• Tidak ada hasil yang ditemukan

Imunisasi HIB.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Imunisasi HIB.docx"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Dalam Bidang imunologi, kuman atau racun kuman (toksin) disebut sebagai antigen. Secara khusus antigen tersebut merupakan bagian dari protein kuman atau protein racunnya. Bila antigen untuk pertama kali masuk kedalam tubuh manusia, maka sebagai reaksinya tubuh akan membentuk zat anti. Bila antigen itu kuman, zat anti yang dibuat tubuh disebut antibody. tidaknya tubuh memusnahkan antigen atau kuman itu tergantung kepada jumlah zat anti yang dibentuk.1

Pada umumnya tubuh tidak akan mampu melawan antigen yang kuat. Antigen yang kuat ialah jenis kuman ganas. Virulen yang baru untuk pertama kali dikenal oleh tubuh. Itulah sebabnya anak akan menjadi sakit bila terjangkit kuman ganas.1,2

Jadi pada dasarnya reaksi pertama tubuh anak untuk membentuk antibody terhadap antigen tidaklah terlalu kuat. Tubuh belum mempunyai “pengalaman” untuk mengatasinya. Tetapi pada reaksi yang ke 2 atau ke 3 dan berikutnya, tubuh anak sudah pandai membuat zat anti yang cukup tinggi. Dengan cara reaksi antigen-antibodi. Tubuh anak dengan kekutan zat antinya dapat menghancurkan antigen atau kuman berarti bahwa anak telah menjadi kebal terhadap penyakit tersebut.1

Dari uraian ini, yang terpenting ialah bahwa dengan imunisasi dasar, anak akan terhindar dari ancaman penyakit yang ganas tanpa bantuan pengobatan. Dengan dasar reaksi antigen-antibodi ini tubuh anak akan memberikan reaksi perlawanan terhadap benda-benda asing dari

(2)

2 luar (kuman, virus, bakteri) yang mungkin akan masuk ke tubuh. Dengan demikian anak akan terhindar dari ancaman luar. Akan tetapi sesudah beberapa bulan/tahun jumlah zat anti dalam tubuh akan berkurang sehingga imunitas tubuh akan menurun. Agar tubuh tetap kebal diperlukan perangsangan kembali oleh antigen, artinya anak tersebut harus mendapatkan suntikan/imunisasi ulangan.2

Selain imunisasi ulangan, anak juga memerlukan imunisasi tambahan. Salah satu imunisasi tambahan yang diperlukan oleh anak adalah imunisasi Haemophilus Influenza Tipe B (HIB). Imunisasi ini diperlukan agar anak terhindar dari penyakit meningitis.1,2

(3)

3 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Definisi Imunisasi

Imunisasi adalah memberikan vaksin yang mengandung kuman yang telah dilemahkan. Vaksin yang masuk dalam tubuh bayi itu akan merangsang tubuh memproduksi antibody. Antibody itu akan melawan bibit penyakit yang masuk dalam tubuh.3

Imunisasi merupakan suatu usaha memberikan kekebalan bayi dan anak dengan cara vaksin ke dalamtubuh. Tujuan imunisasi adalah agar tubuh terlindung dari beberapa penyakit berbahaya. 4

Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya tertentu. Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibody. Antibody ini berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap penyakit. Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa anaka-anak. 1

1.2 Reaksi Antigen-Antibodi

Apabila ada antigen (kuman,virus, bakteri, parasit) memasuki tubuh, maka tubuh akan berusaha untuk menolaknya. Tubuh membuat zat anti yang berupa antibody atau antitoksin. Reaksi tubuh pertama kali terhadap antigenberlangsung lambat dan lemah sehingga tidak cukup banyak antibody yang terbentuk. Tetapi pada reaksi yang ke 2 atau ke 3 dan berikutnya, tubuh anak sudah pandai membuat zat anti yang cukup tinggi. Dengan cara reaksi

(4)

4 antigen-antibodi. Tubuh anak dengan kekutan zat antinya dapat menghancurkan antigen atau kuman berarti bahwa anak telah menjadi kebal terhadap penyakit tersebut. 1,2

Di manakah zat anti tersebut dibentuk tubuh, yaitu pada tempat-tempat yang strategis terdapat alat tubuh yang dapat memproduksi zat anti. Tempat itu adalah hati, limpa , kelenjar timus dan kelenjar getah bening. Sebagai contoh elenjar getah bening tersebar luas di seluruh jaringan tubuh, seperti di sekitar rongga hidung dan mulut, leher,ketiak, selangkangan, rongga perut. “Amandel” atau tonsil merupakan kelenjar getah bening yang terdapat pada rongga mulut sebelah dalam. Berbagai alat tubuh yang disebutkan tadi merupakan pusat jaringan terbentuknya kekebalan pada manusia. Kerusakan pada alat ini akan menyebabkan seringnya anak terserang berbagai jenis infeksi: lazimnya dikatakan “daya tahan tubuh anak merendah”. 3

1.3 Imunisasi Aktif dan Pasif

Imunisasi pasif (passive immunization) adalah “Immunoglobulin” jenis imunisasi ini dapat tmencegah penyakit campak. Imunisasi aktif (active immunization) adalah Imunisasi yang diberikan pada anak adalah : BCG, untuk mencegah penyakit TBC, DPT untuk mencegah penyakit-penyakit diptheri, pertusis dan tetanus, polio untuk mencegah penyakit poliomyelitis, campak untuk mencegah penyakit campak, Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis B. Perbedaan yang penting antara jenis imunisasi aktif dan imunisasi pasif ialah:4

a. Untuk memperoleh kekebalan yang cukup, jumlah zat anti dalam tubuh harus meningkat, pada imunisasi aktif diperlukan waktu yang agak lebih lama untuk membuat zat anti itu dibandingkan dengan imunisasi pasif.

(5)

5 b. Kekebalan yang terdapat pada imunisasi aktif bertahan lama (bertahun-tahun), sedangkan pada imunisasi pasif hanya berlangsung untuk 1 – 2 bulan.

c. Pada imunisasi aktif, tubuh anak sendiri membuat zat anti yang akan bertahan selama bertahun-tahun.

d. Pada imunisasi pasif, tubuh anak tidak membuat sendiri zat anti. Anak mendapatnya dari luar tubuh dengan cara penyuntikan bahan/serum yang telah mengandung zat anti.

d. Kekebalan yang diperoleh dengan imunisasi pasif tidak berlangsung lama. Kadang-kadang imunisasi aktif dan pasif diberikan dalam waktu yang bersamaan, misalnya pada penyakit tetanus. Bila seorang anak terluka dan diduga akan terinfeksi kuman tetanus, maka ia memerlukan pertolongan sementara yang harus cepat dilakukan. Saat itu belum pernah mendapat imunisasi tetanus, karena itu ia diberi imunisasi pasif dengan penyuntikan serum anti tetanus. Untuk memperoleh kekebalan yang lama, saat itu juga sebaiknya mulai diberikan imunisasi aktif berupa penyuntikan toksoid tetanus. Kekebalan pasif yang diperoleh dengan penyuntikan serum anti tetanus hanya berlangsung selama 1 – 2 bulan. Secara alamiah imunisasi aktif mungkin terjadi, sehingga tanpa disadari sebenarnya tubuh anak telah menjadi kebal. Keadaan demikian pada umumnya hanya terjadi pada penyakit yang tergolong ringan, tetapi jarang sekali pada penyakit yang berat. 5,6

1.4 Jenis Vaksin

Pada dasarnya, vaksin dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu1,2,3 1. Live attenuated (bakteri atau virus hidup yang dilemahkan) 2. Inactivated (bakteri, virus atau komponennya, dibuat tidak aktif)

(6)

6 a. Vaksin Hidup (Attenuated)

Vaksin hidup dibuat dari virus atau bakteri liar (wild) penyebab penyakit. Virus atau bakteri liar ini dilemahkan (attenuated) di laboratorium, biasanya dengan cara pembiakan berulang-ulang. Misalnya vaksin campak yang dipakai sampai sekarang, diisolasi untuk mengubah virus liar campak menjadi virus vaksin dibutuhkan 10 tahun dengan caramelakukan penanaman pada jaringan media pembiakan secara serial dari seorang anak yang menderita penyakit campak pada tahun 1954.Vaksin hidup (attenuated) yang tersedia b eras al dari vi rus hidup: vaks i n cam pak, rubel a, pol i o, rot avi rus , b e r a s a l d a r i b a k t e r i : v a k s i n B C G d a n d e m a m t i f o i d o r a l .3

b. Vaksin (Inactivated)

Vaksin inactivated dihasilkan dengan cara membiakkan bakteri atau virus dalamm edi a pembiakan (pers em ai an), kem udi an dibuat ti dak akt i f (inactivated) dengan penambahan bahan kimia (biasanya formalin). Untuk vaksin fraksional, organisme tersebutdi buat murni dan han ya kom ponen -kom ponenn ya ya ng dimasukkan dalam vaksin(misalnya kapsul polisakarida dari kuman pneumokokus). Vaksin inactivated yang tersedia saat ini berasal dari seluruh sel virus yang inactivated, contoh influenza, polio, rabies, hepatitis A. Seluruh bakteri yang inactivated, contoh pertusis, tifoid, kolera, lepra. Vaksin fraksional yang masuk sub-unit, contoh hepatitis B, influenza, pertusisa-seluler, tifoid Virus, lyme disease, Toksoid, contoh difteria, tetanus, botulinum, Polisakarida murni, contoh pneumokokus, meningokokus, Haemophilus influenzae tipe b. Gabungan polisakarida (Haemophillus influenza tipe b dan pneumokokus).1,2

(7)

7 1.5 Haemophilus Influenzae Type B (Hib)

Hib adalah singkatan untuk Haemophilus influenzae type b. Penyakit Hib adalah penyebab paling umum infeksi mematikan pada anak berusia di bawah lima tahun sebelum ditemukannya vaksinasi Hib rutin pada tahun 1993.4 Meskipun kemiripan namanya, penyakit ini tidak ada hubungannya dengan influenza. Haemophilus influenzae adalah bakteri yan biasanya hidup di jalur pernapasan bagian atas, yang menyebabkan penyakit yang dapat berbahaya, seperti:5,6  Meningitis, infeksi pada selaput yang melindungi otak

 Epiglottitis, bengkaknya tenggorokan yang dapat menghambat pernapasan  Septic arthritis, infeksi pada sendi

 Cellulitis, infeksi pada jaringan di bawah kulit biasanya di muka  Pneumoni, Radang paru-paru

Penyakit Hib biasanya menyerang dikalangan anak- anak dibawah umur 5 tahun. Resiko paling tinggi dikalangan anak- anak berumur dibawah 1 tahun. Kontak yang sering dengan anak- anak yang dijangkiti Hib meningkatkan risiko mendapat penyakit Hib.7 Bayi yang mendapatkan ASI, akan mendapat perlindungan daripada penyakit Hib, namun begitu, Imunisasi masih diperlukan untuk mendapat perlindungan maksimal. Pemyakit ini dapat menular apabila orang yang terjangkit Hib batuk atau bersin. Dapat juga menular melalui barang mainan yang dimasukkan kedalam mulut.8

1.5.1 Dosis dan Cara Pemberian

Imunisasi Hib diberikan pada usia 2 bulan, 4 bulan dan sekitar 6 bulan. Setelah itu diberikan sebagai penguat pada usia 12 s/d 15 bulan. Jika anak datang

(8)

8 diatas umur 1 tahun maka imunisasi hanya diberikan 1 kali. Imunisasi Hib diberikan secara Intramuscular dengan dosis 0,5 ml.9

1.5.2 Efek samping Imunisasi Hib

a. Efek samping umum 1. Demam ringan

2 Kesakitan, kemerahan dan pembengkakan pada 3 tempat bekas suntikan

4 Benjolan kecil sementara pada tempat bekas suntikan4,5,6 b. Efek samping yang sangat jarang

1. Reaksi alergi berat

2. Jika reaksi ringan terajdi, reaksi tersebut dapat berlangsung selama sehari sampai dua hari. Efek samping tersebut bisa dikurangi dengan:

1. Minum cairan lebih banyak

2. Tidak memakai pakaian terlalu banyak

3. Mengompres tempat bekas suntikan dengan kain basah yang dingin

4. Memberikan anak anda paracetamol untuk mengurangi demamnya (perhatikan dosis yang dianjurkan untuk usia anak anda)10,11

(9)

9

BAB III

PENUTUP

I m u n i s a s i b e r t u j u a n u n t u k m e r a n g s a n g s y s t e m i m u n o l o g i t u b u h u n t u k m em bent uk ant i bod y s pe s i fik s ehi ngga dapat m el i nd ungi t ubuh dar i s erangan penyakit. Walaupun cakupan imunisasi tidak sama dengan 100% tetapi sudah mencapai 70% maka anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi pun akan terlindungi oleh adanya suatu “herd immunity”.1,2

B i l a i m u ni s asi das ar di l aks anakan dengan l engkap dan t er at u r, m aka i m u ni s asi dapat menguragi angka kesakitan dan kematian balita sekitar 80 -95%. Pengertian teratur dalam hal ini adalah teratur dalam mentaati jadwal dan jumlah frekuensi imunisasi. Im unis as i das ar yan g t id ak l en gkap, maksimal hanya dapat memberikan perlindungan 25-40%. Sedangkan anak yang sama sekali tidak diimunisasi tentu tingkat kekebalannya lebih rendah lagi.2,3

Selain Imunisasi dasar juga diperlukan imunisasi tambahan untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu.3 Salah satu imunisasi tambahan yang diperlukan tubuh adalah imunisasi Hib. Imunisasi Hib berfungsi untuk mencegah berbagai macam penyakit yang dapat mengamcam jiwa, yaitu meningitis dan pneumoni.7,8 Imunisasi Hib sangat diperlukan untuk anak berusia < 1 tahun karena Penyakit Hib biasanya menyerang dikalangan anak- anak dibawah umur 5 tahun. Resiko paling tinggi dikalangan anak- anak berumur dibawah 1 tahun.4,5,6

(10)

10

DAFTAR PUSTAKA

1. Karina A.N, Warsito B.E. Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Balita. Jurnal Nursing Studies 2012;1:30-35

2. Yusie L.P. Kelengkapan Imunisasi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2009. 3. Sujatmiko B, Veriza V et al. CSS Imunisasi.

http://www.scribd.com/doc/37411656/CSS-Imunisasi.

4. Unknown. Haemophilus Influenzae Type B (Hib) Vaccine. Department Of Health and Human Service. http://www.cdc.gov/vaccines/pubs/vis/downloads/vis-hib.pdf.

5. Unknown. Haemophilus Influenzae Type B (Hib). 1992.

http://www.immunisation.ie/en/Downloads/NIACGuidelines/PDFFile_15478_en.pdf.

6. Unknown. Haemophilus Influenzae Type B (Hib) Vacinnes for Australian Chlidren. 2009.

http://www.ncirs.edu.au/immunisation/fact-sheets/hib-fact-sheet.pdf.

7. Chandran A, Watt JP, Santosham M. Haemophilus influenzae vaccines. In: Plotkin SA, Orenstein WA, Offit PA, eds. Vaccines. 5th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2008: 157-176.

8. Hanna JN, Wild BE. Bacterial meningitis in children under five years of age in Western Australia. Medical Journal of Australia 1991;155:160-164.

9. McIntyre PB, Leeder SR, Irwig LM. Invasive Haemophilus influenzae type b disease in -based study. Medical Journal of Australia 1991;154:832-837.

(11)

11 10. Kurikka S, Käyhty H, Saarinen L, et al. Comparison of five different vaccination schedules with Haemophilus influenzae type b-tetanus toxoid conjugate vaccine. Journal

of Pediatrics 1996;128:524-530.

11. Fry AM, Lurie P, Gidley M, et al. Haemophilus influenzae type b disease among Amish children in Pennsylvania: reasons for persistent disease. Pediatrics 2001;108:E60.

Referensi

Dokumen terkait

Adanya hasil yang pro dan kontra seputar penelitian tentang pengaruh penerapan prinsip konservatisme dalam laporan keuangan terhadap koefisien respon laba mendorong

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk Mendiskripsikan apakah penggunaan strategi Index Card Match berpengaruh terhadap hasil belajar tematik siswa kelas 5 SD

Pengertian dari pada politik uang menurut Sabilal Rosyad 13 politik uang merupakan pemberian dari kandidat baik berupa uang ataupun barang dan iming-iming janji terhadap

Setelah mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan, peserta didik mampu mendengar, bercakap, membaca dan menulis dengan bahasa Arab

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Hanifatuz Zahro, menyatakan bahwa skripsi dengan judul: Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Manajerial dengan Persepsi

Sebagai bentuk akuntabilitas kinerja yang dapat dipertanggungjawabkan, Direktorat Izin Tinggal dan Status Keimigrasian melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanan

Pertimbangan Pertimbangan Biaya Biaya Biaya untuk Biaya untuk memenuhi input memenuhi input produksi seperti produksi seperti bahan bahan baku,biaya baku,biaya energy,dan

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan responden, diperoleh hasil fakto-faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan potensi komoditas Salak Pondoh