• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karya Ilmiah bahasa indonesia edit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Karya Ilmiah bahasa indonesia edit"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

http://tugastugaskampusku.blogspot.com/2012/01/popularitas-bahasa-indonesia.htm TERSISIHNYA BAHASA INDONESIA DI ERA GLOBALISASI

Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari pemakaian bahasa. Dengan bahasa seseorang dapat mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan keinginan dalam menyampaikan pendapat dan informasi. Bahasa sebagai alat untuk interaksi antarmanusia dalam masyarakat memiliki sifat sosial yaitu pemakaian bahasa digunakan oleh setiap lapisan masyarakat. Bahasa bukan individual yang hanya dapat dipakai dan dipahami oleh penutur saja akan tetapi, pemakaian bahasa akan lebih tepat bila antara penutur dan mitra tutur saling memahami makna tutur.

Sebagai masyarakat Indonesia tentunya kita menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, yang berfungsi sebagai alat komunikasi mempunyai peran sebagai penyampai informasi. Namun, pemakaian bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari mulai bergeser digantikan oleh pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan bahasa gaul. Interferensi bahasa gaul kadang muncul dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam situasi resmi yang mengakibatkan penggunaan bahasa tidak baik dan tidak benar.

Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan oleh sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.

(2)

bahasa Inggris. Misalnya nama hotel misalnya ABC Hotel bukan Hotel ABC. Mereka mengasumsikan kalau merek dagang dalam bahasa asing atau bercampur dengan kata asing daya jualnya lebih besar dan bergengsi. Ini membuktikan bahwa bahasa Indonesia lambat laun akan menjadi bahasa nomor dua saja di Indonesia setelah bahasa asing.

Femonema lain terlihat dengan istilah dari bahasa Inggris lebih sering dipakai dalam hal yang menyangkut komputer dan peralatan elektronik lainnya. Istilah-istilah seperti software dan hardware lebih sering digunakan dibanding padan katanya dalam bahasa Indonesia; piranti lunak dan piranti keras. Istilah telepon genggam juga telah kalah populer dengan handphone. Jika kita amati, terutama anak muda, ternyata banyak yang masih rabun membaca, gagap berbicara, dan sulit menulis. Mereka cenderung menggampangkan urusan berbahasa Indonesia. Selain itu, muncul anggapan bahwa apabila lihai berbahasa Inggris dianggap lebih modern dan lebih mengikuti arus perkembangan globalisasi dibanding dengan lihai dalam berbahasa Indonesia. Fenomena yang turut mendukung lainnya adalah kian maraknya sekolah bertaraf internasional yang mewajibkan siswa menguasai bahasa Inggris dan menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar baik dalam proses seleksi penerimaan siswa baru hingga penyampaian materi pelajaran sehari-hari.

Sebagai generasi muda penerus bangsa hal ini patut menjadi sebuah tugas besar bagi kita semua untuk tetap menjaga popularitas dan eksistensi bahasa Indonesia di tengah maraknya penggunaan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari.

1.2 Rumusan Masalah

1. Mengapa remaja sering menggunakan bahasa gaul daripada menggunakan Bahasa Indonesia baku?

2. Apa yang menyebabkan para remaja lebih cepat menyerap bahasa gaul daripada Bahasa Indonesia baku?

(3)

4. Bagaimana upaya kita agar penggunaan Bahasa Indonesia tidak tergeser oleh bahasa gaul?

5. Bagaimana penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia saat ini ?

6. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penurunan eksistensi bahasa Indonesia saat ini ?

7. Upaya apa yang bisa dilakukan untuk menjaga popularitas dan eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu di Indonesia dalam era globalisasi saat ini ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian secara umum

- Memeriksa pemakaian bahasa gaul dan bahasa asing dalam dialog remaja Indonesia dalam kehidupan remaja.

1.3.2 Tujuan penelitian secara khusus  Mengetahui ciri-ciri bahasa gaul.

 Mengetahui faktor dan dampak dari penggunaan bahasa gaul di kalangan remaja.  Meningkatkan mutu bahasa Indonesia agar tidak tergeser oleh bahasa gaul.

 Mengetahui persentase penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia saat ini.

 Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penurunan eksistensi bahasa Indonesia saat ini.

(4)

BAB III PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Bahasa Gaul

Bahasa gaul merupakan salah satu cabang dari bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk pergaulan. Istilah ini mulai muncul pada akhir ahun 1980-an. Pada saat itu bahasa gaul dikenal sebagai bahasanya para bajingan atau anak jalanan disebabkan arti kata prokem dalam pergaulan sebagai preman.

Bahasa gaul pada umumnya digunakan sebagai sarana komunikasi di antara remaja sekelompoknya selama kurun tertentu. Hal ini dikarenakan, remaja memiliki bahasa tersendiri dalam mengungkapkan ekspresi diri. Sarana komunikasi diperlukan oleh kalangan remaja untuk menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompok usia lain atau agar pihak lain tidak dapat mengetahui apa yang sedang dibicarakannya.

Menurut Mulyana, bahasa gaul adalah sejumlah kata atau istilah yang mempunyai arti yang khusus, unik, menyimpang atau bahkan bertentangan dengan arti yang lazim ketika digunakan oleh orang-orang dari subkultur tertentu.

2.2 Ciri-ciri bahasa gaul

Ragam bahasa gaul remaja memiliki ciri khusus, yaitu: singkat, lincah dan kreatif. Kata-kata yang digunakan cenderung pendek, sementara kata yang agak panjang akan diperpendek melalui proses morfologi atau menggantinya dengan kata yang lebih pendek.

2.3 Faktor-faktor Pendukung Maraknya Bahasa Gaul di Kalangan Remaja

(5)

a. Adanya bahasa gaul ditandai dengan menjamurnya internet dan situs-situs jejaring sosial yang berdampak signifikan terhadap perkembangan bahasa gaul.

b. Karena pengaruh lingkungan.

c. Peran media (elektronik) yang menggunakan istilah bahasa gaul dalam film-film khusunya film remaja dan iklan, misalnya dari adegan percakapan di televisi.

d. Media cetak, misalnya bahasa yang ada dalam majalah, surat kabar atau koran.

e. Dampak dari pembangunan dan perkembangan zaman atau modernisasi, di mana segala hal yang ada di lingkungan kita harus selalu ter up-to date. Dampak dari modernisasi yang paling terlihat adalah gaya hidup, seperti cara berpakaian, cara belajar, aplikasi teknologi yang makin maju maupun cara bertutur kata (pemakaian bahasa).

2.4 Pengaruh Bahasa Gaul terhadap Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang berfungsi sebagai alat komunikasi mempunyai peran sebagai penyampai informasi. Kebenaran berbahasa akan berpengaruh terhadap kebenaran informasi yang disampaikan. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya bahasa gaul. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik. Dewasa ini pemakaian bahasa Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia film mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan bahasa gaul.

(6)

kita menanamkan kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Seiring dengan munculnya bahasa gaul dalam masyarakat, banyak sekali dampak atau pengaruh yang ditimbulkan oleh bahasa gaul terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa diantaranya sebagai berikut:

1. Eksistensi Bahasa Indonesia Terancam Terpinggirkan Oleh Bahasa Gaul

Berbahasa sangat erat kaitannya dengan budaya sebuah generasi. Kalau generasi negeri ini kian tenggelam dalam pudarnya bahasa Indonesia yang lebih dalam, mungkin bahasa Indonesia akan semakin sempoyongan dalam memanggul bebannya sebagai bahasa nasional dan identitas bangsa.

2. Menurunnya Derajat Bahasa Indonesia

Karena bahasa gaul yang begitu mudah untuk digunakan berkomunikasi dan hanya orang tertentu yang mengerti arti dari bahasa gaul, maka remaja lebih memilih untuk menggunakan bahasa gaul sebagai bahasa sehari-hari. Sehingga bahasa Indonesia semakin pudar bahkan dianggap kuno di mata remaja dan juga menyebabkan turunnya derajat bahasa indonesia.

3. Menyebabkan Punahnya Bahasa Indonesia

Penggunaan bahasa gaul yang semakin marak di kalangan remaja merupakan sinyal ancaman yang sangat serius terhadap bahasa indonesia dan pertanda semakin buruknya kemampuan berbahasa generasi muda zaman sekarang. Sehingga tidak dapat dipungkiri suatu saat bahasa Indonesia bisa hilang karena tergeser oleh bahasa gaul di masa yang akan datang.

2.5 Dampak Positif dan Negatif dari Penggunaan Bahasa Gaul

Segala sesuatu pasti mempunyai dampak positif dan negatif. Begitu pula dengan bahasa gaul yang juga mempunyai dampak positif dan negatif terhadap penggunanya dan orang lain.

(7)

Dampak positif dengan digunakannya bahasa gaul adalah remaja menjadi lebih kreatif. Terlepas dari menganggu atau tidaknya bahasa gaul ini, tidak ada salahnya kita menikmati tiap perubahan atau inovasi bahasa yang muncul. Asalkan dipakai pada situasi yang tepat, media yang tepat dan komunikan yang tepat juga.

b. Dampak Negatif

1) Penggunaan bahasa gaul dapat mempersulit penggunanya untuk berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.

2) Bahasa gaul dapat mengganggu siapapun yang membaca dan mendengar kata-kata yang termaksud di dalamnya. Karena, tidak semua orang mengerti akan maksud dari kata-kata gaul tersebut.

3) Bahasa gaul dapat mempersulit penggunanya dalam berkomunikasi dengan orang lain dalam acara yang formal. Misalnya ketika sedang presentasi di depan kelas.

4) Bahasa gaul dapat menyulitkan orang lain yang mendengar kata-kata yang termaksud gaul untuk mengerti maksud dari apa yang dibicarakannya.

5) Bagi masyarakat lain yang merasa terganggu dengan bahasa Gaul, menganggap bahasa Gaul sangat sulit dipahami demikian juga penulisan dengan huruf Gaul sangat menyulitkan bagi beberapa orang untuk membacanya.

2.6 Upaya Mempertahankan Bahasa Indonesia agar tidak Tergeser oleh Bahasa Gaul

Agar Bahasa Indonesia tidak tergeser oleh bahasa gaul, maka kita sebagai warga Indonesia yang baik hendaknya melakukan langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan sebelum Bahasa Indonesia benar-benar punah. Langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Langkah-langkah penanggulangan :

(8)

orangtua, guru dan pemrintah sangat dituntut kinerja mereka dalam menanamkan dan menumbuhkembangkan pemahaman dan kecintaan anak-anak Indonesia terhadap Bahasa Indonesia.

2) Perlu adanya tindakan nyata dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.

3) Menyadarkan masyarakat Indonesia terutama para generasi penerus bangsa ini, Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional harus diutamakan penggunaannya.

4) Menanamkan semangat persatuan dan kesatuan dalam diri generasi bangsa dan juga masyarakat luas untuk memperkukuh Bangsa Indonesia dengan penggunaan Bahasa Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang dapat kita gunakan untuk merekatkan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia.

5) Pemerintah Indonesia harus menekankan penggunaan Bahasa Indonesia dalam film-film produksi Indonesia. Baik film layar lebar maupun sinetron.

6) Meningkatkan pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah dan di perguruan tinggi.

7) Upaya untuk membina sikap positif terhadap bahasa Indonesia dilakukan dengan jalur media masssa dan jalur kepemimpinan.

Penggunaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dalam Kehidupan Sehari-Hari Masyarakat Indonesia saat ini

Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia

Sepotong bunyi sumpah pemuda di atas mengikrarkan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Akan tetapi, itu tahun 1928. Sekarang? Bagaimana status bahasa Indonesia di kalangan anak muda saat ini ?

(9)

28 Oktober 1928, bahasa Indonesia kemudian jatuh-bangun menjadi bahasa komunikasi di seantero nusantara. Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi, juga bahasa pergaulan sehari-hari.

Bahasa Indonesia dianggap sebagai bahasa yang tidak keren dan tidak adaptif terhadap perkembangan zaman. Pemuda dan pemudi masa kini lebih akrab menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pergaulan dan percakapan. Nginggris dianggap simbol intelektualitas dan bagian dari globalisasi (atau ketidakpercayadirian menggunakan bahasa Indonesia). Pembelajaran bahasa Indonesia dianggap selesai ketika berada di bangku sekolah menengah. Alasan yang sering dikemukakan adalah sebagai orang Indonesia tentu sudah pasti mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Benarkah demikian? Jika kita amati, terutama anak muda, ternyata banyak yang masih rabun membaca, gagap berbicara, dan sulit menulis. Mereka cenderung menggampangkan urusan berbahasa Indonesia.

Penggunaan bahasa saat ini sangat memprihatinkan, banyak bahasa yang tertinggal padahal banyak bahasa di Indonesia yang beraneka ragam seperti bahasa Sunda, Jawa, Madura dan lain-lain, yang kita kenal justru bahasa asing (bahasa Inggris), bahasa yang harusnya kita kenal dan budayakan makin tertinggal atau malah sudah tidak digunakan lagi.

Fenomena yang terlihat saat ini adalah istilah dari bahasa Inggris masih kerap dipakai dalam hal yang menyangkut komputer dan peralatan elektronik lainnya. Istilah-istilah seperti software dan hardware lebih sering digunakan dibanding padan katanya dalam bahasa Indonesia; piranti lunak dan piranti keras. Istilah telepon genggam juga telah kalah populer dengan handphone. Beberapa istilah asing yang populer dalam dunia perdagangan adalah; entrepeneurship yang menggusur kata kewirausahaan, writerpeneurship yang menggantikan istilah kepenulisan, franchise yang menggeser padan katanya; waralaba, delivery service yang lebih populer dibanding layanan antar, dan masih banyak contoh lainnya.

(10)

tampaknya ditelan mentah-mentah oleh praktisi pertelevisian. Karena akibat jangka panjangnya adalah munculnya rasa inferior dari penonton terhadap bahasanya sendiri, bahasa Indonesia. Di sisi lain penonton juga akan terkooptasi dengan pikiran bahwa bahasa Inggris adalah bagian tak terpisahkan dari kemajuan dan modernitas.

Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penurunan eksistensi bahasa Indonesia saat ini

Banyak hal yang sebenarnya menjadi penyebab mengapa bahasa Indonesia seakan menjadi orang asing di negeri sendiri. Pertama, citra penggunaan bahasa Inggris dianggap identik dengan kemajuan, modernitas, kecanggihan, dan gaya hidup masa kini. Hal ini diperparah dengan fakta bahwa sebagian besar konsumsi produk teknologi masih bergantung pada produk luar negeri.

Karena bahasa yang umum digunakan komputer, piranti lunak, telepon genggam, serta berbagai produk lainnya adalah bahasa inggris maka penggunaan bahasa Indonesia tak terpakai di produk tersebut. Hal ini sudah berlangsung sangat lama. Sehingga meskipun produk teknologi yang menggunakan bahasa Indonesia telah diluncurkan, seperti sistem operasi komputer Windows versi bahasa Indonesia, namun produk itu kalah karena pemakaian bahasa Inggris dibidang teknologi terlanjur melekat di hati penggunanya. Kita lihat “download” lebih populer dibanding “unduh” dan “misscall” lebih populer dibanding “panggilan tak terjawab”.

Akhirnya berbagai pihak beramai-ramai menggunakan bahasa Inggris agar dianggap modern, maju, canggih, dan trendi. Bahasa Inggris tak hanya diselipkan dalam percakapan baik formal maupun informal. Melainkan juga dipakai sebagai istilah dalam dunia pendidikan, teknologi komunikasi, dan perdagangan. Sebagian besar istilah asing tersebut tetap digunakan kendati sudah ada padan katanya dalam bahasa Indonesia.

(11)

bangsa dan negara. Dan hal itu tentu tidak bisa dilakukan tanpa pembelajaran bahasa Indonesia secara intensif.

Faktor ketiga adalah belum adanya undang-undang yang mengatur kaidah tata bahasa dengan jelas. Kini formalitas hukum mengenai tata bahasa nasional mutlak diperlukan. Hal itu disebabkan perkembangan teknologi informasi yang mencapai taraf komunikasi antar bahasa dan budaya tanpa batas ruang dan waktu. Selain itu pemaksaan globalisasi kepada seluruh negara di dunia juga berpotensi mengancam bahasa nasional. Tanpa undang-undang kebahasaan, infiltrasi bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia akan makin gencar dan menjadi-jadi. Bukankah kedaulatan Indonesia sudah digempur dari segala lini? Kita sudah tak memiliki kedaulatan pangan, kedaulatan pertahanan militer, juga kedaulatan ekonomi. Jadi bukan suatu hal yang mustahil kelak kedaulatan bahasa akan bobol dan bahasa Indonesia punah karena tidak kita lindungi dan lestarikan.

Faktor keempat adalah Bidang kesenian

Bahasa Indonesia yang dipergunakan dalam karya sastra, cerita anak-anak, lagu, teater, dan film menunjukkan adanya banyak ketimpangan. Dalam hal penerbitan cerita anak-anak, pengarang perlu memberi keleluasaan kepada penerbit. Perhatian penerbit terhadap usia dan lingkungan anak-anak memegang peranan penting dalam hal penerbitan cerita anak-anak, karena bacaan anak-anak memengaruhi peningkatan imajinasi dan kecerdasan anak. Dengan demikian, kecermatan pemakaian

bahasa merupakan faktor yang sangat penting.

Bahasa Indonesia semakin banyak juga dipergunakan untuk menerjemahkan karya sastra tradisional dan karya sastra asing. Usaha untuk menyebarluaskan jangkauan tersebut, yaitu dengan cara mengindonesiakan cakapannya. Pengindonesiaan (penerjamahan) perlu memperhatikan keseimbangan dalam struktur dan kosa kata. Oleh karena itu, pengindonesiaan harus dilakukan secara teliti dengan melibatkan lembaga kebahasaan, lembaga pendidikan, serta pengembangan kesenian dan seniman. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan bahasa Indonesia lewat jalur kesenian adalah sebagai berikut:

a. Melakukan perekaman pementasan drama tradisional atau pun luar negeri untuk kemudian

diterbitkan ke dalam bahasa Indonesia.

b. Meningkatkan kecermatan pemakaian bahasa dengan lembaga-lembaga pendidikan dan psikologi

yang ada.

(12)

d. Menerjemahkan dan menerbitkan karya asli daerah dan asing ke dalam bahasa Indonesia Dengan melakukan hal tersebut akan diperolehlah banyak kosa kata dan hal tersebut akan memperkaya kosa kata bahasa Indonesia. Semua itu tentunya dilakukan sesuai kaidah alih transkripsi bahasa Indonesia.

Upaya Untuk Menjaga Popularitas Dan Eksistensi Bahasa Indonesia Di Era Globalisasi Saat Ini

Salah satu upaya menjaga eksistensi bahasa Indonesia adalah adanya undang-undang kebahsaan yang efektif, undang-undang itu setidaknya memuat lima hal. Pertama, pengaturan mengenai penggunaan bahasa Indonesia sesuai EYD dan koridornya. Kedua, paraturan penggunaan bahasa Indonesia dalam media massa. Ketiga, peraturan menyangkut penempatan penggunaan bahasa asing. Keempat, perlindungan terhadap bahasa daerah. Kelima, perlakuan khusus di bidang kesenian.

Pengaturan penggunaan bahasa Indonesia sendiri menyangkut beberapa aspek. Pertama, pengunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar wajib dipraktekkan dalam semua lingkungan dan aktfitas formal. Lingkungan tersebut mencakup semua institusi pendidikan, tempat kerja, serta fasilitas-fasilitas umum.

Kedua, pengaturan penggunaan bahasa Indonesia dalam media massa. Sebagai alat komunikasi yang menyeluruh, media massa jelas merupakan penentu keberlangsungan suatu bahasa. Karenanya media massa harus dirangkul, didisiplinkan, serta dijadikan instrumen pengawal dan pelestari bahasa Indonesia. Dalam penjelasan yang lebih rinci ada beberapa hal yang harus diterapkan pada media massa di Indonesia. Hal itu terdiri dari pengaturan bahasa Indonesia pada semua media cetak dan acara televisi bersifat formal, pembatasan iklan berbahasa asing, serta penghapusan sikap pengistimewaan bahasa Inggris dalam tayangan asing.

(13)

disebut bahasa Inggris setengah matang dalam cergam Lagak Jakarta. Bahasa Inggris akhirnya hanya dipakai sebagai pemoles bahasa pergaulan sehari-hari untuk menunjukkan bahwa pembicara adalah orang yang maju meski tidak jelas maju kemana. Inilah yang harus diubah. Tiap stasiun televisi setidaknya harus menayangkan setidaknya satu program pendidikan bahasa asing. Dengan pendidikan yang benar, masyarakat akan mampu menguasai bahasa asing tanpa harus selalu berbahasa asing. Ini dibuktikan dengan KH Agus Salim yang meskipun menguasai lima bahasa tidak serta merta selalu berbahasa asing. Ia bahkan menjunjung tinggi bahasa Indonesia.

Keempat, harus ada perlindungan khusus terhadap bahasa daerah. Jangan sampai keanekaragaman daerah yang salah satunya berupa bahasa daerah tergerus oleh hal-hal baru yang masuk dari luar. Ini bisa diterapkan dengan pengoptimalan pengajaran bahasa daerah melalui pelajaran muatan lokal (Mulok). Wewenang pengajaran bahasa daerah melalui mulok ini sebaiknya didesentralisasikan dengan diserahkan ke tiap kota, bukan sentralistik dengan ditentukan oleh pusat maupun provinsi. Karena walaupun sudah berada pada provinsi yang sama, Jawa Timur misalnya. Bahasa Jawa yang dipakai di Surabaya lain dengan bahasa Jawa yang dipakai di Malang maupun di Blitar. Karena bentuknya mulok maka bahasa daerah ini tak perlu diujikan dan hanya bertujuan pembelajaran agar anak didik tidak tercerabut dari budaya daerahnya.

Kelima, harus ada pengaturan khusus untuk bidang kesenian. Kreatifitas seniman tidak boleh dibelenggu dengan peraturan kebahasaan ini. Meski harus diakui saat ini semakin banyak musisi yang menggunakan bahasa Inggris dalam lirik lagunya, baik hanya menyelipkan atau menggunakan dengan penuh. Hal semacam ini cukup diarahkan dengan membentuk organisasi-organisasi kesenian yang mengarahkan seniman-seniman Indonesia. Selain itu untuk mendorong kecintaan terhadap bahasa Indonesia, harus ada penghargaan untuk seniman-seniman (terutama musisi karena karya-karya musisi yang sering diterima secara luas oleh masyarakat) atas konsistensi mereka menggunakan bahasa Indonesia dan keberhasilan mereka membuat lirik yang bagus dari bahasa Indonesia. Musisi-musisi yang pantas diganjar penghargaan ini antara lain Efek Rumah Kaca dan Koil.

(14)

benar” ke seluruh lapisan masyarakat dengan pendekatan dan metode yang sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya perluasan penggunaan bahasa Indonesia ke luar masyarakat Indonesia merupakan langkah memperbaiki citra Indonesia di dunia internasional melalui peningkatan mutu pengajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing (BIPA), yang pada gilirannya akan menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa perhubungan luas di dunia internasional.

BAB IV

PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Dapat kita simpulkan banyaknya kalangan remaja menggunakan bahasa gaul adakah akibat dari perkembangan zamanyang kian mengalami kamjuan baik dari dunia pendidikan sampai teknologi.

Gejala bahasa yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia dianggap sebagai penyimpangan terhadap bahasa. Kurangnya kesadaran untuk mencintai bahasa di negeri sendiri berdampak pada tergilasnya atau lunturnya bahasa Indonesia dalam pemakaiannya dalam masyarakat terutama dikalangan remaja.

Apalagi dengan maraknya dunia kalangan artis menggunakan bahasa gaul di media massa dan elektronik, membuat remaja semakin sering menirukannya di kehidupan sehari-hari hal ini sudah menjadi wajar karena remaja suka meniru hal-hal yang baru.

(15)

bahasa Indonesia dari pada bahasa asing dan bersedia menjaga agar pengaruh asing tidak terlalu berlebihan. Yang perlu dipahami adalah sikap positif terhadap bahasa Indonesia ini tidak berarti

sikap berbahasa yang tertutup dan kaku.

Walaupun di era globalisasi globalisasi bahasa Indonesia dan bahasa asing telah saling pengaruh-mempengaruhi, tetapi dengan rasa cinta terhadap bahasa Indonesia, maka akan tumbuh sikap yang menunjukkan karakter bangsa di antaranya adalah sikap disiplin, toleransi, mandiri, semangat kebangsaan, cinta tanah air, dan sikap bersahabat.

4.2 Saran

Kita sebagai warga Negara Indonesia yang baik harus mencintai bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia. Kita harus menjaga kebenaran dan keaslian bahasa Indonesia agar tidak pudar karena adanya bahasa gaul yang sudah menyebar di kalangan remaja pada saat sekarang ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. Adidarmodjo, Gunawan Wibisono. 1992. Kiat Bahasa. Semarang: Media Wiyata

2. Faizah, Umi. Bahasa Indonesia, Antara Variasi dan Penggunaan. diakses 26 Oktober 2009

(www.bahasa-indonesi-antara-variasi-dan penggunaan)

3. Sofa. Penggunaan Ragam Bahasa Gaul Dikalangan Remaja. diakses 26 Oktober 2009 (www.penggunaan-ragam-bahasa-gaul-dikalangan-remaja)

4. http://bataviase.co.id/detailberita-10524806.html

5. http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/02/pengruh-penggunaan-bahasa-gaul-terhadap-perkembangan-bahasa-indonesia/

Referensi

Dokumen terkait

These definitions include definitions of Coordinate Reference Systems (CRSs) and related objects, as specified in OGC Abstract Specification Topic 2: Spatial referencing

PELESTARIAN PRODUK KLEPON SEBAGAI OBJEK GASTRONOMI NUSANTARA JAWA BARAT DI KECAMATAN LENGKONG KOTA BANDUNG. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Maksud dari penelitian ini adalah untuk membuat rancangan awal atau concept design yang paling optimal dari Self-Propelled Barge yang dapat beroperasi di kawasan

1) Mengadakan evaluasi terhadap program pelayana okupasi terapi yang diprogramkan oleh dokter spesialis rehabilitasi medik atau dokter spesialis lainnya yang bekerja di

On the other hand, if you want to keep the incoming data, you may need to convert it to a format understood by Hadoop or other processing tools, such as Avro or Parquet.. The

Peningkatan kandungan protein ransum dapat meningkatkan metabolisme protein sehingga sumber N bagi sintesis protein mikroba terpenuhi dan tingginya protein yang lolos

Kredit bermasalah yang tinggi dapat menimbulkan keengganan bank untuk menyalurkan kredit karena harus membentuk cadangan penghapusan yang besar, sehingga mengurangi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keadilan restoratif adalah proses penyelesaian perkara pidana dengan melibatkan korban tindak pidana, pelaku tindak pidana dan