• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

PERANAN PRAMUWISATA DALAM PENGEMBANGAN

KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN KARO

KERTAS KARYA

DIKERJAKAN

O

L

E

H

RANDO SEMBIRING 062204059

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR

DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA

MEDAN

(2)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

PERANAN PRAMUWISATA DALAM PEMGEMBANGAN KEPERIWISATAAN DI KABUPATEN KARO

KERTAS KARYA DIKERJAKAN O

L E H

RANDO SEMBIRING 062204059

Pembimbing

Drs. Marzaini Manday, MSPD

Kertas karya diajukan kepada panitia ujian.

Program Pendidikan Non Gelar Fakultas Sastra USU Medan. Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam Program Studi Pariwisata.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR

DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA

BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA

MEDAN

(3)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

Disetujui Oleh :

PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

PROGRAM STUDI PARIWISATA

KETUA JURUSAN,

Drs Ridwan Azhar m.Hum

NIP. 131 124 058

(4)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

PENGESAHAN Diterima oleh :

PANITIA UJIAN PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR SASTRA DAN BUSAYA

FAKULTAS MELENGKAPI SALAH SATU SYARAT UJIAN DIPLOMA III

DALAM BIDANG STUDI PARIWISATA Pada :

Tanggal : Hari :

PROGRAM PENDIDIKAN SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Dekan,

Drs. Syaifuddin M.A, Ph.D, NIP. 132 098 531

Panitia Ujian

No. Nama Tanda Tangan

1. Drs. Marzaini Manday, MSPD. (Dosen Pembimbing) ( )

2. Drs. Parlaungan Ritonga (Dosen Pembaca) ( )

3. Drs. Ridwan Azhar, M. Hum (Ketua Jurusan) ( )

(5)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

rahmat dan karunia-Nya telah memberikan ilmu pengetahuan, kekuatan dan

kesempatan kepada penulis, sehingga mampu menyelesaikan kertas karya ini

dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun judul kertas karya ini adalah

“Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Keperawisataan Di Kabupaten

Karo”. Tugas akhir ini merupakan syarat untuk dapat menyelesaikan Pendidikan

di Program Studi Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Syaifuddin M.A, Ph.D, Selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Ridwan Azhar, M. Hum, Selaku Ketua Program Studi Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Mukhtar, S.Sos S. Par, MA Selaku Sekretaris Program Studi Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Marzaini Manday, MSPD, Selaku Dosen Pembimbing yang sangat membantu Penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini.

5. 2. Drs. Parlaungan Ritonga Selaku Dosen Pembaca yang telah bersedia memeriksa kertas karya ini.

6. Bapak Solahudin Nasution M.SP, Selaku Koordinator Praktek Bidang Usaha Wisata yang telah memberikan pengetahuan, pengalaman, wawasan,

dan nasehatnya kepada penulis.

7. Untuk seluruh teman-teman Pariwisata khususnya UW 06 (Erawati, Tri Selamat, Faisal, Erda, Popy, Nina, Yuni, Fani, Supri, Fiqi, Ilen, Vera, Lulu,

Oni, Yuntel, Dini, Cemul, Keluarga K. Rotua, Keluarga K. Yunda, Veny, Eza,

Heri, Rico, Yogi dan lain-lain

8. Untuk teman-teman kost, (Tika, B. Tua, B. Agre, K. Lola, K. Ratna).

(6)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

10. Untuk best friend (Annes, Nia, Mincen, Sintong, Niel, Duma, Eli, Neny, Titin, Kris, Berta thanks ya buat pertemanannya.

11. Untuk Serly terima kasih untuk semua selama ini

12 Untuk keponakan yang nakal Agri Sihombing yang baik, Noel Sihpmbing makasih buat dukungan semangatnya.

Akhirnya penulis mempersembahkan kertas karya ini untuk orang-orang

yang penulis sayangi yakni, Keluarga Bapak R. Sembiring Mama, R. Br. Saragih,

Kak Juli, Kak Vina, Kak Erti, Kak Rista, B. Leo, B. Jefri yang telah memberikan

dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini.

Pada kesempatan ini penulis mengharapkan adanya kritik dan saran guna

penyempurnaan kertas karya ini terima kasih.

Medan, Maret 2009

(7)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN PRAMUWISATA

2.4.5 Peranan Pramuwisata Dalam Memandu Wisatawan …….. 24

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG POTENSI KEPARIWISATAWAN DI KABUPATEN KARO 3.1 Informasi Umum Tanah Karo ……… 26

3.2 Kebudayaan Kabupaten Karo ……… 29

3.3 Potensi Kepariwisataan Kabupaten Karo ………. 33

3.4 Sarana Dan Prasarana ……… 40

(8)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

BAB IV PERANAN PRAMUWISATA DALAM USAHA PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN KARO

4.1 Pramuwisata Sebagai Duta Bangsa ………. 43

4.2 Hubungan Pramuwisata Dengan Wisatawan ……… 43

4.3 Peranan Pramuwisata Dalam Meningkatkan

Arus Kunjungan Wisatawan ………. 45

4.4 Hambatan-Hambatan Yang di Hadapi Pramuwisata …….. 47

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ……… 48

5.2 Saran ………. 49

DAFTAR PUSTAKA

(9)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

ABSTRAKSI

Profesi sebagai tour guide / gemandu wisata / pramuwisata / duta wisata sebenarnya telah ada sejak terjadi perkembangan peradaban manusia, terutama Di abad pertengahan di mana para pemimpin agama memberi petunjuk memandu bahkan menyediakan tempat pemondokan untuk para pengembara dengan segala tujuannya. Namun secara modern baru dikenal dalam abad XIX.

Sebagai duta bangsa peramuwisata merupakan orang yang langsung berhubungan dan berkomunikasi serta melakukan kontak pribadi dengan wisatawan. Hendaknya pramuwisata dapat melaksanakan tugas dan kewajiban dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Seorang pramuwisata juga mestilah orang-orang yang mempunyai wawasan luas tentang daerah, budaya, adat - istiadat, pola hidup masyarakat, dan lingkungan di suatu tempat.

Diharapkan peramuwisata juga dapat menjadi penggerak program sadar wisata di daerahnya. Karena sadar wisata merupakan salah satu penentu dari kemajuan kepariwisataan daerah, sadar merupakan kegiatan yang saling berkaitan satu sama lainnya, seperti dalam pelayanan, kelestarian, dan keamanan.

(10)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Sektor pariwisata merupakan salah satu andalan pemasukan devisa,

penyedia lapangan kerja dan penggerak pada perekonomian di sekitar objek

wisata. Karena itu komponen bangsa harus turut mendukung kemajuan sektor

pariwisata, baik menyangkut tata kelola kebijakannya maupun pengembangan

potensi dan pelestarian objek wisatanya.

Sebagai layaknya komoditi lain, yang dapat menghasilkan devisa dan

memperbaiki neraca pembayaran hutang luar negeri, industri parawisata dapat

dikategorikan sebagai komoditi ekspor. Parawisata dapat mendatangkan dolar

bagi negara. Negara bisa mendapat pemasukan yang luar biasa dari sektor

pariwisata jika dikelola baik dan benar.

Peningkatan mutu dan pelayanan bagi wisatawan dalam dan luar negeri

terus dikampanyekan pemerintah setiap tahunnya. Hal itu dapat di tempuh dengan

berbagai kebijakan seperti : peningkatan mutu, pelayanan informasi, teknologi,

komunikasi, sarana prasarana berstandar internasional serta peningkatan kualitas

pramuwisata. Hal itu menjadi tugas kita sebagai orang-orang yang berwawasan,

bermoral dan bertanggung jawab. Oleh sebab itu saat ini banyak kita jumpai

sekolah ataupun universitas yang memiliki jurusan kepariwisataan sebagai sarana

(11)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

Pramuwisata juga dapat berfungsi sebagai pemberi informasi tentang

struktur negara, kedaulatan negara, idiologi negara dan kebudayaan masyarakat.

Pramuwisata yang bertugas memberikan pelayanan kepada wisatawan,

menyuguhkan informasi-informasi yang jelas dan menarik. Pramuwisata juga

berperan sebagai teman wistawan selama tour berlangsung.

Kabupaten Karo merupakan daerah kunjungan wisata yang utama di

Provinsi Sumatera Utara. Berbagai objek wisata menarik terdapat di daerah ini.

Kabupaten Karo memiliki potensi wisata yang dapat dikembangkan seperti wisata

alam, wisata budaya, dan didukung keramahtamahan penduduk setempat yang

semuanya itu memiliki nilai yang sangat tinggi sebagai asset pramuwisata negara.

Demi menunjang kemajuan kepariwisataan itu, sangat dibutuhkan partisipasi

pramuwisata yang berkualitas menuju wisata di Kabupaten Karo. Atas dasar inilah

penulis tertarik untuk menelaah masalahnya dan menjadikannya sebagai judul

kertas karya “Peranan Pramuwisata dalam Pengembangan Kepariwisataan di

Kabupaten Karo”.

1.2 Pembatasan Masalah

Bila kita berbicara tentang pariwisata dewasa ini, pembahasannya akan

sangatlah luas maka penulis tidak membicarakan secara menyeluruh. Karena itu

penulis membatasi tulisan ini hanya mengenai peran pramuwisata dalam

pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Karo. Disampaing itu penulis juga

(12)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan kertas karya ini

adalah sebagai berikut.

1. Memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya

Program Diploma III, Jurusan Pariwisata, Fakultas Sastra, Universitas

Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui sejauh mana peran pramuwisata dalam pengembangan

kepariwisataan di Kabupaten Karo.

1.4 Metode Penulisan

Dalam menyusun kertas karya ini penulis mengumpulkan data dengan tiga

cara, yaitu :

1. Studi kepustakaan (library research), yaitu pengumpulan data/teori dengan

membaca buku-buku perkuliahan dan bahan yang ada sangkut pautnya

dengan kepariwisataan, serta yang berhubungan dengan masalah yang

dibahas.

2. Studi lapangan (field research), yaitu pengumpulan data objek itu sendiri

(13)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

1.5 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan kertas

karya ini adalah sebagai berikut.

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan judul, pembatasan

permasalahan, tujuan penulisan, metode penulisan, dan

sistematika penulisan.

BAB II : URAIKAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN

PRAMUWISATA

Dalam bab ini penulis menguraikan pengertian pariwisata,

kepariwisataan, sejarah profesi guide, pengertian pramuwisata

dan mencakup mengenai pesyaratan menjadi pramuwisata,teknik

pelayanan,proses komunikasi pramuwisata,tugas-tugas dasar

pramuwisata dan peranan pramuwisata dalam memandu

wisatawan.

BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG POTENSI

KEPARIWISATAWAN

DI KABUPATEN KARO

Dalam bab ini penulis menguraikan mengenai ,informasi umum

tanah Karo, kebudayaan Kabupaten Karo, potensi kepariwisataan

Kabupaten Karo, sarana dan prasarana dan arus kunjungan

(14)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

BAB IV : PEMBAHASAN MENGENAI PERAN PRAMUWISATA

DALAM PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN DI

KABUPATEN KARO

Bab ini menjelaskan pramuwisata sebagai duta bangsa, usaha

pemerintah Kabupaten Karo dalam pengembangan

kepariwisataan, peranan pramuwisata dalam meningkatkan arus

kunjungan wisatawan.

BAB V : PENUTUP YANG MELIPUTI KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

(15)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

BAB II

URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN PRAMUWISATA

2.1 Pengertian Pariwisata

Defenisi pariwisata menurut beberapa ahli, yaitu :

a. Menurut Mr. Herman V. Schulard ( dalam Yoeti, 1996:114 ), Pariwisata

adalah sejumlah kegiatan terutama yang ada kaitannya dengan

perekonomian secara langsung berhubungan dengan masuknya

orang-orang asing melalui lalu lintas di suatu negara tertentu, kota dan daerah.

b. Menurut Prof. K. Krapt dan Prof. Hunziker ( dalam Yoeti, 1996:112 ),

Pariwisata adalah keseluruhan dari gejala-gejala yang ditimbulkan dari

perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta penyediaan tempat

tinggal sementara, asalkan orang asing itu tidak tinggal menetap dan tidak

memperoleh penghasilan dari aktivitas yang bersifat sementara.

c. Menurut Prof. Salah Wahab ( dalam Yoeti, 1982:107 ), “ A proposeful

human activity that serve as a link between people either within one some

country or beyond the geographical limits or state. It involves the

temporary displacement of people to other region, country, for the

satisfaction of varied needs other than exciting a renumareted function “.

“ Pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar

yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam

suatu negara itu sendiri atau di luar negeri ( meliputi pendiaman

(16)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia memperoleh pekerjaan

tetap “.

d. Menurut E. Guyer Fleuler ( dalam Yoeti, 1983:120 ), Pariwisata dalam arti

modern adalah fenomena dari zaman sekarang yang pada umumnya

didasarkan atas kebutuhan, kesehatan dan pergantian hawa. Sedankan pada

khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan

kelas masyarakat manusia sebagai hasil dari perkembangan perniagaan,

industri, perdagangan, serta penyempurnaan dari alat-alat pengangkutan.

2.2 Pengertian Kepariwisataan

Pada dasarnya kata kepariwisataan berasal dari kata pariwisata. Hal ini

sudah menjadi kebiasaan untuk memberikan pengertian yang lebih luas, bagi

suatu kata yang memiliki makna jamak. Maka kepariwisataan adalah hal-hal yang

berhubungan dengan pariwisata demikianlah seharusnya pengertian kata tersebut

ditinjau dari etimologinya.

Sebagaimana diketahui bahwa pengertian kepariwisataan dapat diketahui

melalui apa yang dikeluarkan oleh pemerintah ataupun Tap MPR No. 1 dan No. 2

tahun 1960 bahwa “kepariwisataan dalam dunia modern pada hakekatnya adalah

suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam memenuhi kebutuhan

jasmani dan rohani setelah beberapa waktu bekerja serta mempunyai modal untuk

melihat-lihat daerah lain ataupun negara lain. Menghabiskan sebagian uangnya

untuk mencari kesenangan, kepuasan, ketenangan, kesan yang mendalam di

tempat-tempat wisata yang menarik dan unik demi mencari kepuasan tersendiri

(17)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

Berdasarkan keterangan di atas umum tampak bahwa pada prinsipnya

kepariwisataan merupakan suatu perjalanan yang bersifat menyegarkan jasmani

dan rohani dan juga tidak terlepas dari faktor ekonomi.

Sumatera Utara merupakan pintu masuknya wisatawan asing ke Indonesia,

ini disebabkan karena banyaknya objek wisata yang menarik untuk dikunjungi.

Untuk meningakatkan arus wisata yang lebih tinggi maka Gubernur Sumatera

Utara melalui SK No. 355/XIV/GSU tanggal 2 Agustus 1971 pengertian

kepariwisataan sebagai berikut :

“Kepariwisatawan adalah lalu lintas manusia dan bahwasannya dengan

tujuan perjalanannya untuk keperluan rekreasi, hiburan, kesehatan, pendidikan,

agama, olah raga, perdagangan, kekeluargaan, pertemuan-pertemuan, dan

kunjungan mengibah oleh warga sendiri maupun warga asing dengan maksud

tidak menetap. Jadi pengertian ini telah memuat perjalanan dengan maksud dan

alasan tertentu dalam banyak hal karena alasan urusan atau peristiwa-peristiwa

penting dan kepergian dari tempat tinggal tetap hanyalah untuk sementara waktu

saja dengan ketentuan bahwa perjalanan tersebut selain keperluan dinas, maka

harus dikaitkan dengan perjalanan untuk bersenang-senang di tempat yang

(18)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

Satu hal yang menonjol dari pembatasan yang dikemukakan di atas adalah

pada apa yang menjadi ciri dari perjalanan pariwisata itu adalah sama atau dapat

disamakan (waktu cara mengemukakannya berbeda) dalam pengertian

kepariwisataan tedapat beberapa faktor penting yang ada dalam pengertian

pariwisata. Faktor yang dimaksud antara lain :

1. Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat yang lainnya

2. Perjalanan itu untuk sementara waktu.

3. Orang yang melakukan perjalanan itu tidak mencari keuntungan di tempat

yang dikungjungi tetapi hanya semata-mata sebagai konsumen di tempat

tersebut. Perjalanan tersebut walau bagaimanapun bentuknya harus

dikaitkan dengan pertamasyaan atau rekreasi. Hanya untuk

bersenang-senang menghabiskan sebagian uang demi kebersenang-senangan.

Dari keterangan di atas, penulis mencoba memberikan pengertian tentang

wisatawan atau orang-orang yang melakukan perjalanan wisata, apa-apa saja yang

dikatakan sebagai wisatawan dan yang tidak dikatakan sebagai wisatawan.

Menurut Panitia Statistik Liga Bangsa-bangsa dalam sidang dewan yang

diselenggarakan pada tanggal 22 Januari 1937 ( dalam Yoeti, 1983:125-126 ).

Yang dikatakan sebagai wisatawan, yaitu :

1. Mereka yang melakukan perjalanan untuk kesenangan pribadi,

rombongan, dan keluarga.

2. Mereka yang melakukan perjalanan dengan alasan untuk

(19)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

3. Mereka yang melakukan perjalanan untuk keperluan

pertemuan-pertemuan, atau karena ada tugas tertentu seperti diplomasi, agama,

olahraga, dan urusan kesehatan.

4. Mereka yang dalam perjalanan dengan kapal atau pesiar walau singgah

disuatu negara atau wilayah kurang dari 24 jam.

Yang bukan wisatawan yaitu :

1. Mereka yang datang dengan tujuan mencari pekerjaan ataupun

mengadakan kegiatan usaha di suatu negara.

2. Mereka yang melakukan perjalanan kurang dari 24, walaupun untuk

mencari kesenangan.

3. Mereka yang datang untuk mengusahakan tempat tinggal tetap di suatu

negara.

4. Penduduk di daerah kapal batas dan mereka tanpa kerja di negara yang

berdekatan.

5. Orang-orang yang melintas di suatu negara tanpa tinggal walaupun

perjalanan tersebut lebih dari 24 jam. Hanya sebagai orang yang

melakukan perlintasan batas, hanya dalam kendaraan.

Sebagaimana yang telah tertulis dalam ketentuan umum pasal 1 Peraturan

Pemerintahan Republik Indonesia No. 24 tahun 1979 bahwa :

“Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan

masyarakat yang ditunjuk untuk menata kebutuhan perjalanan dan persinggahan

wisata. Dengan melihat uraian tersebut maka cukup jelas mengetahui sedikit

(20)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

2.3 Sejarah Profesi Guide

Berbicara mengenai pramuwisata berarti tidak luput dari travel agent.

Karena pramuwisata merupakan tonggak dari sebuah perusahaan tempat ia

bekerja, baik atau buruk perusahaan itu bergantung pada keseriusan pekerjaannya.

Oleh karena itu untuk mengetahui sejarah profesi guide, maka disini akan di

uraikan mengenai sejarah travel agent pertama di dunia.

Permulaan abad XIX ditandai dengan adanya kemajuan di bidang

transportasi, baik darat, laut maupun udara banyak orang-orang melakukan

perjalanan dari satu kota ke kota yang lain dan dari satu benua ke benua lain. Hal

ini dimungkinkan karena adanya kemajuan pesat dalam pembangunan transportasi

dan akomodasi sehingga dapat lebih memudahkan orang untuk melakukan

perjalanan.

Thomas Cook lahir pada tanggal 22 November 1818 dianggap sebagai

orang yang pertama membangun Travel Agent sebagai salah satu profesi.

Sebelumnya Thomas Cook dianggap sebagai orang yang tidak berbakat dalam

bekerja. Setelah berusia 10 tahun ia keluar dari sekolah dan kemudian bekerja

pada satu perusahaan dan kemudian pindah lagi ke perusahaan yang lainnya,

karena ia selalu diliputi rasa tidak betah pada satu pekerjaan yang menetap.

Setelah melihat dan mengamati perkembangan transportasi yang semakin

berkembang ditambah banyaknya hotel yang didirikan maka iseng-iseng ia

merencanakan perjalanan dengan menggunakan kereta api. Tour yang paling

bersejarah yang pernah ia lakukan yaitu A Round Trip Excursion perjalanan antara

kota Leincester ke kota Lougborough dengan biaya 1 Shilling setiap orang pada

(21)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

Diluar dugaan peserta tour itu mendapat sambutan hangat, begitu banyak

orang yang ingin ikut kembali jika tour diadakan. Ini membuktikan ia adalah

penyelenggaraan perjalanan yang di komersialisasikan untuk pertama kalinya.

Thomas Cook sebagai pengatur perjalanan yang terorganisasi pertama di dunia.

Empat tahun kemudian usahanya ini telah menjadi suatu perusahaan

perjalanan yang dapat merencanakan, mengorganisir, serta menyelenggarakan

perjalanan wisata dengan menggunakan jasa kereta api. Dari usahanya ini ia

memperoleh komisi 5 % dari perusahaan kereta api Midland Counties Railway

Company.

Tour yang diselenggarakannya itu tidak hanya ditujukan kepada daerah

tujuan wisata tetapi juga ke daerah baru sesuai dengan perkembangan jaringan

jalur kereta api pada waktu itu.

Atas permintaan orang banyak maka pada tahun 1851 ia mengadakan tour

ke London dengan jumlah peserta 150.000 orang untuk menyaksikan World

Exposition dengan menyediakan transportasi lengkap dengan penginapan bagi

setiap peserta tour nya. Pada tahun 1855 ia mengadakan tour ke Prancis untuk

menyaksikan Paris Exhibition. Ini merupakan Grand Tour pertama yang berhasil

dilaksanakannya. Dan tour ini terkenal dengan ‘Cook’s Travel Agent di London

pada tahun 1868. setelah itu ia ditunjuk sebagai agent perjalanan wisata dari

(22)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

2.4. Pengertian Pramuwisata

Secara umum pengertian pramuwisata (tour guide) adalah orang yang

dibayar untuk memberikan informasi tentang objek, wilayah, dan menemani

wisatawan ketika mengunjungi, melihat, dan menyaksikan objek atau atraksi

wisata.

Menurut SK. MENHUB. NO. SK. 234/K/1970, yang menyatakan

“ Seseorang yang mempunyai kartu pramuwisata untuk menyelenggarakan

bimbingan perjalanan serta pemberian penerangan tentang kebudayaan, kekayaan

alam dan aspirasi kehidupan bangsa Indonesia atau penduduk di suatu wilayah

dan atau mengenai suatu objek spesialisasi/khusus terhadap para wisatawan baik

secara perorangan ataupun dalam suatu kelompok, dengan menggunakan satu atau

beberapa bahasa tertentu ”.

Menurut SK. MENPARPOSTEL NO. KM. 82/PW.102/MPPT-1998, yang

menyatakan “ Seseorang yang memberi bimbingan penerangan dan petunjuk

tentang objek wisata serta membantu segala sesuatu yang diperlukan oleh

wisatawan ”.

Menurut Drs. Oka A. Yoeti ( dalam bukunya Guiding System )

mengatakan bahwa, pramuwisata adalah orang yang memberi penerangan,

penjelasan, serta penunjuk jalan kepada wisatawan dan travellers lainnya tentang

segala sesuatu yang hendak dilihat, disaksikan oleh wisatawan yang bersangkutan

(23)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

2.4.1 Persyaratan untuk Menjadi Pramuwisata

Menurut Surat Keputusan Dirjen Pariwisata KEP/21/1980, yang

merupakan peraturan pelaksanaan dari SK. MENHUB dengan perincian

terutama persyaratan mengenai pramuwisata. Adapun syarat-syarat untuk

menjadi pramuwisata adalah :

1. Warga Negara Indonesia (WNI)

2. Umur minimum 18 tahun

3. Berkelakuan baik

4. Sehat fisik dan mental

5. Menguasai bahasa asing yang baik dan benar

6. Menguasai salah satu bahasa asing pilihan dengan lancar

7. Mengetahui tentang objek wisata dan ketentuan mengenai perjalanan

wisata

8. Memiliki sertifikat dan tanda pengenal

Bagi pramuwisata yang telah memiliki sertifikat harus memenuhi

persyatan sebagai berikut :

1. Memakai tanda pengenal (Badge).

2. Memakai lencana pramuwisata yang telah ditentukan dan disediakan oleh

Dinas Pariwisata.

3. Bertingkah laku baik dan sopan

4. Mematuhi tata cara perjalanan yang telah ditentukan

5. Membantu pemerintah dalam pengembangan kepariwisataan.

(24)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

Keharusan lain yang dimiliki oleh pramuwisata yang telah memiliki ijin

kerja yaitu memberikan laporan secara tertulis mengenai kegiatannya kepada

dinas pariwisata secara berskala sekurang-kurangnya sekali dalam tiga bulan

dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Pariwisata.

Izin itu bias saja dicabut apabila :

1. Memperolej sertifikat dan tanda pengenal secara tidak syah

2. Menjalankan tugas yang bertentangan dengan ijin kerja yang diberikan.

3. Alasan-asalan kesehatan yang tidak memungkinkan prawisata untuk

meneruskan tugasnya dengan baik.

2.4.2 Teknik Pelayanan

Menurut buku pedoman Tugas Pramuwisata yang disusun oleh Direktorat

Jenderal Pariwisata yang dimaksud teknik pelayanan yaitu :

“Suatu seni melaksanakan tugas dengan terampil, luwes dan profesional”

Apabila pramuwisata telah memiliki keterampilan dengan kesamaan

tanggapan, dan persamaan fikiran dalam melaksanakan tugas maka akan

mendorog terciptanya kesadaran akan untuk melaksanakan tugas secara

professional yang akan di taati bersama.

Seorang pramuwisata harus menjamin wisatawan yang pulang kembali ke

Negara asalnya sebagai seorant diplomat dengan senyum selalu menghiasi bibir,

walaupun perasaan dalam keadaan yang tidak menyenangkan.

Seorang pramuwisata harus dapat menjamin wisatawan yang pulang

kembali ke Negara asalnya membawa kesan yang baik tentang daerah-daerah dan

(25)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

pramuwisata harus belajar untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi

wisatawan. Diharapkan juga seorang pramuwisata menguasai teknik-teknik

pelayanan sebagai penunjang pelayanan terbaik pelayanan terbaik bagi wistawan.

Teknik pelayanan informasi tentang suatu objek wisata yaitu :

1. Jangan berbicara terlalu cepat atau terlalu lambat

2. Atur suara dan nada suara kondisi di lapangan

3. ucapkan kata dengan penuh gairah, membina hubungan dengan wisatawan

berilah penghormatan atau salam terlebih dahulu sebelum wisatawan yang

melakukannya. Sebelum memulai pembicaraan paket perjalanan. Jangan

membeda-bedakan pelayanan antara wisatawan yang satu dengan

wisatawan lainnya

4. Dengarkan dan terima semua pengaduan dengan baik

5. Jangan beradu argumentasi dengan wisatawan

6. Usahakan untuk memahami pengaduannya

7. Kalau mungkin pengaduannya dapat diterima, sampaikan permintaan maaf

atas nama pribadi maupun organisasi walaupun bukan kesalahan anda

Menjual jasa pelayanan, yaitu :

1. Selalu memperhatikan orang lain, ingat wajah, inisial atau bahkan nama

tamu.

2. ramah tamah baik dalam tingkah laku, suara maupun kata-kata.

3. Berikan pelayanan dengan cepat.

4. Jangan bercakap-cakap dengan petugas yang lain kalau anda sedang

(26)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

5. Jangan mengeluh di depan tamu tentang kelelahan dan kesibukan yang

anda rasakan.

6. Jangan membandingkan pelayanan yang doberikan oleh tour guide yang

lain.

2.4.3 Proses Komunikasi Pramuwisata

Seorang pramuwisatalah yang langsung berhubungan dan berkomunikasi

dengan wisatawan, pramuwisata melakukcan kamunikasi selama menjalankan

tugasnya.

Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih bertukar

fikiran, informasi, pengetahuan maupun perasaan. Bagi seorang pramuwisata

berkomunikasi pada wisatawan, berarti memberikan informasi memperkenalkan,

menjelaskan objek wisata, kota, daerah, dan negaranya, dengan cerita-cerita yang

menarik dan keunikan-keunikan yang bias diceritakan pada wisatawan.

Agar dapat memberikan informasi yang efektif seorang pramuwisata harus

mengetahui bahwa rombongan yang dibawanya terdiri dari banyak suku bangsa,.

Sehingga paling tidak seorang pramuwisata harus menguasau beberapan bahasa

asing dengan baik. Sehingga pramuwisata nantinya dapat menceritakan hal-hal

yang positif tentang negaranya, daerah, bangsa, kepada wisatawan yang

(27)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

Seni Berkomunikasi

Salah satucara seorang pramuwisata melakukan komunikasi dengan

anggota rombongan wisatawan yang dibawanya adalah dengan jalan memberikan

komentar (commentary) yaitu dalam bentuk percakapan yang disampaikan selama

dalam perjalanan pada semua anggota rombongan.

Komentar di pusatkan pada suatu objek daerah yang sedang disaksikan

atau dikunjungi. Dalam hal ini seorang pramuwisata akan meberikan penjelasan

informasi, petunjuk, mengenai segala yang berhubungan dengan objek uang

sedang dilihat. Agar dalam memberikan komentar atau informasi tercapai tujuan

yang efektif maka seorang pramuwisata harus memenuhi beberapa aspek berikut :

a. Dapat memberi semangat (stimulation)

Ini berarti komentar harus dapat menggerakkan orang-orang agar berbuat dan

mengarahkan perhatian serta meyakinkan mereka apa yang sedang disaksikan,

melebihi dari apa yang dibaca atau yang diketahui dari brosur dan media

promosi lainnya.

b. Komentar yang disampaikan harus jelas dan terang

Komentar harus dapat membantu anggota rombongan wisatawan untuk

memberi klarifikasi apa yang dilihat dan disaksikan. Seorang pramuwisata

harus selalu beranggapan bahwa dalam pikiran setiap wisatawan selalu diliputi

oleh keadaan mas of impression yang timbul secara spontan dalam sekejap

waktu dan tidak beraturan karena itu apa yang disampaikan seorang

pramuwisata haruslah dapat merumuskan apa yang ingin diutarakan tentang

yang dilihat atau disaksikan. Caranya tidak ubah seperti professor yang sedang

(28)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

c. Komentar harus berkesinambungan

Dalam hal ini tidak berarti seorang pramuwisata akan berbicara dan

memberikan komentar secara terus menerus selama dalam perjalanan.

Maksudnya berkesinambungan dalam hal ini adalah seorang pramuwisata

harus memberikan komentar, apa yang diuraikan atau dijelaskan terdahulu.

Harus ada kaitannya dengan yang lain dalam arti tidak merupakan cerita yang

terpotong-potong.

Agar seorang pramuwisata dapat melakukan tugasnya seperti apa yang

diutarakan diatas, dalam berkomentar ia harus dapat mencegah:

1. Membicarakan tentang hal-hal yang tidak berhubungan dengan tugasnya.

Namun dia harus menghindari sifat membisu atau berbicara terlalu sedikit,

sehingga wisatawan menilai negatif.

2. Memberikan informasi secara menonton sehingga memberi kesan

membosankan bagi wisatawan. Di usahakan komentar yang bervariasi

diselingi oleh humor yang segar.

3. Dalam memberikan komentar jangan berlebih-lebihan, seakan-akan tidak

ada tandingnya, baik mengenai objek atau wisata dan cara memberikan

informasi.

4. Dalam memberikan komentar harus sadar sebenarnya sedang berhadapan

dengan siapa, dan pada siapa pelayanan diberikan.

Karena itu persiapan fisik, mental serta harus menumbuhkan sifat

bersahabat dalam beradaptasi dengan wisatawan yang berbesa karakter sehingga

dapat menyampaikan informasi secara sistematik. Diketahui bahwa wisatawan

(29)

benar-Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

benar matang dari seorang pramuwisata. Pramuwisata juga hcarus menyadari

bahwa :

1. Wisatawan adalah orang-orang yang sangat penting dalam profesi guide

2. Wisatawan sangat penting bagi dunia pariwisata.

3. Wisatawan mendatangkan bagi perusahaan dimana pramuwisata bekerja.

Hidup dan perusahaan tergantung pada ada atau tidak adanya kunjungan

wisatawan.

4. Wisatawan bukanlah lawan yang perlu diajak untuk berdebat, kalau

seandainya terpaksa, maka wisatawan selalu dipihak yang benar.

5. Wisatawan merupakan manusia biasa yang memiliki perasaan, bahagia,

sedih, benci, suka,emosi, prasangka, kagum.

6. Wisatawan selama dalam perjalanan tidak obahnya seperti anak kecil yang

selalu ingin diperhatikan, dimanjakan dan sama sekali tidak suka

diremehkan.

2.4.4 Tugas-tugas Dasar Pramuwisata

Menurut SK. MENPARPOSTEL NO. KM.82/PW.102/MPPT 1988

tanggal 17 September menyebutkan bahwa :

1. Mengatur wisatawan baik perorangan maupun rombongan, yang

mengadakan perjalanan dengan transportasi yang tersedia

2. Memberi penjelasan tentang rencana perjalanan dan objek wisata serta

memberi penjelasan mengenai dokumen perjalanan, akomodasi,

transportasi dan fasilitas wisata lainnya

(30)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

4. Membantu menguruskan barang-barang wisatawan

5. Memberi pertolongan kepada wisatawan yang sakit, baik yang mendapat

kecelakaan atau kehilangan atau musibah lainnya

Diantaranya sekian banyak yang dipercayakan kepada seorang pramuwisata, ada

beberapa hal yang dapat dijadikan dasar dalam melakukan tugasnya (Fundamental

Tasks).

Dalam hal ini tugas tidak berhubungan dengan komentar atau dengan apa

yang diperlihatkan pada waktu-waktu tertentu. Tetapi tugas-tugas yang banyak

berkaitan dengan organisasi dan aspek-aspek teknis dari suatu kunjunga seperti

city sightseeing dan excursion dalam memberikan panduan kepada wisatawan

secara perorangan.

Tugas-tugas dasar harus dilaksanakan secara professional ditunjang dan

oleh pengetahuan yang memadai. Maksudnya agar menjasmin terciptanya

pelayanan yang sebaik-baiknya kepada wisatawan:

Di antara tugas-tugas dasar ini yang di anggap penting di ketahui adalah :

a. Tugas Dalam Kantor

Pramuwisata dapat bertugas sebagai Reception agent, yaitu sebagai orang

yang bertugas untuk menemani seseorang maupun rombongan wisatawan

yang datang (arrival) atau yang akan berangkat (departure) baik di lapangan

udara (airport), pelabuhan (seaport) dan menemani wisatawan selama

menjalani tour. Sesuai dengan tugas-tugas tersebut maka seorang pramuwisata

harus melakukan tugasnya yang pertama sebagai karyawan pada biro

(31)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

Adapun tugas-tugasnya adalah:

Sebagai penerima tamu, menyangkut kegiatan-kegitan memberi pelayanan

langsung pada wisatawan tanpa perantara dan langsung bertatap muka. Untuk itu

sangat dibutuhkan kesiapan dari setiap pramuwisata, seperti :

1. Membuat daftar peket-paket perjalanan yang akan dijual kepada

wisatawan lengkap dengan hari, tanggal, jam, objek akomodasi, rute dan

biaya yang dibebankan pada wisatawan.

2. Menurut nama-nama wisatawan yang ikut dalam perjalanan wisata yang

diselenggarakan.

3. Membuat daftar nama wisatawan yang ikut dalam rombongan dalam satu

bus.

4. Mencatat nama, alamat, no telpon perusahaan angkutan wisata yang akan

digunakan (kalau biro perjalanan yang bersangkutan tidak memiliki bus

sendiri.

5. Mempersiapkan label atau stiker yang akan digunakan sebagai identitas

anggota rombongan selama dalam perjalanan.

6. Mencatat nama-nama wisatawan sesuai dengan negaranya, dengan Negara

tujuan terakhirnya,

7. Mencatat hari, tanggal serta jam keberangkatan wisatawan atau mereka

yang bakalan datang.

8. Membuat nama-nama daftar anggota rombongan yang berhalangan seperti

sakit, atau terjadi yang tidak diinginkan dan mengurus kepulangan

wisatawan yang bersangkutan jelas Negara asalnya.

(32)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

Tugas Umum Seorang Pramuwisata

Pelayanan atau Reguler tour ini dapat dibagi dalam beberapa bagian tugas

penting yaitu :

1. Meneliti perjalanan yang sudah dipersiapkan. Kondisi objek yang akan

dikunjungi baik dari segi keamana, kesiapan pengelola objek, kondisi

akomodasi yang digunakan, transportasi, dan yang paling utama konsumsi

selama tour berlangsung.

2. Mencatat nama-nama anggota tour baik secara prorangan atau secara

rombongan. Lengkap dengan asal Negara, umur, jenis kelamin.

3. Mencatat nama hotel dimana wisatawan akan menginap, mengkomfirmasi

ulang apakah hotel tersedia atau tidak sesuai dengan apa yang diminta

4. Menjemput wisatawan dari bandara atau pelabuhan laut, dengan waktu

yang lebih cepat dari jam kedatangan wisatawan.

5. Menentukan dimana tour akan dimulai dan dimana akan selesai lengkap

dengan tanggap, hari dan jamnya.

6. Mempersiapkan sejumlah uang yang akan diperlukan selama perjalaan

untuk membayar karcis masuk tips.

7. Mempersiapkan stiker yang akan dibagikan pada wisatawan sebagai

identitas bagi pengikut tour.

8. Memberitahukan kepada supir dimana rombongan akan beristirahat,

berfoto, atau bahkan berbelanja. Sesiuai dengan data-data yang telah

disusun sebelumnya.

9. Mempersiapkan (P3K) obat-obatan sebagai pertolongan pertama jika

(33)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

10.Membagikan brocheures perusahaan

11.Mengambil tour statement dan meminta tanda tangan tour leader.

12.Memeriksa dan mengambil Vouce pada tour leader.

2.1.5 Peranan Pramuwisata dalam Memandu Wisatawan

Industri pariwisata adalah industri jasa yang menghasilkan devisa bagi

negara, yang ternyata juga penunjang kemajuan suatu bangsa yang terus

berkembang dengan pembangunan-pembangunan sarana dan prasarana yang

berkaitan dengan kepentingan umum maupun kepentingan dunia kepariwisataan.

Pembangunan tanpa pengelola tentu tidak akan menghasilkan produk yang

memikat. Untuk itu selain peningkatan pembangunan wisata juga diperlukan

pekerja-pekerja yang terampil dan handal dari seorang pramuwisata. Pramuwisata

sebagai salah satu unsur kepariwisataan bertugas memberikan bimbingan,

penerangan, informasi yang jelas mengenai objek wisata serta memberikan

pelayanan untuk kepentingan wisatawan. Pramuwisata merupakan orang yang

langsung bertatap muka dengan wisatawan.

Tugas pramuwisata tidaklah mudah selain objek yang beraneka ragam juga

karena wisatawan merupakan orang-orang yang berasal dari berbagai suku bangsa

di dunia yang memiliki perbedaan latar belakang sosial , budaya ekonomi, politik,

dan sebagainya. Perbedaan tersebut memerlukan penyesuaian dalam memberikan

pelayanan. Pelayanan yang diberi pramuwisata itu tidak akan sempurna, bila

(34)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

Demikian pentingnya peranan pramuwisata itu maka dapat dilihat

pengertian pramuwisata menurut SK. MEN. PARPOSTEL No. KM

82/PW.1002/MPPT. 1986 Adalah “ Seorang yang bertugas memberikan

bimbingan, penerangan, dan petunjuk tentang objek wisata serta membantu segala

sesuatu yang diperlukan oleh wisatawan.”

(35)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

BAB III

TINJAUAN UMUM TENTANG POTENSI KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN KARO

3.1 Informasi Umum Tanah Karo

Tanah Karo merupakan dataran tinggi Karo dengan ibukota Kabanjahe,

terletak 77 km dari kota Medan, ibukota Provinsi Sumatera Utara. Luas daerah

Kabupaten Karo sekitar 2.127,25 kilometer persegi yang terbentang di dataran

tinggi dengan ketinggian 140 sampai 1400 meter di atas permukaan laut. Memiliki

jumlah penduduk 276.763 jiwa, dengan kepadatan penduduk 130 jiwa/km

pendapatan PDRB/kapita US$491. Karena berada di ketinggian tersebut tanah

Karo Simalem mempunyai iklim yang sejuk dengan suhu berkisar antara 16

sampai 17 derajat celcius dengan curah hujan 1.000 – 4.000 mm/tahun dan

kelembaban udara 82%. Potensi yang dimiliki Kabupaten Karo antara lain

komoditas sayur-mayur dan buah-buahan, sumber daya hutan (kayu gergajian,

long pinus, log rimba), bahan galian C (dolomite dan belerang, batu, pasir), dan

sektor pariwisata (pemandangan alam, galian, udara yang sejuk, bukit-bukit).

Karena potensi yang dimilikinya maka Kabupaten Karo memiliki peluang yaitu

industri pengolahan buah-buahan dan sayur-mayur, investasi industri hasil hutan

(36)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

Batas-batas wilayah Kabupaten Karo adalah :

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Deli Serdang.

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Tapanuli Utara.

c. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten

Simalungun.

d. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara (Provinsi Daerah

Istimewa Aceh).

Secara umum Kabupaten Karo terletak pada koordinat 20 50’ – 32 19’ LU

dan 970 55’ – 980 38’ BT sebelah Utara dengan luas ± 1217,25 km2 dengan

ketinggian mulai 140 m – 1400 m di atas permukaan laut dengan perbandingan

sebagai berikut :

a. Daerah ketinggian 140 – 200 m dari permukaan laut seluas 9.550 Ha (4,49%)

b. Dareh ketinggian 200 – 500 m dari permukaan laut 11.375 Ha (5,32%)

c. Daerah ketinggian 500 – 1000 m dari permukaan laut seluas 79.375 Ha

(37,24%)

d. Daerah ketinggian 1000 – 1400 m dari permukaan laut seluas 11.587 Ha

(52,90%)

Secara keseluruhan Kabupaten Karo terletak di punggung Bukit serta

diapit 2 (dua) pegunungan, yaitu : sebelah utara deretan pegunungan Gunung

Sinabung dengan ketinggian 2417 m dari permukaan laut dan Gunung Sibayak

yang tingginya 2172 m dari permukaan laut, sedangkan sebelah selatan adalah

deretan pegunungan Sibuaten; dan jika ditinjau dari segi topografi dapat dibagi

(37)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

a. Bagian punggung (upper stream) daerah ketinggian 1000 – 2000 m, umumnya

di bagian timur meliputi Kecamatan Kutabuluh, Payung, Simpang Empat serta

Kecamatan Mardinding.

b. Bagian dataran dan bukit-bukit (middle stream), merupakan daerah dengan

ketinggian 30 – 1000 m yang meliputi Kecamatan Mardinding, Tiga Binanga,

Juhar, Serta Kecamatan Munthe.

Dilihat dari sudut kemiringan tanahnya dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Datar (2%) = 23.900 Ha = 11,24%

2. Landai (2-15%) = 74.919 Ha = 35,2%

3. Miring (15-40%) = 41.169 Ha = 19,35%

4. Curam (± 40%) = 72.757 Ha = 34,19%

Daerah ini merupakan daerah hulu sungai, serta potensi sumber-sumber

mineral dan pertambangan yang ada didaerah ini cukup potensial akan tetapi

masih memerlukan penjajakan. Kabupaten Karo mempunyai 2 (dua) musim yaitu

musim kemarau dan musim hujan. Adapun curah hujan di daerah ini rata-rata

setiap tahunnya berkisar antara 1000 – 4000 mm, dan arah angin di daerah ini

adalah :

c. Angin berhembus dari arah barat kira-kira pada bulan Oktober s.d. bulan

Maret setiap tahunnya.

d. Angin berhembus dari arah timur dan tenggara antara bulan April s.d. bulan

(38)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

3.2 Kebudayaan Kabupaten Karo

Etnis Karo, salah satu suku di Sumatera Utara yang bermukim di kawasan

pegunungan, terdapat di daerah Gunung Sinabung dan Gunung Sibayak. Suku ini

terkenal karena keuletannya dalam bertani. Letak geografis dan perbedaan bahasa

yang membuat mereka enggan disebut bagian etnis Batak. Pasalnya, mereka

mempunyai sebutan sendiri untuk orang Batak yaitu Kalak Teba.

Dalam beberapa literature, etimologi Karo berasal dari kata Haru. Haru ini

berasal dari mana kerajaan Haru yang berdiri sekitar abad ke 14 sampai abad 15 di

daerah Sumatera bagian Utara. Kemudian pengucapan kata Haru ini berubah

menjadi Karo. Inilah diperkirakan awal terbentuknya nama Karo.

Masyarakat Karo sudah sejak dahulu kala terikat pada adat-stiadat. Ikatan

kekeluargaan atau kekerabatan pada masyarakat Karo agak keras, dalam arti

jarang sekali ada ynag berani secara terang-terangan melanggar peraturan adat

tersebut. Walaupun ketentuan adat tidak bersifat tulisan, namun sudah menjadi

kebiasaan sehari-hari untuk terus-menerus menaatinya. Tutur merupakan salah

satu warisan leluhur masyarakat Karo, cara menarik garis keturunan ini dimulai

dari nenek moyang ke anak, cucu, cicit, dan seterusnya.

Menurut Sangti (1976:130) dan Sinar (1991:1617), sebelum klan (merga)

Karo-karo, Ginting, Sembiring, Tarigan dan Perangin-angin menjadi bagian dari

kedatangan kelompok marga Karo-karo, Giting, Sembiring, Tarigan dan

Perangin-angin, akhirnya membuat masyarakat Karo semakin banyak. Interaksi ini yang

(39)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

Pembentukan ini bukan berdasarkan asal keturunan menurut garis bapak

(secara genealogis patrilineal) seperti di Batak Toba, tetapi kepada proses

pertumbuhan dan perkembangan masyarakat Karo Tua kepada masyarakat Karo

Muda, yakni lebih kurang pada tahun 1780. Pembentukan ini berkaitan dengan

keamanan, sebagai salah satu jalan keluar untuk mengatasi pergolakan antara

orang-orang yang datang dari kerajaan Haru dengan penduduk asli.

Kini marga si lima (klan yang lima) tak dapat dipisahkan dari masyarakat

Karo. Seiring perkembangan zaman, masyarakat Karo melalui merga si lima yang

berdomisili di dataran tinggi, kemudian menyebar ke berbagai wilayah di

sekitarnya, seperti ke Deli Serdang, Dairi, Langkat, Simalungun dan Tanah Alas

(Aceh Tenggara). Bahkan secara individu kini mulai menyebar ke seluruh wilayah

Indonesia, maupun ke luar negeri.

Dalam masyarakat Karo cara menarik garis keturunan atau yang disebut

tutur meliput i :

1. Merga/beru, adalah nama keluarga bagi seseorang dari nama keluarga

(merga) ayahnya. Untuk perempuan disebut beru. Bagi anak laki-laki merga

ini akan diwariskan secara turun-temurun masyarakat Karo mengenal ada lima

marga induk dan masing-masing mempunyai cabangnya (sub marga). Adapun

merga-merga induk ini adalah:

a. Perangin-angin, mempunyai 18 sub marga,

b. Ginting, mempunyai 16 sub marga,

c. Tarigan, mempunyai 13 sub marga,

d. Karo-karo, mempunyai 18 sub marga, dan

(40)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

2. Bere-bere; adalah nama keluarga yang diwariskan seseorang dari beru ibunya.

3. Benuang; adalah nama keluarga yang diwarisi seseorang dari bere-bere

ayahnya.

4. Kempu; (perkempun); adalah nama keluarga yang diwarisi seseorang dari

bere-bere ibunya atau beru neneknya dari ibu (ibu dari ibunya).

5. Kampah; adalah nama keluarga yang diwarisi seseorang dari bere-bere nenek

dari ibunya (ibu dari ibunya ) atau beru ibu neneknya dari ibu.

Dalam perkembangan selanjutnya marga menurut garis keturunannya

masing-masing, maka timbullah suatu ikatan kekeluargaan yang lebih konkrit.

Ikatan kekeluargaan tersebut dikenal dalam berbagai nama tetapi berarti sama

yaitu Daliken Si Telu Rakut Si Telu / SingkepSi Telu. Daliken artinya tungku

tempat menunjukkan betapa pentingnya peranan tiap-tiap tungku, sebab kalau

cuma dua tungku maka tidak dapat digunakan untuk memasak. Demikian juga

dalam masyarakat Karo terdapat tiga unsur kekerabatan yang tidak dapat

dipisahkan, yaitu :

1. Senina / sembuyak; yang termasuk dalam kelompok ini adalah orang-orang

yang semarga, karena ibu mereka bersaudara atau beru ibu mereka sama.

Fungsi senina ini peneting karena pada waktu musyawarah mereka berbicara

mewakili pihak (yang mengadakan hajatan/upacara adat) dan menjadi

penanggung jawab pelaksana acara adat dalam batas-batas tertentu.

2. Kalimbubu; yang termasuk kelompok ini adalah pihak orang tua dari isteri dan

saudara laki-laki dari isteri yang mengadakan suatu upacara adat. Kalimbbuhu

sering juga disebut Dibata Ni Idah (Tuhan yang kelihatan) karena

(41)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

3. Anak Beru, yang termasuk kelompok ini adalah kelompok yang mengambil

istri dan keluarga (merga) tertentu, termasuk pihak keluarga laki-laki tersebut

dan suami serta anak laki-laki dari saudara perempuan. Anak beru ini bertugas

menjalankan dan nenyelesaikan keputusan-keputusan dengan baik dalam tiap

adat, khususnya dalam melayani pihak kalimbubu. Dalam suatu upacara adat

pihak ini sering juga disebut tempatnya yakni “kalimbar. Dalam suatu upacara

adat pihak ini sering juga disebut tempatnya yakni “idapor”(di dapur) karena

memang tugas mereka adalah memasak gulai dan sayur termasuk dalam

melayani pada saat acara makan.

Dalam masyarakat Karo, semua adalah raja dan dihormati (sebagai

kalimbubu) dan semua orang adalah pekerja atau pelayan (sebagai anak beru) dan

juga sesekali sebagai pihak yang mengadakan suatu pesta/upacara adat (sebagai

Senina sembanyak), maka dengan sendirinya tidak dikenal perbedaan derajat

antara satu orang dengan yang lainnya.

Dalam hal alam pemikiran dan kepercayaan masyarakat Karo (khususnya

yang belum memeluk agama) masih menganut kepercayaan erkiniteken atau

kepercayaan akan adanya Tuhan (Dibat) dalam tiga wujud yaitu:

1. Dibata Idatas (Dibata Karo kaci), yang menguasai alam raya/langit

2. Dibata Itengah (Dibata Paduka Niaji), yang menguasai bumi atau dunia.

3. Dibata Iteruh (Dibata Banua Koling), yang menguasai alam di bawah bumi.

Disamping itu masyarakat Karo juga mempercayai bahwa di dalam tubuh

manusia yang hidup terdapat roh yang disebut tendi, dan apabila manusia tersebut

(42)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

Dalam pemikiran kepercayaan masyarakat Karo peranan guru (dukun)

sangat penting, karena dia dipercaya dapat membantu mengatasi penyakit,

membaca hari dan bulan baik, memanggil roh atau arwah orang yang sudah

meninggal, memanggil hujan, mengusir roh (begu) yang jahat, dan lain-lain.

Semua hal kepercayaan dan religi ini sejak zaman dahulu terus berkembang

sampai sekarang, walau hanya sebagian pemikiran akan kepercayaan ini terutama

bagi para pemeluk agama, akan tetapi membawa perpecahan ataupun keretakan di

dalam kehidupan masyarakat Karo tersebut.

3.3 Potensi Kepariwisataan Kabupaten Karo

Kabupaten Karo adalah salah satu dari ketujuh belas Kabupaten di

Sumatera Utara yang memiliki potensi kepariwisataan yang cukup berpotensi dan

banyak.

Daerah ini berhawa sejuk yang dikelilingi oleh Bukit Barisan dan memiliki

pemandangan yang sangat menarik untuk dinikmati bagi turis asing maupun

domestik. Di Kabupaten Karo terdapat dua gunung berapi yang masih aktif yaitu

Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung yang banyak dikunjungi oleh para turis

lokal maupun mancanegara.

Potensi kepariwisataan yang dimiliki oleh Kabupaten Karo adalah sebagai

berikut :

1. Berastagi

Berastagi merupakan tujuan wisata utama di Tanah Karo yang terletak di

ketinggian sekitar 4.594 kaki dari permukaan laut dikelilingi barisan

(43)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

indah,luas, hijau. Brastagi merupakan daerah tujuan wisata yang memiliki fasilitas

lengkap di Tanah Karo, seperti hotel berbintang, restoran, golf dan lain-lain

sampai kepada hotel yang tarifnya relatif dapat terajngkau. Brastagi juga dikenal

dengan julukan kota “Markisa& Jeruk Manis”.

Dari kota “Markisa & Jeruk Manis” Brastagi, para pengunjung akan

menikmati pemandangan yang indah ke arah pegunungan yang masih aktif, yaitu

Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung. Untuk mendaki Gunung Sibayak yang

indah itu diperlukan waktu 3 sampai 4 jam perjalanan untuk melihat kekayaan

alam di dalamnya baik flora maupun faunanya.

Selain buah-buahan, Berastagi juga terkenal sebagai penghasil berbagai

jenis sayur-sayuran, buah-buahan dan bunga-bunga. Di kota Berastagi

dilaksanakan beberapa peristiwa pariwisata antara lain “Pesta Bunga & Buah” dan

festival kebudayaan “Pesta Menjuah-juah” yang diadakan setiap tahun. Tanah

Karo juga memiliki tradisi yang telah turun-temurun dilakukan yaitu “Kerja

Tahun” yang diselenggarakan setiap tahun oleh orang-orang Karo yang tinggal di

daerah tersebut ataupun yang sudah merantau datang kembali ke perkampungan

yang memiliki hubungan keluarga untuk saling berkunjunga dan bersilahturahmi.

Pesta buah dan Bunga dilaksanakan pada Bulan Maret setiap tahunnya.

Pada festival ini kita dapat melihat beraneka ragam bunga dan buah dipamerkan

yang dihasilkan dari setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Karo. Selain itu

pakaian tradisional Karo juga dipertunjukkan pada festival ini.

Pesta Menjuah-juah yang dilaksanakan pada Bulan Mei yang mana segala

Kebudayaan Karo serta cerita-cerita zaman dahulu dan Vocal Groupnya

(44)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

Kegiatan-kegiatan lain yang sering dilakukan oleh para wisatawan adalah

hiking, fishing, dan refreshing. Pada hari Minggu kota Berastagi padat dikunjungi

oleh wisatawan nusantara terutama dari kota Medan yang mana ingin berakhir

Minggu di kota ini. Biasanya mereka melakukan kegiatan shopping (bunga, buah,

dan sayuran). Salah satu kegiatan pariwisata yang digemari wisatawan (usia

produktif) adalah pendakian gunung, jalan lintas hutan (jungle track) dan kemping

(campingground). Di Berastagi juga terdapat layanan pariwisata (informasi

wisata) yang siap memberikan informasi – informasi tentang objek dan daya tarik

wisata yang ada di Kabupaten Karo. Selain itu juga tersedia taxi rental untuk

melakukan perjalanan (Sightseeting) dan sado untuk melakukan perjalanan di

sekitar kota Berastagi.

Angkutan sado yang merupakan kenderaan langka untuk mengangkut

penumpang dalam kota seperti dari Berastagi ke Gundaling atau ke hotel dan

lain-lain. Kereta sado ini sangat diminati oleh wisatawan domestik, masyarakat,

dan wisatawan mancanegara. Di Berastagi juga banyak terdapat sarana

akomodasi, restoran, souvenir shop dengan pelayana yang cukup memadai. Bukit

Kubu adalah salah satu hotel di Berastagi yang memiliki asitektur peninggalan

zaman kolonial yang mempunyai arena atau lapangan golf, tennis dan kebun

bunga yang indah. Bukit Kubu sering dikungjungi oleh turis-turis dari Eropa

khususnya wisatawan asal Belanda, untuk berakhir pekan dan untuk mengenang

(45)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

2. Pesta Tahunan (Kerja Tahunan)

Yaitu aktivitas tradisi turun-temurun yang dilaksanakan oleh masyarakat

Karo. Biasanya diselenggarakan sehabis panen (setiap tahun) yang mempunyai

tujuan untuk mempererat hubungan kekeluargaan, khususnya yang sudah berada

di luar desa yang menyelenggarakan pesta tahunan ini. Biasanya pesta ini

diadakan pada bulan Januari, Juli, Agustus, dan Oktober.

3. Danau Laut Kawar

Danau Lau Kawar terletak 27 km dari Berastagi dan berada di kaki

Gunung Sinabung yang memiliki panorama yang indah dengan airnya yang jernih

dan dingin dan dikelilingi atau ditumbuhi hutan belantara yang lebat dengan

padang rumput hijau yang luas. Kegiatan yang sering dilakukan wisatawan lokal

maupun mancanegara di tempat ini adalah hicking, fishing, dan menikmati

matahari terbenam (sanset).

4. Tanam Hutan Raya (Tahura) Bukit Barisan

Tahura Bukit Barisan terletak 4 km dari kota Berastagi merupakan sebuah

taman yang mempunyai kebun binatang dan pondok-pondok wisata untuk para

pengunjung serta tersedia gajah tungangan untuk anak-anak. Jalan setapak menuju

hutan juga tersedia untuk pengunjung yang ingin meneliti atau sekedar melihat

tumbuh-tumbuhan hutan, anggrek liar, pakis besar, kayu-kayu liar yang ditutupi

lumut dan jamur, serta berbagai jenis kupu-kupu, kera, dan lain-lin. Tahura Bukit

Barisan merupakan tempat yang menyenangkan untuk melepas d kepenatan dalam

(46)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

akomodasi yang cukup memadai disamping daya tarik lainnya berupa “kebun

binatang mini”.

5. Rumah Adat Tradisional Karo (Desa Budaya)

Di Kabupaten Karo terdapat rumah-rumah tradisional yang umumnya

sudah ratusan tahun dengan arsitektur yang tinggi. Rumah traditional ini terdapat

di desa Peceran, Lingga, Barus Jahe dan Dokan. Rumah tradisional ini terkenal

dengan Rumah Adat Siwaluh Jabu diisi oleh delapan keluarga dalam satu rumah,

demikian juga Rumah Adat Sepuluh Dua Jabu dihuni oleh dua belas keluarga

dalam satu rumah.

6. Lau Debuk-debuk

Tempat pemandian air panas yang mengandung belerang. Tempat ini

selalu disinggahi wisatawan setelah mendaki Gunung Sibayak, tidak heran jika

para wisatawan beredam lama di pemandian ini karena air panas tersebut selain

mengusir hawa dingin juga berhasiat menyembuhkan penyakit kulit.

7. Desa Tongkoh

Desa Tongkoh terletak sekitar 5 km dari kota Berastagi. Di desa ini

terdapat pabrik markisa dan perkebunan bunga. Meraka menjual bibit bunga yang

beraneka ragam dan sangat digemari oleh wisatawan.

Semua ini adalah sebahagian kecil potensi wisata di Kabupaten Karo yang

berpotensi dan memiliki proyek yang cukup menjanjikan dan dapat menunjang

peningkatan kepariwisataan khususnya di Kabupaten Karo seseuai dengan

(47)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

Secara umum objek dan daya tarik wisata sebagai salah satu potensi

kepariwisataan Kabupaten Karo dibagi atas tiga bahagian besar, yaitu :

a. Objek dan daya tarik wisata alam

1. Objek wisata Bukit Gundaling, Kecamatan Berastagi, jarak 2 km.

2. Objek wisata air terjun Sikulikep, Kecamatan Tiga Panah, jarak 15 km.

3. Objek wisata air terjun Sipiso-piso, Kecamatan Merek, jarak 37 km.

4. Objek wisata air panas Lau Debuk-debuk, Kecamatan Berastagi, jarak 7

km.

5. Objek wisata Gunung Sibayak, Kecamatan Simpang Empat, jarak 16 km.

6. Objek wisata Gunung Sinabung, Kecamatan Payung, jarak 27 km.

7. Objek wisata Gunung Sipiso-piso, Kecamatan Merek, jarak 42 km.

8. Objek wisata Danau Lau Kawar, Kecamatan Simpang Empat, jarak 27 km.

9. Objek wisata Tahura Bukit Barisan, Kecamatan Tiga Panah, jarak 4 km.

10. Objek wisata Goa Ling-Ling, Gara Kecamatan Tiga Nderket, jarak 100

km.

11. Objek wisata Goa Ling-Lahar, Kecamatan Kuta Bulu, jarak 110 km.

Catatan : Jarak diukur dari kota Berastagi sebagai pusat kepariwisataan

Kabupaten Karo.

Sumber : DISPARDA KAB. KARO

b. Objek dan daya tarik wisata budaya

1. Objek wisata Rumah Adat Tradisional Karo, Kecamatan Peceran, jarak 2

km.

2. Objek wisata Rumah Adat Tradisional Karo, Kecamatan Lingga, jarak 15

(48)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

3. Objek wisata Rumah Adat Tradisional Karo, Kecamatan Serdang, jarak 15

km.

4. Objek wisata Rumah Adat Tradisional Karo, Kecamatan Barus Jahe, jarak

10 km.

5. Objek wisata Rumah Adat Tradisional Karo, Kecamatan Dokan, jarak 16

km.

6. Objek wisata Pesta Menjuah-juah Karo, Kecamatan Berastagi, jarak 0 km.

7. Objek wisata Pesta Buah dan Bunga, Kecamatan Berastagi, jarak 0 km.

8. Objek wisata Puntungan Meriam Putri Hijau, Kecamatan Sukanalu, jarak

0 km.

9. Objek wisata Guro-guro Aron, Kecamatan Semua Desa, jarak ---

Catatan : Jarak diukur dari kota Berastagi sebagai pusat kepariwisataan

Kabupaten Karo.

Sumber : DISPARDA KAB. KARO

c. Objek dan daya tarik wisata aggro

1. Lokasi Kebun Jeruk Jenis Objek Wisata Bukit Jarak 8 Km, Surbakti jarak

8 km, Basam jarak 7 km, Tanjung Barus jarak 10 km, Batu Karang jarak

24 km.

2. Lokasi Bunga jenis Objek wisata Berastagi jarak 0 jm, Tongkoh jarak 4

km, Seberaya jarak 9 km, Dolat Raya jarak 4 Km, Suka jarak 18 km.

3. Lokasi penyemaian dan pengolahan Holtikutura jenis objek wisata Kuta

Gadang jarak 3 km.

4. Lokasi Kol jenis objek Wisata Berastagi jarak 0 km, Simpang Empat jarak

(49)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

5. Lokasi Asparagus jenis objek wisata Suka jarak 18 km.

6. Lokasi Marquisah jenis objek wisata Sempa Jaya/Lau Gendek.

Catatan : Jarak diukur dari kota Berastagi sebagai pusat kepariwisataan

Kabupaten Karo.

Sumber : DISPARDA KAB. KARO.

3.4 Sarana dan Prasarana A. Sarana

Sarana pokok kepariwisataan (Main Suprastructure) antara lain adalah :

a. Biro Perjalanan Wisata (BPW)

b. Hotel

c. Restoran

d. Angkutan Wisata, yang mana menjadi sarana penting bagi pemenuhan

kebutuhan wisatawan untuk mencapai salah satu objek wisata yang ingin

dikunjungi. Di Kabupaten Karo sekarang ini telah disediakan angkutan

wisata selain mobil carteran yaitu “Ferry Carteran” yang terdapat di Desa

Tongging. Ferry ini digunakan untuk wisatawan yang ingin mengelilingi

Danau Toba dengan kapasitas 30 pax.

e. Objek dan atraksi wisata

Semua sarana-sarana pokok di atas telah dapat digunakan untuk

mendukung sektor kepariwisataan di Kabupaten Karo.

Sarana pelengkap kepariwisataan (Supplementary Tourism Suprasturcture)

seperti fasilitas :

(50)

Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009

b. Olah raga, dan yang telah disediakan oleh Kabupaten Karo menjadi sarana

tersebut adalah : lapangan golf, tennis meja, kolam renang, kuda untuk

sarana kegiatan olah raga menunggang kuda.

Sarana penunjang kepariwisataan (Supporting Tourism Suprastructure), yaitu

salah satu sarana kepariwisataan yang berfungsi sebagai perangsang yang

dilengkapi fasilitas-fasilitas dalam pemenuhan kebutuhan tambahan atau

hiburan bagi wisatawan agar tinggal lebih lama (Length of Stay). Hal ini

mengakibatkan jumlah pengeluaran wisatawan akan bertambah. Adapun yang

menjadi sarana-sarana penunjang kegiatan kepariwisataan tersebut antara lain:

1. Tersedianya fasilitas hotel berbintang dan restoran sebagai akomodasi

utama bagi kebutuhan perjalanan wisata.

2. Tersedianya Biro Perjalanan Wisata sebagai pengantar perjalanan wisata.

3. Dan juga tersedianya souvenir shop sebagai pelengkap penyedia kepuasan

perjalanan wisatawan.

B. Prasarana

Prasarana yang terdapat di Kabupaten Karo yang memungkinkan proses

perekonomian dapat berjalan dengan lancar dalam pemenuhan

kebutuhan-kebutuhan wisaawan adalah sebagai berikut.

a. Prasarana umum yang meliputi jaringan jalan raya, jembatan, air bersih,

listrik, telekomunikasi, dan lain-lain

b. Prasarana yang menyangkut dasar kebutuhan hidup yang dibutuhkan oleh

Referensi

Dokumen terkait

Haji Medan melakukan pemeriksaan analisa batu untuk mengetahui jenis batu pada penderita BSK untuk mengetahui upaya pencegahan, memberikan informasi tentang pencegahan

Perbandingan aktivitas protease getah labu siam dan getah talas terhadap getah pepaya berturut-turut hanya (1 : 34,82) dan (1 : 74,75), walaupun aktivitas protease

Hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa risiko untuk menderita hipertensi bagi subjek yang mengkonsumsi natrium dalam jumlah yang tinggi adalah 5,6 kali lebih

1. Bagaimana mengurangi kesenjangan dan meningkatkan keterampilan dan pemanfaatan IPTEK. Bagaimana meningkatkan kwalitas sumber daya manusia wanita dan perlindungan

PERKEMBANGAN RISET DAN TEKNOLOGI DI BIDANG INDUSTRI KE-19 Pusat Studi Ilmu Teknik UGM Jl. Teknika Utara, Barek, Kampus UGM, Yogyakarta

selaku wakil dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, sekaligus menjadi pembimbing 2 terima kasih untuk berbagai masukan, saran-saran yang diberikan kepada

PT BNI Life Insurance untuk mendapatkan segala keterangan/catatan medis dari Rumah Sakit dan atau pihak lain sehubungan dengan diagnosa dan/atau pelayanan medis yang diberikan

Gambar 5.1 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi dengan Komplikasi Berdasarkan Kategori Umur dan yang Dirawat Inap di Jenis Kelamin Rumah Sakit HKBP Balige