• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Imunisasi Pada Anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Imunisasi Pada Anak"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN P

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN

ENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU

PENDIDIKAN IBU DENGA

DENGAN

N STATUS

STATUS

IMUN

IMUNISASI PADA ANAK

ISASI PADA ANAK BA

BALITA DI PUSKESMAS U

LITA DI PUSKESMAS UN KOTA TUAL

N KOTA TUAL

Wa O

Wa Ode Sumarnde Sumarn ii11, Alfi, Alfi ah.ah.AA22, Sitti Nurbaya, Sitti Nurbaya33 1

1

Stikes Nani Hasanuddin Makassar Stikes Nani Hasanuddin Makassar 2

2

Stikes Nani Hasanuddin Makassar Stikes Nani Hasanuddin Makassar 3

3

Stikes Nani Hasanuddin Makassar  Stikes Nani Hasanuddin Makassar 

 ABS  ABSTRAKTRAK

Imunisasi merupakan suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap suatu penyakit Imunisasi merupakan suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap suatu penyakit dengan cara memasukan kuman atau produk kuman yang sudah dil

dengan cara memasukan kuman atau produk kuman yang sudah dil emahkan atau dimatikan kedalamemahkan atau dimatikan kedalam tubuh dan diharapkan tubuh dapat menghasilkan zat anti yang pada saatnya digunakan tubuh untuk tubuh dan diharapkan tubuh dapat menghasilkan zat anti yang pada saatnya digunakan tubuh untuk melawan kuman atau bibit penyakit yang menyerang tubuh (Rochmah K.M, 2011). Tujuan penelitian melawan kuman atau bibit penyakit yang menyerang tubuh (Rochmah K.M, 2011). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Status Imunisasi pada ini untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Status Imunisasi pada  Anak

 Anak Balita Balita di di PuskesPuskesmas mas Un Un Kota Kota Tual. Tual. Desain Desain penelitian penelitian yang yang digunakan digunakan merupakan merupakan penelitianpenelitian deskriptif analisis dengan pendekatan cros sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan deskriptif analisis dengan pendekatan cros sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan pendidikan ibu dengan status imunisasi pada anak balita di Puskesmas Un Kota pengetahuan dan pendidikan ibu dengan status imunisasi pada anak balita di Puskesmas Un Kota Tual. Besarnya sampel sebanyak 30 responden yang diambil dengan cara pengumpulan data dari Tual. Besarnya sampel sebanyak 30 responden yang diambil dengan cara pengumpulan data dari responden dengan menggunak

responden dengan menggunakan ian instrumen kuesioner yang dibagikan secara langsung. Bnstrumen kuesioner yang dibagikan secara langsung. B erdasarkanerdasarkan uji statistic Chi-Square diperoleh nilai yaitu : untuk tingkat pengetahuan nilai P = 0,015

uji statistic Chi-Square diperoleh nilai yaitu : untuk tingkat pengetahuan nilai P = 0,015 dan nilai α =dan nilai α = 0,05. Jadi P < α artinya Ha diterima atau ada hubungan yang bermakna antara hubungan dan 0,05. Jadi P < α artinya Ha diterima atau ada hubungan yang bermakna antara hubungan dan pendidikan ibu dengan status imunisasi. Untuk

pendidikan ibu dengan status imunisasi. Untuk pendidikan nilai P = 0,000pendidikan nilai P = 0,000dan nilai α = 0,05, jadi P < αdan nilai α = 0,05, jadi P < α artinya Ha diterima atau ada hubungan pengetahuan dan pendidikan ibu dengan status imunisasi. artinya Ha diterima atau ada hubungan pengetahuan dan pendidikan ibu dengan status imunisasi. Kesimpulan penelitian ini adalah pengetahuan dan pendidikan ibu memiliki hubungan dengan status Kesimpulan penelitian ini adalah pengetahuan dan pendidikan ibu memiliki hubungan dengan status imunisasi di Puskesmas Un Kota

imunisasi di Puskesmas Un Kota Tual.Tual. Kata

Kata kunci kunci : Pengetahua: Pengetahuan, n, Pendidikan, Pendidikan, Status Status ImunisasiImunisasi

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

 Anak merupakan masa

 Anak merupakan masa depan bangsadepan bangsa yang berhak atas pelayanan kesehatan secara yang berhak atas pelayanan kesehatan secara individu. Anak adalah individu yang masih individu. Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan bergantung pada orang dewasa dan lingkungannya. Selama dalam proses tumbuh lingkungannya. Selama dalam proses tumbuh kembang, anak memerlukan asupan gizi yang kembang, anak memerlukan asupan gizi yang baik, kasih sayang, penanaman nilai agama baik, kasih sayang, penanaman nilai agama dan budaya serta upaya pencegahan penyakit. dan budaya serta upaya pencegahan penyakit. Imunisasi merupakan suatu upaya Imunisasi merupakan suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap suatu untuk mendapatkan kekebalan terhadap suatu penyakit dengan cara memasukan kuman penyakit dengan cara memasukan kuman atauatau produk kuman yang sudah dilemahkan atau produk kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan kedalam tubuh dan diharapkan dimatikan kedalam tubuh dan diharapkan tubuh dapat menghasilkan zat anti yang pada tubuh dapat menghasilkan zat anti yang pada saatnya digunakan tubuh untuk melawan saatnya digunakan tubuh untuk melawan kuman atau bibit penyakit yang menyerang kuman atau bibit penyakit yang menyerang tubuh (Rochmah K.M, 2011).

tubuh (Rochmah K.M, 2011).

Selain itu tujuan dari pemberian Selain itu tujuan dari pemberian imunisasi pada bayi dan balita diharapkan imunisasi pada bayi dan balita diharapkan dapat menjadikan anak kebal terhadap dapat menjadikan anak kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas

morbiditas dan dan mortalitas mortalitas serta serta dapatdapat mengurangi kecacatan akibat penyakit yang mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Aziz Alimul, dapat dicegah dengan imunisasi (Aziz Alimul, 2011).

2011).

Data dari

Data dari Worl Health OrganisationWorl Health Organisation Imunisation

Imunisation (WHO)(WHO) Summary Summary 20102010 menunjukkan

menunjukkan cakupan cakupan beberapa imunbeberapa imunisasiisasi dasar di Indonesia berkurang. Pada tahun dasar di Indonesia berkurang. Pada tahun 2008, cakupan DPT3 dan polio 3 adalah 77%. 2008, cakupan DPT3 dan polio 3 adalah 77%. Cakupan BCG pula adalah 89%. Di peringkat Cakupan BCG pula adalah 89%. Di peringkat DKI, kelurahan Grogol-Petamburan DKI, kelurahan Grogol-Petamburan mencatatkan cakupan imunisasi Hepatitis B mencatatkan cakupan imunisasi Hepatitis B yang

yang masih masih rendah rendah yaitu yaitu hanya hanya 47%.Di47%.Di Indonesia setiap tahunnya ibu, bayi dan anak Indonesia setiap tahunnya ibu, bayi dan anak balita meningga

balita meninggal akibat l akibat penyakit infekpenyakit infeksi yangsi yang seharusnya dapat dicegah melalui program seharusnya dapat dicegah melalui program imunisasi. Penyakit-penyakit tersebut antara imunisasi. Penyakit-penyakit tersebut antara lain tetanus 10,9%, hepatitis B 3,3%, influenza lain tetanus 10,9%, hepatitis B 3,3%, influenza 13,44%, TBC 0,69% serta masih banyak lagi 13,44%, TBC 0,69% serta masih banyak lagi penyakit infeksi yang sifatnya mematikan. penyakit infeksi yang sifatnya mematikan. (DepKes RI 2010)

(DepKes RI 2010)  Adapun

 Adapun status status Imunisasi Imunisasi provinsiprovinsi Sulawesin Selatan pada tahun 2008 yaitu Sulawesin Selatan pada tahun 2008 yaitu BCG : 105,1%, hepatitis B : 86,7%, DPT/HB1 : BCG : 105,1%, hepatitis B : 86,7%, DPT/HB1 : 105,1%, DPT/HB3 : 102,8%, polio : 100,1 %, 105,1%, DPT/HB3 : 102,8%, polio : 100,1 %, dan campak : 100,50 %, dari 164.137 jumlah dan campak : 100,50 %, dari 164.137 jumlah bayi yang terdaftar di Dinas Kesehatan bayi yang terdaftar di Dinas Kesehatan Provinsi ( Profil Data Kesehatan Indonesia / Provinsi ( Profil Data Kesehatan Indonesia / propinsi, 2011 ).

(2)

 Adapun status Imunisasi provinsi Maluku pada tahun 2011 yaitu BCG: 88,3%, DPT/HB1 : 93,0%, DPT/HB3 : 86,3%, polio : 86,8%, campak : 87,74% dan hepatitis B : 47,3%, dari 36,571 jumlah bayi yang terdaftar di Dinas Kesehatan Provinsi ( Profil Data Kesehatan Indonesia / propinsi, 2011).

Sedangkan Status Imunisasi Kota Tual pada tahun 2008 yaitu BCG : 80%, DPT3/HB3 : 80,6%, polio : 78,4%, dan campak : 78,2%, (Di nas Kesehatan Maluku, 2008 ).

Dan data dari Puskesmas Un pada tahun 2011, dari 760 bayi dan balita yang mendapatkan imunisasi HB : 23,55%, BCG : 56,18%, Polio 1 : 59,34%, DPT/HB1 : 69,73%, Polio 2 : 69,73%, DPT/HB2 : 70%, Polio 3 : 70%, DPT/HB3 : 71,31%, Polio 4 : 71,31% dan Campak : 64,60%.

Selain itu juga, data dari Puskesmas Un periode bulan Januari-Oktober tahun 2012, dari 852 bayi dan balita yang mendapatkan imunisasi HB : 34,15%, BCG : 37,55%, Polio 1 : 37,55%, DPT/HB1 : 47,65%, Polio 2 : 50,93%, DPT/HB2 : 38,73%, Polio 3 : 38,73%, DPT/HB3 : 53,28%, Polio 4 : 59,38% dan Campak : 38,61%.

Dengan memberikan imunisasi pada bayi dan balita dapat memberikan kekebalan kepada bayi dan balita agar dapat mencegah penyakit menular dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit namun masih banyak ibu – ibu yang tidak memberikan imunisas secara lengkap pada bayi dan anak balita, hal ini berhubungan dengan masih rendahnya tingkat pemahaman para ibu tentang manfaat imunisasi bagi kesehatan bayi dan balita (Proverawati, 2010).

Hal ini sesuai dengan data awal yang penulis peroleh dari Puskesmas Un pada tgl 14 November 2012. Dimana masih kurangnya bayi dan balita yang di imunisasi.

Berdasarkan data diatas maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai hubungan pengetahuan dan pendidikan ibu dengan status imunisasi pada anak balita di puskesmas Un kota Tual.

BAHAN DAN METODE

Lokasi, populasi, dan sampel penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif analisis dengan pendekatan cros sectional. Penelitian dilaksanakan di ‘Wilayah Kerja Puskesmas Un Kota Tual pada tanggal 18 sampai 29 Desember Tahun 2012.

Populasi pada penelitian ini adalah 852 ibu yang mempunyai anak usia 1-5 tahun yang berdomisili di wilayah kerja puskesmas Un. Penentuan besar Sampel dalam penelitian ini

adalah 30 ibu yang mempunyai balita yang berdomisili di Wilayah kerja Puskesmas Un selama penelitian berlangsung yang memenuhi kriteria inklusi :

1) Kriteria inklusi pada penelitian ini :

a) Ibu yang bersedia untuk dijadikan responden

b) Ibu yang mempunyai anak berumur 1-5 tahun

2) Kriteria Eksklusi

a) Ibu yang menolak menjadi responden. b) Ibu yang mempunyai anak diatas 5

tahun. Pengumpulan data

Setelah data terkumpul dilanjutkan dengan pengolahan data secara manual dan disajikan dalam bentuk tabel sebelum data dianalisa terlebih dahulu diadakan :

1. Editing

Dalam hal ini editing meliputi kelengkapan dan kesalahan dalam pengisian pertanyaan yang telah diberikan kepada responden.

2. Codding

Koding yang dilakukan dengan cara meneliti kembali setiap data yang ada kemudian memberi kode pada jawaban yang talah tersedia dilembar pertanyaan sesuai dengan jawaban responden.

3. Tabulasi

Tabulasi data merupakan lanjutan dari pengkodean pada proses pengolahan data dalam bentuk distribusi frekuensi.  Analisis Data

Setelah data terkumpul kemudian di tabulasi dalam tabel dengan variabel yang hendak diukur. Analisa data dilakukan melalui tahap editing, koding, tabulasi dan uji statistik.  Analisa univariat dilakukan terhadap setiap

variabel dari hasil penelitian.

Menggunakan bantuan program SPSS 16. Melalui tahapan-tahapan, kemudian data dianalisis dengan metode uji statistik, kemudian data dianalisis dengan menggunakan metode uji statistik univariat dilakukan dengan variabel tunggal yang dianggap terkait dengan penelitian dan analisis bivariat untuk melihat distribusi atau hubungan beberapa variabel yang dianggap terkait dengan menggunakan uji chisquare.

 Analisa data dilakukan dengan pengujian hipotesis Nol (Ho) atau hipotesis yang akan ditolak. Dengan menggunakan uji chi-square. Batas kemaknaan (α=0.05).

Dianggap ada hubungan bila nilai P < α 0,05

maka hipotesisnya diterima dan dianggap

tidak ada hubungan bila nilai P > α 0,05 maka

(3)

HASIL PENELITIAN

1. Karakteristik Responden

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Golongan Umur Di Puskesmas Un Kota Tual

Umur Responden Frekuensi % 20-25 26-30 31-35 >36 10 7 7 6 33,3 23,3 23,3 20,0 Total 30 100%

Sumber Data Primer, 2012

Berdasarkan Tabel 5.1 menunjukan bahwa responden yang berumur 20-25 tahun sebanyak 10 responden (33,3%), yang berumur 26-30 tahun sebanyak 7 responden (23,3%), yang berumur 31-35 sebanyak 7 responden (23,3%), dan yang berumur >36 sebanyak 6 responden (20,0%).

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Di Puskesmas Un Kota Tual Pekerjaan Frekuensi % IRT PNS 26 4 86,7 13,3 Total 30 100

Sumber Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukan pekerjaan responden yang menempati urutan tertinggi adalah IRT yaitu 26 responden (86,7%) dan yang paling rendah adalah PNS yaitu masing-masing 4 responden (13,3%).

2. Analisa Univariat

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Dengan Status Imunisasi Pada Anak Balita Di Puskesmas Un Kota Tual

Pengetahuan Frekuensi % Baik Cukup 24 6 80,0 20,0 Total 30 100

Sumber Data Primer, 2012

Berdasarkan Tabel 5.3

Menunjukkan bahwa lebih dari sebagian ibu balita memiliki pengetahuan yang baik yaitu 24 responden (80,0%) dan 6 responden (20,0%) berpengetahuan cukup.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pendidikan Dengan Status Imunisasi Pada Anak Balita Di Puskesmas Un Kota Tual

Pendidikan Frekuensi % Tinggi Rendah 20 10 66,7 33,3 Total 30 100

Sumber Data Primer, 2012

Berdasarkan Tabel 5.4

Menunjukkan bahwa lebih dari sebagian ibu balita memiliki pendidikan yang tinggi yaitu 20 responden (66,7%) dan 10 responden (33,3%) berpendidikan rendah. Tabel 5 : Distribusi Status Imunisasi Pada  Anak Balita Di Puskesmas Un Kota Tual

Status

Imunisasi Frekuensi %

Lengkap 18 60,0

Tidak Lengkap 12 40,0

Total Total 30 100%

Sumber Data Primer, 2012

Berdasarkan Tabel 5.5

Menunjukkan bahwa lebih dari sebagian ibu balita yang memiliki status imunisasi yang lengkap yaitu 18 responden (60,0%) dan 12 responden (40%) yang memiliki status imunisasi tidak lengkap.

3. Analisa Bivariat

a. Hubungan pengetahuan dengan status imunisasi.

Tabel 6. Hubungan Pengetahuan Dengan Status Imunisasi Pada Anak Balita Di Puskesmas Un Kota Tual

Pengeta huan Ibu Status Imunisasi Total Lengkap Tidak Lengkap N % N % N % Baik 17 56,7 7 23,3 24 80,0 Cukup 1 3,3 5 16,7 6 20,0 Total 18 60,0 12 40,0 30 100 P = 0,015 Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan tabel 5.6

menunjukkan bahwa tingkat

pengetahuan ibu yang baik dan status imunisasi lengkap 17 responden (56,7%) sedangkan yang memiliki pengetahuan baik dan status imunisasi yang tidak lengkap 7 orang (23,3%). Dan tingkat pengetahuan ibu yang cukup dan memiliki status imunisasi yang lengkap 1 responden (3,3%)

(4)

sedangkan yang memili ki penegetahuan cukup dan memiliki status imunisasi yang tidak lengkap 5 orang (16,7%).

Hasil uji statistic Chi-square di peroleh p = 0,015 dengan demikian nilai P lebih kecil dari α (0,05), ini berarti Ha diterima atau ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan status imunisasi pada anak balita.

b. Hubungan pendidikan ibu dengan status imunisasi pada anak balita

Tabel 7. Hubungan Pendidikan Ibu Dengan Status Imunisasi Pada Anak Balita Di Puskesmas Un Kota Tual

Pendidikan Ibu Status Imunisasi total Lengkap Tidak Lengkap N % N % N % Tinggi 17 56,7 3 10,0 20 66,7 Rendah 1 3,3 9 30,0 10 33,3 Total 18 60,0 12 40,0 30 100 P=0,000 Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ibu yang tinggi dan memiliki status imunisasi yang lengkap yaitu 17 responden (56,7%).sedangkan tingkat pendidikan ibu yang tinggi dan tidak memiliki imunisasi lengkap yaitu 3 responden (10,0%) Sedangkan tingkat pendidikan ibu yang rendah dan memiliki status imunisasi yang lengkap 1 responden (3,3%) sedangkan tingkat pendidikan ibu yang rendah dan memiliki status imunisasi yang tidak lengkap 9 responden (30,0%).

Hasil uji statistic Chi-square di peroleh P = 0,000 dengan demikian nilai P lebih kecil dari α (0,05), ini berarti Ha diterima atau ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan ibu dengan status imunisasi pada anak balita.

PEMBAHASAN 1. Status Imunisasi

Distribusi mengenai status imunisasi menunjukan bahwa 18 responden (60,0%) responden dengan status imunisai lengkap dan 12 responden (40,0%) responden dengan status imunisasi tidak l engkap.

Imunisasi adalah suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap suatu penyakit dengan cara memasukan kuman atau produk kuman yang sudah

dilemahkan atau dimatikan ke dalam tubuh dan diharapkan tubuh dapat menghasilkan zat anti yang pada saatnya digunakan tubuh utnuk melawan kuman atau bibit penyakit yang menyerang tubuh (Rochmah K.M, 2011).

2. Hubungan pengetahuan ibu dengan status imunisasi pada anak balita

Berdasarkan hasil penelitian dengan uji statistic Chi-Square diperoleh nilai P=0,015 ini berarti nilai p< α(0,05) maka H a diterima atau ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan status imunisasi.

Dari hasil penelitian ini diperoleh 17 (56,7%) responden memiliki pengetahuan baik dan status imunisasi lengkap, sedangkan 7 (23,3%) responden yang memiliki pengetahuan baik tetapi status imunisasinya tidak lengkap. Hal ini dik arena ibu balita mengetahui bahwa tujuan imunisasi adalah untuk mencegah dan melindungi bayi dan anak dari penyakit-penyakit menular yang sangat berbahaya.

Dari hasil pengolahan diperoleh juga 1 (3,3%) responden yang memiliki pengetahuan cukup dan memiliki status imunisasi lengkap, sedangkan 5 (16,7%) responden yang memiliki pengetahuan cukup dan status imunisasi yang tidak lengkap. Hal ini dikarenakan pengetahuan ibu balita yang rendah sehingga mempengaruhi status imunisasi bagi anak balita.

Pengetahuan ibu dapat diperoleh dari pendidikan atau pengamatan serta informasi yang didapat seseorang. Pengetahuan dapat menambah ilmu dari seseorang serta merupakan proses dasar dari kehidupan manusia. Melalui pengetahuan, manusia dapat melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktifitas yang dilakukan para ibu seperti dalam pelaksanaan imunisai bayi tidak lain adalah hasil yang diperoleh dari pengetahuan (Arif, 2009).

Hasil penelitian ini sependapat dengan hasil penelitian Ani Mashunatul (2007) di Desa Tasikmalaya, yang merumuskan ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu dengan praktek imunisasi. Penelitian ini juga didukung hasil penelitian  Adinda Nola Karina (2011) di Desa Jetis kecamatan Karangnongko Klaten juga menemukan hasil yang sesuai dengan hasil penelitian ini yaitu ditemukan hubungan yang bermakna antara ti ngkat pengetahuan Ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar.

(5)

Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Notoadmojo 2007, yang

menyatakan bahwa pengetahuan

merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Sesuai dengan pernyataan tersebut pengetahuan dapat ditingkatkan melalui proses belajar. Dengan adanya faktor-faktor pendukung seperti pendidikan, pengalaman dan informasi maka pengetahuan ibu tentang imunisasi akan semakin baik. Pengetahuan ibu tentang imunisasi akan membentuk sikap positif terhadap kelengkapan imunisasi anak balita.

Menurut asumsi peneliti, berdasarkan hasil penelitian dan uraian teori diatas pada dasarnya pengetahuan yang dimiliki seseorang akan merubah orang tersebut dari tidak tahu menjadi tahu dan semakin mengerti dalam hal ini yaitu pentingnya imunisasi bagi balita dan akibatnya bila status imunisasi dasar lengkap pada balita balitanya tidak lengkap.

3. Hubungan pendidikan ibu dengan status imunisasi pada anak balita

Berdasarkan hasil penelitian dengan uji statistic Chi-Square diperoleh nilai p=0,000 dengan demikian nilai p<α(0,05) atau ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan status imunisasi pada anak balita.

Dari hasil penelitian ini diperoleh 17 (56,7%) responden memiliki pendidika tinggi terhadap status imunisasi sedangkan 3 (10,0%) responden memiliki status imunisasi yang tidak lengkap. Hal ini dikarenakan sebagian besar responden yang memeliki pendidikan tinggi yaitu 20 orang sehingga dapat mempengaruhi pendapat responden terhadap imunisasi.

Dari hasil pengolahan data diperoleh  juga 1 (3,3%) responden memiliki pendidikan rendah terhadap status imunisasi, sedangkan 9 (33,3%) responden yang memiliki status imunisasi yang tidak lengkap. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan responden yang rendah yaitu 10 orang sehingga dapat mempengaruhi pendapat responden terhadap imunisasi.

Menurut Notoatmodjo (2010), Pendidikan seseorang merupakan salah satu proses perubahan tingkah laku, semakin tinggi pendidikan seseorang maka dalam memilih tempat-tempat pelayanan kesehatan semakin diperhitungkan. Selain itu juga Konsep dasar pendidikan adalah

suatu proses belajar yang berarti perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, keluarga dan masyarakat. Pendidikan menjadi hal yang sangat

penting dalam mempengaruhi

pengetahuan. ibu yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi cenderung lebih mudah menerima informasi tentang imunisasi yang diberikan oleh petugas kesehatan, sebaliknya ibu yang tingkat pendidikannya rendah akan mendapat kesulitan untuk menerima informasi yang ada sehingga mereka kurang memahami tentang kelengkapan imunisasi.

Hasil penelitian ini sependapat dengan penelitian Yustifa (2008) di Surakarta, yang menyatakan bahwa pendidikan seseorang berbeda-beda akan mempengaruhi seseorang dalam pengambilan keputusan, pada ibu yang berpendidikan tinggi lebih mudah menerima suatu ide baru dibandingkan ibu yang berpendidikan rendah sehingga informasi lebih mudah dapat diterima dan dilaksanakan. Tingkat pendidikan yang diperoleh seseorang dari

bangku sekolah formal dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang. Makin tinggi pendidikan seseorang, makin tinggi pengetahuannya tentang kesehatan.

Pendidikan kesehatan dapat membantu para ibu atau kelompok masyarakat disamping dapat meningkatkan pengetahuan juga untuk meningkatkan kemampuan (perilakunya) untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu sangat mempengaruhi terlaksananya kegiatan pelaksanaan imunisasi anak/ bayi, baik itu pendidikan formal maupun non formal.

Menurut asumsi peneliti, dimana hasil dari penelitian terdapat pendidikan responden yang paling banyak adalah SMA sebanyak 14 (46%) responden, Untuk tingkat pendidikan tertinggi adalah perguruan tinggi (PT), dimana D3 sebanyak 3 (10%) responden dan S1 sebanyak 3 (10%). Kegiatan pendidikan formal maupun informal berfokus pada proses belajar mengajar, dengan tujuan agar terjadi perubahan perilaku, yaitu dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti dan dari tidak dapat menjadi dapat. Tingkat pendidikan yang diperoleh seseorang dari

bangku sekolah formal dapat

mempengaruhi pengetahuannya, juga memiliki pemahaman yang baik tentang pentingnya imunisasi dan status imunisasi lengkap pada balita. Sedangkan yang

(6)

melalui informal yaitu media massa seperti TV dan radio juga dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang pentingnya imunisasi.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Ada hubungan antara pengetahuan ibu

dengan status imunisasi.

2. Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan status imunisasi.

SARAN

1. Bagi Petugas Puskesmas

Meningkatkan pengetahuan ibu tentang pentingnya mengikuti program imunisasi yang dilaksanakan untuk meningkatkan status imunisasi pada balita. 2. Bagi Institusi Pendidikan

Disarankan agar hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk mengembangkan kurikulum dan metode pembelajaran yang baik dalam keperawatan yang professional.

3. Bagi Peneliti lain

Mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor lain yang berhubungan dengan status imunisasi.

DAFTAR PUSTAKA

 Ayubi, Dian. 2009. Online jurnal, Kontribusi Pengetahuan Ibu Terhadap Status Imunisasi Anak Di Tujuh Provinsi Di Indonesia, (0nline), (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16935/4/Chapter%20II.pdf. Diakses 19 November 2012).

Dinas Kesehatan Provinsi Maluku . 2011. Profil Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2007,(online),(http://www. depkes.go.id/downloads/profil/profil_maluku_2007.pdf. diakses 02 November 2012).

Hidayat, AA. (2009).Metode Penelitian dan Teknik Analisis Data. Salemba Medika : Jakarta.

Hidayat, AA. 2011.Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Salemba Medika : Jakarta. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Profil Data Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2011,

(online), (http://www.depkes.go.id/downloads/PROFIL_DATA_KESEHATAN_INDONESIA_ TAHUN_2011.pdf . diakses 29 Oktober 2012).

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010.Promosi Kesehatan Teori dan A plikasi. Rineka Cipta : Jakarta. Proverawati, A. dan Adhini, CS. 2010. Imunisasi dan Vaksinasi. Nuha Medika : Yogyakarta.

Purnamaningrum, Y.E. 2009.Buku Saku Penuntun Imunisasi Dasar. Jilid I. Fitramaya : Yogyakarta. Puskesmas Un. 2012.Data Imunisasi Bayi dan Balita. Tual : Departemen Kesehatan Kota Tual

Rochmah, K.M., Varsah, E., Dahliana dan Sumastri, H. 2011. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. EGC : Jakarta. Ronald, HS. 2011. Pedoman Perawatan Balita. CV Nuansa Aulia : Bandung.

Subekti, N., Karyuni, E.P., dan Meiliya, E. 2008. Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir .  EGC : Jakarta.

Gambar

Tabel  1.  Distribusi  Frekuensi  Responden Berdasarkan  Golongan  Umur  Di Puskesmas Un Kota Tual

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa Kepatuhan Perawat Dalam Melaksanakan Standar Prosedur Operasional: Identifikasi Risiko Pasien Jatuh Dengan Menggunakan

Four items were used to measure the extent to which respondents felt that the government’s explanations of its action on smoking control were intelligible: ‘‘I think the

Stator merupakan bagian yang diam dari motor induksi tiga fasa, pada bagian stator terdapat beberapa slot yang merupakan tempat kawat (konduktor) dari tiga kumparan tiga fasa

Jika ingin merubah warna pada isian tabel, maka yang perlu dilakukan adalah dengan memblok tulisan yang akan dirubah warnanya, kemudian Pilih Icon Font Color

Hasil penelitian Health Canada (Canada Health, April 2000) menunjukkan tiga alasan wanita perokok merasa bersalah, yaitu: pertama, adanya kesadaran merokok akan merusak

Pada penelitian ini kecenderungan ke arah yang demikian terlihat dengan semakin memanjangnya APTT pada kelompok yang tidak mengalami perbaikan, sedangkan pada kelompok

Seperti yang telah diprediksi dalam penelitian ini, dalam suatu model regresi diketahui bahwa ada hubungan positif anta - ra kualitas persahabatan dan empati pada

[r]