REHABILITASI MEDIK
REHABILITASI MEDIK
Dr. Asmaun Najamuddin, SpRM
Dr. Asmaun Najamuddin, SpRM
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
RS. Wahidin Sudirohusodo
Ilmu Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi (Physical Medicine
and Rehabilitation) atau Ilmu
Kedokteran Fisik (Physiatry)
secara formal dilakui sebagai
suatu disiplin ilmu kedokteran
spesialis pada tahun 1947 di
AS, ditandai dengan
dibentuknya The American
Board of Physical Medicine and
Rehabilitation.
Terminologi
Untuk disiplin IKFR secara Internasional dikenal 3
nama :
Physiatri – atau aIlmu Kedokteran fisik, boleh
dikatakan nama pertama yang dikenal sehingga
dokter spesialis dibidang ilmu disebut : Physiatrist.
Physical Medicine and Rehabilitation (PMR)
atau Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (IKFR),
merupakan istilah yang lebih populer, yang
merupakan perkembangan dari terminologi
fisiatri, oleh karena bidang kerja disiplin
kedokteran ini, secara umum mencakup bidang
rehabilitasi medik fisik (rehabilitasi psikiatri, tetap
dipegang kedokteran jiwa).
Rehabilitation Medicine atau Ilmu Kedokteran
Rehabilitasi, kadang-kadang disebut Ilmu
Rehabilitasi berasal dari 2 kata :
Re berarti mengembalikan
Habilitasi atau ability yang berarti kemampuan
Rehabilitasi medik berarti mengembalikan kemapuan
fungsi alat organ
Atau anggota tubuh yang sakit, cedera menderita kelainan
karena penyakit.
Agar dapat berfuungsi lagi semaksimal mungkin sehingga
seseorang dapat mandiri kembali.
Adanya yang menggunakan terminologi revalidasi, yang
mengandung arti menjadi valid atau berguna kembali.
Pada anak arti mengembalikan kemampuan adalah
kemapuan sesuai ”tumbuh kembang” anak pada
umumnya.
Suatu program rehabiliatsi komprihensip
baru dikatakan berhasil baik bila program
mengandung 4 unsur yaitu :
–
Pemulihan kondisi fisik
–
Pemulihan kondisi psikologik
–
Latihan provokasional dan pengalaman kerja
singkat guna membantu penderita
mengembalikan kepercayaan diri, dan
TUJUAN REHABILITASI
Tujuan rehabilitasi ialah :
Meniadakan keadaan cacat bila mungkin
2. Mengurangi keadaan cacat sebanyak
mungkin
3. Melatih orang dengan siap keadaan
cacat badan untuk dapat hidup dan bekerja
dengan apa yang tinggal adanya
Sudah banyak bukti bahwa
pelayanan kesehatan yang hanya
mengutamakan aspek
pencegahan dan kuratif saja
ternyata tidak dapat
memecahkan permasalahan
kesehatan secara lebih tuntas.
1.Definisi Rehabilitasi Medik
2.Falsafah Rehabilitasi Medik
3.Tujuan Rehabilitasi Medik
Metode Ilmu Kedokteran Rehabilitasi
Definisi Rehabilitasi Medik
Definisi Rehabilitasi Medik
Suatu bentuk pelayanan kesehatan yang terpadu, dengan
pendekatan medik, psiko sosial-edukasional – vokasional
untuk mencapai kemampuan fungsional semaksimal
mungkin
Falsafah Rehabilitasi Medik
Falsafah Rehabilitasi Medik
Meningkatkan kemampuan fungsional pasien
berdasarkan kemampuan yang masih dimiliki.
Tujuan Rehabilitasi Medik
Tujuan Rehabilitasi Medik
Untuk mempertahankan/meningkatkan kualitas hidup
masyarakat*) dengan cara mencegah, mengurangi
impairment/kelainan, disability/ketidak mampuan dan
handicap/ketunaan beserta dampaknya melalui peningkatan
fungsi semaksimal mungkin sehingga dapat melakukan
fungsinya di masyarakat.
• Impairment atau kelainan :
Kondisi kehilangan atau kelainan/abnormalitas dari struktur atau fungsi organ atau sistem yang bersifat psikologik, fisiologik dan atau anatomi. Kondisi ini dapat bersifat sementara atau menetap, serta tidak selalu disebabkan oleh penyakit, tetapi dapat juga diperoleh sejak lahir.
• Disability atau ketidak mampuan :
Kondisi terbatasnya atau kurangnya kemampuan sebagai akibat adanya kelainan untuk melakukan kegiatan dengan cara dan batas-batas yang
dianggap normal bagi setiap orang sesuai umur dan jenis kelamin. Kondisi ketidak mampuan merupakan gangguan yang terjadi pada tingkat diri
seseorang/pribadi.
• Handicap atau ketunaan :
Kondisi kemuduran seseorang akibat adanya kelainan dan atau
ketidakmampuan yang membatasinya dalam memenuhi peranannya yang normal menurut umur, jenis kelamin serta faktor sosial dan budaya.
Pelayana Rehabilitasi Medik tidak
terlepas dari alur upaya kesehatan pada
umumnya, yaitu upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam
cakupan yang lebih spesifik, yaitu
a. Mencegah / mengurangi angka
kesakitan
b. Mengurangi akibat lanjut kelainan
c. Mencegah/mengurangi terjadinya
ketidak mampuan akibat kelainan
d. Mencegah terjadinya ketunaan setelah
keadaan ketidak mampuan.
1. Setiap anggota tim mengetahui batasan, cakupan dan lingkup kerja, sesuai dengan profesi masing-masing. 2. Profesi tersebut tergabung dalam satu tim kerja. 3. Masing-masing profesi bekerja menuju satu tujuan
yaitu tujuan jangka panjang yang telah ditetapkan oleh dokter rehabilitasi medik sesuai dengan diagnosis
fungsional.
4. Profesi interaksi yang terkoordinir antar anggota tim adalah kunci keberhasilan
Tim Yang terdiri dari :
•
Dr. Spesialis Rehabilitasi Medik
•
Psikolog
•
Fisioterapis
•
Terapis Wicara
•
Okupasi Terapis
•
Ortotis Prostetis
•
Pekerjaan Sosial Medik
Tujuan akhir Rehabilitasi Medik tidak
terbatas hanya untuk melatih pasien
agar mampu beradaptasi dengan
lingkungannya saja, tetapi juga untuk
melatih keluarga/lingkungan dan
masyarakat untuk menerima dan
memberi kemudahan integrasi sosial
Sarana Kelompok Rehabilitasi Anggota Tim Rehabilitasi rawat Amputasi, artritis, cedera otak, Ahli kedokteran fisik, inap kanker, muskuloskeletal, OT, PT, pekerja so- Fasilitas berdi- disfungsi kardiopulmoner, sial, ahli psikologi, ri sendiri, u- SSP, fraktur, geriatrik,neuro- penata diet, RT, ahli mum atau spe- muskuler, pediatrik, neuropati patologi bicara, ahli sialis. perifer, politrauma, cedera farmasi, ahli proste- Unit dalam medulla spinalis/SCI, stroke. tik/orthotik, perawat, RS perawatan Pasien menunjukkan kurang- penasehat
akut, biasanya nya kebebasan untuk bergerak, kan,&juru pulih khu-
rehabilitasi u- beraktivitas sehari-hari (ADL), sus lainnya. mum. dan / atau berkomunikasi.
Sarana Kelompok Rehabilitasi Anggota Tim
Konsultasi rawat Seperti di atas, demikian pula Ahli kedokteran fisik,
inap dengan nyeri kronik, dan de- dokter konsulen, juru
Fasilitas pera- kondisi yang umum. Pasien pulih yang tepat,
watan akut ter- mungkin belum dianggap se- kerja sosial,ahli
masuk psikiatri bagai calon pasien rehabilitasi tetik/orthotik,ahli
far-
Fasilitas pera- rawat inap karena ketidaksta- masi, & penata diet.
wat terlatih bilan medis atau bedah.
Perawat
Sarana Kelompok Rehabilitasi Anggota Tim
Rehabilitasi rawat Seperti di atas, dan nyeri kro- Ahli kedokteran fisik,
jalan nik, cedera di bidang industri, pekerja sosial, juru
Fasilitas reha- dan kedokteran olahraga. Pasi- pulih,
bilitasi pasien en menunjukkan kemajuan tik, penasehat
rawat jalan ter- melalui rehabilitasi rawat inap dikan.
padu yang ber- atau tidak memerlukan pera-
diri sendiri watan di RS untuk
mendapat-
Bekerjasama kan pengobatan.
dengan fasilitas
perawatan akut
(PT/OT/bagian
terapi bicara)
1.
Hemiplegia sinistra sekunder karena CVA, trombosis,
pada (tanggal)
2.
Ketergantungan fungsional sekunder akibat nomor 1
3.
Inkontinensia urin sekunder akibat nomor 2
4.
Riwayat hipertensi, pengobatan terpantau
5.
Riwayat penyakit arteri koroner dengan angina
pektoris
6.
Riwayat glaukoma dengan penurunan ketajaman
penglihatan
7.
Riwayat infeksi saluran kemih (sembuh)
Sistem Pendukung
Kepribadian Pramorbid
Gaya Hidup Pramorbid
Tingkat Pendidikan
Penyalahgunaan zat-zat
Riwayat Bekerja (jenis, tempat, kemampuan)
Riwayat Minat Kegemaran (hiburan)
Jumlah Penyandang cacat cukup besar (7-10%) jumlah penduduk atau 14-20 juta orang
Kemampuan penyediaan
pelayanan rehabilitasi medik baik kuantitas maupun kualitasnya rendah
Kualitas Pelayanan kurang memadai
Backlog; dalam 5 tahun hanya
10% cakupan pelayanan bagi penyandang cacat yang
membutuhkan layanan RM Kurangnya komitmen politik
Menekan jumlah penyandang cacat menjadi kurang dari 7% Meningkatkan kemampuan, pelayanan rehabilitasi medik baik kuantitas maupun kualitasnya Meningkatkan cakupan sampai
90% melalui baik upaya pemerintah maupun peran serta masyarakat Masuk dalam program prioritas
Trend dan transisi epidemilogi,
STRATEGI OPERASIONAL
STRATEGI OPERASIONAL
PENGEMBANGAN PELAYANAN
PENGEMBANGAN PELAYANAN
REHABILITASI MEDIK DI INDONESIA
1. Aspek Sumberdaya Manusia :
a. Pendirian institusi pendidikan formal bagi tenaga-tenaga rehabilitasi medik.
b. Peningkatan jenjang karir dan pendidikan tenaga rehabilitasi medik melalui studi banding, pelatihan di dalam dan luar negeri dll.
c. Peningkatan jenjang karir dan pendidikan tenaga rehabilitasi medik melalui penerapan angka kredit dan jabatan fungsional serta
pendidikan berkelanjutan.
d. Latihan tenaga kesehatan dibidang rehabilitasi medik untuk mendukung pelayanan rehabilitasi medik.
•
Ada beberapa Aspek yang harus diperhatikan :
Ada beberapa Aspek yang harus diperhatikan :
A. Pelayanan Rehabilitasi Medik di RS & Puskesmas
2. Aspek Sarana, Prasarana dan Peralatan :
a. Pembangunan dan pengembangan gedung rehabilitasi medik di Rumah Sakit
b. Pengadaan peralatan rehabilitasi medik termasuk sarana
penunjangnya dengan dukungan dana pemerintah, luar negeri dan swasta serta swadaya masyarakat.
3. Aspek Metode 4. Aspek Dana
B. Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM) :
RBM adalah suatu strategi dalam pembangunan
masyarakat untuk rehabilitasi, persamaan kesempatan,
integrasi sosial dari semua penyandang cacat dalam
Paramedik Fungsional : Sebagai pelaksana pelayanan
a.
a. Psikolog :Psikolog :
1) Mengadakan evaluasi terhadap program pelayana psikologi yang diprogramkan oleh dokter spesialis rehabilitasi medik atau dokter spesialis lainnya yang bekerja di Instansi Rehabilitasi Medik
2) Menegakkan diagnosis psikologi, merencanakan program psikologi dan memilih modalitas psikologi.
3) Mengadakan keselarasan bila ada perbedaan antara program psikologi yang disetujui oleh dokter spesialis rehabilitasi medik dan atau dokter lainnya dengan rencana/program psikologi. 4) Melaksanakan program psikologi.
5) Mengevaluasi kembali program psikologi.
6) Mengusulkan program psikologi baru dan lanjutan bila diperlukan
7) Melaporkan berakhirnya program psikologi dan mengembalikan pasien kepada dokter spesialis rehabilitasi medik dan atau dokter spesialis lainnya.
8) Melaksanakan rekam medik pasien.
9) Melaksakan penyuluhan rehabilitasi medik khususnya bidang psikologi.
10) Bertanggung jawab atas terlaksananya program psikologi yang meliputi penggunaan modalitas psikologi.
11) Bertanggung jawab kepada Dokter dan atau Kepala Pelayanan Psikologi.
b. Fisioterapis :
b. Fisioterapis :
1) Mengadakan evaluasi terhadap program pelayana fisioterapi yang diprogramkan oleh dokter spesialis rehabilitasi medik atau dokter spesialis lainnya/dokter umum terlatih yang bekerja di Instalasi Rehabilitasi Medik yang bekerja di Instansi Rehabilitasi Medik.
2) Menegakkan diagnosis fisioterapi, merencanakan program fisioterapi dan memilih modalitas fisioterapi.
3) Mengadakan keselarasan bila ada perbedaan antara program fisioterapi yang disetujui oleh dokter spesialis rehabilitasi medik dan atau dokter lainnya dengan rencana/program fisioterapi. 4) Melaksanakan program fisioterapi.
5) Mengevaluasi kembali program fisioterapi.
6) Mengusulkan program fisioterapi baru dan lanjutan bila diperlukan.
7) Melaporkan berakhirnya program fisioterapi dan mengembalikan pasien kepada dokter spesialis rehabilitasi medik dan atau dokter spesialis lainnya.
8) Melaksanakan rekam medik pasien.
9) Melaksakan penyuluhan rehabilitasi medik khususnya bidang fisioterapi.
10) Bertanggung jawab atas pelaksanaan program fisioterapi. 11) Bertanggung jawab kepada Dokter yang membuat dan atau Kepala Pelayanan fisioterapi.
c. Terapi Wicara :
c. Terapi Wicara :
1) Mengadakan evaluasi terhadap program pelayana terapi wicara yang diprogramkan oleh dokter spesialis rehabilitasi medik atau
dokter spesialis lainnya yang bekerja di Instansi Rehabilitasi Medik
2) Menegakkan diagnosis terapi wicara, merencanakan program terapi wicara dan memilih modalitas terapi wicara.
3) Mengadakan keselarasan bila ada perbedaan antara program terapi wicara yang disetujui oleh dokter spesialis rehabilitasi
medik dan atau dokter lainnya dengan rencana/program terapi wicara.
4) Melaksanakan program terapi wicara.
5) Mengevaluasi kembali program terapi wicara yang sudah dilaksanakan.
6) Mengusulkan program terapi wicara baru dan mengembalikan pasien kepada dokter spesialis rehabilitasi medik dan atau dokter spesialis lainnya
7) Melaporkan berakhirnya program terapi wicara dan
mengembalikan pasien kepada dokter spesialis rehabilitasi medik dan atau dokter spesialis lainnya.
8) Melaksakan penyuluhan rehabilitasi medik khususnya bidang terapi wicara.
9) Bertanggung jawab kepada Dokter dan atau Kepala Pelayanan terapi wicara.
d. Okupasi Terapis :
d. Okupasi Terapis :
1) Mengadakan evaluasi terhadap program pelayana okupasi terapi yang diprogramkan oleh dokter spesialis rehabilitasi medik atau dokter spesialis lainnya yang bekerja di Instansi Rehabilitasi
Medik
2) Menegakkan diagnosis okupasi terapi, merencanakan program okupasi terapi dan memilih modalitas okupasi terapi.
3) Mengadakan keselarasan bila ada perbedaan antara program okupasi terapi yang disetujui oleh dokter spesialis rehabilitasi
medik dan atau dokter lainnya dengan rencana/program okupasi terapi.
4) Melaksanakan program okupasi terapi.
5) Mengevaluasi kembali program Okupasi terapi yang sudah dilaksanakan.
6) Mengusulkan program okupasi terapi baru dan dan lanjutan bila diperlukan
7) Melaporkan berakhirnya program okupasi terapi dan
mengembalikan pasien kepada dokter spesialis rehabilitasi medik dan atau dokter spesialis lainnya.
8) Melaksakan rekam medik pasien.
9) Melaksanakan penyuluhan rehabilitasi medik khususnya dibidang okupasi terapi
10) Bertanggung jawab kepada dokter pengirim dan atau kepala pelayana Okupasi terapi
e. Pelaksana Ortotok Prostetik :
e. Pelaksana Ortotok Prostetik :
1) Menyelenggarakan pelaksanaan program pembuatan ortotik dan prostetik sesuai dengan resep yang diberikan oleh dokter spesialis rehabilitasi medik atau dokter spesialis lainnya yang bekerja di Instalasi rehabilitasi medik
2) Mengevaluasi program ortotik prostetik.
3) Melaporkan hasil pembuatan ortotik prostetik kepada dokter yang mengirim.
4) Melaksanakan rekam medis.
5) Melaksanakan penyuluhan rehabilitasi medik khususnya OP. 6) Membantu kepala pelayanan OP dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan.
7) Membuat laporan berkala dan bertanggung jawab terhadap fasilitas pelayanan.
f. Pekerja Sosial Medik :
f. Pekerja Sosial Medik :
1) Memantau keadaan sosial ekonomi pasien dgn cara : - Wawancara dgn pasien
- Wawancara dgn keluarga pasien - Wawancara dgn atasan pasien
2) Memberikan bimbingan sosial kpd pasien dan keluarganya : - Memberikan motivasi/dorongan moril
- Memberikan alternatif pemecahan masalah - Mengurangi tekanan mental
3) Mengadakan kunjungan rumah (Home visit) 4) Membuat studi kasus bila diperlukan.
5) Membuat laporan berkala di lingkup pelaksana Pekerja Sosoal Medik.
6) Menyiapkan kelengkapan administrasi untuk klem asuransi.
7) Bekerjasama dgn badan-badan sosial untuk memecahkan masalah yg dihadapi pasien dan keluarganya.
8) Menyiapkan rencana pemulangan pasien baik u/ keluarga, lingkungan dan sebagainya.
9) Menyiapkan tempat u/ latihan kerja/ keterampilan bagi penderita yg disiapkan u/ pulang.
g. Perawat Rehabilitasi Medik :
g. Perawat Rehabilitasi Medik :
1) Mengadakan evaluasi terhadap program pelayana keperawatan yang diprogramkan oleh dokter spesialis rehabilitasi medik atau dokter spesialis lainnya atau dokter umum terlatih yang bekerja di Instansi Rehabilitasi Medik
2) Menegakkan diagnosis keperawatan.
3) Mengadakan konsultasi dgn dokter spesialis rehabilitasi medik dan atau dokter spesialis lainnya mengenai program perawatan.
4) Melaksanakan perawatan dan mengevaluasi.
5) Mengusulkan program perawatan baru dan lanjutan bila diperlukan.
6) Melaporkan berakhirnya program perawatan dan mengembalikan pasien kpd dokter spesialis rehabilitasi medik dan atau dokter
spesialis lainnya.
7) Melaksakan rekam medik pasien.
8) Melaksanakan penyuluhan rehabilitasi medik khususnya dibidang perawatan.
9) Bertanggung jawab atas pelaksanaan program perawatan. 10) Bertanggung jawab kpd dokter spesialis RM dan atau dokter spesialis lainnya