daerah akan memperluas lapangan dan kesempatan kerja.
Wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah disamping menggunakan
uangnya untuk membayar sewa kamar hotel, restoran dan jasa angkutan tentunya
juga akan membelanjakan uangnya untuk membeli barang-barang souvenir,
buah-buahan dan lain sebagainya di daerah objek wisata yang dikunjunginya, sehingga
apabila masyarakat terutama yang berada di lokasi wisata mengerti dan mampu
memanfaatkan kedatangan wisatawan ke daerahnya dengan membuka
usaha-usaha kecil seperti home industry, seperti membuat kerajinan tangan berupa
menyediakan jasa kebutuhan wisatawan lainnya. Kegiatan tersebut akan dengan
sendirinya menambah penghasilan bagi mereka.
Wisatawan yang berkunjung ke daerah tentunya membawa mata uang dari
negaranya, seperti Dollar, Ringgit, Yen, Euro dan lain sebaginya yang
keseluruhannya adealah devisa. Semakin banyak wisatawan dating ke daerah ini
maka akan semakin banyak pula devisa yang diraih. Hal ini sangat
menguntungkan bagi negara Indonesia dalam menambah peredaran uang tanpa
melakukan pencetakan uang, sehingga akan berpengaruh besar terhadap neraca
pembayaran.
2.3 Pengertian Publikasi Pariwisata
Publikasi dalam kepariwisataan memiliki pengertian yaitu segala bentuk
kegiatan yang dilakukan untuk memperkenalkan jasa-jasa dan produk yang
dihasilkan industri pariwisata seluas mungkin dan memberikan kesan daya tarik
sekuat mungkin dengan harapan agar orang akan banyak datang untuk berkunjung
disamping sebagai sarana untuk menyampaikan pesan yang menarik dengan cara
jujur untuk menciptakan harapan-harapan yang tinggi.
Wisatawan yang mengunjungi suatu kawasan pariwisata tertentu akan
mendapat kesan dan beberapa pengalaman yang kemudian diceritakan kepada
orang lain. Karena cerita-cerita tersebut maka sebagian dari orang-orang lain itu
akan mengunjungi kawasan pariwisata yang diceritakan itu. Dengan demikian
terjdilah publikasi berturut-turut dari wisatawan angkatan pertama kepada angkatn
publikasi intern. Dalam mengadakan publikasi pariwisata tidak boleh dilupakan
publikasi intern karena publikasi intern adalah publikasi yang paling efektif.
2.4 Pengertian Komunikasi
Dasar terciptanya hubungan baik antara pihak internal dengan eksternal
perusahaan yang dilakukan oleh media cetak adalah komunitas, sehingga akan
lebih baik apabila pengertian komunikasi tersebut dijelaskan terlebih dahulu.
Adapun beberapa pengertian komunikasi dari beberapa para ahli diantaranya
adalah:
a. The Liang Gie
Dalam buku Administrasi Perkantoran Modern (Gie, 1984 : 74) The
Liang Gie menyatakan, “Komunikasi adalah penyampaian warta yang
mengandung macam-macam keterangan dari seseorang kepada orang
lain”. Berdasarkan kutipan tersebut dapat dijelaskan bahwa
komunikasi adalah proses penyampaian berita. Yang dimaksud berita
disini adalah ide, gagasan, keterangan laporan yang dituangkan dalam
bentuk lisan maupun tertulis, sehingga berita itu dapat dimengerti oleh
orang lain yang diajak berkomunikasi.
b. Carl I. Howland
Dalam buku Ilmu Komunikasi dan Praktek (Howland, 1986 : 13)
menyebutkan bahwa, “Komunikasi adalah suatu proses merubah
perilaku orang lain”. Maksudnya adalah dalam komunikasi harus
dalam merubah sikap, tingkah laku serta perbuatan dari orang-orang
yang diajak berkomunikasi dapat tercapai.
c. James A. F. Stoner
Dalam bukunya yang berjudul Management Stoner menyebutkan
bahwa, “Komunikasi adalah proses dimana seseorang berusaha
memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan.
d. William F. Glueck
Dalam bukunya yang berjudul Management Glueck menyatakan
bahwa komunikasi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
• Interpersonal Communications (komunikasi antar pribadi) yaitu
proses pertukaran komunikasi serta pemindahan pengertian antara
2 orang atau lebih dalam suatu kelompok kecil manusia
• Organizational Communications (komunikasi banyak orang) yaitu
dimana pembicaraan secara sistematis memberikan informasi dan
memindahkan pengertian kepada orang banyak di dalam organisasi
dan kepada pribadi-pribadi dalam lembaga-lembaga di luar yang
ada hubunganya.
Istilah komunikasi dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan
Communication, berasal dari kata Communicatio atau dari kata Communis yang
berarti “sama” atau “sama maknanya” dengan pikiran, sikap, penerima dan
melaksanakan apa yang diinginkan oleh komunikator. Dalam garis besarnya
Komunikasi akan dapat berhasil baik apabila sekiranya timbul saling
pengertian, yaitu jika kedua belah pihak si pengirim dan si penerima informasi
dapat memahami.
Hal ini tidak berarti bahwa kedua belah pihak harus menyetujui sesuatu
gagasan tersebut. Yang penting adalah kedua belah pihak sama-sama memahami
gagasan tersebut. Dalam hal seperti inilah baru dapat dikatakan bahwa
komunikasi telah berhasil baik (komunikatif).
2.5 Fungsi dan Tujuan Komunikasi 2.5.1 Fungsi Komunikasi
Apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas, tidak
hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan tetapi juga sebagai kegiatan
individu-individu kelompok mengenai tukar-menukar data, fakta dan ide.
Berdasarkan hal tersebut maka fungsinya dalam setiap sistem sosial adalah
sebagai berikut:
a. Informasi : Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data,
gambar, fakta-fakta, pesan, opini dan komentar, yang dibutuhkan agar
dimengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingungan dan orang lain
agar dapat mengambil keputusan yang tepat.
b. Sosialisasi (pemasyarakatan) : Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang
memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat
yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dan ia dapat aktif di
c. Motivasi : Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun
jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihan dan keinginannya,
mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama
yang akan dikejar.
d. Perdebatan dan diskusi : Menyediakan dan saling menukar hal-hal yang
diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau penyelesaian perbedaan
pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan
yang diperlukan untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan
diri dalam masalah yang menyangkut kepentingan bersama di tingkat nasional
dan local.
e. Pendidikan : Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong
perkembangan intelektual, pembentuk watak dan pendidikan keterampilan
maupun kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.
f. Hiburan : Penyebarluasan sinyal, simbol, suara image dari drama, tari,
kesenian, kesusastraan, musik, olahraga, permainan dan lain sebagainya untuk
rekreasi, kesenangan kelompok dan individu.
g. Integrasi : Menyediakan bagi bangsa, kelompok dan individu kesempatan
untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar mereka dapat
saling kenal dan mengerti serta menghargai kondisi, pandangan dan
keinginan.
2.5.2 Tujuan Komunikasi
Dalam kehidupan sehari-hari, sebagai seorang pejabat atau
pimpinan, akan senantiasa berhubungan dengan bawahan atau masyarakat secara
informasi agar apa yang diinginkan atau apa yang diminta dapat dimengerti
sehingga komunikasi yang dilaksanakan dapat tercapai dengan baik.
Pada umumnya, komunikasi dapat mempunyai beberapa tujuan,
antara lain:
a. Supaya informasi yang disampaikan itu dapat dimengerti dengan baik.
Sebagai pejabat ataupun komunikator, kita harus menjelaskan kepada
komunikan (penerima) atau bawahan dengan sebaik-baiknya dan tuntas
sehingga mereka dapat mengerti apa yang dimaksudkan.
b. Memahami orang lain. Sebagai pimpinan maka haruslah mengetahui benar
aspirasi bawahan atau pimpinan apa yang diinginkannya.
c. Supaya gagasan yang disampaikan dapat diterima orang lain. Kita harus
berusaha agar gagasan yang dimaksud dapat diterima orang lain dengan
pendekatan yang persuatif, bukan memaksa kehendak.
d. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Menggerakkan sesuatu
dapat dengan bermacam-macam kegiatan yang sifatnya mendorong, namun
hal penting yang harus diingat adalah bagaimana cara yang baik untuk
melakukannya.
Jadi secara singkat dapat dikatakan bahwa komunikasi itu
bertujuan untuk mengharapkan pengertian, dukungan gagasan dan tindakan.
Setiap mengadakan komunikasi maka perlu diteliti apa yang menjadi tujuannya,
yaitu antara lain:
a. Apakah dijelaskan kepada orang lain, dapat dimengerti dan dipahami
b. Apakah gagasan yang diterima mendapat dukungan. Dalam hal ini perlu
diperhatikan cara penyampaian pada setiap penyampaian gagasan yang
dimaksud.
c. Apakah yang kita inginkan supaya orang lain tersebut mengerjakannya atau
supaya mereka mau bertindak.
2.6 Ruang Lingkup Komunikasi
Suatu perusahaan dapat melaksanakan komuniaksi dengan berbagai cara,
dan menurut ruang lingkupnya komunikasi dibagi dua, yaitu:
a. Komunikasi Internal
Yaitu komunikasi yang berlangsung di dalam suatu organisasi. Secara
structural di dalam lingkungan organisasi komunikasi dibedakan
dalam 4 macam:
• Komunikasi dari atasan kepada bawahan. Dapat dibedakan
menjadi berbagai macam bentuk seperti petunjuk, keterangan,
perintah, teguran dan pujian.
• Komunikasi dari bawahan kepada atasan. Dapat digolongkan
menjadi beberapa macam seperti laporan, keluhan, pendapat atau
saran.
• Komunikasi yang berlangsung secara horizontal atau secara
mendatar adalah komunikasi yang berlangsung antar pegawai
yang mempunyai kedudukan yang sama.
• Komunikasi yang berlangsung secara diagonal, yaitu komunikasi
b. Komunikasi eksternal
Yaitu komunikasi yang berlangsung antar tujuan untuk menjalin
hubungan yang harmonis dengan warga atau kelompok-kelompok
masyarakat lain diluar organisasi.
2.7 Unsur-Unsur Komunikasi
Menurut Horald Lasswell unsur-unsur komunikasi tersebut terdiri dari:
a. Pengirim
Pengirim disini disebut juga sebagai sumber komunikasi yaitu dari
seseorang yang akan menyampaikan suatu berita atau pesan. Ada 4
faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam berkomunikasi, antara
lain:
• Keterampilan berkomunikasi
Seorang pengirim pesan harus mempunyai perbendaharaan kata
sehingga apabila akan mengungkapkan ide secara lisan, pengirim
dapat memilih kata-kata yang sesuai dan jelas sehingga dapat
menuliskan secara tepat juga mudah untuk dimengerti.
• Sikap
Sikap akan mempengaruhi komunikasi, juga menentukan suatu
pembicaraan. Misalnya bila kita menyadari bahwa pembicaraan
itu benar-benar menyenangi kita, maka seseorang yang diajak
bicara langsung percaya dengan apa yang dikatakan pembicaraan
• Tingkat pengetahuan
Apabila dalam suatu pembicaraan, tingkat pengetahuan rendah
atau kurang maka akan sulit dalam menyampaikan suatu ide.
• Sistem sosial
Lingkungan sosial atau latar belakang kehidupannya akan sulit
mempengaruhi pada suatu proses komunikasi.
• Pesan
Pesan adalah suatu ide, gagasan, keterangan yang akan
disampaikan terkadang tidak bisa dimengerti oleh penerima, pesan
tidak sampai pada penerima karena gangguan pada media yang
digunakan kurang sempurna.
• Media
Media yang dimaksud dalam hal ini adalah alat yang digunakan
dalam proses komunikasi. Secara umum semua panca indera
digunakan dalam proses komunikasi dan dilengkapi dengan media
yang lain seperti radio, televisi, pers dan lain-lain.
b. Penerima
Penerima pesan juga dipengaruhi oleh adanya sikap menerima atau
tidak pesan yang disampaikan oleh pengirim, juga pada sistem sosial
2.8 Proses Komunikasi
Menurut Effendi, MA (1986), proses komunikasi itu adalah proses
penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain. Pikiran bisa
berupa gagasan, informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari benaknya.
Perasaan berupa keyakinan, kepastian, kemarahan dan sebagainya yang timbul
dari lubuk hati.
Pertama-tama pengirim atau komunikator mengubah pikiran dan perasaan
ke dalam bentuk pesan. Pesan yang akan disampaikan oleh komunikator harus
merupakan pesan yang telah diolah sehingga dapat menggambarkan pikiran dan
perasaan komunikator. Untuk dapat menyampaikan pesan tersebut digunakan alat
(telepon, radio, surat dan lain-lain). Pesan yang disampaikan seringkali timbul
dengan adanya hambatan-hambatan (salah pengertian), sehingga terjadi suatu hal
yang tidak diinginkan. Setelah pesan diterima, kemudian komunikator
menafsirkan pesan yang sesuai dengan pikiran dan perasaannya.
2.9 Komunikasi dan Hubungannya dengan Media Cetak
Komunikasi sebagai kegiatan manusia punya arti yang sangat luas. Jenis
dan ragamnya banyak yang dilakukan dalam jarak dan waktu yang tidak terbatas.
Sementara itu, untuk menjalin rasa keakraban yang lebih erat diperlukan
saling pengertian sesama anggota masyarakat. Dalam hal ini faktor komunikasi
memainkan peranan yang penting, apalagi manusia modern. Manusia modern
yaitu manusia yang cara berpikirnya tidak spekulatif, tetapi cara berpikirnya
berdasarkan logika dan rasional dalam melaksanakan segala kegiatannya.
manusia. Komunikasi telah menjadi kegiatan dari kehidupan manusia. Untuk
keberhasilan komunikasi kita harus mengetahui dan mempelajari unsur-unsur apa
saja yang terkandung dalam proses komunikasi. Minimal unsur-unsur yang
diperlukan adalah sumber (pembicaraan), pesan (message), saluran (channel) dan
penerima (receiver audience), seperti yang telah dikemukakan terdahulu.
Media cetak merupakan salah satu sarana komunikasi masyarakat yang
dikenal luas. Ada berbagai jenis sarana media cetak dan keseluruhannya berfungsi
sama yaitu memberikan informasi komunikasi lewat sarana cetak yang bersifat
terkini untuk diketahui oleh umum. Penyampaian informasi inilah yang
menjadikan adanya suatu hubungan antara media cetak dengan komunikasi karena
pihak media cetak berinteraksi dan menyampaikan pesan-pesan kepada pembaca
lewat media. Itulah yang disebut dengan komunikasi tidak langsung.
2.10 Media Massa
2.10.1 Sejarah Media Massa
Terlepas dari berbagai kepentingan yang melatarbelakangi
pemunculan suatu informasi atau pesan yang disajikan oleh media massa, kiranya
tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pada masa kini pertemuan orang dengan media
massa sudah tidak dapat dielakkan lagi. Tidaklah berlebihan kiranya apabila abad
ke-21 disebut sebagai abad komunikasi massa (Rakhmat, 1985:174).
Bahkan dalam pembabakan sejarah umat manusia, McLuhan
(1964) menyatakannya sebagai babak neo-tribal (sesudah babak tribal dan babak
menggunakan beberapa macam alat indera dalam komunikasi. Adapun Toffler
(1981) menamakannya sebagai The Third Wave.
2.10.2 Defenisi Media Massa
Media Massa (Mass Media) merupakan suatu sarana komunikasi
massa (channel of mass communication). Komunikasi massa sendiri artinya
proses penyampaian pesan, gagasan, atau informasi kepada orang banyak (publik)
secara serentak.
Ciri-ciri (karakteristik) media massa adalah disebarluaskan kepada
khalayak luas (publisitas), pesan atau isinya bersifat umum (universalitas), tetap
atau berkala (periodisitas), berkesinambungan (kontinuitas), dan berisi hal-hal
baru (aktualitas).
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa defenisi
media massa adalah suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah
khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melewati media cetak atau
elektronik, sehingga pesan informasi yang sama dapat diterima secara serentak
dan sesaat. Pengertian “dapat” di sini menekankan pada pengertian, bahwa jumlah
sebenarnya penerima pesan informasi melalui media massa pada saat tertentu
tidaklah esensial. Yang penting ialah “The communicator is a social organization
capable or reproducing the message and sending it simultaneously to large
number of people who are spartially separated” (Tan, 1981:73).
2.10.3 Klasifikasi Media Massa
Adapun klasifikasi atau bentuk dari media massa, secara garis
• Media cetak : surat kabar, majalah, koran, tabloid, buku-buku, dsb
• Media elektronik : televisi, radio, termasuk internet
2.10.4 Fungsi Media Massa
Ada beberapa fungsi dari media massa, terutama bagi masyarakat
pada umumnya, antara lain adalah:
a. Media massa, khusunya televisi, telah begitu memasyarakat,
b. Media massa berpengaruh terhadap proses sosialisasi,
c. Orang-orang lebih mengandalkan informasi yang berasal dari media massa
daripada dari orang lain,
d. Bagi dunia pendidikan perlu adanya pemberdayaan media massa sebagai
sumber pembelajarannya, dan
e. Para orang tua dan pendidik, baik secara sendiri-sendiri maupun secara
bersama-sama, dapat meminimalisasikan pengaruh negatif media massa dan
mengoptimalkan dampak positifnya.
2.11 Media Cetak
2.11.1 Sejarah Media Cetak
Istilah dalam pengertian surat kabar (media cetak) bermula dari
Eropa, ketika para pedagang Eropa saling bertukar informasi harga pasar yang
ditulis pada kulit kayu dan kulit ternak. Semenjak dua orang pemuda Belanda
yang bermukim di tepi sungai Mainz, yaitu Johanes Gutenberg dan Janszoon
Koster, mengkonstruksikan mesin yang dapat mencetak huruf-huruf, maka
Sejarah pers itu sendiri sebenarnya telah dimulai sejak Julius
Caesar memimpin Roma sebagai Kaisar. Ia sering disebut-sebut sebagai “perintis
pers” karena secara teratur mengumumkan hasil rapat senator dalam
pemerintahannya, pada papan-papan di beberapa tempat agar dapat diketahui oleh
rakyatnya. Sebagai sebuah komoditi, media cetak pertamakali diterbitkan di
Amerika Serikat pada tahun 1690 oleh seorang Inggris yang hijrah ke Benua Baru
(Benua Amerika), yaitu Benjamin Harris. Surat kabar yang tidak berumur panjang
itu kemudian diberi nama “Public Occurances Both Foreign and Domestic”.
2.11.2 Defenisi Media Cetak
Media cetak adalah alat atau sarana penyampaian informasi dan
pesan-pesan secara visual kepada masyarakat luas berupa barang-barang cetakan
massal antara lain buku, surat kabar, majalah dan tabloid.
Di Indonesia, menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1966,
tentang Ketentuan-Ketentuan pokok Pers, ditambahkan dengan Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 1967 dan diubah lagi dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun
1982, media cetak diterjemahkan sebagai lembaga kemasyarakatan, alat
perjuangan nasional yang mempunyai karya sebagai salah satu media komunikasi
massa, yang bersifat umum berupa penerbitan yang teratur waktu terbitnya,
diperlengkapi atau tidak dengan alat-alat milik sendiri berupa percetakan, alat-alat
foto, klise, mesin-mesin stensil atau alat-alat teknik lainnya (Djuroto : 2000).
Media cetak memiliki beberapa tahapan, yaitu antara lain:
• Membuat adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan memproduksi materi
• Menyebarluaskan adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan mengedarkan
materi media massa cetak, dan mengedarkan barang-barang dengan cara
memperdagangkan, memperlihatkan dan menuliskan.
• Menggunakan adalah kegiatan memakai materi media massa cetak.
2.11.3 Klasifikasi Media Cetak
Media cetak merupakan segala jenis media yang diproduksi dengan
menggunakan alat-alat percetakan, meliputi surat kabar (harian), majalah, tabloid,
buletin, dsb. Dalam industri media cetak terdapat beberapa bagian yang berfungsi
dalam proses penerbitan media cetak dan diantaranya adalah perusahaan pers,
penerbitan kantor berita, percetakan, karyawan pers, pengasuh penerbitan
(Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi, Pemimpin Perusahaan), dan wartawan.
2.11.4 Peranan Media Cetak
Media cetak mempunyai peranan yang cukup signifikan bagi
masyarakat pada umumnya dan pengembangan tumbuhkan kepariwisataan secara
khusus. Media cetak berperan dalam industri pariwisata baik sebagai saluran
informasi maupun sebagai sosial kontrol terhadap objek kunjungan itu sendiri.
Sebagai contoh pada objek wisata Bumi Melayu, media cetak berfungsi bukan
saja dalam memberikan informasi tentang pembangunan destinasi, melainkan juga
memberikan masukan terhadap berbagai kemungkinan dikembangkannya
kegiatan kepariwisataan itu sendiri. Jika melihat destinasi itu dari sisi negatif atau
kelemahannya tanpa membuat keseimbangan pemberitaan, maka akan terjadi
pengaruh kepada destinasi itu sendiri. Jika seseorang wartawan memandang
secara optimis, maka akan muncul pandangan yang positif terhadap objek wisata
Menurut Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar), Jero
Wacik, peranan media sangat strategis dalam mendorong masyarakat lebih
mencintai berwisata di dalam negeri ketimbang harus ke luar negeri, dengan
demikian devisa pariwisata yang hingga kini tercatat dalam neraca pembayaran
(travel balance) surplus akan tetap terjaga (google.com). Peranan media dalam
memberikan motivasi kepada masyarakat agar dapat mengerem untuk berwisata
ke luar negeri mempunyai nilai strategis karena melalui pemberitaan dan promosi
yang gencar mengenai destinasi di dalam negeri akan menggugah masyarakat
lebih mengenali dan mencintai negeri ini sehingga wisatawan dalam negeri
semakin berkembang.
Sebaliknya, kelangkaan informasi akibat kurangnya promosi
pariwisata merupakan factor dominan dibalik turunnya angka kunjungan turis
mancanegara ke tanah air. Kurang tersedianya informasi yang lengkap dan up to
date mengakibatkan konsep pemasaran dunia pariwisata, terutama di Sumatera
Utara menjadi tidak jelas. Tidak adanya konsep yang jelas tentang dunia
pariwisata itu sendiri semakin memperburuk kondisinya. Seharusnya ada satu
pusat informasi pariwisata berskala internasional yang dapat mengkoordinir
kebutuhan informasi bagi turis asing mengenai dunia pariwisata, dan hal tersebut
juga dapat direalisasikan melalui pemberdayaan sarana media cetak.
2.12 Surat Kabar
Salah satu jenis media cetak yang paling banyak dikenal di masyarakat
adalah surat kabar (harian). Secara sejarah ide surat kabar ini sendiri sebenarnya
diterbitkan dalam bentuk gulungan yang disebut dengan “Acra Diurna”, yang
terjemahan bebasnya adalah “kegiatan hari”. Kemudian setelah Gutenberg
menemukan mesin cetak di abad ke-15, maka buku-buku pun mulai diterbitkan di
Perancis dan Inggris, begitu pula halnya dengan surat kabar. Surat kabar
pertamakali dibuat di Amerika Serikat, dengan nama “Public Occurences Both
Foreign and Domestic” di tahun 1690. Surat kabar tersebut diusahakan oleh
Benjamin Harris, seorang berkebangsaan Inggris. Akan tetapi baru saja terbit
sekali, sudah dibredel. Bukan karena beritanya menentang pemerintah, tetapi
Cuma karena dia tidak mempunyai izin terbit. Pihak kerajaan Inggris membuat
peraturan bahwa usaha penerbitan harus mempunyai izin terbit, dimana hal ini
didukung oleh pemerintah kolonial dan para pejabat agama. Mereka takut
mesin-mesin cetak tersebut akan menyebarkan berita-berita yang dapat menggeser
kekuasaan mereka kecuali bila usaha itu dikontrol ketat. Kemudian surat kabar
mulai bermunculan setelah negara Amerika Serikat berdiri. Saat itu, surat kabar
itupun tidak sama seperti surat kabar yang kita miliki sekarang. Saat itu surat
kabar dikelola dalam abad kegelapan dalam jurnalisme. Sebab surat kabar telah
jatuh ke tangan partai politik yang saling bertentangan.
Namun, surat kabar kini mendapatkan sesuatu yang lain yang lebih
penting. Surat kabar yang mapan kini tidak lagi diperalat sebagai senjata perang
politik yang saling menjatuhkan ataupun bisnis yang individualis. Melainkan
menjadi media berita yang semakin obyektif, yang lebih mengutamakan
kepentingan umum daripada kepentingan pihak-pihak tertentu saja.
Kenaikan koran-koran ukuran tabloid di tahun 1920-an yang
terhadap jurnalisme. Akhirnya memang menjadi kegembiraan besar bagi
kehidupan surat kabar, terutama dalam meliput berita-berita keras. Perubahan lain
yang layak mendapat perhatian adalah timbulnya sindikasi. Berkat adanya
sindikat-sindikat, maka Koran-koran kecil bisa memanjakan pembacanya dengan
materi editorial, informasi, dan hiburan. Sebab kalau tidak, Koran-koran kecil itu
tentu tidak dapat mengusahakan materi-materi tersebut, lantaran biaya untuk itu
tidaklah sedikit.
Sindikat adalah perusahaan yang berhubungan dengan pers yang
memperjualbelikan bahan berita, tulisan atau bahan-bahan lain untuk digunakan
dalam penerbitan pers. Tahun 1950, industri televisi mulai mengancam dominasi
media cetak. Namun, sampai sekarang, Koran masih bertahan. Kenyataan
menunjukkan bahwa Koran telah menjadi bagian dari kehidupan manusia pada
umumnya. Dengan karakter khususnya ia mampu membedakan dirinya dari media
lainnya seperti televisi dan radio.
2.13 Pengertian Iklan
Sebelum Gutenberg menemukan sistem percetakan pada tahun 1450, iklan
sudah dikenal peradaban manusia dalam bentuk pesan berantai. Pesan berantai itu
disampaikan untuk membantu kelancaran jual-beli dalam masyarakat, yang kala
itu mayoritas masih belum mengenal huruf, dengan cara barter. Dunia pemasaran
menyebutkan pesan berantai itu sebagai “The World of Mouth”.
Demikian iklan pertama kali dikenal lewat pengumuman-pengumuman
secara lisan. Karena disampaikan secara lisan, maka daya jangkaunya sempit.
pada dinding-dinding. Setelah sistem percetakan ditemukan oleh Gutenberg pada
tahun 1450 barulah iklan muncul di media cetak, dan sampai sekarang ini kita
sudah mengenal iklan bukan hanya di media cetak tapi juga media elektronik.
2.13.1 Defenisi Iklan
Kata iklan (advertising) berasal dari bahasa Yunani. Adapun
pengertian iklan secara komprehensif adalah semua bentuk aktivitas untuk
menghadirkan dan mempromosikan ide, barang atau jasa secara nonpersonal yang
dibayar oleh sponsor tertentu. Secara umum, iklan berwujud penyajian informasi
nonpersonal tentang suatu produk, merek, perusahaan atau toko yang dijalankan
dengan kompensasi biaya tertentu. Secara sederhana iklan didefenisikan sebagai
pesan yang menawarkan suatau produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat
sebuah media. Namun demikian, untuk membedakannya dengan pengumuman
biasa, iklan lebih diarahkan untuk membujuk orang supaya membeli, seperti yang
dikatakan Frank Jefkins dalam buku Introducing to Marketing.
2.13.2 Nilai Ekonomis Iklan
Manfaat iklan yang terbesar adalah membawa apa yang ingin
disampaikan oleh produsen kepada khalayak ramai. Iklan menjangkau berbagai
daerah yang sulit dijangkau secara fisik oleh produsen melalui siaran televisi atau
radio. Sekalipun memerlukan biaya yang secara nominal besar jumlahnya, bagi
produsen yang dapat memanfaatkan kreatifitas dalam dunia iklan, strategi iklan
tetap dapat menjadi murah. Jadi nilai ekonomis suatu iklan itu sangat tergantung
kepada daya jangkau media yang digunakan serta karakteristik khalayak
iklan di surat kabar yang oplak kecil dengan total biaya yang lebih mahal untuk
menjangkau pasar potensial yang lebih optimal.
Iklan bagi industri pariwisata memiliki nilai ekonomis yang
berfungsi untuk mendukung kegiatan program bagi pemerintah. Seperti halnya
yang dilakukan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik, pada
pelaksanaan Visit Indonesia Year (VIY) 2008. Pemerintah mempersiapkan dua
film iklan promosi baru dan jingle lagu VIY 2008 serta pelaksanaan mega event
BAB III
TINJAUAN UMUM TENTANG HARIAN ANALISA
3.1 Sejarah Singkat Berdirinya Harian Analisa
Harian Analisa adalah surat kabar termuda pada saat kelahirannya tanggal
23 Maret 1972 dibanding enam harian lainnya pada saat itu, yakni: Mimbar
Umum, Waspada, Bukit Barisan, Sinar Indonesia Baru, Medan Pos dan Garuda.
Namun dalam usianya yang relatif muda, Analisa berupaya mencapai beberapa
kemajuan sehingga berada sejajar bersama berbagai surat kabar harian yang ada di
daerah Medan.
Saat pertama terbit, Harian Analisa berbentuk tabloid. Meskipun SIT
(Surat Izin Terbit) berlaku untuk harian, namun untuk sementara Analisa terbit
mingguan pada tiap hari Sabtu, hanya selama sekitar satu tahun. Ketika itu surat
kabar ini masih dicetak secara hand-set. Sejak tanggal 21 Maret 1973 Analisa
sepenuhnya sebagai harian yang terbit tujuh kali seminggu. Bentuknya tidak lagi
tabloid tetapi broadsheet.
Motivasi menerbitkan Harian Analisa ketika itu adalah ingin memajukan
dunia pers, khususnya surat kabar harian di Medan. Hal ini mengingat bahwa di
Jawa, khususnya Jakarta, banyak surat kabar yang maju dan bertiras besar,
ternyata dikelola oleh “Anak Medan”. Pemilihan nama memang tidak mudah.
Menjelang kelahirannya, pemilihan nama dirembukkan. Soffyan mengusulkan
nama “Analisa”, Narmin Suti dengan nama “Tinjauan” dan A.Manan Karim
menyarankan “Sikap”. Akhirnya dengan kesepakatan bersama dipilihlah nama
Harian ini terbit dengan motto : “Membangkitkan Partisipasi Rakyat
dalam Pembangunan”. Pemimpin Redaksi yang pertama adalah F.N.Zainoeddin
dan meninggal dunia pada tanggal 18 April 1972. sebagai penggantinya adalah
H.Soffyan hingga sekarang. Wakil Pemimpin Redaksi adalah Narmin Suti dan
A.Manan Karim. Namun A.Manan Karim juga telah meninggal dunia sejak
tahun1983, dan digantikan dengan Ali Soekardi. Kemudian Narmin Suti
meninggal dunia pada tanggal 8 Maret 1985. Perlu dicatat bahwa pada saat
menjadi harian penuh, Analisa merupakan harian pertama di Medan yang terbit
dengan 8 halaman, kemudian menjadi 12 halaman sejak September 1973 dan
meningkat lagi menjadi 16 halaman sejak Oktober 1991.
Dampak krisis ekonomi pada tahun 1997 antara lain harga kertas
“meningkat”. Harian Analisa melakukan penyesuaian penerbitan dengan kondisi
tersebut yakni “terpaksa” terbit 12 halaman. Kini sesuai kebutuhan, terbit 24
sampai 32 halaman dan pada edisi tertentu terbit dengan 36 halaman. Harian
Analisa menyajikan berita-berita dari dalam negeri, antara lain: berita nasional,
kota Medan, daerah Aceh dan Sumatera Utara. Juga berita luar negeri, ekonomi
dan olahraga yang tetap diutamakan untuk pembaca. Tidak lupa rubrik keagamaan
yakni Islam, Kristen dan Buddha, serta sajian foto-foto khusus. Dalam edisi
Minggu, pembaca disajikan rubrik khusus diantaranya pariwisata, jentera, musik,
budaya, dan taman riang. Kemudian kritik segar juga muncul melalui pojok “Guit
Deli” yang menggelitik serta tokoh kartun “Pak Tuntung” dengan tingkahnya
yang penuh humor dan menyindir.
Redaksi tetap memperhatikan kualitas berita, artikel dan foto. Untuk itu
termasuk prestasi karya wartawannya untuk tingkat daerah, nasional, regional
maupun internasional. Selain itu, sebagai media massa yang dekat dengan
masyarakat, Harian Analisa peduli terhadap kegiatan sosial kemasyarakatan,
kemanusiaan, olahraga, keagamaan maupun memberi kesempatan pada
mahasiswa dari Perguruan Tinggi Negeri/Swasta untuk melakukan penelitian
tugas akhir program Diploma (D1, D2, D3) maupun dalam rangka penyusunan
skripsi (S1/Sarjana) khususnya untuk program studi ilmu
Jurnalistik/komunikasi/kehumasan serta penelitian mahasiswa progran Pasca
Sarjana.
Secara lengkap data-data dari Harian Analisa adalah sebagai berikut:
Nama : Harian Analisa
Penerbit : PT. Media Warta Kencana
Dicetak oleh : PT. Surya Mas Abadi Makmur
Alamat : Jalan Balaikota No. 2 Medan 20111
Terbit di : Medan
Sejak : 23 Maret 1972
SIUPP : SK.Menpen No.023/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985
Pemimpin Umum : Supandi Kusuma
Pemimpin Perusahaan : Sujito Sukirman
Penanggung Jawab : H.Soffyan
Telepon Redaksi : (061) 4156655 / 5 saluran
Faximale : (061) 4514031, 4534116
Harian Analisa juga memiliki beberapa visi, misi dan motto yang antara
lain adalah:
a. Visi
“Menjadi media cetak yang ikut mencerdaskan bangsa”
Penjelasan visi:
• Bahwa pembangunan dan kemajuan bangsa/negara Indonesia,
patut didukung oleh semua pihak termasuk pers.
• Peranan pers sangat besar dalam ikut mengembangkan,
memajukan dan mencerdaskan bangsa.
• Pers nasional harus berperan aktif dalam pembangunan nasional.
b. Misi
“Turut mendukung program pembangunan seraya menerapkan fungsi
dan peranan pers”
Penjelasan misi:
• Ikut dalam memajukan bangsa/negara.
• Menyebarkan informasi yang positif, informative dan edukatif.
• Memperluas wawasan masyarakat.
• Menyampaikan pesan-pesan pemerintah dan pihak-pihak lain
yang sifatnya positif serta menyalurkan aspirasi rakyat.
• Membela kepentingan rakyat sesuai kehidupan berbangsa,
bernegara dilandasi Pancasila dan UUD 1945.
c. Motto
Penjelasan motto:
Melalui berita, tulisan dan foto yang disajikan diharapkan dapat
memotivasi masyarakat untuk aktif dan peduli terhadap berbagai
program pembangunan yang dilaksanakan berbagai pihak
(pemerintah, swasta maupun perorangan).
Sebagai surat kabar yang sudah cukup berkembang, Harian Analisa
menyajikan berita-berita/informasi setiap hari melalui sajian berbagai rubrik,
antara lain:
a. Rubrik Umum:
• Nasional
• Luar Negeri
• Ekonomi/Keuangan
• Olahraga
• Kota Medan
• Daerah Sumatera Utara
• Daerah Aceh
• Halaman Khusus : Opini
b. Rubrik Khusus Edisi Hari Minggu:
• Pariwisata
• Jentera
• Rebana (Budaya)
• Taman Remaja
• Wanita
3.2 Tugas dan Tanggungjawab Setiap Jabatan dalam Struktur Organisasi
Untuk mencapai tujuan perusahaan dan demi tercapainya pertumbuhan
perusahaan maka di dalam perusahaan tersebut diperlukan suatu wadah untuk
mengatur dan menetapkan seluruh aktivitas perusahaan yang kesemuanya itu
dituangkan dalam struktur organisasi.
Melalui struktur organisasi yang sesuai dengan besar kecilnya perusahaan
maka pelaksanaan pekerjaan akan dapat berjalan dengan efisien dan efektif.
Sehubungan dengan itu, berikut ini dijelaskan dengan ringkas mengenai tugas
serta tanggungjawab dari masing-masing bagian dalam struktur organisasi Harian
a. Pemimpin Umum (General Manager)
Pemimpin Umum adalah orang paling bertanggung jawab atas seluruh
penerbitan media baik ke dalam maupun ke pihak luar; yang berhak
menentukan staf yang dinilai mampu membantu memperlancar roda
penerbitan terutama dalam hal redaksional dan usaha. Ia dapat melimpahkan
pertanggungjawabannya terhadap hukum kepada Pemimpin Redaksi
sepanjang menyangkut isi penerbitan (redaksional) dan kepada Pemimpin
Usaha sepanjang menyangkut pengusahaan penerbitan.
b. Pemimpin Redaksi (Editor in Chief)
Pemimpin redaksi bertanggung jawab terhadap mekanisme dan aktivitas kerja
keredaksian sehari-hari. Ia harus mengawasi isi seluruh rubrik media massa
yang dipimpinnya. Di surat kabar manapun, Pemimpin Redaksi menetapkan
kebijakan dan mengawasi seluruh kegiatan redaksional. Ia bertindak sebagai
jenderal atau komandan yang perintah atau kebijakannya harus dipatuhi
bawahannya.kewenangan itu dimiliki karena ia harus bertanggung jawab jika
pemberitaan medianya digugat pihak lain.
Pemimpin Redaksi juga bertanggung jawab atas penulisan dan isi Tajuk
Rencana (Editorial) yang merupakan opini redaksi (Desk opinion). Jika
Pemred berhalangan menulisnya, lazim pula Tajuk Rencana dibuat oleh
Redaktur Pelaksana, salah seorang anggota Dewan Redaksi, salah seorang
Redaktur, bahkan seorang Reporter atau siapa pun dengan seizing dan
sepengetahuan Pemimpin Redaksi yang mampu menulisnya dengan
c. Redaktur Pelaksana (Managing Editor)
Di bawah Pemred biasanya ada Redaktur Pelaksana. Tanggung jawabnya
hampir sama dengan Pemred/Wapemred, namun lebih bersifat teknis. Dalam
tugas sehari-hari, redaksi pelaksana adalah orang yang paling bertanggung
jawab atas lancarnya proses kerja jurnalistik di penerbitannya. Ia juga
bertanggung jawab untuk menjaga agar misi dan visi penerbitan tersebut tetap
terjaga. Selain itu, ia punya wewenang penuh untuk menentukan apakah
sebuah naskah layak muat atau tidak.
d. Redaktur Grafis
Setingkat dengan Redaktur/Editor adalah Redaktur Pracetak atau Redaktur
Grafis. Ia bertanggung jawab menangani naskah siap cetak (All In Hand/All
Up) dari para Redaktur, yaitu semua naskah berita yang sudah diturunkan ke
percetakan dan sudah diset bersih, desain cover dan perwajahan (tata letak,
lay-out, artisitik), dan hal-ikhwal sebelum Koran dicetak .
e. Fotografer
Fotografer (wartawan foto atau juru potret) tugasnya mengambil gambar
peristiwa atau objek tertentu yang bernilai berita atau untuk melengkapi
tulisan berita yang dibuat wartawan tulis. Ia merupakan mitra kerja yang
setaraf dengan wartawan tulisan (Reporter). Jika tugas wartawan tulis
menghasilkan karya jurnalistik berupa tulisan berita, opini, atau feature, maka
fotografer menghasilkan Foto Jurnalistik (Journalistic Photography,
Photographic Communications). Fotografer menyampaikan informasi atau
pesan melalui gambar yang ia potret. Fungsi Foto Jurnalistik antara lain
f. Juruwarta
Ini adalah jabatan terendah pada bagian redaksi. Tugasnya adalah melakukan
reportase (wawancara dan sebagainya ke lapangan). Karena itu, merekalah
yang biasanya terjun langsung ke lapangan, menemui narasumber, dan
sebagainya.
g. Koresponden
Selain Reporter, media massa biasanya memiliki pula koresponden
(correspondent) atau wartawan daerah, yaitu wartawan yang ditempatkan di
negara lain atau di kota lain (daerah), di luar wilayah dimana media massanya
berpusat.
h. Kontributor
Kontributor atau penyumbang naskah/tulisan secara struktural tidak tercantum
dalam struktur organisasi redaksi. Ia terlibat di bagian redaksi secara
fungsional. Termasuk kontributor adalah para penulis artikel, kolomnis,
karikaturis, para sastrawan, wartawan lepas, dan wartawan pembantu
(Stringer).
i. Bidang Pendukung Redaksi
Bagian yang tak kalah pentingnya untuk membantu kelancaran kerja redaksi
adalah bagian Perpustakaan dan Dokumentasi serta bagian Pendidikan,
Penelitian dan Pengembangan (Diklatbang). Diklatbang memantau
perkembangan sebuah penerbitan, survei pembaca, dan memberikan
masukan-masukan bagi pengembangan redaksional dan bagian lainnya,
3.3 Jangkauan Edaran Harian Analisa
Bila kita berbicara mengenai distribusi bagi perusahaan jasa, maka ada
berbagai saluran distribusi yang dapat diperoleh perusahaan. Tetapi akan menjadi
lain permasalahannya kalau kita berbicara tentang media cetak. Pendistribusian
pada media cetak tentu selalu dikaitkan dengan jangkauan peliputan
berita-beritanya, artinya di sini daerah mana saja yang masuk dalam pemberitaan.
Keseluruhan jangkauan edaran Harian Analisa meliputi Tanah Karo sampai
kabupaten Simalungun dan Toba Samosir. Selain itu juga dapat menjangkau
Medan, Pematang Siantar, Binjai, Kabanjahe, Tebing Tinggi, Lubuk Pakam,
Belawan, Stabat, Berastagi, Parapat, Padang Sidempuan, dan daerah lain di
sekitarnya.
Berdasarkan data dan informasi yang ada, jangkauan edaran Harian
Analisa merupakan salah satu harian yang paling luas jarak edarannya. Hal ini
terbukti dengan beredarnya Harian Analisa di luar provinsi Sumatera Utara.
Harian ini juga beredar di nsejumlah wilayah di Tanah Air, seperti di provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam, Kepulauan Riau bahkan bias sampai ke pulau Jawa
yaitu di DKI Jakarta. Dengan demikian populasi masyarakat yang terjangkau oleh
harian ini relatif banyak jika dibandingkan dengan harian lainnya. Ini merupakan
suatu kemajuan dan keunggulan tersendiri bagi Harian Analisa yang dapat
BAB IV
PERANAN HARIAN ANALISA DALAM
MEMPUBLIKASIKAN KEPARIWISATAAN DI
SUMATERA UTARA
4.1 Rubrik Tentang Kepariwisataan Sumatera Utara
Kegiatan wisata mempunyai berbagai macam motivasi dan dengan tujuan
tertentu. Motivasi perjalanan tersebut dibedakan dalam beberapa jenis, antara lain:
a. Pariwisata untuk menikmati perjalanan (Pleasure Tourism)
b. Pariwisata untuk rekreasi (Recreation Tourism)
c. Pariwisata kebudayaan (Cultureal Tourism)
d. Pariwisata olahraga (Sport Tourism)
e. Pariwisata untuk usaha (Bussiness Tourism)
f. Pariwisata untuk tujuan konferensi (Convention Tourism)
Menurut pendapat Drs.Azmil,M.Hum selaku KPID Sumatera Utara,
strategi dalam pemasaran pariwisata Sumatera Utara yang komprehensif melalui
media massa, termasuk media cetak, seharusnya sudah menjadi agenda rutin dan
mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Daerah setempat. Hal ini
membuktikan bahwa media termasuk unsur yang diperlukan dalam peranannya
memajukan kepariwisataan Sumatera Utara karena pengaruhnya yang besar di
tengah-tengah masyarakat. Fakta bahwa popularitas media cetak sebagai sarana
komunikasi bisnis yang menguntungkan dan yang nampak jelas keuntungan itu
Sebagai harian lokal, Analisa pada setiap penerbitannya selalu
memperhatikan kewajiban-kewajiban yang telah ditentukan dalam hal relay wajib
dan relay khusus, serta turut membantu dengan mengeluarkan rubrik yang
berhubungan dengan kota-kota di Sumatera Utara. Pola penerbitan yang
diterapkan Harian Analisa adalah seperti di bawah ini:
1 Politik : 25%
2 Ekonomi : 15%
3 Pendidikan : 15%
4 Hiburan : 35%
5 Iklan : 10%
Tidak terlepas dari itu semua, Harian Analisa juga turut membantu
pemerintah dalam bidang kepariwisataan. Contoh usaha yang paling jelas untuk
mendukung kepariwisataan itu diantaranya adalah dengan menerbitkan rubrik
yang berhubungan dengan kepariwisataan Sumatera Utara. Rubrik pariwisata ini
dibuat dalam satu halamana full dan diterbitkan pada setiap edisi khusus hari
Minggu. Masalah kepariwisataan yang dibahas selama ini biasanya mengenai
lokasi dan atraksi wisata, seperti:
a. Ikut menjadi sponsor pada Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Sprint Rally Seri 1
dan 2 di Sirkuit Cemara Abadi Medan, Minggu (25/5).
b. Meliput setiap kegiatan pada Pesta Bolon, yang diselenggarakan di desa
Parbaba, kecamatan Pangururan, pulau Samosir, Minggu (1/7). Pesta marga
Simbolon itu selain ajang silaturahmi juga kesempatan mempromosikan
c. Menerbitkan liputan pada peringatan se-Abad (100 tahun) wafatnya pahlawan
nasional Raja Sisingamangaraja XII yang dilaksanakan pada Senin (7/5).
4.2 Sponsor Pada Kegiatan-Kegiatan Pariwisata
Di luar kegiatan peliputan, Harian Analisa semakin dapat menunjukkan
peran sertanya dalam perkembangan kepariwisatan. Harian Analisa bukan hanya
turut berperan dalam peningkatan kepariwisataan Sumatera Utara tapi juga
mampu memperkenalkan Indonesia di mata dunia. Hal ini dibuktikan dengan turut
berperan serta dalam mempublikasikan dan juga menjadi sponsor pada event
berkelas Nasional hingga Internasional, diantaranya:
a. Pelaksanaan Medan Fair III tahun 2007 yang berlangsung 23 Agustus hingga
9 September dan ditutup Walikota Medan yang diwakili Wakil Walikota
Medan, Ramli.event yang menampilkan berbagai produk UKM unggul, seni,
budaya, dan pariwisata kota Medan ini mencatatkan transaksi Rp.19,7 Milyar
dari jumlah 218.000 orang pengunjung.
b. Perlombaan uji coba (eksibisi) Pacu Jetski Nasional di perairan Danau Toba
pada 28-30 November 2003. Acara ini akan mengawali pemulihan repromosi
pariwisata Danau Toba untuk menyambut Festival Solu Bolon Danau Toba
pada 6-7 Desember 2003.
c. Kejuaraan Jetski Internasional (Danau Toba Open International Jetsky
d. Sebagai sponsor pada hajatan akbar di kota Parapat (Danau Toba) berupa
lomba triathlon meliputi lari, renang, dan sepeda. Gagasan tersebut disambut
baik oleh Wakadis Pariwisata Sumatera Utara karena dinilai mempromosikan
potensi wisata Sumut ke luar negeri.
4.3 Website Harian Analisa Sebagai Sarana Informasi Pariwisata
Website Harian Analisa selain berisi sarana informasi berita on-line
(seperti yang diterbitkan pada media cetak Harian Analisa) juga diberikan
informasi tambahan mengenai objek-objek dan atraksi wisata yang ada di
Sumatera Utara. Ini dilakukan oleh Harian Analisa sebagai salah satu media cetak,
khususnya surat kabar, karena merasa tanggung jawab dan ikut andil memajukan
pariwisata khususnya yang ada di Sumatera Utara.
Melalui internet orang tidak harus datang langsung dan bertanya-tanya
tentang objek wisata di Sumatera Utara melainkan cukup dengan membuka
alamat website Harian Analisa lewat situs internetnya di
maka sudah bisa dengan cepat mendapatkan informasi yang diperlukan. Memang
dengan semakin maju dan berkembangnya zaman sekarang ini maka semakin
berpengaruh pula pada dunia kepariwisataan. Internet Harian Analisa dibuat
bukan hanya untuk memberikan informasi dan berita dari dunia politik dan hukum
saja namun juga hiburan yang dapat berdampak positif bagi sektor-sektor di luar