• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Pelayanan Rehab Medik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pedoman Pelayanan Rehab Medik"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN

PELAYANAN INSTALASI REHABILITASI MEDIK

RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA

2 0 1 6

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan Instalasi Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan terhadap gangguan fisik dan fungsi yang diakibatkan oleh keadaan atau kondisi sakit, penyakit atau cidera melalui paduan intervensi medik, keterapian fisik atau rehabilitatsi untuk mencapai kemampuan fungsi yang optimal. (Kepmenkes No.378/Menkes/SK/IV/2008).

B. Tujuan Pedoman

Upaya rehabilitasi medik ditujukan untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan cara mencegah, mengurangi impairment / kelainan, disability / ketidakmampuan dan handicap / kecacatan, beserta dampaknya melalui peningkatan fungsi semaksimal mungkin, sehingga dapat melakukan fungsinya di masyarakat

C. Ruang Lingkup

Pelayanan kesehatan dengan pendekatan rehabilitasi medik, yaitu pendekatan kelainan, ketidakmampuan, kecacatan yang terjadi pada pasien. Hal ini secara spesifik terlihat dari pendekatan peran dokter sebagai guru dan fasilitator, peran aktif pasien dan pendekatan kerja secara rutin. Pelayanan rehabilitasi medik tidak terlepas dari upaya kesehatan pada umumnya, yaitu upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative dalam cakupan yang spesifik yaitu terhadap kecacatan. Jenis pelayanan di IRM dapat dilihat di halaman 13 – 16

D. Batasan Operasional

Pelayanan Instalasi Rehabilitasi Medik RSPP diselenggarakan secara rutin. Adapun waktu pelaksanaannya yaitu :

a. Senin – Jumat : 08.00 – 19.00 b. Sabtu : 08.00 – 17.00

(3)

E. Landasan Hukum

a. UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran b. UU No. 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat c. UU No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan d. UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

e. UU No. 6 Tahun 1974 tentang Kesejahteraan Sosial Penyandang cacat f. Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 1987 Jo SKB

No.48/MENKES/II/98 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah dalam Bidang Kesehatan kepada Pemerintah daerah

g. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1045 Tahun 2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan

h. Peraturan Menteri Kesehatan No. 867 Tahun 2004 tentang Registrasi dan Praktek Terapis Wicara

i. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.104 Tahun 1999 tentang Rehabilitasi Medik

j. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 585 Tahun 1989 tentang Persetujuan Tindakan Medik

k. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 159b Tahun 1988 tentang Rumah Sakit

l. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 749a Tahun 1988 tentang Rekam Medis/Medical Record

m. Kepmenkes No. 1363 2001 tentang Registrasi dan Izin Praktik Fisioterapi n. Kepmenkes No. 1333 Tahun 1999 tentang Standar Pelayanan Rumah

Sakit

o. Kepmenkes No. 983 Tahun tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit p. Kepmenkes No.571/Menkes/SK/VI/2008 tentang Standar profesi

(4)

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. KualifikasiSumberDayaManusia

Kegiatan Instalasi Rehabilitasi Medik RSPP harus dilakukan oleh petugas yang memiliki kualifikasi pendidikan dan pengalaman yang memadai serta memperoleh/memiliki kewenangan untuk melaksanakan kegiatan di bidang yang menjadi tugas atau tanggungjawabnya.

Adapun kualifikasi SDM Instalasi Rehabilitasi Medik RSPP adalah :

SPESIFIKASI Jumlahtenaga yang adasaatini

Dokter Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik

5

Fisioterapis D3/D4/S1 Fisioterapi 10

Okupasi Terapis D3 Okupasi Terapi 2

Terapis Wicara D3 Terapi Wicara 1

Perawat D3 Keperawatan 1

Administrasi SMA 1

(5)

B. DistribusiKetenagaan

Distribusi ketenagaan disesuaikan dengan jumlah pasien yang dilayani di Instalasi Rehabilitasi Medik.

Distribusi ketenagaan Instalasi Rehabilitasi Medik :

JABATAN JUMLAH (orang)

Dokter Rehabilitasi Medik

5 Terapis : Fisioterapi Okupasi Terapi Terapi Wicara 10 2 1 Perawat 1 Penunjang Operasional Instalasi Rehabilitasi Medik 3

C. Pengaturasn Jadwal Layanan

Jadwal buka layanan : Senin – Jumat : 08.00 – 19.00 Sabtu : 08.00 – 17.00

Pengaturan jadwal dokter Rehabiltasi medic dilakukan oleh kepala KSM Rehabilitasi Medik diketahui oleh kepala Instalasi Rehabilitasi Medik Pengaturan rotasi kerja fisioterapi dibuat oleh pengawas Rehabilitasi

(6)

BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Daftar Fasilitas IRM

No. Jenis Fasilitas Keterangan

A Ruangan

01 Ruang Dokter +

02 Ruang Fisioterapi +

03 Ruang Okupasi Terapi +

04 Ruang Terapi Wicara +

05 Ruang Administrasi +

06 Ruang Gymnasium +

07 Ruang VIP +

08 Ruang Ganti Pakaian +

09 Ruang Tunggu +

10 Ruang Perawat +

11 Ruang Cuci dan WC +

B Listrik

Minimal Watt

C Mebel :

01 Meja kerja +

(7)

03 Lemari obat + 04 Lemari arsip + D Peralatan kantor 01 Komputer + 02 Printer + 03 Papan Tulis + 04 Telepon + 05 Alat Tulis + 06 Televisi +

B. Daftar Alat Terapi IRM

No Nama

A Fisioterapi

1 Short Wave Diatermy

2 Microwave Diatermy

3 Ultrasonic Therapy

4 TENS(Transcutaneus Elektrical Nerve Stimulasi)

(8)

6 Traction 7 Dyatermy 8 Nebulizer 9 Transmeter 10 Telting Table 11 Parafin Bath 12 Electrical stimulation 13 Ultraviolet Radiation B Okupasi Terapi 1 Puzzel Donat 2 Cone Besar 3 Cone kecil 4 Stik 5 Hand Grip 6 Peg Board

(9)

8 Skateboard

9 Tic Tac Toe

10 Bola Bilateral

11 Sling Elbow

12 Kettler

13 Asah otak

14 Ball Pool dan Bola

15 Thrampolin

16 Fleksi Dsik Swing

17 Boster swing

18 Plat Form Swing

19 Barrel

20 Balance Board

21 Climbing wall

22 Bean Beg

(10)

24 Wedge 25 Play Thunnel 26 Standing Table 27 Chair CP 28 Balance Board 29 Motor Planning

30 Vercrow Screw Board

31 Kartu Buah

32 Kartu Huruf

33 Kartu Angka

34 Kartu Binatang

35 Biji2

36 Lake stroke (resling dan kancing)

37 Manik-manik (meronce)

C Rehabilitasi Medik

1 Treatmill

(11)

C. Denah Instalasi Rehabilitasi Medik B. Denah IRM Lantai 2

Ruang Terapi 2 Ruang Terapi 1 Ruang Traksi Ruang Terapi Wicara Ruang Dokter II Ruang Gym/Terapi 4 Ruang Terapi 3 Ruang Pws.Rehab Toilet VIP Adm Tangga Darurat Pantry R T p R T p R T p

Lift Pintu Masuk

Ruang Dokter I Toilet Pasien Pasien Ruang Inhalasi Pasien R T p Ruang Okupasi terapi

(12)

C. Denah IRM Lantai 3 Tangga Darurat RUANG VIP LIFT PENTRY TOILET PRIA TOILET WANITA MUSOLAH RUANG OKUPASI TERAPI AUDITORIUM

(13)

BAB IV

KEBIJAKAN PELAYANAN IRM

1. Instalasi Rehabilitasi Medik melayani pasienRawat Jalan dan Rawat Inap

2. Pelayanan yang tersedia di Instalasi Rehabilitasi Medik antara lain

:Konsultasi dokter, Fisioterapi, Okupasi Terapi dan Terapi Wicara

3. Sebelum dilakukan pelayanan pasien dilakukan assessment oleh dokter

Rehabilitasi Medik

4. Pasien diberikan penjelasan tindakan yang akan dilakukan (lembar

edukasi pasien)

5. Petugas Terapis melakukan tindakan terapi sesuai dengan permintaan

dokter Rehabilitasi Medik

6. Selama pelaksanaan tindakan petugas/dokter melakukan evaluasi

pasien

7. Tindakan terapi dilakukan oleh petugas yang berkompeten dan sesuai

dengan Standar Prosedur Operasional ( SPO )

8. Setiap 1 paket terapi pasien dianjurkan untuk kembali ke dokter

(melakukan evaluasi )

9. Selama melakukan tindakan terapi petugas memperhatikan hak-hak

pasien dan sesuai dengan etika dokter.

10. Pelayanan Rehabilitasi Medik selalu mengutamakan keselamatan pasien

(Patient safety, hand hygiene)

(14)

BAB V

TATA LAKSANA PELAYANAN

Instalasi Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Pusat Pertamina merupakan unit kerja bagian dari unit – unit kerja di RSPP, Rehabilitasi Medik atau Ilmu Kedokteran Fisik Dan Rehabilitasi (IKFR) merupakan bidang kedokteran Spesialisasi yang berhubungan dengan diagnosis evaluasi dan pengobatan serta pengelolaan penderita dengan berbagai usia seperti kelainan (Impairment), Kecacatan (Disability) serta Handycap fisik dan kognitif yang menggunakan pendekatan Holistik dan menyeluruh serta bertujuan tercapainya kemampuan fungsional yang maksimal, baik fisik, psikososial, sosial, okupasional dan vokasional.

Tim Rehabilitasi Medik (Dokter Rehabilitasi Medik, Fisioterapi, Okupasi Terapi, Terapi Wicara) dalam melaksanakan kegiatan pelayanan terhadap pasien berwenang untuk melakukan penulisan catatan perkembangan pasien dalam bentuk SOAP.

S = Subjektif (informasi yang diperoleh langsung dari pasien / keluarga) O = Objektif (observasi langsung terhadap pasien dan pemeriksaan) A = Assesmen (berupa diagnosis, aset/limitasi pasien)

P = Planning (meliputi tujuan terapi jangka pendek dan tujuan terapi jangka panjang)

Instalasi Rehabilitasi Medik dapat menangani beberapa kasus pediatri/anak (gangguan perkembangan), muskuloskeletal (fraktur/patah tulang, pengapuran), neuromuskular (saraf kejepit, stroke), kardiorespirasi (penyakit yang berhubungan dengan pernafasan ; asma, banyak dahak, pemulihan pasca operasi jantung), gangguan atensi konsentrasi, gangguan menelan-bahasa-bicara, serta kasus geriatri dan lainnya.

Pelayanan IRM dibagi menjadi beberapa layanan :

A. Konsultasi/rujukan dokter Instalasi rehabilitasi Medik

Pelayanan rehabilitasi medik di RSPP dilaksanakan melalui pendekatan sistem satu pintu (one gate system) dan harus dilakukan pemeriksaan atau penilaian oleh dokter spesialis rehabilitasi medik untuk didiagnosis fungsional dan menentukan terapi yang dibutuhkan.

(15)

B. Fisioterapi

Pelayanan kesehatan terhadap pasien sebagai individu maupun kelompok, dalam memaksimalkan potensi gerak dan meminimalkan kesenjangan antar gerak aktual dan gerak fungsi pada dimensi pelayanan pengembangan, memelihara, memulihkan gerak dan fungsi sepanjang daur kehidupan.

Berdasarkan ruang lingkup pelayanan fisioterapi dan tuntutan kebutuhan masyarakat maka pelayanan fisioterapi dikembangkan sesuai kebutuhan masyarakat, yaitu :

No Jenis Layanan

1 SWD (Short Wave Diatermi)

2 MWD (Microwave Diatermi)

3 US (Ultrasound)

4 TENS (Transcutaneus Elektrical Nerve Stimulasi

5 ES (Elektrical Stimulasi) 6 IR (Infra Red) 7 UV (Ultraviolet) 8 Cervical Traction 9 Lumbal Traction 10 Paraffin Bath

11 Massage & Manipulation

12 General Exercise

13 Active / Pasive Exercise

14 Back / Neck Exercise

15 Shoulder Exercise

16 Knee Exercise

17 Walking Exercise / Gait training

18 Bledder Training

19 Chest Therapy

20 Vestibular Exercise

21 Pre / Post Op Exercise

(16)

C. Okupasi Terapi

Layanan kesehatan yang menangani pasien dengan gangguan fisik dan atau mental yang bersifat sementara atau menetap.

Berdasarkan ruang lingkup pelayanan okupasi terapi dan tuntutan kebutuhan masyarakat maka pelayanan okupasi terapi dikembangkan sesuai kebutuhan masyarakat, yaitu :

No Jenis Layanan

1 Scaning / spatial neglect

2 Motor planning

3 Copy 2 dan 3 dimensi

4 Macam-macam Puzzel

5 Menggambar orang,rumah, mobil dll

6 Diskriminasi

7 Mengelompokkan warna dan bentuk

8 Propioceptive

10 Stereognosis

11 Memory

12 Orientasi orang, tempat dan waktu

13 Identifikasi bagian tubuh

14 Dexterity / pincing

15 Calculation

16 Latihan gerak fungsional

17 Latihan ADL (Activity Daily Living)

18 Behaviour Therapy

19 Sensori Integrasi

D. Terapi Wicara

Suatu profesi yang memberikan pelayanan pada gangguan komunikasi yang berperan dalam mengidentifikasi, memeriksa, menangani dan mencegah gangguan bahasa dan bicara baik secara reseptif dan ekspresif pada semua

(17)

modalitas (bicara, menulis, lambang dan gambar) memberikan pelayanan untuk gangguan menelan.

Berdasarkan ruang lingkup pelayanan terapi wicara dan tuntutan kebutuhan masyarakat maka pelayanan terapi wicara dikembangkan sesuai kebutuhan masyarakat, yaitu :

No Jenis Layanan

1 Dysarthria (kelainan srtikulasi)

2 Dysglosia (sumbing)

3 Dyslalia (kesalahan lingkungan)

4 Aphasia (gangguan suara)

5 Dyslogia (retardasi mental)

6 Dysphonia (gangguan suara)

7 Dysphagia(gangguan menelan)

8 Aphonia (kelainan suara)

9 Stuttering (gagap)

10 Clattering (gangguan bicara)

11 Manipulation / Stimulation

Alur pelayanan rehabilitasi medik adalah sebagai berikut : Pendaftaran Pasien Rawat Jalan.

Proses pendaftaran / penerimaan pasien Instalasi Rehabilitasi Medik berasal dari :

A. Rawat Jalan B. Rawat Inap

Alur pasien baru rawat jalan :

1. Pasien mendaftar kebagian pendaftaran utama dengan membawa kartu berobat dan atau membawa surat rujukan (dari pendaftaran pasien mendapatkan treser)

(18)

3. Petugas administrasi menyerahkan surat pengantar ke perawat Instalasi Rehabilitasi Medik

4. Perawat Instalasi Rehabilitasi Medik memanggil pasien dan melakukan pengkajian keperawatan

5. Perawat Instalasi Rehabilitasi Medik mengantrikan pasien ke dokter Instalasi Rehabilitasi Medik

6. Dokter melakukan pengkajian awal pasien, memeriksa pasien dan membuat instruksi tindakan terapi sesuai dengan kebutuhan pasien

7. Dokter meyerahkan dokumen pemeriksaan dan instruksi tindakan terapi ke perawat

8. Perawat menyerahkan dokumen pemeriksaan dan instruksi terapi ke adminitrasi

9. Petugas Administrasi mendistribusikan lembar instruksi ke Terapis terkait

10. Terapis (Fisioterapi, Okupasi Terapi dan Terapi Wicara) memanggil pasien dan melakukan tindakan terapi

11. Terapis melaporkan tindakan terapi ke adminitrasi instalasi rehabilitasi medik

12. Setelah selesai terapi, terapis meminta pasien untuk ke adminitrasi mengambil bukti pembayaran

13. Petugas adminitrasi mengentry data dan menyerahkan bukti pembayaran ke pasien dan menginformasikan pembayaran di kasir

Alur pasien lanjutan rawat jalan :

1. Pasien mendaftar kebagian pendaftaran utama dengan membawa kartu berobat

2. Pasien menyerahkan treser kepada petugas adminitrasi Instalasi Rehabilitasi Medik

3. Petugas administrasi mengantrikan pasien ke petugas terapi

4. Petugas terapis memanggil pasien dan melakuakan tindakan terapi

5. Petugas terapi melaporkan tindakan terapi ke petugas administrasi

(19)

7. Petugas adminitrasi mengentry data dan menyerahkan bukti pembayaran ke pasien dan menginformasikan pembayaran ke kasir

Alur pasien rawat inap baru :

1. Perawat lantai mendaftarkan pasien ke bagian dr. Rehabilitasi Medik (melalui perawat Rehabilitasi Medik)

2. Dr. Rehabilitasi Medik memeriksa pasien (bisa dilakukan di ruang rawat inap atau poliklinik)

3. Dr. Rehabilitasi Medik membuat instruksi tindakan terapi

4. Perawatan Instalasi Rehabilitasi Medik membuat instruksi tindakan terapi ke administrasi

5. Petugas administrasi mendistribusikan ke bagian terapi terkait

6. Terapis melakukan tindakan terapi (diruang rawat inap / dipoliklinik )

7. Setelah selesai terapi, Terapis melaporkan ke administrasi untuk mengantry data

Alur pasien lanjutan rawat inap :

1. Perawat ruangan menghubungi petugas administrasi atau perawat untuk mendaftarkan pasien ke Instalasi Rehabilitasi Medik

2. Perawat/petugas mengantarkan pasien ke Instalasi Rehabilitasi Medik 3. Perawat/petugas mengisi daftar kunjungan rawat inap di Instalasi

Rehabilitasi Medik

4. Petugas Administrasi mengantrikan pasien ke bagian terapi terkait

5. Setelah selesai terapi terapis melaporkan ke administrasi (pasien telah dilakukan tindakan dan melapokan tindakan yang dilakukan

6. Petugas administrasi mengentry data dan menghubungi perawat atau petugas untuk mengantarkan pasien ke ruang rawat inap

7. Perawat atau petugas mengantarkan pasien ke ruang rawat inap

Alur Pasien terakhir dalam 1 paket terapi :

1. Setelah pasien selesai dilakukan terapi satu paket

2. Administrasi menyampaikan kepada pasien bahwa telah dilakukan terapi 1 paket dan pasien harus konsultasi dokter untuk dilakukan evaluasi

(20)

4. Perawat mendaftarkan pasien dokter dan memanggil pasien saat gilirannya tiba

5. Dokter melakukan evaluasi dan menentukan rencana selanjutnya antara lain: terapi dilanjutkan , terapi dihentikan atau dikembalikan ke dokter pengirim

Penanganan Pasien

Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik :

1. Identifikasi pasien, komunikasi efektif (pasien menyebutkan identitas diri (nama/tanggal lahir), melihat gelang pasien, ).

2. Melakukan assesment medis SOAP

3. Membuat rencana tindakan terapi serta menentukan dosis terapi

4. Melakukan evaluasi hasil tindakan terapi

5. re-evaluasi tindakan medis (dikembalikan ke dokter pengirim / terapi dilanjutkan / terapi dihentikan )

Fisioterapi :

1. Identifikasi pasien, komunikasi efektif (pasien menyebutkan identitas diri (nama/tanggal lahir), melihat gelang pasien, ).

2. Melaksanakan Assesment / Pemeriksaan Fisioterapi antara lain pemeriksaan kekuatan otot, Lingkup Gerak Sendi, tingkatan nyeri

3. Melakukan tindakan terapi sesuai dengan instruksi dokter Spesialis Rehabilitasi Medik dan mendokumentasikan tindakan terapi sesuai dengan SOAP ke dalam catatan perkembangan pasien terintegrasi.

4. Memberikan edukasi dan home program kepada pasien.

5. Melaporkan pasien ke dokter Rehabilitasi Medik setelah 1 paket terapi

6. Memberikan pelayanan Fisioterapi Rawat Jalan & Rawat Inap

7. Membuat catatan kegiatan Fisioterapi dalam berkas / status rehabilitasi medik

8. Melaporkan pelaksanaan kegiatan fisioterapi meliputi :

(21)

− Kelainan penyakit yang menyertainya

− Kendala-kendala yang ditemui saat dilakukan terapi kepada dokter Rehabilitasi Medik dan keluarga pasien

Okupasi Terapi :

1. Identifikasi pasien, komunikasi efektif (pasien menyebutkan identitas diri (nama/tanggal lahir, gelang pasien).

2. Melaksanakan Assesment / Pemeriksaan Okupasi Terapi

3. Melakukan tindakan terapi sesuai dengan instruksi dokter Spesialis Rehabilitasi Medik dan mendokumentasikan tindakan terapi sesuai dengan SOAP ke dalam catatan perkembangan pasien terintegrasi.

4. Memberikan edukasi dan home program kepada pasien.

5. Melaporkan ke dokter Rehabilitasi Medik setelah 1 paket terapi .

6. Memberikan pelayanan Okupasi Terapi Rawat Jalan & Rawat Inap

7. Melaporkan pelaksanaan kegiatan Okupasi Terapi meliputi :

− Kemajuan pasien

− Kelainan penyakit yang menyertainya

− Kendala-kendala yang ditemui saat dilakukan terapi kepada dokter Rehabilitasi Medik dan keluarga pasien

Terapi Wicara :

1. Identifikasi pasien, komunikasi efektif (pasien menyebutkan identitas diri (nama, tanggal lahir), gelang pasien).

2. Melaksanakan Assesment / Pemeriksaan Terapi Wicara

3. Melakukan tindakan terapi sesuai dengan instruksi dokter Spesialis Rehabilitasi Medik dan mendokumentasikan tindakan terapi sesuai dengan SOAP ke dalam catatan perkembangan pasien terintegrasi.

4. Memberikan edukasi dan home program kepada pasien.

5. Melaporkan pasien ke dokter Rehabilitasi Medik setelah 1 paket terapi.

(22)

7. Membuat catatan kegiatan Terapi Wicara dalam berkas / status Rehabilitasi Medik

8. Melaporkan pelaksanaan kegiatan Terapi Wicara meliputi :

− Kemajuan pasien

− Kelainan penyakit yang menyertainya

− Kendala-kendala yang ditemui saat dilakukan terapi kepada dokter Rehabilitasi Medik dan keluarga pasien

Perawat Rehabilitasi Medik :

1. Menerima pasien baru atau terakhir yang akan konsultasi dokter

2. Identifikasi pasien, komunikasi efektif (pasien menyebutkan identitas diri (nama, tanggal lahir), gelang pasien)

3. Melakukan pengkajian keperawatan

4. Memberikan informasi seputar rehabilitasi medik

5. Mengantry data

Kejadian tidak terduga misalnya pasien belum selesai 1 paket terapi ada keluhan (sakitnya bertambah) maka pasien dapat konsultasi kedokter tanpa harus menyelesaikan 1 paket terapi

Apabila terjadi kasus kegawatdaruratan pada pasien di Instalasi Rehabilitasi Medik, maka pasien tersebut dirujuk ke IGD. Jika terjadi kasus blue code dilakukan tindakan BLS ditempat sampai team blue code tiba ditempat.

(23)

BAB VI

LOGISTIK

Investasi

Guna mendukung kelancaran operasional di Instalasi Rehabilitasi

Medik, dibutuhkan hubungan kerja terkait dengan pengadaan alat-alat

kesehatan dan investasi peralatan IRM. Hal ini bertujuan sentralisasi proses

pengadaan barang dan jasa di IRM RSPP.

Proses pengadaan alat-alat dan investasi di IRM dilaksanakan melalui

proses usulan dari unit kerja IRM dengan pertimbangan kajian bisnis serta

kebutuhan layanan. Adapun mekanisme pengadaan akan dilaksanakan

apabila memenuhi pertimbangan bisnis dan kebutuhan pengembangan

layanan baru ataupun pengganti alat kesehatan yang tidak layak pakai.

Dari proses di atas apabila usulan ke manajeman RSPP di terima

maka akan di adakan tender terkait pengadaan barang yang di butuhkan

dengan melalui proses tender yang telah di atur dalam panduan pengadaan

barang dan jasa di lingkungan PERTAMEDIKA.

Dari keputusan proses tender akan di pilih distributor atau vendor

pemenang tender untuk mengadakan alat atau barang investasi yang di

perlukan.

Pada akhir proses pengadaan dilaksanakan sampai dengan

penerimaan barang akan di lakukan melibatkan semua pihak baik bagian

Logistik, Tehnik, dan User terkait untuk menjamin barang investasi tersebut

sesuai dengan barang yang di harapkan.

BaranghabisPakai (BHP)

Guna mendukung kelancaran operasional di Instalasi Rehabilitasi

Medik, dibutuhkan pengadaan barang habis pakai terkait layanan di IRM.

Barang habis pakai yang diperlukan antara lain: Bisolvon Solution 50 ML;

Combivent UDT 2,5 ML; Flixotide Nebules 0,5 MG/2ML; Iodine Povidon 60

(24)

ML SOL; Pulmicort Respules 0,5 MG/ML;Ventolin Nebules 2,5 MG; Burnazin

cream 35GRAM; Counterpain 30 GRAM CREAM; Transpulmin-BB Balsem

10 GR; Otsu – NS 25 ML Ampul;….

Proses permintaan barang habis pakai di IRM dilakukan melalui proses

usulan unit kerja IRM disesuaikan dengan kebutuhan layanan. Adapun

mekanisme permintaan barang habis pakai dengan membuat MIV yang

ditujukan ke bagian layanan umum dan farmasi setelah MIV di distribusikan

ke bagian terkait pengambilan barang dilakukan pada hari yang telah

ditentukan kecuali untuk barang cito.

(25)

BAB VII

KESELAMATAN PASIEN

Pengertian

Keselamatan pasien/pasien safety di Instalasi Rehabilitasi Medik (IRM)

adalah suatu proses dalam memberikan pelayanan yang lebih aman.

Termasuk di dalamnya assesmen resiko, identifikasi dan manajemen resiko

terhadap pasien, pelaporan dan analisis insiden dan menerapkan solusi

untuk mengurangi serta meminimalisir timbulnya resiko.

Tata laksana Keselamatan Pasien Di Instalasi rehabilitasi Medik RSPP

Pelayanan Rehabilitasi Medik adalah pelayanan kesehatan terhadap

gangguan fisik dan fungsi yang di akibatkan oleh keadaan/kondisi

sakit/cedera melalui paduan intervensi medik, keterapian fisik dan atau

rehabilitative untuk mencapai kemampuan fungsi yang optimal.Yang

mengacu pada prinsip umum pelayanan kesehatan bahwa keselamatan

pasien adalah yang utama.Dapat di artikan bahwa kepentingan pasien selalu

menjadi pertimbangan utama.

1. Identifikasi pasien dengan benar

Pasien diidentifikasi dengan menggunakan ”nama pasien dan tanggal

lahir”

Pasien diidentifikasi sebelum pemberian terapi

2. Meningkatkan Komunikasi Efektif dengan SBAR

S : Situasi

B : Background

A : Assesmen

R : Rekomendasi

(26)

3. Menurunkan risiko penularan infeksi pada pasien

Menggunakan APD (masker, handscoon) saat melakukan tindakan

4. Menurunkan risiko pasien dari cedera atau jatuh

(27)

BAB VIII

KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja di Instalasi Rehabilitasi Medik merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan. Keselamatan kerja merupakan tanggung jawab bersama yang melibatkan unsur manajemen, karyawan, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Tindakan yang dilakukan bila terjadi kecelakaan merupakan upaya untuk menangani suatu keadaan yang tidak terencana dan tidak terkontrol yang merupakan salah satu aksi dan reaksi dari obyek zat dan manusia yang dapat merugikan sumber daya manusia, keuangan dan material.

Hal tersebut bertujuan untuk melindungi pekerja Instalasi Rehabilitasi Medik dan meminimalkan kecelakaan, untuk mencapai produktivitas yang optimal.

Bahaya / kecelakaan Fisik. a. Tertusuk jarum :

i. Bersihkan luka pada air mengalir dan berikan betadine

ii. Segera lapor ke Instalasi Gawat Darurat untuk perawatan lebih lanjut iii. Lapor kepada Penanggung Jawab harian (Pengawas) dan mengisi formulir

kecelakaan kerja.

b. Kecelakaan karena arus listrik.

i. Matikan panel listrik sesegera mungkin atau penderita harus segera dilepaskan hubungannya denga arus listrik, hati – hati penolong sendiri jangan sampai terkena arus listrik. Berdirilah di atas kain dan lepaskan hubungan penderita dengan kawat listrik denga menggunakan tongkat sapu.

ii. Pertolongan selanjutnya disesuaikan dengan keadaan penderita, bila pingsan dilakukan Basic Life Support segera melapor pada tim blue code, bila kondisi tidak pingsan dibawa ke IGD

iii. Lapor kepada penanggung jawab harian (Pengawas) dan membuat berita acara

(28)

c. Kebakaran.

i. Di dalam jam kerja.

1. Kebakaran kecil

a) Penemu kebakaran :

1) Padamkan kebakaran dengan menggunakan APAR. 2) Lapor kepada penanggung jawab (komandan lantai) b) Penanggung jawab (komandan lantai) :

1) Perintahkan regu pemadam lantai bantu pemadaman. 2) Hubungi posko sekuriti dan LK3

3) Siagakan regu evakuasi dan regu penyelamat lantai 4) Koordinir regu pemadaman.

c) Regu pemadam lantai :

1) Bantu lakukan pemadaman

d) Regu evakuasi :

1) Mempersiapkan evakuasi ke tempat berkumpul yang telah ditentukan.

2) Melaksanakan system pencatatan / pendataan pekerja atau penghuni yang ada di lantai yang bersangkutan.

3) Koordinasi dengan petugas/ fungsi terkait lainnya untuk kelancaran pelaksanaan evakuasi.

4) Menyerahkan daftar pelaksanaan evakuasi pekerja / penghuni lantai kepada penanggung jawab lantai.

5) Melaporkan kepada penanggung jawab lantai apabila melihat gejala kerusakan/ hambatan pada jalan keluar yang ada di lantai bersangkutan.

2. Kebakaran besar

Bilamana terjadi kebakaran besar dan membahayakan penghuni serta asset perusahaan sehingga dinyatakan bencana oleh fire chief, maka tindakan penanggulangan sebagai berikut :

(29)

a) Fire chief, para pejabat OPKD dan tim manajeen segera mengambil posisi di lokasi kejadian untuk mengendalikan penanggulangan bencana.

b) Sementara regu bantuan pemadam kebakaran belum tiba di lokasi kejadian, usaha pemadaman, penyelamatan dan evakuasi tetap dilaksanakan oleh petugas yang ada di lingkungan RSPP.

c) Pada saat bersamaan semua petugas pelaksana OPKD melaksanakan upaya dan tindakan yang diperlukan sesuai tugas dan tanggung jawabnya masing – masing dengan pengawasan dan pengendalian dari para pejabat OPKD terkait di lokasi kejadian.

ii. Di luar jam kerja

1. Kebakaran kecil

a) Penemu kebakaran :

1) Padamkan kebakaran dengan menggunakan APAR. 2) Laporkan kepada posko.

2. Kebakaran besar

Petugas – petugas jaga lainnya : teknik, medis dan pekerja – pekerja yang sedang melaksanakan kerja lembur, membantu kelancaran pelaksanaan usaha penanggulangan kebakaran, setelah semua pejabat/fungsi OPKD berada di lokasi kejadian, maka operasi penanggulangan kebakaran dilaksanakn sesuai prsedur kebakaran besar dalam jam kerja.

d. Gempa bumi

1. Tetap tenang dan jangan panik.

2. Sebelum ada perintah evakuasi dari komandan lantai, tetap tinggal di tempat dan berlindung pada tempat yang aman dan terhindar dari kemungkinan kejatuhan benda – benda.

3. Bila gempa bumi berkelanjutan dan membahayakan, disaster chief menyatakan bencana.

(30)

4. Komandan gedung akan menginstruksikan kepada para komandan lantai untuk melaksanakan evakuasi penghuni lantai masing – masing secara berurutan dimulai dari lantai tertinggi hingga terendah.

5. Bagi orang yang berada di lift pada waktu terjadi gemap bumi harus segera keluar pada lantai terdekat.

6. Apabila lift mati, tetap tenang dan tekan tombol “Panggilan Darurat”. 7. Setelah kejadian gempa bumi selesai, komandan gedung, LK3, komandan

operasi teknik dan komandan operasi sekuriti melakukan pengkajian terhadap kondisi gedung dan hasilnya dilaporkan pada fire chief.

8. Bilamana dari hasil pemeriksaan kondisi gedung tidak terdapat hal – hal yang membahayakan, maka fire chief menyatakan aman (bencana berakhir).

Bahaya / Kecelakaan Biologi.

1. Risiko terinfeksi atau tertularnya virus : hepatitis/HIV-AIDS, bakteri TBC.

Bahaya Ergonomi

1. Proper Body Mechanic yang tidak benar 2. Mendorong alat-alat terapi

3. Tempat tidur yang terlalu tinggi

Bahaya Psikososial

(31)

BAB IX

PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah uji kelengkapan system layanan untuk menentukan seberapa baik layanan IRM. Sistem pengendalian mutu dapat diandalkan merupakan hal penting untuk menjadikan layanan IRM yang berkualitas. Dengan tujuan meningkatkan mutu pelayanan IRM, mengidentifikasi masalah kinerja yang tidak diketahui dari mekanisme internal.

Prosedur pengendalian mutu mencakup :

Validasi fungsi alat

● Pemeriksaan secara berkala alat-alat di IRM sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan

● Jadwal kalibrasi alat Validasia alur proses layanan

● Pelayanan rawat jalan dan rawat inap ● Melakukan assessment dan re-assesment ● Melakukan tindakan evaluasi dan reevaluasi ● Dokumentasi

Validasi sarana dan prasarana penunjang ● Kelengkapan ruangan yang memadai ● Alat-alat penunjang layanan di IRM Validasi program peningkatan mutu

● Penilaian kinerja pegawai IRM

● Kepuasan pelanggan (kuesioner dari management mutu) Validasi sertifikasi pegawai dan standar prosedur operasional (SPO)

● Kelengkapan STR (Surat Tanda Registrasi) dan SIP (Surat Izin Praktek) ● SPO IRM

Pengendalian mutu IRM antara lain: kelengkapan alat di IRM, kesiapan alur pelayanan pasien, kelengkapan formulir layanan, kelengkapan dan kelayakan sarana dan prasarana IRM, pelaksanaan proses kegiatan IRM, kelengkapan SPO yang ada, dokumentasi layanan, ketersediaan peralatan

(32)

laporan bulanan dan tahunan, kecepatan penanganan pasien IRM. Saat ini, respon time pasien kita ukur untuk pasien rawat jalan dengan satu tindakan terapi menggunakan treser.

Indikator Kinerja Unit IRM

Waktu Tunggu pelayanan di Instalasi Rehabilitasi Medik.85% pasien mendapatkan pelayanan kurang dari 30 menit.Survey kepuasan pelanggan dilakukan dengan random sampling dan dimonitor setiap bulan sekali.

Ditetapkandi : Jakarta

Pada tanggal : 01 September2016

RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA

Direktur,

Referensi

Dokumen terkait

Pelayanan Kesehatan Akupunktur Medik Umum adalah pelayanan medik akupunktur yang dilakukan oleh dokter dengan tambahan pengetahun dan keterampilan akupunktur yang

Disini mempunyai arti bahwa ada asumsi di kalangan dokter-dokter RS Mitra Keluarga Tegal apabila dalam pelaksanaan perintah/ instruksi dokter spesialis kepada

(dokter) yang tidak melakukan pekerjaannya sesuai dengan standar profesi kedokteran dan tidak sesuai dengan prosedur tindakan medik, dikatakan telah melakukan

(e) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan, pemasangan, dan pemeliharaan sistem ventilasi alami dan mekanik/buatan pada bangunan ruang rehabilitasi

e. Tindakan Dokter Spesialis Rehab Medik 1) Pemakaian Alat Rehab Medik 2) Tindakan Dengan Dokter 3) Tindakan Tanpa Dokter.. Per Orang/Hari Per Orang/Hari

selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam persyaratan Rumah Sakit Hewan, harus memiliki tenaga medik veteriner spesialis yang diperlukan sesuai

1) Dipimpin oleh seorang Dokter Gigi Umum atau Dokter Gigi Spesialis yang mempunyai Surat Izin Dokter Spesialis Gigi sebagai penanggung jawab. 2) Dilaksanakan oleh beberapa

BAB IV TATA LAKSANAKAN PELAYANAN Berdasarkan Permenkes No 755 tentang Penyelenggaraan Komite Medik, tugas Komite Medik adalah melakukan kredensial, meningkatkan mutu profesi, dan