Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
PERANAN PRAMUWISATA DALAM PENGEMBANGAN
KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN KARO
KERTAS KARYA
DIKERJAKAN
O
L
E
H
RANDO SEMBIRING 062204059
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS SASTRA
PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR
DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA
MEDAN
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
PERANAN PRAMUWISATA DALAM PEMGEMBANGAN KEPERIWISATAAN DI KABUPATEN KARO
KERTAS KARYA DIKERJAKAN O
L E H
RANDO SEMBIRING 062204059
Pembimbing
Drs. Marzaini Manday, MSPD
Kertas karya diajukan kepada panitia ujian.
Program Pendidikan Non Gelar Fakultas Sastra USU Medan. Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam Program Studi Pariwisata.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS SASTRA
PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR
DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA
BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA
MEDAN
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Disetujui Oleh :
PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PROGRAM STUDI PARIWISATA
KETUA JURUSAN,
Drs Ridwan Azhar m.Hum
NIP. 131 124 058
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
PENGESAHAN Diterima oleh :
PANITIA UJIAN PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR SASTRA DAN BUSAYA
FAKULTAS MELENGKAPI SALAH SATU SYARAT UJIAN DIPLOMA III
DALAM BIDANG STUDI PARIWISATA Pada :
Tanggal : Hari :
PROGRAM PENDIDIKAN SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Dekan,
Drs. Syaifuddin M.A, Ph.D, NIP. 132 098 531
Panitia Ujian
No. Nama Tanda Tangan
1. Drs. Marzaini Manday, MSPD. (Dosen Pembimbing) ( )
2. Drs. Parlaungan Ritonga (Dosen Pembaca) ( )
3. Drs. Ridwan Azhar, M. Hum (Ketua Jurusan) ( )
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan karunia-Nya telah memberikan ilmu pengetahuan, kekuatan dan
kesempatan kepada penulis, sehingga mampu menyelesaikan kertas karya ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun judul kertas karya ini adalah
“Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Keperawisataan Di Kabupaten
Karo”. Tugas akhir ini merupakan syarat untuk dapat menyelesaikan Pendidikan
di Program Studi Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. Syaifuddin M.A, Ph.D, Selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Ridwan Azhar, M. Hum, Selaku Ketua Program Studi Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Mukhtar, S.Sos S. Par, MA Selaku Sekretaris Program Studi Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Marzaini Manday, MSPD, Selaku Dosen Pembimbing yang sangat membantu Penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini.
5. 2. Drs. Parlaungan Ritonga Selaku Dosen Pembaca yang telah bersedia memeriksa kertas karya ini.
6. Bapak Solahudin Nasution M.SP, Selaku Koordinator Praktek Bidang Usaha Wisata yang telah memberikan pengetahuan, pengalaman, wawasan,
dan nasehatnya kepada penulis.
7. Untuk seluruh teman-teman Pariwisata khususnya UW 06 (Erawati, Tri Selamat, Faisal, Erda, Popy, Nina, Yuni, Fani, Supri, Fiqi, Ilen, Vera, Lulu,
Oni, Yuntel, Dini, Cemul, Keluarga K. Rotua, Keluarga K. Yunda, Veny, Eza,
Heri, Rico, Yogi dan lain-lain
8. Untuk teman-teman kost, (Tika, B. Tua, B. Agre, K. Lola, K. Ratna).
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
10. Untuk best friend (Annes, Nia, Mincen, Sintong, Niel, Duma, Eli, Neny, Titin, Kris, Berta thanks ya buat pertemanannya.
11. Untuk Serly terima kasih untuk semua selama ini
12 Untuk keponakan yang nakal Agri Sihombing yang baik, Noel Sihpmbing makasih buat dukungan semangatnya.
Akhirnya penulis mempersembahkan kertas karya ini untuk orang-orang
yang penulis sayangi yakni, Keluarga Bapak R. Sembiring Mama, R. Br. Saragih,
Kak Juli, Kak Vina, Kak Erti, Kak Rista, B. Leo, B. Jefri yang telah memberikan
dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini.
Pada kesempatan ini penulis mengharapkan adanya kritik dan saran guna
penyempurnaan kertas karya ini terima kasih.
Medan, Maret 2009
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN PRAMUWISATA
2.4.5 Peranan Pramuwisata Dalam Memandu Wisatawan …….. 24
BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG POTENSI KEPARIWISATAWAN DI KABUPATEN KARO 3.1 Informasi Umum Tanah Karo ……… 26
3.2 Kebudayaan Kabupaten Karo ……… 29
3.3 Potensi Kepariwisataan Kabupaten Karo ………. 33
3.4 Sarana Dan Prasarana ……… 40
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
BAB IV PERANAN PRAMUWISATA DALAM USAHA PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN KARO
4.1 Pramuwisata Sebagai Duta Bangsa ………. 43
4.2 Hubungan Pramuwisata Dengan Wisatawan ……… 43
4.3 Peranan Pramuwisata Dalam Meningkatkan
Arus Kunjungan Wisatawan ………. 45
4.4 Hambatan-Hambatan Yang di Hadapi Pramuwisata …….. 47
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ……… 48
5.2 Saran ………. 49
DAFTAR PUSTAKA
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
ABSTRAKSI
Profesi sebagai tour guide / gemandu wisata / pramuwisata / duta wisata sebenarnya telah ada sejak terjadi perkembangan peradaban manusia, terutama Di abad pertengahan di mana para pemimpin agama memberi petunjuk memandu bahkan menyediakan tempat pemondokan untuk para pengembara dengan segala tujuannya. Namun secara modern baru dikenal dalam abad XIX.
Sebagai duta bangsa peramuwisata merupakan orang yang langsung berhubungan dan berkomunikasi serta melakukan kontak pribadi dengan wisatawan. Hendaknya pramuwisata dapat melaksanakan tugas dan kewajiban dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Seorang pramuwisata juga mestilah orang-orang yang mempunyai wawasan luas tentang daerah, budaya, adat - istiadat, pola hidup masyarakat, dan lingkungan di suatu tempat.
Diharapkan peramuwisata juga dapat menjadi penggerak program sadar wisata di daerahnya. Karena sadar wisata merupakan salah satu penentu dari kemajuan kepariwisataan daerah, sadar merupakan kegiatan yang saling berkaitan satu sama lainnya, seperti dalam pelayanan, kelestarian, dan keamanan.
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Sektor pariwisata merupakan salah satu andalan pemasukan devisa,
penyedia lapangan kerja dan penggerak pada perekonomian di sekitar objek
wisata. Karena itu komponen bangsa harus turut mendukung kemajuan sektor
pariwisata, baik menyangkut tata kelola kebijakannya maupun pengembangan
potensi dan pelestarian objek wisatanya.
Sebagai layaknya komoditi lain, yang dapat menghasilkan devisa dan
memperbaiki neraca pembayaran hutang luar negeri, industri parawisata dapat
dikategorikan sebagai komoditi ekspor. Parawisata dapat mendatangkan dolar
bagi negara. Negara bisa mendapat pemasukan yang luar biasa dari sektor
pariwisata jika dikelola baik dan benar.
Peningkatan mutu dan pelayanan bagi wisatawan dalam dan luar negeri
terus dikampanyekan pemerintah setiap tahunnya. Hal itu dapat di tempuh dengan
berbagai kebijakan seperti : peningkatan mutu, pelayanan informasi, teknologi,
komunikasi, sarana prasarana berstandar internasional serta peningkatan kualitas
pramuwisata. Hal itu menjadi tugas kita sebagai orang-orang yang berwawasan,
bermoral dan bertanggung jawab. Oleh sebab itu saat ini banyak kita jumpai
sekolah ataupun universitas yang memiliki jurusan kepariwisataan sebagai sarana
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Pramuwisata juga dapat berfungsi sebagai pemberi informasi tentang
struktur negara, kedaulatan negara, idiologi negara dan kebudayaan masyarakat.
Pramuwisata yang bertugas memberikan pelayanan kepada wisatawan,
menyuguhkan informasi-informasi yang jelas dan menarik. Pramuwisata juga
berperan sebagai teman wistawan selama tour berlangsung.
Kabupaten Karo merupakan daerah kunjungan wisata yang utama di
Provinsi Sumatera Utara. Berbagai objek wisata menarik terdapat di daerah ini.
Kabupaten Karo memiliki potensi wisata yang dapat dikembangkan seperti wisata
alam, wisata budaya, dan didukung keramahtamahan penduduk setempat yang
semuanya itu memiliki nilai yang sangat tinggi sebagai asset pramuwisata negara.
Demi menunjang kemajuan kepariwisataan itu, sangat dibutuhkan partisipasi
pramuwisata yang berkualitas menuju wisata di Kabupaten Karo. Atas dasar inilah
penulis tertarik untuk menelaah masalahnya dan menjadikannya sebagai judul
kertas karya “Peranan Pramuwisata dalam Pengembangan Kepariwisataan di
Kabupaten Karo”.
1.2 Pembatasan Masalah
Bila kita berbicara tentang pariwisata dewasa ini, pembahasannya akan
sangatlah luas maka penulis tidak membicarakan secara menyeluruh. Karena itu
penulis membatasi tulisan ini hanya mengenai peran pramuwisata dalam
pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Karo. Disampaing itu penulis juga
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan kertas karya ini
adalah sebagai berikut.
1. Memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Program Diploma III, Jurusan Pariwisata, Fakultas Sastra, Universitas
Sumatera Utara.
2. Untuk mengetahui sejauh mana peran pramuwisata dalam pengembangan
kepariwisataan di Kabupaten Karo.
1.4 Metode Penulisan
Dalam menyusun kertas karya ini penulis mengumpulkan data dengan tiga
cara, yaitu :
1. Studi kepustakaan (library research), yaitu pengumpulan data/teori dengan
membaca buku-buku perkuliahan dan bahan yang ada sangkut pautnya
dengan kepariwisataan, serta yang berhubungan dengan masalah yang
dibahas.
2. Studi lapangan (field research), yaitu pengumpulan data objek itu sendiri
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
1.5 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan kertas
karya ini adalah sebagai berikut.
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan judul, pembatasan
permasalahan, tujuan penulisan, metode penulisan, dan
sistematika penulisan.
BAB II : URAIKAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN
PRAMUWISATA
Dalam bab ini penulis menguraikan pengertian pariwisata,
kepariwisataan, sejarah profesi guide, pengertian pramuwisata
dan mencakup mengenai pesyaratan menjadi pramuwisata,teknik
pelayanan,proses komunikasi pramuwisata,tugas-tugas dasar
pramuwisata dan peranan pramuwisata dalam memandu
wisatawan.
BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG POTENSI
KEPARIWISATAWAN
DI KABUPATEN KARO
Dalam bab ini penulis menguraikan mengenai ,informasi umum
tanah Karo, kebudayaan Kabupaten Karo, potensi kepariwisataan
Kabupaten Karo, sarana dan prasarana dan arus kunjungan
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
BAB IV : PEMBAHASAN MENGENAI PERAN PRAMUWISATA
DALAM PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN DI
KABUPATEN KARO
Bab ini menjelaskan pramuwisata sebagai duta bangsa, usaha
pemerintah Kabupaten Karo dalam pengembangan
kepariwisataan, peranan pramuwisata dalam meningkatkan arus
kunjungan wisatawan.
BAB V : PENUTUP YANG MELIPUTI KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
BAB II
URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN PRAMUWISATA
2.1 Pengertian Pariwisata
Defenisi pariwisata menurut beberapa ahli, yaitu :
a. Menurut Mr. Herman V. Schulard ( dalam Yoeti, 1996:114 ), Pariwisata
adalah sejumlah kegiatan terutama yang ada kaitannya dengan
perekonomian secara langsung berhubungan dengan masuknya
orang-orang asing melalui lalu lintas di suatu negara tertentu, kota dan daerah.
b. Menurut Prof. K. Krapt dan Prof. Hunziker ( dalam Yoeti, 1996:112 ),
Pariwisata adalah keseluruhan dari gejala-gejala yang ditimbulkan dari
perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta penyediaan tempat
tinggal sementara, asalkan orang asing itu tidak tinggal menetap dan tidak
memperoleh penghasilan dari aktivitas yang bersifat sementara.
c. Menurut Prof. Salah Wahab ( dalam Yoeti, 1982:107 ), “ A proposeful
human activity that serve as a link between people either within one some
country or beyond the geographical limits or state. It involves the
temporary displacement of people to other region, country, for the
satisfaction of varied needs other than exciting a renumareted function “.
“ Pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar
yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam
suatu negara itu sendiri atau di luar negeri ( meliputi pendiaman
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia memperoleh pekerjaan
tetap “.
d. Menurut E. Guyer Fleuler ( dalam Yoeti, 1983:120 ), Pariwisata dalam arti
modern adalah fenomena dari zaman sekarang yang pada umumnya
didasarkan atas kebutuhan, kesehatan dan pergantian hawa. Sedankan pada
khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan
kelas masyarakat manusia sebagai hasil dari perkembangan perniagaan,
industri, perdagangan, serta penyempurnaan dari alat-alat pengangkutan.
2.2 Pengertian Kepariwisataan
Pada dasarnya kata kepariwisataan berasal dari kata pariwisata. Hal ini
sudah menjadi kebiasaan untuk memberikan pengertian yang lebih luas, bagi
suatu kata yang memiliki makna jamak. Maka kepariwisataan adalah hal-hal yang
berhubungan dengan pariwisata demikianlah seharusnya pengertian kata tersebut
ditinjau dari etimologinya.
Sebagaimana diketahui bahwa pengertian kepariwisataan dapat diketahui
melalui apa yang dikeluarkan oleh pemerintah ataupun Tap MPR No. 1 dan No. 2
tahun 1960 bahwa “kepariwisataan dalam dunia modern pada hakekatnya adalah
suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam memenuhi kebutuhan
jasmani dan rohani setelah beberapa waktu bekerja serta mempunyai modal untuk
melihat-lihat daerah lain ataupun negara lain. Menghabiskan sebagian uangnya
untuk mencari kesenangan, kepuasan, ketenangan, kesan yang mendalam di
tempat-tempat wisata yang menarik dan unik demi mencari kepuasan tersendiri
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Berdasarkan keterangan di atas umum tampak bahwa pada prinsipnya
kepariwisataan merupakan suatu perjalanan yang bersifat menyegarkan jasmani
dan rohani dan juga tidak terlepas dari faktor ekonomi.
Sumatera Utara merupakan pintu masuknya wisatawan asing ke Indonesia,
ini disebabkan karena banyaknya objek wisata yang menarik untuk dikunjungi.
Untuk meningakatkan arus wisata yang lebih tinggi maka Gubernur Sumatera
Utara melalui SK No. 355/XIV/GSU tanggal 2 Agustus 1971 pengertian
kepariwisataan sebagai berikut :
“Kepariwisatawan adalah lalu lintas manusia dan bahwasannya dengan
tujuan perjalanannya untuk keperluan rekreasi, hiburan, kesehatan, pendidikan,
agama, olah raga, perdagangan, kekeluargaan, pertemuan-pertemuan, dan
kunjungan mengibah oleh warga sendiri maupun warga asing dengan maksud
tidak menetap. Jadi pengertian ini telah memuat perjalanan dengan maksud dan
alasan tertentu dalam banyak hal karena alasan urusan atau peristiwa-peristiwa
penting dan kepergian dari tempat tinggal tetap hanyalah untuk sementara waktu
saja dengan ketentuan bahwa perjalanan tersebut selain keperluan dinas, maka
harus dikaitkan dengan perjalanan untuk bersenang-senang di tempat yang
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Satu hal yang menonjol dari pembatasan yang dikemukakan di atas adalah
pada apa yang menjadi ciri dari perjalanan pariwisata itu adalah sama atau dapat
disamakan (waktu cara mengemukakannya berbeda) dalam pengertian
kepariwisataan tedapat beberapa faktor penting yang ada dalam pengertian
pariwisata. Faktor yang dimaksud antara lain :
1. Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat yang lainnya
2. Perjalanan itu untuk sementara waktu.
3. Orang yang melakukan perjalanan itu tidak mencari keuntungan di tempat
yang dikungjungi tetapi hanya semata-mata sebagai konsumen di tempat
tersebut. Perjalanan tersebut walau bagaimanapun bentuknya harus
dikaitkan dengan pertamasyaan atau rekreasi. Hanya untuk
bersenang-senang menghabiskan sebagian uang demi kebersenang-senangan.
Dari keterangan di atas, penulis mencoba memberikan pengertian tentang
wisatawan atau orang-orang yang melakukan perjalanan wisata, apa-apa saja yang
dikatakan sebagai wisatawan dan yang tidak dikatakan sebagai wisatawan.
Menurut Panitia Statistik Liga Bangsa-bangsa dalam sidang dewan yang
diselenggarakan pada tanggal 22 Januari 1937 ( dalam Yoeti, 1983:125-126 ).
Yang dikatakan sebagai wisatawan, yaitu :
1. Mereka yang melakukan perjalanan untuk kesenangan pribadi,
rombongan, dan keluarga.
2. Mereka yang melakukan perjalanan dengan alasan untuk
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
3. Mereka yang melakukan perjalanan untuk keperluan
pertemuan-pertemuan, atau karena ada tugas tertentu seperti diplomasi, agama,
olahraga, dan urusan kesehatan.
4. Mereka yang dalam perjalanan dengan kapal atau pesiar walau singgah
disuatu negara atau wilayah kurang dari 24 jam.
Yang bukan wisatawan yaitu :
1. Mereka yang datang dengan tujuan mencari pekerjaan ataupun
mengadakan kegiatan usaha di suatu negara.
2. Mereka yang melakukan perjalanan kurang dari 24, walaupun untuk
mencari kesenangan.
3. Mereka yang datang untuk mengusahakan tempat tinggal tetap di suatu
negara.
4. Penduduk di daerah kapal batas dan mereka tanpa kerja di negara yang
berdekatan.
5. Orang-orang yang melintas di suatu negara tanpa tinggal walaupun
perjalanan tersebut lebih dari 24 jam. Hanya sebagai orang yang
melakukan perlintasan batas, hanya dalam kendaraan.
Sebagaimana yang telah tertulis dalam ketentuan umum pasal 1 Peraturan
Pemerintahan Republik Indonesia No. 24 tahun 1979 bahwa :
“Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan
masyarakat yang ditunjuk untuk menata kebutuhan perjalanan dan persinggahan
wisata. Dengan melihat uraian tersebut maka cukup jelas mengetahui sedikit
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
2.3 Sejarah Profesi Guide
Berbicara mengenai pramuwisata berarti tidak luput dari travel agent.
Karena pramuwisata merupakan tonggak dari sebuah perusahaan tempat ia
bekerja, baik atau buruk perusahaan itu bergantung pada keseriusan pekerjaannya.
Oleh karena itu untuk mengetahui sejarah profesi guide, maka disini akan di
uraikan mengenai sejarah travel agent pertama di dunia.
Permulaan abad XIX ditandai dengan adanya kemajuan di bidang
transportasi, baik darat, laut maupun udara banyak orang-orang melakukan
perjalanan dari satu kota ke kota yang lain dan dari satu benua ke benua lain. Hal
ini dimungkinkan karena adanya kemajuan pesat dalam pembangunan transportasi
dan akomodasi sehingga dapat lebih memudahkan orang untuk melakukan
perjalanan.
Thomas Cook lahir pada tanggal 22 November 1818 dianggap sebagai
orang yang pertama membangun Travel Agent sebagai salah satu profesi.
Sebelumnya Thomas Cook dianggap sebagai orang yang tidak berbakat dalam
bekerja. Setelah berusia 10 tahun ia keluar dari sekolah dan kemudian bekerja
pada satu perusahaan dan kemudian pindah lagi ke perusahaan yang lainnya,
karena ia selalu diliputi rasa tidak betah pada satu pekerjaan yang menetap.
Setelah melihat dan mengamati perkembangan transportasi yang semakin
berkembang ditambah banyaknya hotel yang didirikan maka iseng-iseng ia
merencanakan perjalanan dengan menggunakan kereta api. Tour yang paling
bersejarah yang pernah ia lakukan yaitu A Round Trip Excursion perjalanan antara
kota Leincester ke kota Lougborough dengan biaya 1 Shilling setiap orang pada
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Diluar dugaan peserta tour itu mendapat sambutan hangat, begitu banyak
orang yang ingin ikut kembali jika tour diadakan. Ini membuktikan ia adalah
penyelenggaraan perjalanan yang di komersialisasikan untuk pertama kalinya.
Thomas Cook sebagai pengatur perjalanan yang terorganisasi pertama di dunia.
Empat tahun kemudian usahanya ini telah menjadi suatu perusahaan
perjalanan yang dapat merencanakan, mengorganisir, serta menyelenggarakan
perjalanan wisata dengan menggunakan jasa kereta api. Dari usahanya ini ia
memperoleh komisi 5 % dari perusahaan kereta api Midland Counties Railway
Company.
Tour yang diselenggarakannya itu tidak hanya ditujukan kepada daerah
tujuan wisata tetapi juga ke daerah baru sesuai dengan perkembangan jaringan
jalur kereta api pada waktu itu.
Atas permintaan orang banyak maka pada tahun 1851 ia mengadakan tour
ke London dengan jumlah peserta 150.000 orang untuk menyaksikan World
Exposition dengan menyediakan transportasi lengkap dengan penginapan bagi
setiap peserta tour nya. Pada tahun 1855 ia mengadakan tour ke Prancis untuk
menyaksikan Paris Exhibition. Ini merupakan Grand Tour pertama yang berhasil
dilaksanakannya. Dan tour ini terkenal dengan ‘Cook’s Travel Agent di London
pada tahun 1868. setelah itu ia ditunjuk sebagai agent perjalanan wisata dari
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
2.4. Pengertian Pramuwisata
Secara umum pengertian pramuwisata (tour guide) adalah orang yang
dibayar untuk memberikan informasi tentang objek, wilayah, dan menemani
wisatawan ketika mengunjungi, melihat, dan menyaksikan objek atau atraksi
wisata.
Menurut SK. MENHUB. NO. SK. 234/K/1970, yang menyatakan
“ Seseorang yang mempunyai kartu pramuwisata untuk menyelenggarakan
bimbingan perjalanan serta pemberian penerangan tentang kebudayaan, kekayaan
alam dan aspirasi kehidupan bangsa Indonesia atau penduduk di suatu wilayah
dan atau mengenai suatu objek spesialisasi/khusus terhadap para wisatawan baik
secara perorangan ataupun dalam suatu kelompok, dengan menggunakan satu atau
beberapa bahasa tertentu ”.
Menurut SK. MENPARPOSTEL NO. KM. 82/PW.102/MPPT-1998, yang
menyatakan “ Seseorang yang memberi bimbingan penerangan dan petunjuk
tentang objek wisata serta membantu segala sesuatu yang diperlukan oleh
wisatawan ”.
Menurut Drs. Oka A. Yoeti ( dalam bukunya Guiding System )
mengatakan bahwa, pramuwisata adalah orang yang memberi penerangan,
penjelasan, serta penunjuk jalan kepada wisatawan dan travellers lainnya tentang
segala sesuatu yang hendak dilihat, disaksikan oleh wisatawan yang bersangkutan
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
2.4.1 Persyaratan untuk Menjadi Pramuwisata
Menurut Surat Keputusan Dirjen Pariwisata KEP/21/1980, yang
merupakan peraturan pelaksanaan dari SK. MENHUB dengan perincian
terutama persyaratan mengenai pramuwisata. Adapun syarat-syarat untuk
menjadi pramuwisata adalah :
1. Warga Negara Indonesia (WNI)
2. Umur minimum 18 tahun
3. Berkelakuan baik
4. Sehat fisik dan mental
5. Menguasai bahasa asing yang baik dan benar
6. Menguasai salah satu bahasa asing pilihan dengan lancar
7. Mengetahui tentang objek wisata dan ketentuan mengenai perjalanan
wisata
8. Memiliki sertifikat dan tanda pengenal
Bagi pramuwisata yang telah memiliki sertifikat harus memenuhi
persyatan sebagai berikut :
1. Memakai tanda pengenal (Badge).
2. Memakai lencana pramuwisata yang telah ditentukan dan disediakan oleh
Dinas Pariwisata.
3. Bertingkah laku baik dan sopan
4. Mematuhi tata cara perjalanan yang telah ditentukan
5. Membantu pemerintah dalam pengembangan kepariwisataan.
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Keharusan lain yang dimiliki oleh pramuwisata yang telah memiliki ijin
kerja yaitu memberikan laporan secara tertulis mengenai kegiatannya kepada
dinas pariwisata secara berskala sekurang-kurangnya sekali dalam tiga bulan
dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Pariwisata.
Izin itu bias saja dicabut apabila :
1. Memperolej sertifikat dan tanda pengenal secara tidak syah
2. Menjalankan tugas yang bertentangan dengan ijin kerja yang diberikan.
3. Alasan-asalan kesehatan yang tidak memungkinkan prawisata untuk
meneruskan tugasnya dengan baik.
2.4.2 Teknik Pelayanan
Menurut buku pedoman Tugas Pramuwisata yang disusun oleh Direktorat
Jenderal Pariwisata yang dimaksud teknik pelayanan yaitu :
“Suatu seni melaksanakan tugas dengan terampil, luwes dan profesional”
Apabila pramuwisata telah memiliki keterampilan dengan kesamaan
tanggapan, dan persamaan fikiran dalam melaksanakan tugas maka akan
mendorog terciptanya kesadaran akan untuk melaksanakan tugas secara
professional yang akan di taati bersama.
Seorang pramuwisata harus menjamin wisatawan yang pulang kembali ke
Negara asalnya sebagai seorant diplomat dengan senyum selalu menghiasi bibir,
walaupun perasaan dalam keadaan yang tidak menyenangkan.
Seorang pramuwisata harus dapat menjamin wisatawan yang pulang
kembali ke Negara asalnya membawa kesan yang baik tentang daerah-daerah dan
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
pramuwisata harus belajar untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi
wisatawan. Diharapkan juga seorang pramuwisata menguasai teknik-teknik
pelayanan sebagai penunjang pelayanan terbaik pelayanan terbaik bagi wistawan.
Teknik pelayanan informasi tentang suatu objek wisata yaitu :
1. Jangan berbicara terlalu cepat atau terlalu lambat
2. Atur suara dan nada suara kondisi di lapangan
3. ucapkan kata dengan penuh gairah, membina hubungan dengan wisatawan
berilah penghormatan atau salam terlebih dahulu sebelum wisatawan yang
melakukannya. Sebelum memulai pembicaraan paket perjalanan. Jangan
membeda-bedakan pelayanan antara wisatawan yang satu dengan
wisatawan lainnya
4. Dengarkan dan terima semua pengaduan dengan baik
5. Jangan beradu argumentasi dengan wisatawan
6. Usahakan untuk memahami pengaduannya
7. Kalau mungkin pengaduannya dapat diterima, sampaikan permintaan maaf
atas nama pribadi maupun organisasi walaupun bukan kesalahan anda
Menjual jasa pelayanan, yaitu :
1. Selalu memperhatikan orang lain, ingat wajah, inisial atau bahkan nama
tamu.
2. ramah tamah baik dalam tingkah laku, suara maupun kata-kata.
3. Berikan pelayanan dengan cepat.
4. Jangan bercakap-cakap dengan petugas yang lain kalau anda sedang
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
5. Jangan mengeluh di depan tamu tentang kelelahan dan kesibukan yang
anda rasakan.
6. Jangan membandingkan pelayanan yang doberikan oleh tour guide yang
lain.
2.4.3 Proses Komunikasi Pramuwisata
Seorang pramuwisatalah yang langsung berhubungan dan berkomunikasi
dengan wisatawan, pramuwisata melakukcan kamunikasi selama menjalankan
tugasnya.
Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih bertukar
fikiran, informasi, pengetahuan maupun perasaan. Bagi seorang pramuwisata
berkomunikasi pada wisatawan, berarti memberikan informasi memperkenalkan,
menjelaskan objek wisata, kota, daerah, dan negaranya, dengan cerita-cerita yang
menarik dan keunikan-keunikan yang bias diceritakan pada wisatawan.
Agar dapat memberikan informasi yang efektif seorang pramuwisata harus
mengetahui bahwa rombongan yang dibawanya terdiri dari banyak suku bangsa,.
Sehingga paling tidak seorang pramuwisata harus menguasau beberapan bahasa
asing dengan baik. Sehingga pramuwisata nantinya dapat menceritakan hal-hal
yang positif tentang negaranya, daerah, bangsa, kepada wisatawan yang
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Seni Berkomunikasi
Salah satucara seorang pramuwisata melakukan komunikasi dengan
anggota rombongan wisatawan yang dibawanya adalah dengan jalan memberikan
komentar (commentary) yaitu dalam bentuk percakapan yang disampaikan selama
dalam perjalanan pada semua anggota rombongan.
Komentar di pusatkan pada suatu objek daerah yang sedang disaksikan
atau dikunjungi. Dalam hal ini seorang pramuwisata akan meberikan penjelasan
informasi, petunjuk, mengenai segala yang berhubungan dengan objek uang
sedang dilihat. Agar dalam memberikan komentar atau informasi tercapai tujuan
yang efektif maka seorang pramuwisata harus memenuhi beberapa aspek berikut :
a. Dapat memberi semangat (stimulation)
Ini berarti komentar harus dapat menggerakkan orang-orang agar berbuat dan
mengarahkan perhatian serta meyakinkan mereka apa yang sedang disaksikan,
melebihi dari apa yang dibaca atau yang diketahui dari brosur dan media
promosi lainnya.
b. Komentar yang disampaikan harus jelas dan terang
Komentar harus dapat membantu anggota rombongan wisatawan untuk
memberi klarifikasi apa yang dilihat dan disaksikan. Seorang pramuwisata
harus selalu beranggapan bahwa dalam pikiran setiap wisatawan selalu diliputi
oleh keadaan mas of impression yang timbul secara spontan dalam sekejap
waktu dan tidak beraturan karena itu apa yang disampaikan seorang
pramuwisata haruslah dapat merumuskan apa yang ingin diutarakan tentang
yang dilihat atau disaksikan. Caranya tidak ubah seperti professor yang sedang
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
c. Komentar harus berkesinambungan
Dalam hal ini tidak berarti seorang pramuwisata akan berbicara dan
memberikan komentar secara terus menerus selama dalam perjalanan.
Maksudnya berkesinambungan dalam hal ini adalah seorang pramuwisata
harus memberikan komentar, apa yang diuraikan atau dijelaskan terdahulu.
Harus ada kaitannya dengan yang lain dalam arti tidak merupakan cerita yang
terpotong-potong.
Agar seorang pramuwisata dapat melakukan tugasnya seperti apa yang
diutarakan diatas, dalam berkomentar ia harus dapat mencegah:
1. Membicarakan tentang hal-hal yang tidak berhubungan dengan tugasnya.
Namun dia harus menghindari sifat membisu atau berbicara terlalu sedikit,
sehingga wisatawan menilai negatif.
2. Memberikan informasi secara menonton sehingga memberi kesan
membosankan bagi wisatawan. Di usahakan komentar yang bervariasi
diselingi oleh humor yang segar.
3. Dalam memberikan komentar jangan berlebih-lebihan, seakan-akan tidak
ada tandingnya, baik mengenai objek atau wisata dan cara memberikan
informasi.
4. Dalam memberikan komentar harus sadar sebenarnya sedang berhadapan
dengan siapa, dan pada siapa pelayanan diberikan.
Karena itu persiapan fisik, mental serta harus menumbuhkan sifat
bersahabat dalam beradaptasi dengan wisatawan yang berbesa karakter sehingga
dapat menyampaikan informasi secara sistematik. Diketahui bahwa wisatawan
benar-Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
benar matang dari seorang pramuwisata. Pramuwisata juga hcarus menyadari
bahwa :
1. Wisatawan adalah orang-orang yang sangat penting dalam profesi guide
2. Wisatawan sangat penting bagi dunia pariwisata.
3. Wisatawan mendatangkan bagi perusahaan dimana pramuwisata bekerja.
Hidup dan perusahaan tergantung pada ada atau tidak adanya kunjungan
wisatawan.
4. Wisatawan bukanlah lawan yang perlu diajak untuk berdebat, kalau
seandainya terpaksa, maka wisatawan selalu dipihak yang benar.
5. Wisatawan merupakan manusia biasa yang memiliki perasaan, bahagia,
sedih, benci, suka,emosi, prasangka, kagum.
6. Wisatawan selama dalam perjalanan tidak obahnya seperti anak kecil yang
selalu ingin diperhatikan, dimanjakan dan sama sekali tidak suka
diremehkan.
2.4.4 Tugas-tugas Dasar Pramuwisata
Menurut SK. MENPARPOSTEL NO. KM.82/PW.102/MPPT 1988
tanggal 17 September menyebutkan bahwa :
1. Mengatur wisatawan baik perorangan maupun rombongan, yang
mengadakan perjalanan dengan transportasi yang tersedia
2. Memberi penjelasan tentang rencana perjalanan dan objek wisata serta
memberi penjelasan mengenai dokumen perjalanan, akomodasi,
transportasi dan fasilitas wisata lainnya
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
4. Membantu menguruskan barang-barang wisatawan
5. Memberi pertolongan kepada wisatawan yang sakit, baik yang mendapat
kecelakaan atau kehilangan atau musibah lainnya
Diantaranya sekian banyak yang dipercayakan kepada seorang pramuwisata, ada
beberapa hal yang dapat dijadikan dasar dalam melakukan tugasnya (Fundamental
Tasks).
Dalam hal ini tugas tidak berhubungan dengan komentar atau dengan apa
yang diperlihatkan pada waktu-waktu tertentu. Tetapi tugas-tugas yang banyak
berkaitan dengan organisasi dan aspek-aspek teknis dari suatu kunjunga seperti
city sightseeing dan excursion dalam memberikan panduan kepada wisatawan
secara perorangan.
Tugas-tugas dasar harus dilaksanakan secara professional ditunjang dan
oleh pengetahuan yang memadai. Maksudnya agar menjasmin terciptanya
pelayanan yang sebaik-baiknya kepada wisatawan:
Di antara tugas-tugas dasar ini yang di anggap penting di ketahui adalah :
a. Tugas Dalam Kantor
Pramuwisata dapat bertugas sebagai Reception agent, yaitu sebagai orang
yang bertugas untuk menemani seseorang maupun rombongan wisatawan
yang datang (arrival) atau yang akan berangkat (departure) baik di lapangan
udara (airport), pelabuhan (seaport) dan menemani wisatawan selama
menjalani tour. Sesuai dengan tugas-tugas tersebut maka seorang pramuwisata
harus melakukan tugasnya yang pertama sebagai karyawan pada biro
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Adapun tugas-tugasnya adalah:
Sebagai penerima tamu, menyangkut kegiatan-kegitan memberi pelayanan
langsung pada wisatawan tanpa perantara dan langsung bertatap muka. Untuk itu
sangat dibutuhkan kesiapan dari setiap pramuwisata, seperti :
1. Membuat daftar peket-paket perjalanan yang akan dijual kepada
wisatawan lengkap dengan hari, tanggal, jam, objek akomodasi, rute dan
biaya yang dibebankan pada wisatawan.
2. Menurut nama-nama wisatawan yang ikut dalam perjalanan wisata yang
diselenggarakan.
3. Membuat daftar nama wisatawan yang ikut dalam rombongan dalam satu
bus.
4. Mencatat nama, alamat, no telpon perusahaan angkutan wisata yang akan
digunakan (kalau biro perjalanan yang bersangkutan tidak memiliki bus
sendiri.
5. Mempersiapkan label atau stiker yang akan digunakan sebagai identitas
anggota rombongan selama dalam perjalanan.
6. Mencatat nama-nama wisatawan sesuai dengan negaranya, dengan Negara
tujuan terakhirnya,
7. Mencatat hari, tanggal serta jam keberangkatan wisatawan atau mereka
yang bakalan datang.
8. Membuat nama-nama daftar anggota rombongan yang berhalangan seperti
sakit, atau terjadi yang tidak diinginkan dan mengurus kepulangan
wisatawan yang bersangkutan jelas Negara asalnya.
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Tugas Umum Seorang Pramuwisata
Pelayanan atau Reguler tour ini dapat dibagi dalam beberapa bagian tugas
penting yaitu :
1. Meneliti perjalanan yang sudah dipersiapkan. Kondisi objek yang akan
dikunjungi baik dari segi keamana, kesiapan pengelola objek, kondisi
akomodasi yang digunakan, transportasi, dan yang paling utama konsumsi
selama tour berlangsung.
2. Mencatat nama-nama anggota tour baik secara prorangan atau secara
rombongan. Lengkap dengan asal Negara, umur, jenis kelamin.
3. Mencatat nama hotel dimana wisatawan akan menginap, mengkomfirmasi
ulang apakah hotel tersedia atau tidak sesuai dengan apa yang diminta
4. Menjemput wisatawan dari bandara atau pelabuhan laut, dengan waktu
yang lebih cepat dari jam kedatangan wisatawan.
5. Menentukan dimana tour akan dimulai dan dimana akan selesai lengkap
dengan tanggap, hari dan jamnya.
6. Mempersiapkan sejumlah uang yang akan diperlukan selama perjalaan
untuk membayar karcis masuk tips.
7. Mempersiapkan stiker yang akan dibagikan pada wisatawan sebagai
identitas bagi pengikut tour.
8. Memberitahukan kepada supir dimana rombongan akan beristirahat,
berfoto, atau bahkan berbelanja. Sesiuai dengan data-data yang telah
disusun sebelumnya.
9. Mempersiapkan (P3K) obat-obatan sebagai pertolongan pertama jika
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
10.Membagikan brocheures perusahaan
11.Mengambil tour statement dan meminta tanda tangan tour leader.
12.Memeriksa dan mengambil Vouce pada tour leader.
2.1.5 Peranan Pramuwisata dalam Memandu Wisatawan
Industri pariwisata adalah industri jasa yang menghasilkan devisa bagi
negara, yang ternyata juga penunjang kemajuan suatu bangsa yang terus
berkembang dengan pembangunan-pembangunan sarana dan prasarana yang
berkaitan dengan kepentingan umum maupun kepentingan dunia kepariwisataan.
Pembangunan tanpa pengelola tentu tidak akan menghasilkan produk yang
memikat. Untuk itu selain peningkatan pembangunan wisata juga diperlukan
pekerja-pekerja yang terampil dan handal dari seorang pramuwisata. Pramuwisata
sebagai salah satu unsur kepariwisataan bertugas memberikan bimbingan,
penerangan, informasi yang jelas mengenai objek wisata serta memberikan
pelayanan untuk kepentingan wisatawan. Pramuwisata merupakan orang yang
langsung bertatap muka dengan wisatawan.
Tugas pramuwisata tidaklah mudah selain objek yang beraneka ragam juga
karena wisatawan merupakan orang-orang yang berasal dari berbagai suku bangsa
di dunia yang memiliki perbedaan latar belakang sosial , budaya ekonomi, politik,
dan sebagainya. Perbedaan tersebut memerlukan penyesuaian dalam memberikan
pelayanan. Pelayanan yang diberi pramuwisata itu tidak akan sempurna, bila
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Demikian pentingnya peranan pramuwisata itu maka dapat dilihat
pengertian pramuwisata menurut SK. MEN. PARPOSTEL No. KM
82/PW.1002/MPPT. 1986 Adalah “ Seorang yang bertugas memberikan
bimbingan, penerangan, dan petunjuk tentang objek wisata serta membantu segala
sesuatu yang diperlukan oleh wisatawan.”
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
BAB III
TINJAUAN UMUM TENTANG POTENSI KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN KARO
3.1 Informasi Umum Tanah Karo
Tanah Karo merupakan dataran tinggi Karo dengan ibukota Kabanjahe,
terletak 77 km dari kota Medan, ibukota Provinsi Sumatera Utara. Luas daerah
Kabupaten Karo sekitar 2.127,25 kilometer persegi yang terbentang di dataran
tinggi dengan ketinggian 140 sampai 1400 meter di atas permukaan laut. Memiliki
jumlah penduduk 276.763 jiwa, dengan kepadatan penduduk 130 jiwa/km
pendapatan PDRB/kapita US$491. Karena berada di ketinggian tersebut tanah
Karo Simalem mempunyai iklim yang sejuk dengan suhu berkisar antara 16
sampai 17 derajat celcius dengan curah hujan 1.000 – 4.000 mm/tahun dan
kelembaban udara 82%. Potensi yang dimiliki Kabupaten Karo antara lain
komoditas sayur-mayur dan buah-buahan, sumber daya hutan (kayu gergajian,
long pinus, log rimba), bahan galian C (dolomite dan belerang, batu, pasir), dan
sektor pariwisata (pemandangan alam, galian, udara yang sejuk, bukit-bukit).
Karena potensi yang dimilikinya maka Kabupaten Karo memiliki peluang yaitu
industri pengolahan buah-buahan dan sayur-mayur, investasi industri hasil hutan
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Batas-batas wilayah Kabupaten Karo adalah :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Deli Serdang.
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Tapanuli Utara.
c. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten
Simalungun.
d. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara (Provinsi Daerah
Istimewa Aceh).
Secara umum Kabupaten Karo terletak pada koordinat 20 50’ – 32 19’ LU
dan 970 55’ – 980 38’ BT sebelah Utara dengan luas ± 1217,25 km2 dengan
ketinggian mulai 140 m – 1400 m di atas permukaan laut dengan perbandingan
sebagai berikut :
a. Daerah ketinggian 140 – 200 m dari permukaan laut seluas 9.550 Ha (4,49%)
b. Dareh ketinggian 200 – 500 m dari permukaan laut 11.375 Ha (5,32%)
c. Daerah ketinggian 500 – 1000 m dari permukaan laut seluas 79.375 Ha
(37,24%)
d. Daerah ketinggian 1000 – 1400 m dari permukaan laut seluas 11.587 Ha
(52,90%)
Secara keseluruhan Kabupaten Karo terletak di punggung Bukit serta
diapit 2 (dua) pegunungan, yaitu : sebelah utara deretan pegunungan Gunung
Sinabung dengan ketinggian 2417 m dari permukaan laut dan Gunung Sibayak
yang tingginya 2172 m dari permukaan laut, sedangkan sebelah selatan adalah
deretan pegunungan Sibuaten; dan jika ditinjau dari segi topografi dapat dibagi
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
a. Bagian punggung (upper stream) daerah ketinggian 1000 – 2000 m, umumnya
di bagian timur meliputi Kecamatan Kutabuluh, Payung, Simpang Empat serta
Kecamatan Mardinding.
b. Bagian dataran dan bukit-bukit (middle stream), merupakan daerah dengan
ketinggian 30 – 1000 m yang meliputi Kecamatan Mardinding, Tiga Binanga,
Juhar, Serta Kecamatan Munthe.
Dilihat dari sudut kemiringan tanahnya dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Datar (2%) = 23.900 Ha = 11,24%
2. Landai (2-15%) = 74.919 Ha = 35,2%
3. Miring (15-40%) = 41.169 Ha = 19,35%
4. Curam (± 40%) = 72.757 Ha = 34,19%
Daerah ini merupakan daerah hulu sungai, serta potensi sumber-sumber
mineral dan pertambangan yang ada didaerah ini cukup potensial akan tetapi
masih memerlukan penjajakan. Kabupaten Karo mempunyai 2 (dua) musim yaitu
musim kemarau dan musim hujan. Adapun curah hujan di daerah ini rata-rata
setiap tahunnya berkisar antara 1000 – 4000 mm, dan arah angin di daerah ini
adalah :
c. Angin berhembus dari arah barat kira-kira pada bulan Oktober s.d. bulan
Maret setiap tahunnya.
d. Angin berhembus dari arah timur dan tenggara antara bulan April s.d. bulan
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
3.2 Kebudayaan Kabupaten Karo
Etnis Karo, salah satu suku di Sumatera Utara yang bermukim di kawasan
pegunungan, terdapat di daerah Gunung Sinabung dan Gunung Sibayak. Suku ini
terkenal karena keuletannya dalam bertani. Letak geografis dan perbedaan bahasa
yang membuat mereka enggan disebut bagian etnis Batak. Pasalnya, mereka
mempunyai sebutan sendiri untuk orang Batak yaitu Kalak Teba.
Dalam beberapa literature, etimologi Karo berasal dari kata Haru. Haru ini
berasal dari mana kerajaan Haru yang berdiri sekitar abad ke 14 sampai abad 15 di
daerah Sumatera bagian Utara. Kemudian pengucapan kata Haru ini berubah
menjadi Karo. Inilah diperkirakan awal terbentuknya nama Karo.
Masyarakat Karo sudah sejak dahulu kala terikat pada adat-stiadat. Ikatan
kekeluargaan atau kekerabatan pada masyarakat Karo agak keras, dalam arti
jarang sekali ada ynag berani secara terang-terangan melanggar peraturan adat
tersebut. Walaupun ketentuan adat tidak bersifat tulisan, namun sudah menjadi
kebiasaan sehari-hari untuk terus-menerus menaatinya. Tutur merupakan salah
satu warisan leluhur masyarakat Karo, cara menarik garis keturunan ini dimulai
dari nenek moyang ke anak, cucu, cicit, dan seterusnya.
Menurut Sangti (1976:130) dan Sinar (1991:1617), sebelum klan (merga)
Karo-karo, Ginting, Sembiring, Tarigan dan Perangin-angin menjadi bagian dari
kedatangan kelompok marga Karo-karo, Giting, Sembiring, Tarigan dan
Perangin-angin, akhirnya membuat masyarakat Karo semakin banyak. Interaksi ini yang
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Pembentukan ini bukan berdasarkan asal keturunan menurut garis bapak
(secara genealogis patrilineal) seperti di Batak Toba, tetapi kepada proses
pertumbuhan dan perkembangan masyarakat Karo Tua kepada masyarakat Karo
Muda, yakni lebih kurang pada tahun 1780. Pembentukan ini berkaitan dengan
keamanan, sebagai salah satu jalan keluar untuk mengatasi pergolakan antara
orang-orang yang datang dari kerajaan Haru dengan penduduk asli.
Kini marga si lima (klan yang lima) tak dapat dipisahkan dari masyarakat
Karo. Seiring perkembangan zaman, masyarakat Karo melalui merga si lima yang
berdomisili di dataran tinggi, kemudian menyebar ke berbagai wilayah di
sekitarnya, seperti ke Deli Serdang, Dairi, Langkat, Simalungun dan Tanah Alas
(Aceh Tenggara). Bahkan secara individu kini mulai menyebar ke seluruh wilayah
Indonesia, maupun ke luar negeri.
Dalam masyarakat Karo cara menarik garis keturunan atau yang disebut
tutur meliput i :
1. Merga/beru, adalah nama keluarga bagi seseorang dari nama keluarga
(merga) ayahnya. Untuk perempuan disebut beru. Bagi anak laki-laki merga
ini akan diwariskan secara turun-temurun masyarakat Karo mengenal ada lima
marga induk dan masing-masing mempunyai cabangnya (sub marga). Adapun
merga-merga induk ini adalah:
a. Perangin-angin, mempunyai 18 sub marga,
b. Ginting, mempunyai 16 sub marga,
c. Tarigan, mempunyai 13 sub marga,
d. Karo-karo, mempunyai 18 sub marga, dan
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
2. Bere-bere; adalah nama keluarga yang diwariskan seseorang dari beru ibunya.
3. Benuang; adalah nama keluarga yang diwarisi seseorang dari bere-bere
ayahnya.
4. Kempu; (perkempun); adalah nama keluarga yang diwarisi seseorang dari
bere-bere ibunya atau beru neneknya dari ibu (ibu dari ibunya).
5. Kampah; adalah nama keluarga yang diwarisi seseorang dari bere-bere nenek
dari ibunya (ibu dari ibunya ) atau beru ibu neneknya dari ibu.
Dalam perkembangan selanjutnya marga menurut garis keturunannya
masing-masing, maka timbullah suatu ikatan kekeluargaan yang lebih konkrit.
Ikatan kekeluargaan tersebut dikenal dalam berbagai nama tetapi berarti sama
yaitu Daliken Si Telu Rakut Si Telu / SingkepSi Telu. Daliken artinya tungku
tempat menunjukkan betapa pentingnya peranan tiap-tiap tungku, sebab kalau
cuma dua tungku maka tidak dapat digunakan untuk memasak. Demikian juga
dalam masyarakat Karo terdapat tiga unsur kekerabatan yang tidak dapat
dipisahkan, yaitu :
1. Senina / sembuyak; yang termasuk dalam kelompok ini adalah orang-orang
yang semarga, karena ibu mereka bersaudara atau beru ibu mereka sama.
Fungsi senina ini peneting karena pada waktu musyawarah mereka berbicara
mewakili pihak (yang mengadakan hajatan/upacara adat) dan menjadi
penanggung jawab pelaksana acara adat dalam batas-batas tertentu.
2. Kalimbubu; yang termasuk kelompok ini adalah pihak orang tua dari isteri dan
saudara laki-laki dari isteri yang mengadakan suatu upacara adat. Kalimbbuhu
sering juga disebut Dibata Ni Idah (Tuhan yang kelihatan) karena
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
3. Anak Beru, yang termasuk kelompok ini adalah kelompok yang mengambil
istri dan keluarga (merga) tertentu, termasuk pihak keluarga laki-laki tersebut
dan suami serta anak laki-laki dari saudara perempuan. Anak beru ini bertugas
menjalankan dan nenyelesaikan keputusan-keputusan dengan baik dalam tiap
adat, khususnya dalam melayani pihak kalimbubu. Dalam suatu upacara adat
pihak ini sering juga disebut tempatnya yakni “kalimbar. Dalam suatu upacara
adat pihak ini sering juga disebut tempatnya yakni “idapor”(di dapur) karena
memang tugas mereka adalah memasak gulai dan sayur termasuk dalam
melayani pada saat acara makan.
Dalam masyarakat Karo, semua adalah raja dan dihormati (sebagai
kalimbubu) dan semua orang adalah pekerja atau pelayan (sebagai anak beru) dan
juga sesekali sebagai pihak yang mengadakan suatu pesta/upacara adat (sebagai
Senina sembanyak), maka dengan sendirinya tidak dikenal perbedaan derajat
antara satu orang dengan yang lainnya.
Dalam hal alam pemikiran dan kepercayaan masyarakat Karo (khususnya
yang belum memeluk agama) masih menganut kepercayaan erkiniteken atau
kepercayaan akan adanya Tuhan (Dibat) dalam tiga wujud yaitu:
1. Dibata Idatas (Dibata Karo kaci), yang menguasai alam raya/langit
2. Dibata Itengah (Dibata Paduka Niaji), yang menguasai bumi atau dunia.
3. Dibata Iteruh (Dibata Banua Koling), yang menguasai alam di bawah bumi.
Disamping itu masyarakat Karo juga mempercayai bahwa di dalam tubuh
manusia yang hidup terdapat roh yang disebut tendi, dan apabila manusia tersebut
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Dalam pemikiran kepercayaan masyarakat Karo peranan guru (dukun)
sangat penting, karena dia dipercaya dapat membantu mengatasi penyakit,
membaca hari dan bulan baik, memanggil roh atau arwah orang yang sudah
meninggal, memanggil hujan, mengusir roh (begu) yang jahat, dan lain-lain.
Semua hal kepercayaan dan religi ini sejak zaman dahulu terus berkembang
sampai sekarang, walau hanya sebagian pemikiran akan kepercayaan ini terutama
bagi para pemeluk agama, akan tetapi membawa perpecahan ataupun keretakan di
dalam kehidupan masyarakat Karo tersebut.
3.3 Potensi Kepariwisataan Kabupaten Karo
Kabupaten Karo adalah salah satu dari ketujuh belas Kabupaten di
Sumatera Utara yang memiliki potensi kepariwisataan yang cukup berpotensi dan
banyak.
Daerah ini berhawa sejuk yang dikelilingi oleh Bukit Barisan dan memiliki
pemandangan yang sangat menarik untuk dinikmati bagi turis asing maupun
domestik. Di Kabupaten Karo terdapat dua gunung berapi yang masih aktif yaitu
Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung yang banyak dikunjungi oleh para turis
lokal maupun mancanegara.
Potensi kepariwisataan yang dimiliki oleh Kabupaten Karo adalah sebagai
berikut :
1. Berastagi
Berastagi merupakan tujuan wisata utama di Tanah Karo yang terletak di
ketinggian sekitar 4.594 kaki dari permukaan laut dikelilingi barisan
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
indah,luas, hijau. Brastagi merupakan daerah tujuan wisata yang memiliki fasilitas
lengkap di Tanah Karo, seperti hotel berbintang, restoran, golf dan lain-lain
sampai kepada hotel yang tarifnya relatif dapat terajngkau. Brastagi juga dikenal
dengan julukan kota “Markisa& Jeruk Manis”.
Dari kota “Markisa & Jeruk Manis” Brastagi, para pengunjung akan
menikmati pemandangan yang indah ke arah pegunungan yang masih aktif, yaitu
Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung. Untuk mendaki Gunung Sibayak yang
indah itu diperlukan waktu 3 sampai 4 jam perjalanan untuk melihat kekayaan
alam di dalamnya baik flora maupun faunanya.
Selain buah-buahan, Berastagi juga terkenal sebagai penghasil berbagai
jenis sayur-sayuran, buah-buahan dan bunga-bunga. Di kota Berastagi
dilaksanakan beberapa peristiwa pariwisata antara lain “Pesta Bunga & Buah” dan
festival kebudayaan “Pesta Menjuah-juah” yang diadakan setiap tahun. Tanah
Karo juga memiliki tradisi yang telah turun-temurun dilakukan yaitu “Kerja
Tahun” yang diselenggarakan setiap tahun oleh orang-orang Karo yang tinggal di
daerah tersebut ataupun yang sudah merantau datang kembali ke perkampungan
yang memiliki hubungan keluarga untuk saling berkunjunga dan bersilahturahmi.
Pesta buah dan Bunga dilaksanakan pada Bulan Maret setiap tahunnya.
Pada festival ini kita dapat melihat beraneka ragam bunga dan buah dipamerkan
yang dihasilkan dari setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Karo. Selain itu
pakaian tradisional Karo juga dipertunjukkan pada festival ini.
Pesta Menjuah-juah yang dilaksanakan pada Bulan Mei yang mana segala
Kebudayaan Karo serta cerita-cerita zaman dahulu dan Vocal Groupnya
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Kegiatan-kegiatan lain yang sering dilakukan oleh para wisatawan adalah
hiking, fishing, dan refreshing. Pada hari Minggu kota Berastagi padat dikunjungi
oleh wisatawan nusantara terutama dari kota Medan yang mana ingin berakhir
Minggu di kota ini. Biasanya mereka melakukan kegiatan shopping (bunga, buah,
dan sayuran). Salah satu kegiatan pariwisata yang digemari wisatawan (usia
produktif) adalah pendakian gunung, jalan lintas hutan (jungle track) dan kemping
(campingground). Di Berastagi juga terdapat layanan pariwisata (informasi
wisata) yang siap memberikan informasi – informasi tentang objek dan daya tarik
wisata yang ada di Kabupaten Karo. Selain itu juga tersedia taxi rental untuk
melakukan perjalanan (Sightseeting) dan sado untuk melakukan perjalanan di
sekitar kota Berastagi.
Angkutan sado yang merupakan kenderaan langka untuk mengangkut
penumpang dalam kota seperti dari Berastagi ke Gundaling atau ke hotel dan
lain-lain. Kereta sado ini sangat diminati oleh wisatawan domestik, masyarakat,
dan wisatawan mancanegara. Di Berastagi juga banyak terdapat sarana
akomodasi, restoran, souvenir shop dengan pelayana yang cukup memadai. Bukit
Kubu adalah salah satu hotel di Berastagi yang memiliki asitektur peninggalan
zaman kolonial yang mempunyai arena atau lapangan golf, tennis dan kebun
bunga yang indah. Bukit Kubu sering dikungjungi oleh turis-turis dari Eropa
khususnya wisatawan asal Belanda, untuk berakhir pekan dan untuk mengenang
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
2. Pesta Tahunan (Kerja Tahunan)
Yaitu aktivitas tradisi turun-temurun yang dilaksanakan oleh masyarakat
Karo. Biasanya diselenggarakan sehabis panen (setiap tahun) yang mempunyai
tujuan untuk mempererat hubungan kekeluargaan, khususnya yang sudah berada
di luar desa yang menyelenggarakan pesta tahunan ini. Biasanya pesta ini
diadakan pada bulan Januari, Juli, Agustus, dan Oktober.
3. Danau Laut Kawar
Danau Lau Kawar terletak 27 km dari Berastagi dan berada di kaki
Gunung Sinabung yang memiliki panorama yang indah dengan airnya yang jernih
dan dingin dan dikelilingi atau ditumbuhi hutan belantara yang lebat dengan
padang rumput hijau yang luas. Kegiatan yang sering dilakukan wisatawan lokal
maupun mancanegara di tempat ini adalah hicking, fishing, dan menikmati
matahari terbenam (sanset).
4. Tanam Hutan Raya (Tahura) Bukit Barisan
Tahura Bukit Barisan terletak 4 km dari kota Berastagi merupakan sebuah
taman yang mempunyai kebun binatang dan pondok-pondok wisata untuk para
pengunjung serta tersedia gajah tungangan untuk anak-anak. Jalan setapak menuju
hutan juga tersedia untuk pengunjung yang ingin meneliti atau sekedar melihat
tumbuh-tumbuhan hutan, anggrek liar, pakis besar, kayu-kayu liar yang ditutupi
lumut dan jamur, serta berbagai jenis kupu-kupu, kera, dan lain-lin. Tahura Bukit
Barisan merupakan tempat yang menyenangkan untuk melepas d kepenatan dalam
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
akomodasi yang cukup memadai disamping daya tarik lainnya berupa “kebun
binatang mini”.
5. Rumah Adat Tradisional Karo (Desa Budaya)
Di Kabupaten Karo terdapat rumah-rumah tradisional yang umumnya
sudah ratusan tahun dengan arsitektur yang tinggi. Rumah traditional ini terdapat
di desa Peceran, Lingga, Barus Jahe dan Dokan. Rumah tradisional ini terkenal
dengan Rumah Adat Siwaluh Jabu diisi oleh delapan keluarga dalam satu rumah,
demikian juga Rumah Adat Sepuluh Dua Jabu dihuni oleh dua belas keluarga
dalam satu rumah.
6. Lau Debuk-debuk
Tempat pemandian air panas yang mengandung belerang. Tempat ini
selalu disinggahi wisatawan setelah mendaki Gunung Sibayak, tidak heran jika
para wisatawan beredam lama di pemandian ini karena air panas tersebut selain
mengusir hawa dingin juga berhasiat menyembuhkan penyakit kulit.
7. Desa Tongkoh
Desa Tongkoh terletak sekitar 5 km dari kota Berastagi. Di desa ini
terdapat pabrik markisa dan perkebunan bunga. Meraka menjual bibit bunga yang
beraneka ragam dan sangat digemari oleh wisatawan.
Semua ini adalah sebahagian kecil potensi wisata di Kabupaten Karo yang
berpotensi dan memiliki proyek yang cukup menjanjikan dan dapat menunjang
peningkatan kepariwisataan khususnya di Kabupaten Karo seseuai dengan
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Secara umum objek dan daya tarik wisata sebagai salah satu potensi
kepariwisataan Kabupaten Karo dibagi atas tiga bahagian besar, yaitu :
a. Objek dan daya tarik wisata alam
1. Objek wisata Bukit Gundaling, Kecamatan Berastagi, jarak 2 km.
2. Objek wisata air terjun Sikulikep, Kecamatan Tiga Panah, jarak 15 km.
3. Objek wisata air terjun Sipiso-piso, Kecamatan Merek, jarak 37 km.
4. Objek wisata air panas Lau Debuk-debuk, Kecamatan Berastagi, jarak 7
km.
5. Objek wisata Gunung Sibayak, Kecamatan Simpang Empat, jarak 16 km.
6. Objek wisata Gunung Sinabung, Kecamatan Payung, jarak 27 km.
7. Objek wisata Gunung Sipiso-piso, Kecamatan Merek, jarak 42 km.
8. Objek wisata Danau Lau Kawar, Kecamatan Simpang Empat, jarak 27 km.
9. Objek wisata Tahura Bukit Barisan, Kecamatan Tiga Panah, jarak 4 km.
10. Objek wisata Goa Ling-Ling, Gara Kecamatan Tiga Nderket, jarak 100
km.
11. Objek wisata Goa Ling-Lahar, Kecamatan Kuta Bulu, jarak 110 km.
Catatan : Jarak diukur dari kota Berastagi sebagai pusat kepariwisataan
Kabupaten Karo.
Sumber : DISPARDA KAB. KARO
b. Objek dan daya tarik wisata budaya
1. Objek wisata Rumah Adat Tradisional Karo, Kecamatan Peceran, jarak 2
km.
2. Objek wisata Rumah Adat Tradisional Karo, Kecamatan Lingga, jarak 15
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
3. Objek wisata Rumah Adat Tradisional Karo, Kecamatan Serdang, jarak 15
km.
4. Objek wisata Rumah Adat Tradisional Karo, Kecamatan Barus Jahe, jarak
10 km.
5. Objek wisata Rumah Adat Tradisional Karo, Kecamatan Dokan, jarak 16
km.
6. Objek wisata Pesta Menjuah-juah Karo, Kecamatan Berastagi, jarak 0 km.
7. Objek wisata Pesta Buah dan Bunga, Kecamatan Berastagi, jarak 0 km.
8. Objek wisata Puntungan Meriam Putri Hijau, Kecamatan Sukanalu, jarak
0 km.
9. Objek wisata Guro-guro Aron, Kecamatan Semua Desa, jarak ---
Catatan : Jarak diukur dari kota Berastagi sebagai pusat kepariwisataan
Kabupaten Karo.
Sumber : DISPARDA KAB. KARO
c. Objek dan daya tarik wisata aggro
1. Lokasi Kebun Jeruk Jenis Objek Wisata Bukit Jarak 8 Km, Surbakti jarak
8 km, Basam jarak 7 km, Tanjung Barus jarak 10 km, Batu Karang jarak
24 km.
2. Lokasi Bunga jenis Objek wisata Berastagi jarak 0 jm, Tongkoh jarak 4
km, Seberaya jarak 9 km, Dolat Raya jarak 4 Km, Suka jarak 18 km.
3. Lokasi penyemaian dan pengolahan Holtikutura jenis objek wisata Kuta
Gadang jarak 3 km.
4. Lokasi Kol jenis objek Wisata Berastagi jarak 0 km, Simpang Empat jarak
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
5. Lokasi Asparagus jenis objek wisata Suka jarak 18 km.
6. Lokasi Marquisah jenis objek wisata Sempa Jaya/Lau Gendek.
Catatan : Jarak diukur dari kota Berastagi sebagai pusat kepariwisataan
Kabupaten Karo.
Sumber : DISPARDA KAB. KARO.
3.4 Sarana dan Prasarana A. Sarana
Sarana pokok kepariwisataan (Main Suprastructure) antara lain adalah :
a. Biro Perjalanan Wisata (BPW)
b. Hotel
c. Restoran
d. Angkutan Wisata, yang mana menjadi sarana penting bagi pemenuhan
kebutuhan wisatawan untuk mencapai salah satu objek wisata yang ingin
dikunjungi. Di Kabupaten Karo sekarang ini telah disediakan angkutan
wisata selain mobil carteran yaitu “Ferry Carteran” yang terdapat di Desa
Tongging. Ferry ini digunakan untuk wisatawan yang ingin mengelilingi
Danau Toba dengan kapasitas 30 pax.
e. Objek dan atraksi wisata
Semua sarana-sarana pokok di atas telah dapat digunakan untuk
mendukung sektor kepariwisataan di Kabupaten Karo.
Sarana pelengkap kepariwisataan (Supplementary Tourism Suprasturcture)
seperti fasilitas :
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
b. Olah raga, dan yang telah disediakan oleh Kabupaten Karo menjadi sarana
tersebut adalah : lapangan golf, tennis meja, kolam renang, kuda untuk
sarana kegiatan olah raga menunggang kuda.
Sarana penunjang kepariwisataan (Supporting Tourism Suprastructure), yaitu
salah satu sarana kepariwisataan yang berfungsi sebagai perangsang yang
dilengkapi fasilitas-fasilitas dalam pemenuhan kebutuhan tambahan atau
hiburan bagi wisatawan agar tinggal lebih lama (Length of Stay). Hal ini
mengakibatkan jumlah pengeluaran wisatawan akan bertambah. Adapun yang
menjadi sarana-sarana penunjang kegiatan kepariwisataan tersebut antara lain:
1. Tersedianya fasilitas hotel berbintang dan restoran sebagai akomodasi
utama bagi kebutuhan perjalanan wisata.
2. Tersedianya Biro Perjalanan Wisata sebagai pengantar perjalanan wisata.
3. Dan juga tersedianya souvenir shop sebagai pelengkap penyedia kepuasan
perjalanan wisatawan.
B. Prasarana
Prasarana yang terdapat di Kabupaten Karo yang memungkinkan proses
perekonomian dapat berjalan dengan lancar dalam pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan wisaawan adalah sebagai berikut.
a. Prasarana umum yang meliputi jaringan jalan raya, jembatan, air bersih,
listrik, telekomunikasi, dan lain-lain
b. Prasarana yang menyangkut dasar kebutuhan hidup yang dibutuhkan oleh