• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

EKSITENSI PERLINDUUNGAN HUKUM JAMINAN SOSIAL BAGI PEKERJA WANITA STUDY PADA PT. JAKARANA TAMA TANJUNG

MORAWA SKRIPSI

DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS – TUGAS DAN EMENUHI SYARAT – SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA

HUKUM OLEH

TRIANI Br GINTING

Nim : 030200086

Departemen : Hukum Administrasi Negara Program Kekhususan : Hukum Perburuhan

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT.

EKSITENSI PERLINDUUNGAN HUKUM JAMINAN SOSIAL BAGI PEKERJA WANITA STUDY PADA PT. JAKARANA TAMA TANJUNG

MORAWA SKRIPSI

DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS – TUGAS DAN EMENUHI SYARAT – SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA HUKUM

OLEH

TRIANI Br GINTING

Nim : 030200086

Departemen : Hukum Administrasi Negara Program Kekhususan : Hukum Perburuhan

Disetujui oleh

Ketua Departemen Hukum Administrasi Negara

DR. Pendastaren Tarigan, SH, MS Nip. 131410462

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ka. Bdg. Study Hukum Perburuhan

Kalelong Bukit, SH

2007

DR. Budiman Ginting, SH, M. Hum

Nip. 130365211 Nip. 131570456

FAKULTAS HUKUM

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat, rahmat dan karunia-Nyalah maka penulis dapat menjalani perkuliahan sampai pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun skripsi ini berjudul “Eksitensi Perlindungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. JAKARANA TAMA DI TANJUNG MORAWA” sebagai salah satu syarat akademis untuk menyelesaikan program study Sarjana di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua Orang Tua penulis yang sangat penulis banggakan, yang menyayangi penulis, memperhatikan dan memenuhi segala kebutuhan penulis serta selalu memberi semangat kepada penulis begitu juga kepada adik – adik dan kakak – kakak penulis yang mengasihi dan memotifasi penulis dalam menyelesaikan perkuliahan dan skripsi penulis.

2. Bapak Prof. DR. Runtung Sitepu, SH, M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

3. Bapak DR. Pendastaren Tarigan, SH, MS selaku Ketua Departemen Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

(4)

Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT.

5. Bapak DR. Budiman Ginting, SH, M. Hum selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

6. Bapak Juhar selaku Kepala Bidang Personalia pada PT. JAKARANA TAMA TANJUNG MORAWA

7. Tidak lupa juga penulis ucapkan pada teman – teman yakni : Erlan, Nur Ainun, Nuridayati, Besti, Rahma, Ayu Andanali dan Ari yang telah memberikan semangat kepada penulis

8. Untuk teman – teman sejurusan penulis yaitu : Helfrida Debora, rendy, Teresia, Nova, Polda, Lazarus, Rondi, Desi dan Melda yang telah memberikan masukkan dan saran kepada penulis

9. Terima kasih juga buat teman- teman yang membantu selama dalam penyelesaian skripsi ini yaitu : Stepanus Gurusinga, Rian Tarigan. Kebaikan kalian tidak akan pernah penulis lupakan

10.Tidak lupa penulis ucapkan kepada Kak. Febry, Sri Asih yangtelah banyak memberikan bantuan, semangat dan dorongan untuk penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna, namun penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan berpikir bagi setiap orang yang membaca. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih

Medan, Desember 2007

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……….i

DAFTAR ISI………ii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan……….. 1

B. Perumusan Masalah………. 7

C. Tujuan dan Manfaat Menulis………... 8

D. Keaslian Penulisan………... 10

E. Tinjauan Kepustakaan….………. 11

F. Metode Penulisan………. 14

G. Sistematika Penulisan……….. 15

BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG TENAGA KERJA WANITA A. Pengertian Tenaga Kerja………. 18

B. Peran Tenaga Kerja Wanita Dalam Pembangunan………. 22

C. Fungsi Ganda Pekerjaan Wanita Dalam Rumah Tangga dan Karir……… 30

D. Hak – hak Tenaga Kerja wanita……….. 39

E. Pengertian umum dan Ruang Lingkup Jaminan Sosial Tenaga Kerja……….. 45

F. Keberadaan Pergerakan Buruh Wanita di Indonesia………….. 51 BAB III : PERLINDUNGAN HUKUM DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA

(6)

Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT.

PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa……… 55 B. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan dan Kecelakaan Kerja Wanita di

PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa………... 59 C. Jenis – jenis Pekerjaan di PT. Jakarana Tama

Tanjung Morawa………... 64 D. Peranan Serikat Pekerja Dalam Melindungi Tenaga Kerja Wanita

Di PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa………. 67 BAB IV : PERLINDUNGAN HUKUM DALAM HUBUNGAN KERJA

TERHADAP PEKERJA WANITA DI PT. JAKARANA TAMA A. Hubungan kerja dan syarat – syarat Kerja……….. 70 B. Latar Belakang Memperkerjakan Tenaga Kerja Wanita di

PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa……….. 75 C. Kendala – kendala Dalam Memperkerjakan dan Kendala – kendala

Dalam Pelaksanaan Jaminan Sosial Bagi Tenaga Kerja Wanita di PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa……….. 76 D. Sistem Pengupahan dan Bantuan kesejahteraan Lainnya…..……78 BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan……….. 81

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan.

Sebagaimana kita ketahui bahwa lebih dari setengah jumlah penduduk Indonesia adalah wanita dan sudah biasa pula kita dengar kata bahwa surga berada di bawah telapak kaki ibu, dari kata itu dapat kita ambil makna bahwa kaum wanita sangatlah mulia, namun kedudukan wanita pada kenyataannya selalu dianggap kaum yang lemah dan bahkan dahulu sebelum kemerdekaan terdapat diskriminasi yang menonjol antara kaum pria dan kaum wanita, sampai akhirnya lahirlah emansipasi wanita yang dipelopori oleh Raden Ajeng Kartini.

Raden Ajeng Kartini dikenal sebagai penerobos belenggu kehidupan wanita Indonesia, beliau menulis kepada temannya di Belanda yakni kead Nona Zee Handelaar tentang bagaiamana ia prihatinnya melihat kaum perempuan Indonesia, salah satu petikan dari suratnya yang berisikan : Perempuan itu hanya wajib mengurus rumah tangga, mendidik anak, anak gadis dididik supaya menjadi budak orang laki-laki, pengajaran dan kecerdasan dijauhkan dari padanya atau dengan kata lain kebebasan tiada padanya.1

Oleh karena itulah kemudian ia mulai emansipasi wanita untuk menaikkan harkat dan martabat kaum wanita, pandangan bahwa wanita adalah kaum yang sangat lemah yang perlahan-lahan mulai hilang, bahkan setelah kemerdekaan, Presiden Republik Indonesia yang pertama yakni Ir. Soekarno membuat suatu pernyataan yang sangat mengaharumkan nama wanita, beliau menyatakan bahwa

(8)

Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT.

“ Wanita adalah sebagai induk kemajuan, induknya kultur yang mulia dan wanita adalah tiang negara.2

Peran serta tenaga kerja wanita disektor ekonomi tidak dapat diabaikan begitu saja mengingat permintaan terhadap tenaga kerja wanita juga cenderung meningkat, misalnya disektor jasa dan industri yang membutuhkan ketekunan dan Dari pernyataan tersebut dapat kita lihat betapa pentingnya peranan kaum wanita bagi suatu bangsa, jadi sudah selayaknya kaum wanita diberikan kedudukan yang sama dengan para pria dalam berbagai bidang pekerjaan dengan kemajuan bangsa dari negara khususnya dalam masa pembangunan.

Perjuangan Kartini dalam membebaskan kaun perempuan dari kemiskinan dan kebodohan adalah merupakan motivasi awal bagi kaum perempuan Indonesia untuk meningkatkan kualitas serta peranannya di dalam kemerdekaan saat ini. Namun sangat disayangkan hingga hari inipun tingkat kesejahteraan perempuan Indoneia ternyata masih di bawah standar, yang mana hal ini juga ditegaskan oleh Dita Indah Sari yakni seorang aktivis perempuan yang pernah menjadi tahanan politik pada era baru ini menyatakan bahwa kondisi kaum perempuan saat ini sangat memprihatinkan. “ Peranana perempuan sekarang masih jauh dari yang diharapkan “, apalagi jika dilihat dari segi ekonomi dan kesejahteraan. Menurutnya tingkat kesejahteraan kaum perempuan Indonesia sangat minim, khususnya perempuan dan kalangan menengah ke bawah. “ Untuk masalah kesehatan di Indonesia, tingkat kematian ibu sangat tinggi, hal ini dikarenakan belum meratanya bantuan kesehatan dari pemerintah, khususnya ibu-ibu di pelosok desa yang cenderung kurang mampu dari segi ekonomi.

2

(9)

ketelitian kerja, menurut penelitian bahwa partisipasi mereka dalam bidang ketenagakerjaan selama ini menempati posisi sentral adalah bukti bahwa mereka mempunyai andil yang cukup berarti sebagai penggerak pembangunan ekonomi dinegeri ini.

Tingkat partisipasi angkatan kerja wanita merupakan resio antara jumlah angkatan kerja dibagi dengan jumlah penduduk pada tahun 1990 mencapai 44,2 %, lima tahun berikutnya tahun 1995 sebanyak 46,9 % dan tahun 2000 meningkat menjadi 51,6 %, pada tahun 2004 adalah 49,2%, saat ini yang diperlukan adalah pemberdayaan dan perkembangan potensi guna meningkatkan kualitas dan perbaikan kesejahteraan mereka.

Berbicara mengenai wanita maka tidak terlepas dari masalah diskriminasi gender, seperti diketahui perlakuan diskriminasi terhadap kaum perempuan selalu terjadi diberbagai bidang, seperti pada pekerja perempuan dalam hal :

1. Mendapatkan hak perempuan atas kesempatan kerja yang sama dengan pria kebebasan memilih profesi, pekerjan, promosi dan pelatihan kerja.

2. Mendapatkan upah atas pekerjaan yang sama nilainya. 3. Dalam menikmati hak terhadap jaminan sosial

4. Hak terhadap kesehatan dan keselamatan kerja

5. Hak untuk berhenti dari pekerjaan dan tetap mendapatkan tunjangan karena menikah dan melahirkan, hak akan cuti haid, cuti hamil dan melahirkan.

(10)

Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT.

diperparah lagi dengan minimnya penanganan hukum. Oleh karena kekerasan dalam rumah tangga sering dianggap sebagai masalah pribadi sehingga sulit untuk ditelusuri dan ditangani secara hukum.

Melihat kompleknya masalah yang harus dihadapi kaum perempuan membuktikan bahwa pekerjaan rumah yang dihadapi oleh kartini-kartini masa kini semakin berat, tantangan yang dihadapinya semakin beragam karenanya diperlukan kesadaran dari tiap-tiap individu khususnya kaum perempuan untuk senantiasa membekali dirinya dengan pengetahuan. Kepada pemerintah juga diharapkan untuk secepatnya membangkitkan perekonomian di Indonesia serta pemerataan kesejahteraan bagi perempuan yang tinggal dipelosok-pelosok desa, keberanian perempuan dalam mengambil sikap dinilai sebagai langkah yang awal bagi terhindarnya kaum perempuan dari diskriminasi, pelecehan dan bentuk-bentuk kekerasan lainnya, sebisa mungkin perempuan Indonesia harus mandiri secara ekonomis sehingga peluang untuk mengambil keputusan tanpa dipengaruhi oleh apapun lebih besar dan juga patut dimengerti bahwa perempuan indonesia tidak dilahirkan untuk hanya menuliskan keluh kesah dalam sebuah jurnal dan membagikannya, perempuan Indonesia berdiri dialas kakinya sendiri, bukan pada bayang-bayang air.

(11)

dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pansacila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Keberadaan perusahaan-perusahaan swasta baik yang didirikan oleh pengusaha-pengusaha asing maupun pengusaha nasional sendiri yang erat sekali hubungannya dengan masalah perburuhan dan banyak mempergunakan tenaga kerja manusia baik itu tenaga kerja pria maupun tenaga kerja wanita.

Bagaimana majunya alat-alat yang diperguanakan diperusahaan namun tenaga kerja sebagai pekerja diperusahaan tetap dibutuhkan, akan tetapi kadang kala akibat hubungan kerja yang dilakukan itu dapat menimbulkan masalah bagi pekerja maupun pihak pengusaha.

Masalah-masalah yang timbul dalam perusahaan dapat berupa konflik antar pihak buruh dan pihak pengusaha misalnya saja atas ketidakpuasan buruh terhadap upah dan atas fasilits yang diberikan pihak pengusaha ataupun bisa saja pekerja kurang merasa mendapat perlindungan dari pihak pengusaha. Mengenai sistim pengupahan selama ini acap kali menjadi titik sentral konflik antara pekerja dan pengusaha, mengingat bagi pekerja upah adalah hak sebagai imbalan atas jasa dan hasil kerja yang telah mereka kontribusikan sehingga tercapai suatu hasil akhir berupa benda atau jasa, upah yang merupakan komponen pokok penghasilan guna menjamin kehidupan pekerja dan keluarga, sementara itu bagi pengusaha upah adalah komponen biaya produksi barang dan jasa yang sedapat mungkin dapat ditekankan.

(12)

Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT.

pihak pengusaha, perlindungan yang lebih ini dimaksud bukan berarti bahwa para tenaga kerja wanita harus mendapatkan perlakuan yang istimewa jika dibandingkan dengan buruh laki-laki, namun hal ini dikarenakan kodratnya buruh wanita mengharuskan untuk hamil, melahirkan dan mendapat haid setiap bulannya, ditambah lagi tenaga kerja wanita kadang-kadang mendapat tugas ganda sebagai tenaga kerja dan ibu rumah tangga. jadi hal-hal yang seperti inilah yang menyebabkan tenaga kerja wanita harus mendapat perlindunagan yang lebih dari pihak pengusaha.

Disamping itu ada masalah lain yang timbul dalam melakukan proses produksi misalnya mengenai kecelakaan kerja dan akibatnya. Oleh karena itu tenaga kerja harus dilindungi terhadap tempat dimana buruh wanita bekerja dan terhadap alat-alat kerja dan jika seorang buruh wanita mendapat kecelakaan sewaktu menjalani pekerjaan maka akan timbul persoalan mengenai ganti kerugian yang disebabkan oleh kelecelakaan tersebut dan bagaimana mengenai tanggung jawab dari pihak pengusaha terhadap buruh yang tertimpa kecelakaan itu.

(13)

Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis meninjau sejauh mana pelaksanaan perlindungan dan jaminan sosial tenaga kerja wanita melalui studi kasus di PT. Jakarana Tama di Tanjung Morawa.

B. Pumusan Masalah

Membicarakan mengenai tenaga kerja wanita adalah membicarakan mengenai masalah sosial. Masalah sosial adalah masalah bagaimana orang dapat memperbaiki keadaan dimana segala golongan masyarakat sedang berada, yang menjadi masalah umum dalam masalah sosial adalah golongan ekonomi yang lemah.

Kedudukan tenaga kerja wanita sebagai golongan yang lemah sering menimbulkan tindakan yang sewenang-wenang dari pihak pengusaha, untuk itu demi melindungi kepentingan tenaga kerja khususnya tenaga kerja wanita, pemerintah telah menerbitkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

Dengan menyadari adanya perbedaan fisik sosiologis wanita, pemerintah telah pula mengatur beberapa hal yang khusus bagi tenaga kerja wanita, perlakuan yang khusus atau istimewa bukanlah diskriminasi melainkan untuk menjaga kodrat serta harkat dan martabat sebagai buruh.

(14)

Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT.

keselamatan kerja serta kesehatan para tenaga kerja wanita dalam melaksanakan tugas diperusahaan.

Sebagai usaha menghindari uraian-uraian yang yang ada pada dasarnya tidak dibutuhkan yang dapat mengakibatkan samar atau tidak tepatnya sasaran pembahasan yang seharusnya ditonjolkan, maka diperlukan suatu pematokan permasalahan.

Permasalahan dalam pembahasan skripsi ini adalah : 1. Bagaimana peranan tenaga kerja wanita dalam pembangunan ?

2. Bagaimana pelaksanaan perlindungan hukum dan jaminan sosial tenaga kerja wanita pada PT. Jakarana Tama di Tanjung Morawa ?

3. Bagaimana pelaksanaan perlindungan hukum dalam hubungan kerja terhadap buruh wanita di PT. Jakarana Tama di Tanjung Morawa ?

B. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan Penulis

Adapun yang menjadi tujuan pembahasan dapat diuraikan sebagai berikut : a. Untuk mengetahui bagaimana sesungguhnya peranan tenaga kerja wanita

dalam pembangunan dewasa ini.

b. Untuk mengetahui bagiamana pelaksanaan perlindungan hukum dan jaminan social tenaga kerja wanita pada PT. Jakarana Tama di Tanjung Morawa

(15)

2. Manfaat Penulisan

Manfaat yang dapat diperoleh dari skripsi ini adalah : a. Secara teoritis

Pembahasan dalam masala-masalah yang sudah dirumuskan mudah-mudahan dapat memberikan kontribusi pemikiran-pemikiran serta pandangan-pandangan yang baru mengenai jaminan sosial tenaga kerja khususnya bagi kaum wanita yang dalam kenyataannya terhadap perlindungan perlu diperhatikan dengan sangat serius karena sudah menjadi kodrat bagi wanita yang harus menerima keadaan selalu direndahkan karena keadaan fisiknya yang lebih lemah dibanding laki-laki, kemudian atas keadaan wanita yang melakukan proses reproduksi yang mengakibatkan wanita akan menerima masa-masa sulit bila mereka tetap bekerja. Adapun dalam pemberian santunan kecelakaan kerja dan kematian maka diatur berdasarkan PP. No. 64 Tahun 2005, disamping diharapkan sebagai bahan kajian para akademis dalam menambah wawasan dibidang jaminan sosial tenaga kerja khususnya wanita.

b. Secara Praktis

(16)

Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT.

mendapat akses pada perawatan kesehatan yang memadai dan hak yang sama untuk menikmati pendidikan pada semua tingkat. Bagi pengusaha juga diharapkan untuk memperhatikan kehidupan para tenagakerja seperti menghormati hak kebebasan berserikat bagi pekerja dan perlakuan Hak Asasi Manusia dalam hubungan kerja dan tidak hanya menginginkan keuntungan yang besar bagi para pihak pengusaha

D. Keaslian Penulisan.

Eksitensi perlindungan hokum dan jaminan sosial tenaga kerja wanita di PT. Jakarana Tama di Tanjung Morawa yang diangkat menjadi judul skripsi ini merupakan hasil karya yang di tulis secara objektif, ilmiah, melalui pemikiran, refrensi dari buku – buku, bantuan dari pada nara sumber dan pihak – pihak lain. Skripsi tentang pekerja wanita sudah pernah diangkat sebelumnya, yakni tulisan saudara Viviana mengangkat mengenai perlindungan jamsostek terhadap buruh wanita yang study kasusnya dilaksanakan di PT. PACIFIC MEDAN INDUSTRI.

Sepanjang judul dan permasalahan saudara Viviana diatas, pada tulisan ini membahas mengenai eksitensi perlindungan hukum jaminan sosial bagi pekerja wanita study pada PT. Jakarana Tama di Tanjung Morawa.

(17)

dan tidak merupakan ciplakan dari karya orang lain.Dengan demikian penelitian ini dapat penulis pertanggungjawabkan kebenarannya.

E. Tinjauan Kepustakaan

Dalam pasal 1 angka 2 Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa pekerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang ataupun jasa untuk memenuhi kebutuha sendiri maupun masyarakat.3

Pengertian tenaga kerja dalam Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tersebut menyempurnakan pengertian tenaga kerja dalam Undang-Undang No.14 Tahun 1969 tentang ketentuan pokok ketenagakerjaan yang memberikan pengertian tenaga kerja adalah “setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik didalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan barang ataupun jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat “4

Dari pengertian tersebut terdapat pembedaan yakni dalam Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tidak lagi membuat kata baik didalam maupun diluar hubungan kerja dan adanya penambahan kata sendiri pada kalimat memenuhi

kebutuhan sendiri dan masyarakat, penguranagan kata didalam maupun diluar hubungan kerja pada pengertian tenaga kerja tersebut sangat beralasan karena dapat mengacaukan makna tenaga kerja itu sendiri, seakan-akan ada yang didalam dam ada pula yang diluar hubungan kerja serta tidak sesuai dengan konsep tenaga kerja dalam pengertian yang umum, demikiannya dalam hal penambahan kata sendiri pada kalimat memenuhi dan masyarakat, karena barang ataupun jasa yang

3

(18)

Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT.

dihasilkan oleh tenaga kerja tidak hanya untuk masyarakat tetapi juga untuk diri sendiri.

Sebagai perbandingan berikut beberapa pendapat para ahli hukum mengenai hukum tenagakerja/perburuhan yakni :

Halim membuat defendisi hukum perburuhan adalah peraturan-peraturan hukum yang mengatur hubungan kerja yang harus diindahkan oleh semua pihak buruh, pegawai maupun pihak majikan.

M.G.Levenbach juga menyebutkan bahwa hukum perburuhan adalah hukum yang berkenaan dengan hubungan kerja dimana perkerjaan itu dilakukan dibawah pimpnan dan dengan keadaan penghidupan yang langsung bersangkut paut dengan hubungan kerja itu.

Sedangkan Soepomo menyebutkan hukum perburuhan sebagai himpunan peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang berkenaan dengan kejadian dimana seseorang bekerja pada orang lain dengan menerima upah.

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka hukum ketenagakerjaan memiliki unsur yaitu :

a. Serangkaian peraturan yang berbentuk tertulis maupun tidak tertulis

b. Mengatur tentang kejadian hubungan kerja antara pekerja dan pengusaha/majikan

c. Adanya orang bekerja pada dan dibawah orang lain dengan mendapat upah sebagai nilai jasa

(19)

Berdasarkan pasal 2 Undang-Undang No.13 Tahun 2003 menyatakan bahwa : pembangunan ketenagakerjaan berlandaskan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.5

Menurut Undang-Undang No.3 Tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja merupakan hak bagi setiap tenaga kerja baik itu laki-laki maupun perempuan yang berbentuk uang sebagai penghasilan yang hilang akibat peristiwa atau keadaan yang dijalani oleh buruh berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia.

Yang mana dalam penjelasan pasal tersebut dijelaskan bahwa : pembangunan ketenagakerjaan dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, oeh sebab itu pembangunan ketenagakerjaan dilaksanakan untuk mengwujudkan manusia dan masyarakat indonesia yang sejahtera, adil, makmur dan merata baik materil maupun spritual.

Adapun yang menjadi tujuan dari pembangunan ketenagakerjaan yakni memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi, mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah. Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan.

6

Adapun landasan hukum tentang hak perempuan yang bersipat menyeluruh adalah konvensi segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan, yang diadopsi oleh majelis PBB pada Tanggal 18 Desember 1979 dan dinyatakan berlaku pada Tanggal 13 September 1961, Indonesia meratifikasi konvensi

5

Pasal 2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 6

(20)

Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT.

dengan Undang-Undang NO.7 Tahun 1984 tentang pengesahan konvensi mengenai penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan.

F. Metode Penulisan

A. Metode penulisan hukum normatif

Yaitu studi kepustakaan yang mana data skunder akan digunakan sebagai salah satu sumber yang dari teori dan dan data-data yang berkaitan dengan permasalahan skripsi ini, dalam studi kepustakaan ini penulis menggunakan :

Bahan hukum primer yakni berupa Undang-Undang No.3 Tahun 1992 Tentang jaminan sosial tenaga kerja, Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Undang-Undang NO.7 tahun 1984 Tentang pengesahan konvensi mengenai penghapusan segala bentuk diskrminasi terhadap wanita, Undang-Undang No.39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia ( HAM ) dan Undang-Undang Dasar 1945 Hasil Amademen.

(21)

C. Metode Penelitian Hukum Empiris

Metode penelitian ini dilakukan dengan langsung terjun kelapangan mencari sumber data primer. Primer artinya melalui nara sumber langsung sesuai dengan tempat yang telah ditentukan dalam permasalahan atau judul skripsi ini. Mencari data melalui nara sumber langsung dilakukan dengan wawancara kepada nara sumber data untuk mendapatkan data yang akurat dan tepat sehingga dapat menunjang keberhasilan terhadap permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini. Sumber data primer dalam penulisan skpripsi ini adalah PT. Jakarana Tama di Tanjung Morawa

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini dibagi atas 5 bab, dimana masing-masing bab dibagi atas beberapa sub bab yang disesuiakan dengan kebutuhan pembahasan dalam bab tersebut, urutan bab tersusun secara sisitematis dan saling berkaitan satu dengan yang lainnya.

Sistematika penulisan ini terdiri dari 5 bab yaitu sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang beberapa sub bab yakni latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penulisan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

(22)

Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT.

Dalam bab ini penulis memaparkan tentang pengertian tenaga kerja wanita, peranan tenaga kerja wanita dalam pembangunan, pemaparan tentang fungsi ganda pekerja wanita dalam rumah tangga dan karir, hak-hak tenaga kerja wanita, pengertian umum da ruanglingkup jaminan sosial tenagakerja serta keberdaan gerakan buruh wanita yang dimulai dari jaman sebelum kemerdekaan, jaman orde baru dan jaman reformasi hingga saat ini.

BAB III : Pelaksanaan Perlindungan Hukum Jaminan Sosial tenaga kerja di PT. Jakarana Tama di Tanjung Morawa

Pada bab ini menguraikan tentang latarbelakang terbentuknya jaminan sosial tenaga kerja wanita di PT. Jakarana Tama di Tanjung Morawa, jaminan pemeliharaan kesehatan dan keselakaan kerja wanita di perusahaan, jenis-jenis pekerjaan yang diberikan pada buruh dan peranan serikat pekerja dalam melindungi tenaga kerja wanita di perusahaan itu.

BAB IV : Perlindungan Hukum dalam hubungan kerja terhadap pekerja wanita di PT. Jakarana Tama di Tanjung Morawa

(23)

BAB V : Penutup

Bab ini merupakan bab terakhir dari skripsi ini deimana dalam bab ini ditemukan jawaban terhadap semua permasalahan yang pernah penulis buat dalam BAB I, kemudian penulis memberikan saran-saran yang mudah-mudahan berguna bagi perkembangan ilmu hukum khususnya hukum perburuhan.

Selain dari kelima bab diatas penulis juga melampirkan data-data yang penulis peroleh selama melakukan riset di PT. Jakarana Tama di Tanjung Morawa

(24)

Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT.

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG TENAGA KERJA

A. Pengertian tenaga kerja, Tenaga kerja kontrak, Tenaga kerja borongan dan Tenaga kerja harian lepas

1. Tenaga kerja

Tenaga kerja dalam pengertian hidup bermasyarakat diartikan sebagai setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang ataupun jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat, dalam hal ini berarti setiap orang tanpa terkecuali baik pria maupun wanita selama mereka mampu melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang atupun jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat termasuk tenaga kerja.

Seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan dapat dibedakan menjadi 2 (dua) bagian macam yaitu melaksanakan pekerjan untuk dirinya sendiri dan melakukan pekerjaan untuk dilaksanakan dalam suatu hubungan kerja, yang mana sipekerja mendapatkan upah dan orang lain yan bertindak sebagai pemberi kerja dibawah perintah orang lain dan hasilnya pun bukan untuk diri sendiri tetapi untuk orang lain.7

7

Imam Soepomo, Pengantar Hukum Perburuhan, Penerbit Djambatan, Jakarta, 1992, Halaman 3

(25)

• Pekerja anak

Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan menyebutkan yang dimaksud dengan anak adalah setiap orang yang berumur dibawah 18 ( delapan belas ) tahun, jadi dalam pengertian anak jelas bahwa seseorang anak tidak boleh dipaksakan untuk bekerja jika seseorang anak itu masih berumur 18 ( delapan belas ) tahun kebawah, terkecuali anak diberikan bekerja untk menambah pengetahuannya. Namun batasan umur anak untuk bekerja berbeda menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 1999 tentang pengesahan konvensi ILO No. 138 tentang usia minimum untuk diperbolehkan bekerja menyebutkan “ usia minimum tidak boleh kurang dari usia wajib belajar yakni 15 ( lima belas ) tahun.

Dengan demikian mengenai batas usia kerja ini terjadi kontradiktif dengan konsep anak dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 yang menggunakan umur lebih tinggi yakni 18 ( delapan belas ) tahun.

(26)

Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT.

1. Izin tertulis dari orangtua wali ;

2. Perjanjian kerja antara pengusaha dengan orangtua ; 3. Waktu kerja maksimum 3 jam ;

4. Dilakukan pada siang hari dan tidak menggagu waktu sekolah ; 5. Keselamatan dan kesehatan kerja ;

6. Adanya hubungan kerja yang jelas ;

7. Menerima upah sesuai dengan ketyentuan yang berlaku ;

Ketentuan yang sebagaimana dimaksud diatas dikecualikan bagi anak yang bekerja pada usaha keluarganya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pekerja anak sudah diatur dengan jelas didalam Undang-Undang dan peraturan-peraturan lainnya.

• Pekerja perempuan

Pekerja/buruh wanita yang sering kita dengar merupakan gabungan dari dua kata yakni buruh dan wanita. Pengertian dari buruh dapat dilihat dalam Pasal 1 angka 3 Undang - Undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan yang menyebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang bekerja dengan meneriama upah atau imbalan dalam bentuk lain, sedangkan wanita adalah wanita yang bekerja dengan mendapat upah atau disebut juga dengan pekerja wanita.

(27)

kesehatan dan keselamatan kandungannya maupun dirinya. Pengusaha yang jika memperkerjakan buruh perempuan antara pukul 23:00 sampai dengan pukul 07:00 maka wajib untuk : memberikan makanan dan minuman yang bergizi, menjaga kesusilaan dan keamanaan selama ditempat kerja dan pengusaha wajib menyediakan angkutan antar jemput pekerja perempuan.

Mengenai pembagian makanan dan minuman yang bergizi sekurang-kurangnya memenuhi 1.400 kalori dan diberikan pada waktu istirahat antara jam kerja, makanan dan minuman tidak dapat diganti dengan uang, dan dalam hal menjaga kesusilaan dan keamanaan pekerja perempuan maka pengusaha wajib menyediakan petugas keamanaan ditempat kerja, menyediakan kamar mandi / wc yang layaknya dengan penerangan yang memadai serta terpisah antara pekerja perempuan dan pekerja laki-laki,

Pengaturan pekerja perempuan dalam Undang-Undang No.13 Tahun 2003 telah banyak mengalami perubahan dari ketentuan sebelumnya yang melarang perempuan diperkerjakan pada malam hari, kecuali karena sifatnya pekerjaan tersebut harus dikerjakan oleh wanita dengan meminta izin intansi yang bertanggung jawab dibidang ketenaga kerjaan.

2. Pengertian tenaga kerja harian lepas, tenaga kerja kontrak dan tenaga kerja borongan

(28)

Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT.

8

Yang dimaksud dengan tenaga kerja kontrak menurut peraturan mentri tenagakerja No : PER – 03 / MEN / 1994 tentang penyelenggaran peranan jaminan soial tenaga kerja harian lepas, tenaga kerja borongan dan tenaga kerja kontrak. Ternaga kerja kontrak adalah “ tenaga kerja yang bekerja pada pengusaha untuk melakukan pekerjaan tertentu dengan menerima upah yang didasarkan atas kesepakatan untuk hubungan kerja waktu tertentu dan atau selesainya pekerjaan tertentu.”9

Sedangkan yang dimaksud dengan tenaga kerja harian lepas menurut peraturan mentri tenaga kerja No. PER – 03 / MEN / 1994 tentang tenaga kerja harian lepas, tenaga kerja borongan dan tenaga kerja kontrak. Tenaga kerja borongan adalah “ tenaga kerja yang bekerja pada pengusaha untuk melakukan pekerjaan tertentu yang berubah-ubah dalam hal waktu dengan menerima upah didasarkan atas volume pekerjaan atau satuan hasil kerja.10

Dari perkataan wanita akan muncul suatu pengertian sebagai suatu sosok manusia yang sifatnya, halus, lembut, keibuan, sopan santun, pendamping suami B. Peranan Tenaga Kerja Wanita dalam Pembangunan

Jika kita membicarakan tentang peranan wanita Indonesia dalam pembangunan, maka mau tidak mau kita harus memulainya dari persoalan yang paling mendasar yaitu tentang kodrat wanita, khususnya wanita Indonesia.

8

Pasal 1 Angka 2, Kepmenaker Nomor. KEP-150/MEN/1999 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja Harian Lepas, Tenaga Kerja Borongan dan Tenaga Kerja Kontrak

9

Pasal 1 Angka 4 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor.Per – 03/MEN/1994 Tentang Penyelenggaraan Tenaga Kerja Harian Lepas, Tenaga Kerja Borongan dan Tenaga Kerja Kontrak.

10

(29)

yang serta ibu yang baik bagi anak-anak dan keluarga. Dari sinilah meraka dibedakan dari pria yang cenderung kearah sosok manusia yang kuat dan berkuasa.

Setelah mengkaji psikologis wanita, ternyata disamping wanita mempunyai kelainan fungsi kehidupan wanita juga mempunyai perbedaan yang fundamental dengan kaum pria, wanita lebih menunjukan tanggung jawab, kesabaran, keuletan dan ketelitian. Maka perbedaan inilah yang menjadi titik keberhasilan wanita dalam karir.

Didalam perspektif historis keberadaan wanita dimana saja, termasuk di Negara kita berada pada suatu status dan kondisi yang terblakang tidak memiliki kemampuan, keterampilan dan cendrung dimanfaatkan hanya untuk memenuhi hajat biologis kaum pria semata. Namun pada saat sekarang ini wanita telah bangkit dari kebodohan tersebut, dalam hal itu dapat dilihat dari pembangunan pemberdayaan perempuan, dimana tujuan dari pembangunan pemberdayaan perempuan dilakukan untuk menunjang dan mempercepat tercapainya kualitas hidup dan mitra kesejajaran laki-laki dan perempuan. Yang menjadi sasaran umum pembangunan pemberdayaan perempuan adalah :

1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia perempuan diberbagai kegiatan sektor dan sub sektor serta lembaga dan non lembaga yang mengutamakan peningkatan kemampuan dan profesionalisme keahlian kaum perempuan. 2. Mewujudkan kepekaan, kepedulian gender dari seluruh masyarakat, Penentu

(30)

Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT.

3. Mengarusutamakan gender melalui peningkatan kualitas hidup perempuan dalam berbagai kehidupan yang merupakan salah satu Upaya konkrit dalam pencapaian penurunan angka kemiskinan.

Dalam pencapaian sasaran pembangunan pemberdayaan perempuan masih dirasa perlu dilaksanakan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan kemampuan dan peran serta kaum perempuan dalam mengisi pembangunan.

Menyertakan wanita Indonesia dalam proses pembangunan bukanlah berarti hanya sebagai suatu tindakan prikemanusiaan yang tidak adil belaka, tindakan ajakan mendorong wanita Indonesia untuk berpartisipasi dalam pencapain pembanguanan merupakan suatu tindakan yang efesien.11

Dalam meningkatkan peranan wanita dalam pembangunan merupakan bagian integral dan tidak terpisahkan dari pembangunan nasional, upaya tersebut dilaksanakan sejalan dan diadakan untuk menunjang keberhasilan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila. Pembangunan nasional tetap bertumpu pada trilogi pembangunan yang meliputi upaya pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, menuju terciptanya kemakmuran yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat, meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan menciptakan stabilitas yang sehat dan dinamis dalam mendukung kelancaran pelaksanaan pembangunan. Upaya kedudukan dan peran wanita yang dilaksanakan selama ini telah menunjukan kemajuan dan keberhasilan, walaupun demikian masih banyak ditemui berbagai permasalahan dan hambatan yang belum Jadi disini posisi antara wanita dan pria dalam pembangunan adalah sama. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tidak mengenal adanya diskriminasi.

11

(31)

sepenuhnya dapat diselesaikan, persamaan kedudukan hak dan kewajiban, peran serta kesempatan antara pria dan wanita belum dapat diwujudkan dengan baik.

Peranan diberbagai bidang kehidupan dan dalam segenap kegiatan pembangunan yang mencerminkan persamaan, kedudukan, hak dan kewajiban, peranan dan kesempatan wanita dilaksanakan sesuai dengan falsafah dan budaya bangsa. Dalam pelaksanaannya senantiasa diusahakan dan mengarah kepada terwujudnya kemitraan, kesejajaran dan selaras serasi, seimbang. Kemitraan kesejajaran yang harmonis ditandai dengan adanya sikap prilaku saling membantu dan saling mengisi dalam suasana kebersamaan. Pancasila sebagai pandangan hidup dan budaya bangsa serta Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusi nasional telah menempatkan kaum wanita pada keluhuran harkat dan martabatnya yang mempunyai hak dan kewajiban, kedudukan, peranan dan kesempatan sama dengan kaum pria untuk berperan di berbagai bidang kehidupan dalam segenap kegiatan pembangunan.

Khususnya Pasal 28 d ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan: setiap orang berhak bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.

Bertitik tolak dari bunyi Pasal tersebut, artinya bahwa terhadap masalah yang azasi bagi manusia yakni pekerjaan harus diperhatikan dengan baik tanpa membedakan apakah ia laki-laki ataupun wanita dan memberikan imbalan yang setimpal dengan pekerjaan yang dilaksanakan serta dalam perlindungan-perlindungan lainnya.

(32)

Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT.

kehadirannya tidak dapat dipungkiri secara langsung telah mengangkat martabat perekonomian negara, sentuhan tangan yang tidak terlalu trampil meningkatkan produksi di beberapa bidang dalam hal ini ikut menunjang pertumbuhan dan perkembangan perekonomian Negara.

Wanita memang tidak sekuat dan sahebat kaum pria, terutama dari segi kekuatan fisiknya, akan tetapi bagaimanapun wanita mempunyai andil besar mensukseskan tingkat perbaikan ekonomi, maka tidak ada alasan untuk tidak memperlakukan secara wajar sesuai dengan kodrat dan posisinya sebagai mahluk yang mulia.

Mengenai pemberian kebebasan bagi wanita untuk turut serta dalam pembangunan, dalam hal ini dapat dilihat dalam GBHN, Tap MPR. RI. Nomor 11/MR/1993 perihal : Peranan wanita dalam pembangunan bangsa ditetapkan : 1. Peranan wanita dalam pembangunan masyarakat, baik diperkotaan maupun

dipedesaan perlu terus ditingkatkan terutama dalam menangani masalah sosial dan ekonomi, yang diarahkan pada pemerataan hasil pembangunan, pengembangan sumberdaya manusia yang berkawalitas dan pemeliharaan lingkungan.

(33)

pembangunan bangsa dan memperhatikan kodrat serta harkat dan martabatnya.

3. Upaya menwujudkan kesejahteraan keluarga perlu makin digalakkan antara lain melalui pembinaan kesejahteraan keluarga sebagai gerakan pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah serta melalui gerakan keluarga kecil bahagia dan sejahtera dengan wanita sebagai gerakannya.

4. Untuk memenuhi kebutuhan yang makin meningkatnya akan tenaga kerja terampil dalam pembangunan, tenaga kerja sangat diperlukan diberbagai lapangan pekerjaan, perhatian khusus perlu diberikan pada peningkatan keterampilan produktivitas, kesejahteraan dan perlindungan tenaga kerja wanita termasuk yang bekerja diluar negeri terutama yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja, perkembangan karir serta jaminan pelayanan sosial bagi tenagakerja wanita dan keluarganya dengan memperhatikan kodrat serta harkat dan martabatnya sebagai wanita Indonesia.

Sedemikian pentingnya peranan wanita dalam menunjang pembangunan bangsa maka sangatlah diharapkan kepedulian pemerintah dalam menangani masalah-masalah buruh wanita, terutama dalam perlindungan jaminan sosial yang mana terdapat dalam Undang-Undang No.13 Tahun 2003 dan Kepmen No. 224/Men/2003 begitu juga dengan hak-hak buruh wanita.

(34)

Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT.

a. Besarnya jumlah penduduk yang buta huruf dan pendidikan rendah. b. Kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan, gizi dan sanitasi.

c. Keterbatasan pengetahuan, keterampilan dan sikap kaum wanita sendiri dalam hidup bermasyarakat dihadapkan pada penempatan kedudukan mereka dalam masyarakat yang belum sepenuhnya diterima kaum pria.

d. Keadaan sosial budaya yang tidak menguntungkan bagi kaum wanita dalam masyarakat yang masih berpandang tradisional terhadap norma-norma dan adat istiadat yang kuat masih membatasi peranan wanita dalam kegiatan yang bersifat formal.

e. Tingkat penghasilan keluarga yang rendah mengharuskan kaum wanita mencari nafkah tambahan bagi keluarga disamping tugasnya sebagai ibu rumah tangga.

Dalam bidang ketenagakerjaan khususnya masih sangat memperhatikan berdasarkan data sensus tahun 2000, wanita pekerja yang tidak/belum pernah sekolah relatif yakni sebesar 68,32 % sementara pria hanya sekitar 31,77 %. dalam kesempatan ini diberbagai usaha, peranan wanita sangatlah dibutuhkan baik sebagai pelaku utama maupun sebagai pelaku pendukung kaum pria, dewasa ini peranan wanita semakin dituntut agar memiliki standard yang ditentukan dan untuk itu sangat diperlukan pendidikan yang memadai.

(35)

menguatkan rakyat untuk menghadapi perubahan menuju pada kwalitas hidup yang lebih baik.

Sebagai suatu proses perubahan, pembangunan bukan semata-mata ditujukan pada perbaikan fisik (ekonomi) tetapi perlu juga dititik beratkan pada pembangunan kapasitas bangsa/masyarakat yang akan menghasilkan perubahan cara berpikir dan kemampuan manusia untuk menentukan masa depannya sendiri.

Beberapa tantangan yang dapat dijumpai dalam peningkatan peranan wanita dalam pembangunan seperti :

1. Bagaimana mengurangi kesenjangan dan meningkatkan keterampilan dan pemanfaatan IPTEK.

2. Bagaimana meningkatkan kwalitas sumber daya manusia wanita dan perlindungan terhadap tenagakerja wanita.

3. Bagaimana meningkatkan kemampuan dan kwalitas wanita sebagai orang tua dalam membina keluarga.

4. Bagaimana mengembangkan mekanisme sosial budaya yang lebih mendukung.

Adapun peranan wanita dalam menghadapi masa depan yakni kemampuan wanita dikembangkan melalui peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan teknologi, keterampilan serta ketahanan mental spritual yang lebih berperan aktif disegala bidang kehidupan dan segenap kegiatan pembangunan termasuk proses pengambilan keputusan serta mampu menghadapi perubahan.

(36)

Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT.

upaya mengatasinya. Dalam pembangunan wanita harus dapat menjadi perilaku perubahan organisasi wanita ditingkatkan sehingga dapat berkembang dan berdayaguna melalui cara :

a) Mengikuti perubahan yang terjadi dalam arti positif dan produktif.

b) Peka dan tanggap terhadap masalah baru yang dihadapi masyarakat sekitar khusus kelompok wanita.

c) Kreatif dalam pemecahan masalah.

d) Berani dalam mengambil tindakan/keputusan.

e) Memprakarsai program-program inovasi dan program aksi yang didukung pemikiran menjangkau masa depan dan dilarang khusus untuk memecahkan masalah nyata yang timbul dalam masyarakat.

C. Fungsi Ganda Pekerjaan Wanita Dalam Rumah Tangga dan Karier Wanita pekerja adalah wanita yang memiliki suatu kegiatan yang secara teratur dan sinambung dalam dalam suatu jangka waktu tertentu dengan tujuan yang jelas yaitu untuk menghasilkan atau mendapatkan sesuatu baik dalam bentuk uang, ide maupun kepuasan seperti kepuasan fisik, sosial dan kepuasan mental.

(37)

pria dan pekerjaan yang pantas untuk wanita tetapi juga menyebabkan subordinasi pria pada wanita sehingga wanita berada dalam posisi yang tidak menguntungkan, pandangan yang sekaligus menciptakan lapisan dalam masyarakat yakni lapisan kelompok manusia yang berkedudukan atas dan bawah. Lapisan atas mempunyai kesempatan ‘melakukan segala sesuatu’ untuk menentukan atau mengatur kelompok manusia yang berada dilapisan bawah, lapisan atas juga menempatkan dirinya pada posisi mengatur dan menentukan nasib lapisan bawah, akibatnaya lapaisan bawah menjadi tergantung pada lapisan atas karena segala sesuatu ditentukan oleh lapisan atas.

Dalam hal ini wanita berada dalam lapisan bawah dan sebaliknya pria berada dalam lapisan atas, gambaran diatas memperlihatkan bahwa pola hubungan pria dan wanita baik dalam keluarga, suami, istri mupun dalam hubungan pria dan wanita secara umum adalah pla hubungan yang bersifat vertikel.

Pola hubungan tersebut semakin dikuatkan lagi oleh anggapan bahwa pekerjaan domestik yakni pekerjaan yang dianggap pantas untuk wanita yang disebut dengan istilah “pekerjaan perempuan” dinilai sebagai pekerjaan yang lebih rendah dibandingkan dengan jenis pekerjaan yang dianggap sebagai ‘’pekerjaan laki-laki’’ disamping itu pekerjaan domestik dikategorikan sebagai pekerjaan yang kurang produktif sehingga tidak diperhitungkan dalam statistik eknomi negara, akibatnya secara umum wanita menjadi tergantung pada pria.

(38)

Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT.

aspek keluarga perlu secara khusus ditekankan terutama karena perempuan memang banyak dikaitkan dengan peran fungsi sebagai pengelola rumah tangga bahkan oleh masyarakat sering diingatkan bahwa tujuan hidup wanita adalah menjadi ibu rumah tangga yang baik, akibatnya baik dalam masyarakat maupun dalam diri wanita itu sendiri tertanam nilai bahwa tugasnya hanya disektor domestik bahkan sudah membudaya sehingga mendomonasi seluruh aspek kehidupan.

Terbentuknya kesempatan bagi wanita untuk memperoleh pendidikan disegala bidanag dan jenjang maka sebagai kelanjutannya terbuka pulalah lapangan pekerjaan yang dapat dimasuki oleh wanita hal inilah yang menyebabkan meningkatnya jumlah wanita memasuki dunia publik. Disamping itu dorongan wanita untuk memasuki lapangan publik ini juga disangga oleh berbagai faktor dan bahkan dapat dikatakan sebagai suatu tuntutan, sehingga dewasa ini wanita dituntut untuk memasuki dunia publik yang selama ini dianggap dunia pria hanya saja keterlibatan wanita disektor publik ini tidak ditopang oleh semua tatanan nilai yang ada dalam masyarakat sehingga hal ini menimbulukan kendala bagi wanita untuk mengembangkan potensinya disektor publik

a. Keterlibatan wanita disektor publik.

(39)

Sebagai individu yang adalah seorang pribadi wanita memiliki harapan-harapan dan kebutuhan-kebutuhan, minat-minat dan potensi sendiri. Merujuk pada pandangan psikologi humanistik yang menekankan nilai positif manusia, wanita juga membutuhkan aktualisasi yang se optimal mungkin demi pengembangan diri untuk mengaktualisasikan diri tersebut, mereka perlu satu wadah yang dapat menampungnya.

Dengan berkiprahnya wanita di sektor publik mereka dapat mengembangkan pengetahuan dan potensi-potensi yang mereka miliki, disamping dapat mengaktualisasikan diri dengan berkiprah di sektor publik, wanita juga memiliki jati diri sendiri kalau selama ini mereka hanya sebagai “konco winking” yang identitasnya tergantung pada suami, maka dengan berkiprahnya di sektor publik, ia memiliki identitas sebagi dirinya. Bagi wanita yang sudah mengenyam pendidikan dan keterampilan yang mereka miliki maka mereka dapat mewujudkan keinginan tersebut.

Ditinjau dari segi ekonomi, kehidupan yang semakin sulit membuat wanita tidak dapat berpangku tangan. Mereka tergugah untuk bertanggung jawab atas kelanjutan hidup keluarga mereka, oleh sebab itulah mereka bekerja di sektor publik. Motivasi mereka berkiprah di sektor publik, disamping untuk mengembangkan ilmu dan keterampilan yang mereka miliki juga mencari penghasilan dan memenuhi kehidupan keluarga.

(40)

Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT.

kerja yang lebih banyak termasuk wanita sehingga di kalangan wanita terbentuk apa yang lajim disebut dengan “peran ganda” disatu pihak sebagai tenaga kerja yang memperoleh upah dan di pihak lain sebagai ibi rumah tangga. Keterlibatan wanita di sektor publik ini mngkin saja sebagai pencari nafkah tambahan, membantu suami menanggulangi ekonomi keluarga.

Selanjutnya “tuntutan” untuk terlibat di dunia publik juga berasal dari lingkungan atau lebih jauh dapat dikatakan dari masyarakat luas. Dengan adanya pernyataan dalam GBHN TAP MPR No.II/1983 tentang adanya kesempatan hak dan kewajiban yang sama bagi pria dan wanita untuk berpartisipasi dalam semua kegiatan pembangunan membuktikan bahwa masyarakat menurut mereka untuk terlibat di sektor publik.

Sejalan dengan hal itu, sistim nilai yang ada dalam masyarakat mulai bergeser yakni memberi peluang bagi wanita untuk berkiprah di sektor publik. Alternatif yang kini dapat dipilih oleh wanita yang ingin berkarya tidak lagi secara ketat dibatasi oleh pandangan tradisional tentang apa yang pantas dilakukan oleh wanita.

(41)

dengan berperan sertanya wanita dalam pembangunan bangsa akan sangat membantu pengembangan pembangunan bangsa indonesia. Namun keterlibatan wanita di sektor publik ini tidak didukung oleh semua tatanan nilai yang ada sehingga dalam menjalankan tugas tersebut dijumpai kendala-kendala.

b. Kendala-kendala yang dihadapi wanita pekerja.

Pada hakikatnya, walaupun iklim yang berkembang di tengah masyarakat mulai memberi peluang kepada wanita untuk terjun ke sektor publik, tetapi masih banyak aspek yang berkaitan dengan faktor kultural dan sosial yang mengahambat pengembangan potensi tersebut. Adapun anggapan tentang peran yang “pantas” bagi wanita dan pria diterjemahkan dalam aturan-aturan yang formal. Dalam kesempatan dan akses sosial yang berbeda dalam berbagai aspek kehidupan walaupun dalam keyakinan dan pandangan individu.

Menurut Yaumil Agoes Achir, ia berpendapat bahwa kendala-kendala yang dihadapi oleh wanita pekerja adalah :

1. Waktu yang terlalu sempit sehingga wanita pekerja tertekan jiwanya, dikejar keinginan untuk memerankan kedua tugasnya sesempurna mungkin.

2. Adanya pengaruh negatif terhadap perkembangan dan pertumbuhan putra-putrinya. Dengan seringnya anak terpisah dari ibunya, dianggap menyebabkan timbulnya suatu emotional deprivation pada anak mengakibatkan terganggunya proses sosialisasi anak dalam kehidupan emosionalnya.

(42)

Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT.

bahkan mungkin akan timbul perasaan tersaingi sehingga menimbulkan dampak psikologis yang dapat mempengaruhi tindakannya dalam keseharia.

Sementara itu Karlinah Soepardjo Rustam menyatakan bahwa, dari hasil penelitiannya mengenai pekerja wanita, penelitian yang dilakukan di daerah Jawa Barat yang respondennya adalah wanita urban kelas menengah terungkap bahwa dalam diri wanita pekerja tersebut masih ada pemisahan yang tegas antara pekerja pria dan wanita, adanya pemisahan bidang pekerjaan juga merupakan kendala bagi wanita untuk mengembangkan potensi dirinya : wanita masih merasa sepenuhnya bertanggung jawab terhadap kelangsungan rumah tangga sehingga ketika wanita memasuki duania kerja, bebannya menjadi berlipat ganda. Kurangnya partisipasi pria dalam kegiatan reproduksi di rumah tangga menjadi kendala bagi wanita dalam pengembangan dirinya.

Gambaran di atas memperlihatkan bahwa ada sejumlah kendala yang dihadapi oleh wanita pekerja, secara garis besarnya ada 2 kendala yaitu:

1. Kendala internal.

(43)

harus memikul beban ganda. Jika ia tidak dapat melaksanakan tugas tersebut sesempurna mungkin.

Dengan demikian, kendala yang dihadapi adalah rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap pelaksanaan kedua tugas sehingga ia terpaksa harus menanggung beban kerja yang berat. Mungkin untuk meringankan beban dalam menangani tugas kerumah tanggaan bagi keluarga yang mampu secara ekonomis bisa saja mempekerjakan pembantu, hanya saja pengalihan tugas tersebut tetap dirasakan sebagai tanggung jawabnya sepenuhnya, sehingga bila pendidikan anak tidak berhasil atau suami merasa diabaikan, maka dalam diri si istri akan muncul rasa bersalah.

2. Kendala eksternal

(44)

Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT.

Pandangan yang mengatakan tugas wanita adala disektor domestik tersebut juga mempengaruhi sistim nilai yang berkembang dalam masyarakat. Adanya pandangan tersebut menyebabkan masyarakat menuntut wanita untuk bertanggungjawab penuh pada sektor somestiknya. Hal ni terlihat dari opini yang dilontarkan oleh masyatakat bahwa wanita karier sebagai salah satu sumber ketidakberhasilan pendidikan anak, jika pendidikan anak tidak berhasil maka yang disalahkan adalah ibunya, artinya yang dituntut untuk bertanggung jawab terhadap pendidikan anak adalah ibunya.

Ternyata kendala yang dihadapi wanita pekerja dalam mengemban peranan tersebut tidak dapat dilepaskan dari perbedaan gender yang sekaligus melahirkan ketidakadilan gender tersebut berdampak negatif terhadap pengembangan potensi wanita sampai saat ini walaupun sudah terjadi pergeseran nilai tetapi keadilan gender ini masih saja tetap mewarnai kehidupan pekerja wanita.

(45)

Maka dari itu hendaklah kita kaum wanita terus berusaha untuk mencapai kedudukan yang selayaknya dalam bidang yang dipilih masing-masing. Guna meningkatkan produktivitas kita sebagai wanita, yang selalu dianggap lemah bagi kaum pria. Kita harus bangkit dan terus berusaha hingga saatnya kita akan menemukan apa yang kita inginkan.

D. Hak-Hak Tenagakerja Wanita

Laki-laki dan perempuan adalah ciptaan tuhan, perbedaanya hanya terletak pada jenis kelamin dan reproduksi. Kesetaraan gender adalah kesetaraan peran sehingga dalam setiap aktivitas tugas dan tanggungjawab laki-laki san perempuan sama.

Isu tentang HAM semakin terangkat kepermukaan karena dinilai hak-hak asasi manusia yang telah disepakati tanpa pembedaan gender ternyata belum dinikmati oleh banyak perempuan dan nilai hak-hak asasi perempuan masi belum terlindungi. Kejahatan terhadap kemanusiaan yang berbasis dender masih merupakan bagian kehidupan sosial.

Sepanjang peradaban manusia perbedaan gender dan ketimpangan kekuasaan dan budaya patriarki merupakan salah satu bentuk diskriminasi dan patrik kekuasaan yang menjadikan hak-hak perempuan yang paling fundamental sebagai manusia tercabut dari akarnya. Hak perempuan semakin menguat dan dikumandangkan, mengingat pelanggaran HAM perempuan terjadi ditanah publik maupun domestik diberbagai penjuru dunia.

(46)

Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT.

masalah perempuan belum direspon secara serius oleh negara dan kekerasan sistematis berbasis gender, hak-hak politik dan hak-hak atas pekerjaan kerap kali dilanggar.

Setiap pekerja tentunya memerlukan suatu kerangka perlindungan hukum demikian pula tentunya bagi wanita yang bekerja. Madelina K. Hendiytio dalam adrikelnya yang berjudul “ hak asasi manusia dan perlindungan bagi tenagakerja wanita ” mengkonstalasi bahwa seiring dengan meningkatnya partisipasi tenagakerja wanita, maka perlindungan terhadap tenagakerja wanita sesuai standard internasional merupakan dasar bagi pembangunan sosial yang adil.

Pengakuan terhadap hak-hak wanita pada dasarnya merupakan penghormatan pula terhadap hak-hak asasi manusia, oleh karena itu maka perlindungan tenaga kerja wanita yang sesuai dengan standard internasional tentu menjadi syarat mutlak yang tidak dapat ditawar lagi. Standard yang dimaksud adalah konvensi-konvensi internasioanal yang pada hakekatnya bertujuan untuk melindungi hak-hak perempuan.

Dalam upaya untuk menjamin hak-hak mendasar perempuan maka PBB telah menetapkan konvensi penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan yakni Tahun 1979 dan indonesia meratifikasi melalui Undang-Undang RI Nomor. 7 Tahun 1984. konvensi hak politik perempuan 1953 telah diratifikasi melalui Undang-Undang Nomor 68 Tahun 1985. semua konvensi yang telah diratifikasi merupakan perisai bagi perempuan untuk memerangi berbagai diskriminasi, eksploitasi dan pelanggaran HAM.

(47)

meratifikasinya telah mengikatkan diri dan mempunyai kewajiban menyusun berbagai peraturan untuk menghapus diskriminasi terhadap perempuan.

Pasal 1 cedaw menjelaskan diskriminasi terhadap perempuan berarti setiap pembedaan, pengucilan atau pembatasan yang dibuat atas dasar jenis kelamin yang mempunyai pengaruh atau tujuan untuk mengurangi atau menghapuskan pengakuan, penikmatan atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan pokok dibidang politik, ekonomi, sosial budaya, sipil atau apapun lainnya oleh kaum perempuan.

Maka jelaslah pada Pasal 1 cedaw tersebut diatas diharapkan agar pemerintah dapat menghapuskan segala bentuk diskriminasi diberbagai bidang terutama disektor ketenagakerjaan dan ekonomi. Hak-hak perempuan atas pekerjaan masih banyak menghadapi berbagai benturan baik itu karena persoalan implementasi hukum yang tidak konsekwen maupun persepsi yang keliru mengenai peranan perempuan disektor publik.

(48)

Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT.

terhadap hal-hal yang dapat mengencam keselamatan dan atau kesehatan berkenaan fungsi repeoduksi ”

Pasal 38 Undang-Undang No.39 Tahun 1999 menyebutkan :

Ayat (1) : setiap waeganegara seseuai dengan bakat, kecakapan dan kemampuan berhak atas pekerjaan yang layak.

Ayat (2) : setiap orang berhak dengan bebas memilih pekerjaan yang disukainya dan berhak pula atas syarat ketenagakerjaan yang adil.

Ayat (3) : setiap orang pria maupum wanita yang melakukan pekerjaan yang sama sebanding, setara atau serupa berhak atas upah serta syarat perejanjian kerja yang sama.

Ayat (4) : setiap orang pria mauun wanita dalam melakukan pekerjaan yang sepadan dengan martabat kemanusiaan berhak atas upah yang adil sesuai dengan prestasinya dan dapat menjamin kelangsungan kehidupan keluarganya.

Begitu juga pada Undang-Undang Dasar 1945 hasil amademen yang tertuang dalam :

Pasal 27 ayat (2) yaitu : tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.

(49)

Tidak terlepas pada Undang-Undang 1945 yang telah diamandemen dan Undang-Undang No.39 Tahun 1999, maka Undang-Undang No.7 Tahun 1984 mengenai konvensi perempuan menegaskan juga hak-hak perempuan dalam ketenagakerjaan yang mana tertuang dalam Pasal 11 yang berisikan :

1. Hak untuk bekerja sebagai hak asasi manusia.

2. Hak atas kesempatan kerja yang sama termasuk kriteria seleksi yang sama dalam penerimaan pegawai.

3. Hak untuk memilih profesi dan pekerjaan, hak untuk kenaikan pangkat, jaminan kerja dan semua tunjangan fasilitas kerja.

4. Hak untuk memperoleh kejuruan dan latihan ulang.

5. Hak untuk menerima upah yang sama termasuk tunjangan, perlajuanyang sama untuk kerja yang sama nilainya.

6. Persamaan penilaian kwalitas pekerjaan.

7. Hak atas jaminan sosial, khususnya dalam hal pensiun, pengangguran, sakit, cacat, lanjut usia, kemampuan untuk bekerja, hak atas cuti yang dibayar. 8. Hak atas perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja termasuk

perlindungan fungsi reproduksi.

Secara khusus ada beberapa hak-hak/ perlindungan nagi tenaga kerja wanita yakni :

1. Larangan PHK terhadap tenaga kerja wanita

(50)

Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT.

Larangan tersebut merupakan bentuk perlindungan bagi pekerja wanita sesuai kodrat, harkat dan martabat yang merupakan kondekwensi logis dengan stratifikasinya konvensi ILO No.100 dan No.111 Tahun 1951 tentang diskriminasi. Dalam peraturan tersebut pengusaha diwajibkan merencanakan dan melaksanakan pengalihan tugas bagi pekerja wanita tanpa mengurangi hak-haknya bagi perusahaan yang karena sifat dan jenis pekerjaan yang tidak memungkinkan memperkerjakan wanita hamil.

2. Hak pekerja wanita yang bekerja pada malam hari

Upaya pemerintah dalam memberikan perlindungan kepada pekerja perempuan tidak hanya pelanggaran PHK terhadap perempuan pekerja yang menikah, hamil dan melahirkan tetapi menyangkut perlidungan terhadap keamanaan apadia bekerja pada malam hari yaitu antara pukul 23.00 sampai dengann 07.00.

Isi dari KEPMEN Republik Indonesia No.Kep. 224/MEN/2003 yang mengatur tentang kewajiban pengusaha yang memperkerjakan wanita antara pukul 23.00 sampai dengan 07.00 adalah perlindungan keamanaan fisik dan fisikis pekerja perempuan pada malam hari agar terhindar dari perampokan, pemerasan maupun tindakan asusila berupa pemerkodaan dan pelecehan seksual. Tanggung jawan ini dibebenkan kepada pengusaha.

Tanggung jawab yang diberikan kepada pengusaha tersebut adalah :

(51)

b) Pengusaha diwajibkan menyediakan petugas keamanaan ditempat kerja untuk memastikan bahwa pekerja perempuan aman daeu kemungkinan perbuatan asusila ditempat kerja

c) Fasilitas tempat kerja harus didukung oleh kamarmandi dan penerangan yang layak

d) Untuk menjaga kondisi kesehatan agar pekerja perempuan harus dalam kondisi primapengusaha siwajibkan memberikan makanan dan minuman yang bergizi sekurang-kurangnya 1400 kalori.

E. Pengertian dan Ruang Lingkup Jamsostek

Jaminan sosial tenagakerja yang diatur dalam Undang-Undang No.3 Tahun 1992 tentang Jamsostek jo.pp No.14 tahun 1993 tentang penyelenggaraan jamsostek dimaksudkan untuk memberikan perlindungan bagi tenagakerja terhadap resiko sosial ekonomi yang menimpa tenagakerja dalam melakukan pekerjaan baik berupa kecelakaan kerja, sakit, haritua, maupum meninggal dunia.

Dewasa ini peran serta pekerja dalam pembangunan nasional semakin meningkat pula halnya penggunanaan teknologi diberbagai sektor bagian usaha yang dapat mengamgam keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan tenaga kerja sehingga perlu upaya peningkatan perlindungan tenaga kerja yang dapat memberikan kontribusi positif terhadap udaha peningkatan didisiplin dan produktivitas tenaga kerja.

(52)

Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT.

tabungan hari tua, ansuransi sosial dan tanggung jawab pengusaha, bantuan sosial ternasuk rehabilitasi sosial diatur salam Undang-Undang No.6 Tahun 1974 tentang kesejahteraan sosial, dibedakan untuk :

1. Pegawai negeri sipil terdiri dari progtam taspen, pemeliharaan kesehatan dan pensiun.

2. Anggota ABRI, meliputi program Asabri, pemeliharaan kesehatan dan pensiun.

3. Karyawan perusahaan, meliputi program jaminan kedelakaan kerja, jaminan pemeliharaan kesehatan,serta jaminan hari tua dan jaminan kematian.

Tanggung jawab pengusaha berupa kewajiban setiap pengusaha yang karena ketentuan tahap kepersetaan atau karena tidak mematuhi ketentuan kepersertaan tidak menjadi peserta jamianan sosial, maka pengusaha tetap bertabnggung jawab untuk menberikan konpensasi kecelakaan kerja yang diderita oleh karyawannya, demikiam juga pegawai negeri baik Sipil maupun ABRI juga berhak mendapat konpensasi apabila mengalani kecelakaan kerja.

A. Pengertian Jaminan Sosial Tenaga kerja

Jaminan sosial tenaga kerja adalah duatu perelindumgan bagi tenaga kerja dalan bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanaan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia.

(53)

warganya melalui berbagai usaha dalam menghadapi resiko ekonomi atau sosial yang dapat mengakibatkan terhentinya atau berkurangnya penghasilan.

Dari penjelasan diatas jelaslah bahwa jaminan sosial tenagakerja adalah merupakan perlindungan bagi tenagakerja dalam berbentuk santunan berupa uang (jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian dan tabungan hari tua) dan pelayaanan kesehatan yakni jaminan pemeliharaan kesehatan.

B. Hakikat jaminan sosil tenaga kerja

Jaminan sosial tenaga kerja yang diatur dalan Undang-Undang No.3 Tahun 1992 adalah merupakan hak setiap tenaga kerja yang sekaligus merupakan kewajiban dari majikan, pada hakikatnya program jaminan sosial tenaga kerja dimaksudkan untuk memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruh penghasilan yang hilang. Adapun program jaminan sosial tenaga kerja ini memepunyai beberapa aspek yaitu :

a) Memberiakan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya.

b) Merupakan penghargaan kepada tenaga kerja yang telah menyumbangkan tenaga dan pikirannya kepada perusahaan tempatnya bekerja.

C. Ruang Lingkup Jaminan Sosial Tenaga Kerja

(54)

Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT.

1. Jaminan kecelakaan kerja

kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja termasuk sakit akibat hubungan kerja. Demikian pula terhadap kecelakaan kerja yang terjadi dalam perjalanan yang berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang kembali melalui jalan yang sama dilalui. Adapun iuran dari kecelakaan kerja ini ditanggung oleh pengusaha yang besarnya antara 0,24-1,74% dari upah kerja sebulan. Besarnya iuran sangat tergantung dari tingkat resiko kecelakaan yang mungkin terjadi dari suatu jenis usaha tertentu, semakin besar tingkat resiko tersebut maka semakin besar iuran kecelakaan kerja yang harus dibayar dan sebaliknya semakin kecil kecelakan kerja yang terjadi maka kecil juga iuran yang harus dibayar.

Penyetoran iuran dilakukan pengusaha kepada bedan penyelenggara dilakukan setiap bulan dan disetor secara lunas paling lambat tanggal 15 (lima belas) bulan berikut, keterlambtan pembayaran iuran maka akan dikenakan denda.

Tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak atas jaminan kecelakaan kerja berupa penggantian biaya yakni :

a) Biaya pengangkutan tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja ke rumah sakit dan atau kerumahnya termasuk biaya pertolongan pertama pada kecelakaan.

b) Biaya pemeriksan dan atau perawatan selama dirumah sakit termasuk rawat jalan.

(55)

Selain penggantian biaya maka tenaga kerja juga mendaptkan santunan berupa uang yang meliputi :

a. Santunan sementara tidak mampu bekerja. b. Santunan cacat sebagian untuk selama-lamanya.

c. Santunan cacat total untuk selama-lamanya baik fisik maupun mental dan atau santunan kematian.

2. Jaminan kematian

Jaminan kematian yang mendapatkan santunan adalah kematian bagi tenaga kerja pada saat menjadi peserta jamsosotek. Jaminan ini merupakan komplemen terhadap jaminan hari tua yang kedua-duanya merupakan jaminan masa depan tenaga kerja. Jaminan ini dimaksudkan untuk turut menanggulangi dan meringankan beban keluarga yang ditinggalkan dengan cara memberi santuanan biaya pemakaman. Besarnya biaya jaminan kematian ini adalah 0,30% dari upah pekerja selama sebulan yang ditanggung sepenuhnya oleh pengusaha. 3. Jaminan pemeliharaan kesehatan

(56)

Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT.

kesehatan ini diberikan kepada tenaga kerja atau suami istri yang sah dan anak-anaknya sebanyak 3 orang. Jaminan ini meliputi :

a. Perawatan rawat jalan tingkat pertama b. Rawat jalan tingkat lanjutan

c. Rawat inap

d. Pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan e. Penunjang diagonistik

f. Pelayannan khusus g. Pelayanan gawat darurat

Dalam penyelenggaraan paket jaminan pemeliharaan kesehatan dasar, badan penyelenggara wajib :

1. Memberikan kartu pemeliharaan kesehatan kepada setiap peserta.

2. Memberikan keterangan yang perlu diketahui peserta mengenai paket pemeliharaan kesehatan yang diselenggarakan.

3. Tabungan hari tua

Adapun yang dimaksud dengan hari tua adalah umur pada saat produktivitas tenaga kerja menurun, sehingga perlu diganti dengan tenaga kerja yang lebih muda. Yang dimaksud dalam penggantian ini adalah jika tenaga kerja tersebut cacat tetap dan total, pembayaran iuran jaminan hari tua menjadi tanggung jawab bersama antara pekerja dan pengusaha yakni 3,70% ditanggung pengusaha dan 2% ditanggung oleh pekerja.

(57)

perlindungan dihari tua. Untuk itu perlu menyisihkan sebagian penghasilannya untuk menghadapi hari tua tersebut.

Pembayaran jaminan hari tua ini dibayarkan pada saat tenaga kerja telah mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun atau cacat total untuk selama-lamanya dan dapat dilakukan dengan :

a) Secara sekaligus apabila jumlah jaminan hari tua yang harus dibayar kurang dari tiga ratus ribu rupiah;

b) Secara berkala apabila seluruh jumlah jaminan hari tua mencapai tiga juta rupiah atau lebih dan dilakukan paling lama lima tahun.

Pembayaran jaminan hari tua secara berkala sebagaimana dimaksud diatas dilakukan atas pilihan tenaga kerja yang bersangkutan. Tenaga kerja yang akan menerima jaminan hari tua dapat mengajukan kepada badan penyelenggara dan apabila tenaga kerja akan meninggalkan indonesia untuk selama-lamanya maka jaminan hari tua dibayarkan sekaligus.

F. Keberadaan Gerakan Buruh Wanita di Indonesia

1.

Gerakan buruh wanita pada awal kemerdekaan ini dapat dilihat bahwa kaum wanita sudah berani untuk tampil dan memperjuangkan hak-hak sejak zaman dahulu, yang tak bedanya dengan kaum laki-laki. Gerakan buruh wanita pada saat itu terdiri dari satuan-satuan yang menyebar keseluruh jawa, sumatera tengah dan selatan.

(58)

Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT.

Gerakan buruh wanita pada saat itu juga sangat sangat erat berhubungan dengan pergerakan buruh (SOBSI) mereka bersama-sama memperjuangkan hak-hak buruh, jikalau buruh wanita diperlakukan sewenang-wenang oleh para majikan. Para tokoh gerakan wanita pada awal kemerdekan memiliki 2 (dua) visi, ada sebagian satuan gerakan buruh wanita yang memiliki tujuan murni hanya untuk memperjuangkan nasib buruh khususnya buruh wanita, namun ada pula satuan gerakan buruh yang bertujuan untuk memperbaiki nasib buruh juga bertujuan untuk memperjuangkan keselamatan bangsa dari tangan-tangan penjajah dan kaum pemberontak. Kebanyakan satuan buruh ini bernaung pada partai-partai. Tokoh-tokoh gerakan buruh wanita pada saat berpendapat bahwa setiap hak-hak perempuan sebagai manusia harus memperjuangkan terlebih dahulu agar ia setara dengan kaum laki-laki dan bila ini telah tercapai maka akan terwujudlah masyarakat yang adil dan makmur. Demikianlah gigihnya para buruh wanita pada saat itu untuk memperjuangkan nasib-nasib mereka dan hak-hak mereka pula.

Jadi dapat kita lihat bahwa gerakan buruh wanita pada masa awal kemerdekaan dalam memperjuangkan hak-haknya dengan penuh semangat dan bersikap optimis dengan mempunyai tujuan yang sangat mulia, dengan bersatu maka apa yan

Referensi

Dokumen terkait

Di pihak lain, tes kreativitas mengukur kemampuan berpikir menyebar (divergen) dan tidak ada jawaban yang benar dan salah. Kualitas respon seseorang diukur dari sejauh

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model group investigation dapat meningkatkan nilai kepedulian siswa terhadap lingkungan di kelas VII G SMP

Sekarang ini banyak pengendalian sistem refrigerasi pada Air Condintioning dilakukan secara manual menggunakan saklar untuk itu peneliti mencoba merancang alat

Pada akhir pengamatan, ternyata ukuran wadah tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan yang tertinggi adalah 29,25 cm pada varietas Lokal Kuning yang diperlakukan oleh hormon

Pertanggungjawaban pidana terhadap pelaku tindak pidana penipuan dengan menggunakan identitas palsu sebagai polisi dilakukan dengan terpenuhi syarat-syarat dalam

Interaksi antara konsentrasi sukrosa (A) dan suhu pasteurisasi (B) tidak berpengaruh nyata terhadap kadar gula total, kadar vitamin C, viskositas, total padatan

Salah satu masalah kesehatan lingkungan yang umum terjadi pada sebagian besar kawasan pesisir adalah masalah penyediaan air bersih bagi masyarakat yang bermukim di kawasan

Untuk memperoleh kekebalan yang cukup, jumlah zat anti dalam tubuh harus meningkat, pada imunisasi aktif diperlukan waktu yang agak lebih lama untuk membuat zat anti itu